Anda di halaman 1dari 2

MASTITIS KLINIS

Definisi
Mastitis adalah peradangan jaringan internal kelenjar ambing dengan berbagai penyebab dan
derajat keparahan, lama penyakit serta akibat penyakit yang ditimbulkan sangat beragam
(Nurhayati1 dan Martindah, 2015). Mastitis pada sapi perah merupakan salah satu penyakit
yang sangat merugikan, karena menurunkan kualitas dan produksi susu (Supar, 1997).
Mastitis disebabkan oleh bermacam-macam penyebab, di antaranya karena trauma atau gangguan
fisiologis, tetapi kerugian ekonomi penyakit ini seringkali disebabkan adanya infeksi bakteri (Dodd
and Booth, 2001), diantaranya Staphylococcus aureus, Streptococcus agalactiae, Streptococcus
dysgalactiae, dan Streptococcus uberis. Manifestasi penyakit mastitis pada sapi perah dibedakan
menjadi dua macam yaitu mastitis klinis dan subklinis. Mastitis klinis tanda-tandanya dapat
dilihat secara kasat mata seperti susu yang abnormal adanya lendir dan penggumpalan pada susu,
puting yang terinfeksi terasa panas,bengkak dan sensitif bila disentuh saat pemerahan. Sedangkan
mastitis subklinis tanda-tanda yang menunjukkan keabnormalan susu tidak kelihatan kecuali dengan
alat bantu atau metode deteksi mastitis (Pratomo dkk, 2013)

Deskripsi Kasus
a. Signalement
No Sapi
: 014
Nama Pemilik : Alamat
: Desa Barania Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai
Tlp/hp
:Spesies
: Sapi
Breed
: FH
Warna rambut : Hitam-Putih
Jenis Kelamin : Betina
Umur
: 3 tahun
Berat badan : 300 kg
Tanda khusus : b. Anamnesis
- Ambing dan puting bagian kiri depan mengalami pembengkakan
- Pada saat pemerahan, puting bagian kiri depan mengeluarkan susu berawarna
kuning.
c. Diagnosis
- Anamenesis
- Inspeksi : Gejala yang terlihat (adanya pembengkakan pada ambing dan puting
bagian kiri depan)
Palpasi : bengkak dan terasa panas
- Berdasarkan dari signalement, anamnesis dan pemeriksaan fisik maka sapi
tersebut didiagnosis mengalami mastitis klinis.
d. Pengobatan
- Pemberian antibiotik Biomycin intera mammary
Pembahasan

a. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya mastitis pada sapi perah antara lain adalah higiene
pemerahan dan kebersihan lingkungan yang buruk, kesalahan mesin perah, kesalahan
manajemen atau adanya luka pada puting yang menyebabkan bakteri masuk ke
ambing. Jarak antar sapi yang terlalu dekat atau populasi yang padat akan
mempermudah terjadinya penularan.
b. Ketepatan Diagnosis
Secara klinis dapat diamati adanya peradangan pada ambing dan puting serta adanya
perubahan warna dari susu yang dihasilkan. Uji lapangan dapat dilakukan dengan
menggunakan California Mastitis Test (CMT). Identifikasi agen penyebab mastitis
dapat dilakukan dengan mengisolasi bakteri (Pudjiatmoko dkk, 2014).
c. Ketepatan pengobatan
Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan antibiotik sesuai dengan bakteri
yang menginfeksi, dan disarankan agar dilakukan uji sensitiitas terhadap bakteri
sebelum melakukan pengobatan agar diperoleh hasil yang optimal (Pudjiatmoko dkk,
2014).

Daftar Pustaka
Dodd, F.H. and J.M. Booth. 2001. Mastitis and Milk Production. In : E. H. Marth and J.LSteele.
Applied Dairy Microbiology.2nd ed. Marcell Dekker Inc. USA.

Nurhayati, I. S dan Martindah E. 2015. Pengendalian Mastitis Subklinis melalui Pemberian


Antibiotik Saat Periode Kering pada Sapi Perah. WARTAZOA Vol. 25 No. 2
Th. 2015 Hlm. 065-074.
Pratomo, dkk. 2013. Mastech (Mastitis Detection Technology) Metode Deteksi Mastitis

Berbasis Biosurfaktan Asal Pseudomonas Sp. Universitas Brawijaya :


Malang.
Pudjiatmoko, dkk. 2014. Manual Penyakit Hewan Mamalia. Subdit Pengamatan Penyakit
Hewan Direktorat Kesehatan Hewan : Jakarta.
Supar. 1997. Mastitis Subklinis pada Sapi Perah di Indonesia : Masalah Dan Pendekatannya.
WARTAZOA Vol. 6 No. 2.

Anda mungkin juga menyukai