NEU ROPA T I
OTONOM
DISUSUN OLEH:
ZAINAB ALMUHDAH, S. KED
(H1AP20032)
PEMBIMBING :
DR. HASYMI HANAFIAH, SP.S.
PENDAHULUAN
Sistem saraf otonom (SSO) adalah bagian susunan saraf yang mengurus sensasi viseral dan semua
gerakan involunter reflektorik, seperti vasodilatasi-vasokonstriksi, bronkodilatasi-bronkokonstriksi,
peristaltik, berkeringat dan merinding. SSO secara primer merupakan suatu sistem motorik atau eferen.
Fungsi SSO dibagi dalam 3 kategori utama, yakni mempertahankan kondisi homeostasis tubuh,
koordinasi respon tubuh terhadap stress dan exercise dan menyokong sistem endokrin dalam regulasi
reproduksi.
Neuropati otonom terjadi ketika sistem saraf otonom yang mengontrol fungsi tubuh secara tidak
sadar mengalami kerusakan. Itu bisa mempengaruhi tekanan darah, pengaturan suhu, pencernaan,
fungsi perkemihan, bahkan fungsi seksual. Kerusakan saraf dapat mengganggu pengiriman pesan dari
otak ke organ lain dan area sistem saraf otonom, seperti jantung, pembuluh darah dan kelenjar keringat.
Neuropati otonom antara lain, neuropati otonom yang berhubungan dengan diabetes dan amiloid,
neuropati otonom yang bermediasi imun termasuk yang berhubungan dengan sindrom paraneoplastik,
neuropati otonom yang berhubungan dengan keturunan, neuropati otonom yang berhubungan dengan
penyakit infeksi, dan neuropati otonom yang dikarenakan toksik.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI NEUROPATI OTONOM
Neuropati otonom merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan gangguan
otonom yang disebabkan karena penyakit yang menyerang sistem saraf perifer otonom. Sistem
saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja tanpa disadari atau tanpa perintah sistem saraf
pusat. Sistem saraf otonom merupakan gabungan saraf sensorik dan saraf motorik. Jalurnya
terletak di batang otak atau sumsum tulang belakang yang terletak di gugusan sel saraf (disebut
ganglion otonom).
Saraf Parasimpatis : Sistem Simpatis :
• Mempercepat denyut jantung • Memperlambat denyut jantung
• Memperlebar pembuluh darah • Mempersempit pembuluh darah
• Menghambat pengeluaran air mata • Memperlancar pengeluaran air mata
• Memperluas/memperbesar pupil • Memperkecil pupil
• Menghambat seksresi air ludah • Memperlancar sekresi air ludah
• Memperbesar bronkus • Menyempitkan bronkus
• Mengurangi aktivitas kerja usus • Menambah aktivitas kerja usus
• Menghambat pembentukan urine • Merangsang pembentukan urine
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala dari neuropati otonom tergantung dari saraf yang mengalami kerusakan. Gejala-
gejalanya dapat berupa
• Pusing dan pingsan ketika berdiri, disebabkan karena penurunan tekanan darah secara tiba-tiba.
• Masalah buang air kecil, seperti sulitnya memulai BAK, inkontinensia uri, sulitnya merasakan
kandung kemih penuh dan ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih, yang mana dapat
mengakibatkan terjadinya infeksi saluran kemih (ISK).
• Masalah seksual, pada laki-laki terjadi ketidakmampuan mencapai dan mempertahankan ereksi
dan masalah ejakulasi.
• Kesulitan dalam mencerna makanan, seperti merasa kenyang walaupun hanya memakan sedikit
makanan, kehilangan nafsu makan, sering bersendawa, diare, konstipasi, perut kembung, mual,
muntah, kesulitan menelan dan rasa terbakar di dada.
• Kesulitan untuk menyadari gula darah rendah (hipoglikemia), karena tanda-tanda hipoglikemi
seperti tubuh merasa bergoyang dan tremor, tidak ada.
• Keringat yang tidak normal, seperti berkeringat terlalu banyak atau terlalu sedikit, yang mana
mempengaruhi kemampuan tubuh dalam mengatur suhu.
• Reaksi pupil yang lamban, sulitnya pupil dalam merespon cahaya dari terang ke gelap dan
melihat dengan baik ketika di malam hari.
• Intoleransi latihan, hal ini bisa terjadi ketika denyut jantung tetap sama dan tidak menyesuaikan
pada level aktivitas yang dilakukan.
ETIOLOGI
• Diabetes Melitus. • Amiloidosis.
• Kekurangan vitamin. • Uremia.
• Penyakit autoimun. • Toksin.
• Infeksi. • Obat..
• Neuralgia Pasca-herpes. • Trauma atau Cedera.
• Alkoholisme. • Tumor.
• Genetik. • Idiopatik.
FAKTOR RESIKO