Jenis Cairan Infus
Jenis Cairan Infus
mudah. Ion K+ yang terdapat dalam sel juga berukuran lebih kecildari pada ukuran
pori dinding sel itu, tetapi karena dinding sel bermuatan positif maka ditolak oleh
dinding sel.
Cairan kombinasi merupakan kombinasi koloid dan kristaloid, seperti
(1) KaEn1B ((GZ 3:1) mengandung Natrium 38,5 mEq/L, Klorida 38,5 mEq/L,
Dextrose 37,5 gr/L,digunakan sebagai cairan rumatan pada penyakit
bronkopneumonia, status asmatikusdan bronkiolitis).
(2) Cairan 2a (glukosa 5% dan NaCl 0,9 % dengan perbandingan1:1 yang terdiri
dari dextrosa monohidrat 55gr/L, dextrosa anhidrat 50 gr/L, Natrium 150
mmol/L dan klorida 150 mmol/L, digunakan pada diare dengan komplikasidan
bronkopneumoni dengan komplikasi).
(3) Cairan G:B 4:1 (glukosa 5% dan Natrium Bikarbonat 1,5 % yang merupakan
campuran dari 500 cc Glukosa 5% dan 25 cc Natriun Bikarbonat 8,4%,
digunakan pada neonatus yang sakit).
(4) Cairan DG (Natriun61 mEq/L, Kalium 18mEq/L serta Laktat 27 mEq/L dan
Klorida 52 mEq/L serta Dextrosa 25 g/L, digunakan pada diare dengan
komplikasi).
(5) Cairan Natrium Bicarbonat atau meylon (natrium 25 mEq/25ml dan bicarbonat
25 mEq/25ml, digunakan pada keadaan asidosis akibat defisit bicarbonat.
(6) Cairan RLD (1 bagian Ringer laktat dan 1 bagian Glikosa 5% yang bisa
digunakan pada demam berdarah dengue).
(7) Cairan G:Z 4:1 (4 bagian glukosa 5-10% dan 1 bagian NaCL 0,9% yang bisa
digunakanpada dehidrasi berat karena diare murni)
Di Indonesia umumnya masih digunakan berat badan sebagai dasar
perhitungan jumlah bahan yang diperlukan oleh tubuh. Darrow menganjurkan cara
perhitungan jumlah kalori dan cairan untuk rumat (maintanance), yaitu
1) Neonatus : 50 kal/kgBB/hari,
2) Berat badan 3-10 kg: 70 kal/kgBB/hari,
3) Berat badan 10-15 kg: 55 kal/kgBB/hari,
4) Berat badan 15-25 kg: 45 kal/kgBB/hari.
Kebutuhan cairan tergantung pada metabolisme kalori. Untuk membentuk
panas, metabolisme 100 kalori memerlukan 150 ml air. Untuk setiap kenaikan suhu
badan 1o diatas 37oC harus ditambah 12% dari jumlah cairan yang telah
diperhitungkan untuk rumus tersebut. Selain itu kebutuhan cairan juga dapat
dihitung berdasarkan berat badan. Untuk 10 kg pertama berat badan butuh 1 liter
cairan, 10 kg kedua berat badan butuh 500 mililiter cairan, dan sisanya setiap
kilogram berat badan butuh 20 mililiter cairan.
1. Rumus Tetesan Cairan infuse
Terkadang sebagai perawat, menghitung tetesan perawat lebih sering dilakukan
dengan ilmu kirologi, walaupun ada beberapa yang tepat, namun tak banyak juga
yang benar-benar meleset jauh, karena kondisi pasien tak bisa semua modal
kirologi, beberapa penyakit gagal organ akan sangat berdampak buruk akibat
kelebihn cairan yang kita berikan. Sambil mereview lagi, mari kita hitung rumus
tetesan infuse
Macro
Jika yang ingin dicari tahu adalah berapa tetesan yang harus kita cari dengan modal
kita tahu jumlah cairan yang harus dimasukkan dan lamanya waktu, maka
rumusnya adalah:
Tetes/menit : (jumlah cairan x 20) / (Lama Infus x 60)
Jika yang dicari adalah lama cairan akan habis, maka rumusnya adalah sebagai
berikut:
Lama Infus: (Jumlah Cairan x 20) / (jumlah tetesan dlm menit x 60)
Misal: seorang pasien harus mendapat terapi cairan 500 ml dalam waktu 4 jam,
maka jumlah tetesan yang harus kita berikan adalah (500 x 20 ) / ( 4 x 60 ) = 10000
/ 240 = 41,7 = 42 tetes/menit begitupun untuk rumus lama infuse tinggal dibalik
aja.
Micro
Selang infuse micro adalah selang infuse yang jumlah tetesannya lebih kecil dari
macro, biasanya terdapat besi kecil di selangnya, dan biasanya digunakan untuk
bayi, anak dan pasien jantung dan ginjal. Rumus untuk menghitung jumlah
tetesannya adalah sebagai berikut:
Jumlah tetes/menit : (Jumlah cairan x 60 ) / (Lama Infus x 60)
Sedangkan rumus lamanya cairan habis adalah sebagai berikut:
Lama waktu : ( Jumlah Cairan x 60) / (jumlah tetesan dalam menit x 60)
2. Rumus Rumpleed test
Rumpleed test biasanya dilakukan untuk mengetahui tanda gejala awal adanya
ptekee (bintik merah pada penderita DBD), ptekee muncul akibat pecahnya
pembuluh darah kapiler, sehingga pada fase awal tidak akan langsung muncul, oleh
karena itu tujuan rumpled test adalah untuk mengetahui lebih awal adanya ptekee.
Rumus yang dipakai adalah (Sistole + Diastole) / 2, lalu tahan 5 10 menit. jika
terdapat sepuluh atau lebih bintik merah, maka dikatakan rumpled test positif, jika
kurang maka disebut rumpled test negative.
Misal kita melakukan tensi darah hasilnya 120/80 mmHg (systole : 120, Diastole:
80), maka (120 + 80)/2 = 100 mmHg, maka kita pompa hingga alat tensi darah
menunjukkan angka 100 mmHg, kita tutup tepat di angka 100 dan tahan selama 5
10 menit, lepaskan baru kita hitung jumlah bintik merahnya. Rumpleed test
merupakan uji awal adanya gangguan trombosit pada penderita DBD, namun
bukanlah hal untuk menegakkan diagnose DBD.
3. Rumus Kebutuhan Cairan
Kebutuhan cairan pada tubuh data dihitung sebagai berikut:
Pada anak < 10 Kg , maka 10 Kg maka dihitung 100 ml/ BB. Misal BB 8 kg
maka kebutuhan cairan adalah 8 x 100 = 800 ml/hari.
Pada anak dengan BB 10 20 Kg, maka 1000 ml pada 10 kg pertama dan
ditambah 50 ml per Kg penambahan berat badannya. Misal BB = 15 kg,
maka 1000 ml ditambah 5 x 50 ml maka menjadi 1250 ml/ hari kebutuhan
cairannya
Pada seorang dengan berat badan > 20 Kg maka rumusnya adalah 1500 ml
pada 20 kg pertama dan ditambah 20 ml/Kg sisanya, missal seseorang
dengan BB 40 Kg, maka 20 kg pertama adalah 1500 ml, sedangkan 20 kg
sisanya x 20 ml = 400 ml sehingga kebutuhan cairan seseorang dengan berat
40 kg adalah 1500 + 400 ml = 1900 ml/hari