Anda di halaman 1dari 6

PENYELENGGARAAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

A. JALUR JENJANG DAN JENIS PENDIDIKAN


Pendidikan nasional dilaksanakan melalui lembaga-lembaga pendidikan baik dalam
bentuk sekolah maupun dalam bentuk kelompok belajar.
Penyelenggaraan SISDIKNAS dilaksanakan melalui 2 jalur yaitu jalur pendidikan
sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah di singkat PLS:
1. Jalur pendidikan sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang
dan
berkesinambungan (Pendidikan dasar,pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi) sifatnya formal di atur berdasarkan ketentuan-ketentuan
pemerintah ada keseragaman pola yang bersifat nasional
2. Jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang bersifat
kemasyarakatan yang di selenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar
mengajar yang tidak berjenjang dan tidak berkesinambungan seperti kursus-kursus
di luar sekolah yang sifatnya tidak formal
Jenjang pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasaan dank
ke dalam bahan pengajaran( uu no 52 tahun 1989 bab 1,pasal 1 ayat 5)dasar untuk
memberikan bekal dasar atau pendidikan pertama/ setara sampai tamat jenjang
pendidikan
Jenis pendidikan adalah pendidikan yang di kelompokan sesuai sengan sifat dan
kehususan tatanannya (UU RI no 2 tahun 1989 Bab 1 ayat 4 no 2 tahun 1989)
1. Pendidikan umum adalah pendidikan yang mengutamakan perluasan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik
2. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik
untuk dapat bekerja pada bidang pekerjaan tertentu seperti bidang teknik,tata
boga,dan busana perhotelan,kerajinan,administrasi,perkantoran dll.
3. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan khusus yang di selenggarakan
untuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik/mental yang termasuk
pendidikan luar biasa adalah SDLB untuk jenjang dasar dan PLB untuk jenjang
pendidikan menengah memiliki program khusus yaitu program untuk anak tuna
netra,tuna rungu,tuna daksa,dan tuna grahita, untuk pendidikan gurunya di
sediakan SGPIB(Sekolah guru pendidikan luar biasa) serta dengan diploma 3
4. Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan khusus yang di selenggarakan
untuk meningkatkan kemampuan pemerintah dan non departemen
5. Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan khusus yang mempersiapkan
peserta didik dalam melaksanakan peranan yang khusus dalam pengetahuan ajaran
agama yang terdiri dari tingkat pendidikan dasar,menengah dan pendidikan tinggi

Jalur jenjang dan jenis pendidikan dalam di wujudkan dalam bentuk satuan
pendidikan yang di selenggarakan oleh pemerintah daerah dan / atau masyarakat
A. Pendidikan dasar
1. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah
2. Pendidikan dasar berberbentuk sekolah dasar (SD) Dan madrasah ibtidayah
(MI) atau bentuk lain
yang sederajat serta sekolah menengah pertama(SMP) dan
madrasah tsanawiayah (mts) atau bentuk lain dari sederajat
3. Ketentuan mengenai pendidikan dasar sebagaimana di maksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) di atur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah
B. Pendidikan menengah
1. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar
2. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan
menengah kejuruan
3. Pendidikan berbentuk sekolah menengah atas (SMA) madrasah aliyah(MA)
Sekolah menengah
kejuruan (SMK) Dan madrasah aliyah kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang
sederajat
4. Ketentuan menengah pendidikan mengenai sebagaimana di maksud pada ayat
(1 ) ayat (2) dan ayat (3) di atur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah
C. Pendidikan tinggi
1. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah
yang mencakup program pendidikan diploma,sarjana,magister,spesialis,dan doctor
yang si selenggarakan oleh perguruan tinggi
2. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sisitem terbuka
3. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademik,politeknik,sekolah tinggi,institute
atau universitas
4. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat
5. Ketentuan mengenai perguruan tinggi sebagaimana di maksud dalam ayat(1)
ayat (2) dan ayat (3) di atur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah
6. Perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan pendirian dan dinyatakan berhak
menyelenggarakan program pendidikan tertentu dapat berbentuk akademik profesi
atau vokasi
7. Gelar akademik,profesi atau vokasi hanya di gunakan oleh lulusan perguruan
tinggi yang di nyatakan berhak memberikan gelar akademik profesi atau vokasi
8. Gelar akademik profesi atau vokasi yang di keluarkan oleh penyelenggara
pendidikan yang tidak sesuai dengan ketentuan ayat (1) atau penyelenggara
pendidikan yang bukan perguruan tinggi sebagaimana di maksud dalam ayat (2) di
nyatakan tidak sah
9. Ketentuan mengenai gelar akademik profesi atau vokasi sebagaimana di

maksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat(4)ayat (5) dan ayat (6) di atur lebih
lanjut dengan peraturan pemerintah
Sejumlah peraturan pemerintah yaitu pasal-pasal tertentu dari UU RI no 2 tahun
1989 peraturan pemerintah yaitu :
- PP No.27 th 1990 tentang pendidikan pra sekolah
- PP No.28 th 1990 tentang pendidikan dasar
- PP No.29 th 1990 tentang pendidikan menengah
- PP No.30 th 1990 tentang pendidikan tinggi
- PP No.33 th 1990 tentang pendidikan luar sekolah
- PP No.38 th 1990 tentang tentang tenaga kependidikan
- PP No.39 th 1990 tentang peran serta masyarakatdalam pendidikan
Penyelenggaraan terwujud pada jalur jenjang dan jenis pendidikan berfungsi
menyiapkan sumber daya manusia untuk pembanguanan pengembangan sistem
pendidikan nasional mesti berdasar kepada aspek legal
B. STANDAR PENDIDIKAN NASIONAL
Untuk mewujudkan cita-cita luhur tesebut, pemerintah menetapkan 8 Standar
Nasional Pendidikan Indonesia yang menjadi pedoman bagi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Berikut ini penjelasan 8 Standar Nasional Pendidikan Indonesia:
1. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal
satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal
kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
2. Standar Isi
Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk
mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar,
kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.
3. Standar Proses
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik
memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang

efektif dan efisien.


4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di
atas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik
yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen
pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak
usia dini meliputi: Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi
Profesional, dan Kompetensi Sosial.
Pendidik meliputi pendidik pada TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SDLB/SMPLB/SMALB, SMK/MAK, satuan pendidikan Paket A, Paket B dan Paket C, dan
pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan. Tenaga kependidikan meliputi kepala
sekolah/madrasah, pengawas satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenaga
perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi, pengelola kelompok belajar, pamong
belajar, dan tenaga kebersihan.
5. Standar Sarana dan Prasarana
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai,
serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran
yang teratur dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana
yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang
pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel
kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat
berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan
ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan
6. Standar Pengelolaan Pendidikan
Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar pengelolaan oleh
satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan standar
pengelolaan oleh Pemerintah
7. Standar Pembiayaan Pendidikan
Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya
personal. Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan
prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya
personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk
bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi
satuan pendidikan meliputi: Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala
tunjangan yang melekat pada gaji, Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai,

dan Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak,
asuransi, dan lain sebagainya.
8. Standar Penilaian Pendidikan
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
Penilaian hasil belajar oleh pendidik, Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan,
dan Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian pendidikan pada jenjang
pendidikan tinggi terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik, dan Penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi. Penilaian pendidikan pada jenjang
pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud di atas diatur oleh masing-masing
perguruan tinggi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. DASAR, FUNGSI, TUJUAN DAN PRINSIP PENDIDIKAN NASIONAL


Dasar Pendidikan Nasional
Yang dimaksud dengan dasar di sini adalah sesuatu yang menjadi kekuatan bagi
tetap tegaknya suatu bangunan atau lainnya, seperti pada rumah atau gedung,
maka pondasilah yang menjadi dasarnya.Begitu pula halnya dengan pendidikan,
dasar yang dimaksud adalah dasar pelaksanaannya, yang mempunyai peranan
penting untuk dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan di sekolahsekolah atau di lembaga-lembaga pendidikan lainnya.
Adapun dasar pendidikan di negara Indonesia secara yuridis formal telah
dirumuskan antara lain sebagai berikut:
1.
Undang-Undang tentang Pendidikan dan Pengajaran No. 4 tahun 1950, Nomor
2 tahun 1945, Bab III Pasal 4 Yang Berbunyi: Pendidikan dan pengajaran
berdasarkan atas asas-asas yang termaktub dalam Pancasila, Undang-Undang
Dasar RI dan kebudayaan bangsa Indonesia.
2.
Ketetapan MPRS No. XXVII/ MPRS/ 1966 Bab II Pasal 2 yang berbunyi: Dasar
pendidikan adalah falsafah negara Pancasila.
3.
Dalam GBHN tahun 1973, GBHN 1978, GBHN 1983 dan GBHN 1988 Bab IV
bagian pendidikan berbunyi: Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila.
4.
Tap MPR Nomor II/MPR/1993 tentang GBHN dalam Bab IV bagian Pendidikan
yang berbunyi: Pendidikan Nasional (yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
5.
Undang-undang RI No 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
6.
Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Dengan demikian jelaslah bahwa dasar pendidikan di Indonesia adalah Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 sesuai dengan UUSPN No. 2 tahun 1989 dan UU
Sisdiknas No. 20 tahun 2003.

Tujuan dan Fungsi Pendidikan Nasional


Tujuan pendidikan adalah suatu factor yang amat sangat penting di dalam
pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau yang hendak
di tuju oleh pendidikan.Begitu juga dengan penyelenggaraan pendidikan yang tidak
dapat dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak dicapainya.Hal ini dibuktikan
dengan penyelenggaraan pendidikan yang di alami bangsa Indonesia. Tujuan
pendidikan yang berlaku pada waktu Orde Lama berbeda dengan Orde Baru.
Demikian pula sejak Orde Baru hingga sekarang, rumusan tujuan pendidikan selalu
mengalami perubahan dari pelita ke pelita sesuai dengan tuntutan pembangunan
dan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara Indonesia.
Fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional dituangkan dalam UU Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas pasal 3 yang berbunyi :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab
Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Nasional
Sesuai Undang-Undang 20/2003 tentang Sisdiknas, ada 6 (enam) prinsip. Ketentuan
ini, diatur pada bab II pasal 4yang diuraikan dalam 6 ayat.
Berikut isi undang-Undang 20/2003, pasal 4:
1.
Pendidikan diselenggarakan secara demokrtis dan berkeadiln serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak assi manusia, nilai kegamaan, nilai
kultural, dan kemajemukan bangsa.
2.
Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan
system terbukadan multimakna.
3.
Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
4.
Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.
5.
Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca,
menulis dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
Pendidkan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komonen masyarakat
melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan
pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai