OLEH:
HARIYANTI 201505095
FAKULTAS FARMASI
STIKES CINDEKIA UTAMA
KUDUS
2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................1
A.
B.
C.
D.
Latar Belakang..........................................................................1
Rumusan Masalah.....................................................................2
Tujuan........................................................................................2
Manfaat.....................................................................................2
BAB II ISI...............................................................................3
A. Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh..........................................3
B. Mekanisme Sistem Kekebalan Tubuh........................................3
C. Regulasi......................................................................................5
D. Komponen Komponen Sistem Imun.......................................7
E. Imunitas Humoral.......................................................................9
F. Respon Imunitas Sistem Kekebalan Tubuh................................9
G. Gangguan Pada Sistem Kekebalan Tubuh.................................13
BAB III KESIMPULAN.................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem kekebalan tubuh sangat mendasar peranannya bagi kesehatan,
tentunya harus disertai dengan pola makan sehat, berolahraga, dan terhindar dari
masuknya senyawa beracun ke dalam tubuh. Sekali senyawa beracun hadir dalam
tubuh, maka harus segera dikeluarkan. Kondisi sistem kekebalan tubuh
menentukan kualitas hidup. Ada orang yang mudah sakit, ada pula orang yang
jarang sakit, ini ada kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh seseorang
tersebut.Dalam tubuh yang sehat terdapat sistem kekebalan tubuh yang kuat
sehingga daya tahan tubuh kebal terhadap penyakit. Pada bayi yang baru lahir,
pembentukan sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna dan masih memerlukan
ASI yang membawa sistem kekebalan tubuh sang ibu untuk membantu daya
tahan tubuh bayi. Semakin dewasa, sistem kekebalan tubuh terbentuk sempurna.
Namun, pada orang lanjut usia, sistem kekebalan tubuhnya secara alami menurun.
Itulah sebabnya timbul penyakit degeneratif atau penyakit penuaan.
Pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan serba cepat dan
instan. Hal ini berdampak juga pada pola makan. Misalnya sarapan di dalam
kendaraan, makan siang serba tergesa, belum lagi kualitas makanan yang
dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga, dan stres. Apabila terus berlanjut,
daya tahan tubuh akan menurun, lesu, cepat lelah, dan mudah terserang penyakit.
Karena itu, banyak orang yang masih muda mengidap penyakit degeneratif.
Kondisi stres dan pola hidup modern sarat polusi, diet tidak seimbang, dan
kelelahan menurunkan daya tahan tubuh sehingga memerlukan kecukupan
antibodi. Gejala menurunnya daya tahan tubuh sering kali terabaikan sehingga
timbul berbagai penyakit infeksi, dan penuaan dini pada usia produktif.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan sistem kekebalan tubuh ?
Bagaimana mekanisme sistem kekebalan tubuh?
Apa yang dimaksud dengan regulasi?
Apa saja komponen-komponen sistem imun ?
Apa yang dimaksud dengan imunitas humoral?
Apa saja gangguan pada sistem kekebalan imun?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem kekebalan tubuh.
2. Untuk mengetahui mekanisme system kekebalan tubuh.
3. Untuk mengetahui pengertian regulasi.
4. Untuk mengetahui komponen- komponen sistem imun.
5. Untuk mengetahui pengertian imunitas humoral.
6. Untuk mengetahui gangguan pada sistem kekebalan tubuh.
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian sistem kekebalan tubuh.
2. Dapat mengetahui mekanisme system kekebalan tubuh.
3. Dapat mengetahui pengertian regulasi.
4. Dapat mengetahui komponen- komponen sistem imun.
5. Dapat mengetahui pengertian imunitas humoral.
6. Dapat mengetahui gangguan pada sistem kekebalan tubuh.
BAB II
ISI
A. Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh
Tubuh kta sepanjang waktu terpapar dengan bakter,virus,jamur semuanya
terjadi secara normal dan dalam berbagai tingkatan pada kulit,mulut,jalan
napas,saluran cerna,membran yang melapisi mata bahkan saluran kemih. Namun
terkadang kita terpapar dengan bakteri dan virus serta parasit yang infeksius atau
dapat menginfeksi tubuh dan menyebabkan penyakit yang akut sehingga sangat
4
kalinya. Sebab, tubuh yang terserang sudah begitu kenal atau tidak asing dengan
antigen yang menyerang. Akibatnya, darah membentuk antibodi untuk melawan
antigen tersebut.
Selain secara alami, kekebalan aktif dapat diperoleh secara buatan.
Kekebalan aktif buatan (induced immunity) diperoleh dari luar tubuh, yakni
setelah tubuh mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi merupa kan proses memasukkan
vaksin ke dalam tubuh supaya tubuh membentuk antibodi sehingga kebal terhadap
suatu penyakit. Sementara vaksin ialah kuman penyakit yang sudah dilemahkan
atau dijinakkan sehingga tidak berbahaya bagi tubuh.
Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh
seseorang
dengan
digunakan seumur hidup. Sebagai contoh adalah suntikan ATS (Anti Tetanus
Serum) dan sun tikan IG (Globulin Imun).
C. Regulasi
Regulasi sistem imun atau imunoregulasi adalah pengendalian respon dan
interaksi imun spesifik antara limfosit B dan T serta makrofag. Pada dasarnya
keutuhan tubuh dipertahankan oleh dua sistem pertahanan yaitu sistem pertahan
tubuh non spesifik (natural) dan spesifik (adaptive).
1. Sistem Imun Non Spesifik
sistem imun non spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam
menghadapi serangan berbagai mikroorganisme,karena sistem imun spesifik
memerlukan waktu sebelum memberikan responnya. Sistem imun tersebut
disebut non spesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertenntu.
Sistem pertahanan nonspesifik terdiri dari pertahanan fisik,pertahanan larut
(biokimia) dan pertahanan seluler.Pertahanan fisik terdiri darikulit,selaput
lender, silia saluran napas,batuk dan bersin dapat mencegah berbagai kuman
patogen yang masuk kedalam tubuh. Pertahanan larut terdiri dari bahan-bahan
yang
disekresi
mukosa
saluran
napas,kelenjar
sebasea
kuliit,kelenjar
terjadi pada
spesifik humoral dan spesifik seluler.Yang berperan dalam sistem imun spesifik
humoral adalah limfosit B atau sel B sedangkan pada spesifik seluler yang
beperan adalah limfosit T atau sel T. Bila antigen spesifik melakukan kontak
dengan limfosit T dan B didalam jaringan limfoid maka limfosit T tertentu
menjadi teraktivasi untuk membentuk sel T teraktivasi dan limfosit B tertentu
menjadi teraktivasi untuk membentul antibodi. Sel T yang teraktivasi dan atibodi
ini kemudian bereaksi dengan sangat spesifik terhadap antigen tipe tertentu yang
mencetuskan pembentukan sel imun tadi.Makrofag juga sangat berperan dalam
proses aktivasi sel T dan sel B. dmana makrofag mentransfer antigen-antigen
tertentu secara langsung ke limfosit dengan cara kontak sel ke sel sehingga
menimbulkan aktivasi klon limfositik yang spesifik. Selain itu makrofag juga
menyekresikan zat pengaktivasi khusus yang meningkatkan pertumbuhan dan
reproduksi limfosit spesifik.zat
ini disebut
Interleukin-1.
dalam beberapa
tingkat
sebagai
sel populasi ke tiga atau null cell. Morfologis,sel NK merupakan limfosit dengan
granul besar. sel NK dapat menghancurkan sel yang mengandung virus atau sel
neoplasma. Interferon mempercepat pematangan dan meningkatkan efek sitolitik
sel NK.
3. Sel mast
Sel mast berperan dalam reaksi alergi dan juga dalam pertahanan pejamu
dan jumlahnya menurun pada sindrom imunodefisiensi.sel mast juga berperan
pada imunitas terhadap parasit dalam usus dan terhadap invasi bakteri.
4. Antibodi
Antibodi atau imunoglobulin adalah golongan protein yang dibentuk sel
plasma (proliferasi sel B) setelah terjadi kontak dengan antigen.Ada lima jenis
imunoglobulin,yaitu :
a. IgG
IgG nerupakan komponen utama (terbanyak) imunoglobulin serum
.Kadarnya dalam serum sekitar 13 mg/ml merupakan 75 % dari semua Ig. IgG
ditemukan juha dalam berbagai cairan lain antaranya cairan saraf sentral (CSF)
dan juga urin.IgG dapat menembus plasenta dan masuk ke janin dan berperan
pada imunitas bayi sampai umur 6-9 bulan. IgG dapat mengaktifkan komplemen
meningkatkan pertahanan badan melalui opsonisasi dan reaksi inflamasi
(peradangan).
b. IgA
IgA ditemukan dalam jumlah sedikit dalam serum,tetapi kadarnya dalam cairan
sekresi saluran napas,saluran cerna,saluran kemih,air mata, keringat,ludah dan
kolostrum lebih tinggi sebagai IgA sekretori. Baik IgA dalam serum maupun
dalam sekresi dapat menetralisir toksin atau virus dan atau mencegah kontak
antara toksin/virus dengan alat
sasaran.
c. IgM
IgM
E. Imunitas Humoral
Imunitas humoral berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah
limfosit B atau sel B. Sel B tersebut berasal darisel asal multipoten dalam
sumsum tulang. Bila sel B dirangsang benda asing sel tersebut akan berpoliferasi
dan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang dapat membentuk antibodi. Antibodi
yang dilepas dapat ditemukan di dalam serum. Fungsi utama antbodi ialah
mempertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri,virus dan menetralsas toksin.
F.
yaitu respons humoral dan respons selular. Respons humoral atau kekebalan
humoral melibatkan aktivitas sel B dan produksi antibodi yang beredar di dalam
10
plasma darah dan limfa. Kekebalan humoral efektif melawan bakteri atau virus
yang mencoba masuk ke dalam cairan tubuh. Adapun respons selular atau
kekebalan selular melibatkan sel-sel yang bereaksi langsung terhadap sel-sel
asing atau jaringan yang terinfeksi. Jenis kekebalan ini dapat secara langsung
melawan sel-sel tubuh yang terinfeksi oleh bakteri atau virus. Akan tetapi,
kekebalan selular ini berperan pula dalam pengenalan jaringan asing dan
penolakan atas jaringan hasil transplantasi.
Secara umum, kekebalan humoral dan selular memberikan tiga fungsi
utama sebagai berikut :
1. Pengenalan
Sistem kekebalan dapat mengenali benda asing (antigen) yang masuk ke
dalam tubuh. Meskipun jenis patogen sangat beraneka ragam, sistem kekebalan
dapat mengenali dan menyusun respon melawan semua jenis organisme secara
spesifik.
2. Reaksi
Setelah mengenali antigen yang masuk, sistem kekebalan bereaksi dengan
mempersiapkan respons humoral dan selular.
3. Pembuang
Sistem kekebalan dapat menghancurkan antigen yang masuk ke dalam
tubuh. Penghancuran ini dapat dilakukan secara humoral melalui antibodi maupun
secara selular, oleh limfosit T. Ketika sistem kekebalan bekerja secara efektif,
antigen akan hancur dan dibuang.
a. Kekebalan Humoral
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kekebalan humoral melibatkan
aktivasi sel B dan produksi antibodi yang beredar di dalam plasma darah dan
limfa. Antibodi yang beredar sebagai respons humoral, bekerja melawan bakteri,
virus, dan toksin yang ada di dalam cairan tubuh. Untuk melawan antigen,
limfosit B dengan antibodi tertentu akan membelah dan berdiferensiasi menjadi
dua bagian, yaitu sel plasma dan sel B memori. Sel plasma dapat memproduksi
antibodi dengan kecepatan 120.000 molekul/menit, dengan umur sel plasma
sekitar 5 hari. Antibodi memiliki dua sisi ikatan (binding site) yang berbeda.
11
Oleh karena itu, antibodi dapat membentuk suatu formasi ikatan (crosslink)
terhadap antigen sehingga membentuk suatu ikatan kompleks. Antigen yang telah
berikatan dengan antibodi, tidak dapat menginfeksi sel. Selain itu, antigen
tersebut menjadi sasaran yang mudah bagi sel-sel fagosit untuk ditelan dan
dihancurkan.
Untuk membuat respons ini lebih efektif, antibodi memberikan
instruksi kepada molekul dan sel-sel lain di dalam tubuh untuk mengetahui
adanya serangan. Apabila antigen tersebut berupa protein bebas, antibodi akan
berikatan dengan antigen tersebut dan diekskresikan oleh ginjal. Adapun antigen
yang berupa bakteri dan virus, antibodi akan memberi sinyal kimiawi untuk
menarik sel-sel fagosit agar menghancurkannya.
Kemudian, beberapa antibodi akan mengaktifkan sejumlah protein dalam
darah atau protein komplemen. Ketika protein komplemen ini bertemu dengan
antibodi yang menempel pada permukaan sel, protein tersebut akan menempel
pada membran sel dan membentuk pori-pori. Pori-pori ini akan membuat sel
menjadi lisis (pecah).
12
B akan berdiferensiasi menjadi sel plasma dan sel B memori. Kondisi ini dapat
menyebabkan suatu individu menjadi sakit (contohnya demam). Akan tetapi,
gejala penyakit tersebut akan hilang ketika antigen yang masuk ke dalam tubuh
telah dibersihkan oleh antibodi dan sel T. Apabila suatu individu terpapar lagi
oleh antigen yang sama beberapa waktu kemudian, respons akan menjadi lebih
cepat (27 hari) dengan respons yang lebih besar dan lama. Proses ini dinamakan
dengan respons kekebalan sekunder. Konsep kekebalan ini sangat kita kenali di
dalam kehidupan sehari-hari, contohnya apabila kita pernah terserang cacar air,
kita tidak mungkin terkena penyakit itu lagi.
13
menghancurkannya dengan cara merusak membran sel asing. Adapun fungsi sel T
supressor yaitu untuk menekan respons kekebalan dengan memperlambat laju
pembelahan sel dan membatasi produksi antibodi. Proses ini berlangsung apabila
infeksi telah berhasil ditangani.
Selain itu, sel T lain yang berperan adalah sel T pembantu. Sel T
pembantu ini berfungsi untuk menghasilkan sekret yang dapat merangsang sel B
dan juga menghasilkan senyawa lain yang berfungsi dalam respons kekebalan.
Keterangan: Mekanisme kekebalan yang dilakukan oleh (a) sel T sitotoksik, (b) sel
T pembantu, dan (c) sel Tsupressor.
Kekebalan selular sangat penting dalam menghadapi infeksi oleh virus.
Meskipun antibodi dapat menangkap partikel-partikel virus, antibodi tidak dapat
menyerang virus yang telah masuk ke dalam sel. Sel T sitotoksik dapat
mendeteksi
protein
virus
pada
permukaan
sel
yang
terinfeksi
dan
14
15
16
DAFTAR PUSTAKA
C. Elizabeth J, buku saku patofisiologi edisi tiga, buku kedokteran, EGC : 2009.
W.F. Ganong, Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 22, buku kedokteran, EGC:2008
Dorland. 1995. Pocket Medical Dictionary. Philadelphia: Saunders Company
Firmansyah, Rikky, dkk. 2009. Mudah Dan Aktif Belajar Biologi. Jakarta: PT Setia
Purna Inves
Gershon RK. 1987. The immunological. Sunderland: Mass Sinauer Associat ion
http://blog.ub.ac.id/cdrhfitria/2012/09/19/sistem-imun-spesifik-seluler/
tanggal 1 Oktober pukul 20.54 WIB
di
unduh
17