Mengenal Lebih Mendalam Pungutan Cukai - Surono
Mengenal Lebih Mendalam Pungutan Cukai - Surono
Oleh : Surono
Pungutan cukai adalah salah satu jenis pajak tidak langsung yang dipungut
oleh otoritas negara terhadap obyek pajak berupa barang-barang tertentu yang
sebagai pajak tidak langsung, oleh karena subjek yang harus menanggung
beban cukai pertama kali adalah pihak produsen, baik dalam kapasitasnya
sebenarnya.
Bila ditinjau dari sisi objek, maka Cukai adalah salah satu pungutan pajak
pemilihan objek cukai bersifat diskriminatif, dalam artian hanya berlaku untuk
barang-barang tertentu saja. Bila ditinjau dari sisi maksud dan tujuan
pemungutan, cukai dapat digunakan sebagai alat fiskal pemerintah dalam rangka
(revenue collector). Di sisi lain tujuan cukai juga dapat diarahkan untuk
1
Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum mengenai
konsep dasar pungutan cukai. Ruang lingkup penjelasan yang akan penulis
mudahan deskripsi yang singkat ini akan memberikan wawasan yang jelas
dalam bentuk pungutan pajak modern yang dikelola oleh penguasa pada sekitar
berikut :
2
4) Gula, berdasarkan Suikeraccijns Ordonnantie, Stbl. 1933 Nomor 351.
meskipun bangsa Indonesia telah merdeka sejak tahun 1945. Hal tersebut
lagi dengan jiwa dan semangat Pancasila dan UUD 1945, antara lain :
1) diskriminatif;
2) obyeknya terbatas;
yang berbeda untuk kelima obyek cukai tersebut apabila diimpor dari luar negeri,
yaitu untuk gula, hasil tembakau, dan minyak tanah dikenai cukai atas
sulingan eksklusif hanya untuk Pulau Jawa dan Madura saja, sementara wilayah
3
Pengertian obyek yang terbatas bahwa pemberlakuan ordonansi cukai
lama hanya terbatas pada kelima jenis barang dan Undang-undang tersebut
memberikan ruang gerak yang terbatas bagi pemerintah untuk menggali potensi
lagi digunakan. Untuk itulah segala upaya dan pemikiran dikerahkan oleh
pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk menyusun suatu
terintegrasi dan mengatur hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah ada,
4
2) pemberian insentif yang bermanfaat bagi pertumbuhan perekonomian
perekonomian nasional;
Nomor 39 tahun 2007 yang mulai berlaku pada tanggal 15 Agustus 2007.
5
2) penyempurnaan sistem penagihan utang cukai, kekurangan cukai, dan/atau
Pajak;
8) pengaturan tentang bagi hasil dari cukai hasil tembakau kepada pemerintah
daerah.
Cukai adalah salah satu instrumen fiskal yang cukup penting bagi otoritas
salah satu jenis pajak atas pemakaian atau pajak konsumsi (Brotodihardjo,
1995). Bila merujuk kepada konsep dasar cukai yang bersifat universal, Cnossen
(2005) mendefinisikan tiga feature dasar dari pungutan cukai yaitu selectivity in
6
coverage, discrimination in intent dan form of quantitative measurement.
berdasarkan pendapat dari Agung (1999) yang penulis sarikan berikut ini :
a. Selectivity in coverage
lainnya, seperti pajak penjualan (PPn) dan pajak pertambahan nilai (PPN). Akan
tetapi karakteristik cukai berbeda dengan PPn atau PPN. Bila dilihat dari sisi
pemilihan obyek maka PPN atau PPn bersifat general tanpa membedakan jenis
barang. Berbeda halnya dengan pemilihan obyek cukai yang bersifat terbatas
(selectively). Pembedaan ini bukan tanpa maksud, karena memang tujuan dasar
adalah bahwa tingkat tarif cukai untuk masing-masing produk yang dipungut
cukai akan ditentukan secara terpisah. Perbedaan tingkat tarif tersebut dapat
saja dikaitkan dengan tujuan dasar pengenaan cukai itu sendiri. Sebagai contoh,
untuk produk minuman beralkohol dapat saja dikenakan tarif cukai yang lebih
tinggi dibandingkan dengan tarif cukai produk hasil tembakau. Sifat negatif dan
minuman beralkohol.
b. Discrimination in intens
Alasan pengenaan cukai tentu saja bersifat diskriminatif sesuai dengan tujuan
7
Cnossen (2005) mengidentifikasikan beberapa tujuan mendasar dari
Sama halnya dengan pungutan pajak lainnya, instrumen cukai juga memiliki
fungsi budgetair, yaitu sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang
costs)
diderita atau dinikmati pelaku ekonomi karena tindakan pelaku ekonomi lain.
8
potensial untuk dikenakan cukai, antara lain: leaded patrol, pestisida, pupuk
sebagainya.
saja memungut cukai atas penggunaan jalan tersebut. Hal ini berguna untuk
pengawasan fisik. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan tax liability serta
9
meyakinkan agar para subyek cukai compliance with the law. Sebagai contoh:
pabrik MMEA dengan cara penempatan petugas bea cukai, dan sebagainya.
lingkungan hidup;
keseimbangan.
Salah satu prinsip dasar pemungutan cukai yang berlaku universal adalah
10
sumber daya yang terbatas, alasan kesehatan, berdampak negatif terhadap
Mengandung Etil Alkohol (MMEA) dan produk hasil tembakau. Pungutan cukai
cenderung price sensitively. Apabila beban cukai diterapkan dalam besaran yang
anggotanya mengenai bahaya rokok bagi kesehatan. WHO telah merintis suatu
akhirnya FCTC berhasil disepakati pada tanggal 28 Mei 2003 di Genewa dan
mulai diberlakukan tanggal 27 Februari 2005. Hingga bulan Juli 2009, FCTC
telah diratifikasi oleh 166 negara. Posisi Indonesia sendiri hingga saat ini masih
ke arah tersebut sudah menjadi wacana yang cukup sering dibahas oleh otoritas
pemerintah.
11
Adapun hal-hal pokok yang direkomendasikan dalam FCTC sebagai upaya
dini biasanya akan terus dibawa hingga memasuki usia remaja karena sifat
Indonesia juga sudah menyadari dan peduli dengan dampak negatif produk
Salah satu faktor yang dapat meningkatkan jumlah konsumsi produk hasil
12
kemasan batang) harganya relatif semakin terjangkau konsumen.
tegas sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor
Tabel 1
13
b. Peredarannya perlu diawasi
adalah agar tidak menimbulkan gangguan terutama pada kehidupan sosial dan
ekonomi masyarakat. Salah satu obyek cukai yang memiliki kriteria ini adalah
produk MMEA. Dampak negatif yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat
bagaimana dengan produk hasil tembakau dan etil alkohol? Pertanyaan ini
mungkin muncul dalam benak anda. Kalau melihat dasar alasan pengenaan
cukai terhadap etil alkohol, kurang lebih hampir sama dengan dasar alasan
pungutan cukai terhadap MMEA. Hanya saja, etil alkohol bukan merupakan
produk yang langsung dapat dikonsumsi tetapi digunakan sebagai bahan baku
Sama seperti MMEA, peredaran etil alkohol juga diawasi oleh pemerintah.
Bentuk pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap MMEA dan Etil
alkohol, adalah :
Pada level distributor dan pengecer disyaratkan untuk memiliki ijin di bidang
Pengangkutan BKC etil alkohol dan MMEA walaupun sudah dilunasi cukainya
wajib dilindungi dokumen cukai. Untuk etil alkohol, dalam jumlah lebih dari 6
liter dan MMEA dalam jumlah lebih dari 6 liter dan kadar lebih dari 5%
14
Khusus untuk produk hasil tembakau, alasan pengenaan cukainya lebih
yang dapat berdampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan. Produk hasil
peredaran produk rokok relatif lebih longgar dibanding kedua BKC lainnya. Pada
level distributor maupun pengecer tidak diwajibkan memiliki ijin khusus di bidang
Pungutan cukai dapat digunakan sebagai alat atau instrumen fiskal yang
menimbulkan dampak negatif. Ketiga BKC (etil alkohol, MMEA dan hasil
memiliki karakteristik dapat menimbulkan dampak negatif. Etil alkohol dan MMEA
memiliki dampak negatif terhadap kesehatan individu dan juga dampak negatif
15
Esensi konsep berdampak negatif dalam penerapan pungutan cukai pada
hakekatnya memiliki makna yang lebih luas daripada sekedar alasan berdampak
Tabel 2
Berdasarkan Dampaknya
Japan, Singapore,
Malaysia
Coffee Japan
Tea Japan
Electricity Japan
Ban Malaysia
Conditioner units)
Battery India
16
3. Alasan menjaga Gasoline Singapore, Japan
wood, timber
17
d. Pembebanan atas dasar keadilan dan keseimbangan
karakteristik ini mengacu pada status cukai sebagai instrumen fiskal yang dapat
Bila dikaitkan dengan instrumen fiskal lainnya maka karakteristik dasar ini
Barang Mewah (PPnBM). PPnBM merupakan jenis pajak yang dipungut oleh
pabrikan dan pada saat impor BKP mewah. PPnBM tidak dikenakan lagi pada
2009 tentang PPN dan PPnBM, dasar pertimbangan pengenaan PPnBM adalah:
18
2) perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas Barang Kena Pajak (BKP)
Dari uraian perbandingan antara cukai dan PPnBM ini dapat disimpulkan
pungutan PPnBM. Dengan kata lain, instrumen cukai dapat menggantikan fungsi
termasuk kategori mewah. Wacana yang berkembang saat ini adalah pengalihan
beban pajak dari PPnBM menjadi pungutan cukai, khususnya terhadap minuman
19
Obyek dan Subyek Cukai di Indonesia
cukai dikenal dengan istilah Barang Kena Cukai (BKC). Pengertiannya adalah
1) etil Alkohol atau Etanol, dengan tidak mengindahkan bahan yang digunakan
3) hasil Tembakau, yang meliputi sigaret, cerutu, rokok daun, tembaku iris, dan
Peraturan Pemerintah.
konsumsi BKC, berdasarkan konsep pajak tidak langsung yang dijelaskan pada
1) penanggung jawab cukai dan penanggung cukai, adalah individu yang sama
yaitu: Subjek yang berada di sektor hulu dalam mata rantai produksi dan
peredaran BKC. Yang termasuk dalam kriteria ini adalah: Pengusaha Pabrik
20
2) pemikul cukai, yaitu orang-orang atau konsumen akhir yang mengkonsumsi
BKC.
Simpulan
. Pungutan cukai merupakan jenis pajak tidak langsung yang dipungut oleh
mempunyai sifat atau karakteristik tertentu sesuai yang ditetapkan. Ada dua
fungsi utama yang dapat dilakukan dengan instrumen cukai, yaitu : fungsi
Belanda pada tahun 1886, dengan pengenaan objek minyak tanah berdasarkan
Berdasarkan teori dasar cukai maka pungutan cukai memiliki tiga feature
yang menjadi ciri khas atau karakteristik dasar cukai, yaitu: selectivity in
Aplikasi teori dasar cukai ini juga mewarnai rumusan dasar karakteristik cukai
21
konsumsinya perlu dikendalikan, peredarannya perlu diawasi, pemakaiannya
keseimbangan.
Referensi :
Agung, R.B. Permana. (2004). Optimalisasi Tarif Cukai Tembakau, Suatu Analisis dengan Kurva
Laffer. Makalah dalam Kebijakan Fiskal, Pemikiran, Konsep dan Implementasi. Heru
Cnossen, Sijbren. (2005). Theory and Practice of Excise Taxation: Smoking, Dringing, Gambling,
Surono. (2010). Bahan Ajar Teknis Cukai I. Tangerang: Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
22