Reservoir
Koloni
Nosokomial
Mikroba
Contagious
Jamur
Protozoa
Bakteri
Virus
Prion
Masa inkubasi
Masa laten
Durasi penyakit
Masa infeksi
Masa non-infeksi
Suhu udara
Kelembaban
Curah hujan
Asupan gizi
Status imunitas
Inkubasi
Durasi
Infektivitas
Patogenesitas
Virulensi
A.
B.
C.
D.
E.
Campak
Cacar air
Rubella
251
201
....
238
172
...
218
82
...
201/ (201+251)
172/ (172+238)
201/251
172/238
82/218
9. Dengan menggunakan data Tabel 1, penyakit mana memiliki risiko terkecil untuk terjadi
pada populasi anak tersebut? C
A.
B.
C.
D.
E.
Campak
Cacar air
Rubella
Risiko terjadinya campak = cacar air
Risiko terjadinya campak = rubella
10. Seorang tidak menunjukkan gejala klinis, tetapi dapat ditunjukkan secara serologis bereaksi
dengan suatu agen infeksi: C
A.
B.
C.
D.
E.
Terinfeksi (infected)
Secara klinis terinfeksi (clinically infected)
Asimtomatis (subklinis)
Carrier
Reservoir
11. Analisis data insidensi suatu penyakit menghasilkan kurva epidemi di bawah ini. Pernyataan
yang benar tentang tentang kurva itu: D
Fase B
Fase A
A.
B.
C.
D.
E.
12. Penyakit berikut memiliki masa inkubasi panjang, masa laten panjang, dan durasi pendek:
A, B, C, D, E
A.
B.
C.
D.
E.
Varicella
Malaria
Tuberkulosis
HIV/AIDS
Kolera
13. Jumlah populasi yang bisa terinfeksi HIV pada awal 2010= 1.000.000. Jumlah kasus lama
HIV pada awal tahun 2010= 20 kasus. Jumlah kasus baru HIV Januari sampai Juni 2010=10
kasus. Jumlah kasus baru HIV Juli-Desember 2010=10 kasus. Jumlah populasi pada
pertengahan tahun 2010= 1.000.100. Jumlah populasi pada akhir tahun 2010= 1.000.200.
Cumulative incidence infensi HIV selama setahun 2010 B
A.
B.
C.
D.
E.
10/ 1.000.000
(10+10)/ 1.000.000
(20+10+10)/ 1.000.000
(20+10)/ 1.00.100
10/ 1.000.200
3
14. Dengan menggunakan data soal nomer 12, hitung Period Prevalence infeksi HIV selama
periode waktu 2010. E
A.
B.
C.
D.
E.
20/ 1.000.100
20/ 1.000.200
(20+10)/ 1.000.100
(20+ 10+10)/ 1.000.000
(20+ 10+10)/ 1.000.100
15. Tanda dan gejala klinis cocok dengan penyakit, terdapat bukti epidemiologi, tetapi tidak
terdapat bukti laboratorium definitif yang menunjukkan tengah atau telah terjadi infeksi
(bukti laboratorium negatif, tidak ada, atau belum ada) B
A.
B.
C.
D.
E.
Jumlah kasus
16. Sebuah investigasi outbreak menghasilkan kurva epidemi di bawah ini. Jenis outbreak
berdasarkan pola penyebaran patogen yang diperagakan oleh kurva epidemi itu. D
Tanggal onset
A.
B.
C.
D.
E.
Investigasi outbreak
Common source outbreak
Point source outbreak
Propagation outbreak
Continual source outbreak
Udara
Perumahan
Genotipe
Status gizi
Virulensi
18. Suatu bentuk epidemi, di mana agen infeksi menular di dalam populasi dari penjamu ke
penjamu, sehingga menghasilkan kurva epidemi yang menunjukkan sejumlah puncak kasus
yang makin lama makin tinggi antar masa inkubasi: D
A.
B.
C.
D.
E.
Investigasi outbreak
Point-source outbreak
Common source outbreak
Propagation outbreak
Continual source outbreak
20. Jumlah kasus klinis dibagi dengan jumlah semua yang terinfeksi:
A.
B.
C.
D.
E.
Infektivitas
Patogenesitas
Virulensi
Inkubasi
Durasi
21. Kasus yang pertama kali diidentifikasi di fasilitas pelayanan kesehatan formal:
A.
B.
C.
D.
E.
Kasus primer
Kasus sekunder
Kasus tersier
Kasus suspek
Kasus indeks
22. Suatu kecenderungan temporal, di mana transmisi penyakit hanya terjadi selama musim
tertentu dalam suatu tahun, misalnya penyakit diare pada musim kemarau ketika terdapat
kesulitan akses air bersih D
A.
B.
C.
D.
E.
Kecenderungan sekuler
Outbreak
Variasi tahunan
Variasi musiman
Variasi sikli
Jumlah kasus
24. Dalam investigasi outbreak, ternyata sumber outbreak adalah sumur yang digunakan oleh
penduduk yang terkontaminasi oleh Vibrio cholera. Jenis outbreak berdasarkan pola
penyebaran patogen yang diperagakan oleh kurva epidemi di bawah ini. B
Tanggal
A.
B.
C.
D.
E.
Investigasi outbreak
Common source outbreak
Person-to-person outbreak
Propagation outbreak
Continual source outbreak
Reservoir
Carrier
Mikroorganisme
Penjamu
Kasus subklinis
27. Suatu kecenderungan temporal di mana penyakit terjadi kadang-kadang, kejadian penyakit
bersifat ireguler dan tidak dapat diprediksi, biasanya berupa kasus tunggal atau cluster
(kelompok kecil) kasus, misalnya keracunan makanan
E
A.
B.
C.
D.
E.
Endemi
Hiperendemi
Epidemi
Pandemi
Sporadis
30. Tempat agen menggandakan diri, tanpa ini agen tidak dapat melestarikan diri, merupakan
pabrik agen, bisa merupakan kasus asimtomatis, carrier, binatang, atau benda mati: B
A.
B.
C.
D.
E.
Kolonisasi
Reservoir
Patogen
Penjamu
Carrier
32. Suatu kecenderungan temporal di mana penyakit terjadi dengan frekuensi atau insidensi
melebihi ekspektasi normal: D
A.
B.
C.
D.
E.
Endemi
Holoendemi
Hiperendemi
Epidemi
Cluster
33. Masa di mana penjamu bisa menginfeksi penjamu lainnya yang rentan:
A.
B.
C.
D.
E.
Masa inkubasi
Masa laten
Durasi penyakit
Masa infeksi
Masa non-infeksi
Innate immunity
Acquired immunity
Herd immunity
Cellualar immunity
Humoral immunity
35. Penyakit terjadi dengan konstan, dengan frekuensi sesuai dengan ekspektasi, biasanya
dengan frekuensi rendah hingga sedang: B
A.
B.
C.
D.
E.
Pandemi
Endemi
Hiperendemi
Epidemi
Cluster
37. Seorang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun, tetapi dapat ditunjukkan secara
serologis bereaksi dengan suatu agen infeksi. A, B, C, D, E
Sebab
Seorang yang terinfeksi suatu agen infeksi (misalnya, chicken pox) tidak menunjukkan
gejala apapun bisa menularkan agen infeksi itu ke orang lain.
38. Seorang membawa staphylococcus pada kulit atau hidung, bisa menularkan ke orang lain,
tetapi dia sendiri sesungguhnya tidak terinfeksi, disebut terkolonisasi. C
Sebab
Terkolonisasi identik dengan terinfeksi
39. Vektor merupakan suatu binatang, kerap kali merupakan artropoda (misalnya, serangga),
yang mengambil patogen dari orang yang terinfeksi dan menularkannya kepada orang yang
rawan. C
Sebab
Vektor sama dengan carrier
40. Salah satu efek dari koinfeksi HCV-HIV adalah pengobatan dari masing-masing infeksi
menjadi makin sulit (komplicated), lebih mahal, dan lebih banyak efek samping (misalnya,
hepatotoksisitas) B
Sebab
Hasil penelitian di berbagai negara maju menunjukkan, angka kematian karena penyakit hati
tahap terminal pada pasien HIV lebih tinggi sebelum diterapkannya Highly Active AntriRetrovirus (HAART) daripada sesudah HAART
41. Koinfeksi HCV-HIV lebih tinggi pada para mengguna obat dengan jarum suntik (penasun)
daripada bukan penasun A
Sebab
Pada penasun di populasi tertentu koinfeksi HCV-HIV bisa mencapai 50-90%
42. Pada penyakit infeksi, masa inkubasi merupakan interval antara saat kontak dan/ atau
masukknya agen infeksi dan dimulainya penyakit secara klinis A
Sebab
Masa tersebut merupakan waktu yang dibutuhkan untuk penggandaan mikroorganisme di
dalam penjamu sampai pada nilai ambang di mana populasi parasit cukup banyak untuk
menghasilkan gejala-gejala klinis
9
43. Reproductive number merupakan ukuran yang menunjukkan potensi intrinsik agen infeksi
untuk menyebar C
Sebab
Rumus reproductive number adalah Ro= p + c + d
44. Orang yang membawa agen patogen dan bisa menularkannya, tetapi tidak menunjukkan
tanda-tanda klinis infeksi disebut reservoir E
Sebab
Penjamu yang membawa patogen tanpa dirinya sakit dan merupakan pabrik pembuatan
patogen dan sumber infeksi bagi organisme penjamu lainnya disebut carrier
45. Orang yang terkolonisasi merupakan karier
Sebab
Seorang membawa mikroorganisme dan bisa menularkan ke orang lain, tetapi dia sendiri
tidak berarti terinfeksi
46. Pada pasien dengan infeksi akut HCV yang mengalami koinfeksi dengan HIV, sekitar 15%
akan mengalami infeksi kronis D
Sebab
Koinfeksi HIV pada pasien dengan infeksi akut akan meningkatkan progresi menjadi infeksi
kronis
47. Dalam surveilans epidemiologi, sasaran utama pengamatan adalah kasus pasti (confirmed
case), bukan kasus suspek (suspected case) E
Sebab
Kasus primer adalah kasus yang datang pertama kali pada fasilitas pelayanan kesehatan
sehingga menimbulkan perhatian pihak-pihak yang berwewenang dalam kesehatan
masyarakat
48. Prevalensi infeksi HCV di seluruh dunia diperkirakan berkisar antara 2.2-3.0%
Sebab
Prevalensi infeksi HCV di seluruh dunia lebih tinggi daripada HBV
10
49. Orang dengan HCV positif tidak boleh mendonorkan darah, organ, jaringan, maupun semen
C
Sebab
Orang dengan HCV positif boleh menggunakan pencukur jenggot yang sama dengan orang
dengan HCV negatif
50. Sebagian besar (sekitar 90%) kasus poliomyelitis menunjukkan gejala klinis E
Sebab
Sebagian kecil (kurang dari 10%) kasus campak menunjukkan gejala klinis
Jawablah soal-soal nomer 51-60 dengan cara sebagai berikut:
A jika 1, 2, dan 3 benar
B jika 1 dan 3 benar
C jika 2 dan 4 benar
D jika 4 benar
E jika semua benar
51. Efek koinfeksi dengan HIV terhadap pasien dengan HCV:
1.
2.
3.
4.
55. Berdasarkan tingkat kepastian ada tidaknya penyakit, kasus dapat dibedakan:
1.
2.
3.
4.
56. Transmisi tak langsung adalah penularan agen infeksi ke pintu masuk pada manusia atau
binatang melalui perantara: A
1.
2.
3.
4.
57. Reservoir merupakan tempat agen infeksi melipatgandakan diri untuk melestarikan diri.
Termasuk jenis reservoir: E
1.
2.
3.
4.
Kasus simtomatis
Carrier
Binatang
Benda mati
58. Sejenis agen infeksi yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron, memiliki materi
genetik, tetapi tidak mampu melipatgandakan diri di luar penjamu: D
1.
2.
3.
4.
Bakteri
Fungi
Protozoa
Virus
59. Risiko transmisi HCV kepada populasi umum (maupun petugas kesehatan) yang terpapar
jarum suntik terkontaminasi: A, B, C, D, E
1.
2.
3.
4.
HIV ~0.3%
HCV ~3.0%
HBV ~30%
HCV ~30%
60. Jumlah kematian karena penyakit X dibagi dengan jumlah kasus penyakit X, mencerminkan
kesudahan fatal (kematian) dari sebuah penyakit: C
1.
2.
3.
4.