Keringat Dingin
Keringat dingin merupakan suatu keadaan disaat seseorang berkeringat dan
merasakan kulitnya lembab dan dingin. Keringat dingin sering dirasakan pada telapak
tangan, lengan bawah, dan kaki. Dalam istilah medis keringat dingin disebut dengan
diaphoresis, yaitu keadaan tubuh mengeluarkan keringat berlebihan. Keringat dingin
dapat muncul sebagai akibat dari aktifnya respon fight or flight. Respon ini
merupakan reaksi fisiologis dari tubuh manusia yang terjadi secara otomatis
teraktivasi saat merasa terancam dan bersiap-siap menghadapi bahaya. Keadaankeadaan yang dapat memicu respon fight or flight adalah saat merasakan nyeri
hebat, kekurangan oksigen, ketakukan, dan kekurangan glukosa dalam darah.
Penyebab keringat dingin banyak sekali antara lain adalah stres, kecemasan, atau
kepanikan mental dan emosional, tetapi juga dapat disebabkan oleh berbagai penyakit
dan gangguan pada tubuh seperti tekanan darah rendah yang menyebabkan serangan
jantung atau angina pektoris (nyeri dada) Perdarahan internal, Kadar oksigen darah
yang rendah Hipoglikemia (gula darah rendah serta kadar garam yang rendah yang
disebabkan karena tidak ada makanan yang masuk ke tubuh membuat gejala
pening,mual dan tubuh menjadi drop ), terutama bila disebabkan oleh reaksi insulin
Hipotensi (tekanan darah rendah) Syok septik (infeksi sistemik) dan bentuk-bentuk
syok lainnya., orang yang cenderung mengalami tekanan darah rendah juga bisa
memiliki gejala keringat dingin. Gejala keringat dingin yang lain ini bisa karena
mengalami kelelahan, kekurangan gizi, dehidrasi, kehilangan darah dan pusing yang
berlebihan.
Keringat dingin dapat menjadi gejala dari penyakit yang berbahaya, seperti :
Syok yang merupakan keadaan berkurangnya aliran darah ke otak dan organ
vital. Syok dapat disebabkan oleh perdarahan hebat, reaksi alergi atau
anafilaktik, infeksi berat, penyakit jantung, dan nyeri hebat;
Luka berat yang mengakibatkan nyeri hebat dan perdarahan, seperti jatuh dari
ketinggian, patah tulang akibat kecelakaan kendaraan bermotor, atau amputasi;
Serangan jantung yang ditandari dengan nyeri tertekan pada dada sebelah kiri,
jantung berdebar-debar, dan sesak napas;
Stroke ditandai dengan berbicara menjadi pelo, lumpuh sebelah anggota gerak,
dan dapat juga terjadi penurunan kesadaran;
Gangguan pernapasan seperti tercekik, serangan asma, dan infeksi paru berat;
Keringat dingin sebaiknya diselidiki penyebabnya. Jika dipicu oleh stres atau
tegang, maka bisa diatasi dengan cara-cara yang dapat dilakukan di rumah. Namun,
jika dibutuhkan pengobatan, selalu konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
Beberapa cara yang dapat Anda lakukan, antara lain:
Perbaiki pola makan. Upayakan makan tidak terlalu dekat dengan waktu tidur,
serta batasi asupan makanan tinggi gula sebelum tidur. Jika level gula Anda
rendah, jangan lewatkan waktu makan atau bagilah menjadi beberapa porsi
dalam sehari.
Buat diri Anda lebih aktif. Lakukan olah napas atau kegiatan olahraga yang
bermanfaat, seperti yoga atau joging yang bisa membantu Anda untuk lebih
relaks. Bila perlu, lakukan kegiatan yang dapat mengalihkan pikiran, seperti
membaca atau bermain puzzle untuk mengusik kekhawatiran atau pikiran
negatif.
B. Pusing
Menurut KBBI, Pusing adalah keadaan keseimbangan terganggu serasa keadaan
sekitar berputar; tidak dapat berpikir (karena bingung tidak keruan, sedih, dan
sebagainya).
Gejala-gejala Pusing
Gejala pusing sangat beragam, tapi ada beberapa sensasi utama yang biasa
dirasakan penderita, yaitu:
Penyebab Pusing
Karena gejalanya yang terkadang kurang jelas, penyebab pusing secara pasti
juga sulit untuk diketahui. Tetapi ada beberapa faktor yang dapat menjadi
pemicunya.
Sensasi seperti mau pingsan Pusing bisa berarti Anda merasa seperti mau
pingsan. Gejala ini bisa disebabkan oleh tekanan darah yang mendadak turun
setelah duduk terlalu lama lalu tiba-tiba berdiri. Selain itu, seseorang juga
merasa seperti akan pingsan ketika pasokan darah ke otak tidak cukup
misalnya akibat gagal jantung atau gangguan ritme detak jantung.
Kadar gula darah yang terlalu rendah yang biasa terjadi pada penderita
diabetes atau akibat puasa.
Jangan berdiri secara tiba-tiba. Pusing sering muncul akibat Anda berbaring
atau duduk lalu berdiri secara tiba-tiba.
Batasi konsumsi kafein, minuman keras dan rokok. Unsur-unsur ini dapat
memperparah gejala pusing.
Makan secara teratur. Banyak orang yang merasa pusing dan bahkan pingsan
karena melewatkan makan pagi.
Segera duduk atau berbaring ketika merasa akan pingsan atau kehilangan
keseimbangan.
Diagnosa
Pengujian gerakan mata yang dilakukan untuk mengamati gerakan mata pada
saat melihat benda-benda bergerak.
Pengujian
posturography
untuk
menunjukkan
bagian
dari
sistem
Pengobatan
Terapi fisik posisi kepala (canalith reposisi) yang biasanya akan memperoleh
hasil yang efektif setelah 1 hingga 2 kali perawatan. Terapi ini biasanya
diterapkan pada penderita pusing yang diakibatkan oleh Benign paroxysmal
positional vertigo (BPPV).
Mengurangi retensi cairan tubuh serta diet rendah garam dengan penggunaan
obat-obatan diuretik untuk mengatasi pusing yang disebabkan oleh penyakit
meniere.
apabila
sewaktu-waktu
akan
terjatuh
akibat
kehilangan
Jika penyakitnya tergolong akut, Anda bisa memberinya obat penenang atau
penangkal mual dan muntah.
Pencegahan
Mekanisme Pusing
Pada telinga bagian dalam dua terdapat semicircular canal dan vestibulum
yang bertugas mengatur keseimbangan. Selain itu juga terdapat rumah siput yang
berfungsi untuk menangkap suara atau sebagai indra pendengaran. Kedua fungsi
ini saling berdampingan.
Otak kecil bertugas untuk mengontrol segala macam perintah atau impuls
yang berasal dari mata, bagian tubuh lain, terutama alat kontrol organ
keseimbangan yang terdapat di dalam telinga. Dengan ini, otak kecil berperan
besar dalam menjaga postur dan keseimbangan tubuh manusia. Sehingga bila
terjadi kelainan atau gangguan, terutama pada otak kecil atau organ pengatur
keseimbagan yang terdapat di dalam telinga, akan menimbulkan pusing.
Pusing yang diakibatkan oleh adanya gangguan pada telinga ini, bersamaan
dengan memburuknya fungsi organ pengatur keseimbangan dan selaput gendang.
Yang akan dirasakan adalah telinga berdenging dan gangguan pendengaran.
Contoh dari kasus ini adalah meniere syndrom dan gangguan pendengaran yang
timbul secara mendadak. Sedangkan jenis pusing yang tidak disertai gangguan
pada pendengaran antara lain BPPV (Benign Paroxymal Positional Vertigo) dan
radang pada vestibulum.
Sedangkan pusing yang diakibatkan oleh gangguan pada otak disebabkan
karena memburuknya aliran darah pada arteri yang bertugas untuk mengirim zat
gizi dan unsur asam. Hal tersebut dapat disebabkan oleh stres atau penyempitan
pada arteri. Keadaan ini dapat menjadi penyebab berbagai macam gangguan pada
otak, misalnya pendarahan, infraksi, kanker, dan berbagai macam penyakit lain
yang dapat mengancam keselamatan jiwa.
C. Lemas (Asthenia)
Asthenia, suatu kondisi di mana tubuh kekurangan atau kehilangan kekuatan baik
secara keseluruhan atau dalam bagian-bagiannya. Asthenia umum terjadi pada banyak
penyakit kronis, seperti anemia dan kanker, dan mungkin yang paling terlihat pada
orang-orang yang menderita penyakit kelenjar adrenal. Asthenia terbatas pada organ
atau sistem organ-organ tertentu, seperti dalam asthenopia, ditandai dengan
fatigability siap visi, atau myasthenia gravis, di mana ada peningkatan progresif dalam
fatigability dari sistem otot. Asthenia Neurocirculatory adalah sindrom klinis yang
ditandai dengan kesulitan bernapas, jantung berdebar-debar, sesak napas atau pusing,
dan insomnia. Neurasthenia, digunakan untuk menggambarkan gangguan mental
dengan gejala seperti mudah mengalami lelah (fatigability kuat), kurangnya motivasi,
dan perasaan tidak mampu.
Tanpa memandang usia dan jenis kelamin; asthenia dapat terjadi pada siapa saja
dan
semua
orang.Asthenia
dapat
baik
sementara
atau
kronis
dan
terus
kelopak mata atau otot mata mengendalikan visi. Kemungkinan pula akan ada
masalah pada beberapa orang ketika berbicara atau menelan dan beberapa mungkin
mengalami kelemahan di kaki mereka. Jadi, gejala dapat bervariasi dari individu ke
individu di asthenia.
Tanda-Tanda Seseorang Mengalami Asthenia:
Lambat atau gerakan yang sering tertunda dalam melaksanakan tugas tertentu.
Kram otot
Otot berkedut.
Kelelahan
energi dan kekuatan adalah gaya hidup. Sebuah gaya hidup biasanya menghasilkan
penyusutan otot mana karena kurangnya mobilitas atau tidak aktif; serat otot malah
diganti dengan lemak yang membuat otot lebih lembek dan tebal.
Penuaan atau usia yang telah lanjut juga dapat dianggap sebagai salah satu
penyebab asthenia. Dengan proses normal penuaan, otot-otot tubuh melonggar dan
melemah serta akhirnya akan menghasilkan lemas (asthenia.
Infeksi. Dengan infeksi, ada timbulnya peradangan otot yang dapat membuat otot
lemah sementara sampai pada waktu infeksi berhasil diberantas.
Kehamilan. Selama dan setelah fase kehamilan, ada peningkatan kadar steroid
dalam darah yang diketahui terkait dengan anemia yang sering menyebabkan
kelemahan otot, kehilangan energi dan kekuatan.
Penyakit kronis juga dapat menyebabkan kelemahan otot. Ada kelemahan otot
karena beberapa penyakit kronis karena adanya kekurangan darah dan pasokan nutrisi
otot.
Ada juga berbagai penyebab umum lainnya untuk asthenia atau kelemahan atau
kehilangan energi dan kekuatan yang mungkin termasuk kecemasan dan depresi,
kekurangan vitamin, penyalahgunaan obat, terapi radiasi, kemoterapi, keracunan
makanan, efek samping dari obat-obatan tertentu, dehidrasi, dan malnutrisi.
Diagnosis Asthenia atau Kelemahan / Kehilangan Energi / Kekuatan:
Tes darah dapat mendeteksi tingkat peningkatan antibodi tertentu yang memicu
gangguan ketika mata dipengaruhi oleh asthenia.
Ada beberapa tes diagnostik di mana suatu zat dapat disuntikkan ke pasien yang
menyebabkan kelemahan otot atau kelelahan untuk sementara menyelesaikan masalah
di asthenia.
Beberapa tes mungkin diperlukan untuk mendiagnosis asthenia karena penyakit
yang mendasari yang mungkin termasuk Glukosa, tes fungsi hati, kalsium serum dll
tes kreatinin untuk studi fungsi ginjal dapat membantu mendiagnosa asthenia.
Kekurangan zat besi ferritin satu lagi tes untuk mendeteksi asthenia karena
kekurangan.
Pengobatan untuk Asthenia atau Kelemahan atau Rugi Energi dan Kekuatan:
D. Haus
Haus adalah gejala tubuh sudah kekurangan cairan. Menurut KBBI bahwasanya haus
adalah tandada bahwasanya tenggorokkan manusia itu kering sehinggang merangsang
individu tersebut untuk minum. Haus merupakan reflek tubuh mengenal cairan yang
dibutuhkan oleh tubuh. Aktifnya rasa haus adalah cara alami berdasarkan refleks pada
memori sel dalam mengenali keberadaan air ideal. Rasa haus juga dapat dipahami
bahwasanya sensasi subyektif yang mendorong seseorang untuk menelan H2O lebih
banyak.
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia. Jumlah air sekitar
73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body mass). tergantung
jumlah lemak yang terdapat dalam tubuh, proporsi air ini berbeda antar orang.
Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu:
a.
Air dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida,
asam amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang
diperlukan oleh tubuh eperti oksigen dan hormon.
b.
Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologi dalam sel. Air
juga diperlukan untuk menghidrolisis zat kompleks menjadibentuk yang
lebih sederhana.
c.
d.
e.
f.
Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disertai output
yang melebihi intake sehingga jumlah air pada tubuh berkurang.Meskipun yang
hilang terutama cairan tubuh ,tetapi dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit.
Fisiologi Cairan tubuh total dan distribusinya
Komponen tunggal terbesar dalam tubuh adalah air.Air adalah pelarut bagi semua
zat terlarut dalm tubuh baik dalm suspensi maupun larutan.Air tubuh total (total water
body/TBW) (yaitu persentase dari berat tubuh total yang tersusun atas air) jumlahnya
bervariasi sesuai dengan jenis kelamin,umur,dan kandungan lemak dalam tubuh.Air
membentuk sekitar 60% berat badan seorang pria dan sekitar 50% berat badan
wanita.Pada orang tua TBW menyusun sekitar 45% sampai 50% berat badan
(Narins,1994).Lemak pada dasranya bebas air,sehingga lemak yang makin sedikit
akan mengakibatkan tingginya persentase air dari berat badan orang itu.Sebaliknya
jaringan otot memiliki kandungan air yang tinggi.Oleh karena itu dibandingkan
dengan orang kurus,orang gemuk mempunyai TBW yang relatif lebih kecil
dibandingkan dengan berat badannya.Wanita umumnya secara proporsional
mempunyai lebih banyak lemak dan lebih sedikit otot jika dibandingkan dengan
pria,sehingga jumlah TBW juga lebih sedikit dibandingkan dengan berat badannya.
Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi dari satu bagian dengan
bagian lainnya,dan dalma keadaan sehat mereka harus berada pada bagian yang tepat
dan dalam jumlah yang tepat.Kation utama pada cairan ekstraseluler dalah Na + ,dan
anion utamanya adalah Cl- dan HCO3-.
Patogenesis Dehidrasi
Dehidrasi dapat terjadi karena :
1.
2.
3.
terbatas,akibat :
Penyakit mental yang disertai menolak air atau ketakutan engan air (hydrophobia)
Dehidrasi primer juga dapat terjadi pada orang yang mengeluarkan peluh yang
banyak,tanpa mendapatkan penggantian air,seperti pada musafir di padang pasir,atau
pada orang yang berhari-hari terapung-apung ditengah laut tanpa mendapat
minum.Pada stadium permulaan water depletion,ion natrium dan chlor ikut
menghilang dengan cairan tubuh,tetapi kemudian terjadi reabsorsi ion melalui tubulus
ginjal yang berlebihan,sehingga cairan ekstraseluler mengandung natrium dan chlor
berlebihan dan terjadi hipertoni.
Hal ini menyebabkan air akan keluar dari sel sehingga terjadi dehidrasi
intraseluler dan inilah yang menimbulkan rasa haus.Selain itu terjadi perangsangan
pada hipofisis yang kemudian melepaskan hormon antidiuretik sehingga terjadi
oligouria
Dehidrasi sekunder atau sodium depletion terjadi karena tubuh kehilangan
cairan tubuh yang mengandung elektrolit.Istilah sodium depletion lebih sesuai
daripada
salt
depletion
untuk
memberi
tekanan
terhadap
perlunya
1. Muntah : Muntah juga bisa menjadi penyebab hilangnya cairan dan sulit bagi
seseorang untuk mengganti air dengan minum itu jika mereka tidak dapat
mentelerir cairan
2. Diabetes : Pada orang dengan diabetes gula darah menyebabkan kadar gula
tumpah ke dalam air seni dan air kemudian berikut yang dapat menyebabkan
dehidrasi yang signifikan.Untuk alas an ini,sering kencing dan haus yang
berlebihan adalah gejala awal diabetes.
3. Burns : Korban luka bakar mengalami dehidrasi karena kulit yang rusak tidak
dapat mencegah cairan dan merembes keluar dari tubuh.Penyakit peradangan
lain dari kulit juga terkait dengan kehilangan cairan.
4. Ketidakmampuan untuk minum cairan : Keridamampuan untuk minum
memadai adalah penyebab potensial lainnya degidrasi.Apakah itu adalah
kurangnya ketersediaan air atau kurangnya kekuatan untuk minum jumlah
yang cukup,ditambah dengan kehilangan air rutin.
5. Diare : Keluarnya sekresi saluran cerna bagian bawah banyak mengandung
natrium,kalium.Dan pada diare konsistensi feces encer atau bahkan sangat
encer,Hal ini berarti volume air lebih banyak.
Tanda-Tanda Dehidrasi
Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgordan
mata cekung sering tidak jelas. Gejala klinis paling spesifik yang dapat
dievaluasi adalah penurunan berat badan akut lebih dari 3%. Tanda klinnis
obyektif lainya yang dapat membantu mengindentifikasi kondisi dehidrasi adalah
hipotensi ortostatik. Berdasarkan studi di Divisi Geriatri Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI-RSCM, bila ditemukan aksila lembab/basah, suhu tubuh
meningkat dari suhu basal, diuresis berkurang, berat jenis (bj) urin lebih dari atau
sama dengan 1,019 (tanpa adanya glukosuria dan proteinuria), serta rasio blood
urea nitrogen/kreatinin lebih dari atau sama dengan 16,9 (tanpaadanya perdarahan
aktif saluran cerna) maka kemungkinan terdapat dehidrasi pada usia lanjut adalah
81%. Kriteria ini dapat dipakai dengan syarat: tidak menggunakan obat obat
sitostatik, tidak ada perdarahan saluran cerna, dan tidak ada kondisi overload
(gagal jantung kongensif, sirosis hepatis dengan hipertensi portal, penyakit ginjal
kronik stadium terminal, sindrom nefrotik).
1. Defisit cairan (litar) = cairan badan total (CBT) yang diinginkan CBT saat
ini
2. CBT
yang
diinginkan
kadar
na
serum
CBT
saat
ini
140
3. CBT saat ini (pria) = 50% X berat badan (kg)
4. CBT saat ini (perempuan) = 45% berat badan (kg).
Berikut
ini
adalah
berbagai
gejala
dehidrasi
sesuai
tingkatannya
- Dehidrasi ringan
a. Muka memerah
b. Rasa sangat haus
c. Kulit kering dan pecah-pecah
d. Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
e. Pusing dan lemah, lemas, dan mulai terasa pening dan mual
f. Kram otot terutama pada kaki dan tangan
g. Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
h. Sering mengantuk
i. Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
j. Tiba tiba jantung berdetak lebih kencang
k. Suhu badan meningkat
- Dehidrasi sedang
a. Tekanan darah menurun
b. Pingsan
c. Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
d. Kejang
e. Perut kembung
f. Gagal jantung
g. Ubun-ubun cekung
h. Denyut nadi cepat dan lemah
Tanda dehidrasi pada bayi / anak :
1. Mulut dan lidah kering
2. Tidak keluar air mata saat menangis
3. Popok tidak basah selama lebih dari 3 jam
4. Perut, mata, dan pipi cekung
5. Demam
komponen tubuh vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan
mineral tidak menyediakan energi namun penting untuh proses metabolisme dan
keseimbangan asam basa (Potter & Perry, 2005).
Secara umum zat gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan makro dan
mikro. Golongan makro yaitu karbohidrat, protein, lemak dan air. Golongan mikro
yaitu vitamin dan mineral (Hidayat, 2006).
Karbohidrat
merupakan
sumber
energi
utama. Tiap
gram
karbohidrat
Vitamin A berpengaruh dalam kemampuan fungsi mata serta pertumbuhan tulang dan
gig dan dalam maturasi sel epitel, vitamin ini dapat diperoleh dari hati, minyak ikan,
susu, sayur-sayuran dan buah-buahan.
c)
Vitamin B12 merupakan vitamin yang sangat baik untuk maturasi sel darah merah
dalam sumsum tulang.
d) Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalm air yang mudah dioksidasi dan
dipercepat oleh panas atau cahaya.
e)
Vitamin D merupakan vitamin yang larut dalma lemak, vitamin ini berguna dalam
pengaturan penyerapan kalsium dan fosfor.
f)
Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang dapa berfungsi dalam
meminimalkan oksidasi karote, vitamin A dan asma linoleat serta menstabilakn
membran.
g) Vitamin K merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang berfungsi sebagai
pembentukan protrombin dalam proses pembekuan darah.
Mineral merupan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro yang
terdiri dari kalsium, klorida, chromium, kobalt, tembaga, fluorin, iodium, besi,
maknesium, mangan, fosfor, kalium, natrium, sulfur dan seng. Semuanya harus
tersedia dalam jumlah yang cukup.
Kebutuhan nutrisi harian
Kebutuhan air minum pada setiap orang bervariasi yaitu berkisar 2,1 - 2,8 liter
bergantung pada berat badan dan aktifitasnya. Normalnaya seseorang akan makan 3
kali sehari. Nutrisi yang diperlukan dalam tubuh harus terpenuhi serta energi yang
dibutuhkan oleh tubuh harus tercukupi.
Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu (3-8 minggu) tanpa
makanan, tetapi hanya dapat bertahan selama beberapa hari tanpa air. Air merupakan
komponen utama dari semua struktur sel dan merupakan media kelangsungan proses
metabolisme dan reaksi kimia dalam tubuh (Suharjo & Kusharto 1988). Agar proses
metabolisme dalam tubuh berjalan dengan baik dibutuhkan masukan cairan setiap hari
untuk menggantikan cairan yang hilang. Muchtadi et al. (1993) menjelaskan bahwa
tubuh manusia rata-rata tersusun atas 63% air, 17% protein, 13% lemak, 6% mineral,
1% karbohidrat dan vitamin. Seseorang yang kehilangan 40 % lemak dan protein
sampai terjadi penurunan berat badan, masih mampu bertahan hidup. Akan tetapi,
kehilangan 20% air dapat menyebabkan kematian.
Hipernatremia.
Faktor
yang
mempengaruhi
adalah
faktor
dehidrasi,
aldosteronism, diabetes insipidus dan diuretik osmotik. Umumnya, rasa haus pada
hipernatremia merupakan mekanisme pertahanan utama untuk mencegah
hipertonisitas. Oleh karena itu, hipernatremia terutama terjadi pada pasien yang
tidak dapat asupan cairan secara adekuat (seperti pada pasien yang hilang
kesadaran dan bayi).
Pertimbangan pemberian terapi IV. Pasien yang menerima natrium >400 mg/hari
(contoh : 3 L/hari larutan garam elektrolit normalnya adalah yang mengandung 155
mEq/L natrium) biasanya mendapatkan masalah keseimbangan cairan yang dapat
dilihat dengan timbulnya udema atau tekanan darah yang meningkat. Kondisi
tubuh yang sehat dapat mengakomodasi peningkatan asupan jumlah natrium
sepanjang terdapat mekanisme haus dan kemampuan fungsi ginjal yang baik.
Banyak obat yang mempengaruhi secara langsung konsentrasi natrium atau
secara tidak langsung mempengaruhi pengeluaran natrium melalui air seni (urin).
Kekurangan total air dalam tubuh sebesar 1 liter terjadi pada penambahan setiap 3
mmol Na+ > normal.
Hal yang harus diwaspadai
Nilai kritis untuk Natrium:
<120 mEq/L lemah, dehidrasi
90-105 mEq/L gejala neurologi parah, penyebab vaskular
> 155 mEq/L gejala kardiovaskular dan ginjal
> 160 mEg/L gagal jantung
Perawatan pasien
Interpretasi hasil pemeriksaan dan monitor ketidakseimbangan cairan dan natrium
Pertimbangan terapi IV adalah sebagai berikut:
Keseimbangan natrium dipelihara pada dewasa dengan asupan rata-rata 90
hingga 250 mEq/hari. Nilai maksimum per hari yang dapat ditoleransi adalah 400
mEq/hari. Jika pasien diberikan 3L larutan garam dalam 24 jam, ia akan menerima
465 mEq natrium. Jumlah ini melebihi nilai rata-rata, kadar yang dapat ditoleransi
orang dewasa. Pengeluaran kelebihan natrium pada orang dewasa sehat
memerlukan waktu 24 hingga 48 jam.
Setelah operasi, trauma, atau syok, terdapat penurunan volume cairan
ekstraseluler. Penggantian cairan ekstraseluler diperlukan jika keseimbangan air
dan elektrolit dijaga. Penggantian larutan IV ideal seharusnya memiliki konsentrasi
natrium 140 mEq/L
Monitor tanda edema atau hipotensi, rekam serta laporkan (jika ditemukan).
Sistem Buffer Bikarbonat
Nilai normal : 21-28 mEq/L
Implikasi Klinik:
Peningkatan bikarbonat menunjukan asidosis respiratori akibat penurunan
ventilasi
Penurunan bikarbonat menunjukan adanya alkalosis respiratori (akibat
peningkatan ventilasi alveolar dan pelepasan CO2 dan air) atau adanya asidosis
metabolik (akibat akumulasi asam tubuh atau hilangnya bikarbonat dari cairan
ekstraseluler).
Kalium (K+)
Nilai normal: 0 - 17 tahun : 3,6 - 5,2 mEq/L SI unit : 3,6 - 5,2 mmol/L
18 tahun : 3,6 4,8 mEq/L SI unit :3,6 4,8 mmol/L
Implikasi klinik:
Hiperkalemia. Faktor yang mempengaruhi penurunan ekskresi kalium yaitu:
gagal ginjal, kerusakan sel (luka bakar, operasi), asidosis, penyakit Addison,
diabetes yang tidak terkontrol dan transfusi sel darah merah.
Hipokalemia, adalah konsentrasi kalium dalam serum darah kurang dari 3,5
mmol/L. Jika dari beberapa tes ditemukan kecenderungan rendahnya konsentrasi
kalium (contoh: 0,1-0,2 mmol/L/hari) akan lebih mengkhawatirkan dibandingkan
dengan nilai yang rendah pada satu pengukuran. Kondisi hipokalemia akan lebih
berat pada diare, muntah, luka bakar parah, aldosteron primer, asidosis tubular
ginjal, diuretik, steroid, cisplatin, tikarsilin, stres yang kronik, penyakit hati dengan
asites, terapi amfoterisin.
Nilai kalium tidak berubah dengan sirkulasi volume. Kalium adalah ion
intraseluler dan konsentrasi serumnya tidak terpengaruh oleh volume sirkulasi.
klorida dalam plasma dapat dijaga agar tetap mendekati nilai normal, walaupun
dalam keadaan gagal ginjal.
Konsentrasi natrium, bikarbonat dan klorida dalam serum dapat digunakan untuk
menghitung gap anion (AG) sebagai berikut :
AG = (Na+) [ HCO3- + Cl-]
Gap anion lebih dari 12 mengindikasikan adanya anion yang tidak terukur, seperti
metanol, urea, keton, laktat dan etilen glikol.
Faktor pengganggu:
Konsentrasi klorida plasma pada bayi biasanya lebih tinggi dibandingkan pada
anak-anak dan dewasa
Beberapa obat tertentu dapat mengubah kadar klorida
Peningkatan klorida terkait dengan infus garam IV berlebih
Hal yang harus diwaspadai:
nilai kritis klorida: <70 atau > 120 mEq/L atau mmol/L
Perawatan Pasien
Memeriksa aktifi tas dan diet normal
Interpretasi hasil pemeriksaan dan monitor dengan memadai
Jika diduga terjadi gangguan elektrokit, harus dicatat berat badan dan asupan dan
output cairan yang akurat
Glukosa (Fasting Blood Sugar/FBS)
Nilai normal : 7 tahun : 70 - 100 mg/dL SI unit : 3,89 - 5,55 mmol/L
12 bulan - 6 tahun: 60-100 mg/dL SI unit : 3,33 - 5,55 mmol/L
Implikasi klinik:
Peningkatan gula darah (hiperglikemia) atau intoleransi glukosa (nilai puasa >
120 mg/dL) dapat menyertai penyakit cushing (muka bulan), stres akut,
feokromasitoma, penyakit hati kronik, defi siensi kalium, penyakit yang kronik,
dan sepsis.
Kadar gula darah menurun (hipoglikemia) dapat disebabkan oleh kadar insulin
yang berlebihan atau penyakit Addison.
Obat-obat golongan kortikosteroid dan anestetik dapat meningkatkan kadar gula
darah menjadi lebih dari 200 mg/dL.
Bila konsentrasi glukosa dalam serum berulang-ulang > 140 mg/dL, perlu
dicurigai adanya diabetes mellitus.
Protein
Jumlah protein dapat dilacak pada pasien yang berdiri dalam periode waktu yang
panjang. Protein urin dihitung dari urin yang dikumpulkan selama 24 jam.
Proteinuria (dengan metode dipstick) : +1 = 100 mg/dL, +2 = 300 mg/dL, +4
=1000 mg/dL. Dikatakan proteinuria bila lebih dari 300 mg/hari. Hasil positif palsu
dapat terjadi pada pemakaian obat berikut:
penisilin dosis tinggi,
klorpromazin,
tolbutamid
golongan sulfa
Dapat memberikan hasil positif palsu bagi pasien dengan urin alkali. Protein dalam
urin dapat: (i) normal, menunjukkan peningkatan permeabilitas glomerular atau
gangguan tubular ginjal, atau (ii) abnormal, disebabkan multiple myeloma dan
protein Bence-Jones.
H. Cairan Tubuh
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor
fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan.
Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang
terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi
dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini
dinamakan homeostasis.
Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan cairan dan elektrolit:
1. Ginjal.
Merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur
kebutuhan cairan dan elektrolit. Terlihat pada fungsi ginjal, yaitu sebagai
pengatur air, pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur
keseimbangan asam-basa darah dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan
garam.
Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan
bagian ginjal, seperti glomerulus dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap
satu liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui
glomerulus, 10% nya disaring keluar. Cairan yang tersaring (filtrate
glomerulus), kemudian mengalir melalui tubuli renalis yang sel-selnya
menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal
dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.
2. Kulit.
Merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan proses
pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi
oleh vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan
cara vasodilatasi dan vasokontriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan
dengan cara penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung
banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses
pelepasan panas lainnya dapat dilakukan melalui cara pemancaran panas ke
udara sekitar, konduksi (pengalihan panas ke benda yang disentuh), dan
konveksi (pengaliran udara panas ke permukaan yang lebih dingin).
Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah
pengendalian saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat suhu dapat diturunkan
dengan jumlah air yang dapat dilepaskan, kurang lebih setengah liter sehari.
Perangsangan kelenjar keringat yang dihasilkan dapat diperoleh melalui
aktivitas otot, suhu lingkungan dan kondisi suhu tubuh yang panas.
3. Paru
Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensible
water loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan
respons akibat perubahan upaya kemampuan bernapas.
4. Gastrointestinal.
Merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan
cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal,
cairan hilang dalam system ini sekitar 100-200 ml/hari. Pengaturan
keseimbangan cairan dapat melalui system endokrin, seperti: system
hormonal contohnya:
a). ADH.
Memiliki peran meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan
keseimbangan air dalam tubuh. Hormone ini dibentuk oleh hipotalamus di
hipofisis posterior, yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas
dan menurunkan cairan ekstrasel.
b). Aldosteron.
Kbutuhan air
Jumlah air dalam 24 jam
250 - 300
1150 1300
1350 1500
1600 1800
2000 2500
2200 2700
2200 2700
2400 2600
Jenis cairan
1. Cairan nutrient
Pasien yang istirahat ditempat tidur memerlukan sebanyak 450 kalori setiap
harinya. Cairan nutrien (zat gizi) melalui intravena dapat memenuhi kalori ini
dalam bentuk karbohidrat, nitrogen dan vitamin yang penting untuk metabolisme.
Kalori dalam cairan nutrient dapat berkidar antara 200-1500/liter. Cairan nutrient
terdiri atas:
a.
c.
d.
berdasarkan efek yang timbul ketika disuspensikan dengan darah. Dalam menentukan
pengukuran tonisitas, Husa dan rekan rekannya menyimpulkan bahwa suatu larutan
yang hipotonis akan membebaskan oksihemoglobin dalam perbandingan yang sama
dalam perbandingan yang sama dengan jumlah sel-sel yang dihemolisisnya. Atas
dasar tersebut dapat ditentukan factor vant Hoff, I, untuk kemudian dibandingkan
dengan nilai yang diperoleh dari data krioskopik, koefisien keaktifan dan koefisien
osmosis. Metode untuk menentukan sifat koligatif larutan, metode ini didasarkan atas
pengukuran peubahan temperature yang naik dari perbedaan tekanan uap sampel
terisolasi yang ditempatkana dalam sebuah ruang kelembapan yang tetap
Suatu larutan dikatakan isotonis terhadap cairan lainnya bila memiliki tekanan
tekakan osmosa yang sama. Bila cairan yang satu tekanan osmosanya lebih tinggi dari
pada yang lain, maka cairan yang lebih tinggi dikatakan hipertonis terhadap yang
lebih rendah. Sebaliknya cairan yang memiliki tekanan osmosa yang lebih rendah
disebut hipotonis terhadap caitan yang lebiih tinggi tekanan osmosanya.
Cara mwnghitung Tonisitas
1. Metode ekuivalensi NaCl
Cara ini dengan mengkonversi nilai zat ke NaCl, harga ekuivalennya ditunjukkan
nilai E (Nilai E bisa dilihat di farmakope : Daftar Tonisitas NaCl).
Misalkan penisilin E = 0,18 artinya 1 gram Penisilin setara/senilai 0,18 gram
NaCl. Agar isotonis, tonisitas sediaan harus = tonisitas tubuh yaitu 0,9% (b/v)
NaCl 0,9% artinya 0,9 gram NaCl yang terlarut dalam volume total 100 mL.
RUMUS nilai ekuivalensi terhadap NaCl = W x E, dimana W dalam satuan gram
Contoh perhitungan Tonisitas :
R/ Ampisilin Na 0,1
Isoniazid
0,05
(E=0,16)
(E=0,25)
m.f.Inject. Isot. 5 mL
jawab :
NaCl 0,9% = 0,9/100
jumlah nilai NaCl agar isotonis pada sediaan 5 mL = (0,9/100) x 5 mL = 0,045
gram
Sedangkan jumlah nilai NaCl dalam sediaan (berdasarkan resep) yaitu Rumus
ExW
Ampisilin Na = 0,1 gr x 0,16 = 0,016
Isoniazid
jadi total nilai kesetaraan NaCL dalam sediaan = 0,016 + 0,0125 = 0,0285 gram
Sehingga agar Isotonis :
0,045 gr - 0,0285 = 0,0165 gram NaCl yang harus ditambahkan agar sediaan
menjadi isotonis.
Tapi apabila ingin mengganti zat pengisotonis NaCl 0,0165 menjadi glukosa
(dekstrosa) maka perhitungannya : 1 gr dekstrosa setara dengan 0,18 gr NaCl,
maka
0,0165 gr NaCl setara dengan = (0,0165/0,18) x 1 = 0,1965 gram dekstrosa yang
harus ditambahkan untuk menggantikan NaCl 0,0165 gr.
2. Metode Penurunan Titik Beku
Cairan tubuh yang setara 0,9% NaCl mengalami penurunan titik beku sebesar 0,52
Celcius, oleh karena itu sediaan dikatakan isotonis apabila mengalami penurunan
titik beku 0,52 C. Untuk memperoleh larutan isotonis maka NaCl yang ditambah
sesuai RUMUS :
keterangan :
B = Jumlah zat NaCl yang harus ditambahkan agar isotonis
Ptb1, Ptb2 ...
Ptb
C1, C2 ..
titik dalam rumus maksutnya apabila ada 4 zat berkhasit, rumusnya sama
(C1xPtb1+C2...+C3...+C4xPtb4), begitu pula jika trdapat 5 atau seterusnya.
3. Metode Penentuan Volume Isotonis Berdasarkan ekuivalensi
Volume isotonis (V.Isot.) adalah volume akhir larutan agar larutan tersebut
menjadi
larutan
yang
isotonis. Volume
Isotonis
dihitung
dg
cara
6.1+log HCO3
0,003 PCO 2
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang
ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L,
mual, muntah dan diare.
2) Hipernatremia
Suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi, yang ditandai dengan
adanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit
membengkak, kulit kemerahan, lidah kering, dll.
3) Hipokalemia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia
ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang mengalami
diare berkepanjangan.
4) Hiperkalemia
Merupakan suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi. Keadaan ini
sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik.
Hiperkalemia dditandai dengan adanya mual, hiperaktifitas system pencernaan,
dll.
5) Hipokalsemia
Merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah. Hipokalsemia
ditandai dengan adanya kram otot dan karam perut, kejang,bingung, dll.
6) Hiperkalsemia
Merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah. Hal ini terjadi
pada pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin
D secara berlebihan. Hiperkalsemia ditandai dengan adanya nyeri pada tulang,
relaksasi otot, batu ginjal, dll, dan kadar kalsium daam plasma lebih dari 4,3
mEq/L.
7) Hipomagnesia
Merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah. Hipomagnesia ditandai
dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, dll, serta kadar
magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L.
8) Hipermagnesia
Merupakan kelebihan kadar magnesium dalam darah. Hal ini ditandai dengan
adanya koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.
9) Keseimbangan Asam Basa
Fungsi stetoskop
Sama dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan yang
menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik untuk menentukan
tekanan. Manset dipasang mengikat mengelilingi lengan dan kemudian ditekan
dengan tekanan di atas tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian secara perlahan
tekanannya diturunkan. Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung manometer)
menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure (diastolic).
Fungsi Sphygmomanometer (Tensimeter)
Alat ini biasa yang digunakan untuk mengukur tekanan darah yang bekerja secara
manual saat memompa maupun mengurangi tekanan pada manset, dengan sistem noninvasive.
Pengoperasian (SOP)
Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas.
Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam. Kantong karet kemudian
dikembangkan dengan cara memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang
membesar akan menekan pembuluh darah lengan (brachial artery) sehingga aliran
darah terhenti sementara. Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan
memutar sumbat udara. Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua
hal yang harus diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua
bunyi denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat
terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk
tekanan adalah nilai tekanan sistolik. Seiring dengan terus turunnya tekanan udara,
bunyi denyut yang terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang
ditunjukkan oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut
tekanan diastolik.
Kalibrasi
Buka tutup tabung air raksa, buka penutup tabung air raksa, keluarkan air raksa
dengan hati-hati ke wadah yang aman. Lepaskan, U-Tube, tabung air raksa, selang,
bulb, dan manset dari casing Tensimeter. Bersihkan bagian dalam U-Tube dan tabung
air raksa, dari kotoran. Pasang kembali U-tube, tabung raksa, selang, manset dan bulb,
pada casing Tensimeter. Isi tabung raksa dengan raksa hingga air raksa mencapai tepat
di angka 0. Lakukan Kalibrasi dengan Phantom. Pasang Phantom pada sambungan
selang Tensimeter. Nyalakan Phanthom, tekan tombol Zero, untuk melakukan zeroing.
Pasang manset pada objek apa saja sebagai pengganti lengan pasien. Angka pada
display harus menunjukkan angka 0 saat zeroing, bila tidak 0, tambah atau kurangi air
raksa hingga zeroing menunjukkan angka 0. Pompa Tensimeter, liat posisi air raksa
pada tensimeter dan samakan dengan angka yang ditunjukkan phanthom. Air raksa
dan phantom harus menunjukkan angka yang sama (toleransi=1) Bila berbeda, tambah
atau kurangi air raksa. Setelah selesai tutup kembali tabung air raksa