Anda di halaman 1dari 39

A.

Keringat Dingin
Keringat dingin merupakan suatu keadaan disaat seseorang berkeringat dan
merasakan kulitnya lembab dan dingin. Keringat dingin sering dirasakan pada telapak
tangan, lengan bawah, dan kaki. Dalam istilah medis keringat dingin disebut dengan
diaphoresis, yaitu keadaan tubuh mengeluarkan keringat berlebihan. Keringat dingin
dapat muncul sebagai akibat dari aktifnya respon fight or flight. Respon ini
merupakan reaksi fisiologis dari tubuh manusia yang terjadi secara otomatis
teraktivasi saat merasa terancam dan bersiap-siap menghadapi bahaya. Keadaankeadaan yang dapat memicu respon fight or flight adalah saat merasakan nyeri
hebat, kekurangan oksigen, ketakukan, dan kekurangan glukosa dalam darah.
Penyebab keringat dingin banyak sekali antara lain adalah stres, kecemasan, atau
kepanikan mental dan emosional, tetapi juga dapat disebabkan oleh berbagai penyakit
dan gangguan pada tubuh seperti tekanan darah rendah yang menyebabkan serangan
jantung atau angina pektoris (nyeri dada) Perdarahan internal, Kadar oksigen darah
yang rendah Hipoglikemia (gula darah rendah serta kadar garam yang rendah yang
disebabkan karena tidak ada makanan yang masuk ke tubuh membuat gejala
pening,mual dan tubuh menjadi drop ), terutama bila disebabkan oleh reaksi insulin
Hipotensi (tekanan darah rendah) Syok septik (infeksi sistemik) dan bentuk-bentuk
syok lainnya., orang yang cenderung mengalami tekanan darah rendah juga bisa
memiliki gejala keringat dingin. Gejala keringat dingin yang lain ini bisa karena
mengalami kelelahan, kekurangan gizi, dehidrasi, kehilangan darah dan pusing yang
berlebihan.
Keringat dingin dapat menjadi gejala dari penyakit yang berbahaya, seperti :

Syok yang merupakan keadaan berkurangnya aliran darah ke otak dan organ
vital. Syok dapat disebabkan oleh perdarahan hebat, reaksi alergi atau
anafilaktik, infeksi berat, penyakit jantung, dan nyeri hebat;

Luka berat yang mengakibatkan nyeri hebat dan perdarahan, seperti jatuh dari
ketinggian, patah tulang akibat kecelakaan kendaraan bermotor, atau amputasi;

Serangan jantung yang ditandari dengan nyeri tertekan pada dada sebelah kiri,
jantung berdebar-debar, dan sesak napas;

Stroke ditandai dengan berbicara menjadi pelo, lumpuh sebelah anggota gerak,
dan dapat juga terjadi penurunan kesadaran;

Gangguan pernapasan seperti tercekik, serangan asma, dan infeksi paru berat;

Hipoglikemia akibat insulin atau obat yang menstimulasi insulin, tumor


pankreas, dan gangguan makan. Hipoglikemia ditandai dengan keringat
dingin, badan gemetaran, lemas, mengantuk bahkan pingsan;

Penyakit kejiwaan seperti gangguan cemas, gangguan panik, dan fobia.

Keringat dingin sebaiknya diselidiki penyebabnya. Jika dipicu oleh stres atau
tegang, maka bisa diatasi dengan cara-cara yang dapat dilakukan di rumah. Namun,
jika dibutuhkan pengobatan, selalu konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
Beberapa cara yang dapat Anda lakukan, antara lain:

Perbaiki pola makan. Upayakan makan tidak terlalu dekat dengan waktu tidur,
serta batasi asupan makanan tinggi gula sebelum tidur. Jika level gula Anda
rendah, jangan lewatkan waktu makan atau bagilah menjadi beberapa porsi
dalam sehari.

Minimalisasi ketidaknyamanan dalam kamar. Pilih tirai berwarna gelap untuk


jendela serta singkirkan benda-benda yang memancarkan cahaya, seperti
komputer, lampu, atau televisi agar terhindar dari polusi cahaya. Saat tidur,
gunakan pakaian yang longgar dan nyaman,selain itu atur suhu kamar kepada
suhu yang sejuk.

Buat diri Anda lebih aktif. Lakukan olah napas atau kegiatan olahraga yang
bermanfaat, seperti yoga atau joging yang bisa membantu Anda untuk lebih
relaks. Bila perlu, lakukan kegiatan yang dapat mengalihkan pikiran, seperti
membaca atau bermain puzzle untuk mengusik kekhawatiran atau pikiran
negatif.

Konsumsi obat-obatan. Selalu konsultasikan dengan dokter mengenai terapi


dan obat-obatan yang tepat untuk mengatasi keluhan keringat dingin yang
Anda rasakan.

B. Pusing
Menurut KBBI, Pusing adalah keadaan keseimbangan terganggu serasa keadaan
sekitar berputar; tidak dapat berpikir (karena bingung tidak keruan, sedih, dan
sebagainya).
Gejala-gejala Pusing
Gejala pusing sangat beragam, tapi ada beberapa sensasi utama yang biasa
dirasakan penderita, yaitu:

Sensasi seperti mau pingsan.

Sensasi limbung atau kehilangan keseimbangan.

Vertigo, yaitu sekeliling terasa berputar.

Timbulnya berbagai macam sensasi seperti perasaan mengambang,


penyebab sakit kepala berat

Timbulnya rasa nyeri pada bagian dada

Penyebab Pusing
Karena gejalanya yang terkadang kurang jelas, penyebab pusing secara pasti
juga sulit untuk diketahui. Tetapi ada beberapa faktor yang dapat menjadi
pemicunya.

Sensasi seperti mau pingsan Pusing bisa berarti Anda merasa seperti mau
pingsan. Gejala ini bisa disebabkan oleh tekanan darah yang mendadak turun
setelah duduk terlalu lama lalu tiba-tiba berdiri. Selain itu, seseorang juga
merasa seperti akan pingsan ketika pasokan darah ke otak tidak cukup
misalnya akibat gagal jantung atau gangguan ritme detak jantung.

Sensasi limbung atau kehilangan keseimbangan

Salah satu sensasi yang dapat menggambarkan pusing adalah sensasi


limbung atau kehilangan keseimbangan. Sensasi ini dapat disebabkan oleh
penyakit otak seperti penyakit Parkinson atau tumor otak, gangguan sensori
pada telapak kaki, dan penglihatan yang kurang jelas.

Beberapa faktor lain yang dapat memicu pusing, di antaranya:

Stres atau kecemasan.

Dehidrasi atau kepanasan, misalnya saat berolahraga.

Kurangnya pasokan darah ke otak, misalnya akibat penyempitan pembuluh


darah.

Kadar gula darah yang terlalu rendah yang biasa terjadi pada penderita
diabetes atau akibat puasa.

Efek samping dari obat-obatan, misalnya obat penurun tekanan darah.

Konsumsi minuman keras yang berlebihan.

Langkah-langkah Untuk Mengatasi Pusing

Jangan berdiri secara tiba-tiba. Pusing sering muncul akibat Anda berbaring
atau duduk lalu berdiri secara tiba-tiba.

Batasi konsumsi kafein, minuman keras dan rokok. Unsur-unsur ini dapat
memperparah gejala pusing.

Banyak minum. Ini dapat menyembuhkan sekaligus mencegah pusing akibat


kepanasan dan dehidrasi.

Makan secara teratur. Banyak orang yang merasa pusing dan bahkan pingsan
karena melewatkan makan pagi.

Segera duduk atau berbaring ketika merasa akan pingsan atau kehilangan
keseimbangan.

Diagnosa

Untuk dapat mendiagnosa terjadinya gejala kepala sering pusing tersebut,


biasanya akan dilakukan beberapa prosedur seperti :

Pengujian gerakan mata yang dilakukan untuk mengamati gerakan mata pada
saat melihat benda-benda bergerak.

Pengujian

posturography

untuk

menunjukkan

bagian

dari

sistem

keseimbangan tubuh yang mengalami masalah.

Pengujian dengan menggunakan kursi berputar yang dikendalikan oleh


sistem komputer.

Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk mendapatkan gambar yang lebih


rinci tentang penampang kepala dan tubuh pasien.

Pengobatan

Terapi fisik posisi kepala (canalith reposisi) yang biasanya akan memperoleh
hasil yang efektif setelah 1 hingga 2 kali perawatan. Terapi ini biasanya
diterapkan pada penderita pusing yang diakibatkan oleh Benign paroxysmal
positional vertigo (BPPV).

Latihan keseimbangan (rehabilitasi vestibular) yang digunakan untuk


mengobati neuronitis vestibular akut atau labyrinthitis.Prosedur ini dilakukan
untuk mengobati pusing akibat kondisi telinga bagian dalam

Mengurangi retensi cairan tubuh serta diet rendah garam dengan penggunaan
obat-obatan diuretik untuk mengatasi pusing yang disebabkan oleh penyakit
meniere.

Prosedur psikoterapi untuk mengatasi gangguan kecemasan yang menjadi


salah satu penyebab pusing.

Pertolongan pertama pada penderita lain :

Ketika si penderita kambuh, segera pastikan Anda siap untuk menopang


tubuhnya

apabila

sewaktu-waktu

akan

terjatuh

akibat

kehilangan

keseimbangan. Bila memungkinkan, bantu dirinya untuk duduk atau


bersandar di suatu tempat. Pastikan untuk menyuguhkan minuman yang
manis dan hangat.

Jika penyakitnya tergolong akut, Anda bisa memberinya obat penenang atau
penangkal mual dan muntah.

Setelah pertolongan pertama terhadap vertigo dilakukan, segera bawa


penderita ke klinik atau rumah sakit terdekat untuk segera mendapat
penanganan, termasuk mendiagnosa dan mencari penyebab dari gejala yang
dialaminya, sebab apabila dibiarkan saja justru malah akan bertambah parah.

Pencegahan

Bangun secara perlahan dari tempat tidur atau kursi.

Duduk di tepi tempat tidur selama beberapa menit sebelum berdiri.

Duduk atau berdiri perlahan untuk menghindari perubahan mendadak dalam


aliran darah ke kepala.

Mengurangi resiko terjatuh

Mekanisme Pusing
Pada telinga bagian dalam dua terdapat semicircular canal dan vestibulum
yang bertugas mengatur keseimbangan. Selain itu juga terdapat rumah siput yang
berfungsi untuk menangkap suara atau sebagai indra pendengaran. Kedua fungsi
ini saling berdampingan.
Otak kecil bertugas untuk mengontrol segala macam perintah atau impuls
yang berasal dari mata, bagian tubuh lain, terutama alat kontrol organ
keseimbangan yang terdapat di dalam telinga. Dengan ini, otak kecil berperan
besar dalam menjaga postur dan keseimbangan tubuh manusia. Sehingga bila
terjadi kelainan atau gangguan, terutama pada otak kecil atau organ pengatur
keseimbagan yang terdapat di dalam telinga, akan menimbulkan pusing.
Pusing yang diakibatkan oleh adanya gangguan pada telinga ini, bersamaan
dengan memburuknya fungsi organ pengatur keseimbangan dan selaput gendang.
Yang akan dirasakan adalah telinga berdenging dan gangguan pendengaran.
Contoh dari kasus ini adalah meniere syndrom dan gangguan pendengaran yang

timbul secara mendadak. Sedangkan jenis pusing yang tidak disertai gangguan
pada pendengaran antara lain BPPV (Benign Paroxymal Positional Vertigo) dan
radang pada vestibulum.
Sedangkan pusing yang diakibatkan oleh gangguan pada otak disebabkan
karena memburuknya aliran darah pada arteri yang bertugas untuk mengirim zat
gizi dan unsur asam. Hal tersebut dapat disebabkan oleh stres atau penyempitan
pada arteri. Keadaan ini dapat menjadi penyebab berbagai macam gangguan pada
otak, misalnya pendarahan, infraksi, kanker, dan berbagai macam penyakit lain
yang dapat mengancam keselamatan jiwa.
C. Lemas (Asthenia)
Asthenia, suatu kondisi di mana tubuh kekurangan atau kehilangan kekuatan baik
secara keseluruhan atau dalam bagian-bagiannya. Asthenia umum terjadi pada banyak
penyakit kronis, seperti anemia dan kanker, dan mungkin yang paling terlihat pada
orang-orang yang menderita penyakit kelenjar adrenal. Asthenia terbatas pada organ
atau sistem organ-organ tertentu, seperti dalam asthenopia, ditandai dengan
fatigability siap visi, atau myasthenia gravis, di mana ada peningkatan progresif dalam
fatigability dari sistem otot. Asthenia Neurocirculatory adalah sindrom klinis yang
ditandai dengan kesulitan bernapas, jantung berdebar-debar, sesak napas atau pusing,
dan insomnia. Neurasthenia, digunakan untuk menggambarkan gangguan mental
dengan gejala seperti mudah mengalami lelah (fatigability kuat), kurangnya motivasi,
dan perasaan tidak mampu.
Tanpa memandang usia dan jenis kelamin; asthenia dapat terjadi pada siapa saja
dan

semua

orang.Asthenia

dapat

baik

sementara

atau

kronis

dan

terus

menerus.Individu yang menderita asthenia mungkin baik memiliki kelemahan benar


atau dirasakan kelemahan. Dalam kasus kelemasan murni, juga dikenal sebagai
kelemasan neuromuskuler; ada penggunaan terbatas otot karena berkurangnya
kekuatan karena cacat atau kerusakan; sedangkan dalam kasus kelemasan yang
dirasakan atau kelemasan non-neuromusclar, ada persepsi penyelesaian atau
melakukan tugas tertentu dengan kesulitan dalam hubungannya dengan kekuatan atau
gaya yang dibutuhkan untuk dapat melakukan tugas tersebut. Meskipun Asthenia
tidak mengancam kehidupan, namun dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan
dalam melaksanakan tugas-tugas yang biasa. Biasanya tanda-tanda yang paling umum
dan pertama asthenia umumnya terjadi pada otot-otot mata dan dapat mempengaruhi

kelopak mata atau otot mata mengendalikan visi. Kemungkinan pula akan ada
masalah pada beberapa orang ketika berbicara atau menelan dan beberapa mungkin
mengalami kelemahan di kaki mereka. Jadi, gejala dapat bervariasi dari individu ke
individu di asthenia.
Tanda-Tanda Seseorang Mengalami Asthenia:

Lambat atau gerakan yang sering tertunda dalam melaksanakan tugas tertentu.

Kram otot

Tremor atau gemetar saat melakukan tugas apapun.

Otot berkedut.

Demam (merupakan tanda umum dari asthenia mempengaruhi seluruh tubuh).

Kelelahan

Ketidaknyamanan fisik, kehilangan atau tidak adanya kekuatan otot

Ketidakmampuan untuk menyelesaikan tugas atau gerakan.

Perubahan kondisi mental atau kadang-kadang kebingungan.

perubahan mendadak atau berkurangnya visi

Tiba-tiba kehilangan kesadaran

Kesulitan dalam berbicara, kesulitan menelan dll


Salah satu penyebab paling umum dari asthenia atau kelemahan atau kehilangan

energi dan kekuatan adalah gaya hidup. Sebuah gaya hidup biasanya menghasilkan
penyusutan otot mana karena kurangnya mobilitas atau tidak aktif; serat otot malah
diganti dengan lemak yang membuat otot lebih lembek dan tebal.
Penuaan atau usia yang telah lanjut juga dapat dianggap sebagai salah satu
penyebab asthenia. Dengan proses normal penuaan, otot-otot tubuh melonggar dan
melemah serta akhirnya akan menghasilkan lemas (asthenia.
Infeksi. Dengan infeksi, ada timbulnya peradangan otot yang dapat membuat otot
lemah sementara sampai pada waktu infeksi berhasil diberantas.
Kehamilan. Selama dan setelah fase kehamilan, ada peningkatan kadar steroid
dalam darah yang diketahui terkait dengan anemia yang sering menyebabkan
kelemahan otot, kehilangan energi dan kekuatan.
Penyakit kronis juga dapat menyebabkan kelemahan otot. Ada kelemahan otot
karena beberapa penyakit kronis karena adanya kekurangan darah dan pasokan nutrisi
otot.

Ada juga berbagai penyebab umum lainnya untuk asthenia atau kelemahan atau
kehilangan energi dan kekuatan yang mungkin termasuk kecemasan dan depresi,
kekurangan vitamin, penyalahgunaan obat, terapi radiasi, kemoterapi, keracunan
makanan, efek samping dari obat-obatan tertentu, dehidrasi, dan malnutrisi.
Diagnosis Asthenia atau Kelemahan / Kehilangan Energi / Kekuatan:
Tes darah dapat mendeteksi tingkat peningkatan antibodi tertentu yang memicu
gangguan ketika mata dipengaruhi oleh asthenia.
Ada beberapa tes diagnostik di mana suatu zat dapat disuntikkan ke pasien yang
menyebabkan kelemahan otot atau kelelahan untuk sementara menyelesaikan masalah
di asthenia.
Beberapa tes mungkin diperlukan untuk mendiagnosis asthenia karena penyakit
yang mendasari yang mungkin termasuk Glukosa, tes fungsi hati, kalsium serum dll
tes kreatinin untuk studi fungsi ginjal dapat membantu mendiagnosa asthenia.
Kekurangan zat besi ferritin satu lagi tes untuk mendeteksi asthenia karena
kekurangan.
Pengobatan untuk Asthenia atau Kelemahan atau Rugi Energi dan Kekuatan:

Mengobati Asthenia Infeksi. Mengobati asthenia atau kelemahan atau kehilangan


energi dan kekuatan disebabkan karena infeksi termasuk menggunakan antibiotik
tergantung pada patogen yang menyebabkan infeksi.

Mengobati Asthenia Karena Gangguan autoimun. Pengobatan untuk asthenia


karena gangguan autoimun termasuk Kortikosteroid dan obat lain yang digunakan
untuk menekan sistem kekebalan tubuh. Ini dapat mengelola asthenia sampai
batas tertentu adil.

Pengobatan Asthenia Karena Depresi: Mengobati asthenia karena depresi


membutuhkan pengobatan antidepresan yang akan menghapus kelemahan
berkepanjangan dikaitkan dengan depresi.

Pengobatan Asthenia Karena Kekurangan Vitamin. Ada kondisi asthenia yang


disebabkan karena kekurangan vitamin. kasus seperti asthenia memerlukan
dirawat dengan memperbaiki kekurangan.

Pengobatan Asthenia Karena Terlalu banyak pekerjaan. Pengobatan asthenia atau


kelemahan atau kehilangan energi dan kekuatan yang disebabkan karena terlalu
banyak bekerja memerlukan memodifikasi gaya hidup seseorang.

D. Haus
Haus adalah gejala tubuh sudah kekurangan cairan. Menurut KBBI bahwasanya haus
adalah tandada bahwasanya tenggorokkan manusia itu kering sehinggang merangsang
individu tersebut untuk minum. Haus merupakan reflek tubuh mengenal cairan yang
dibutuhkan oleh tubuh. Aktifnya rasa haus adalah cara alami berdasarkan refleks pada
memori sel dalam mengenali keberadaan air ideal. Rasa haus juga dapat dipahami
bahwasanya sensasi subyektif yang mendorong seseorang untuk menelan H2O lebih
banyak.
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia. Jumlah air sekitar
73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body mass). tergantung
jumlah lemak yang terdapat dalam tubuh, proporsi air ini berbeda antar orang.
Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu:
a.

Air dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida,
asam amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang
diperlukan oleh tubuh eperti oksigen dan hormon.

b.

Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologi dalam sel. Air
juga diperlukan untuk menghidrolisis zat kompleks menjadibentuk yang
lebih sederhana.

c.

Air berperan sebagai pelumas dalam caira sendi-sendi tubuh.

d.

Air berperan sebagai fasiltator pertumbuhan.

e.

Air memegang peranan dalam mendistribusikan panas dalam tubuh.

f.

Dalam beberapa jaringan, air berfungsi sebagai peredam benturan.

Air dalam tubuh manusia berfungsi untuk menjaga keseimbangan metabolisme


dan fisiologi tubuh. Setiap waktu, air perlu dikonsumsi karena setiap saat tubuh
bekerja dan berproses. Di samping itu, air juga berguna untuk melarutkan dan
mengolah sari makanan agar dapat dicerna. Tubuh manusia terdiri dari berjuta-juta sel
dan komponen terbanyak sel-sel itu adalah air. Jika kekurangan air, sel tubuh akan
menciut dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Begitu pula, air merupakan bagian
ekskreta cair (keringat, air mata, air seni, tinja, uap pernapasan dan jaringan tubuh
(darah lympe) lainnya.
E. Dehidrasi
Definisi

Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disertai output
yang melebihi intake sehingga jumlah air pada tubuh berkurang.Meskipun yang
hilang terutama cairan tubuh ,tetapi dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit.
Fisiologi Cairan tubuh total dan distribusinya
Komponen tunggal terbesar dalam tubuh adalah air.Air adalah pelarut bagi semua
zat terlarut dalm tubuh baik dalm suspensi maupun larutan.Air tubuh total (total water
body/TBW) (yaitu persentase dari berat tubuh total yang tersusun atas air) jumlahnya
bervariasi sesuai dengan jenis kelamin,umur,dan kandungan lemak dalam tubuh.Air
membentuk sekitar 60% berat badan seorang pria dan sekitar 50% berat badan
wanita.Pada orang tua TBW menyusun sekitar 45% sampai 50% berat badan
(Narins,1994).Lemak pada dasranya bebas air,sehingga lemak yang makin sedikit
akan mengakibatkan tingginya persentase air dari berat badan orang itu.Sebaliknya
jaringan otot memiliki kandungan air yang tinggi.Oleh karena itu dibandingkan
dengan orang kurus,orang gemuk mempunyai TBW yang relatif lebih kecil
dibandingkan dengan berat badannya.Wanita umumnya secara proporsional
mempunyai lebih banyak lemak dan lebih sedikit otot jika dibandingkan dengan
pria,sehingga jumlah TBW juga lebih sedikit dibandingkan dengan berat badannya.
Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi dari satu bagian dengan
bagian lainnya,dan dalma keadaan sehat mereka harus berada pada bagian yang tepat
dan dalam jumlah yang tepat.Kation utama pada cairan ekstraseluler dalah Na + ,dan
anion utamanya adalah Cl- dan HCO3-.
Patogenesis Dehidrasi
Dehidrasi dapat terjadi karena :
1.

Kemiskinan air (water depletion)

2.

Kemiskinan Natrium (sodium depletion)

3.

Water and sodium depletion terjadi bersama-sama


Water depletion atau dehidrasi primer terjadi karena masuknya air sangat

terbatas,akibat :

Penyakit yang menghalangi masuknya air

Penyakit mental yang disertai menolak air atau ketakutan engan air (hydrophobia)

Penyakit sedemikian rupa,sehingga si penderita sangat lemah dan tidak dapat


minum air lagi

Koma yang terus-menerus

Dehidrasi primer juga dapat terjadi pada orang yang mengeluarkan peluh yang
banyak,tanpa mendapatkan penggantian air,seperti pada musafir di padang pasir,atau
pada orang yang berhari-hari terapung-apung ditengah laut tanpa mendapat
minum.Pada stadium permulaan water depletion,ion natrium dan chlor ikut
menghilang dengan cairan tubuh,tetapi kemudian terjadi reabsorsi ion melalui tubulus
ginjal yang berlebihan,sehingga cairan ekstraseluler mengandung natrium dan chlor
berlebihan dan terjadi hipertoni.
Hal ini menyebabkan air akan keluar dari sel sehingga terjadi dehidrasi
intraseluler dan inilah yang menimbulkan rasa haus.Selain itu terjadi perangsangan
pada hipofisis yang kemudian melepaskan hormon antidiuretik sehingga terjadi
oligouria
Dehidrasi sekunder atau sodium depletion terjadi karena tubuh kehilangan
cairan tubuh yang mengandung elektrolit.Istilah sodium depletion lebih sesuai
daripada

salt

depletion

untuk

memberi

tekanan

terhadap

perlunya

natrium.Kekurangan intake garam biasanya tidak menimbulkan sodium depletion


oleh karena ginjal,bila perlu,dapt mengatur dan menyimpan natrium.
Sodium depletion sering terjadi akibat keluarnya cairan melalui saluran
pencernaan pada keadaan muntah-muntah dan diare yang keras.
Penyebab timbulya dehidrasi bermacam-macam, selain penyebab timbulnya
dehidrasi dapat dibedakan menjadi 2 hal yaitu:
a. Eksternal (dari luar tubuh )
Penyebab dehidrasi yang berasal luar tubuh yaitu :
1. Akibat dari berkurangya cairan akibat panas yaitu kekurangan zat
natrium;kekurangan air;kekurangan natrium dan air.
2. Latihan yang berlebihan yang tidak dibarengi dengan asupan minuman juga
bias.
3. Sinar panas matahari yang panas.
4. Diet keras dan drastis.
5. Adanya pemanas dalam ruangan.
6. Cuaca/musim yang tidak menguntungkan (terlalu dingin).
7. Ruangan ber AC , walaupun dingin tetapi kering.
8. Obat-obatan yang digunakan terlalu lama.
b. Internal (dari dalam tubuh)

Sedangkan penyebab terjadinya dehidrasi yang berasal dari dalam tubuh


disebabkan terjadinya penurunan kemampuan homeostatik. Secara khusus, terjadi
penurunan respons rasa haus terhadap kondisi hipovolemik dan hiperosmolaritas.
Disamping itu juga terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus, kemampuan fungsi
konsentrasi ginjal, renin, aldosteron, dan penurunan respons ginjal terhadap
vasopresin. Selain itu fungsi penyaringan ginjal melemah, kemampuan untuk
menahan kencing menurun, demam, infeksi, diare, kurang minum, sakit, dan
stamina fisik menurun.
Kehilangan cairan tubuh dapat bersifat :
a. Normal
Hal tersebut terjadi akibat pemaakaian energi tubuh. Kehilangan cairan sebesar 1
ml terjadi pada pemakaian kalori sebesar 1 kal.
Misalnya :
Keringat : Tubuh bias kehilangan sejumlah besar air ketika mencoba untuk
mendinginkan diri dengan keringat.Apakah tubuh panas karena lingkungan
(misalnya :bekerja dalm lingkungan yang hangat),intens berolahraga dalam
lingkungan yang panas,atau karena demam yang disebabkan oleh infeksi.Tubuh
menggunakan sejumlah besar air dalam bentuk keringat untuk mendinginkan
diri,tergantung pada kondisi cuaca.Jalan cepat dapat mengahsilkan sampai 16 ons
keringat (sat upon air) untuk memungkinkan mendinginkan tubuh,dan air yang
perlu diganti.
b. Abnormal
Terjadi karena berbagai penyakit atau keadaan lingkungan seperti suhu lingkungan
yang terlalu tinggi atau rendah. Pengeluaran cairan yang banyak dari dalam tubuh
tanpa diimbangi pemasukkan cairan yang memadai dapat berakibat dehidrasi.
Dehidrasi adalah keadaan dimana tubuh kehilangan cairan elektrolit yang sangat
dibutuhkan organ-organ tubuh untuk bisa menjalankan fungsinya dengan baik.
Saat dehidrasi, tubuh dengan terpaksa menyedot cairan baik dari darah maupun
organ-organ tubuh lainnya. Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total.
Proses terjadinya kulit wajah dehidrasi yaitu sekelompok kelenjar lemak/minyak
produksinya berkurang akibatnya setiap keringat yang keluar langsung teruapkan,
sehingga cairan dalam tubuh berkurang.
Misalnya :

1. Muntah : Muntah juga bisa menjadi penyebab hilangnya cairan dan sulit bagi
seseorang untuk mengganti air dengan minum itu jika mereka tidak dapat
mentelerir cairan
2. Diabetes : Pada orang dengan diabetes gula darah menyebabkan kadar gula
tumpah ke dalam air seni dan air kemudian berikut yang dapat menyebabkan
dehidrasi yang signifikan.Untuk alas an ini,sering kencing dan haus yang
berlebihan adalah gejala awal diabetes.
3. Burns : Korban luka bakar mengalami dehidrasi karena kulit yang rusak tidak
dapat mencegah cairan dan merembes keluar dari tubuh.Penyakit peradangan
lain dari kulit juga terkait dengan kehilangan cairan.
4. Ketidakmampuan untuk minum cairan : Keridamampuan untuk minum
memadai adalah penyebab potensial lainnya degidrasi.Apakah itu adalah
kurangnya ketersediaan air atau kurangnya kekuatan untuk minum jumlah
yang cukup,ditambah dengan kehilangan air rutin.
5. Diare : Keluarnya sekresi saluran cerna bagian bawah banyak mengandung
natrium,kalium.Dan pada diare konsistensi feces encer atau bahkan sangat
encer,Hal ini berarti volume air lebih banyak.
Tanda-Tanda Dehidrasi
Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgordan
mata cekung sering tidak jelas. Gejala klinis paling spesifik yang dapat
dievaluasi adalah penurunan berat badan akut lebih dari 3%. Tanda klinnis
obyektif lainya yang dapat membantu mengindentifikasi kondisi dehidrasi adalah
hipotensi ortostatik. Berdasarkan studi di Divisi Geriatri Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI-RSCM, bila ditemukan aksila lembab/basah, suhu tubuh
meningkat dari suhu basal, diuresis berkurang, berat jenis (bj) urin lebih dari atau
sama dengan 1,019 (tanpa adanya glukosuria dan proteinuria), serta rasio blood
urea nitrogen/kreatinin lebih dari atau sama dengan 16,9 (tanpaadanya perdarahan
aktif saluran cerna) maka kemungkinan terdapat dehidrasi pada usia lanjut adalah
81%. Kriteria ini dapat dipakai dengan syarat: tidak menggunakan obat obat
sitostatik, tidak ada perdarahan saluran cerna, dan tidak ada kondisi overload
(gagal jantung kongensif, sirosis hepatis dengan hipertensi portal, penyakit ginjal
kronik stadium terminal, sindrom nefrotik).
1. Defisit cairan (litar) = cairan badan total (CBT) yang diinginkan CBT saat
ini

2. CBT

yang

diinginkan

kadar

na

serum

CBT

saat

ini

140
3. CBT saat ini (pria) = 50% X berat badan (kg)
4. CBT saat ini (perempuan) = 45% berat badan (kg).

Berikut

ini

adalah

berbagai

gejala

dehidrasi

sesuai

tingkatannya

- Dehidrasi ringan
a. Muka memerah
b. Rasa sangat haus
c. Kulit kering dan pecah-pecah
d. Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
e. Pusing dan lemah, lemas, dan mulai terasa pening dan mual
f. Kram otot terutama pada kaki dan tangan
g. Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
h. Sering mengantuk
i. Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
j. Tiba tiba jantung berdetak lebih kencang
k. Suhu badan meningkat
- Dehidrasi sedang
a. Tekanan darah menurun
b. Pingsan
c. Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
d. Kejang
e. Perut kembung
f. Gagal jantung
g. Ubun-ubun cekung
h. Denyut nadi cepat dan lemah
Tanda dehidrasi pada bayi / anak :
1. Mulut dan lidah kering
2. Tidak keluar air mata saat menangis
3. Popok tidak basah selama lebih dari 3 jam
4. Perut, mata, dan pipi cekung
5. Demam

6. Lesu atau rewel


7. Kulit tidak segera kembali ke posisi semula jika dicubit kemudian dilepaskan.
Jenis Dehidrasi
Dehidrasi dapat dikategorikan berdasarkan tosinitas/ kadar cairan yang hilang
yaitu :
1. Dehidrasi hipertonik yaitu berkurangnya cairan berupa hilangnya air lebih
banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik). Dehidrasi hipertonik ditandai
dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/liter) dan
peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter).
2. Dehidrasi isotonik atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama.
Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145
mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter).
3. Dehidrasi hipotonik hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air.
Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang
dari 135 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270
mosmol/liter.
Sedangkan penggolongan dehidrasi berdasarkan banyaknya cairan yang hilang
yaitu :
1. Dehidrasi ringan ( < 5 %) kehilangan cairan dan elektrolit Dehidrasi ringan
(jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan),
2. Dehidrasi sedang ( 5- 8 %) kehilangan cairan dan elektrolit dehidrasi sedang
(jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan)
3. Dehidrasi berat ( > 8 %) kehilangan cairan dan elektrolit dehidrasi berat (jika
penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan).
F. Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan bahan
tersebut untuk aktifitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto
& Wartonah, 2006).
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam kategori
zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kebutuhan
energi dipenuhi dengan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Air adalah

komponen tubuh vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan
mineral tidak menyediakan energi namun penting untuh proses metabolisme dan
keseimbangan asam basa (Potter & Perry, 2005).
Secara umum zat gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan makro dan
mikro. Golongan makro yaitu karbohidrat, protein, lemak dan air. Golongan mikro
yaitu vitamin dan mineral (Hidayat, 2006).
Karbohidrat

merupakan

sumber

energi

utama. Tiap

gram

karbohidrat

menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan


mudah disetiap makanan, karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebeb
kekurangan karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada maka akan dapat
menyebabkan terjadinya kelaparan da penurunan berat badan. Karbohidrat berasal
dari susu, padi-padian, buah-buahan, sirup, sukrosa, dan sayur-sayuran (Hidayat,
2006)
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E, K
yang larut dalam lemak. Menurut summbernya lemak berasal dari nabati dan hewani.
Lemak nabati banyak mengandung asam lemak tak jenuh sedangkan lemak hewani
banyak mengandung asam lemak tsam lemah jenuh degan rantai panjang.
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasmasel, selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk
pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan keseimbangan osmotik.
Protein terdiri dari 24 asam amino diantaranya 9 asam amio esensial dan selebihnya
asam amino non esensial. Jumlah protein dalam tubuh tersebut harus tersedia dalam
jumlah yang cukup apabila jumlahnya berlebih atau tinggi dapat memperburuk
insufisiensi ginjal demikian juga apabila jumlahnya kurang akan menyebabkan lemah
(lemas).
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator
metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta
dapat mempertahankan organisme. Vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh yaitu :
a)

Vitamin A berpengaruh dalam kemampuan fungsi mata serta pertumbuhan tulang dan
gig dan dalam maturasi sel epitel, vitamin ini dapat diperoleh dari hati, minyak ikan,
susu, sayur-sayuran dan buah-buahan.

b) Vitamin B kompleks diperlukan oleh tubuh. Apabila kekurangan akan menyebabkan


gagal dalam pertumbuhan. Vitamin ini terdapat dalam hari, susu, keju, daging, sayursayuran hijau dan padi.

c)

Vitamin B12 merupakan vitamin yang sangat baik untuk maturasi sel darah merah
dalam sumsum tulang.

d) Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalm air yang mudah dioksidasi dan
dipercepat oleh panas atau cahaya.
e)

Vitamin D merupakan vitamin yang larut dalma lemak, vitamin ini berguna dalam
pengaturan penyerapan kalsium dan fosfor.

f)

Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang dapa berfungsi dalam
meminimalkan oksidasi karote, vitamin A dan asma linoleat serta menstabilakn
membran.

g) Vitamin K merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang berfungsi sebagai
pembentukan protrombin dalam proses pembekuan darah.
Mineral merupan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro yang
terdiri dari kalsium, klorida, chromium, kobalt, tembaga, fluorin, iodium, besi,
maknesium, mangan, fosfor, kalium, natrium, sulfur dan seng. Semuanya harus
tersedia dalam jumlah yang cukup.
Kebutuhan nutrisi harian
Kebutuhan air minum pada setiap orang bervariasi yaitu berkisar 2,1 - 2,8 liter
bergantung pada berat badan dan aktifitasnya. Normalnaya seseorang akan makan 3
kali sehari. Nutrisi yang diperlukan dalam tubuh harus terpenuhi serta energi yang
dibutuhkan oleh tubuh harus tercukupi.
Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu (3-8 minggu) tanpa
makanan, tetapi hanya dapat bertahan selama beberapa hari tanpa air. Air merupakan
komponen utama dari semua struktur sel dan merupakan media kelangsungan proses
metabolisme dan reaksi kimia dalam tubuh (Suharjo & Kusharto 1988). Agar proses
metabolisme dalam tubuh berjalan dengan baik dibutuhkan masukan cairan setiap hari
untuk menggantikan cairan yang hilang. Muchtadi et al. (1993) menjelaskan bahwa
tubuh manusia rata-rata tersusun atas 63% air, 17% protein, 13% lemak, 6% mineral,
1% karbohidrat dan vitamin. Seseorang yang kehilangan 40 % lemak dan protein
sampai terjadi penurunan berat badan, masih mampu bertahan hidup. Akan tetapi,
kehilangan 20% air dapat menyebabkan kematian.

Tabel kebutuhan energi harian (kkal)


Selain nutrisi seseorang juga memerlukan waktu istirahat. Orang dewasa
memerlukan waktu tidur 6-8 jam perhari. Saat tidur tubuh mengalami restorasi
(perbaikan) yang dicirikan dengan rendahnya kesadaran dan metabolisme minimal.
G. ANALISA LABORATORIUM DARAH
Natrium (Na+)
Nilai normal : 135 144 mEq/L SI unit : 135 144 mmol/L
Implikasi klinik :
Hiponatremia dapat terjadi pada kondisi hipovolemia (kekurangan cairan tubuh),
euvolemia atau hipervolemia (kelebihan cairan tubuh). Hipovolemia terjadi pada
penggunaan diuretik, defi siensi mineralokortikoid, hipoaldosteronism, luka bakar,
muntah, diare, pankreatitis. Euvolemia terjadi pada defi siensi glukokortikoid,
SIADH, hipotirodism, dan penggunaan manitol. Sedangkan hypervolemia
merupakan kondisi yang sering terjadi pada gagal jantung, penurunan fungsi ginjal,
sirosis, sindrom nefrotik. SIADH (Syndrome of Inappropriate Antidiuretik
Hormon) menunjukan peningkatan cairan tubuh dan hyponatremia. Keadaan ini
mungkin disebabkan oleh tumor dan beberapa obat (diuretik tiazid, klorpropamid,
karbamazepin, klofi brat, siklofosfamid) mungkin dan juga berhubungan dengan

beberapa penyakit paru-paru (TBC, Pneumonia). Pasien dengan SIADH biasanya


memiliki konsentrasi natrium urin yang tinggi dan osmolaritas urin yang tidak
sebanding dengan osmolaritas serum.
Pasien cystic fi brosis dapat menjadi hiponatremia akibat peningkatan kehilangan
natrium melalui keringat.
Tanda klinik yang akut dari penurunan kadar elektrolit dalam tubuh adalah mual,
lelah, kram, gejala psikosis, seizures, dan koma.

Hipernatremia.

Faktor

yang

mempengaruhi

adalah

faktor

dehidrasi,

aldosteronism, diabetes insipidus dan diuretik osmotik. Umumnya, rasa haus pada
hipernatremia merupakan mekanisme pertahanan utama untuk mencegah
hipertonisitas. Oleh karena itu, hipernatremia terutama terjadi pada pasien yang
tidak dapat asupan cairan secara adekuat (seperti pada pasien yang hilang
kesadaran dan bayi).
Pertimbangan pemberian terapi IV. Pasien yang menerima natrium >400 mg/hari
(contoh : 3 L/hari larutan garam elektrolit normalnya adalah yang mengandung 155
mEq/L natrium) biasanya mendapatkan masalah keseimbangan cairan yang dapat
dilihat dengan timbulnya udema atau tekanan darah yang meningkat. Kondisi
tubuh yang sehat dapat mengakomodasi peningkatan asupan jumlah natrium
sepanjang terdapat mekanisme haus dan kemampuan fungsi ginjal yang baik.
Banyak obat yang mempengaruhi secara langsung konsentrasi natrium atau
secara tidak langsung mempengaruhi pengeluaran natrium melalui air seni (urin).
Kekurangan total air dalam tubuh sebesar 1 liter terjadi pada penambahan setiap 3
mmol Na+ > normal.
Hal yang harus diwaspadai
Nilai kritis untuk Natrium:
<120 mEq/L lemah, dehidrasi
90-105 mEq/L gejala neurologi parah, penyebab vaskular
> 155 mEq/L gejala kardiovaskular dan ginjal
> 160 mEg/L gagal jantung
Perawatan pasien
Interpretasi hasil pemeriksaan dan monitor ketidakseimbangan cairan dan natrium
Pertimbangan terapi IV adalah sebagai berikut:
Keseimbangan natrium dipelihara pada dewasa dengan asupan rata-rata 90
hingga 250 mEq/hari. Nilai maksimum per hari yang dapat ditoleransi adalah 400

mEq/hari. Jika pasien diberikan 3L larutan garam dalam 24 jam, ia akan menerima
465 mEq natrium. Jumlah ini melebihi nilai rata-rata, kadar yang dapat ditoleransi
orang dewasa. Pengeluaran kelebihan natrium pada orang dewasa sehat
memerlukan waktu 24 hingga 48 jam.
Setelah operasi, trauma, atau syok, terdapat penurunan volume cairan
ekstraseluler. Penggantian cairan ekstraseluler diperlukan jika keseimbangan air
dan elektrolit dijaga. Penggantian larutan IV ideal seharusnya memiliki konsentrasi
natrium 140 mEq/L
Monitor tanda edema atau hipotensi, rekam serta laporkan (jika ditemukan).
Sistem Buffer Bikarbonat
Nilai normal : 21-28 mEq/L
Implikasi Klinik:
Peningkatan bikarbonat menunjukan asidosis respiratori akibat penurunan
ventilasi
Penurunan bikarbonat menunjukan adanya alkalosis respiratori (akibat
peningkatan ventilasi alveolar dan pelepasan CO2 dan air) atau adanya asidosis
metabolik (akibat akumulasi asam tubuh atau hilangnya bikarbonat dari cairan
ekstraseluler).
Kalium (K+)
Nilai normal: 0 - 17 tahun : 3,6 - 5,2 mEq/L SI unit : 3,6 - 5,2 mmol/L
18 tahun : 3,6 4,8 mEq/L SI unit :3,6 4,8 mmol/L
Implikasi klinik:
Hiperkalemia. Faktor yang mempengaruhi penurunan ekskresi kalium yaitu:
gagal ginjal, kerusakan sel (luka bakar, operasi), asidosis, penyakit Addison,
diabetes yang tidak terkontrol dan transfusi sel darah merah.
Hipokalemia, adalah konsentrasi kalium dalam serum darah kurang dari 3,5
mmol/L. Jika dari beberapa tes ditemukan kecenderungan rendahnya konsentrasi
kalium (contoh: 0,1-0,2 mmol/L/hari) akan lebih mengkhawatirkan dibandingkan
dengan nilai yang rendah pada satu pengukuran. Kondisi hipokalemia akan lebih
berat pada diare, muntah, luka bakar parah, aldosteron primer, asidosis tubular
ginjal, diuretik, steroid, cisplatin, tikarsilin, stres yang kronik, penyakit hati dengan
asites, terapi amfoterisin.
Nilai kalium tidak berubah dengan sirkulasi volume. Kalium adalah ion
intraseluler dan konsentrasi serumnya tidak terpengaruh oleh volume sirkulasi.

Garam kalium klorida (KCl) lebih banyak digunakan untuk pengobatan


hipokalemia. Bilamana kadar K masih diatas 3mEg/L. Bila kurang, berikan KCl
injeksi (KCl injeksi termasuk HIGH ALERT MEDICATION). Dosis KCl optimal
yang diberikan tergantung pada tingkat hipokalemia dan perubahan EKG. Pasien
dewasa mendapat asupan 60-120 mmoL/hari kalium dan pasien yang tidak
menerima makanan melalui mulut mendapat 10-30 mEq/L K+ dari cairan IV.
Hipokalemia dan hiperkalemia dapat meningkatkan efek digitalis dan dapat
menyebabkan toksisitas digitalis, sehingga perlu memeriksa nilai K sebelum
pemberian digoksin
Kalium darah meningkat sekitar 0,6 mmol/L untuk setiap penurunan 0,1
penurunan pH darah (pH normal = 7,4)
Perubahan EKG yang spesifi k terkait dengan perubahan kadar kalium dalam
serum
Hipokalemia mungkin sulit untuk dikoreksi dengan penambahan KCl jika pasien
juga mengalami hypomagnesemia
Fungsi neuromuskular dipengaruhi baik oleh hiperkalemia dan hipokalemia
Terapi penurunan glukosa dengan insulin, secara IV drip dapat menurunkan kadar
gula darah melalui penggantian kalium intraseluler
Perhitungan kekurangan kalium total tubuh tidak dapat ditentukan dengan tepat.
Setiap 1 mmol/L penurunan kalium dalam serum menunjukan kekurangan kalium
100-200 mmol/L. Bila kadar serum turun di bawah 3 mmol/L, tiap 1 mmol/L
menunjukan penurunan 200-400 mmol/L kalium dari persediaan total kalium
tubuh.
Sintesis protein menurun pada defi siensi kalium
Klorida (Cl-)
Nilai normal : 97 - 106 mEq/L SI unit : 97 - 106 mmol/L
Implikasi klinik:
Penurunan konsentrasi klorida dalam serum dapat disebabkan oleh muntah,
gastritis, diuresis yang agresif, luka bakar, kelelahan, diabetik asidosis, infeksi
akut. Penurunan konsentrasi klorida sering terjadi bersamaan dengan alkalosis
metabolik.
Peningkatan konsentrasi klorida dalam serum dapat terjadi karena dehidrasi,
hiperventilasi, asidosis metabolik dan penyakit ginjal. Nilai klorida berguna dalam
menilai gangguan asam-basa yang menyertai gangguan fungsi ginjal. Konsentrasi

klorida dalam plasma dapat dijaga agar tetap mendekati nilai normal, walaupun
dalam keadaan gagal ginjal.
Konsentrasi natrium, bikarbonat dan klorida dalam serum dapat digunakan untuk
menghitung gap anion (AG) sebagai berikut :
AG = (Na+) [ HCO3- + Cl-]
Gap anion lebih dari 12 mengindikasikan adanya anion yang tidak terukur, seperti
metanol, urea, keton, laktat dan etilen glikol.
Faktor pengganggu:
Konsentrasi klorida plasma pada bayi biasanya lebih tinggi dibandingkan pada
anak-anak dan dewasa
Beberapa obat tertentu dapat mengubah kadar klorida
Peningkatan klorida terkait dengan infus garam IV berlebih
Hal yang harus diwaspadai:
nilai kritis klorida: <70 atau > 120 mEq/L atau mmol/L
Perawatan Pasien
Memeriksa aktifi tas dan diet normal
Interpretasi hasil pemeriksaan dan monitor dengan memadai
Jika diduga terjadi gangguan elektrokit, harus dicatat berat badan dan asupan dan
output cairan yang akurat
Glukosa (Fasting Blood Sugar/FBS)
Nilai normal : 7 tahun : 70 - 100 mg/dL SI unit : 3,89 - 5,55 mmol/L
12 bulan - 6 tahun: 60-100 mg/dL SI unit : 3,33 - 5,55 mmol/L
Implikasi klinik:
Peningkatan gula darah (hiperglikemia) atau intoleransi glukosa (nilai puasa >
120 mg/dL) dapat menyertai penyakit cushing (muka bulan), stres akut,
feokromasitoma, penyakit hati kronik, defi siensi kalium, penyakit yang kronik,
dan sepsis.
Kadar gula darah menurun (hipoglikemia) dapat disebabkan oleh kadar insulin
yang berlebihan atau penyakit Addison.
Obat-obat golongan kortikosteroid dan anestetik dapat meningkatkan kadar gula
darah menjadi lebih dari 200 mg/dL.
Bila konsentrasi glukosa dalam serum berulang-ulang > 140 mg/dL, perlu
dicurigai adanya diabetes mellitus.

Dengan menghubungkan konsentrasi serum glukosa dan adanya glukosa pada


urin membantu menentukan masalah glukosa dalam ginjal pasien.
Faktor pengganggu
Merokok meningkatkan kadar glukosa
Perubahan diet (misalnya penurunan berat badan) sebelum pemeriksaan dapat
menghilangkan toleransi karbohidrat dan terjadi false diabetes
Kadar glukosa normal cenderung meningkat dengan penambahan umur
Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang dapat menyebabkan glukosa
meningkat secara signifi kan pada jam kedua atau spesimen darah berikutnya
Penyakit infeksi dan prosedur operasi mempengaruhi toleransi glukosa. Dua
minggu setelah pulih merupakan waktu yang tepat untuk mengukur kadar glukosa
Beberapa obat menggangu kadar toleransi glukosa (tidak terbatas pada)
- Insulin
- Hipoglikemi oral
- Salisilat dosis besar
- Diuretik tiazid
- Kortikosteroid
- Estrogen dan kontrasepsi oral
- Asam nikotinat
- Fenotiazin
- Litium
- Propranolol;
jika memungkinkan, obat tersebut seharusnya dihentikan selama paling kurang 3
hari sebelum pemeriksaan.
Tirah baring jangka panjang mempengaruhi hasil toleransi glukosa.
Hemoglobin (Hb)
Nilai normal : Pria : 13 - 18 g/dL SI unit : 8,1 - 11,2 mmol/L
Wanita: 12 - 16 g/dL SI unit : 7,4 9,9 mmol/L
Implikasi klinik :
Penurunan nilai Hb dapat terjadi pada anemia (terutama anemia karena
kekurangan zat besi), sirosis, hipertiroidisme, perdarahan, peningkatan asupan
cairan dan kehamilan.

Peningkatan nilai Hb dapat terjadi pada hemokonsentrasi (polisitemia, luka


bakar), penyakit paru-paru kronik, gagal jantung kongestif dan pada orang yang
hidup di daerah dataran tinggi.
Konsentrasi Hb berfl uktuasi pada pasien yang mengalami perdarahan dan luka
bakar.
Konsentrasi Hb dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan anemia,
respons terhadap terapi anemia, atau perkembangan penyakit yang berhubungan
dengan anemia.
Faktor pengganggu
Orang yang tinggal di dataran tinggi mengalami peningkatan nilai Hb demikian
juga Hct dan sel darah merah.
Asupan cairan yang berlebihan menyebabkan penurunan Hb
Umumnya nilai Hb pada bayi lebih tinggi (sebelum eritropoesis mulai aktif)
Nilai Hb umumnya menurun pada kehamilan sebagai akibat peningkatan volume
plasma
Ada banyak obat yang dapat menyebabkan penurunan Hb. Obat yang dapat
meningkatkan Hb termasuk gentamisin dan metildopa
Olahraga ekstrim menyebabkan peningkatan Hb
Hal yang harus diwaspadai
1. Implikasi klinik akibat kombinasi dari penurunan Hb, Hct dan sel darah merah.
Kondisi gangguan produksi eritrosit dapat menyebabkan penurunan nilai
ketiganya.
2. Nilai Hb <5,0g/dL adalah kondisi yang dapat memicu gagal jantung dan
kematian. Nilai>20g/dL memicu kapiler clogging sebagai akibat hemokonsenstrasi
Tatalaksana
Manajemen anemia bertujuan untuk mengatasi penyebab rendahnya nilai
hemoglobin. Dalam situasi terjadi penurunan darah yang akut, transfusi merupakan
terapi pilihan. Dalam situasi terjadi kekurangan atau penurunan nutrisi maka
diperlukan penggantian besi, vitamin B12 atau asam folat. Pada penurunan fungsi
ginjal dan penggunaan sitostatika, anemia biasanya terjadi karena menurunnya
produksi eritropoetin sehingga terapi yang tepat adalah pemberian eritropoetin,
namun apabila ada kendala biaya yang mahal, dapat diganti dengan tranfusi darah.
Jika anemia terjadi akibat menurunnya produksi eritropoetin maka terapi
penggantian eritropoetin dapat mengurangi kebutuhan tranfusi.

Protein
Jumlah protein dapat dilacak pada pasien yang berdiri dalam periode waktu yang
panjang. Protein urin dihitung dari urin yang dikumpulkan selama 24 jam.
Proteinuria (dengan metode dipstick) : +1 = 100 mg/dL, +2 = 300 mg/dL, +4
=1000 mg/dL. Dikatakan proteinuria bila lebih dari 300 mg/hari. Hasil positif palsu
dapat terjadi pada pemakaian obat berikut:
penisilin dosis tinggi,
klorpromazin,
tolbutamid
golongan sulfa
Dapat memberikan hasil positif palsu bagi pasien dengan urin alkali. Protein dalam
urin dapat: (i) normal, menunjukkan peningkatan permeabilitas glomerular atau
gangguan tubular ginjal, atau (ii) abnormal, disebabkan multiple myeloma dan
protein Bence-Jones.
H. Cairan Tubuh
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor
fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan.
Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang
terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi
dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini
dinamakan homeostasis.
Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan cairan dan elektrolit:
1. Ginjal.
Merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur
kebutuhan cairan dan elektrolit. Terlihat pada fungsi ginjal, yaitu sebagai
pengatur air, pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur
keseimbangan asam-basa darah dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan
garam.
Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan
bagian ginjal, seperti glomerulus dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap
satu liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui
glomerulus, 10% nya disaring keluar. Cairan yang tersaring (filtrate
glomerulus), kemudian mengalir melalui tubuli renalis yang sel-selnya

menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal
dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.
2. Kulit.
Merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan proses
pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi
oleh vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan
cara vasodilatasi dan vasokontriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan
dengan cara penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung
banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses
pelepasan panas lainnya dapat dilakukan melalui cara pemancaran panas ke
udara sekitar, konduksi (pengalihan panas ke benda yang disentuh), dan
konveksi (pengaliran udara panas ke permukaan yang lebih dingin).
Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah
pengendalian saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat suhu dapat diturunkan
dengan jumlah air yang dapat dilepaskan, kurang lebih setengah liter sehari.
Perangsangan kelenjar keringat yang dihasilkan dapat diperoleh melalui
aktivitas otot, suhu lingkungan dan kondisi suhu tubuh yang panas.

3. Paru
Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensible
water loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan
respons akibat perubahan upaya kemampuan bernapas.
4. Gastrointestinal.
Merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan
cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal,
cairan hilang dalam system ini sekitar 100-200 ml/hari. Pengaturan
keseimbangan cairan dapat melalui system endokrin, seperti: system
hormonal contohnya:
a). ADH.
Memiliki peran meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan
keseimbangan air dalam tubuh. Hormone ini dibentuk oleh hipotalamus di
hipofisis posterior, yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas
dan menurunkan cairan ekstrasel.
b). Aldosteron.

Berfungsi sebagai absorpsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di


tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya
perubahan konsentrasi kalium, natrium dan system angiotensin rennin.
c.) Prostaglandin.
Merupakan asam lemak yang terdapat pada jaringan yang berfunsi merespons
radang, mengendalikan tekanan darah dan konsentrasi uterus, serta mengatur
pergerakan gastrointestul. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam
mengatur sirkulasi ginjal.
d.) Glukokortikoid.
Berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang
menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.
e.) Mekanisme rasa haus.
Diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan dengan cara merangsang
pelepasan rennin yang dapat menimbulkan produksi angiostensin II sehingga
merangsang hipotalamus untuk rasa haus.
Cara perpindahan cairan tubuh. Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi
dalam tiga fase yaitu :
1. Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi
dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
2. Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
3. Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial
masuk ke dalam sel.Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang
merupakan membrane semipermiabel mampu memfilter tidak semua
substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.
Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara : Setiap
kompartmen dipisahkan oleh barier atau membran yang membatasi mereka. Setiap zat
yang akan pindah harus dapat menembus barier atau membran tersebut. Bila substansi
zat tersebut dapat melalui membran, maka membran tersebut permeabel terhadap zat
tersebut. Jika tidak dapat menembusnya, maka membran tersebut tidak permeabel
untuk substansi tersebut.Membran disebut semipermeable (permeabel selektif) bila
beberapa partikel dapat melaluinya tetapi partikel lain tidak dapat
menembusnya.Perpindahan substansi melalui membran ada yang secara aktif atau

pasif. Transport aktif membutuhkan energi, sedangkan transport pasif tidak


membutuhkan energi.
Difusi. Merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas, atau zat
padat secara bebas dan acak. Proses difusi dapat terjadi bila dua zat bercampur dalam
sel membrane. Dalam tubuh, proses difusi air, elektrolit dan zat-zat lain terjadi
melalui membrane kapiler yang permeable.kecepatan proses difusi bervariasi,
bergantung pada factor ukuran molekul, konsentrasi cairan dan temperature cairan.
Zat dengan molekul yang besar akan bergerak lambat dibanding molekul kecil.
Molekul kecil akan lebih mudah berpindah dari larutan dengan konsentrasi tinggi ke
larutan dengan konsentrasi rendah. Larutan dengan konsentrasi yang tinggi akan
mempercepat pergerakan molekul, sehingga proses difusi berjalan lebih cepat.
Osmosis. Proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membrane
semipermeabel biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat ke
larutan dengan konsentrasi lebih pekat. Solute adalah zat pelarut, sedang solven
adalah larutannya. Air merupakan solven, sedang garam adalah solute. Proses osmosis
penting dalam mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intra.
Osmolaritas adalah cara untuk mengukur kepekatan larutan dengan
menggunakan satuan nol. Natrium dalam NaCl berperan penting mengatur
keseimbangan cairan dalam tubuh. Apabila terdapat tiga jenis larutan garam dengan
kepekatan berbeda dan didalamnya dimasukkan sel darah merah, maka larutan yang
mempunyai kepekatan yang sama akan seimbang dan berdifusi. Larutan NaCl 0,9%
merupakan larutan yang isotonic karena larutan NaCl mempunyai kepekatan yang
sama dengan larutan dalam system vascular. Larutan isotonic merupakan larutan yang
mempunyai kepekatan sama dengan larutan yang dicampur. Larutan hipotonik
mempunyai kepekatan lebih rendah dibanding larutan intrasel. Pada proses osmosis
dapat terjadi perpindahan dari larutan dengan kepekatan rendah ke larutan yang
kepekatannya lebih tinggi melalui membrane semipermeabel, sehingga larutan yang
berkonsentrasi rendah volumenya akan berkurang, sedang larutan yang berkonsentrasi
lebih tinggi akan bertambah volumenya.
Transport aktif. Merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis.
Proses ini terutama penting untuk mempertahankan natrium dalam cairan intra dan
ekstrasel.
Proses pengaturan cairan dapat dipengaruhi oleh dua factor, yaitu:
1. Tekanan cairan.
Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses osmotic
juga menggunakan tekanan osmotic, yang merupakan kemampuan pastikel
pelarut untuk menarik larutan melalui membrane.
Bila dua larutan dengan perbedaan konsentrasi dan larutan yang mempunyai
konsentrasi lebih pekat molekulnya tidak dapat bergabung (larutan disebut
koloid). Sedangkan larutan yang mempunyai kepekatan sama dan dapat
bergabung (disebut kristaloid). Contoh larutan kristaloid adalah larutan
garam, tetapi dapat menjadi koloid apabila protein bercampur dengan
plasma. Secara normal, perpindahan cairan menembus membrane sel
permeable tidak terjadi. Prinsip tekanan osmotic ini sangat penting dalam
proses pemberian cairan intravena. Biasanya, larutan yang sering digunakan
dalam pemberian infuse intravena bersifat isotonic karena mempunyai
konsentrasi sama dengan plasma darah. Hal ini penting untuk mencegah
perpindahan cairan dan elektrolit ke dalam intrasel. Larutan intravena
bersifat hipotonik, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang pekat dibanding
konsentrasi plasma darah. Tekanan osmotic plasma akan lebih besar

dibanding tekanan tekanan osmotic cairan interstisial karena konsentrasi


protein dalam plasma dan molekul protein lebih besar dibanding cairan
interstisial, sehingga membentuk larutan koloid dan sulit menembud
membrane semipermeabel. Tekanan hidrostatik adalah kemampuan tiap
molekul larutan yang bergerak dalam ruang tertutup. Hal ini penting guna
mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intrasel.
2. Membran semipermeable.
Merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak tergabung.
Membran semipermeable terdapat pada dinding kapiler pembuluh darah,
yang terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak
berpindah ke jaringan.
Kebutuhan cairan tubuh bagi manusia.
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kenutuhan dasar manusia secara
fisiologis proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan
tubuh, sementara itu merupakan bagian padat dari tubuh, secara keseluruhan,
persentase tubuh dapat dikategorikan berdasarkan umur adalah : bayi baru lahir 75%
dari total berat badan tubuh pria dewasa 57 % dari total BB, wanita dewasa 55 % dari
BB dan dewasa tua 45% dari total BB, persentase Jumlah cairan tubuh berpariasi
bergantung pada faktor usia lemak dalam lubuh,dan jenis kelamin jika lemak tubuh
sedikit maka cairan dalam tubuh pun lebih besar.
Kebutuhan air berdasarkan umur dan berat badan :
Umur
3 hari
1 tahun
2 tahun
4 tahun
10 tahun
14 tahun
18 tahun
Dewasa

Kbutuhan air
Jumlah air dalam 24 jam
250 - 300
1150 1300
1350 1500
1600 1800
2000 2500
2200 2700
2200 2700
2400 2600

Ml/kg berat badan


80 100
120 135
115 125
100 110
70 85
50 60
40 50
20 30

Jenis cairan
1. Cairan nutrient
Pasien yang istirahat ditempat tidur memerlukan sebanyak 450 kalori setiap
harinya. Cairan nutrien (zat gizi) melalui intravena dapat memenuhi kalori ini
dalam bentuk karbohidrat, nitrogen dan vitamin yang penting untuk metabolisme.
Kalori dalam cairan nutrient dapat berkidar antara 200-1500/liter. Cairan nutrient
terdiri atas:
a.

Karbohidrat dan air, contoh: dextrose (glukosa), levulose (fruktosa), invert

sugar ( dextrose dan levulose).


b.

Asam amino, contoh: amigen, aminosol dan travaminn.

c.

Lemak, contoh: lipomul dan liposyn.

d.

Blood Volume Expanders

Merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi menigkatkan volume


pembuluh darah setelah kehilangan darah atau plasma. Apabila keadaan darah
sudah tidak sesuai, misalnya pasien dalam kondisi pendarahan berat, maka
pemberian plasma akan mempertahankan jumlah volume darah. Pada pasien
dengan luka bakar berat, sejumlah besar cairan hilang dari pembuluh darah di
daerah luka. Plasma sangat perlu diberikan untuk menggantikan cairan ini. Jenis
blood volume expanders antara lain: human serum albumin dan dextran dengan
konsentrasi yang berbeda. Kedua cairan ini mempunyai tekanan osmotic, sehingga
secara langsung dapat meningkatkan jumlah volume darah.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit.
a.Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant
dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding
usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan
dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b.Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya
rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui
keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat
kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
c.Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan
serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat
diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan
edema.
d.Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
e.Kondisi Sakit

Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan


elektrolit tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya
secara mandiri.
f.Tindakan Medis :
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g.Pengobatan :
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi
cairan dan elektrolit tubuh.
h.Pembedahan :
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama
pembedahan.
I. Tonisitas
Tonisitas adalah membandingkan tekanan osmosa antara dua cairan yang dipisahkan
oleh membrane semipermeabel. Pembelajaran dan praktikum tonisitas sangat penting
dalam farmasi, mulai dari cara perhitungan dari tonisitas, sampai pada peranan dan
fungsi dari larutan isotonis yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Normalnya, cairan khususnya obat yang dalam sediaan larutan yang hendaknya akan
masuk ke dalam tubuh, titik bekunya harus sama dengan titik beku darah pada tubuh,
yaitu -0,5C. ketika ada obat ynag akan diinjeksikan kedalam tubh dengan keadaan
titik beku yang lebih tinggi dari titik beku darah, maka obat ynag akan diinjeksikan
tersebut harusu diisotoniskan terlebih dahulu untuk menghindari efek yang tidak
diinginkan terjadi dalam tubuh. Sebaliknya jika obat tersebut dalam keadaan titik
beku yang lebih rendah dari titik beku darah, maka kadar obat tersebut harus ditambah
( diisotoniskan ) agar obat bekerja seperti apa yang diharapkan.
Tonisitas larutan dapat ditentukan dengaan menggunakan beberapa cara seperti
dangan menggunakan metode hemolisis, pengarug berbahai larutan obat diperiksa

berdasarkan efek yang timbul ketika disuspensikan dengan darah. Dalam menentukan
pengukuran tonisitas, Husa dan rekan rekannya menyimpulkan bahwa suatu larutan
yang hipotonis akan membebaskan oksihemoglobin dalam perbandingan yang sama
dalam perbandingan yang sama dengan jumlah sel-sel yang dihemolisisnya. Atas
dasar tersebut dapat ditentukan factor vant Hoff, I, untuk kemudian dibandingkan
dengan nilai yang diperoleh dari data krioskopik, koefisien keaktifan dan koefisien
osmosis. Metode untuk menentukan sifat koligatif larutan, metode ini didasarkan atas
pengukuran peubahan temperature yang naik dari perbedaan tekanan uap sampel
terisolasi yang ditempatkana dalam sebuah ruang kelembapan yang tetap
Suatu larutan dikatakan isotonis terhadap cairan lainnya bila memiliki tekanan
tekakan osmosa yang sama. Bila cairan yang satu tekanan osmosanya lebih tinggi dari
pada yang lain, maka cairan yang lebih tinggi dikatakan hipertonis terhadap yang
lebih rendah. Sebaliknya cairan yang memiliki tekanan osmosa yang lebih rendah
disebut hipotonis terhadap caitan yang lebiih tinggi tekanan osmosanya.
Cara mwnghitung Tonisitas
1. Metode ekuivalensi NaCl
Cara ini dengan mengkonversi nilai zat ke NaCl, harga ekuivalennya ditunjukkan
nilai E (Nilai E bisa dilihat di farmakope : Daftar Tonisitas NaCl).
Misalkan penisilin E = 0,18 artinya 1 gram Penisilin setara/senilai 0,18 gram
NaCl. Agar isotonis, tonisitas sediaan harus = tonisitas tubuh yaitu 0,9% (b/v)
NaCl 0,9% artinya 0,9 gram NaCl yang terlarut dalam volume total 100 mL.
RUMUS nilai ekuivalensi terhadap NaCl = W x E, dimana W dalam satuan gram
Contoh perhitungan Tonisitas :
R/ Ampisilin Na 0,1
Isoniazid

0,05

(E=0,16)
(E=0,25)

m.f.Inject. Isot. 5 mL
jawab :
NaCl 0,9% = 0,9/100
jumlah nilai NaCl agar isotonis pada sediaan 5 mL = (0,9/100) x 5 mL = 0,045
gram
Sedangkan jumlah nilai NaCl dalam sediaan (berdasarkan resep) yaitu Rumus
ExW
Ampisilin Na = 0,1 gr x 0,16 = 0,016
Isoniazid

= 0,05 gr x 0,25 = 0,0125

jadi total nilai kesetaraan NaCL dalam sediaan = 0,016 + 0,0125 = 0,0285 gram
Sehingga agar Isotonis :
0,045 gr - 0,0285 = 0,0165 gram NaCl yang harus ditambahkan agar sediaan
menjadi isotonis.
Tapi apabila ingin mengganti zat pengisotonis NaCl 0,0165 menjadi glukosa
(dekstrosa) maka perhitungannya : 1 gr dekstrosa setara dengan 0,18 gr NaCl,
maka
0,0165 gr NaCl setara dengan = (0,0165/0,18) x 1 = 0,1965 gram dekstrosa yang
harus ditambahkan untuk menggantikan NaCl 0,0165 gr.
2. Metode Penurunan Titik Beku
Cairan tubuh yang setara 0,9% NaCl mengalami penurunan titik beku sebesar 0,52
Celcius, oleh karena itu sediaan dikatakan isotonis apabila mengalami penurunan
titik beku 0,52 C. Untuk memperoleh larutan isotonis maka NaCl yang ditambah
sesuai RUMUS :

keterangan :
B = Jumlah zat NaCl yang harus ditambahkan agar isotonis
Ptb1, Ptb2 ...

= Penurunan titik beku zat berkhasiat seperti didalam resep

Ptb

= Penurunan titik beku zat pengisotonis (NaCl)

C1, C2 ..

= Konsentrasi zat berkhasiat didalam resep dg satuan (b/v) % , titik

titik dalam rumus maksutnya apabila ada 4 zat berkhasit, rumusnya sama
(C1xPtb1+C2...+C3...+C4xPtb4), begitu pula jika trdapat 5 atau seterusnya.
3. Metode Penentuan Volume Isotonis Berdasarkan ekuivalensi
Volume isotonis (V.Isot.) adalah volume akhir larutan agar larutan tersebut
menjadi

larutan

yang

Diket : hipertonis B < 0


b1 = 0,1
C1 = 0,24 B2 = 0,576
Ditanya : C2= ?

isotonis. Volume

Isotonis

dihitung

dg

cara

Jawab : 0,52 = b1 x C/b2 0,52 =


J. pH Darah
Keseimbangan asam basa dalam darah
Keseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan pengaturan konsentrasi ion H
bebas dalam cairan tubuh. pH rata-rata darah adalah 7,4, pH darah arteri 7,45 dan
darah vena 7,35. Keasaman tubuh atau pH cairan tubuh normal antara 7.35 -7.45. Jika
pH berada diluar kisaran ini maka salah satu dari 2 cara mekanisme homeostasis akan
melakukan koreksi dengan buffer perubahan pH. Dua mekanisme buffer tersebut
dilakukan melalui paru dan ginjal maka akan terjadi modifikasi rasio tekanan parsial
CO2 (pCO2) ke dalam konsentrasi HCO3. Di dalam plasma sistim asam karbonatbikarbonat berpengaruh baik pada pCO2 maupun HCO3. Hubungan ini dijelaskan
dengan rumus dari Henderson-Hasselback; 6.1 adalah negatif logaritma dari dissosiasi
kontanta asam karbonat; sedangkan konsentrasi H2CO3 sering dinyatakan dengan
tekanan parsial CO2 (normal 35-45 mmHg).
Rumus pH darah

6.1+log HCO3

0,003 PCO 2

Proses homeostasis asam dilakukan dengan basa memakai buffer dengan


mengabsorpsi kelebihan ion H+. Pada mekanisme pertama, pH ditentukan oleh baik
buffer ekstraselluler seperti sistim asam karbonat/ bikarbonat dan serum protein
maupun buffer intraselluler seperti protein, fosfat dan hemoglobin. Pada mekanisme
kedua, pH dipertahankan dengan mengatur pCO2 alveoler. Kadar pCO2 atau HCO3
yang normal tidak akan selalu menggambarkan pH darah normal. Sehingga untuk
menilai adanya gangguan asam basa, diperlukan pemeriksaan gas darah arteri atau
vena serta kadar elektrolit. Perlu diingat bahwa bayi mempunyai kadar HCO3 lebih
rendah ( 21.5 23.5 mEq/L) dibanding orang dewasa ( 23-25 mEq/L).
Jika pH darah < 7,35 dikatakan asidosis, dan jika pH darah > 7,45 dikatakan
alkalosis. Ion H terutama diperoleh dari aktivitas metabolik dalam tubuh. Ion H secara
normal dan kontinyu akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3 sumber, yaitu
1. Pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H dan
bikarbonat
2. Katabolisme zat organik

3. Disosiasi asam organic pada metabolisme intermedia, misalnya pada metabolisme


lemak terbentuk asam lemak dan asam laktat, sebagian asam ini akan berdisosiasi
melepaskan ion H.
K. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium merupakan suatu proses multiphase: mengidentifikasi
kebutuhan dari pemeriksaan, permintaan pemeriksaan, sentral suplai/permintaan
laboratorium, persiapan pemeriksaan fisik dan edukasi pasien dan keluarga,
pengumpulan, pemberian label dan penyimpanan specimen, serta pendidikan
kesehatan (Kee, 2012). Pemeriksaan laboratorium terdiri dari tiga tahap yaitu :tahap
preanalitik, analitik, dan paska analitik.
Pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk mendapatkan informasi yang berguna
bagi dokter dan apoteker dalam mengambil keputusan klinik mulai dari pemilihan
obat, penggunaan obat hingga pemantauan efektivitas dan keamanan. Pemeriksaan
laboratorium diperlukan untuk menunjang diagnosis.
L. Gangguan Keseimbangan Asam dan Basa
Masalah-masalah pada kebutuhan cairan dan elektrolit.
Masalah-masalah kebutuhan cairan :
1. Asidosis respiratorik,
Merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh karena kegagalan system
pernapasan dalam membuang karbondioksida dari cairan tubuh.
2. Asidosis metabolic
Merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadi penumpukan asam.
3. Alkalosis respiratorik
Merupakan suatu keadaan kehilangan CO2, dari paru-paru yang dapat
menimbulkan terjadinya paCO2 arteri kurang dari 35 mmHg, pH lebih dari 7,45.
4. Alkalosis metabolic
Merupakan suatu keadaan kehilangan ion hydrogen atau penambahan cairan basa
pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan bikarbonat plasma lebih dari 26
mEq/L dan pH arteri lebih dari 7,45.
Masalah-masalah kebutuhan elektrolit :
1) Hiponatremia

Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang
ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L,
mual, muntah dan diare.
2) Hipernatremia
Suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi, yang ditandai dengan
adanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit
membengkak, kulit kemerahan, lidah kering, dll.
3) Hipokalemia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia
ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang mengalami
diare berkepanjangan.
4) Hiperkalemia
Merupakan suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi. Keadaan ini
sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik.
Hiperkalemia dditandai dengan adanya mual, hiperaktifitas system pencernaan,
dll.
5) Hipokalsemia
Merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah. Hipokalsemia
ditandai dengan adanya kram otot dan karam perut, kejang,bingung, dll.
6) Hiperkalsemia
Merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah. Hal ini terjadi
pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin
D secara berlebihan. Hiperkalsemia ditandai dengan adanya nyeri pada tulang,
relaksasi otot, batu ginjal, dll, dan kadar kalsium daam plasma lebih dari 4,3
mEq/L.
7) Hipomagnesia
Merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah. Hipomagnesia ditandai
dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, dll, serta kadar
magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L.
8) Hipermagnesia
Merupakan kelebihan kadar magnesium dalam darah. Hal ini ditandai dengan
adanya koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.
9) Keseimbangan Asam Basa

Aktivitas tubuh memerlukan keseimbangan asam basa, keseimbangan asam basa


dapat diukur dengan pH (derajat keasaman). Dalam keadaan normal, nilai pH
cairan tubuh 7,35 - 7,45. keseimbangan dapat dipertahankan melalui proses
metabolisme dengan sistem buffer pada seluruh cairan tubuh dan melalui
pernapasan dengan sistem regulasi (pengaturan di ginjal). Tiga macam sistem
larutan buffer cairan tubuh yaitu larutan bikarbonat, larutan buffer fosfat, dan
larutan buffer protein.
M. Instrumen Medis
Cara kerja stetoskop

Fungsi stetoskop

Memeriksa Keadaan Tekanan Darah

Memeriksa Keadaan Paru-paru

Memeriksa Keadaan Jantung

Memeriksa Keadaan Pemeriksaan prenatal

Memeriksa Keadaan Gangguan Perut

Pemeriksaan dengan stetoskop


Sebelum memakai Stetoskop langkah pertama yang dilakukan adalah Periksa
stetoskop apakah berfungsi dengan baik. Pastikan bahwa tabung bebas dari
kebocoran. Gunakanlah pada tempat yang tenang dan terhindar dari suara bising.
Arahkan dan tempelkan Stetoskop tepat dibagian tubuh pasien. Agar alat tersebut
berfungsi dengan baik maka baju pasien tersebut dibuka atau diusahakan jangan
menghalangi bagian tubuh yang akan ditempelkan Stetoskop.
Cara Kerja Tensimeter

Sama dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan yang
menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik untuk menentukan
tekanan. Manset dipasang mengikat mengelilingi lengan dan kemudian ditekan
dengan tekanan di atas tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian secara perlahan
tekanannya diturunkan. Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung manometer)
menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure (diastolic).
Fungsi Sphygmomanometer (Tensimeter)
Alat ini biasa yang digunakan untuk mengukur tekanan darah yang bekerja secara
manual saat memompa maupun mengurangi tekanan pada manset, dengan sistem noninvasive.
Pengoperasian (SOP)
Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas.
Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam. Kantong karet kemudian
dikembangkan dengan cara memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang
membesar akan menekan pembuluh darah lengan (brachial artery) sehingga aliran
darah terhenti sementara. Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan
memutar sumbat udara. Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua
hal yang harus diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua
bunyi denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat
terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk
tekanan adalah nilai tekanan sistolik. Seiring dengan terus turunnya tekanan udara,
bunyi denyut yang terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang
ditunjukkan oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut
tekanan diastolik.
Kalibrasi
Buka tutup tabung air raksa, buka penutup tabung air raksa, keluarkan air raksa
dengan hati-hati ke wadah yang aman. Lepaskan, U-Tube, tabung air raksa, selang,
bulb, dan manset dari casing Tensimeter. Bersihkan bagian dalam U-Tube dan tabung
air raksa, dari kotoran. Pasang kembali U-tube, tabung raksa, selang, manset dan bulb,
pada casing Tensimeter. Isi tabung raksa dengan raksa hingga air raksa mencapai tepat
di angka 0. Lakukan Kalibrasi dengan Phantom. Pasang Phantom pada sambungan
selang Tensimeter. Nyalakan Phanthom, tekan tombol Zero, untuk melakukan zeroing.
Pasang manset pada objek apa saja sebagai pengganti lengan pasien. Angka pada
display harus menunjukkan angka 0 saat zeroing, bila tidak 0, tambah atau kurangi air

raksa hingga zeroing menunjukkan angka 0. Pompa Tensimeter, liat posisi air raksa
pada tensimeter dan samakan dengan angka yang ditunjukkan phanthom. Air raksa
dan phantom harus menunjukkan angka yang sama (toleransi=1) Bila berbeda, tambah
atau kurangi air raksa. Setelah selesai tutup kembali tabung air raksa

Anda mungkin juga menyukai