Akuisisi sering juga disebut sebagai investasi peranan modal. Akuisisi adalah
penguasaan sebagian saham dari perusahaan subsidiary, melalui pembelian saham hak suara
perusahaan subsidiary, dalam jumlah material (lebih dari 50%).
Berdasarkan bentuk dasar akuisisi, terdapat tiga prosedur dasar yang tepat dilakukan
perusahaan untuk mengambil alih perusahaan lain, yaitu:
2. Akusisi saham
Cara kedua untuk mengambil alih perusahaan lain adalah membeli saham perusahaan
tersebut, baik dibeli secara tunai, ataupun menggantinya dengan sekuritas lain (saham
atau obligasi). Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memilih antara akuisisi
saham atau merger :
3. Akuisisi Aset
Suatu perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan jalan membeli aktiva
perusahaan tersebut. Cara ini akan menghindarkan perusahaan dari kemungkinan
memiliki pemegang saham minoritas, yang dapat terjadi pada peristiwa akuisisi saham.
Akuisisi aset dilakukan dengan cara pemindahan hak kepemilikan aktiva-aktiva yang
dibeli.
Sinergi dihasilkan melalui kombinasi aktivitas secara simultan dari dua kekuatan atau
lebih elemen elemen perusahaan yang bergabung sedemikian rupa sehingga gabungan
aktivitas tersebut menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan dengan penjumlahan
aktivitas aktivitas perusahaan jika mereka bekerja sendiri sendiri. Senergi harus dipahami
dalam konteks bahwa hasil riil atau manfaat ekstra tersebut harus jelas dan terukur.
Pemahaman tentang sinergi harus dikaitkan dengan besarnya premium yang dibayarkan oleh
perusahaan. Secara kuantitatif merger dan akuisisi akan dinilai berhasil apabila nilai sinergi
lebih besar dibandingkan dengan premium sehingga memberikan Net Present Value (NPV)
yang positif. Berikut ini disajikan bentuk bentuk sinergi.
1. Sinergi operasi
Sinergi operasi (operating synergy) terjadi ketika perusahaan hasil kombinasi mampu
mencapai efisiensi biaya. Efisiensi ini dicapai dengan cara pemanfaatan secara optimal
sumberdaya sumberdaya perusahaan. Operating synergy dapat dibedakan dalam
economies of scale dan economies of scope
- Economies of scope bisa diperoleh melalui merger dan akuisis ketika perusahaan
mampu memanfaatkan secara maksimal satu input sumber daya untuk menghasilkan
beberapa output/ produk atau jasa. 2.
2. Sinergi finansial
Sinergi finansial ( financial synergy) dihasilkan ketika perusahaan hasil merger memiliki
struktur modal yang kuat dan mampu mengakses sumber sumber dari luar secara lebih
mudah dan lebih murah sedemikian rupa sehingga biaya modal perusahaan semakin
menurun.
3. Sinergi manajerial
4. Sinergi teknologi
Sinergi teknologi bisa dicapai dengan memadukan keunggulan teknik sehingga mereka
saling memetik manfaat.
5. Sinergi pemasaran
Perusahaan yang melakukan merger akan memperoleh manfaat dari semakin luas dan
terbukanya pemasaran produk, bertambahnya lini produk yang dipasarkan, dan semakin
banyaknya konsumen yang bisa dijangkau.
1. Pertumbuhan EPS
Akuisisi dapat menciptakan apa yang tampak seperti pertumbuhan dalam pendapatan
persaham, atau EPS. Ini dapat membohongi investor karena membuat investor berpikir
bahwa perusahaan tersebut adalah lebih baik dari sebelumnya. Misalnya Gobal Resource
Ltd, mengambil alih Regional Enterprises. Posisi keuangan dari global dan regional
sebelum di akuisisi.
2. Diversifikasi
Diversifikasi biasanya di sebutkan sebagai manfaat dari merger dan diversifikasi
sendiri tidak menciptakan nilai.
Akuisisi dapat dilakukan secara bersahabat ataupun dengan cara hostile takeover .
Umumnya penolakan akuisisi berasal dari pihak manajemen perusahaan yang akan diakuisisi.
Hal ini dapat dimengerti, karena merekalah yang kemungkinan besar akan kehilangan posisi
mereka. Untuk mengatasi kemungkinan ini, mereka mungkin menggunakan berbagai taktik
mempertahankan diri seperti golden parachute, white knight, dan poisson pill.
Dalam peristiwa akuisisi, pihak yang seringkali tidak setuju adalah manajemen dari
perusahaan yang akan dibeli ( acquired company ). Hal ini disebabkan karena adanya
ketakutan dari pihak manajemen perusahaan yang akan dibeli akan terancam posisi apakah
digeser, diganti atau mungkin dihilangkan posisi jabatan yang ada sebelumnya.
Apabila merger dapat dilakukan secara bersahabat ( friendly merger ), maka manajemen
kedua perusahaan akan melakukan perundingan yang berkaitan dengan harga yang wajar,
pembayaran akuisisi dan lain sebagainya yang akan diusulkan kepada pemilik perusahaan.
Akan tetapi apabila manajemen perusahaan yang akan diakuisisi tidak setuju dengan usulan-
usulan yang diajukan oleh perusahaan yang akan mengakuisisi, maka proses akuisisi ini akan
dilakukan dengan cara hostile takeover.
Hostile takeover berarti cara akuisisi yang dilakukan dengan tidak mengajak berunding
perusahaan yang akan diakuisisi ( acquired company ), perusahaan yang akan mengakuisisi
mungkin akan memberikan tawaran yang cukup menarik agar acquired company mau
menjual perusahaannya, misalnya dengan menawarkan harga saham yang lebih tinggi dari
harga pasar.
Dalam hal ini, pihak manajemen perusahaan yang akan diakuisisi, kemungkinan akan
melakukan berbagai macam taktik untuk mempertahankan diri ( defense tactics ) yang intinya
bertujuan agar supaya akuisisi yang akan dilakukan tidak terjadi. Dengan demikian posisi
yang mereka duduki selama ini di dalam manajemen perusahaan tidak akan terancam.
Beberapa taktik yang kemungkinan dilakukan antara lain :
a. Golden Parachute
Taktik yang dinyatakan dalam kontrak kerja, yang menyatakan bahwa manajemen
perusahaan akan memperoleh kompensasi yang sangat besar apabila mereka kehilangan
jabatan karena perusahaan dimana mereka bekerja telah diakuisisi oleh perusahaan lain.
b. Poisson Pill
Taktik yang ditempuh oleh manajemen perusahaan yang akan diakuisisi dengan cara
menerbitkan obligasi yang disertai warrant yang dapat ditukar dengan saham perusahaan
dengan harga yang sangat rendah.
c. White Knight
Merupakan adalah cara yang akan ditempuh oleh manajemen perusahaan yang akan
diakuisisi untuk mencari perusahaan lain sebagai calon pembeli baru yang menyatakan
bahwa manajemen perusahaan yang akan diakuisisi tidak akan dirubah.
Alasan mengapa perusahaan melakukan merger atau akuisisi adalah ada manfaat
lebihyang diperoleh darinya, meskipun asumsi ini tidak semuanya terbukti. Secara
spesifik,keunggulan dan manfaat merger dan akuisisi antara lain adalah :
1. Mendapatkan cashflow dengan cepat karena produk dan pasar sudah jelas.
2. Memperoleh kemudahan dana/ pembiayaan karena kreditor lebih percaya
dengan perusahaan yang telah berdiri dan mapan.
3. Memperoleh karyawan yang telah berpengalaman.
4. Mendapatkan pelanggan yang telah mapan tanpa harus merintis dari awal.
5. Mengurangi risiko kegagalan bisnis karena tidak harus mencari konsumen baru.
6. Menghemat waktu untuk memasuki bisnis baru.
7. Memperoleh infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan yang lebih cepat
Dampak perpajakan dari akuisisi
Aspek pajak dalam peristiwa akuisisi Apabila suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan
lain, transaksi tersebut mungkin terkena pajak mungkin pula tidak. Dalam peristiwa taxable
acquisition, pemegang saham dari perusahaan yang diakuisisi diperlakukan sebagai menjual
saham yang mereka miliki, dan karenanya akan memperoleh capital gains (yang akan
dikenakan pajak) atau loss.
Akuntansi untuk akuisisi Setelah kita memahami bagaimana dampak akuisisi bagi
pembayaran pajak, sekarang kita bicarakan bagaimana mencatat peristiwa akuisisi dalam
akuntansi. Ada dua perlakuan akuisisi, yaitu dicatat sebagai pembelian (purchase) atau
sebagai penggabungan kepentingan (pooling of interest).
Divestasi
Dalam finansial dan ekonomi, divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam
bentuk finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang dimiliki oleh
perusahaan. Ini adalah kebalikan dari investasi pada aset yang baru. Perusahaan memiliki
beberapa motif untuk divestasi :
1. Motif Pertama, sebuah perusahaan akan melakukan divestasi (menjual) bisnis yang bukan
merupakan bagian dari bidang operasional utamanya sehingga perusahaan tersebut dapat
berfokus pada area bisnis terbaik yang dapat dilakukannya. Sebagai contoh, Eastman
Kodak, Ford Motor Company, dan banyak perusahaan lainnya telah menjual beragam
bisnis yang tidak berelasi dengan bisnis utamanya.
2. Motif kedua untuk divestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Divestasi
menghasilkan keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan karena divestasi merupakan
usaha untuk menjual bisnis agar dapat memperoleh uang. Sebagai contoh, CSX
Corporation melakukan divestasi untuk berfokus pada bisnis utamanya yaitu
pembangunan rel kereta api serta bertujuan untuk memperoleh keuntungan sehingga
dapat membayar hutangnya pada saat ini.
3. Motif ketiga bagi divestasi adalah kadang-kadang dipercayai bahwa nilai perusahaan
yang telah melakukan divestasi (menjual bisnis tertentu mereka) lebih tinggi daripada
nilai perusahaan sebelum melakukan divestasi. Dengan kata lain, jumlah nilai aset
likuidasi pribadi perusahaan melebihi nilai pasar bila dibandingkan dengan perusahaan
pada saat sebelum melakukan divestasi. Hal ini memperkuat keinginan perusahaan untuk
menjual apa yang seharusnya bernilai berharga daripada terlikuidasi pada saat sebelum
divestasi.
4. Motif keempat untuk divestasi adalah unit bisnis tersebut tidak menguntungkan lagi.
Semakin jauhnya unit bisnis yang dijalankan dari core competence perusahaan, maka
kemungkinan gagal dalam operasionalnya semakin besar.