Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA

DENGAN PERUBAHAN SISTEM


ENDOKRIN
PENGERTIAN
• Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu
adalah kelenjar yang mengirimkan hasil
sekresinya langsung ke dalam darah yang
beredar dalam jaringan kelenjar tanpa
melewati duktus atau saluran dan hasil
sekresinya disebut hormon.
FUNGSI KELENJAR ENDOKRIN
• Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke
dalam darah yang diperlukan oleh jaringan-
jaringan dalam tubuh tertentu.
• Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.
• Merangsang aktifitas kelenjar tubuh.
• Merangsang pertumbuhan jaringan.
• Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan
absorpsi glukosa pada usus halus.
• Mempengaruhi metabolisme lemak, protein,
hidrat arang, vitamin, mineral dan air.
KELENJAR ENDOKRIN PADA
MANUSIA
❖Kelenjar Hipofise
• Suatu kelenjar endokrin yang terletak
didasar tengkorak yang memegang peranan
penting dalam sekresi hormon dari semua
organ-organ endokrin.
• Dapat dikatakan sebagai kelenjar pemimpin
sebab hornon-hormon yang dihasilkannya
dapat mempengaruhi pekerjaan kelenjar
lainnya. Kelenjar hipofise terdiri dari 2
lobus.
✓ Lobus anterior (adenohipofise)
a) Hormon somatotropik
b) Hormon tirotropik
c) Hormon adrenokortikotropik (ACTH)
d) Hormon gonadotropik berasal dari
Follicle Stimulating Hormone (FSH)
e) Luteinizing Hormone (LH)
✓ Lobus posterior
a) Hormon anti diuretik (ADH)
b) Hormon oksitoksin
❖ Kelenjar Tiroid

Fungsi kelenjar tiroid


• Bekerja sebagai perangsang proses
oksidasi.
• Mengatur penggunaan oksidasi.
• Mengatur pengeluaran karbondioksida.
• Metabolik dalam hal pengaturan susunan
kimia dalam jaringan.
• Pada anak mempengaruhi perkembangan
fisik dan mental
❖ Kelenjar Paratiroid
Fungsi paratiroid:
• Mengatur metabolisme fospor.
• Mengatur kadar kalsium darah.

❖ Kelenjar Timus
Terletak di dalarn mediastinum di
belakang os sternum, kelenjar timus hanya
dijumpai pada anak-anak di bawah 18
tahun.
Adapun hormon yang dihasilkan kelenjar
timus berfungsi sebagai berikut;
• Mengaktifkan pertumbuhan badan.
• Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.

❖ Kelenjar Supra Renalis / Adrenal


Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2 bagian
yaitu:
• Bagian luar yang berwarna kekuningan yang
menghasilkan kortisol yang disebut
korteks.
• Bagian medula yang menghasilkan adrenalin
(epinefrin) dan nor adrenalin (nor
epinefrin).
Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks
terdiri dari:
• Mengatur keseimbangan air, elektrolit clan
garamgaram.
• Mengatur/mempengaruhi metabolisme
lemak, hidrat arang dan protein.
• Mempengaruhi aktifitas jafingan limfoid.

Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medula


terdiri dari:
• Vaso konstriksi pembuluh darah perifer.
• Relaksasi bronkus.
❖ Kelenjar Pienalis (Epifise)
Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam
ventrikel berbentuk kecil merah seperti sebuah
Gemara. Terletak dekat korpus.
Fungsinya belum diketahui dengan jelas, kelenjar
ini menghasilkan sekresi interns dalam membantu
pankreas dan kelenjar kelamin.

❖ Kelenjar Pankreatika
Terdapat pada belakang lambung di depan
vertebra lumbalis I dan II terdiri dari sel-sel alpa
dan beta. Sel alpa menghasilkan hormon glukagon
sedangkan sel-sel beta menghasilkan hormon
insulin
❖ Kelenjar Kelamin
Kelenjar testika. Terdapat pada pria terletak
pada skrotum menghasilkan hormon testosteron.
• Fungsi hormon testosteron. Menentukan sifat
kejantanan, misalnya adanya jenggot, kumis,
jakun dan lain-lain, menghasilkan sel mani
(spermatozoid) serta mengontrol pekerjaan
seks sekunder pada laki-laki.

Kelenjar ovarika. Terdapat pada wanita, terletak


pada ovarium di samping kiri dan kanan uterus.
• Menghasilkan hormon progesteron clan
estrogen, hormon ini dapat mempengaruhi
pekerjaan uterus serta memberikan sifat
kewanitaan, misalnya pinggul yang besar, bahu
sempit dan lain-lain.
Perubahan Fisik Yang Terjadi
Dalam Proses Penuaan : Sistem
Endokrin
• Menua (menjadi tua = aging) adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta
memperbaiki kerusakan yang diderita
(Constantinides (1994, dalam Boedhi-Darmojo
dan Hadi Martono, 1999),

• Endokrin : produksi hormon menurun.


Perubahan Sistem Endokrin pada Lansia

• Dalam http://ismar71.wordpress.com
(2008), efek dan usia pada sistem endokrin
sedikit lebih sulit untuk mendeteksi dengan
organ tubuh lain. Walaupun demikian
gangguan endokrin lebih banyak pada usia
40 tahun. Pada wanita, produksi hormon
meningkat dibanding dengan menopause.
Dari pria dan wanita, output anterior
pituitary mengalami penurunan
Umur yang relatif terjadi perubahan pada
struktur dan fungsi dan kelenjar endokrin
adalah sebagai berikut :
• Kelenjar thiroid mengalami derajat yang
sama dengan atropfi, fibrosis dan
nodularity.
• Hormon thiroid mengalami level penurunan
dan hypoparatiroidisme biasanya sering
pada orang dewasa.
• Kelenjar adrenal kehilangan beberapa berat
badan dan menjadi makin buruk, fibrotik.
• Pada bagian anterior, kelenjar pituitary
mengalami penurunan ukuran dan menjadi
mati/fibrotik
Dalam Stockslager (2007), perubahan fungsi
sistem endokrin secara khusus yaitu :
• Penurunan kemampuan mentoleransi stress.
• Konsentrasi glukosa darah meningkat dan tetap
naik lebih lama dibandingkan orang yang lebih
muda.
• Penurunan kadar ekstrogen dan peningkatan
kadar FSH selama menopouse, yang
menyebabkan trombosis dan osteoporosis.
• Penurunan produksi progeteron.
• Penurunan kadar aldosteron serum sebanyak
50%.
• Penurunan laju sekresi kortisol sebanyak 25%.
Masalah-Masalah dalam Perubahan Sistem
Endokrin pada Lansia
➢ Menopouse
Dalam Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono (1999),
menopouse adalah berhentinya haid.
Ada beberapa gejala yang timbul dengan menopouse
pada lansia (Nugroho, 1995), di antaranya :
• Gangguan pada haid
• Gelombang rasa panas (Hot Flush)
• Rasa lelah hebat (Fatigue).
• Rasa gatal-gatal pada genitalia
• Sakit-sakit bisa dirasakan seluruh badan
• Pusing atau sakit kepala
• Insomnia
• Palpitasi dan perubahan gerak seksual
➢ Andropouse
Dalam Baziad (2003), pada laki-laki tua, testis masih
berfungsi memproduksi sperma dan hormon testosteron
meskipun jumlahnya tidak sebanyak usia muda. Pada
wanita produksi estrogen berhenti mendadak, sedangkan
pada laki-laki dengan meningkatnya usia produksi
testosteron turun perlahan-lahan, sehingga membuat
definisi andropouse pada laki-laki sedikit sulit
Dalam Baziad (2003), testosteron adalah hormon laki-
laki yang menjadikan laki-laki berfungsi menjadi seorang
laki-laki. Gejala klinis andropouse antara lain:
• Gejala vasomotorik
• Gejala yang berkaitan dengan aspek virilitas
• Gejala yang berhubungan dengan fungsi kognitif dan
suasana hati
• Gejala yang berhubungan dengan masalah seksual,
berupa turunnya libido
➢ Diabetes Melitus

Beberapa tanda dan gejala yang timbul dengan


adanya andropouse
(http://aqies.wordpress.com, 2009), yaitu :
• Penurunan berat badan dan kelelahan.
• Kehilangan selera makan.
• Inkontinensia.
• Penurunan penglihatan.
• Konfusi atau derajat delirium.
• Konstipasi atau kembung abdomen.
• Retinopati atau pembentukan katarak.
• Perubahan kulit
• Hipotensi ortostatik.
ASUHAN KEPERAWATAN
❑ Pengkajian
Pengkajian yang dapat dilakukan pada lansia dengan gangguan
sistem endokrin (http://ismar71.wordpress.com, 2008),
sebagai berikut :

1. Health Perception - Health Management


o Uraikan tentang status kesehatan secara keseluruhan
o Apakah anda merokok/menghisap tobako?
o Apakah anda sudah merasakan tinggi atau rendahnya
kadar gula darah?
o Apakah anda minum alkohol? Jika ya, berapa banyak
dan jenis apa?
o Apakah anda minum alkohol? Jika ya, berapa banyak
dan jenis apa?
o Uraikan bagaimana anda merawat kesehatan anda?
o Kapan terakhir anda melakukan latihan fisik ?
2. Metabolik - Nutrisi
o Uraikan kebiasaan diet anda..
o Uraikan berapa banyak air yang diminum
selama 24 jam.
o Dapatkah anda mencatat bahwa anda merasa
kehausan yang sangat dan yang biasanya?
o Apakah anda mengalami perubahan selera
makan? Jika ya, uraikan!
o Apakah anda mengalami perubahan berat
badan? Jika ya, berapa banyak? Berapa
jarak periodenya?
o Dapatkah anda mencatat perubahan-
perubahan pada kebiasaan dalam intoleransi
antara panas atau dingin?
o Apakah anda mengalami kesulitan dalam
menelan? Jelaskan!
3. Eliminasi
o Uraikan kebiasaan pola berkemih selama
peroide 24 jam. Apakah ada perubahan? Jika
ya, uraikan!
o Dapatkah anda mencatat perubahan-
perubahan terhadap warna dan bau dari
urine anda? Jika ya, uraikan!
o Apakah anda sering terbangun pada malam
hari untuk berkemih? Seberapa seringkah?
o Apakah anda pernah menderita batu ginjal?
Jika ya, bagaimana cara
mengatasinya/pengobatannya?
o Apakah anda pernah mengalami perubahan
kebiasaan eliminasi? Jelaskan!
4. Aktivitas - Latihan
o Uraikan kebiasan aktivitas selama periode 24
jam.
o Aktivitas apa yang biasa anda lakukan sehingga
anda bernapas pendek (seperti sesak) atau
kelelahan? Jelaskan!
o Apakah anda mengalami perubahan pada
kebiasaan perawatan diri anda berhubungan
dengan masalah endokrin? Jika ya, uraikan!
o Apakah tingkat energi mengalami peningkatan
atau penurunan? Jika ya, jelaskan!

5. Tidur - Istirahat
o Apakah terjadi gangguan terhadap tidur malam?
o Apakah anda merasa gugup atau tidak mampu
istirahaf?
6. Kognitif - Persepsi
o Apakah anda merasakan kelelahan, menarik diri atau bingung?
o Dapatkah anda mencatat adanya suara parau atau perubahan
terhadap suara anda?
o Dapatkah anda mencatat perubahan-perubahan terhadap
perubahan warna dan kondisi kulit anda, seperti warna kulit
menjadi lebih gelap, kulit menjadi kering, berminyak atau
memar.
o Apakah anda pernah mengalami palpitasi jantung (berdebar-
debar)?
o Apakah anda pernah mengalami nyeri abdominal?
o Apakah anda mengalami sakit kepala, hilang ingatan,
perubahan sensasi atau depresi?
o Apakah anda pernah mengalami kekakuan otot atau sendi?

7. Konsep Diri
o Bagaimana perasaan anda tentang masalah kesehatan ini?
o Bagaimana perasaan anda setelah mendapati masalah ini
terhadap diri anda dan masa depan anda?
o Bagaimana perasaan anda mengenai pengobatan untuk selama
istirahat dalam hidup anda?
8. Role - Relationship (Peran - Hubungan)
o Apakah ada riwayat terhadap masalah tipe
endokrin di dalam keluarga? Jelaskan!
o Bagaimana masalah kesehatan ini
mempengaruhi kehidupan anda?
o Setelah menerima masalah kesehatan ini
apakah perubahan terhadap peran dan
tanggung jawab di dalam keluarga? Jelaskan!
o Setelah mendapat masalah kesehatan ini
apakah mempengaruhi kemampuan anda
untuk bekerja. Jelaskan!
9. Sexuality - Reproduktif (Seksual - Reproduksi)
o Dapatkah anda mencatat perubahan terhadap
aktivitas seksual? jelaskan!
o Dapatkah anda mencatat perubahan dalam
kemampuan dalam hubungan seksual? Jelaskan!
o Apakah anda mengalami perubahan pada periode
menstruasi. Uraikan!
o Apakah anda mengalami ketidakpuasan dan
kesulitan mengontrol ereksi?
o Pernahkah anda mengalami kesulitan pada awal
kehamilan?
o Pernahkah anda mengalami kesulitan menjadi
seorang ayah ?
o Berapa banyak anak yang anda miliki? Berapa
berat yang dimiliki pada saat lahir?
10. Koping - Stress
o Apakah stress memperlihatkan adanya
penambahan gejala terhadap masalah
endokrin? Bila ya, cara apa?
o Apa atau siapa yang sangat membantu dalam
koping terhadap masalah kesehatan ini?
o Uraikan apa yang biasanya anda lakukan untuk
mengatasi stress!

11. Value - Belief (Keyakinan/Kepercayaan)


o Apakah ada orang terdekat klien. praktisi
atau aktifis yang membantu memecahkan
masalah kesehatan ini. Jelaskan!
o Bagaimana anda merasa masa depan sangat
dihargai selama hidup dengan masalah
kesehatan saat ini?
Beberapa variasi yang normal dibandingkan dengan
yang tidak, dapat menjadi bingung dengan
penemuan abnormal pada endokrin adalah sebagai
berikut :
1) Pikun, beberapa kecil coklat, flat macula dapal
dilihat pada lengan dan dorsal pada tangan.
2) Penebalan pada area pigmentasi, dapat dilihat
pada wajah dan tangan.
3) Pertumbuhan rambut yang lambat.
4) Kuku semakin tebal, brittle, dan kuning.
5) Kulit wajah menjadi longgar dan tulang menjadi
lebih menonjol.
6) Penurunan terhadap sensasi perabaan.
7) Penurunan refleks tendon.
8) Penurunan tinggi badan.
❑ Diagnosa
1. Disfungsi seksual berhubungan dengan
perubahan struktur tubuh dan fungsi,
perubahan biopsikososial seksualitas
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan
cemas, takut, stres psikologis.
3. Perubahan proses pikir berhubungan
dengan perubahan fisiologis proses
penuaan.
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan
gangguan psikologis; malu, cemas.
❑ Intervensi Keperawatan
NO DX Tujuan Intervensi

1. Disfungsi Kriteria hasil : a. Pantau adanya indikator


seksual Menunjukkan adanya resolusi dari disfungsi seksual.
berhubungan keinginan untuk b. Berikan informasi yang
dengan mendiskusikan diperlukan untuk meningkatkan
perubahan perubahan pada fungsi seksual (misalnya
struktur tubuh fungsi seksusl, konseling yang difokuskan
dan fungsi, beradaptasi pada bimbingan antisipatorik)
perubahan terhadap model c. Diskusikan keadaan kesehatan
biopsikososial pengungkapan terhadap seksualitas (misalnya
seksualitas seksual yang efek samping pengobatan;
berhubungan dengan aspek normal penuaan)
usia dan perubahan d. Berikan informasi faktual
fisik. tentang mitos seksual dan
kesalahan informasi yang
pasien kemukakan.
e. Berikan konsultasi/rujukan
pada anggota tim pelayanan
kesehatan lainnya.
f. Rujuk pasien kepada ahli
terapi seks.
NO DX Tujuan Intervensi

2. Penebalan Kriteria hasil : a. Pantau pola tidur pasien


pada area Pasien melaporkan dan catat hubungan
pigmentasi, perubahan dalam faktor-faktor fisik
dapat dilihat pola (misalnya; sering
pada wajah tidur/istirahat, berkemih) atau faktor
dan tangan. Pasien psikologis (misalnya
mengungkapkan ketakutan atau ansietas).
peningkatan rasa b. Berikan tempat tidur yang
sejahtera atau nyaman.
segar c. Tingkatkan kenyamanan
waktu tidur misal: mandi
air hangat, masase.
d. Hindari suara yang keras
dan penggunaan lampu saat
tidur malam, berikan
lingkungan yang tenang dan
minimalkan gangguan.
e. Dukung penggunaan obat
tidur.
NO DX Tujuan Intervensi
3. Perubahan Kriteria hasil : a. Kaji dan dokumentasikan
proses pikir Pasien mampu orientasi pasien
berhubunga mempertahankan terhadap orang, tempat,
n dengan orientasi realita waktu, dan situasi.
perubahan sehari-hari, b. Panggil klien dengan
fisiologis pasien mampu nama kesukaannya.
proses mengenali c. Berikan umpan balik
penuaan perubahan pola positif dan penguatan
pemikiran dan untuk perilaku yang
tingkah laku. sesuai.
d. Berikan dukungan untuk
pasien/keluarga saat
periode disorientasi
pasien.
e. Berikan obat antipsikotik
dan antiasnsietas secara
rutin dan jika diperlukan.
NO DX Tujuan Intervensi
4. Gangguan Kriteria hasil : a. Pantau pernyataan klien
harga diri Pasien tentang penghargaan diri.
berhubunga menyatakan b. Berikan waktu untuk
n dengan masalah dan mendengar masalah dan
gangguan menunjukkan ketakutan pasien.
psikologis; pemecahan c. Bantu klien untuk
malu, cemas. masalah yang mengidentifikasi respons
sehat, pasien positif terhadap orang
menyatakan lain.
penerimaan diri d. Hindari tindakan yang
pada situasi dan dapat melemahkan klien.
adaptasi terhadap e. Berikan penghargaan atau
perubahan pada pujian terhadap
citra tubuh perkembangan klien dalam
pencapaian tujuan.
f. Fasilitasi lingkungan dan
aktivitas yang dapat
meningkatkan harga diri
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai