LAPORAN Pasar Modern
LAPORAN Pasar Modern
Disusun Oleh:
Frans Furiady
Kasmatiska
Iqbal
Hariati
KATA PENGANTAR
juga
mengucapkan
terima
kasih
kepada
dosen
manajemen
pemasaran sang Penyusun yaitu Bapak Ali yang telah membimbing penyusun agar
dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun laporan ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon
untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Makassar, 15 Nopember 2010
(Ketua Kelompok 3)
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab 2
Pembahasan
Pengertian
Pengertian Pasar atau Definisi Pasar adalah tempat bertemunya calon penjual
dan calon pembeli barang dan jasa.
Di pasar antara penjual dan pembeli akan melakukan transaksi. Transaksi adalah
kesepakatan dalam kegiatan jual-beli. Syarat terjadinya transaksi adalah ada barang
yang diperjual belikan, ada pedagang, ada pembeli, ada kesepakatan harga barang,
dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.
Jenis-Jenis Pasar
Jenis pasar menurut bentuk kegiatannya. Menurut dari bentuk kegiatannya pasar dibagi
menjadi 2 yaitu pasar nyata ataupun pasar tidak nyata(abstrak). Maka kita lihat
penjabaran berikut ini:
Pasar Nyata.
Pasar nyata adalah pasar diman barang-barang yang akan diperjual belikan dan dapat
dibeli oleh pembeli. Contoh pasar tradisional dan pasar swalayan.
Pasar Abstrak.
Pasar abstrak adalah pasar dimana para pedagangnya tidak menawar barang-barang
yang akan dijual dan tidak membeli secara langsung tetapi hanya dengan
menggunakan surat dagangannya saja. Contoh pasar online, pasar saham, pasar
modal dan pasar valuta asing.
Jenis pasar menurut cara transaksinya. Menurut cara transaksinya, jenis pasar
dibedakan menjadi pasar tradisional dan pasar modern.
Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan
pembeli dapat mengadakan tawar menawar secar langsung. Barang-barang yang
diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok.
Pasar Modern
Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjual
belikan dengan harga pas dan denganm layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar
ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya.
Jenis Jenis Pasar menurut jenis barangnya. Beberapa pasar hanya menjual satu jenis
barang tertentu , misalnya pasar hewan,pasar sayur,pasar buah,pasar ikan dan daging
serta pasar loak.
Jenis Jenis Pasar menurut keleluasaan distribusi. Menurut keluasaan distribusinya
barang yang dijual pasar dapat dibedakan menjadi:
Pasar Lokal
Pasar Daerah
Pasar Internasional
bawah. Masa operasi pasar tradisional biasanya, rata-rata dari shubuh sampai siang
hari atau sore hari bahkan sebagian malam hari. Sementara, pasar modern ditandai
dengan fasilitas dagang yang relative lebih teratur, bersih dan menarik melalui sentuhan
manajemen modern yang biasanya terdapat di daerah perkotaan dengan masa operasi
dari pagi hari hingga malam hari. Pasar modern dalam pengertian ini, diantaranya
minimarket, supermarket, hypermarket. Sebagian besar pemilik pasar modern ini
adalah pengusaha besar. Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pasar modern kini
sudah menjadi tuntutan dari konsekuensi gaya hidup yang berkembang di masyarakat
kita. Pasar modern tidak hanya menjadi tempat berbelanja tetapi juga aktivitas lain,
misal sekedar jalan-jalan, nongkrong baik bersama teman maupun keluarga.
Permasalahan mulai muncul ketika pasar modern bergerak secara bebas berdiri,
tidak hanya di daerah perkotaan, tetapi juga menerobos ke pelosok-pelosok, tanpa
adanya pengendalian yang jelas dan tegas dari berbagai pihak yang berkepentingan.
Posisi yang berdekatan antara supermarket atau hypermarket dengan pasar tradisional
di kota-kota besar telah menyebabkan berpindahnya para pembeli pasar tradisional ke
pasar modern tersebut. Melalui berbagai keunggulan yang dimiliki, pasar modern telah
mampu menggusur keberadaan pasar tradisional. Business Watch Institue (BWI)
mencatat perkembangan ritel modern di Indonesia sejak tahun 2000 tumbuh semakin
pesat. Apalagi sejak masuknya peritel asing, Perancis dengan Carrefour yang
membuka ritel jenis hypermarket kemudian Giant yang dibuka oleh Hero-Dairy Farm
dari Hongkong. Mauknya peritel asing tersebut semakin manambah ketat bisnis ritel
yang sebelumnya dikuasai oleh pemain local seperti PT Matahari Tbk, PT Ramayana
Lestari Sentosa, PT Alpha Retailindo dan pemain lainnya. Demikian pula di Solo, pasca
tahun 2002 perkembangan ritelnya sangat pesat dengan keumculan pasar-pasar
modern bahkan mal (Solo Grand Mall, Solo Square) bahkan pusat perbelanjaan ini
masih ditambah dengan munculnya pusat-pusat perdagangan seperti Pusat Grosir Solo
atau berupa toko, rumah-toko (Ruko).
Ancaman yang muncul dari keberadaan pasar modern antara lain; Pertama,
mematikan
warung-warung
tradisional
karena
adanya
pergeseran
kebiasaan
keniscayaan
bagi
pemerintah
untuk
serius
dalam
menata
dan
menyentuh dan amat mendasar dimana pasar tradisional selama ini selalu identik
dengan tempat belanja kumuh, becek, serta bau sehingga hanya didatangi oleh
kelompok masyarakat kelas bawah saja. Gambaran mengenai pasar tradisional yang
seperti itu harus diubah menjadi tempat berbelanja yang bersih dan nyaman sehingga
masyarakat dari semua kalangan akan tertarik untuk datang dan melakukan transaksi di
pasar tradisional. Ke dua, melakukan zonasi (pemetaan tata letak hypermarket).
Hypermarket harus berada pada radius sekian kilometer dari pasar tradisional dan tidak
boleh menjual komoditi tertentu yang yang menjadi jajaan di pasar tradisional. Hal
tersebut dilakukan untuk mencegah persaingan yang tidak berimbang dengan pasar
tradisional. Aturan semacam ini sudah dilakukan di Jakarta, Makassar, dan hampir
semua wilayah di indonesia dimana hypermarket tidak boleh berada di tengah kota dan
tidak berada dalam radius 200 meter yang daerahnya terdapat pasar tradsional. Amat
ironis tentunya, apabila revitalisasi pasar tradisional dilakukan tetapi di dekat pasar
tradisional juga berdiri pasar modern. Ke tiga, pembatasan kuota penjualan komoditi
tertentu. Hak ini cukup efektif dilakukan di Cirebon. Dimana supermarket dan
hypermarket tidak boleh menjual barang lebih dari 5 kilogram per kemasan. Ke empat,
pembatasan kuota pasar modern. Jumlah Carrefour di Jakarta ternyata lebih banyak
jumlahnya daripada di paris. Bahkan di Paris ataupun di kota-kota lainnya di Perancis
tidak akan ditemui adanya hypermarket, kecuali mereka berada di outer ring road yang
berarti di pinggiran kota. Kebijakan ini dimaksudakan agar warung-warung dan tokotoko makanan tradisional yang menjual sayur-mayur dan buah-buahan, dagingdagingan (bouchery), toko roti (boulangery) tetap hidup sehingga mampu mewarnai
dinamika masyarakat. Bahkan pada hari-hari tertentu, terutama week end, di berbagai
lapangan parkir (place plaza) atau di sebagian/potongan jalan di pusat kota digelar
pasar tradisional yang hanya beroperasi hingga tangah hari saja.
Pada hakikatnya pasar modern dan pasar tradisional mempunyai kebihan masingmasing dimana segmentasi pasar yang berbeda satu sama lainnya. Di pasar tradisional
masih terjadi proses tawar-menawar harga yang memungkinkan terjalinnya kedektan
personal dan emosional antar penjual dengan pembeli yang tidak mungkin didapatkan
ketika berbelanja di pasar modern, dikarenakan di pasar modern harga sudah pasti
yang ditandai dengan label harga. Oleh karena itu, pertentangan antara pasar modern
dengan pasar tardisional harus dapat ditengahi dengan baik oleh pemegang kebijakan.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyiapkan sejumlah regulasi yang mampu
menciptakan iklim perekonomian yang kondusif dan nyaman baik bagi pasar modern
dan terkhusus bagi pasar tradisional. Apalagi pasar modern mempunyai suasana lebih
ramai dan juga sejuk dan bukan hamper tidak mungkin pasar modern akan menggeser
perekonomian dari pasar tradisional 5 samapai 10 tahun kedepan. Tapi jika penataan
pasar tradisional dilakukan secara rapi dan bersih bukan tidak mungkin pasar
tradisional akan bangkit kembali.
BAB 3
PENUTUP