Anda di halaman 1dari 27

ANATOMI, MORFOLOGI RUANG PULPA

16.04 Posted by Muhammad Hamzah Kuliah No comments


Pulpa adalah jaringan terdalam dari gigi. Pulpa terlihat sebagai daerah yang tidak begitu tebal
pada radiograph. Secara embriologi, pulpa terbentuk dari sel-sel sentral dental papilla.1
Mahkota dan akar gigi terdiri dari jaringan-jaringan pulpa yang dibagi menjadi ruang/kamar
pulpa dan saluran pulpa atau saluran akar. Secara umum, garis tepi dari dari jaringan pulpa sama
dengan bentuk garis tepi luar gigi. Bentuk garis tepi dari ruang pulpa sama dengan bentuk dari
mahkota, bentuk garis tepi dari saluran pulpa sama dengan bentuk dari akar gigi.2

Pulpa ikut berperan dalam menopang, memelihara, dan lanjutan pembentukan dentin karena
lapisan dalam dari badan sel odontoblas berada sepanjang dinding luar pulpa. Fungsi lain dari
pulpa adalah sensoris karena badan sel berhubungan dengan saraf sensoris pada tubulus dentin
yang berada di antara lapisan odontoblas. Ketika dentin atau pulpa terluka, sensasi yang
dirasakan oleh otak adalah sensasi nyeri.1
Pulpa juga memiliki fungsi nutrisi, yaitu berperan dalam penyuplaian nutrisi ke dentin, karena
dentin tidak memiliki suplai pembuluh darah. Dentin bergantung pada suplai pembuluh darah
dari pulpa dan berhubungan dengan cairan jaringan untuk nutrisinya.1
Pulpa memiliki fungsi perlindungan karena terlibat dalam pembentukan dentin sekunder atau
tersier, yang meningkatkan cakupan pulpa. Pulpa memiliki sel darah putih pada pembuluh darah
dan jaringannya.1
ANATOMI PULPA1
Pulpa yeng terdapat di dalam ruang pulpa memiliki dua divisi utama, yaitu mahkota pulpa dan
akar pulpa. Mahkota pulpa terdapat di dalam mahkota gigi. Parpanjangan yang lebih kecil dari
mahkota pulpa ke dalam cusp dari gigi-gigi posterior disebut tanduk pulpa. Tanduk pulpa ini
pada gigi permanen khususnya menonjol di bawah buccal cusp pada premolar dan mesiobuccal
cusp pada molar. Tanduk pulpa tidak terdapat pada gigi-gigi anterior.

Akar pulpa adalah bagian dari pulpa yang terdapat di daerah akar gigi. Akar pulpa/ radicular
pup/ root canal atau pulp canal. Akar pulpa memanjang dari bagian cervix gigi sampai ke apex
gigi. Pada bagian apex terdapat lubang yang disebut dengan foramen apikal. Lubang ini
dikelilingi oleh cementum dan memungkinkan arteri, vena, limfatik, dan nervus untuk masuk
dan keluar dari pulpa dari ligament periodontal. Foramen apikal adalah bagian terakhir dari gigi
yang terbentuk setelah mahkota gigi erupsi ke dalam rongga mulut. Pada perkembangan gigi,
ukuran foramen besar dan terletk di tengah. Seiring dengan gigi yang semakin dewasa, foramen
menjadi lebihkecil diameternya. Foramen biasanya terdapat pada apex akar. Jika ada lebih dari
satu foramen yang terlihat pada akar, yang terebesar adalah foramen apical dan sisanya dianggap
sebagai foramen aksesoris.

Saluran aksesoris juga berkaitan dengan pulpa dan merupakan lubang tambahan pulpa ke
ligament periodontal. Saluran aksesoris/accessory canals juga disebut lateral canals karena
biasanya terdapat di bagian lateral akar gigi.

Dentistry Blog
Selasa, 01 Mei 2012
Anatomi Gigi

A.
A. Struktur Jaringan Gigi

Gigi terdiri dari beberapa jaringan pembentuk. Secara garis besar,


jaringan pembentuk gigi ada 3, yaitu email, dentin, dan pulpa.
I.

Email
Email adalah lapisan terluar yang melapisi mahkota gigi. Email berasal
dari epitel (ektodermal) yang merupakan bahan terkeras pada tubuh manusia
dan paling banyak mengandung kalsium. Secara kimia, email merupakan
Kristal yang terkalsifikasi dengan persentase bahan anorganik 95-99 %,
terutama sebagai kalsium fosfat, dalam bentuk Kristal apatit, dan bahan
matriks organic 1 %, dan sisanya adalah air.
Matriks organic email tidak terdiri atas serabut-serabut kolageb tetapi
terdiri atas sekurang-kurangnya 2 golongan protein heterogen yang disebut
amelogenin dan enamelin. Enamelin terdiri atas asam aspartat, serin, glisin,
prolin, dan asam glutamate. Hidroksi apatit merupakan unsure mineral yang
paling banyak.
Email merupakan jaringan semitranslusen, sehingga warna gigi
bergantung kepada warna dentin di bawah email, ketebaan email, dan
banyaknya stain pada email. Ketebalan email tidak sama, paling tebal di
daerah oklusal atau insisal dan makin menipis mendekati pertautannya
dengan sementum.
Unit structural email adalah prisma (batang) email, dengan substansi
interprismatik di antara prisma-prisma tersebut. Setiap batang terbentang
pada keseluruhan tebal lapisan email. Setiap prisma letaknya tegak lurus
terhadap permukaan dentin, dari batas email-dentin ke permukaan gigi.
Tetapi di bagian tengah tersusun dalam bentuk sedikit spiral. Tiap prisma
dibentuk oleh satu ameloblas dan pada potongan melintang tampak seperti
sisik serta dasar prisma-prisma email tersebut berbentuk heksagonal.
Matriks email dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Selsilindris
tinggi ini mempunyai banyak mitokondria di bawah inti reticulum endoplasma
kasar dan kompleks golgi yang berkembang baik. Setiap ameloblas memiliki
juluran apical, dikenal sebagai prosesus Tomes. Mengandung banyak granul
sekresi. Granul ini mengandung protein yang menyusun matriks email.

Adapun sifat fisik email, sebagai berikut :


1.

Warna putih keabu-abuan transparan

2.

Kekuatan tarikan kurang lebih 100 kg/cm 2

3.

Kekuatan kompressinya 2100 3500 kg/cm2

4.

Bersifat getas

5.

Ketebalan pada cusp kurang lebih 2,5 mm


Sifat termal email :

1.

Meneruskan panas dengan konduksi

2.

Tidak menghantarkan listrik tetapi mentransmisi listrik


Permeabilitas email :

1.

Bersifat permiabel terhadap sejumlah material baik invivo/ invitro

2.

Dapat dipenetrasi oleh molekul yang cukup besar pada suhu kamar/ suhu
tubuh.

II.

Dentin
Dentin merupakan komponen terbesar jaringan keras gigi. Di daerah
mahkota ditutupi oleh email, sedangkan di daerah akar ditutupi oleh
sementum. Secara internal, dentin membentuk dinding rongga pulpa.
Dentin membentuk bagian terbesar dari gigi dan merupakan jaringan
yang telah mengalami kalsifikasi sama seperti tulang, tetapi sifatnya lebih
keras karena kadar garam kalsiumnya lebih besar (80%) dalam bentuk
hidroksi apatit. Zat antar sel organic (20%) terutama terdiri atas serat-serat
kolagen dan glikosaminoglikans, yang disintesis oleh sel yang disebut
odontoblas.
Odontoblas membentuk selapis sel-sel yang terletak di pinggir pulpa
menghadap permukaan dalam dentin. Odontoblas berasal dari mesenkim,
berbentuk silindris dan inti di bagian basal. Sitoplasmanya basofilik dengan
banyak RE bergranula, dan seluruh aparat golgi yang letaknya supra nuclear.
Sel pada puncaknya yang menghadap dentin membentuk tonjolan
sitoplasma panjang dan halus yang disebut serat dentin dari Tomes. Seratserat ini menembus seluruh tebal dentin dan terletak dalam saluran-saluran
kecil pada dentin dan disebut sebagai tubulus dentin. Dentin yang berada

tepat di sekitar tiap tubulus sifatnya lebih refringen dan disebut sebagai
selubung Neumann. Dentin muda yang baru terbentuk disebut sebagai
predentin. Lapisan ini pada dasarnya tidak mengandung mineral dan
warnanya berbeda dari dentin. Predentin terdiri atas substansi dasar dan
serat-serat kolagen dibentuk oleh odontoblas. Di dalam dentin terdapat
daerah-daerah kecil, disebut ruang interglobular, yang hanya sebagian atau
sama sekali tidak mengalami pengapuran.
Pembentukan dentin bersifat siklis dan tidak teratur, dan pada gigi yang
telah lengkap pertumbuhannya terdapat garis pertumbuhan incremental dari
Owen, yang tampak sebagai lingkaran pertumbuhan pada potongan
melintang.
Dentin peka terhadap rasa raba, panas, dingin, dan konsentrasi ion
hydrogen. Diperkirakan bahwa rangsangan itu diterima oleh serat dentin dan
diteruskan olehnya ke serat saraf di dalam pulpa.
Odontoblas bertahan selama hidup dan bila dirangsang secara
berlebihan atau oleh adanya penyakit periodontal, sel odontoblas ini dapat
meletakkan dentin baru, disebut sebagai dentin reparatif. Bila odontoblas
dirusak, dentin tetap ada untuk waktu lama, tidak seperti tulang.
Adapun sifat fisik dari dentin, ialah :
1.

Keras, warna putih kekuningan

2.

Tahanan tarik 250 kg/cm2

3.

Elastisitas cukup tinggi


Permeabilitas dentin :

1.

Tubuli dentin merupakan saluran utama untuk berdifusinya cairan melalui


dentin

2.

Sebanding dengan diameter dan jumlah tubuli

3.

Tinggi pada pulpa

4.

Lebih rendah pada dentin akar daripada dentin mahkota dan bagian luar
sangat tidak permeable

5.

Pada infeksi gigi reaksi radang berkembang di dalam pulpa jauh sebelum
terkena infeksi

6.

Sklerorik dentin mengurangi permeabilitas karena menyubat tubuli

7.

Pengeboran dentin pada pada preparasi kavitas menghasilkan debris mikro


kristalin yang menutupi tubuli dentin yang disebut smear layer dan berfungsi
mencegah kuman menembus dentin.

III. Pulpa
Pulpa gigi adalah jaringan lunak yang terletak di tengah-tengah gigi.
Jaringan ini adalah jaringan pembentuk, penyokong, dan merupakan bagian
integral dari dentin yang mengelilinginya.
Ukuran serta bentuk pulpa ini dipengaruhi oleh tahap perkembangan
giginya, yang terkait dengan umur pasien. Tahap perkembangan gigi juga
berpengaruh pada macam terapi pulpa yang diperlukan jika misalnya pulpa
terkena cedera.
Umumnya, garis luar jaringan pulpa mengikuti garis luar bentuk gigi.
Bentuk garis luar ruang pulpa mengikuti bentuk mahkota gigi dan bentuk
garis luar saluran pulpa mengikuti bentuk akar gigi. Pulpa gigi dalam rngga
pulpa berasal dari jaringan mesenkim dan mempunyai berbagai fungsi, yaitu
sebagai pembentuk, sebagai penahan, mengandung zat-zat makanan,
mengandung sel-sel saraf/sensori.
Pulpa terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
1.

Ruang atau rongga pulpa, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian
tengah korona gigi dan selelu tunggal. Sepanjang kehidupan pulpa gigi
mempunyai kemampuan untuk mengendapkan dentin sekunder,
pengendapan ini mengurangi ukuran dari rongga pulpa.

2.

Tanduk pulpa, yaitu ujung dari ruang pulpa.

3.

Saluran pulpa atau saluran akar, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada
bagian akar gigi. Pada kebanyakan kasus, jumlah saluran akar sesuai dengan
jumlah akar, tetapi sebuah akar mungkin mempunyai lebih dari sebuah
saluran.

4.

Foramen apikal, yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada apeks
akar berupa suatu lubang kecil.

5.

Supplementary canal. Beberapa kar gigi mungkin mempunyai lebih dari satu
foramen, dalam hal ini, saluran tersebut mempunyai 2 atau lebih cabang
dekat apikalnya yang disebut multiple foramina / supplementary canal.

6.

Orifice, yaitu pintu masuk ke saluran akar gigi. Saluran pulpa dihhubngkan
dengan ruang pulpa. Adakalanya ditemukan suatu akar mempunyai lebih dari
satu saluranpulpa, misalnya akar mesio-bukal dari M1 atas dan akar mesial
dari M1 bawah mempunyai 2 saluran pulpa yang berakhir pada sebuah
foramen apikal.
Di dalam pulpa terdapat berbagai jenis sel, yaitu :

1.

Odontoblas, yaitu sel pulpa yang paling khas. Sel ini membentuk lapisan
tunggal di perifernya dan mensintesis matriks yang kemudian termineralisasi
dan menjadi dentin. Odontoblas adalah sel akhir yakni tidak mengalami lagi
pembelahan sel. Odontoblas terdiri atas dua komponen structural dan
fungsional utama yakni badan sel dan prosesus sel.

2.

Preodontoblas. Odontoblas baru dapat tumbuh setelah odontoblas yang


lama hilang akibat cedera. Namun tumbuhnya odontoblas baru hanya bisa
terjadi jika pada zona kaya akan sel telah ada preodontoblas. Preodontoblas
adalah sel yang telah terdiferensiasi sebagian sepanjang garis odontoblas.
Preodontoblas ini akan bermigrasi ke tempat terjadinya cedera dan
melanjutkan diferensiasinya pada tempat tersebut.

3.

Fibroblast, adalah tipe sel yang paling umum terlihat dalam jumlah paling
besar di pulpa mahkota. Sel ini menghasilkan dan mempertahankan kolagen
serta zat dasar pulpa dan mengubah struktur pulpa jika ada penyakit. Akan
tetapi, tidak seperti odontoblas, sel ini mengalami kematian apoptosis dan
diganti jika perlu oleh maturasi dari sel yang kurang terdiferensiasi.

4.

Sel cadangan. Sel ini merupakan sumber bagi sel jaringan ikat pulpa. Sel
precursor ini ditemukan di zona kaya akan sel dan inti pulpa serta dekat
sekali dengan pembuluh darah. Tampaknya, sel-sel ini merupakan sel yang
pertama kali membelah ketika terjadi cedera.

5.

Sel-sel sistem imun. Makrofag, limfosit T, dan sel dendritik juga merupakan
penghuni seluler yang normal dari pulpa. Sel dendritik dan prosesusnya

ditemukan di seluruh lapisan odontoblas dan memiliki hubungan yang dekat


dengan elemen vaskuler dan elemen saraf. Sel-sel ini merupakan bagian dari
sistem respons awal dan pemantau dari pulpa. Sel ini akan menangkap dan
memaparkan antigen terhadap sel T residen dan makrofag.
Jaringan pulpa memiliki lima fungsi yakni bersifat formatif dan bersifat
suportif. Adapun fungsi pulpa, yaitu :
1.

Induktif. Jaringan pulpa berpartisipasi dalam memulai dan perkembangan


dentin, yang bila terbentuk, akan mengarah pada pembentukan email.
Kejadian-kejadian ini merupakan kejadian yang saling bergantung dalam arti
bahwa epitel email akan menginduksi diferensiasi odontoblas, dan
odontoblas serta dentin menginduksi pembentukan email. Interaksi epitelmesenkim seperti itu adalah esensi dari pembentukan gigi.

2.

Formatif. Odontoblas membentuk dentin. Sel yang sangat special ini


berpartisipasi dalam pembentukan dentin dalam tiga cara :

a.

Melalui sintesis dan sekresi matriks anorganik.

b.

Melalui pengangkutan komponen anorganik ke matriks yang baru terbentuk


di saat-saat awalnya.

c.

Melalui penciptaan lingkungan yang memungkinkan mineralisasi matriks.

3.

Nutritif. Jaringan pulpa memasak nutrient yang sangat penting bagi


pembentukan dentin (misalnya dentin pretubuler) dan hidrasi melalui tubulus
dentin.

4.

Defensif. Jaringan pulpa juga memiliki kemampuan memroses dan


mengindentifikasi zat asing serta menimbulkan respons imun terhadap
keberadaan zat asing itu. hal ini adalah cirri khas respons pulpa terhadap
karies dentin.

5.

Sensatif. Jaringan pulpa mentransmisikan sensasi saraf yang berjalan


melalui email atau dentin ke pusat saraf yang lebih tinggi. Sensasi pulpa
yang berjalan melalui dentin dan email biasanya cepat, tajam, parah, dan
ditransmisikan oleh serabut bermielin. Sensasi yang dialami diawali di dalam
inti pulpa dan ditransmisikan oleh serabut C yang lebih kecil, biasanya
lambat, lebih tumpul, dan lebih menyebar (difus).

B. Jaringan Pendukung Gigi

I.

Sementum
Sementum bagian dari jaringan gigi dan termasuk juga bagian dari
jaringan periodontium karena menghubungkan gig dengan tulang rahang
dengan jaringan yang terdapat di selaput periodontal.
Bila ada rangsangan yang kuat pada gigi maka akan terjadi
resorpsi/penyerapan sel-sel sementum pada sisi yang terkena rangsangan
dan pada sisi lainnya akan terbentuk jaringan sementum baru. Pembentukan
sementum yang baru kearah luar.
Jaringan sementum tidak mengadakan resorpsi atau pembentukan
kembali tetapi mengalami aposisi- makin tua umur makin tebal lapisan
semen. Adapun macam-macam sementum ialah :

1.

Semen primer ialah semen yang terdapat pada waktu erupsi gigi.

2.

Semen fisiologis ialah lapisan semen yang terbentuk karena meningkatnya


usia.

3.

Semen patologis ialah semen yang terbentuk karena iritasi obat-obatan


pada perawatan endodontia, karena penyakit dan sebagainya, misalnya
hipersementosis.

II.

Gingiva
Gingiva adalah bagian mukosa mulut yg mengelilingi gigi dan menutupi
ridge alveolar. Secara anatomi, gingiva dibagi atas tiga daerah :

1.

Marginal gingiva (unattached gingiva), merupakan bagian gingiva yang


mengelilingi gigi seperti kerah baju dan tidak melekat langsung pada gigi,
biasa juga disebut juga dengan free gingiva

2.

Attached gingiva merupakan lanjutan dari marginal gingival dan disebut


juga mukosa fungsional.

3.

Interdental gingival, merupakan bagian gingival yang mengisi ruang


interproksimal antara dua gigi yang bersebelahan.

III. Ligamentum Periodontal


Ligamnetum periodontal merupakan struktur jaringan konektif yang
mengelilingi akar gigi dan mengikatnya ke tulang. Ligamen periodontal
merupakan lanjutan jaringan gingiva yang berhubungan dengan ruang
sumsum tulang melalui saluran vaskuler.
Adapun fungsi ligamnetum periodontal adalah :
1.

Memelihata aktivitas biologik sementum dan tulang alveolar.(Fungsi


Formatif)

2.

Menyuplai nutrisi dan membersihkan produk sisa mll aliran darah dan limfe.
(Fungsi Nutritif)

3.

Memelihara relasi gigi thdp jar.keras dan lunak. (Fungsi Fisik)

4.

Menghantarkan tekanan taktil dan sensasi nyeri melalui jalur trigeminal.


(Fungsi Sensorik)

Serat utama ligamnetum periodontal terbagi atas enam kelompok, yaitu :


1.

Kelompok transeptal

2.

Kelompok crest alveolar

3.

Kelompok horizontal

4.

Kelompok oblique

5.

Kelompok apikal

6.

Kelompok interadikular

IV. Tulang alveolar


Tulang alveolar disebut juga prosesus alveolaris yg mencakup tulang
rahang secara keseluruhan, yaitu maksila dan mandibula yg membentuk dan
mendukung soket (alveoli) gigi. Terbentuk ketika gigi erupsi dan secara
perlahan hilang ketika gigi sudah dicabut. Adapun struktur tulang alveolar
ialah :
1.

Tulang trabekular/ medular/ cancellous/ spongiosa, merupakan simpanan


kalsium untuk memenuhi kebutuhan metabolism (bagian metabolic).

2.

Tulang kortikal/ osteid/ callus/ kompakta. Struktur dasar tulang kompak


terdiri atas sistem harvian (osteon)

1.2 Dentin
1.2.1 Struktur anatomi dan histology
warna : kuning terang yang terlihat radiducent daripada enamel.
Merupakan bagian terbesar gigi.
Ruang pulpa terletak pada permukaan dalam dentin
Lebih keras dari tulang tetapi lebih lunak dibandingkan enamel
Mempunyai kemampuan tetap tumbuh dan memperbaiki
Struktur-struktur dentin
Tubuli dentin
Merupakan saluran utama difusi cairan.
Canal-canal yang terdapat pada dentin
Berjalan dari pulpa ke perifer S shape
Interglobular space
Daerah yang tampak sebagai barcak-bercak hipokalsifikasi
Pada sediaan gosok Nampak sebagai bercak hitam yang
berderet pada daerah di sekitar dentino enamel junction
interglobular dentin
Interglobular areas: kurang mineral dan Nampak sebagai

sayap kelelawar berwarna hitam


Tomes granular layer
Berbintik-bintik hipokalsifikasi halus pada daerah-daerah

perbatasan antara dentin dengan sementum.


Garis owen / ebner
Identik dengan garis retzius garis kontur dari dentin
Beberapa keadaan garis ebner jelas sebagai garis-garis
gelap garis-garis dari owen
Macam-macam dentin
Periubular dentin
Dinding tubuli
Kalsifikasi: tinggi
Interlobular dentin
Diantara tubuli
Kalsifikasi : tinggi
Mantle dentin
Lapisan paling luar
Dentin pertama kali terbentuk
Circumpulpa dentin
Lapisan sekitar pulpa
Dibentuk setelah mantle dentin
Primary dentin
Dibentuk sebelum feramen apical sempurna

Dibentuk lebih cepat dan meniralnya lebih banyak dibandingkan

secondary.
Secondary dentin
Dibentuk setelah foramen apical sempurna
Dibentuk lebih lambat dan mineral lebih berkurang dibandingkan

primary
Tertiary dentin
Dibentuk karena ada rangsangan pola tubuli tidak teratur.
1.2.2 Permeabilitas dentin
Tubuli dentin merupakn saluran utama difusi cairan melalui dentin.
Sebanding dengan diameter dan jumlah tubuli sehingga permeabilitas
dentin meningkat pada pulpa oleh karena terjadi konversi tubuli kearah
pulpa.
1.2.3 Sifat-sifat dentin
Sifat fisik
Keras
Warna putih kekuningan
Opaque (warnanya sesuai dengan gigi)
Sifat mekanik
Kekuatan tarik : 250 kg/cm2
Kekuatan tekanan bervariasi tergantung tubuli
Elastisitasnya cukup tinggi, tergantung pada orientasi tubuli
dentin dan tidak dipengaruhi oleh usia,seks,jenis gigi,lokasi gigi.
Sifat thermal dan listrik
Sama dengan enamel.

1.3 Pulpa
1.3.1 Struktur anatomi dan histology
Merupakan jaringan lunak gigi, yang berkembang dari jaringan ikat
dental papila
Terletak dalam mahkota disebut ruang pulpa
Terdapat pembuluh darah dan saraf melalui foramen apical
Fungsi utama pulpa membentuk dentin
Pulpa : jaringan ikat yang mempunyai beberapa sifat khusus
Sifat khusus antara lain:
Letaknya secara anatomis dalam suatu ruang yang terbatas
Mempunyai sel khusus yang hanya terdapat pada jaringan pulpa
Struktur histologi :
Secara mikrokopis (dari perifer) terdiri dari lapisan :
Odontoblas
Terdiri dari sel odontoblas yang membentuk deretan sel
Free cell/weil
Sedikit sekali mengandung unsur sel
Rich sel
Mengandung banyak sel
Tampak sel mesenkim
1.3.2 Sifat sifat
Persyarafan pulpa
Merupakan serat saraf sensorik dari N. Trigeminus
Bermyelin : rangsangan cepat, pada bagian perifer tidak

bermyelin
Tidak bermyelin : lambat menerima nyeri spesifk karena

rangsangan thermal,kimia,listrik
Sistem peredaran darah pulpa
Vitalitas pulpa tidak ditemukan oleh sarafnya tetapi oleh sirkulasi

darah
Tekanan pulpa rata - rata : 25 mmHg. Jika tekanan dalam pulpa

naik akan terjadi sakit gigi


Tekanan pulpa merupakan perubahan ritmik sesuai dengan

denyut jantung
Suhu turun maka tekanan dalam pulpa turun.

2. Mikrosirkulasi Pada Gigi


2.1 Komponen Mikrosirkulasi

2.1.1 Terdiri dari arteri,arteriole,capillaries,venule,vena.


2.1.2 Sirkulasi terjadi pada pulpa karena dentine,enamel dan sementum tidak
mempunyai pembuluh darah.
2.1.3 Total flow rate/gram tissue pada pulpa lebih tinggi daripada jaringan
lainnya tapi total flow keseluruhan lebih kecilo karena pulpa lebih kecil.
# Arteri naik melalui tengah akar, pada mahkota mengirimkan lewat
cabang permukaan odontoblas dekat dentin, kemudian darah melewati
komponen mikrosirkuler kemudian darah dikumpulkan pada vena dan
keluar melalui foramen apical.
2.1.4 Motor nerve fibers: simpatis
2.1.5 Limphatik: berfungsi tapi sangat terbatas, untuk membersihkan partikel
yang terlalu besar dibuang melalui endothelium kapiler
2.2 Tekanan Pada Mikrosirkulasi
Terjadi: Pertukaran cairan kapiler
2.2.1 Tekanan Osmotik
2.2.1.1 Darah : normal (7gm/dl protein, p=28 mmHg)
2.2.1.2 Jaringan : normal (0,5 gm/dl protein , p=2 mm Hg)
Cat: 1gm/dl plasma protein = 4mmHg tekanan osmotic
2.2.2 Tekanan Hidrostatik
2.2.2.1 Jaringan (pulp chamber)
2.2.2.2. Tekanan hidrostatik kapiler : 40-50 mmHg
2.3 Kontrol Saraf
2.3.1 Sympathetic vasoconstrictor
2.3.2 Reseptor Andregenic (agonis norepinephrine dan epinephrine)
2.3.2.1 alpha receptors (a-1)
2.3.2.2 Efek vasokontriksi
2.3.3 Reseptor kolinergik (agonis asetilkolin)
2.3.3.1 muskarinik
2.3.3.2 Efek vasodilatasi
2.3.4 Receptor lainnya terdapat beberapa receptor pada pulpa termasuk
receptor untuk substance P (terkait dengan nociceptors)
2.4 Kontrol Lokal Metabolik dan Suhu
2.4.1 Kontrol lokal metabolik.
Pada saat kadar oksigen rendah, tetapi karbon dioksida dan H + tinggi
merupakan vasodilator pada jaringan pulpa. Sedangkan pada saat
kadar oksigen tinggi, tetapi karbon dioksida dan H + rendah merupakan
vasokontraktor pada jaringan pulpa.

2.4.2 Kontrol suhu.


Pulpa mempunyai insulasi yang baik karena dilapisi oleh enamel,
dentin, dan jaringan penyangga akar. Perubahan suhu gigi berpengaruh
pada pulpa. Normal suhu pulpa diantara 35 0C 37 0C. Apabila suhu
pada pulpa 10 0C melebihi suhu normal akan terjadi kematian pulpa
(nekrosis pulpa).
2.5 Respon Mikrosirkulasi Terhadap Tekanan Jaringan dan Injuri Serta
Mikrosirkulasi Pada Pulpa
2.5.1 Respon terhadap tekanan jaringan.
Peningkatan tekanan pada jaringan menyebabkan kolaps
pembuluh darah dan menurunkan aliran darah.
Peningkatan tekanan jaringan, yang terjadi pertama kali yaitu
kolaps vena karena kekurangan rigid (kekakuan pada otot yang
mengenai fleksor dan ektensor sekaligus) dibanding arteri.

2.5.2 Respon terhadap injury.


2.5.2.1 Vasokonstriksi diikuti oleh vasodilatasi.
Vasodilatasi merupakan tekanan hidrostatik arteriol dan sphinc
meningkat yang akhirnya diikuti dengan membukanya chanel
kapiler.
2.5.2.2 Permeabilitas.
Ketika permeabilitas meningkat, protein plasma dapat keluar ke
cairan interstisial. Venul kolaps yang dikarenakan oleh trandusi
cairan dan mengalami eksudat yaitu campuran serum, sel atau
sel rusak yang keluar dari pembuluh darah ke dalam jaringan,
biasanya akibat radang (Ali Sulaiman, 2008 edisi 5) karena
adanya hiatimin, serotin, dan kinin.
2.5.2.3 Perubahan selular.
Merupakan gerakan ke tepi PMNs (neutrofil, basofil, eosinofil,
limfosit, dan monosit).
2.5.3 Mikrosirkulasi pulpa.

Sirkulasi pada pulpa dibantu oleh 1 arteri dan 2 vena, suplay darah
pulpa berasal dari cabang arteri maksilaris yang melewati apical.
Pada rahang atas sistem sirkulasi antara gigi anterior dengan
posterior memiliki arteri dari cabang yang berbeda yaitu pada gigi
anterior (insisif hingga caninus) berasal dari arteri percabangan
infraorbital arteri maksilaris. Sedangkan pada gigi posterior (premolar
hingga molar) berasal dari percabangan arteri supra posterior
maksilaris.
Sedangkan pada rahang bawah (mandibula) gigi rahang bawah di
suplay oleh infra branch desenden anterior spenomandibula ligament
dan ramus mandibula masuk ke dalam foramen mandibula menuju ke
anterior hingga canalis mandibula selanjutnya menyebar ke gigi
mandibula.
Sedangkan aliran ke vena, bermula pada foramen apical tiap-tiap gigi
yang berada pada ujung akar gigi yang keluar menuju venul yaitu vena
terkecil selanjutnya menuju ke vena maksilaris terus menuju ke vena
facial bagian posterior, kemudian menuju vena besar yaitu vena
jugularis.
2.6 Gangguan mikrosirkulasi:
2.6.1 Gangguan mikrosirkulasi pada pulpa
Iritasi pada mahkota gigi meyebabkan inflamasi local pulpa dapat
meyebabkan tekanan jaringan local meningkat. Lalu venous collapse lalu
stasis yang menyebabkan ischemia kemudian local nekro dan
pengeluaran agen inflamasi intasel. Mikrosirkulasi terganggu dan
menyebabkan tekanan jaringan meningkat kemudian nekrosis jaringan
sekitar lalu menimbulkan total pulpitis
2.6.2 Gangguan mikrosirkulasi pada gingival:
Akumulasi plak meyebabkan lesi gingivitis
1. Pembuluh darah pada plexus gingival dilatasi
2. Permeabilitas pembuluh darah meningkat
3. Elemen vaskular migrasi ke gingival
4. Jumlah serum protein pada gingival meningkat
5. Jumlah cairan sulkus gingival (eksudat) meningkat

3. Proses Perjalanan Kerusakan Struktur Gigi Pada Karies


5.1 Gigi yang sehat
Enamel adalah lapisan luar yang keras seperti kristal luar.
Dentin adalah lapisan yang lebih lembut dibawah email.
Kamar pulpa berisi nerves dan pembuluh darah.
Merupakan bagian hidup dari gigi.
5.2 Lesi putih
Bakteri yang tertarik kepada gula dan karbohidrat akan membentuk asam.
Asam akan menyerang crystal apatit. Proses ini dikenal dengan demineralisasi.
Tanda yang pertama ini ditandai dengan adanya suatu noda putih atau lesi
putih. Pada tahap ini, proses terjadinya karies dapat dikembalikan.
5.3 Karies Enamel
Proses demineralisasi berlanjut, sehingga enamel akan mulai pecah, sesekali
ketika permukaaan enamel rusak, gigi tidak bias lagi memperbaiki kavitas,
sehingga harus dibersihkan terlebih dahulu dan direstorasi
oleh seorang dokter gigi
5.4 Karies Dentin
Karies Dentin ini ada 2 yaitu:
Tubuli dentin : semakin masuk ke dalam ruang pulpa.
Ke arah lateral mengikuti cabang processus.

4. Struktur Gigi Yang Terlibat Saat Peparasi Kavitas Gigi


Bila dentin kena jejas , maka hubungan dentin dan pulpa terputus oleh
pembentukan dentin sekunder karena terjadi pengendapan kalsium.
Pada saat preparasi kavitas perlu disertai pendinginan atau kavitas harus tetap
basah untuk mencegah kerusakan dentin dan pulpa (pembentukan abses) akibat
panas yang ditimbulkan.
Preparasi yang tidak disertai pendinginan mengakibatkan email mudah fraktur ,
perubahan odontblas yang parah , kerusakan dan edema pulpa yang parah.
Preparasi kavitas merupakan hal yang merugikan penyembuhan dentin dan
pulpa , namun dentin dan pulpa yg mengalami ggg dapat pulih secara spontan.

5. Pengaruh Penggunaan Steel Bur dan Alat Bur Putaran Tinggi Pada
Handpiece Saat Preparasi Kavitas
5.1 Pengaruh steel bur
Reaksi yg terjadi pada dentin akibat penngaruh bur logam adalah:
pembentukan dentin sekunder dan perubahan odontoblas di bagian yang
terkena jejas.
Sedang perubahan umum pada pulpa yang terjadi adalah:
a. Jejas ringan

Odontoblas rusak dan jumlah berkurang


Tampak eksudat dan vakuol limfe
Vasodilatasi kapiler
b. Jejas sedang
Lapisan odontoblas tidak teratur
Tetapi pendarahan
c. Jejas berat
Sebukan sel limfosit mengantikan lekosit (PMN)
Pengaruh panas akibat penggunaan mesin bur
Perubahan temperature dipengaruhi oleh :
a Ukuran, bentuk, komposisi bur atau stone yang dipakai
b Kecepatan alat
c Jumlah dan arah tekanan alat
d Jumlah kelembaban pada saat preparasi
e Lamanya alat berkontak dengan gigi
f. Tipe jaringan yang dipreparasi (enamel dan dentin)
Dentin dengan ketebalan > 22 mm dapat menaha trauma panas akibat teknik
pengeburan dan bahan tambal. Sedang dentin < 2 mm lebih mudah
meradang.
5.2 Pengaruh alat bur putaran tinggi
Teknik ini ideal , aman , dan efektif untuk preparasi kavitas , namun harus
diperhatikan control panas dan tekanan seringan mungkin. Beberapa
perubahan yang terjadi dengan dentin akibat alat tersebut :
a. 50.000 rpm : pergeseran odontoblast yang semakin berkurang
apa bila digunakan water spray.
b. 100.000 rpm : terjadi respon rebound meliputi : perubahan
substansi dasar , Edema , fibrosis ggg pada odontoblas , penurunan
pembentukan predentin didaerah kavitas.
c. 150.000 rpm : ggg pada odontoblas lebih sedikit
d. 300.000 rpm : dengan memakain water spray , maka perluasan
lesi perlu dibatasi , permukaan reparative dentin meningkat

6. Pengertian dan Etiologi Hipersensitivitas Gigi


6.1 Pengertian
Rasa nyeri sementara pada gigi yang disebabkan berbagai macam eksogen
(fsktor lingkungan)
6.2 Etiologi

a. Terbukanya dentin akibat resesi gingival (penyusutan) karena kesalahan


dalam menyikat gigi sehingga terjadi abrasi atau erosi.
b. Aging meningkatkan hipersensitivitas (biasa terjadi pada usia antara 25-30
tahun)
c. Penggunaan hard tooth brush lebih besar daripada soft tooth brush
d. Kebersihan mulut yang kurang, menyebabkan plak menempel pada gigi
dan resensi gingiva.
e. Suhu (panas/dingin), sentuhan, perubahan osmotik, alat-alat kedokteran
f.
g.
h.
i.
j.

gigi.
Bleaching
Penggunaan mouthwash (obat kumur) dalam jangka waktu lama.
Makanan asam yang menyebabkan erosi enamel.
Perawatan gigi (dental treatment) seperti ortodontik, restorasi, dll.
Dehidrasi (gigi terlalu kering) karena zat diuretik seperti alcohol, kopi,

tembakau, dll.
k. Terjadi fraktur pada gigi.
l. Grinding, cleanching, bruxism (kebiasaan menggertakan gigi)

7. Teori Hipersensitivitas Gigi


7.1 Teori hidrodinamik
- Ketika cairan yang melewati tubuli dentin dikenai perubahan temperature
atau perubahan osmotic, pergerakkannya akan merangsang reseptor
saraf menjadi sensitive terhadap tekanan, yang kemudian akan
-

menimbulkan transmisi stimuli


Reaksi yang terjadi yaitu :
Koefisien ekspansi termal dari cairan tubuli adalah 10x dinding tubuli.
Maka, panas yang mengenai dentin akan berakibat pada ekspansi termal
cairan. Sedangkan dingin menyebabkan kontraksi cairan. Kemudian

keduanya akan merangsang mekanoreseptor.


7.2 Teori odontoblas
- Melalui dentin yang terbuka, tekanan hidrodinamika akan menyebabkan
-

kerusakan sel-sel odontoblas.


Adanya hembusan udara atau karena perbedaan tekanan, maka sel-0sel
odontoblas yang rusak akan masuk bersama cairan lain ke dalam tubuli

dentin.
Sel-sel ini akan merangsang ujung saraf yang dekat dengan pulpa dan
akan menimbulkan rasa ngilu.

8. Mekanisme Timbulnya Rasa Nyeri Pada Gigi

Mekanisme nyerinya suatu gigi bermula dari permukaan gigi yang terdapat suatu
pembusukan akibat makanan hingga kedalam dentin terus menuju pulpa.
Proses hingga terjadinya rasa nyeri gigi:
1) terdapat pembusukan akibat makanan atau bakteri pada enamel gigi. Pada
tahap ini belum ada rasa sakit yg timbul. Pada tahap ini jika dilakukan
pengobatan maka gigi masih bisa diselamatkan.
2) namun jika pada tahap 1 masih belum ada perawatan atau tindakan medis maka
pembusukan akan berlanjut menuju kedalam dentin dan pada tahap ini
penderita mulai merasakan sakit dan nyeri walaupun tidak adanya rangsangan
dari luar seperti air dingin dan bahkan nyeri akan dirasakan sebelum adanya
suatu rangsangan.
3) setelah pada tahap ke 2 bakteri mulai masuk ke pulpa gigi melalui saluran yg
terdapat dalam dentin. Jika bakteri sampai masuk kedalam pulpa maka pulpa
akan mati, untuk sementara waktu nyeri akan hilang. Tetapi tidak lama
kemudian( bisa beberapa jam atau beberapa hari) jika gigi dipakai untuk
menggigit atau lidah maupun jari tangan menekan gigi yang terkena, maka gigi
menjadi peka karena peradangan dan infeksi telah menyebar keluar dari ujung
akar dan menyebabkan abses ( penumpukan nanah).

9. Iritasi Pulpa
9.1 Pengertian
Iritasi pada jaringan pulpa dan jaringan periodikuler akan mengakibatkan
inflamasi. Iritan utama pada jaringan pulpa dapat dibagi atas iritan hidup dan
iritan tak hidup. Yang termasuk iritan hidup adalah berbagai mikroorganisme
dan virus sedngkan iritan tak hidup adalah iritan mekanik,iritan suhu,dan iritan
kimia.
9.2 Etiologi
Iritasi pulpa yang disebabkan peningkatan temperatur tinggi bur tanpa air.
Selain iritasi oleh bakteri,jaringan pulpa dapat pulpa teriritasi secara mekanik,
misalnya karena preparasi kavitasi tanpa air/pendinginan. Preparasi yang tidak
disertai pendinginan mengakibatkan enamel mudah Fraktur, perubahan
odontoblas yang parah. Namun, dentin dan pulpa yang mengalami gangguan

dapat pulih secara spontan,atau tidak menunjukan gejala kerusukan yang


menetap.
9.3 Makanisme iritasi pulpa disebabkan peningkatan temperature tinggi bur
putaran tanpa air/pendingan
Karena pulpa terbuka sehingga bakteri dari lubang gigi/air liur masuk ke
dalam sistem pulpa,terdapat terjadi infeksi dalam gigi dan bila tidak
dirawat,infeksi dapat menyebar sampai ke ujung akar gigi dan bila tidak
dirawat,infeksi dapat menyebar sampai ke ujung akar gigi dan membentuk
abses (nanah) pada akhirnya tulang yang membentuk gigi hancur dan muncul
rasa sakit,pembekaan karena infeksi ini perawatan endondontik,biasanya gigi
dicabut.Hyperemi (meningkatkkan aliran darah).

10. Akibat Iritasi Pulpa


Karena pulpa tebuka sehingga bakteri dari lubang gigi dan air liur masuk ke
dalam system pulpa, dapat terjadi infeksi dalam gigi dan bila tidak dirawat, infeksi
dapat menyebar sampai ke ujung akar gigi dan membentuk abses (nanah) yang
pada akhirnya tulang yang membentuk gigi hancur dan muncul rasa sakit.
Pembengkakn karena infeksi ini tanpa perawatan edontotif, biasanya gigi ini
dicabut.
posted by Randy at 9:58:00 AM Kirimkan Ini lewat Email
Fungsi pulpa
1. Pulpa dan dentin mempunyai fungsi kesatuan, dengan dentin harus dilihat
sebagai jaringan yang vital. Pulpa mempunyai kewajiban, yaitu odontoblas
bersama ekornya masuk ke dentin serta cairan pada tubulus dentin berasal
dari odontoblas ini, berupa cairan intratubular serta ekstraselular yang
merupakan pemasok makanan pada dentin. Cairan dentin ini miskin protein,
tetapi kaya fosfat, dan selalu berhubungan dengan organ.

Daerah pulpa yang mencakup dentin, kira-kira 30 kali lebih besar dari ruang

pulpanya sendiri. Persarafan dentin berasal dari saraf pleksus Raschkov.

2. Membentuk dentin primer pada masa pembentukan gigi.

3. Pada fungsi pulpa yang normal setelah terhentinya pertumbuhan gigi oleh
odontoblas, secara terus-menerus dibentuk dentin sekunder.

4. Jika terjadi kerusakan odontoblas (misalnya karena preparasi kavitas), sel


pulpa dapat membentuk sel yang hampir serupa dengan odontoblas, yang
fungsinya dapat mengganti dentin yang rusak. Kesanggupan pulpa
membentuk dentin reparatif ini merupakan hal yang penting pada proses
perawatan pulpa.

5. Rangsangan pada dentin dapat membentuk: dentin tak teratur yang


disebut sekuler dentin iregular, osteodentin, dentin reparatif atau dentin
tersier yang merupakan reaksi terhadap kerusakan dentin oleh karies atau
preparasi kavitas.

6. Jika ada rangsangan yang kuat baik termis, mekanis, toksin, maupun
bakteri, akan terjadi reaksi radang akut atau kronis pada pulpa.
Anatomi Jaringan Periapikal
Jaringan periapikal merupakan lanjutan jaringan periodonsium ke arah apikal
dari gigi, walaupun sebenarnya jaringan yang berada di dekat apeks gigi
lebih menyerupai isi dari saluran akar dibandingkan jaringan periodonsium.
Jaringan periodonsium adalah jaringan yang mengelilingi dan mendukung

akar gigi, yang terdiri dari sementum, ligamen periodontal, lamina dura dan
tulang alveolar. Yang menghubungkan antara pulpa dan jaringan periapikal
adalah foramen apikal dan kanal lateral. Jaringan periapikal terdiri dari:
1. Foramen apikal, merupakan penghubung antara pulpa dan jaringan
periapikal. Selama pembentukan akar, foramen apikal terletak pada ujung
akar anatomis. Ketika perkembangan gigi telah sempurna, foramen apikal
menjadi lebih kecil dan memiliki jarak dengan ujung akar anatomis. Pada satu
gigi, bisa terdapat satu atau lebih foramen apikal, biasanya pada gigi akar
ganda. Apabila terdapat lebih dari satu foramen, yang terbesar disebut
sebagai foramen apikal dan sisanya merupakan kanal aksesori atau kanal
lateral. Diameter foramen apikal biasanya antara 0.3-0.6mm. Diameter
terbesar ditemukan pada saluran akar distal molar mandibula dan akar
palatal molar maksila.
2. Kanal lateral atau kanal aksesori, merupakan penghubung komunikasi
antara pulpa dan ligamen periodontal. Komunikasi terjadi melalui saluran
yang melewati dentin dan sementum yang membawa pembuluh darah kecil
dan saraf. Kanal aksesori dapat berjumlah satu atau lebih, besar atau kecil.
Biasanya terbentuk pada daerah sepertiga apikal. Kanal lateral, sama seperti
foramen apikal, dapat menjadi jalur menyebarnya penyakit pulpa ke jaringan
periapikal dan terkadang menyebabkan penyakit periodonsium menyebar ke
saluran akar.
3. Sementum, merupakan jaringan menyerupai tulang, dengan kekerasan yang
lebih tinggi, yang melapisi akar gigi dan menyediakan perlekatan untuk
serat-serat periodontal. Walaupun lebih keras dan resorbsinya lebih pelan
dari pada tulang, dentin tetap mengalami resorbsi saat terdapat lesi inflamasi
periapikal dan sering mengakibatkan hilangnya konstriksi apikal.
4. Ligamen periodontal, merupakan jaringan konektif khusus yang ruangnya
sempit, bervariasi dari 0.21 mm pada gigi muda hingga 0.15 mm pada gigi
yang lebih dewasa. Keseragaman dari besarnya ruang periodontal
merupakan salah satu kriteria untuk menentukan kesehatannya. Ruang
periodontal dibatasi oleh sementoblast dan osteoblast. Di dalam ruang
periodontal juga terdapat sel-sel seperti fibroblast, stem sel, makrofag,
osteoklast, pembuluh darah, saraf, dan limfatik. Sel-sel tersebut tidak
berpengaruh terhadap kesehatan periodonsium, namun akan berproliferasi
pada saat terjadi inflamasi sehingga menyebabkan pembentukan kista.
Jaringan periodonsium menerima inervasi autonomik dan sensoris. Saraf
autonomiknya merupakan saraf simpatetik, sedangkan saraf sensorik berasal
dari saraf trigeminal divisi 2 dan 3. Saraf-saraf ini sangat sensitif dan
merekam tekanan pada ligamen yang berasosiasi dengan pergerakan gigi.
5. Lamina dura, merupakan bagian dari tulang alveolar yang memiliki
kepadatan yang lebih tinggi sehingga secara radiograf gambarannya terlihat
lebih opak. Kontinuitas dari lamina dura menentukan kesehatan periodontal.

6. Tulang alveolar, memiliki banyak lubang untuk mengakomodasi pembuluh


darah, saraf, dan menanam jaringan konektif dari daerah kanselus prosesus
alveolaris yang melewati ruang periodontal.

Anatomi Jaringan Periapikal

Histologi Jaringan Periapikal


Jaringan pulpa pada daerah periapikal berbeda dengan jaringan pulpa koronal
secara struktur. Jaringan pulpa koronal terutama terdiri dari jaringan konektif
selular dan sedikit serat kolagen. Sedangkan, jaringan pulpa periapikal lebih
fibrous dan mengandung sedikit sel. Struktur fibrosa ini berperan sebagai
sistem pertahanan melawan perkembangan inflamasi pulpa ke arah apikal.
Struktur fibrosa ini juga menyokong pembuluh darah dan saraf yang
memasuki pulpa. Pembuluh darah berjalan di antara tulang trabekula dan di
sepanjang ligamen periodontal sebelum memasuki foramen apikal sebagai
arteri atau arteriol.

Pada daerah apikal, odontoblast pulpa tidak ada atau berubah bentuk
menjadi datar atau kuboidal. Dentin yang terbentuk tidak terlalu tubular
seperti pada dentin koronal melainkan lebih tidak berbentuk dan tidak
beraturan. Tipe dentinnya adalah dentin sklerotik yang kurang permeabel

dibanding dentin koronal. Hal ini menyebabkan tubuli dentin sklerotik lebih
sulit dipenetrasi oleh mikroba dan iritan lain. Pada daerah apikal juga
biasanya ditemukan sementum selular yang mengandung sementosit.
Etiologi Penyakit Periapikal
Iritan yang ada di dalam pulpa dan jaringan periapikal dapat menyebabkan
inflamasi pada periapikal gigi. Iritan utama dari jaringan ini dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu:
1. Living irritant, yang termasuk dalam iritan ini adalah iritan mikrobial, yaitu
bakteri, toksin bakteri, fragmen bakteri, dan virus. Iritan ini masuk ke
jaringan periapikal melewati bagian apikal dari saluran akar dan
menyebabkan inflamasi dan perubahan jaringan. Banyak studi yang
mengatakan bahwa penyakit periapikal tidak akan muncul apabila tidak ada
campur tangan bakteri di dalamnya. Maka, bakteri merupakan faktor utama
yang dapat menyebabkan penyakit periapikal.
2. Non-living irritant, Iritan Mekanis adalah prosedur operatif, trauma
kecelakaan, trauma oklusi. Iritan Termal adalah rangsang dingin, panas
(misalnya pada saat mengebur). Iritan Kemikal adalah bahan pengisi saluran
akar, bahan pembersih kavitas, dan bahan antibakteri.

Saluran akar gigi normalnya steril dan keberadaan mikroorganisme tergantung pada
invasinya. Ketika terdapat inflamasi karena paparan masif bakteri, pertahanannya
akan mengalami penurunan sehingga bakteri dapat menginvasi dan mengkolonisasi
saluran akar. Jalan yang sangat sering dilewati sebagai jalur masuk mikroorganisme
ke dalam saluran akar adalah adanya paparan jaringan pulpa yang disebabkan oleh
karies atau trauma. Jalur-jalur potensial tersebut adalah email dan dentin yang retak
karena trauma, tubuli dentin yang terekspos karena karies, fraktur, preparasi
kavitas atau mahkota, kebocoran marginal disekitar tumpatan, resorpsi akar atau
root planing.

Patogenesis Penyakit Periapikal


Saluran akar merupakan sumber utama infeksi. Mikroorganisme yang
terdapat pada saluran akar dapat berproliferasi sehingga berkembang ke luar
saluran akar. Sisa-sisa metabolik mikroorganisme tersebut atau toksin
jaringan nekrosis juga dapat berdifusi ke jaringan periapikal. Ketika
mikroorganisme memasuki daerah periapikal, mereka akan dihancurkan oleh
PMN. Namun apabila mikroorganisme tersebut sangat virulen, mereka akan
mengalahkan mekanisme pertahanan dan menghasilkan perkembangan lesi
periapikal.

Toksin dari mikroorganisme dan pulpa yang nekrosis pada saluran akar
bersifat mengiritasi dan merusak jaringan periapikal. Iritan-iritan tersebut
bersamaan dengan enzim proteolitik yang dihasilkan oleh PMN yang mati
akan membentuk pus dan menghasilkan perkembangan abses kronis. Di
pinggir daerah jaringan tulang yang rusak, toksin bakteri akan dilemahkan
sehingga dapat berperan sebagai stimulan dan menghasilkan pembentukan
granuloma. Setelah itu, fibroblast akan bekerja dan membangun jaringan
fibrosa, osteoblast akan membatasi area dengan membentuk tulang
sklerotik. Bersamaan dengan ini, apabila epitelial rests of Malassez juga
terstimulasi, akan terjadi pembentukan kista.

Anda mungkin juga menyukai