Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH EKSTRAK DAUN KRATOM (Mitragyna speciosa)

TERHADAP SISTEM URINARIA PADA MENCIT (Mus musculus)


The Effect Of Extract Kratom Leafs (Mitragyna Speciosa) On Urinary System Of
Mice (Mus Musculus)
Alexander Sardi
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Tanjungpura, Pontianak
E-mail : alexjackmahruf@gmail.com

ABSTRAK
Kratom (Mitragyna speciosa) adalah tanaman asli yang tumbuh di Asia Tenggara.
Penelitian ini bertujuan mengkaji aktivitas diuretik daun ekstrak kratom pada tikus jantan.
Pengujian diuretik dilakukan dengan menggunakan metode Cumming. Urin yang
dihasilkan selama 24 jam setelah perlakuan ditampung. Hasil penelitian menunjukkan
volume urin yang dihasilkan pada perlakuan pemberian ekstrak daun kratom dosis 0,5 mg/
20 g bobot badan, lebih besar dibandingkan dengan pemberian aquades 0,14 ml/ 20 g bobot
badan atau uresix dosis 0,1 mg/ 20 g bobot badan). Namun perbedaan ini tidak terlalu
signifikan karena dapat dilihat bahwa perbedaan volume dan pH urin yang dihasilkan
ekstrak berselisih tipis tidak melebihi taraf signifikansi 0,05. Dapat disimpulkan bahwa
pemberian ekstrak daun kratom pemberian ekstra daun kratom tidak mempengaruhi volume
dan pH urin yang dihasilkan. Namun masih diperlukan percobaan lebih lanjut untuk
mengetahui mekanisme kerjanya.

Kata kunci : Mitragyna speciosa,volume,pH

ABSTRACT
Kratom (Mitragyna speciosa) is a native plant that grows in Southeast Asia. This study aims
to assess the diuretic activity kratom leaf extract in male rats. Testing conducted using
diuretics Cumming. The resulting urine for 24 hours after treatment accommodated. The
results showed the volume of urine produced in the treatment of kratom leaf extract dosage
of 0.5 mg / 20 g body weight, greater than that of distilled water 0.14 ml / 20 g of body
weight or uresix dose of 0.1 mg / 20 g weight body). But the difference is not very

significant because it can be seen that the difference in volume and pH of urine produced
extract thin dispute does not exceed 0.05 significance level. It can be concluded that the
administration of kratom leaf extract kratom leaves extra provision does not affect the
volume and pH of urine produced. However, further experiments are needed to determine
the mechanism of action.
Keywords: Mitragyna speciosa, volume, pH

PENDAHULUAN

Malaysia dikenal sebagai Biak-biak


atau Ketum. Dewasa ini, lebih dari 40

Menurut Shellard (1974) dalam


Kamarudin et al. (2012) Mitragyna
speciosa

merujuk

kepada

famili

Rubiaceae,tumbuh dengan baik pada


lingkungan

rawa,

dan

merupakan

tanaman asli yang tumbuh di negara yang


terletak di Asia Tenggara. Tanaman ini
tumbuh

banyak

secara

liar

di

Thailand,Malaysia(;Sergey,2011),
Indonesia dan Papua Nugini dan yang
biasanya dibudidayakan ialah daunnya.
Daun tanaman ini biasa disajikan dalam
bentuk minuman, dikonsumsi langsung
ketika baru dipetik,atau disulut menjadi
rokok ketika kering. Di Thailand MS
biasa disebut Kratom sementara di

senyawa Alkaloid teridentifikasi dalam


MS. Meskipun lebih dari 25 senyawa
alkaloid yang berbeda telah teridentifikasi
dari tanaman ini,unsur utama nya ialah
mitragynine,dimana yang bertanggung
jawab memberikan efek opioid melalui
mu-reseptor

(Kronstrand,2011).

Daun

tanaman ini digunakan oleh penduduk


Asia Tenggara sebagai pemberi efek
stimulan

seperti

opium

(;Moklas,2008;Kronstrand,2011)dan
kokain untuk melawan demam dan
meningkatkan toleransi untuk pekerjaan
berat (Moklas,2008).

Mencit(Mus musculus) termasuk

Percobaan kali ini bertujuan untuk

mamalia pengerat (rodensia) yang cepat

menguji pengaruh dari ekstrak daun

berkembang

dipelihara

kratom (Mitragyna speciosa) terhadap

dalam jumlah banyak, variasi genetiknya

volume dan pH urin mengingat bahwa

cukup besar serta sifat anatomisnya dan

belum banyak kajian mengenai pengaruh

fisiologisnya

ekstrak daun kratom terhadap diuretik.

biak,

mudah

terkarakteristik

dengan

baik(Akbar,2010).

MATERI DAN METODE

Menurut Maxie (1985) dalam


Soeksmanto (2006) Ginjal tersusun dari
beberapa juta unit fungsional (nefron)
yang

akan

melakukan

ultrafiltrasi,

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium


Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Univesitas
Tanjungpura, Pontianak.

reabsorpsi dan ekskresi. Dalam ke tiga


proses tersebut yang merupakan hasil dari
HEWAN COBA

ketiga proses tersebut disebut sebagai


urin. Pembentukan urin dipengaruhi oleh

Hewan

coba

yang

digunakan

hormon antidiuretika (ADH). Hormon

mencit(Mus musculus)

ADH merupakan peptida yang dihasilkan

Balb/c umur 2 bulan dengan bobot badan

oleh kelenjar hipofisis posterior dimana

berkisar

yang dapat meningkatkan reabsorbsi air.

dilakukan percobaan,semua hewan coba

Aktivitas diuretik merupakan aktivitas

diaklimatisasi selama kurang lebih tujuh

berdaya kerja yang dapat meningkatkan

hari. Selama aklimatisasi hewan coba

volume urin dan mempercepat keluarnya

diberi makan dengan pakan BP 11 dan

urin.

antara

22-29

jantan strain

g.

Sebelum

minum aquades serta dilakukan kontrol


kesehatan

dengan

cara

EKSTRAKSI

penimbangan

bobot badan.

Daun

kratom

diambil

dari

kawasan hutan Desa Nanga Nyabau

Hewan coba dibagi menjadi tiga

Kecamatan Putussibau Utara Kabupaten

kelompok uji(A,B dan C) masing-masing

Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat.

terdiri dari tiga ekor. Sebelum dilakukan


percobaan hewan coba dipuasakan selama
18 jam. Kelompok A (A1,A2 dan
A3,kontrol negatif) diberi akuades dengan
dosis 0,14 ml/ 20 g bobot badan,
kelompok B (B1,B2 dan B3,diberikan
ekstrak daun kratom dosis 0,5 mg / 20 g
bobot badan), dan kelompok C (C1,C2
dan C3, kontrol positif diberikan uresix
dosis 0,1 mg / 20 g bobot badan). Seluruh
perlakuan

tersebut

diberikan

selama

kurang lebih 22 menit. Pada 24 jam


berikutnya(terhitung

dari

pemberian

uji)

sediaan

setelah
dilakukan

pengambilan sampel urin mencit jantan.

Daun
dibersihkan
kecil

yang

dipotong-potong

lalu

matahari.

kratom

di

jemur

Daun

sudah
menjadi

dibawah

kratom

yang

sinar
telah

dipotong dalam ukuran kecil dimaserasi


menggunakan etanol 70% sebanyak 2
liter pada suhu kamar selama 72 jam.
Ekstrak disaring dan filtratnya kemudian
dikumpulkan
Maserasi

dan

dilakukan

dikering-anginkan.
kembali

dengan

menambahkan etanol 70% sebanyak 2


liter pada suhu kamar selama 72 jam.
Seluruh filtrat dikumpulkan dan diuapkan
menggunakan air yang telah dipanaskan
dengan penangas air pada suhu 55 0C.

Parameter yang diukur ialah pH urin dan


volume urin mencit jantan.

PENGUKURAN PH DAN VOLUME


URIN

Berdasarkan

Turner

dalam

ditampung selama 24 jam.

Panjaitan (2014) pengambilan sampel

ANALISIS DATA

urin dilakukan dengan menggunakan


Percobaan ini dilakukan dengan

metode Cumming. Hewan coba terlebih


dahulu dipuasakan selama 18 jam. Hewan
coba terlebih dahulu di kelompokkan
menjadi

A,B,C

berdasarkan

macam

sediaan yang akan diberikan. Masingmasing kelompok terdiri dari tiga ekor
mencit. Kelompok A diberikan akuades

menggunakan rancangan acak lengkap.


Data volume urin dan pH urin dianalisis
secara statistik dengan menggunakan
program SAS dan dilanjutkan dengan uji
Duncan New Multiple Range Test apakah
data berbeda nyata.

dengan dosis 0,14 ml/ 20 g bobot badan


per

oral

sebagai

kontrol

HASIL DAN PEMBAHASAN

negatif,

Sebelum

kelompok B diberikan ekstrak kratom


(Mitragyna speciosa) dengan dosis 0,5
mg/ 20 g bobot badan dengan dosis cekok
4 mg/ml serta kelompok C sebagai

dilakukan

percobaan,

diduga bahwa tidak terdapat pengaruh


ekstrak kratom terhadap volume dan pH
urin.
Dari

kontrol positif diberikan uresix dosis 0,1

hasil

percobaan

yang

mg/ 20 g bobot badan dan dosis cekok 1

disajikan dalam Tabel 1, dapat dilihat

mg/ml. Dosis uresix digunakan sebagai

bahwa volume urin yang dihasilkan

katalis untuk mempercepat pembentukan

dengan pemberian ekstrak daun kratom

urin. Perlakuan ini hanya diberikan satu

lebih

kali,kemudian hewan coba dimasukkan

diberikan aquades dan uresix. Selanjutnya

ke dalam kandang metabolik dan urin

dapat dilihat bahwa urin yang diberi

tinggi

dibandingkan

dengan

dengan ekstrak daun kratom memiliki pH

melebihi

taraf

yang lebih basa dibandingkan dengan pH

Demikian

pula

yang diberi akuades dan uresix.

dihasilkan dari pemberian ekstrak etanol

Hasil percobaan ini secara umum


memberikan

gambaran

urin

yang

dihasilkan dengan pemberian ekstrak


etanol daun kratom menghasilkan volume
urin lebih banyak dan pH lebih basa.
Namun

perbedaan

ini

tidak

terlalu

signifikan karena dapat dilihat bahwa


perbedaan volume dan pH urin yang
dihasilkan ekstrak berselisih tipis tidak

signifikansi
volume

urin

0,05.
yang

daun kratom berselisih relatif kecil


dengan yang diberi aquades dan uresix.
Tidak

terdapat

beda

nyata

antara

perlakuan A dengan perlakuan B dan C


dan tidak terdapat beda nyata antara
perlakuan

dengan

perlakuan

berdasarkan hasil perhitungan program


SAS menggunakan metode pengujian
Duncan New Multiple Range Test.

Hasil
Volume Urin (urin)
pH Urin
(ml)
A1
0,17
0,1
5
akuades A2
0,2
0,1
5
A3
0,18
0,1
5
Ekstrak
B1
0,13
0,3
6
B2
0,13
0,3
6
Daun
B3
0,15
0,5
6
Kratom
C1
0,16
0,1
5
Uresix
C2
0,17
0,2
5
C3
0,18
0,3
5
Tabel 1. Volume dan kadar pH urin mencit jantan strain Balb/C diberi aquades dosis 0,14
ml/ 20 g BB, diberi ekstrak etanol daun kratom 0,5 mg/ 20 g BB dan diberi uresix dosis 0,1
mg/ 20 g bobot badan
Kontrol

Kelompo
k

Dosis Cekok
(ml)

Mengacu kepada Daniels (2015)


kratom

mengandung

dua

komponen

mitragynine

mitragynine

ini

Senyawa

memiliki

kimia

efektifitas

sebesar 26% lebih efektif dibanding


morfin

sebagai

opioid,sementara

pengganti
itu

7-

hydroxymitragynine di laporkan sebesar


1,071% lebih efektif sebagai pengganti
opioid dibanding morfin. Hal ini sesuai
dengan pernyataan oleh Grewal (1932a)
dalam

Jansen

(1988)

senyawa

berperan

sebagai

stimulan dibanding sebagai penenang.

kimia utama,yaitu mitragynine dan 7hydroxymitragynine.

lebih

Berdasarkan
diketahui

bahwa

dihasilkan

dari

hasil
volume

percobaan
urin

pemberian

yang

aquades

sebagai kontrol negatif dengan dosis


sebanyak 0,14 ml/ 20 g bobot badan ialah
sebanyak
Selanjutnya

0,1

ml

dengan

pemberian

pH

ekstrak

5.
daun

kratom dengan dosis sebanyak 0,5 mg/ 20


g

bobot

sebanyak

badan
0,37

menghasilkan
ml

dengan

pH

urin
6.

Pemberian uresix ke hewan coba dengan


dosis 0,1 mg/ 20 g bobot badan

menghasilkan urin sebanyak 0,13 ml


dengan pH 5.

dalam

Penggunaan uresix sebagai kontrol positif


dimana

yang

mengandung

senyawa

furosemide berfungsi untuk mempercepat


pembentukan

konsentrasi ion bikarbonat (HCO-3) di

urin

dengan

filtrat

glomerulus.

sekresi ion H+

Proses

dimulai dengan

karbondioksida (CO2) di dalam sel


epitel tubulus dan CO2

di bawah

cara
pengaruh enzim karbonat anhidrase

meningkatkan pengiriman zat terlarut


keluar

dari

Lengkungan

Henle,

merupakan turunan sulfonamida, dan


diuretik yang paling umum digunakan

akan bergabung dengan air (H2O)


membentuk asam karbonat (H2CO3)
yang kemudian berdisosiasi menjadi

pada masa neonatus. Pemberian dalam

ion HCO-3 dan ion H+. Ion H+ ini

jumlah

kemudian

yang

berlebihan

dapat

disekresikan

dengan

menyebabkan dehidrasi dan kekurangan

transpor aktif menuju ke dalam lumen

elektrolit.(Pafici,2013).

tubulus

Derajat

keasaman

ginjal

Guyton,1997).

(pH)

Berdasarkan pada tabel 1 menunjukkan

menyatakan konsentrasi ion hidrogen

bahwa semua kelompok perlakuan

(H+) yang sebenarnya berhubungan

tidak

dengan

perubahan rerata pH urin mencit . Nilai

pengaturan

keseimbangan

berpengaruh

nyata

terhadap

cairan

pH urin mencit normal nya berkisar

tubuh. ginjal mengatur konsentrasi

antara 7,3 sampai 8 yang mengacu

asam dan basa di

ion

H+

meningkatkan

dalam

pada (Nor et al,2009) oleh Institusi


terutama
atau

dengan
menurunkan

Pertanian Bogor. Menurut Ganong

(1998) dalam Suratman dkk (2003) ,

Kandungan senyawa kimia dalam ekstrak

sekresi asam oleh ginjal dapat berubah

daun

sesuai dengan perubahan konsentrasi

percobaan lebih lanjut sehingga dengan

CO2,

kadar

anhidrase

K+,
dan

kadar

karbonat

kadar

hormon

kratom

masih

memerlukan

demikian, diharapkan ke depannya dapat


dilakukan

percobaan-percobaan

yang

dapat memberikan pencerahan berkaitan

aldosteron.

dengan pemanfaatan dan pengembangan


Berdasarkan

percobaan

selisih

antara volume urin dan pH urin terlihat

pengetahuan ekstrak daun kratom sebagai


diuretik.

tidak terlalu signifikan. Hal ini berarti


KESIMPULAN

ginjal mampu untuk menyaring dengan


baik zat-zat cekok pada ekstrak daun
kratom

sehingga

volume

memiliki

kenaikkan pada saat pemberian ekstrak


daun kratom tersebut. Pemberian ekstrak
daun kratom tidak berpengaruh nyata
terhadap penurun berat jenis urin , sebab
pada perlakuan ini disamping terjadi
peningkatan volume urin juga terjadi
peningkatan jumlah zat terlarut yang tidak
direabsorpsi oleh tubulus ginjal. Hasil
percobaan ini secara keseluruhan masih
memerlukan

percobaan

lebih

lanjut.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa


pemberian ekstra daun kratom tidak
mempengaruhi volume dan pH urin yang
dihasilkan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kami sampaikan kepada
dosen pengampu mata kuliah anatomi dan
fisiologi hewan Dr. Ruqiah Ganda Putri
Panjaitan,

S.Si,

M.Si

yang

telah

membimbing saya dalam menyelesaikan


laporan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,Kamarudin,Aziz,Zoriah.2011.
Mitragyna speciosa use in the
northern states of Malaysia: A
cross-sectional study. Journal of
Ethnopharmacology 141, 446450
Akbar,Budhi. 2010. Tumbuhan dengan
Kandungan Senyawa aktif yang
Berpotensi sebagai Bahan
Antifertilitas. Buku Jurnal.
Adabia Press: Jakarta
Daniels,Jace A. 2015. Mitragyna
speciosa: An Analytical Study.
Thesis. Brimingham,Alabama
Ganong, W. F. 1998. Fisiologi
Kedokteran. Edisi XVI.
Penerjemah: Widjajakusuma,
M.D. Jakarta: EGC.
Grewal. K.S. (1932a) Observations on the
pharmacology of mitragynine.
The Journal of
Guyton, A. C. 1997. Fisiologi Manusia
dan Mekanisme Penyakit III.
Penerjemah: Andrianto, P.
Jakarta: EGC
Jansen, Karl L.R.,Prast, Colin J. 1988.
Ethnopharmacology Of Kratom
and The Mitragyna Alkaloids.
Journal of
Ethnopharmacology,115-119
Kronstrand,Robert, Roman,Markus,
Thelander,Gunila and
Eriksson,Anders. 2011.
Unintentional Fatal Intoxications
with Mitragynine and O-

Desmethyltramadol from the


Herbal Blend Krypton. Journal of
Analytical Toxicology,Vol 35
macrocarpa) terhadap Jaringan
Ginjal Mencit (Mus musculus).
Biodiversitas. Vol 7, No. 3
Maxie, M.G., 1985. The urinary system.
In: .V.F. Jubb., P.C. Kennedy, and
N. Palmer (eds.). Pathology of
Domestic Animals. Vol. 2.
Orlando: Academic Press.
Moklas M.A.M., Nurul Raudzah A.R.,
Taufik Hidayat M., Sharida F.,
Farah Idayu N.,
Pafici,Gian Maria. 2013. Clinical
Pharmacology of Furosemide in
Neonates : A Review.
Pharmaceuticals, 1094-1129
Panjaitan,R.G.P,Bintang,Maria. 2014 .
Peningkatan Kandungan Kalium
Urin Setelah Pemberian Ekstrak
Sari Buah Belimbing Manis
(Averrhoa carambola). Jurnal
Veteriner. Vol 15,No 1:108-113
Pharmacology and
Experimental Therapeutics
46,251-271.
Soeksmanto,Arif. 2006. Pengaruh Ekstrak
Butanol Buah Tua Mahkota
Dewa (Phaleria
Suratman,Listyawati,Shanti , Sutarno.
2003. Sifat Fisik dan
Kandungan NaCl Urin Tikus
Putih (Rattus norvegicus L.)
Jantan setelah Pemberian
Ekstrak Rimpang Alangalang
(Imperata cylindrica L.) secara
Oral
Suryatenggara, Arleen N. ,Astrawinata,
Dalima A. W. 2011. Sindrom
Hormon Antidiuretik Berlebih.
Vol 18,No. 2, Hal 77-146
Zulkhairi A. and Shamima A.R. 2008 A
Preliminary Toxicity Study of
Mitragynine, An Alkaloid from

Mitragyna Speciosa Korth and

its Effects on Locomotor


Activity in Rats. 56-60

Anda mungkin juga menyukai