Psap 10
Psap 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan adakalanya terjadi
kesalahan dalam pencatatan transaksi keuangan atau perubahan kebijakan
akuntansi yang diterapkan oleh suatu entitas, serta adanya peristiwa luar biasa
yang secara signifikan akan berpengaruh pada kondisi kinerja keuangan suatu
entitas.
Suatu kesalahan yang terjadi dalam pencatatan akuntansi mengakibatkan
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan menjadi bias. Oleh karena itu
perlu adanya mekanisme untuk membetulkan kesalahan tersebut.
Apabila ada perubahan kebijakan akuntansi dari periode sebelumnya
maka kemungkinan akan mempengaruhi posisi keuangan secara material.
Pengaruh yang material terhadap laporan keuangan tersebut harus diungkapkan
dalam laporan keuangan.
Disamping itu, kemungkinan terjadi peristiwa luar biasa yang
mempengaruhi kondisi kinerja keuangan suatu entitas secara signifikan. Dalam
rangka full disclosure maka dalam laporan keuangan harus
diungkapkan
dampak peristiwa luarbiasa tersebut terhadap kondisi kinerja keuangan.
B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum:Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta
mampu:
1. Memahami Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
2. Mampu mengimplementasikan
Laporan Keuangan
SAP
dalam
menyusun
dan
menyajikan
C. Deskripsi Ringkas
Materi Modul PSAP 10 disusun sesuai pokok-pokok paragraf koreksi
kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi dan peristiwa luar biasa. Bahasan
dimulai dengan latar belakang yang memuat koreksi kesalahan pengungkapan
perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruh peristiwa luar biasa terhadap
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
PSAP 10 - 1
laporan keuangan. Pada Bab II akan dibahas secara khusus kesalahan dan
koreksi yang dilakukan apabila terdapat kesalahan-kesalahan tersebut. Pada Bab
III diungkapkan mengenai Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapan
pada laporan keuangan.
Pada bab IV diuraikan mengenai peristiwa luar biasa yang mempengaruhi
kinerja keuangan pemerintah dan kaitannya dengan pengungkapan peristiwa
luar biasa pada Catatan Atas Laporan keuangan
D. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dalam pelatihan ini dilakukan dengan cara
pemaparan materi PSAP 10 dan penerapannya dalam akuntansi pemerintahan
yang dilanjutkan dengan tanya jawab serta diskusi soal-soal latihan dan contoh
kasus yang bertalian dengan Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan akuntansi
dan Peristiwa Luar Biasa. Keberhasilan pembelajaran ini juga sangat tergantung
pada partisipasi aktif dari para peserta pelatihan di dalam aktivitas diskusi,
latihan dan tanya jawab.
PSAP 10 - 2
BAB II
KOREKSI KESALAHAN
Laporan keuangan disusun dan disajikan untuk menyediakan informasi
yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan
oleh entitas pelaporan. Untuk menjaga integritas data dan agar informasi
laporan keuangan tidak menyesatkan maka laporan keuangan harus bebas dari
kesalahan.
Laporan keuangan disusun pada pisah tanggal tertentu; terhadap laporan
keuangan pemerintah, mengikuti periode tahun anggaran yaitu meliputi masa
satu tahun mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Menurut
ketentuan UU Bidang Keuangan laporan keuangan pemerintah harus
disampaikan kepada DPR paling lambat 6 bulan setelah tutup tahun buku,
setelah dilakukan audit oleh BPK. Terdapat tahapan atau periode waktu dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan sampai dengan penyampaian
laporan keuangan ke DPR, yaitu :
a.
b.
c.
periode waktu sebelum laporan keuangan disusun dan disajikan, atau tahun
berjalan
periode waktu setelah laporan keuangan sudah diterbitkan tetapi belum
diaudit oleh BPK
periode waktu setelah laporan diaudit oleh BPK disampaikan ke DPR/DPRD
dan telah ditetapkan dengan UU atau Peraturan daerah.
PSAP 10 - 3
Uraian
Piutang dari BUD
Belanja Pegawai
Ref
Debet
18 juta
Kredit
18 juta
BUD
Tanggal
15/5/06
Uraian
Kas di Kas Daerah
Belanja Pegawai
Ref
Debet
18 juta
Kredit
18 juta
PSAP 10 - 4
Rp 531.000.000
Rp 531.000.000
BUN
Tidak ada Jurnal
Rp 18.000.000
Rp 18.000.000
BUD
Pendapatan Retribusi
Kas di kas daerah
Rp 18.000.000
Rp 18.000.000
Contoh 2:
Pada Tanggal 15 Mei 2005, dibayar gaji pegawai dengan menerbikan SP2D-LS
dengan nilai Rp 513.000.000. Pada hari dan tanggal yang sama SP2D-LS
tersebut dibukukan oleh bagian keuangan sebesar Rp531.000.000,-.
Pada bulan Januari 2006 waktu menyusun laporan, diketahui kesalahan
tersebut, ditemukan perbedaan antara saldo kas menurut bank dan saldo
menurut buku sebesar Rp18.000.000 (Rp531.000.000Rp513.000.000).
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
PSAP 10 - 5
Rp 18.000.000
Rp 18.000.000
Rp 18.000.000
Rp 18.000.000
Rp 550.000.000
Rp 550.000.000
Rp 550.000.000
Rp 550.000.000
Rp 40.000.000
Rp 40.000.000
Rp 40.000.000
PSAP 10 - 6
Rp 40.000.000
BUD
Jurnal Tanggal 20 Oktober 2005
Belanja Modal Peralatan dan
Mesin
Kas di kas daerah
Jurnal Koreksi tangal 25 Juni 2006
Kas di Kas Daerah
Pendapatan Lain-lain
Rp 550.000.000
Rp 550.000.000
Rp 40.000.000
Rp 40.000.000
Rp 2.250.000
Rp 2.250.000
Rp 2.250.000
Rp 2.250.000
Rp 25.000
Rp 25.000
Rp 2.250.000
Rp 2.250.000
PSAP 10 - 7
Jurnal Koreksi
Kas di kas daerah
Pendapatan Lain-lain
Rp 25.000
Rp 25.000
Rp 3.275.000
Rp 3.275.000
Jurnal Koreksi
Tidak ada jurnal
BUD
l Tanggal 9 Februari 2005
Kas di kas daerah
Lain lain PAD
Jurnal Koreksi
Kas di kas daerah
SiLPA/SiKPA
Rp 3.275.000
Rp 3.275.000
Rp 300.000
Rp 300.000
PSAP 10 - 8
Contoh:
Belanja modal atas Peralatan Mesin sebesar Rp 5.000.000 pada waktu
mencatat aset tetap salah dibukukan sebagai aset tetap Jalan, irigasi dan
jaringan.
SKPD
Jurnal yang salah
Belanja Modal Peralatan Mesin
Piutang dari BUD
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Jurnal koreksi
Peralatan Mesin
Jalan, Irigasi dan Jaringan
BUD
Jurnal Pada saat pembayaran
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Kas di Kas Daerah
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
Jurnal koreksi
Tidak ada jurnal
7.
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
PSAP 10 - 9
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
PSAP 10 - 10
BAB III
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Dalam menyusun dan menyajian laporan keuangan perlu memperhatikan
Peraturan Kepala Daerah tentang Kebijakan Akuntansi yang merupakan dasar
pengakuan, pengukuran dan pelaporan atas aset, kewajiban, ekuitas,
pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta laporan keuangan. Kebijakan
tersebut akan berdampak pada keandalan laporan keuangan yang akan
dihasilkan, sehingga kebijakan akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari
waktu ke waktu.
Dalam penyusunan laporan keuangan kebijakan akuntansi harus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sebelum menjelaskan pospos laporan keuangan agar laporan keuangan dapat dipahami oleh para
pengguna laporan keuangan.
A. Perubahan Kebijakan Akuntansi
Adakalanya kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam suatu periode
akuntansi berbeda dengan periode sebelumnya. Paragraf 26 PSAP 10
menyatakan: Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya
apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh
peraturan perundang-undangan atau standar akuntansi pemerintahan yang
berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan
menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus
kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan
entitas.
Perubahan kebijakan akuntansi misalnya antara lain adalah perubahan
metode penyusutan dan metode penilaian persediaan. Penyusutan adalah
penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari
suatu aset sehingga diperoleh nilai wajar. Jadi penyusutan bukan merupakan
metode alokasi biaya untuk memupuk dana dalam rangka penggantian aset
tetap. Dengan demikian, apabila dilakukan penyusutan terhadap aset tetap,
maka tidak berhubungan dengan beban belanja, dan oleh karena itu perubahan
kebijakan terhadap penyusutan tersebut tidak mempengaruhi laporan ralisasi
anggaran.
Contoh:
Pemkot Madiun membeli Komputer dan pheriperalnya pada bulan Desember
2003 senilai Rp 200 juta. Pada tahun 2003 Pemkot Madiun menetapkan
kebijakan akuntansi dengan menerapkan penyusutan untuk peralatan dan mesin
menggunakan metode garis lurus. Estimasi masa manfaat komputer tersebut 5
tahun. Dalam perjalanan waktu, pada tahun 2006 Pemkot Madiun memutuskan
untuk mengubah Kebijakan Akuntansi Penyusutan Peralan dan Mesin (termasuk
komputer) dari metode garis lurus (straight line method) menjadi metode
penyusutan saldo menurun (double declining method)
Terhadap perubahan kebijakan
penyusutan sebagai berikut:
akuntansi
tersebut,
disusun
perhitungan
PSAP 10 - 11
Rp 36.800.000
Rp 36.800.000.
B. Pengungkapan
Paragraf 29 menyatakan bahwa perubahan kebijakan akuntansi dan
pengaruhnya harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Contoh pengungkapan berdasarkan
ilustrasi perubahan kebijakan
akuntansi penyusutan seperti tersebut diatas, dari metode garis lurus, menjadi
metode saldo menurun, adalah sebagai berikut :
Pada tahun anggaran 2006, pemerintah Kota Madiun, telah menetapkan
perubahan kebijakan akuntansi khusus mengenai metode penyusutan Aset
Tetap- Peralatan dan Mesin, dari metode garis lurus menajdi metode saldo
menurun, dengan alasan agar diperoleh nilai wajar yang mendekati sebenarnya,
karena komputer dan pheriperalnya lebih cepat obsolet.
Adapun pengaruh perubahan kebijakan akuntansi metode penyusutan tersebut,
terdapat perbedaan nilai wajar sebagai berikut :
PSAP 10 - 12
URAIAN
Nilai perolehan awal
Akumulasi
penyusutan
Desember 2006
Nilai wajar pada 31 Des. 2006
METODE GARIS
LURUS
200.000.000,00
METODE SALDO
MENURUN
200.000.000,00
120.000.000,00
80.000.000,00
156.800.000,00
43.200.000,00
sd
Jadi nilai wajar Aset Tetap berupa komputer dan pheriperalnya pada 31
Desember 2006 adalah sebesar Rp 43.200.000,00. Perbedaan tersebut telah
dikoreksikan pada akun yang bersangkutan.
PSAP 10 - 13
BAB IV
PERISTIWA LUAR BIASA
Peristiwa Luar Biasa adalah kejadian atau transaksi yang secara jelas
berbeda dari aktivitas biasa atau normal suatu entitas dan karenanya tidak
diharapkan terjadi dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas sehingga
memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi
aset/kewajiban.
Di lingkungan entitas pemerintahan, penanggulangan bencana alam dan
sosial termasuk aktivitas biasa.
Peristiwa yang berada di luar kendali atau pengaruh entitas adalah kejadian
yang sukar diantisipasi dan oleh karena itu tidak dicerminkan di dalam
anggaran.
Dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran karena peristiwa luar
biasa terpenuhi apabila kejadian dimaksud secara tunggal menyebabkan
penyerapan sebagian besar belanja tak tersangka atau dana darurat sehingga
memerlukan perubahan/pergeseran anggaran secara mendasar.
Pada paragraf 35, menyatakan bahwa peristiwa luar biasa harus
memenuhi seluruh persyaratan berikut:
(a) Tidak merupakan kegiatan normal dari entitas
(b) Tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi berulang
(c) Berada di luar kendali atau pengaruh entitas
(d) Memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi
aset/kewajiban
Selanjutnya pada paragraf 36 dinyatakan bahwa hakikat, jumlah dan
pengaruh yang diakibatkan oleh peristiwa luar biasa harus diungkapkan secara
terpisah dalam Catatan atas laporan keuangan.
Contoh :
Pada bulan Mei 2006 telah terjadi gempa dengan skala 5,9 Richter di wilayah
propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan propinsi Jawa Tengah, dimana wilayah
Kabupaten Bantul mengalami kerusakan yang paling parah, yang mengakibatkan
korban jiwa dan kerusakan infra struktur dan sentra-sentra industri dan
perekonomian masyarakat. Kondisi tersebut mengakibatkan kerugian yang
sangat besar pada infra struktur pemerintah (jalan, jembatan, irigasi,
perumahan, gedung kantor dsb). Oleh karena itu akan menimbulkan disatu sisi
menurunnya potensi
Pendapatan Asli daerah (PAD) dan
dilain sisi
meningkatnya kebutuhan dana untuk bantuan sosial kepada masyarakat dan
dana untuk rehabilitasi dan rekonstruksi infra struktur di wilayah kabupaten
Bantul.
Peristiwa tersebut telah memenuhi kriteria paragraf 35 PSAP no 10 tentang
Koreksi Kesalahan, perubahan Kebijakan Akuntansi dan peristiwa Luar Biasa,
sehingga layak dianggap sebagai Peristiwa Luar Biasa.
PSAP 10 - 14
SOAL LATIHAN
Pilihan ganda:
1. Terdapat kesalahan pencatatan belanja yang terlalu besar pada periode
berjalan, akibat kesalahan tersebut akan dicatat:
a. menambah pendapatan
b. menambah belanja
c.
mengurangi pendapatan
d. mengurangi belanja
2. Pemda A mencatat penerimaan pengembalian utang dari PDAM sebesar Rp
10 milyar sebagai Pendapatan Asli Daerah. Atas kejadian tersebut maka:
a. dikoreksi dengan menambah pendapatan
b. dikoreksi dengan mengurangi pendapatan
c.
dikoreksi dengan menambah penerimaan pembiayaan dan mengurangi
pendapatan
d. tidak ada koreksi, karena sudah benar
3. Pemkot Makassar lebih membayar honor seorang pegawai terlalu besar pada
bulan Desember tahun 2005 sebesar Rp 500.000. Kepada yang bersangkutan
diminta mengembalikan sesuai dengan SK tuntutan ganti rugi pada bulan
Januari 2006, tetapi sampai laporan keuangan tahun 2005 selesai disusun
belum ada dikembalikan tersebut, karena pegawai yang bersangkutan sedang
tugas belajar.
a.
Dicatat sebagai pengurang belanja
b.
Dicatat sebagai pendapatan lain-lain
c.
Dicatat sebagai piutang lain-lain
d.
Tidak dicatat, karena belum dibayar
4. Pemprov DKI memberikan restitusi pajak daerah kepada Hotel Aryaduta
sebesar Rp 26.000.000, terhadap kejadian tersebut akan dicatat dengan:
a. Menambah belanja barang
b. Mengurangi piutang pajak
c.
pengurang pendapatan pajak daerah
d. menambah subsidi
5. Berikut ini merupakan peristiwa yang memerlukan koreksi kecuali:
a. kesalahan pencatatan aset
b. kelebihan pembayaran belanja
c.
kesalahan pencatatan utang jangka panjang
d. kesalahan berulang
PSAP 10 - 15
DAFTAR BACAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
PP No. 2/2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah
serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri;
19.
20.
21.
22.
23.
Piutang
Negara/Daerah,
PSAP 10 - 16