Anda di halaman 1dari 16

PENUAAN PADA

SISTEM ENDOKRIN
SIT DOLOR AMET
SISTEM ENDOKRIN
efek dan usia pada sistem endokrin sedikit lebih sulit untuk
mendeteksi dengan organ tubuh lain. Walaupun demikian gangguan
endokrin lebih banyak pada usia 40 tahun. Pada wanita, produksi
hormon meningkat dibanding dengan menopause. Dari pria dan
wanita, output anterior pituitary mengalami penurunan.
Umur yang relatif terjadi perubahan pada struktur dan fungsi dan kelenjar endokrin adalah
sebagai berikut :

1. Kelenjar thiroid mengalami derajat yang sama dengan atropfi, fibrosis dan nodularity.

2. Hormon thiroid mengalami level penurunan dan hypoparatiroidisme biasanya sering pada
orang dewasa.

3. Kelenjar adrenal kehilangan beberapa berat badan dan menjadi makin buruk, fibrotik.

4. Pada bagian anterior, kelenjar pituitary mengalami penurunan ukuran dan menjadi
mati/fibrotik.
Dalam Stockslager (2007), perubahan fungsi sistem endokrin secara khusus yaitu :

1. Penurunan kemampuan mentoleransi stress.

2. Konsentrasi glukosa darah meningkat dan tetap naik lebih lama dibandingkan orang yang lebih muda.

3. Penurunan kadar ekstrogen dan peningkatan kadar FSH selama menopouse, yang menyebabkan trombosis
dan osteoporosis.

4. Penurunan produksi progeteron.

5. Penurunan kadar aldosteron serum sebanyak 50%.

6. Penurunan laju sekresi kortisol sebanyak 25%.


Masalah perubahan system endokrin

Dalam Nugroho (1995), penyakit metabolik pada lanjut usia terutama disebabkan oleh karena menurunnya
produksi hormon dari kelenjar-kelenjar hormon. Pria dan wanita pada akhir masa dewasa memasuki apa yang
dinamakan kimakterium; perubahan-perubahan dalam keseimbangan hormonal yang menyebabkan berkurangnya
kekurangan hormon seks. Menurunnya produksi hormon ini antara lain terlihat pada wanita mendekati usia 50
tahun, yang ditandai mulainya menstruasi yang tidak teratur sampai berhenti sama sekali (menopouse), prosesnya
merupakan proses ilmiah. Pada pria proses tersebut biasanya terjadi secara lambat laun dan tidak disertai gejala-
gejala psikologis yang luar biasakecuali sedikit kemurungan dan rasa lesu serta berkurangnya kemampuan
seksualitasnya. Terdapat pula penurunan kadar hormon testosteronnya.
Penyakit system endokrin pada
lansia
Penyakit metabolik yang banyak dijumpai adalah diabetes melitus atau kencing
manis dan osteoporosis (berkurangnya zat kapur dan bahan-bahan mineral
sehingga tulang lebih mudah rapuh dan menipis). Diabetes melitus sering
dijumpai pada lanjut usia yang berumur 70 tahun keatas, akibatnya terjadi
degenerasi pembuluh darah dengan kompliksai pembuluh darah koroner,
perubahan pembuluh darah otak ini dapat menyebabkan stroke yang bisa
mengakibatkan kelumpuhan separuh badan.
Berikut perubahan dan penyakit pada sistem endokrin yang disebabkan oleh proses penuaan,
yaitu:

1. Menopouse

a. Konsep

Dalam Boedhi-Darmojo dan Hadi Martono (1999), menopouse adalah berhentinya haid.
Menopouse menurut pengertian awam adalah perubahan masa muda ke masa tua. Berhentinya
haid sebagai akibat tidak berfungsinya ovarium merupakan peristiwa dan bukan satu periode
waktu. Di Indonesia monepouse terjadi antara 49-50 tahun (Samil dan Ichramsyah, 1991).
Periode mendahului menopouse ditandai oleh perubahan somatif dan psikologik. Hal tersebut mencerminkan
perubahan normal yang terjadi di ovarium. Meskipun ada gejala atau keluhan, periode ini sering dilupakan oleh
pasien maupun dokter. Gejala yang paling sering terjadi pada masa transisi pra-menopouse ini adalah haid yang
tidak teratur.

Meskipun menopouse atau tidak lagi datang haid, terjadi setelah terhentinya fungsi ovarium merupakan keadaan
yang paling dapat diidentifikasi, namun periode sebelum dan 10 tahun setelah menopouse mempunyai arti klinis
yang lebih penting. Menurut Hurd, periode transisi ini biasanya berlangsung sampai periode pasca menopouse.
Periode pasca menopouse biasanya disertai dengan insidensi kondisi kelainan yang erat hubungannya dengan usia
lanjut. Karena hal tersebut, pelayanan kesehatan ginekologik pada wanita pasca menopouse perlu mengetahui
tentang seluk beluk pengobatan pengganti hormon.
Gejala-Gejala yang sering timbul
Ada beberapa gejala yang timbul dengan menopouse pada lansia (Nugroho, 1995), di antaranya :
1) Gangguan pada haid: haid menjadi tidak teratur, kadang-kadang terjadi perdarahan yang terlalu banyak atau
terlalu sedikit.

2) Gelombang rasa panas (Hot Flush). Kadang-kadang timbul rasa panas pada muka, leher dan dada bagian atas,
disusul dengan keluarnya keringat yang banyak. Peasaan panas ini bisa berlangsung beberapa detik saja, namun
bisa berlangsung sampai 1 jam.
3) Rasa lelah hebat (Fatigue).
4) Rasa gatal-gatal pada genitalia disebabkan kulit yang menjadi kering dam keriput.
5) Sakit-sakit bisa dirasakan seluruh badan atau pada bagian tubuh tersebut.
6) Pusing atau sakit kepala. Keluhan ini bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya karena meningginya tekanan
darah, adanya gangguan penglihatan atau bisa juga oleh adanya stres mental.
7) Insomnia atau keluhan susah tidur, hal ini bisa disebabkan oleh penyebab fisik maupun psikis.
8) Palpitasi dan perubahan gerak seksual. Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormonal maupun pengaruh psikis.
2. Andropouse

a. Konsep

Dalam Baziad (2003), pada laki-laki tua, testis masih berfungsi memproduksi sperma dan hormon
testosteron meskipun jumlahnya tidak sebanyak usia muda. Pada wanita produksi estrogen berhenti
mendadak, sedangkan pada laki-laki dengan meningkatnya usia produksi testosteron turun perlahan-lahan,
sehingga membuat definisi andropouse pada laki-laki sedikit sulit. Kadar hormon testosteron sampai dengan
usia 55-60 tahun relatif stabil dan baru setelah usia 60 tahun terjadi penurunan yang berarti.

Meskipun kadar testosteron darah turun, keluhan tidak segera muncul. Keluhan dapat muncul setelah
beberapa tahun kemudian. Oleh karena itu, para ahli berpendapat bahwa tidak ada hubungan langsung antara
keluhan dengan kadar hormon. Meskipun sudah lanjut usia, orang laki-laki masih saja aktif baik secara fisik
maupun seksual, bahakan tidak jarang masih dapat mendapatkan keturunan.
Gejala

Dalam Baziad (2003), testosteron adalah hormon laki-laki yang menjadikan laki-laki berfungsi
menjadi seorang laki-laki. Gejala klinis andropouse antara lain:

1) Gejala vasomotorik, berupa gejolak panas, berkeringat, susah tidur, gelisah, dan takut.

2) Gejala yang berkaitan dengan aspek virilitas, berupa kurang tenaga, berkurangnya massa otot,
bulu-bulu rambut seksual berkurang, penumpukan lemak di perut, dan osteoporosis.

3) Gejala yang berhubungan dengan fungsi kognitif dan suasana hati, berupa mudah lelah,
menurunnya aktivitas tubuh, rendahnya motivasi, berkurangnya ketajaman mental/intuisi, depresi
hilangnya rasa percaya diri dan menghargai dirinya sendiri.

4) Gejala yang berhubungan dengan masalah seksual, berupa turunnya libido, menurunnya
aktivitas seksual, kualitas orgasme menurun, berkurangnya kemampuan ereksi, dan berkurangnya
volume ejakulasi.
3. Diabetes Melitus

a. Konsep

Pada diabetes tipe 2 terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin
dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel.
Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme
glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes mellitus tipe 2 disertai dengan penurunan reaksi
intrasel. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa.
Seiring pertambahan usia, sel-sel tubuh menjadi lebih resistant terhadap insulin, yang mengurangi
kemampuan lansia untuk memetabolisme glukosa. Selain itu, pelepasan insulin dari sel beta pankreas
berkurang dan melambat. Hasil dari kombinasi proses ini adalah hiperglikemia. Pada lansia,
konsentrasi glukosa yang mendadak dapat meningkatkan dan lebih memperpanjang hiperglikemia.
Diabetes tipe 2 pada lansia disebabkan oleh sekresi insulin yang tidak normal, resistansi terhadap kerja
insulin pada jaringan target, dan kegagalan glukoneogenesis hepatic. Penyebab utama hiperglikemia
pada lansia adalah peningkatan resistansi insulin pada jaringan perifer. Meskipun jumlah reseptor
insulin sebenarnya sedikit menurun seiring pertambahan usia, resistansi dipercaya terjadi setelah
insulin berikatan dengan reseptor tersebut. Selain itu, sel-sel beta pulau Langerhans kurang sensitif
terhadap kadar glukosa yang tinggi, yang memperlambat produksi glukosa di hati
Tanda dan Gejala
Beberapa tanda dan gejala yang timbul dengan adanya andropouse (http://aqies.wordpress.com,
2009), yaitu :
1. Penurunan berat badan dan kelelahan.
2. Kehilangan selera makan.
3. Inkontinensia.
4. Penurunan penglihatan.
5. Konfusi atau derajat delirium.
6. Konstipasi atau kembung abdomen.
7. Retinopati atau pembentukan katarak.
8. Perubahan kulit; penurunan nadi perifer, kulit dingin, penurunan refleks, dan kemungkinan
nyeri perifer atau kebas.
9. Hipotensi ortostatik.
PENGKAJIAN
1. Health Perception - Health Management

2. Metabolik – Nutrisi

3. Eliminasi

4. Aktivitas – Latihan

5. Tidur – Istirahat

6. Kognitif – Persepsi

7. Konsep Diri

8. Role - Relationship (Peran - Hubungan)

9. Sexuality - Reproduktif (Seksual - Reproduksi)

10. Koping – Stress

11. Value - Belief (Keyakinan/Kepercayaan)


DX kEPERAWATAN
1. Dalam Wilkinson (2006), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan dari diagnosa keperawatan adalah :

2. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh dan fungsi, perubahan biopsikososial seksualitas.

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan cemas, takut, stres psikologis.

4. Batasan karakteristik : Terbangun dalam waktu yang lama, insomnia, terbangun lebih awal, tidur tidak puas

5. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis proses penuaan.

6. Batasan karakteristik : Kurang atau masalah memori, ketidak sesuaian kognitif, bingung.

7. Kriteria hasil : Pasien mampu mempertahankan orientasi realita sehari-hari, pasien mampu mengenali perubahan pola
pemikiran dan tingkah laku.

8. Gangguan harga diri berhubungan dengan gangguan psikologis; malu, cemas.

9. Batasan karakteristik : Malu, myangkal permasalahn yang nyata, kesulitan dalam membuat keputusan, kurangnya kerja sama.

Anda mungkin juga menyukai