Laporan Pendahuluan Infeksi Saluran Kemih
Laporan Pendahuluan Infeksi Saluran Kemih
Disusun Oleh :
Bintara Bayu Aji
1.1.20350
2.
3.
a.
b.
Etiologi
Penyebab terbanyak ISK adalah Gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya
menghuni usus yang kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari gram negatif ternyata
E. Coli menduduki tempat teratas, yang kemudian diikuti oleh Proteus, Klebsiela,
Enterobacter, dan Pseudomonas.
Jenis Coccus Gram-positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan
Enterococcus dan Stapilococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan batu
saluran kemih, lelaki usia lanjut dengan hipertrophi prostat atau pada pasien yang
menggunakan kateter. Bila ditemukan S. aureus dalam urin harus dicurigai adanya infeksi
hematogen dari ginjal. Demikian juga dengan pseudomonas aeroginosa dapat
menginfeksi saluran kemih dari jalur hematogan dan pada kira-kira 25% pasien dengan
tipoid dapat diisolasi salmonilla pada urin. Bakteri lain yang dapat menyebabkan ISK
melalui jalan hematogen ialah brusela, nokardia, aktinormises, dan mycobacterium
tuberkolosae.
Virus sering juga ditemukan dalam urintanpa gejala ISK akut. Adenovirua tipe
11 dan 12 diduga sebagai penyebab sistitis hemoragik. Sistitis hemoragik dapat juga
disebabkan oleh Scistosoma hematobium yang termasuk golongan cacing pipih. Kandida
merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama pada pasien dengan
kateter, pasien DM atau yang mendapat pengobatan dengan antibiotik spktrum luas.
Patogenesis
Masuknya mikroorgaisme dalam saluran kemih dapat melalui :
Hematogen
Limfogen
Dua jalur utama terjadinya ISK ialah Hematogen dan Asending, tetapi dari
kedua cara ini asendinglah yang paling sering terjadi.
Gejala Klinis
Gejala klinis ISK tidak khas dan bahkan pada sebagian pasien tanpa gejala.
Gejala yang sering ditemukan ialah disuria, polaki suria, dan terdesak kencing yang
biasanya terjadi bersamaan. Nyeri supra pubik dan daerah pelvis. Polikisuria terjadi
akibat daerah kandung kemih tidak dapat menampung urin lebih dari 500 ml karena
mukosa yang meradang sehingga sering kencing. Stranguria yaitu kencing yang susah
dan disertai kejang otot pinggang yang sering ditemukan pada sistitis akut. Tenesmus
ialah nyeri dengan keinginan mengosongkan kandung kemih meskipun telah kosong.
Nokturia adalah cenderung sering kencing pada malam hari akibat kapasitas
kandungkemih menurun. Sering juga ditemukan enuresis nokturnal sekunder yaitu
ngompol pada orang dewasa, prostatismus yaitu kesulitan memulai kencing dan kurang
deras arus kencing. Nyeri urethra, kolo\ik ureter dan ginjal.
Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian kemih yang terinfeksi sebagai berikut :
1.
Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa sakit atau
panas di urethra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-sedikit serta rasa
tidak enak di daerah supra pubik.
2.
Pada ISK bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala, malaise,
mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri pinggang.
Pemeriksaan Diagnostik
1.
Urinalisis
a.
Leukosuria
b.
Hematuria
2.
Bakteriologis
a.
Mikroskopis
b.
Biakan bakteri
3.
Tes kimiawi
4.
5.
Pathways
Makanan terkontaminasi salmonella
Mulut
HCL (lambung)
Hidup
Tidak hidup
Tak difogosit
mati
bakteriema sekunder
Tidak
hiperemi
urethra
Hipotalamus
Ureter
peradangan
menekan
termoreguler
Iritasi ureteral
Hipertermi
peningkatan
frekuensi/dorongan
kontraksi uretral
Oliguria
cepat lelah
Depresi saraf perifer
Nyeri
Perubahan
eliminasi urin
intoleransi aktifitas
reinterakasi abdominal
Obstrusi
Kekurangan volume
cairan
: resiko tinggi
Diagnosa Keperawatan
terhadap
Mual-muntah
1.
2.
3.
Kekurangan volume cairan : resiko tinggi terhadap b/d nousea vomitus sekunder
terhadap iritasi saraf abdominal
Fokus Intervensi
1.
Intervensi :
a.
b.
c.
2.
Intervensi :
a.
b.
c.
d.
Perhatikan
penurunan
keluaran
urine,
adanya
edema
periorbital/tergantung.
Rasional :
Retensi
urine
dapat
terjadi,
menyebabkan
distensi
jaringan
(kandung
Daftar Pustaka
Barbara C. Long (1996). Konsep Medikal Bedah 2: Volume 1. C. V Mosby Company
St. Louis. USA