ABSTRAK
Kratom (Mitragyna speciosa) adalah tanaman asli yang tumbuh di Asia Tenggara.
Penelitian ini bertujuan mengkaji aktivitas diuretik daun ekstrak kratom pada tikus jantan.
Pengujian diuretik dilakukan dengan menggunakan metode Cumming. Urin yang
dihasilkan selama 24 jam setelah perlakuan ditampung. Hasil penelitian menunjukkan
volume urin yang dihasilkan pada perlakuan pemberian ekstrak daun kratom dosis 0,5 mg/
20 g bobot badan, lebih besar dibandingkan dengan pemberian aquades 0,14 ml/ 20 g bobot
badan atau uresix dosis 0,1 mg/ 20 g bobot badan). Namun perbedaan ini tidak terlalu
signifikan karena dapat dilihat bahwa perbedaan volume dan pH urin yang dihasilkan
ekstrak berselisih tipis tidak melebihi taraf signifikansi 0,05. Dapat disimpulkan bahwa
pemberian ekstrak daun kratom pemberian ekstra daun kratom tidak mempengaruhi volume
dan pH urin yang dihasilkan. Namun masih diperlukan percobaan lebih lanjut untuk
mengetahui mekanisme kerjanya.
ABSTRACT
Kratom (Mitragyna speciosa) is a native plant that grows in Southeast Asia. This study aims
to assess the diuretic activity kratom leaf extract in male rats. Testing conducted using
diuretics Cumming. The resulting urine for 24 hours after treatment accommodated. The
results showed the volume of urine produced in the treatment of kratom leaf extract dosage
of 0.5 mg / 20 g body weight, greater than that of distilled water 0.14 ml / 20 g of body
weight or uresix dose of 0.1 mg / 20 g weight body). But the difference is not very
significant because it can be seen that the difference in volume and pH of urine produced
extract thin dispute does not exceed 0.05 significance level. It can be concluded that the
administration of kratom leaf extract kratom leaves extra provision does not affect the
volume and pH of urine produced. However, further experiments are needed to determine
the mechanism of action.
Keywords: Mitragyna speciosa, volume, pH
PENDAHULUAN
merujuk
kepada
famili
rawa,
dan
merupakan
banyak
secara
liar
di
Thailand,Malaysia(;Sergey,2011),
Indonesia dan Papua Nugini dan yang
biasanya dibudidayakan ialah daunnya.
Daun tanaman ini biasa disajikan dalam
bentuk minuman, dikonsumsi langsung
ketika baru dipetik,atau disulut menjadi
rokok ketika kering. Di Thailand MS
biasa disebut Kratom sementara di
(Kronstrand,2011).
Daun
seperti
opium
(;Moklas,2008;Kronstrand,2011)dan
kokain untuk melawan demam dan
meningkatkan toleransi untuk pekerjaan
berat (Moklas,2008).
berkembang
dipelihara
fisiologisnya
biak,
mudah
terkarakteristik
dengan
baik(Akbar,2010).
akan
melakukan
ultrafiltrasi,
Hewan
coba
yang
digunakan
mencit(Mus musculus)
berkisar
urin.
antara
22-29
jantan strain
g.
Sebelum
dengan
cara
EKSTRAKSI
penimbangan
bobot badan.
Daun
kratom
diambil
dari
tersebut
diberikan
selama
dari
pemberian
uji)
sediaan
setelah
dilakukan
Daun
dibersihkan
kecil
yang
dipotong-potong
lalu
matahari.
kratom
di
jemur
Daun
sudah
menjadi
dibawah
kratom
yang
sinar
telah
dan
dilakukan
dikering-anginkan.
kembali
dengan
Berdasarkan
Turner
dalam
ANALISIS DATA
A,B,C
berdasarkan
macam
sediaan yang akan diberikan. Masingmasing kelompok terdiri dari tiga ekor
mencit. Kelompok A diberikan akuades
oral
sebagai
kontrol
negatif,
Sebelum
dilakukan
percobaan,
hasil
percobaan
yang
lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
melebihi
taraf
Demikian
pula
gambaran
urin
yang
perbedaan
ini
tidak
terlalu
signifikansi
volume
urin
0,05.
yang
terdapat
beda
nyata
antara
dengan
perlakuan
Hasil
Volume Urin (urin)
pH Urin
(ml)
A1
0,17
0,1
5
akuades A2
0,2
0,1
5
A3
0,18
0,1
5
Ekstrak
B1
0,13
0,3
6
B2
0,13
0,3
6
Daun
B3
0,15
0,5
6
Kratom
C1
0,16
0,1
5
Uresix
C2
0,17
0,2
5
C3
0,18
0,3
5
Tabel 1. Volume dan kadar pH urin mencit jantan strain Balb/C diberi aquades dosis 0,14
ml/ 20 g BB, diberi ekstrak etanol daun kratom 0,5 mg/ 20 g BB dan diberi uresix dosis 0,1
mg/ 20 g bobot badan
Kontrol
Kelompo
k
Dosis Cekok
(ml)
mengandung
dua
komponen
mitragynine
mitragynine
ini
Senyawa
memiliki
kimia
efektifitas
sebagai
opioid,sementara
pengganti
itu
7-
Jansen
(1988)
senyawa
berperan
sebagai
lebih
Berdasarkan
diketahui
bahwa
dihasilkan
dari
hasil
volume
percobaan
urin
pemberian
yang
aquades
0,1
ml
dengan
pemberian
pH
ekstrak
5.
daun
bobot
sebanyak
badan
0,37
menghasilkan
ml
dengan
pH
urin
6.
dalam
yang
mengandung
senyawa
urin
dengan
filtrat
glomerulus.
sekresi ion H+
Proses
dimulai dengan
di bawah
cara
pengaruh enzim karbonat anhidrase
dari
Lengkungan
Henle,
jumlah
kemudian
yang
berlebihan
dapat
disekresikan
dengan
elektrolit.(Pafici,2013).
tubulus
Derajat
keasaman
ginjal
Guyton,1997).
(pH)
tidak
dengan
pengaturan
keseimbangan
berpengaruh
nyata
terhadap
cairan
ion
H+
meningkatkan
dalam
dengan
menurunkan
daun
CO2,
kadar
anhidrase
K+,
dan
kadar
karbonat
kadar
hormon
kratom
masih
memerlukan
percobaan-percobaan
yang
aldosteron.
percobaan
selisih
sehingga
volume
memiliki
percobaan
lebih
lanjut.
S.Si,
M.Si
yang
telah
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,Kamarudin,Aziz,Zoriah.2011.
Mitragyna speciosa use in the
northern states of Malaysia: A
cross-sectional study. Journal of
Ethnopharmacology 141, 446450
Akbar,Budhi. 2010. Tumbuhan dengan
Kandungan Senyawa aktif yang
Berpotensi sebagai Bahan
Antifertilitas. Buku Jurnal.
Adabia Press: Jakarta
Daniels,Jace A. 2015. Mitragyna
speciosa: An Analytical Study.
Thesis. Brimingham,Alabama
Ganong, W. F. 1998. Fisiologi
Kedokteran. Edisi XVI.
Penerjemah: Widjajakusuma,
M.D. Jakarta: EGC.
Grewal. K.S. (1932a) Observations on the
pharmacology of mitragynine.
The Journal of
Guyton, A. C. 1997. Fisiologi Manusia
dan Mekanisme Penyakit III.
Penerjemah: Andrianto, P.
Jakarta: EGC
Jansen, Karl L.R.,Prast, Colin J. 1988.
Ethnopharmacology Of Kratom
and The Mitragyna Alkaloids.
Journal of
Ethnopharmacology,115-119
Kronstrand,Robert, Roman,Markus,
Thelander,Gunila and
Eriksson,Anders. 2011.
Unintentional Fatal Intoxications
with Mitragynine and O-