Neurocardiogenic syncope (NCS)
Postural orthostatic tachycardia syndrome (POTS)
Multiple system atrophy (MSA)
Familial dysautonomia
Sementara itu, disautonomia sekunder dapat terjadi oleh beberapa kondisi, mulai
dari infeksi, diabetes, cedera, kecanduan alkohol, efek samping obat-obatan, hingga
kekurangan nutrisi tertentu, seperti vitamin B dan vitamin E.
Selain itu, dysautonomia sekunder juga bisa disebabkan oleh penyakit tertentu,
seperti:
Penyakit autoimun, misalnya lupus, penyakit Crohn, sindrom Sjogren, dan
arthritis rheumatoid
Penyakit parkinson
Penyakit celiac
Penyakit Lyme
Sindrom Guillain-Barré
Amiloidosis
Multiple sclerosis
Myasthenia gravis
Infeksi, misalnya HIV/AIDS dan kusta
Beragam gangguan sistem saraf otonom bisa disebabkan oleh berbagai penyakit.
Sebagian penyakit ini dapat disembuhkan dan tidak berbahaya, tetapi bisa juga
berbahaya dan menyebabkan komplikasi yang fatal bila tidak segera diobati.
Oleh karena itu, menjaga kesehatan sistem saraf otonom menjadi penting agar
dapat menunjang kelangsungan hidup. Jika Anda mengalami gejala yang berkaitan
dengan gangguan pada sistem saraf otonom, segera periksakan diri ke dokter untuk
memastikan penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.