Anda di halaman 1dari 9

HIPOTALAMUS

Otak adalah organ vital tubuh yang menjadi pusat pengendali


semua fungsi tubuh Anda. Itu artinya, jika Anda ingin melakukan
sesuatu, maka otak yang akan memerintah dan mengaturnya. Nah,
dalam menjalankan fungsinya tersebut, salah satu bagian otak,
yakni hipotalamus memiliki andil dalam proses tersebut. Yuk,
pelajari lebih dalam bagian otak ini pada ulasan berikut.

Apa itu hipotalamus?

Kata ‘hipotalamus atau hypothalamus” berasal dari bahasa Yunani,


yakni “hypo” dan “thalamus” yang artinya di bawah talamus.
Talamus sendiri adalah bagian otak yang berfungsi untuk
menyampaikan informasi sensorik dan bertindak sebagai pusat
persepsi nyeri.

Secara definisi, hipotalamus adalah area kecil seukuran kacang


almond tapi penting di tengah otak. Fungsinya, memainkan peran
penting dalam produksi hormon dan membantu merangsang
banyak proses penting dalam tubuh dan terletak di otak, antara
kelenjar pituitari dan talamus.

Mengenal anatomi dan fungsi hipotalamus

Hipotalamus memiliki tiga wilayah utama, yang masing-masing


memiliki inti berbeda. Lebih jelas mari bahas satu per satu wilayah
utama pada bagian otak ini beserta fungsinya.
Wilayah anterior 

Wilayah otak ini disebut juga sebagai wilayah supraoptik, yang inti
utamanya adalah inti supraoptik dan paraventrikular, serta inti
kecil lainnya.

Sebagian besar area hipotalamus ini memiliki fungsi dalam


memproduksi berbagai hormon. Beberapa hormon yang dihasilkan
ada yang berinteraksi dengan kelenjar pituitari dan menghasilkan
hormon tambahan. 

Beberapa hormon terpenting yang diproduksi oleh hipotalamus,


antara lain:

Mau Cegah Stroke Hingga Sakit Kepala?

 Hormon pelepas kortikotropin (CRH). CRH terlibat dalam


respons tubuh terhadap stres fisik dan emosional. Ini
memberi sinyal pada kelenjar pituitari untuk menghasilkan
hormon yang disebut hormon adrenokortikotropik (ACTH).
ACTH memicu produksi hormon kortisol, yakni hormon stres.

 Hormon pelepas tirotropin (TRH). Produksi TRH


merangsang kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon
perangsang tiroid (TSH). TSH berperan penting dalam fungsi
banyak bagian tubuh, seperti jantung, saluran pencernaan,
dan otot.

 Gonadotropin-releasing hormone (GnRH). Produksi GnRH


merangsang kelenjar pituitari menghasilkan hormon
reproduksi penting, seperti hormon perangsang folikel (FSH)
dan hormon luteinizing (LH).

 Oksitosin. Hormon ini mengontrol banyak perilaku dan emosi


penting, salah satunya gairah seksual. Selain itu, hormon ini
juga terlibat dalam beberapa fungsi sistem reproduksi, yakni
dalam melahirkan dan menyusui.

 Vasopresin. Hormon ini disebut juga sebagai hormon


antidiuretik (ADH), yakni hormon mengatur kadar air dalam
tubuh. Ketika vasopresin dilepaskan, ini memberi sinyal pada
ginjal untuk menyerap air.

 Somatostatin. Fungsi dari hormon yang dihasilkan


hipotalamus ini adalah menghentikan kelenjar pituitari
melepaskan hormon tertentu, termasuk hormon
pertumbuhan dan hormon perangsang tiroid.
Selain menghasilkan hormon, wilayah anterior juga memiliki
banyak fungsi lainnya, yaitu mengatur suhu tubuh normal melalui
keringat, mempertahankan ritme sirkadian atau jam biologis tubuh
tetap normal, sehingga membuat Anda bisa terjaga di siang hari
dan tidur di malam hari.

Wilayah tengah

Wilayah otak ini juga disebut sebagai area tubera, yang inti
utamanya adalah inti ventromedial dan arkuata. Inti ventromedial
membantu tubuh dalam mengatur nafsu makan, sedangkan inti
arkuata terlibat dalam pelepasan hormon GHRH, yaitu hormon
pertumbuhan. 

Wilayah posterior

Wilayah otak ini disebut juga dengan area mammillary, yang inti
utamanya adalah hipotalamus posterior dan inti mammillary. 

Fungsi dari inti hipotalamus posterior adalah membantu mengatur


suhu tubuh dan merangsang tubuh untuk menimbulkan respons
menggigil. Fungsi inti mammilarity tidak diketahui secara pasti,
tapi peneliti beranggapan bahwa ini ada kaitannya dengan daya
ingat. 

Masalah kesehatan yang memengaruhi hipotalamus

Hipotalamus memiliki fungsi yang sangat penting. Jika bagian otak


ini tidak bekerja dengan baik, ini dikenal dengan disfungsi
hipotalamus. Kondisi ini bisa terjadi ketika Anda mengalami cedera
kepala, cacat bawaan lahir, tumor otak, atau kelainan genetik
tertentu. 

Di samping itu, ada beberapa masalah kesehatan lain yang juga


memengaruhi fungsi hipotalamus, di antaranya:

Diabetes insipidus

Tubuh seseorang secara otomatis dapat menyeimbangan cairan


dalam tubuh. Rasa haus biasanya mengontrol laju asupan cairan
seseorang, sementara buang air kecil dn keringat menghilangkan
sebagian besar cairan dalam tubuh.

Hormon vasopresin, juga disebut hormon antidiuretik, mengontrol


laju pengeluaran cairan melalui buang air kecil. Hipotalamus
menghasil vasopresin dan kelenjar hipofisis di dekatnya
menyimpan vasopresin dan melepaskannya ke aliran darah ketika
tubuh memiliki tingkat cairan yang rendah.

Vasopresin memberi sinyal pada ginjal untuk menyerap lebih


sedikit cairan dari aliran darah, menghasilkan lebih sedikit urine.
Ketika tubuh memiliki cairan ekstra, kelenjar pituitari melepaskan
sejumlah kecil vasopresin, sehingga ginjal mengeluarkan lebih
banyak cairan dari aliran darah dan menghasilkan lebih banyak
urine.

Jika bagian otak ini tidak memproduksi dan melepaskan cukup


vasopresin, ginjal akan mengeluarkan terlalu banyak air dalam
tubuh. Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang terus buang air
kecil, haus, bahkan dehidrasi.  Kondisi ini disebut dengan diabetes
insipidus. Meski disebut diabetes insipidus, kondisi ini berbeda
dengan diabetes melitus karena kadar gula darah dalam tubuh
tetap stabil. 

Sindrom Prader-Willi

Sindrom Prader-Willi adalah kelainan bawaan yang langka.


Sindrom ini menyebabkan hipotalamus tidak bekerja dengan baik
dalam mengatur nafsu makan. Hal ini menyebabkan orang dengan
kondisi ini tidak kenyang setelah makan, sehingga risiko obesitas
sangat tinggi, diikuti dengan gejala metabolisme yang lebih lambat
dan penurunan massa otot. 

Hipopituitarisme

Hipopituitarisme adalah kondisi ketika kelenjar pituitari tidak


menghasilkan cukup hormon. Meskipun biasanya disebabkan oleh
kerusakan pada kelenjar pituitari, disfungsi hipotalamus juga
dapat menjadi penyebabnya.

Orang dengan kondisi ini biasanya akan mengalami gejala sakit


kepala, penglihatan kabur, meningkatnya sensitivitas terhadap
cahaya, dan kekakuan pada leher.

Akromegali dan Gigantisme Hipofisis

Akromegali dan gigantisme hipofisis adalah gangguan


pertumbuhan langka yang terjadi karena sekresi hormon
pertumbuhan dari kelenjar pituitari secara terus-menerus.
Gigantisme hipofisis terjadi pada remaja dan anak-anak yang
memiliki hormon pertumbuhan berlebih, sedangkan akromegali
terjadi pada orang dewasa yang memiliki kelebihan hormon
pertumbuhan yang dihasilkan hipotalamus.

Hormon pertumbuhan berlebih menyebabkan sekresi berlebihan


pada faktor pertumbuhan, yang kemudian merangsang efek
pemacu pertumbuhan pada otot rangka, tulang rawan, tulang,
hati, ginjal, saraf, kulit, dan sel paru-paru serta mengatur sintesis
DNA seluler.

Remaja dan anak-anak dengan gigantisme hipofisis paling sering


mengalami peningkatan tinggi badan yang abnormal yang cepat
bersamaan dengan penambahan berat badan yang cepat. Ciri-ciri
lain yang kurang umum termasuk tangan dan kaki yang besar,
makrosefali, fitur wajah yang kasar, dan keringat berlebih.

Sementara orang dewasa dengan akromegali memiliki gejala seperti


pertumbuhan berlebih pada jaringan lunak dan penebalan kulit,
tangan dan kaki yang membesar, hipertrofi lutut, pembesaran
viseral tiroid dan jantung, resistensi insulin, serta
mengalami diabetes.

Hipotiroidisme sentral

Sebagian besar kasus hipotiroidisme disebabkan oleh penyakit


tiroid. Namun pada kasus langka, hipotiroidisme dapat terjadi
karena gangguan hipotalamus dan hipofisis akibat cedera
otak traumatis, kanker otak yang mengalami metastatis, stroke,
atau infeksi.

Adanya gangguan pada bagian otak ini akhirnya menyebabkan


pelepasan hormon pelepas tirotropin atau hormon perangsang
tiroid yang tidak mencukupi, dan dapat menyebabkan
hipotiroidisme sentral.

Gejala hipotiroidisme meliputi kelesuan, pertumbuhan yang lambat


pada anak, sangat sensitif terhadap dingin, rambut rontok, kulit
kering, sembelit, dan mengalami disfungsi seksual.

Tips menjaga kesehatan hipotalamus

Agar tidak menimbulkan masalah kesehatan, hipotalamus yang


merupakan bagian otak yang penting perlu Anda jaga
kesehatannya. Dilansir dari Mayo Clinic Health System, berikut
adalah berbagai tips yang bisa membantu Anda menjaga otak tetap
sehat.

Rutin olahraga

Otak Anda membutuhkan asupan darah yang kaya oksigen dan


nutrisi agar dapat bekerja dengan baik. Nah, olahraga adalah salah
satu cara untuk meningkatkan aliran darah ke otak. Itulah
sebabnya, olahraga dapat menyehatkan otak.

Usahakan untuk olahraga secara rutin setidaknya 30 menit setiap


hari. Anda dapat memilih berjalan, berenang, atau bersepeda.
Tidur cukup

Tidur berperan penting dalam kesehatan otak, termasuk


hipotalamus. Ada beberapa teori menyebutkan bahwa tidur
membantu membersihkan protein abnormal di otak dan 
memperkuat daya ingat. 

Konsumsi makanan sehat untuk otak

Otak mendapatkan nutrisi dari makanan. Oleh karena itu, untuk


menjaga kesehatan otak Anda harus memerhatikan pilihan
makanan. Perbanyak konsumsi ikan, biji-bijian, dan kacang-
kacangan. 

Asam lemak omega 3 diketahui memberikan banyak manfaat bagi


otak, Anda bisa mendapatkan nutrisi ini dari ikan bandeng, ikan
tuna, atau ikan salmon. 

Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran


medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman
kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.

Anda mungkin juga menyukai