Anda di halaman 1dari 17

RBL FISIKA STATISTIK

BOSE-EINSTEIN
APLIKASI STATISTIKA BOSE EINSTAIN UNTUK MENENTUKAN
KEBERGANTUNGAN POTENSIAL TERMAL PADA SUHU
KONDENSASI EINSTAIN

1. Allya Nissa Daswar


2. Puja Kahar

Dosen Pembimbing:

Dr. Ahmad Fauzi, M.si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2016

1
ABSTRAK

Kondensasi Bose-Einstein adalah kondisi dimana suatu zat memiliki sifat baru, dimana seluruh
partikelnya berada pada energy paling rendah. Dan memiliki wujud gas yang jika didinginkan
maka suhunya akan mendekati 0 Kelvin.fungsi distribusi Bose-Einstein, Untuk mudahnya maka
dapat digunakan skala energi sehingga tingkat terendah memiliki energi E 0=0. Populasi keadaan
dengan tingkat energi sembarang diberikan oleh persamaan (10.53). Jumlah populasi yang
menempati tingkat energi terendah (E0=0). Pada suhu T0 hampir semua sistem menempati
keadaan dengan energi terendah. Dengan demikian, jumlah populasi pada tingkat ini memiliki
orde kira-kira sama dengan jumlah total sistem, suku kondensasi Bose-Einstein, T(E,) sebagai
suhu ketika jumlah sistem pada keadaan terkesitasi persis sama dengan jumlah total sistem. Jadi
pada T= T(E) terpenuhi Ne(TE)=N.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah fisika statistik ini dengan baik. Sesuai
dengan kriteria penulisan makalah yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing, yakni makalah
yang kami buat harus mempunyai unsur-unsur fisika statistik atau dengan kata lain harus ada
mengandung aplikasi dari fisika satistik, maka disini kami mengambil judul Aplikasi Statistika
Bose Einstain Untuk Menentukan Kebergantungan Potensial Termal Pada Suhu Kondensasi
Einstain

Tugas makalah ini kami buat untuk melengkapi penilaiain hasil belajar kami serta
memberi pengetahuan baru bagaimana pengaplikasian fisika statistik dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini.Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen Pembimbing
mata kuliah fisika statistik, Drs.Ahmad Fauzi,M.Si serta kepada pihak yang telah membantu ikut
serta dalam penyelesaian makalah ini.Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan banyak
terima kasih.

Padang, 12 Desember 2016

Penyusun

3
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................................i

ABSTRAK............................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR...........................................................................................................iii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...........................................................................................................1


B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................1
D. Manfaat Penulisan.......................................................................................................1

BAB II KAJIAN TEORI

A. Statistika Kondensasi Bose-Einstein........................................................................2


B. Kebergantungan Potensia Kimia pada Suhu fungsi distribusi Bose-Einstain..........2

BAB III PEMBAHASAN

Suhu Kondensasi Einstain.............................................................................................5

BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan....................................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fenomena kondensasi bose Einstein adalah kondisi dimana suatu zat memiliki
sifat baru, dimana seluruh partikelnya berada pada energy paling rendah. Phenomena ini
awalnya diprediksi oleh ilmuwan india, setyendra Nath Bose pada tahun 1924 melalui
perhitungan teoritis pada partikel cahaya. Teori ini kemudian dikembangkan oleh Albert
Einstein dengan mengaplikasikannya pada gas. Menurutnya, apabila gas didinginkan
sampai suhu yang hamper tak terkira, seluruh atom gas akan berada pada energy terendah
yang memungkinkan munculnya sifat baru. Karena proses perubahan sifat ini mirip
seperti perubahan air menjadi gas (kondensasi), maka fenomena ini dikenal dengan
sebutan Kondensasi Bose-Einstein.Hampir 70 tahun setelah ramalan Bose-Einstein, tim
peneliti yang dipimpin oleh Cornel dan Weiman di JLA, Colorado, menggunakan cahaya
laser berhasil mendinginkan atom rubidium sampai suhu 22 nano Kelvin (1 nano= 10 -9, 1
kelvin = 273 0C) dan persis seperti ramalan Bose dan Einstein, mereka berhasil
mendapatkan kondisi dimana seluruh partikel berada pada energy paling rendah dengan
sifat yang baru.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana statistik kondensasi bose einstain?
2. Bagaimana kebergantungan potensial termal pada suhu?
3. Bagaimana suhu kondensasi einstain?

C. Tujuan Penulisan
1. Menentukan statistik kondensasi bose einstain
2. Menentukan kebergantungan potensial termal pada suhu
3. Menentukan suhu kondensasi einstain

D. Manfaat penulisan
Untuk lebih memahami tentang statistic Bose-Einstein beserta aplikasinya serta
dapat mengetahui ketergantungan potensial kimia suhu pada kamar dan mengetahui suhu
kondensasi einstein itu sendiri.

1
i
5
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Statistik Kondensasi Bose Einstain


Kondensasi Bose-Einstein ini hanya dapat dijumpai untuk
partikel-partikel boson, yakni partikel-partikel yang memenuhi
statistika Bose-Einstein, tetapi tidak memenuhi prinsip ekslusi Pauli.
Hal ini disebabkan oleh adanya efek mekanika kuantum. Ketika suhu
suatu material mendekati suhu absolut nol derajad Kelvin, sebuah
perubahan menarik terjadi pada materi boson tersebut. Atom-atom
materi tersebut mulai berkondensasi dan mengumpul (clumped). Hal
ini akan terjadi pada sekitar sepersejuta derajad Kelvin.
Atom-atom tersebut akan membentuk daerah-daerah (kluster) di
tempat yang sama dalam ruang dan berperilaku sebagaimana sebuah
atom yang berukuran besar. Secara matematis posisi tiap-tiap atom ini
masih dapat dideskripsikan oleh persamaan gelombang Schrodinger
masing-masing atom, yang mendeskripsikan posisi eksak tiap-tiap
atom dalam ruang. Dengan menyelesaikan persamaan-persamaan ini,
dapat dibuktikan bahwa tiap-tiap atom menjadi sebuah entitas yang
tunggal atau sebuah titik dalam keadaan tertentu. Dengan kata lain,
kondensasi Bose-Eintein merupakan suatu distribusi statistik dari
partikel-partikel boson yang sama dan tak dapat dibedakan dengan
tingkat-tingkat energi yang berbeda dalam keadaan keseimbangan
termal.

B. Kebergantungan Potensial Kimia Pada Suhu fungsi distribusi Bose-


Einstein
Untuk mudahnya maka dapat digunakan skala energi sehingga
tingkat terendah memiliki energy E0=0. Populasi keadaan dengan
tingkat energi sembarang diberikan oleh persamaan (10.42).Jumlah
E
populasi yang menempati tingkat energi terendah ( 0 =0) adalah
1 1
N ( 0,T )= =
exp ( 0 )
kT ( )
1 exp

kT
1 (10.43)

Pada suhu T0 hampir semua sistem menempati keadaan dengan energy


terendah. Dengan demikian, jumlah populasi pada tingkat ini memiliki orde kira-kira
samadengan jumlah total sistem, atau

6
lim

1
lim N ( 0, T ) =

T0
exp

kT ( )
1 (10.44)

N T 0

Karena nilai N sangat besar (dalam orde 1023) maka ketika T0 penyebut pada
1/[exp(- /kT)-1]harus menuju nol. Jika tidak maka 1/[exp(- /kT)-1] tidak akan

menghasilkan nilai N yang snagat besar. Nilai 1/[exp(- /kT)-1] akan menuju nol

hanya jika exp(- /kT) menuju satu. Dari sifat fungsi eksponensial bahwa exp[x]
mendekati 1 jika x0.

2
i

7
Jadi disimpulan bahwa pada T0akan berlaku /kT0 maka dapat dilakukan
aproksimasi

exp(-/kT) 1- kT (10.45)

Jadi dapat diaproksimasikan sebagai berikut ini


1 1 kT
lim =

exp ( )

kT
1 1

( kT )
1
N T 0

Atau

kT

N (10.46)

Hubungan pada persamaan (10.46) menyatakan bahwa pada suhu T menuju 0 maka
berharga negatif dan merupakan fungsi linear dari suhu. Sebagai ilustrasi, pada T=1 K
dan N=1022maka =-1,410-38erg Ini adalah nilai yang sangat kecil. Bahkan nilai ini
jauh lebih kecil daipada jarak antar dua tingkat energi terdekat dalam assembli atom
helium di alam kubus dengan sisi 1 cm. Kebergantungan pada suhu itulah yang
menyebabkan peristiwa kondensasi Bose-Einstein.

Agar lebih memahami fenomena kondensasi Bose-Einstein, perhatikan sistem-


sistem yang berada dalam kubus dengan sisi L. Tingkat-tingkat energi yang dimiliki
assembli memenuhi


( ) 2
E(nx,ny,nz)= 2 M L (nx,ny,nz) (10.47)

n x =n y =n z=1
Tingkat energi terendah bersesuaian dengan , yaitu


( ) 2
E(111) = 2M L (1+1+1)

n x =n y = nz
Salah satu tingkat energi berikutnya bersesuaian dengan 1 dan =2
yaitu,


( ) 2
E(112)= 2 M L (1+1+2)

Selisih tingkat energi terendah dan tingkat energy berikutnya adalah

8

( ) 2 ( ) 2
E=E(111)-E(112)=3 2M L - 4 2M L

Jika assembli tersebut adalah atom helium (M =6,6 10 -24g) dalam kubus dengan
sisi 1 cm makan E 2,4810-30 erg .

Apabila kita prediksi populasi sistem pada tingkat energi eksitasi pertama dan
tingkat energi terendah dengan menggunakan statistik Maxwell-Boltzman adalah

N1
N 0 = exp(-E/kT)
3
Pada suhu T = 1 mK maka i
N1 2,48 1030
=exp ( ) 1
N0 k 103 K

Hasil diatas berarti bahwa pada suhu 1 mk, tingkat energi terendah dan eksitansi pertama
memiliki populasi yang hampir sama. Namun, dengan statistik Bose-Einstein didapatkan
hasil yang sangat berbeda. Dnegan asumsi N=1020dan suhu T= 1 mK maka kita peroleh
3
k 10
kT
= = N 22
=1,4 1041
10 erg

Jumlah populasi yang menempati tingkat energi eksitasi pertama (tepat di atas
tingkat energi paling rendah) adalah

E
1
N ( 1 ,T )=
exp ( E1 ) /kT 1

Karena E =0 maka E1=E. Lebih lanjut, mengingat ||E maka E1- E1 =E. Dengan
0

demikian

E
1
N ( 1 ,T )
exp( E/kT )1

9
1
30

( )
10
2,48 10
= exp 3
1 5 10
k 10 K

Dengan demikian, fraksi sistem pada tingkat energi eksitasi pertama adalah

E
5 1010
N ( 1 ,T ) 22
=5 1012
10

Tampak bahwa fraksi sistem pada tingkat energi eksitasi pertama amat kecil.Ini berarti
bahwa sebagian besar sistem berada pada tingkat energi terendah.

4
i

10
BAB III
PEMBAHASAN

(Gambar 1.Salah satu hasil pengukuran yang membuktikan fenomena kondensasi Bose Einstein.
Dari kiri T>Tc ,ditengah T<Tc dan di kanan T<<Tc.)

Kondensasi Bose-Einstein adalah kondisi dimana suatu zat memiliki sifat baru, dimana
seluruh partikelnya berada pada energy paling rendah. Dan memiliki wujud gas yang jika
didinginkan maka suhunya akan mendekati 0 Kelvin. Kita kembali melihat bentuk fungsi
distribusi Bose-Einstein. Jumlah sistem yang menempati keadaan dengan energi En pada suhu T
adalah :

1
N ( En , T )=
exp ( E n )
1
kT

(10.42)

Tampak jelas dari ungkapan di atas bahwa pada suhu yang sangat rendah sistem-sistem
akan terkonsentrasi di keadaan-keadaan dengan energy sangat rendah. Jika T0 maka jumlah
sistem yang menempati tingkat energi paling rendah, tingkat energi kedua, ketiga, dan seterusnya
makin dominan.Jumlah sistem yang menempati keadaan-keadaan dengan nilai energi tinggi
makin dapat diabaikan. Hampir semua sistem akan berada pada tingkat energi terendah jika suhu
14
didinginkan hingga dalam orde 10 K. Gambar diatas memperlihatkan evolusi populasi
boson pada tingkat energi terendah (bagian tengah kurva). Pada suhu T<<Tc hampir semua
boson berada pada tingkat energi paling rendah.Namun, ada fenomena yang menarik di sini.
Ternyata untuk boson, keadaan dengan energy terendah dapat ditempati oleh sistem dalam

11
14
jumlah yang sangat besar pada suhu yang jauh lebih tinggi dari 10 K. Dengan kata lain,
14
boson tidak perlu menunggu suhu serendah 10 K untuk mendapatkan system dalam jumlah
yang sangat besar pada tingkat energy terendah. Pada beberapa material, seperti helium, jumlah
sistem yang sangat besar pada tingkat energi terendah dapat diamati pada suhu setinggi 3K.Jadi
terjadi semacam kondensasi boson pada suhu yang jauh lebih tinggi dari prediksi
klasik.Fenomena ini dikenal dengan kondensai Bose-Einstein.

Kerapatan keadaan kuantum untuk sistem dengan spin nol dapat ditulis dengan

V 2 M 3 /2 1/ 2
D E = 2( 2 ) E
( )
4
5
i
Pada suhu T menuju 0 sebagian sistem menempati tingkat energi terendah dengan jumlah yang
sangat signifikan. Jumlah total sistem dalam assembli dapat ditulis

N= N ( E n )=N 0 ( T ) + N ( En )
n 0


N 0 (T ) + D ( E ) f ( E ,T ) dE=N 0 (T )+ N e (T )
0

Dengan N0(T) adalah jumlah sistem pada tingkat energi terendah dan Ne (T)=
D ( E ) f ( E ,T ) dE dan jumlah total sistem yang menempati tingkat-tingkat energi lainnya.

Dengan mengambil skala energi E0=0 maka jumlah sistem pada tingkat energi terendah
dapat ditulis

1
N 0 (T )=
( )
exp

kT
1

Jumlah sistem yang menempati semua tingkat energi lainnya adalah

12
3 /2 1 /2
V 2M E
N e ( T )= 2
4
( 2 ) exp ( E )
dE
0
1
kT

V 2 M 3/ 2 E1 /2
(
4 2 2
)
dE
0
exp ( )1
kT

Karena N 0 (T ) untuk suhu yang mendekati nol maka haruslah exp(- /kT) 1.Dengan

sifat ini maka persamaan (10.50) dapat disedderhanakan menjadi :


3 /2 1/ 2
V 2M E
N e (T ) 2
4
( 2 ) exp ( E )
dE
0
1
kT 6
i

Untuk menyelesaikan (10.53) kita lakukan subsitusikan E/kT = x.Dengan demikian E1 /2 =


1 /2 1/ 2
(kT ) x ,exp(E/kT) = exp(x) ,dan dE = (kT)dx. Selanjutnya integral pada persamaan
(10.53) dapat ditulis :

E1/ 2 x 1/ 2
E
dE=( kT )3/ 2
exp ( x ) 1
dx=1,306 2 ( kT )3/ 2
0
exp ( )
kT
1 0

akhirnya kita dapatkan :


3
V 2M
Ne (T ) 2
4
2 ( ) 1,306 (kT )
2 2 3 /2

nQ V
= 2,612

2 3/ 2
Dengan n_Q= ( MkT /2 ) dinamakan konsentrasi kuantum.

Kita definisikan suku kondensasi Bose-Einstein, TE,sebagai suhu ketika jumlah sistem
pada keadaan terkesitasi persis sama dengan jumlah total sistem. Jadi pada T= TE terpenuhi
Ne(TE) =N. Dengan menggunakan persamaan (10.52) didapatkan bahwa pada suhu kondensasi

13
Bose-Einstein terpenuhi
3
V 2M
N e ( T )= ( ) 1,306 ( k T )
4 2 2
2 2
E
3/ 2

Yang memberikan
2 2 2
N
N e ( T )= (
Mk 2,612V ) 3

7
i

Gambar 2
Fraksi superfluida (sistem yang menempati keadaan dasar) dan fluida normal

(sistem yang menempati keadaan eksitasi) dalam assembli boson sebagai fungsi suhu ketika suhu
berada di bawah suhu kondensasi Bose-Einstein)

Pada sembarang suhu yang mendekati nol derajat, fraksi jumlah sistem pada keadaan
tereksitasi adalah
3 /2
N e (T ) T
N
=
( )
TE

14
Berarti pula bahwa fraksi jumlah sistem pada keadaan paling rendah adalah
3/ 2
N e (T ) N (T ) T
N
=1 e
N
=1
( )
TE Gambar 10.10 adalah fraksi boson yang mempunyai keadaan

energi terendah N0 dan boson yang menempati keadaan terkesitasi Ne sebagai fungsi suhu. Boson
yang terkodensasi membentuk fase yang dinamakan superfluida dan boson yang menempati
keadaan tereksitasi dinamakan fluida normal.Superfluida hanya dijumpai ketika suhu T lebih
rendah dari TE.

8
i

15
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Kondensasi Bose-Einstein adalah kondisi dimana suatu zat memiliki sifat baru,
dimana seluruh partikelnya berada pada energy paling rendah. Dan memiliki wujud gas
yang jika didinginkan maka suhunya akan mendekati 0 Kelvin.

Pada fungsi distribusi Bose-einstein tingkat energy terndah memiliki E 0 = 0.Maka


1 1
N ( 0,T )= =
exp ( 0 )
dapat dilihat pada persaman berikut :
kT ( )
1 exp

kT
1

Pada suhu T 0 hampir semua system menepati keadaan dengan energi


terendah.Suku kondensasi Bose-Einstein, T(E,) sebagai suhu ketika jumlah sistem pada
keadaan terkesitasi persis sama dengan jumlah total sistem. Jadi pada T= T(E) terpenuhi
Ne(TE)=N. Dengan menggunakan persamaan (10.52) didapatkan bahwa pada suhu
kondensasi Bose-Einstein terpenuhi

3
V 2M
N e ( T )= 2 ( ) 1,306 ( k T )
4 2
2 2
E
3/ 2

2. Saran
Dengan pembahasan yang telah kami jelaskan di atas dapat menjelaskan tetang
statistika bose einstain untuk menentukankebergantungan potensial termal pada
suhukondensasi einstain sesuia dengan apa yang diharapkan .penulisa berharap tugas ini
sesuai dengan apa yang diharapkan.

16
9
i
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Mikrajuddin. 2009. Pengantar Fisika Statistik..Bandung: ITB.

Francis W. Sears and Gerhard L. Salinger. 1974. Thermodynamics, Kinetic Theory and
Statistical Thermodynamics. Addison-Wesley Publishing Company. Inc

17

10
i

Anda mungkin juga menyukai