Anda di halaman 1dari 12

ANALISA JURNAL

Effectiveness of Infrared Rays on Wound Healing among Caesarean Section


Mothers at Puducherry

DISUSUN OLEH :
MULYADI
ALI AHMAD KELIOBAS
WAHYU SETYO UTOMO

J 230 165 058


J 230 165 074
J 230 165 059

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

Effectiveness of Infrared Rays on Wound Healing among Caesarean Section


Mothers at Puducherry
Efektivitas snar inframerah terhadap penyembuhan luka pada ibu section ceasaria
di Puducherry

A. Latar Belakang
1. Latar Belakang Penulis dalam Jurnal
Kehamilan dan kelahiran anak adalah hal yang paling penting
dalam kehidupan perempuan. Calon ibu menghabiskan banyak waktu
untuk berpikir tentang bagaimana mereka akan melahirkan. Meskipun
sebagian besar orang percaya bahwa kelahiran pervagina adalah cara yang
terbaik untuk melahirkan, namun kadang-kadang operasi Sectio caesarea
tidak dapat dihindari.
Kelahiran caesar yang paling sering digunakan sebagai tindakan
profilaksis, untuk mengatasi masalah kelahiran seperti disproporsi
sefalopelvik, kegagalan untuk kemajuan dalam persalinan atau gawat
daruratan janin.
Di India, insiden kelahiran caesar primer adalah sekitar 30,2% atau
sepertiga kelahiran (Nasional Vital Statistik Sistem, 2008). WHO
menentukan sebagian negara-negara besar melakukan operasi caesar 5
sampai 15%, Tingkat ini berkisar antara 26% dan 27%. prevalensi caesar
umumnya lebih banyak di negara-negara di Puducherry adalah sekitar
31,93% untuk daerah pedesaan dan 39,92% untuk di daerah perkotaan.
Penyebab utama luka infeksi karena luka caesar tidak hanya karena
lamanya perawatan di rumah sakit. Namun manajemen perawatan luka
langsung kepada pasien adalah salah satu hal penting untuk mengurangi
kemungkinan infeksi. Radiasi inframerah adalah salah satu modalitas
untuk mengobati rasa nyeri dan luka oprasi.
Terapi sinar inframerah sebaiknya dilakukan dengan durasi 30
menit, dengan perawatan dua kali dalam sehari selam tiga hari berturutturut. Sedangkan untuk jarak antara radiasi inframerah ke kulit sektar
50cm.
Sinar inframerah juga memiliki efek fisiologis pada vasodilatasi
kulit karena pembebasan vasodilator kimia, histamin yang memiliki efek
langsung terhadap pembuluh darah. Jadi radiasi inframerah dianggap
sebagai pilihan Electro Therapy untuk ibu operasi caesar.
1

2. Latar Belakang Pemilihan Jurnal Kelompok


Sinar inframerah memiliki efek terapi untuk meningkatkan suplai
darah dan menghilangkan rasa sakit. Hal ini terjadi karena meningkatnya
pasokan oksigen dan nutrisi yang tersedia untuk jaringan sehingga
mempercepat penyembuhan dan membantu untuk resolusi peradangan
pada luka (Dash & Selvi, 2013).
Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan pada
tanggal 29 November 2016 di bangsal Mawar I RSUD Dr. Moewardi
Surakarta, Terdapat 5 pasien dengan post Sectio caesarea yang sedang
dalam proses perawatan luka, dari semua pasien, perwatan luka dilakukan
setiap 3 hari sekali atau tergantung dari keadaan luka. Sedangkan untuk
metode yang digunakan mengunakan adalah perawatan luka modern,
namun di ruangan bangsal tersebut tidak mengunakan sinar inframerah
sebagai alat untuk membantu proses percepatan luka.
Berdasarkan fenomena diatas maka kelompok tertarik untuk
memilih jurnal Effectiveness of Infrared Rays on Wound Healing among
Caesarean Section Mothers at Puducherry sebagai terapi tambahan untuk
perawatan luka pada pasien post Sectio caesarea di ruang Mawar I.

B. Tujuan
1. Tujuan Peneliti
a. Untuk mengetahui

efektivitas

sinar

inframerah

terhadap

penyembuhan luka dan tingkat nyeri pada perbandingan kelompok


eksperimen dan kelompok kontrol
b. Untuk membedakan penyembuhan luka dengan tingkat nyeri.
Asumsi: terapi inframerah mungkin memiliki efek

pada

penyembuhan luka dan mengurangi intensitas nyeri pada ibu post


sectio caesar.
2. Tujuan Kelompok

Memberikan pandangan baru dalam dunia keperawatan tentang


efektivitas teknik perawatan luka menggunakan inframerah.
C. Metodologi Penelitian
1. Design
Metode penelitian ini menggunakan design Quasi-eksperimen
dengan pretest and posttest with control group. Pada kelompok
eksperimen ibu mendapatkan perlakuan perawatan luka menggunakan
inframerah dan pada kelompok kontrolnya ibu hanya mendapatkan
perawatan luka biasa.
Untuk menilai tingkat penyembuhan luka dan tingkat karakteristik
nyeri pada penelitian ini menggunakan penilaian Modified Southampton
wound assessment scale untuk menilai luka & Numeric Pain Rating Scale
untuk menilai karakteristik nyeri dengan standardized 0-10.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
simple random sampling. Jumlah sampel ini terdiri dari semua ibu yang
berjumlah 100 yang telah menjalani operasi caesar. Sampel dibagi menjadi
dua kelompok yaitu 50 pada kelompok intervensi dan 50 pada kelompok
kontrol.

D. Pembahasan
Problem:
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi
untuk melahirkan janin dari dalam rahim. Operasi caesar merupakan suatu
tindakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut
(laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi). Kelahiran dengan Sectio
caesarea paling sering digunakan sebagai tindakan profilaksis, untuk
mengatasi masalah kelahiran seperti disproporsi sefalopelvik, kegagalan dalam
kemajuan proses persalinan atau kegawatdaruratan janin. Meskipun operasi
Sectio caesarea dipandang lebih aman dalam kondisi kegawatdaruratan janin.

Namun tidak menutup kemungkinan akan terjadi masalah baru setelah post
operasi salah satunya adalah infeksi pada luka, penyembuhan luka yang lama
dan nyeri pada area luka post operasi.
Intervention:
Teknik perawatan luka menggunakan inframerah memberikan pemanasan
superfisial pada daerah kulit yang diterapi sehingga menimbulkan beberapa
efek fisiologis yang diperlukan untuk penyembuhan luka. Sinar inframerah
memiliki efek terapi meningkatkan suplai darah dan menghilangkan rasa sakit.
Ini akan meningkatkan pasokan oksigen dan nutrisi yang tersedia untuk
jaringan mempercepat penghapusan produk limbah dan membantu untuk
membawa tentang resolusi peradangan.
Efek-efek fisiologis tersebut berupa mengaktifasi reseptor panas superfisial di
kulit yang akan merubah transmisi atau konduksi saraf sensoris dalam
menghantarkan nyeri sehingga nyeri akan dirasakan berkurang. Prosedur
terapi inframerah yang pertama memposisikan pasien dengan posisi
semifowler 45o, dilakukan selama 2 kali sehari dengan waktu 30 menit selama
3 hari berturut-turut.
Comparation: Dampak dari perawatan luka menggunakan inframerah pada
pasien post op section caesar.
Pada kelompok eksperimen nilai pre dan post intervensi secara statistik
memiliki perbedaan nilai yang signifikan. Pada kelompok intervensi
menunjukkan nilai t hitung adalah 2,715 dan p-value 0,008, artinya nilai pvalue (<0,05).
Outcome:
Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa terapi inframerah sangat efektif
dalam proses penyembuhan luka pada pasien post operasi Sectio caesarea.
Pada kelompok intervensi menunjukkan hasil yang signifikan yaitu terdapat
perbedaan antara pre dan post intervensi. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa terapi inframerah efektif untuk penyembuhan luka post
sectio caesar.
E. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

1. Kelebihan Jurnal
a. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan
Quasi-eksperimen pre-test and post-test group (dua kelompok).
Sehingga peneliti dapat membandingkan keefektifan antara kelompok
eksperimen dan kontrol.
b. Peneliti mengambil sampel secara acak sehingga tidak menimbulkan
kecurigaan manipulasi dalam penelitian.
c. Penelitian ini menggunakan 100 sampel, dimana dengan jumlah
sampel tersebut dapat memberikan tingkat kepercayaan dari hasil suatu
penelitian diakarenakan melebihi dari jumlah sampel minimal pada
penelitian quasi-eksperimen.
d. Penelitian ini menggunakan

uji

statistik

ANOVA,

dimana

membadingkan hasil dari kedua kelompak pada penelitian.


e. Peneliti menentukan kesamaan jarak antara cahaya inframerah dengan
luka yang diberikan kepada semua sampel yang mendapatkan cahaya
inframerah.
f. Pengukuran hasil dilakukan secara bersamaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga tidak ada perbedaan
waktu pengukuran hasil.
Kelebihan yang mungkin ditemukan bila hasil penelitian ini diterapkan
di rumah sakit dan atau di tempat pelayanan kesehatan yaitu :
a. Mempercepat proses penyembuhan luka dan mengurangi nyeri
sehingga membantu pasien untuk mengurangi waktu rawat di rumah
sakit.
b. Dapat memberikan pengalaman baru bagi perawat, bidan, dokter dan
tenaga kesehatan lain dalam melakukan perawatan luka post operasi
dengan menggunaka cahaya inframerah.
c. Membantu perawat untuk meningkatkan tindakan mandiri keperawatan
di rumah sakit maupun di pelayanan kesehatan lain.
d. Meningkatkan mutu perlayanan di rumah sakit yakni dengan metode
perawatan luka terbaru.
e. Mudah terjangkau, serta biaya perawatannya cukup ekonomis.
2. Kekurangan Jurnal
a. Peneliti tidak menjelaskan secara rinci prosedur dari tindakan cahaya
inframerah.

b. Peneliti

tidak

menjelaskan

bagaimana

cara

penilaian

proses

penyembuhan luka dan tingkat nyeri.


c. Peneliti tidak menentukan kesamaan sampel seperti berapa kali pasien
melakukan operasi section ceasaria.
d. Peneliti tidak mengontrol suhu lingkungan pada saat dilakukan
tindakan cahaya inframerah.
e. Peneliti tidak menentukan derajat suhu dari cahaya inframerah yang
diberikan kepada sampel.
f. Peneliti tidak mencantumkan jenis uji normalitas sebelum dilakukan
uji statistik untuk hasil penelitian.
g. Peneliti tidak mengontrol terapi (pengobatan) yang diterima oleh
pasien.
Kekurangan yang mungkin ditemukan bila hasil penelitian ini
diterapkan di rumah sakit dan atau di tempat pelayanan kesehatan yaitu :
a. Bila tindakan dilakukan dengan tidak diperhatikan aseptik / kesterilan,
hal ini dapat menyebabkan infeksi pada luka.
b. Pasien merasa tidak nyaman dengan tindakan yang dilakukan
dikarenakan belum pernah mendapatkan tindakan tersebut.
c. Pada awal penggunaan perawat atau tenaga paramedis yang lain masih
merasa asing dikarenakan baru menggunakan cahaya inframerah
dalam merawat luka.
F. Implikasi Keperawatan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, makan tindakan
pada penelitian cahaya inframerah dapat diterapkan pada pasien post operasi
section ceasaria di bangsal Mawar 1 RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan atau
di

pelayanan

kesehatan

lainnya,

dimana

untuk

membantu

proses

penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri pada pasien dengan post
operasi Sectio caesarea Kriteria pada jurnal penilitian sama dengan kriteria
pasien yang ada di bangsal Mawar 1, sehingga tindakan pada penelian ini
dapat dijadikan sebagai referensi tambahan dalam merawat luka.
G. Kesimpulan
Teknik perawatan luka dengan menggunakan cahaya inframerah efektif
untuk penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri pada pasien dengan post
operasi Sectio caesarea. Perawatan luka penting untuk dilakukan, karena

dengan menggunakan cahaya inframerah dapat mengurangi waktu rawat inap


di rumah sakit.
Lampiran :
Assesment Wound Scale Southampton Modified :

Perawatan luka aseptic


Karakteristik luka

Proporsi luka yang terkena


0 <20 20- 40- 6039
59
79>
0 1
2
3
4
0 1
2
3
4
0 2
4
6
8
0 2
4
6
8

80

Cairan eksudate
5
Eritema (alergi)
5
Jenis eksudate
10
Pemisahan jaringan dalam
10
Kriteria
Tempat-tempat pengobatan
Antibiotik
10
Anastesi
5
Debridement luka
10
discharge serosa
Harian 0-5
Eritema (alergi)
Harian 0-5
Jenis eksudate
Harian 0-10
Pemisahan jaringan dalam
Harian 0- 10
Akumulasi bakteri
10
Tetap sebagai pasien rawat inap 5
yang berkepanjangan selama 14
hari
Mengingat skor hanya pada lima dari tujuh hari tertinggi mingguan
skor digunakaninfeksi:.
Kategori Total skor 0-10 = memuaskan penyembuhan
11-20 = gangguan penyembuhan; 20-30 = infeksi luka ringan
31-40 = infeksi luka moderat;> 40 = infeksi lukaparah

Penilaian Scoring Southhampton


Grade
0
I: penyembuhan luka dengan memar
ringan atau alergi
A
B
C
II: Alergi ditambah tanda-tanda lain dari
peradangan
A
B
C
D
III: Bersih dari rembesan darah
A
B
C
D
komplikasi Mayor
IV Pus :
A

Keadaan luka normal

Sedikit memar
Cukup memar
Sedikit Alergi
Pada satu titik
Sekitar jahitan
Sekeliling luka
Sekitar luka
Pada satu titik saja
(<2cm)
Sekeliling luka (> 2 cm)
Volume besar
Berkepanjangan (> 3 hari)

Pada satu titik saja


(<2cm)
B
Sekeliling (> 2 cm)
Infeksi luka mendalam atau berat dengan atau tanpa kerusakan
jaringan hematoma membutuhkan aspirasi
sistem luka gradasi yang digunakan disederhanakan untuk penggunaan
analisiskategori:.
Dengan menggunakan skor, luka dicatat dan di beri informasi tentang
perawatan baik di rumah sakit ataupu dirumah, antara lain :
A. penyembuhan luka normal
B. komplikasi minor
C. Luka Infeksi luka dinilai IV atau V luka diobati dengan
antibiotik setelah keluar dari rumah sakit, irrespection dari
gradasi luka
D. Mayor hematoma-luka atau hematoma skrotum membutuhkan
aspirasi atau evaquation.

Gambar 1.1 Assesment Wound Scale Southampton Modified


Sumber : (Iftikhar, A. et all. 2014)
Numeric Ratting Scale

0
Tidak
Nyeri

1
Nyeri
Ringan

Nyeri
Sedang

7
Nyeri
Berat

10

Nyeri
Sangat Berat

Gambar 1.2 Skala Intensitas Nyeri Numeric Rating Scale (NRS).


Sumber : (Kozier, 2010).

DAFTAR PUSTAKA
Dash & Selvi. (2013). Effectiveness of Infrared Rays on Wound Healing among
Caesarean Section Mothers at Puducherry. American journal of
nursing Research.Puducherry India.
Kozier, B. S. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik
Ed. 7 Vol. 2. Jakarta: EGC.

Iftikhar, A. et all. (2014). Surgical site infection. Frequency after cholestomy


using Southampton wound scoring system in surgical unit khyber
teaching hospital Peshawar. Pakistan.
Adele Pillitteri. (2007). Maternal and child nursing. 5th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams and Wilkins Publication.Pp:655-654. Ann John
Low and Reed, Electro therapy explain-, principles and practice 3rded.
Barber (2011). Indications Contributing to the Increasing Caesarean Delivery
Rate Obstetrics & Gynecology, Wolters Lippincott Williams & Wilkin
118(1).
Blanchette, Howard MD, (2011). The Rising Caesarean Delivery Rate in
America: What Are the Consequences? Obstetrics & Gynecology,
118(3): 687-690.
Bobak, M.I. &Jenson, D.M. (1993).Maternity and Gynaecologic Care.5th ed.
St.Louis: Mosby publishers.Pp:625.
C. Nice, et al, 1996, A prospective audit of wound infection rates after caesarean
section in five West Yorkshire hospitals, Journal of Hospital Infection,
33(1), Pp 55-61.
Campbell, W.G. (1978). Form and style in the thesis writing. 2nd ed. Boston
HongtonMiffin Company. Pp1132-1138.
ChaitaliBiswas. (2009) A comparative study to assess the effectiveness of
infrared radiation on episiotomy wound healing in selected hospitals,
west Bengal.
Charles E Denk, Kathryn P Aveni, 2009, Surveillance of Maternal Peripartum
Complications Following Cesarean Section,Maternal and child health
Epidemiology,November 2009.
Chayan Roy Choudhury, 2008, Cesarean Births: The Indian Scenario,International
Institute for Population Sciences (IIPS).
Child birth connections, 2007, why caesarean section rate is high?
Danso, K. A. &Adu-Sarkodie, Y.1998, Abdominal wound infection complicating
caesarean section Ghana Medical Journal, vol. 32b.
Dutta D.C (2005). Text book of Gynaecology. 6th ed. Calcutta: New Central Book
Agency (p) Ltd. Pp: 588-597.

10

11

Anda mungkin juga menyukai