Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
Senyawa kimia formaldehyde (disebut juga metanal) merupakan aldehida dengan rumus
kimia H2CO, yang berbentuk gas atau cair yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane.
Formaldehida awalnya disintesis oleh ahli kimia Rusia Aleksander Butlerov tahun 1859,
kemudian di identifikasi oleh Hoffman tahun 1867.
Formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon.
Terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam
atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana
dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga
dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia. Pada umumnya,
formaldehida terbentuk akibat reaksi oksidasi katalitik pada metanol. Oleh sebab itu,
formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon.
Sejarah formaldehida, sebagai reagen industri dan laboratorium sering dipakai. Bentuk
pengawet formaldehida yang kebetulan ditemukan Ferdinand Blum selama masa studinya
formalin sebagai desinfektan pada akhir abad 19. Formalin sebagai cairan sering dipakai di
laboratorium patologi anatomis dan dalam pembalseman pada

abad ke

20

. Praktek

laboratorium dipakai formalin 10% atau 4% formaldehida larutan air. Banyak dekade, fiksasi
spesimen jaringan dalam formalin 10% (3,7 formaldehida%) menjabat sebagai prosedur unggul
untuk pengawetan jaringan morfologi di klinik dan laboratorium. Sayangnya, pengawet formalin
mempersulit karakterisasi spesimen oleh modern teknik biologi molekular yang digunakan untuk
memperkuat dan memperluas histologi tradisional. Formaldehid adalah bahan pengawet yang
1

mencegah pembusukan, cara kerjanya dengan denaturasi protein sehingga bukan untuk memberi
nutrisi pada bakteri tetapi membunuh bakteri pada mayat.

Pada laboratorium histopatologi

spesimen mayor besar adalah pengawet pada cairan formaldehid yang mengandung sodium
fosfat, sengaja dibuat untuk penyediaan buffer ( minimal perubahan pH diikuti tambahan
gabungan dari asam kuat dan basa) ke pH 7,2-7,6 dan mendekati cairan isotonis. Formaldehid
berasal dari formalin yang mengandung 37 % air dalam air (=40% air per volumel) formaldehid
dalam air. Pengawet ini akan bekerja pada pengenceran formalin sesuai dengan konsentrasi yang
diinginkan. Dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut dalam air
(biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang formalin atau formol ).
Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi dan sedikit dalam bentuk monomer H 2CO.
Umumnya, larutan ini mengandung beberapa persen methanol untuk membatasi polimerisasinya
konsentrasinya sebagai pengawet antara 10 % sampai 40%.
1.1 Permasalahan
Bagaimana pengaruh konsentrasi formalin pada sample?
Bagaimana keuntungan menggunakan formalin dalam bidang forensic?
1.2 Tujuan Penulisan Referat
Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pengawet formalin pada bidang
forensik

Tujuan Khusus
1. Mengetahui fungsi pengawetan dengan formalin
2. Mengetahui cara kerja formalin sebagai pengawet dan ketahanannya terhadap

jaringan guna pemeriksaan di bidang forensik patologik

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian formaldehid
Formaldehida merupakan aldehida dengan rumus kimia [H 2CO], yang berbentuk gas atau
cair yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh
ahli kimia Rusia Aleksander Butlerov tahun 1859, kemudian di identifikasi oleh Hoffman tahun
1867[1].Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam
formalin terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol
hingga 15 persen sebagai pengawet. Formalin dikenal sebagai bahan pembunuh hama
(desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri.[1].
Formaldehid memiliki kecenderungan alami akan teroksidasi,menghasilkan upaya
penurunan asam format. Proses oksidasi terjadi cukup mudah dengan adanya oksigen atmosfer,
tetapi sejumlah asam formiat bisa dihasilkan dalam formaldehid komersil sebagai hasil
penyimpanan pada proses pembuatan.[4] Diketahui jumlah asam format mungkin ada dalam
komersial,formaldehida sebagai akibat penyimpanan atau dari pabrikanturing proses. Sebuah
gejala masalah dalam pembentukan dari "pigmen formalin".[4] Ketika spesimen jaringan kaya
darah diawetkan dalam larutan formalin dengan kelebihan asam format, pigmen halus dibagi
presipitat dalam jaringan.pigmen ini mungkin turunan dari hematin dan terbentuk ketika pH
berada di bawah 6,0 dalam larutan pengawet.[4]

Nama lain formalin :[1]


- Formol - Methylene aldehyde Paraforin - Morbicid - Oxomethane Polyoxymethylene glycols - Methanal - Formoform Superlysoform - Formic
aldehyde - Formalith Tetraoxymethylene - Methyl oxide - Karsan Trioxane Oxymethylene - Methylene glycol

2.2 Farmakokinetik dan farmakodinamik


2.2.1 Farmakokinetik larutan formaldehid
Pada

umumnya,

formaldehida

terbentuk

akibat

reaksi oksidasi katalitik

pada metanol.Katalisator yang paling sering dipakai adalah logam perak atau campuran oksida
besi dan molibdenum serta vanadium oksida. Oleh sebab itu, formaldehida bisa dihasilkan dari
pembakaran bahan yang mengandung karbon.[1],
2 CH3OH + O2 2 H2CO + 2 H2O.
Katalis yang menggunakan perak biasanya dijalankan dalam temperatur yang lebih
tinggi, kira-kira 650 C. dalam keadaan ini, akan ada dua reaksi kimia sekaligus yang
menghasilkan formaldehida: satu seperti yang di atas, sedangkan satu lagi adalah reaksi
dehidrogenasi[1]
CH3OH H2CO + H2.
Bila formaldehida ini dioksidasi kembali, akan menghasilkan asam format yang sering
ada dalam larutan formaldehida dalam kadar ppm.Di dalam skala yang lebih kecil, formalin bisa

juga dihasilkan dari konversi etanol, yang secara komersial tidak menguntungkan. Dalam
atmosfer bumi,

formaldehida

dihasilkan

dari

aksi

cahaya matahari dan oksigen terhadap

metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehid dihasilkan sebagai metabolit
pada kebanyakan organisme termasuk manusia.[1]. Dalam sistem oksida besi yang lebih sering
dipakai (proses Formox), reaksi metanol dan oksigen terjadi pada 250 C dan menghasilkan
formaldehida, berdasarkan persamaan kimia.[1]
2.3. Sifat-sifat larutan formaldehid
Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut
dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang 'formalin' atau
'formol' ). Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi dan sedikit sekali yang ada dalam
bentuk monomer H2CO.Umumnya, larutan ini mengandung beberapa persen metanol untuk
membatasi polimerisasinya.Formalin adalah larutan formaldehida dalam air, dengan kadar antara
10%-40%.[1]
Meskipun formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida,
senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya. Formaldehida merupakan elektrofil, bisa
dipakai dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik dan sanyawa aromatik serta bisa mengalami
reaksi adisi elektrofilik dan alkena. Dalam keberadaan katalis basa, formaldehida bisa
mengalami reaksi Cannizzaro, menghasilkan asam format dan metanol.[1]
Formaldehida bisa membentuk trimer siklik, 1,3,5-trioksana atau polimer linier
polioksimetilena. Formasi zat ini menjadikan sifat-sifat gas formaldehida berbeda dari sifat gas
ideal, terutama pada tekanan tinggi atau udara dingin. Formaldehida bisa dioksidasi oleh oksigen

atmosfer menjadi asam format, karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi
supaya tidak kemasukan udara[1]
Penyusutan Sel dalam Jaringan
Mengukur penyusutan sel dalam jaringan ditentukan oleh banyak variabel , Ketika hati
diawetkan pada suhu kamar dan jumlah luas per unit inti digunakan sebagai indeks penyusutan.[4]
Penyusutan Jaringan oleh Formaldehida
Saat jaringan diawetkan dalam larutan formaldehida 1,3 M selama 24 jam di bawah
pengamatan dengan ukuran l x l x 8 cm dari hati tikus menyusut panjangnya hanya sekitar 3%
pada suhu ruang. Pada 37 C jumlah penyusutan dari kedua seluruh hati dan ginjal tikus begitu
kecil sehingga tidak dapat diukur.[4]
Konsentrasi Formaldehida
Pengaruh berbagai konsentrasi dalam mempersiapkan larutan formaldehida dapat diukur
dengan beberapa kriteria. Sebuah metode langsung adalah untuk mengukur perubahan volume
dalam jaringan. Metode yang lebih bermanfaat untuk penggunaan histomorphometric adalah
untuk menentukan jumlah sel per unit jaringan dengan menghitung inti dan untuk menentukan
perubahan yang terjadi di daerah inti sel. Perubahan ekstrim yang terjadi di jaringan yang
diawetkan dalam formalin 40% mungkin karena jumlah asam format dan / atau metanol. Lebih
dari 10 kali lipat kisaran,variasi jumlah formaldehida dalam larutan pengawet memiliki pengaruh
yang kecil pada ukuran inti, yang tampaknya paling resisten terhadap perubahan dalam

pengawetan, dan hanya ada sedikit efek pada volume sitoplasma yang diukur dengan luas per
unit inti.[4]
Protein
Formaldehid menyebabkan protein terjadinya ikatan silang dalam sebuah jaringan ikat,
menstabilkan massa protein dan melestarikan morfologi. Baker menunjukkan bahwa meskipun
itu adalah agen pereduksi kuat namun pengawetan terjadi oleh reaksi oksidatif yang membentuk
jembatan metilen antara kelompok sisi amino lisin dan glutamin pada rantai protein yang
berbeda.Dalam diagram metilena jembatan berwarna merah.[3]

Formaldehida

Nama IUPAC[sembunyikan]
Metanal
Nama lain[sembunyikan]
formol, metil aldehida, oksida metilena
Identifikasi

[50-00-0]
LP8925000
C=O

Sifat
CH2O1
30,03gmol1
gas tak berwarna
1kgm3, gas

Sumber gambar dari http://id.wikipedia.org/wiki/Formaldehida

Karbohidrat
Tidak ada reaksi kimia tertentu dengan karbohidrat yang akan mengawetkannya,
meskipun bagian protein dari glikoprotein akan diawetkan, tentu saja. Reaksi silang yang terjadi
pada formaldehida berpengaruh untuk mengikat glikogen, meskipun tetap tidak bisa diawetkan.
Hal ini cukup efektif saat ini, meskipun tidak seefektif asam pikrat.Karbohidrat sederhana tidak
terpengaruh.[3]
Lipid
Umumnya, trigliserida juga tetap tidak bisa diawetkan.Bagian protein dari lipoprotein mungkin
bisa diawetkan, dan ini juga mungkin tidak bisa diekstraksi dengan pelarut.[3]

2.4. Pemakaian larutan formaldehid


Formaldehida dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga sering
digunakan sebagai desinfektan dan juga sebagai bahan pengawet. Sebagai disinfektan, Formalin
dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal, gudang dan pakaian. Formaldehida juga dipakai
sebagai pengawet dalam vaksinasi.Dalam bidang medis, larutan formaldehida dipakai untuk
mengeringkan kulit, misalnya mengangkat kutil. Larutan dari formaldehida sering dipakai dalam
membalsem untuk mematikan bakteri serta untuk sementara mengawetkan bangkai.[1]
Dalam industri, formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi polimer dan rupa-rupa
bahan kimia.Kalau digabungkan dengan fenol, urea, atau melamin, formaldehida menghasilkan
resin termoset yang keras. Resin ini dipakai untuk lem permanen, misalnya yang dipakai untuk
kayulapis/tripleks atau karpet. Juga dalam bentuk busa-nya sebagai insulasi. Produksi resin
formaldehida menghabiskan lebih dari setengahnya dari produksi formaldehida.[1]
Untuk mensintesa bahan-bahan kimia, formaldehida misalnya dipakai untuk produksi
alkohol polifungsional seperti pentaeritritol, yang dipakai untuk membuat cat bahan peledak.
Turunan formaldehida yang lain adalah metilen difenil diisosianat, komponen penting dalam cat
dan busa poliuretan, serta heksametilen tetramina, yang dipakai dalam resin fenol-formaldehida
untuk membuat RDX (bahan peledak).[1]
Sebagai formalin, larutan senyawa kimia ini sering digunakan sebagai insektisida, serta
bahan baku pabrik-pabrik resin plastik dan bahan peledak.[7]

10

Kegunaan lain :[7]


Pengawet mayat
Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya.
Bahan pembuatan sutra sintetis, zat pewarna, cermin, kaca
Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia Fotografi.
Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
Bahan untuk pembuatan produk parfum.
Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku.
Pencegah korosi untuk sumur minyak
Dalam konsentrat yang sangat kecil (kurang dari 1%), Formalin digunakan sebagai
pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih barang rumah tangga,
cairan pencuci piring, pelembut kulit, perawatan sepatu, shampoo mobil, lilin, dan
pembersih karpet.[1]

2.5. Pemakaian larutan formaldehida berdasaran konsentrasi


Praktek

laboratorium dipakai

formalin 10%atau 4% formaldehida larutan air.Pada

beberapa dekade, fiksasi spesimen jaringan dalam formalin 10% (3,7 formaldehida%) menjabat
sebagai prosedur unggul untuk pengawetan jaringan morfologi di klinik dan laboratorium.[6]

11

Konsentrasi formalin 10 %
Larutan formalin merupakan cairan fiksasi yang paling umum digunakan.Larutan
formalin yang digunakan adalah formalin 10%. Formula yang digunakan adalah :[2]
Formalin (Formaldehida 40%)..................................................... 10 ml
Air .............................................................................................. 90 ml
Penggunaan formalin 10 % untuk mengawetkan laboratorium rutin histologi dijumpai

pada banyak laboratorium. Formalin beroksidasi pada konsentrasi 10% untuk pengawetan
jaringan dan larutan ini akan mulai menurunkan pH meskipun buffer.Dianjurkan 10 % larutan
buffer formalin digunakan tidak lebih dari 3 bulan setelah dicampur, jernih dan tidak berwarna.
Cara kerja Buffer formalin 10 % memperlambat peningkatan konsentrasi methanol( sebuah
produk formaldehid) Methanol menyebabkan penggumpalan protein,dari reaksi silang yang
menghasilkan formaldehyde.[2]
Larutan buffer membantu memperlambat proses asidifikasi. Satu liter botol seharga
hampir 20-25%.Penyimpanan jaringan pada ruang bertemperatur.Beberapa laboratorium
bertanya tentang pemakaian buffer 10 % formalin. Kecuali ada alasan khusus untuk pilihan ini
kami tidak merekomendasikan sampai pengawet dengan segera menjadi asam.Penyimpanan
jaringan pada pengawet untuk beberapa waktu harus segera dihentikan.[2]
Larutan dalam formalin 10% yang sering digunakan adalah.[6]
Formalin Solution (10%, unbuffered):
Formaldehyde (37-40%) ------------- ----10 ml
Distilled water --------------------------- 90 ml
Mix well.
12

Formalin Solution (20%, unbuffered):


Formaldehyde (37-40%) ----------------- 20 ml
Distilled water --------------------------- 80 ml
Mix well.
Formalin Solution (10%, buffered neutral):
Formaldehyde (37-40%) ----------------- 100 ml
Distilled water --------------------------- 900 ml
NaH2PO4 ---------------------------------- 4.0 g
Na2HPO4 (anhydrous) ------------------- 6.5 g
Mix to dissolve.
Formalin Solution (20%, buffered neutral):
Formaldehyde (37-40%) ---------------- 200 ml
Distilled water -------------------------- 800 ml
NaH2PO4 --------------------------------- 4.0 g
Na2HPO4 (anhydrous) ------------------ 6.5 g
Mix to dissolve.

Konsentrasi 20 % Formalin
Jarang digunakan pada pengawetan formalin.
20% neutral formalin dimaksudkan sebagai tujuan umum mengawetkan semua jaringan
yang akan diperiksa dengan mikroskop cahaya. Formalin 20% ini sering digunakan untuk
jaringan yang akan dibedah dan specimen nekropsi, dan merupakan pengawet yang bagus
untuk mengawetkan jaringan otak[5]

Konsentrasi 40%

Formaldehid optimal disimpan pada ruang bertemperatur dingin mendorong adanya formasi
dari trioksimetilen dengan hasil presipitasi putih.Tidak ada umur pasti untuk daya tahan
13

formaldehid ini. Formaldehid seharusnya disimpan ruang tertutup rapat, sejak pajanan terhadap
udara merangsang oksidasi dari formaldehid ke asam formiat (37% formaldehid sering dikirim
dengan 10-15% methanol yang menghambat perubahan ini.Penggunaan 37 % tidak disarankan
untuk jaringan mikroskop electron. Pilihan terbaik menggunakan grade yang lebih tinggi
methanol bebas formaldehid atau larutan segar terbuat dari paraformaldehid.[2]
Pada umumnya cara kerja dari formaldehid yaitu menarik air sehingga pada jaringan atau
organ yang hendak dijadikan sampel akan berkurang konsentrasi air sehingga jaringan cenderung
menjadi kering.[6]
2.6.Kelebihan larutan fiksatif formalin
Prinsip prinsip Fiksasi[8]
-

Untuk mempertahankan struktur sel sehingga menjadi stabil secara fisik dan kimiawi dan
mencegah terjadi dialysis atau pembengkakan pada rupture.

Pengawetan bekerja untuk memberhentikan biomolekul intrinsik biasanya enzim


proteolitik yang sering merusak sample

Melindungi sampel dari kerusakan ekstrinsik. Beracun untuk mikroorganisme yang ada
dijaringan sampel atau koloni yang hendak diawetkan.

Mengubah sel atau jaringan pada tingkat molekul untuk meningkatkan mekanik dan
stabilitas untuk mengawetkan bentuk dan struktur dari sampel

Kelebihan larutan fiksatif larutan formalin [6]


a. merupakan cairan pengawet umum;

14

b. pH mendekati netral;
c. pigmen formalin (acid formaldehyde haematin) tidak terbentuk. Pembentukan pigmen
formalin akan terjadi bila terdapat interaksi antara larutan formalin ber-pH asam dengan
hemoglobin atau produknya. Pigmen formalin sering dijumpai pada organ yang
mengandung banyak darah seperti hati, limpa, dan sumsum tulang.Pigmen formalin dapat
dihilangkan dengan perlakuan asam pikrat-alkohol atau larutan alkohol 1% dalam
natrium hidroksida (NaOH) saat rehidrasi irisan jaringan.
Larutan Asam Pikrat-Alkohol (rendam selama - 2 jam) [6]
Larutan asam pikrat jenuh dalam alkohol 70%....................................85 ml
Alkohol 70%.........................................................................................15 ml
d. Potongan jaringan dapat ditinggalkan di dalam cairan formal-saline untuk jangka
waktu lama (dapat sampai 1 tahun) tanpa ada perubahan yang berarti;
e. Bila diperlukan, jaringan yang direndam dalam cairan fiksatif ini dapat diambil dan
dimasukkan ke dalam cairan fiksatif lain.
2.7.Kekurangan larutan fiksatif formalin
Kekurangan daripada larutan fiksatif

[6]

a. Jaringan yang difiksasi dengan cara rendam memerlukan waktu sedikitnya 24 jam baru dapat
diproses.
b. Terjadi pengerutan pada jaringan. Pengerutan ini tidak disebabkan fiksatif formalin (yang
menimbulkan sedikit pembengkakan) namun oleh alkohol dalam proses dehidrasi.
15

c. Formaline-saline menjadi asam saat disimpan lama karena formaldehida teroksidasi menjadi
asam format. Jaringan yang disimpan beberapa bulan sering gagal menghasilkan pewarnaan yang
baik.[6]
2.8 Rekomendasi untuk Pengawetan specimen yang optimal
Jaringan harus cepat dimasukkan kedalam pengawet setelah diambil. Pengawet
sedikitnya 20 x volume jaringan, dan pengawet harus diganti setelah 1 jam pertama pengawetan.
[2]

Jaringan harus dipotong setipis mungkin, yaitu ketebalannya tidak lebih dari 4-5 mm
( penetrasi formalin lambat, kira-kira 0,5mm/jam ). Jika jaringan atau organ memiliki capsul
yang tebal seperti ginjal, kita harus perhatikan bahwa pengawetan itu tidak akan cepat menembus
kapsul itu. Sampel yang terlalu tebal dapat menghasilkan pengawetan yang berlebih pada bagian
luar sedangkan sangat kurang pada bagian dalam, yang menyebabkan masalah pada interpretasi
seperti adanya artefak. [2]
Pengawetan harus dalam temperature suhu kamar, karena penetrasi formalin
dihubungkan dengan temperature larutan itu. Formalin harus di kocok dengan lembut sebelum
digunakan untuk menghindari konsentrasi pada dinding botol.[2]
Waktu pengawetan tergantung pada ketebalan dari jaringan.[2]

Jaringan atau organ harus ditetapkan (tergantung dengan ukuran mereka) selama 2 jam
hingga maksimum 24 jam. Setelah jaringan dapat disimpan untuk menyingkat periode
waktu ( terutama tidak lebih dari 3 hari ) dalam etanol 70%. Penyimpanan yang lama
dalam larutan eter dapat menyebabkan jaringan menjadi terlalu keras.
BAB III
16

KESIMPULAN
Formalin adalah salah satu larutan yang sering digunakan untuk pengawetan
sampel. Konsentrasi yang sering digunakan pada laboratorium adalah konsentrasi 10%.
Konsentrasi yang paling optimal bekerja pada jaringan sampel adalah konsentrasi
40% .Bagaimanapun formalin memiliki keunggulan dan kelemahan. Formalin tidak dapat
digunakan pada pemeriksaan DNA karena akan merusakkan substansi daripada DNA
yang hendak dilakukan pemeriksaan. Untuk itu akhir akhir ini banyak formalin yang
dikombinasikan untuk mendapatkan kerja formalin yang ideal.
Formaldehida mempunyai sejarah yang panjang dan bermanfaat dalam
mengawetkan jaringan. Namun, ada beberapa aspek dari kimia dan efek dari formaldehid
yang sulit dijelaskan dalam penggunaanya sejak 90 tahun digunakan. Keunikan dari
formaldehida adalah waktu terbentuknya ikatan kovalen di larutan dengan di jaringan
relatif lambat. Hasil dari percobaan menjelaskan sebagai berikut :
a) Asam format, merupakan hasil oksidasi spontan dari cairan formaldehida,

memunyai sedikit efek yang menyebabkan terbentuknya formalin pigment di


jaringan yang kaya akan darah,
b) Cairan dari larutan formaldehida pada konsentrasi yang umum digunakan dapat
menyebabkan perubahan pada membran sel dan mitokondria. Dimana perubahan
ini dapat disebabkan karena adanya metilen glikol atau adanya mekanisme lain
yang masih belum jelas.
c) Penyusutan jaringan terjadi minimal pada pengawetan dengan menggunakan
formaldehid, namun dapat timbul sebagai manifestasi lanjut dari proses jaringan.

17

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Formaldehida diakses dari www.wikipedia.com/formaldehida.

2.

http://swehsc.pharmacy.arizona.edu/exppath/resources/formaldehyde.php
18

3. http://stainsfile.info/StainsFile/prepare/fix/agents/formalin.htm
4. CECIL H. FOX, DKK, Laboratory of Pathology (C.H.F.) and Laboratory of Experimental Carcinogenesis
(P.P.R.), National Cancer Institute, Bethesda, (Maryland), 20205 and Department of Chemical Pathology (F.B.J.) and
Division of Toxicology (J.W.), Department of Forensic Sciences, Armed Forces Institute of Pathology, Washington,
D.C. 20306, Received for publication February 13, 1985; accepted March 14, 1985

5. http://www.statlab.com/product/formalin-20-neutral-buffered

6. http://histologi.usu.ac.id/files/PENUNTUN%20PRAKTIKUM%20HISTOTEKNIK
%20BIOMEDIK.pdf
7. http://deajoerachmasari.blogspot.com/2008/03/tugas-hasil-diskusi-formalinsemester.html

8. http://www.ihcworld.com/_protocols/histology/fixatives.htm

19

Anda mungkin juga menyukai