MCI RS Sanglah
MCI RS Sanglah
INFORMATION (MCI)
Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
Gambaran Umum
Perawatan pasien merupakan upaya rumit yang sangat bergantung pada
komunikasi informasi. Komunikasi yang dimaksud di sini adalah kepada dan
dengan komunitasnya, pasien berikut keluarganyai serta petugas professional
kesehatan lainnya. Gagalnya komunikasi ini menjadi salah satu penyebab awal
paling umum dari terjadinya insiden yang mencelakakan pasien.
Standar
: Rumah sakit berkomunikasi dengan komunitasnya untuk
MCI 1
mempermudah akses layanan dan akses informasi
tentang
layanan perawatan pasien.
MCI 2
: Rumah sakit menginformasikan kepada pasien dan
keluarganya mengenai perawatan dan layanannya
serta bagaimana cara memperoleh layanan tersebut.
MCI 3 : Komunikasi dan pendidikan bagi pasien dan
keluarganya
17
5
dilakukan dalam format dan bahasa yang mudah dimengerti.
MCI 4 : Komunikasi dilaksanakan secara efektif di seluruh rumah sakit.
MCI 5 : Pemimpin memastikan adanya komunikasi dan koordinasi yang
17
5
efektif di antara individu dan departemen yang
bertanggung
jawab dalam penyediaan layanan klinis.
MCI 6 : Informasi mengenai perawatan pasien dan respons
terhadap
perawatan dikomunikasikan antara tenaga medis, perawat,
dan
praktisi kesehatan lainnya pada setiap giliran petugas
dan
antarpergantian petugas.
MCI 7 : Data pasien tersedia bagi para praktisi kesehatan
untuk
mempermudah.
MCI 8 : Informasi yang berkaitan dengan perawatan pasien
ditransfer
bersama pasien.
177
I. MCI 1 masyarakat sekitar dan populasi yang menjadi
1. RS target
mengidentifikasi
pengunjung RS
Communication plan
Berdasarkan strategi diatas maka dapatlah disusun program komunikasi untuk
internal
rumah sakiti sebagai berikut :
KOMUNIKASI INTERNAL
N PROGRAM MEDIA JADWAL
O
1 Membangun kesadaran dan Forum Komunikasi Setiap
pengertian antara staf dan Hari
pimpinan besar
Keagam
Apel Disiplin aan
II. MCI 2
1. Pasien dan keluarga memperoleh informasi perawatan dan pelayanan
yang
diberikan oleh RS
2. Pasien dan keluarga memperoleh informasi bagaimana cara memperoleh
pelayanan
RS
3. Informasi alternatif sumber perawatan dan pelayanan diberikan ketika RS
tidak
dapat memberikan suatu pelayanan
1. SPO ADMISSION
Kebijakan :
1. Setiap pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
perencanaan
perawatani jangka waktu perawatan, perkiraan biaya atas perawatan tersebut.
2. Salah satu upaya mengurangi komplin sebagai akibat kurangnya informasi
kepada
pasien.
Prosedur Kerja :
III. MCI 3
1. Komunikasi dan edukasi yang diberikan pada pasien dan keluarga disusun
dalam
format yang dapat dimengerti
2. Komunikasi dan edukasi yang diberikan pada pasien dan keluarga disusun
dalam
bahasa yang dapat dimengerti
3. Anggota keluargai terutama "penerjemah anak", digunakan sbg pilihan
terakhir
IV. MCI 4
1. Pimpinan memastikan adanya proses utk komunikasi informasi yang relevan
yg
tepat waktu.
2. Komunikasi yang efektif terjadi di RS didalam program-program RS
3. Komunikasi yang efektif terjadi dengan pihak di luar RS
4. Komunikasi yang efektif terjadi dengan pasien dan pihak keluarga
5. Pimpinan mengkomunikasikan misi kebijakan, rencana dan tujuan RS pada
seluruh
staf
180
Comunication Plan (MCI 1)
V. MCI 5
1. Pimpinan memastikan komunikasi yang efektif dan efisien antara departemen
klinis
dan non klinisi pelayanan dan antar staf
2. Pimpinan memfasilitasi komunikasi dalam pemberian pelayanan klinis
3. Adanya komunikasi antara governance dan manajemen
VI. MCI 6
1. Ada proses untuk mengkomunikasikan informasi pasien antar pemberi
pelayanan
kesehatan secara terus menerus dan pada saat2 tertentu dlm proses
perawatan
2. Informasi yang dikomunikasikan termasuk status kesehatan pasien
3. Informasi yang dikomunikasikan termasuk ringkasan pelayanan yang diberikan
4. Informasi yang dikomunikasikan termasuk perkembangan pasien
VII. MCI 7
1. Ada kebijakan tentang pemberi pelayanan yang dapat mengakses rekam
medis
2. Rekam medis tersedia bagi pemberi pelayanan yg memerlukannya
3. Rekam medis selalu up-date untuk memastikan komunikasi menggunakan
informasi terkini
181
3. Untuk kasus-kasus yang sensitif, seperti hasil pemeriksaan HIV
positif, penyakit kelamin dan lain-lain, maka informasi tidak boleh
diberikan kepada pihak ketiga kecuali seijin langsung oleh pasien.
4. Pasien atau pihak ketiga dari pasien bisa mengakses rekam medis dalam
bentuk
resume medis sesuai dengan Permenkes no 269 tahun 2008.
5. Permenkes No 269/MENKES / PER / III / 2008 Bab V pasal 12 tentang
kepemilikan
Rekam Medis
a. Pasal (1) Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan
b. Pasal (2) Isi rekam medis merupakan milik pasien
c. Pasal (3) isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam
bentuk
ringkasan rekam medis
d. Pasal (4) Ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dapat diberikani dicatat, atau dicopy oleh pasien atau
orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien
atau keluarga pasien yang berhak untuk itu.
6. Permenkes No 269/MENKES / PER / III / 2008 Bab V pasal 13 tentang
pemanfaatan
Rekam Medisi rekam medis dapat dipakai sebagai :
a. Pasal (1) Pemanfaatan rekam medis dapat dipakai sebagai :
1. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien
2. Alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran
dan
kedokteran gigi dan penegakkan etika kedokteran dan etika kedokteran
gigi.
3. Keperluan pendidikan dan penelitian
4. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan
5. Data statistik kesehatan
b. Pasal (2) Pemanfaatan rekam medis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf (iii) yang menyebutkan identitas harus
mendapat persetujuan secara tertulis dari pasien atau ahli
warisnya dan harus dijaga kerahasiaannya.
c. Pasal (3) Pemanfaatan rekam medis untuk keperluan
pendidikan dan penelitian tidak diperlukan persetujuan pasien,
bila dilakukan untuk kepentingan negara.
Prosedur Kerja :
182
4. Bila telah disetujui oleh pasien, maka perawat menghubungi dokter yang
ditunjuk
untuk datang dan memberikan informasi yang dibutuhkan pasien
5. Permintaan melalui telepon tidak bisa diberikan .
informas
6. Apabila pasien ingin langsung mengakses rekam medis, yang bisa
diberikan adalah resume medis dan hasil penunjang medis yang
diberikan kepada pasien sewaktu pasien keluar dari rumah sakit.
Akses Rekam Medis untuk kebutuhan pasien (Klaim, second opinion, dll)
1. Apabila pasien atau pihak ketiga dari pasien (Asuransi, perusahan, dll)
memerlukan
akses rekam maka yang bisa diberikan adalah resume medis dan
medisi hasil
pemeriksaan penunjang medis
2. Pasien atau pihak ketiga membuat surat permintaan resume medis yang
ditujukan
ke Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar dengan dilampiri:
a. Surat Ijin pengeluaran informasi medis dari pasien
Apabila pengambilan resume medis dilakukan ketiga (bukan
oleh pihak
pasien) maka perlu melampirkan surat kuasa yang berisi
pelimpahan wewenang dari pasien ke pihak ketiga yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak dan bermaterai
Rp.6.000.
b. Foto copy KTP pihak ketiga yang dikuasakan.
c. Apabila sudah meninggal dunia, maka ahli waris dari pasien
pasien bisa
mewakili untuk ijin pengeluaran informasi rekam medis pasien
dengan
melampirkan foto copy KTP atau KK ahli waris
d. Apabila resume medis yang diminta sudah pernah diberikan, tapi
kemudian
hilangi maka perlu dilengkapi surat keterangan kehilangan dari Kepolisian
e. Berkas surat d kirim ke Sub Bag. Tata Usaha untuk dikirim ke
ruang Dirut. Dirut mendisposisikan surat ke Direktur Umum
dan Operasional yang kemudian didisposisikan ke Kepala
Instalasi Rekam Medis
f. Kepala Instalasi Rekam Medis mengecek kelengkapan surat,
apabila sudah lengkap menugaskan petugas Pelayanan Resume
Medis untuk memprosesnya hingga sampai pada pihak yang
membutuhkan.
g. Petugas Pelayanan Resume Medis mencocokkan tanda tangan
pasien di surat ijin pengeluaran informasi rekam medis pasien
dengan yang ada di rekam medis (terutama di Informed
consent)
h. Apabila baru disiapkan resume medisnya, bisa mengcopy
cocoki resume
medis yang sudah pernah diberikan dan memberikan cap basah
di Instalasi Rekam Medis (no 51), atau meminta dokter yang
merawat untuk mengisi form yang diberikan oleh pihak asuransi
(pihak ketiga)
i. Membayar biaya administrasi sesuai tarip yang RSUP Sanglah
berlaku di
Denpasar di loket pembayaran (kasir 2, sebelah
Kimia Farma)
183
1. Pihak yang berkepentingan membuat surat permintaan ijin untuk mengakses
rekam
medis yang ditujukan kepada Direktur Utama oleh kepala
yang diketahui
SMF/Bagian/Instalasi, dan juga mencantumkan:
a. Tujuan mengakses rekam medis
b. Daftar Nomor rekam medis yang ingin diakses
c. Nama petugas (siapa saja) yang akan mengkases (bila lebih dari satu
orang)
d. Kapan waktunya mengakses rekam medis
e. Surat ditembuskan ke Kepala Instalasi Rekam Medis
2. Surat dibuat rangkap dua, satu diserahkan ke Sub. Bag. Tata Usaha yang
akan
mengikuti proses sesuai dengan SPO suarat masuk
3. Tembusan surat Instalasi Rekam medis dibawa ke Rekam Medis
ke Instalasi
(apabila kebutuhan mengakes rekam medis bersifat cito atau segera)
4. Kepala Instalasi mengecek isi surat, dan bila kebutuhan mengakses
rekam medis bersifat rutini maka dibuatkan disposisi kepada petugas
peminjaman rekam medis untuk menyiapkan rekam medis yang
diperlukan
a. Pihak yang minta ijin untuk akses rekam medis diminta memfoto
copy surat yang telah diacc oleh Kepala Instalasi Rekam Medis
agar bisa dibawa setiap saat akan masuk ke Instalasi Rekam
Medis agar diijinkan masuk.
b. Selama ses rekam medis, tidak boleh memotret, dan atau
menga copy memfoto
isi dari rekam medis. Juga tidak boleh merubah, mencoret
atau
menambahkan informasi rekam medis
3. SPO Permintaan Rekam Medis Lama Untuk Pasien Yang Dirawat Di Instalasi
Gawat
Darurat
Kebijakan :
184
5. Membawa rekam medis ke IGD dan memberikannya ke petugas biling dan
meminta
petugas billing untuk menandatangani buku ekspedisi pengiriman rekam medis
6. Petugas billing memberikan rekam medis ke dokter/perawat yang meminta
dengan
menggunakan ekspedisi, meminta tanda nama terang
buku tangan dan
dokter/perawat yang bersangkutan
7. Apabila pasien dirawat, maka ditulis dalam buku ekspedisi bahwa rekam
medis
mengikuti ntuk dirawat di ruang raat diminta oleh
pasien inap yang
pasien/disarankan oleh dokter
8. Apabila pasien pulang atau meninggal, maka rekam medis harus
diserahkan kembali oleh dokter/perawat kepada petugas billing
dengan proses ekspedisi dengan memberi keterangan tanggal RM
dikembalikan.
9. Petugas billing mengembalikan rekam medis dengan buku ekspedisi ke
Instalasi
Rekam Medis setelah pasien pulang atau keesokan harinya dan
Petugas rekam medis mencatat no rekam medis yang dikembalikan ke
Instalasi
Rekam Medis
10. Petugas rekam medis setelah mensortir, lalu menyimpannya di rak
penyimpanan
11. Rekam medis yang dirawat inap akan dikembalikan bersamaan
pasien dengan
rekam medis rawat inap oleh ruangan yang bersangkutan ke Instalasi Rekam
Medis.
12. Petugas verifikasi kelengkapan rekam medis mengecek buku ekspedisi
pengiriaman rekam medis ke IGD dan member keterangan bahwa
RM telah kembali dari ruang rawat inap terkait
185
c. Poliklinik Kulit dan Kelamin, khusus untuk pasien Morbus Hansen,
karena
pasien menjadi subjek penelitian seumur hidup
d. Poliklinik Anak, khusus untuk pasien Susp. Dengue untuk
penelitian
berkelanjutani agar bisa diakses dalam 24 jam,bila pasien datang ke IRD
e. Poliklinik Hyperbarik, dan Hemodialisa karena spesifisitas pelayanan
dan
berlangsung dalam 24 jam
f. Poliklinik Kandungan, khusus untuk pasien yang memerlukan
monitoring
ketat seperti pasien dengan kehamilan resiko tinggi (KRT)
g. Rm PASIEN Jiwa disimpan di dalam rak khusus, agar mudah mencarinya
dan
proses retensi bisa dilakukan dengan lebih mudah.
h. Semua Poliklinik yang menangani pasien Jamkesmas yang belum
selesai satu episode pengobatannya, sehingga pasien tidak
perlu mendaftar lagi ke loket pendaftaran keesokan harinya.
186
2. Semua rekam yang disimpan di luar Instalasi rekam Medis diberi
medis kode
khusus (lihat tabel) dan bila sudah dikembalikan ke Instalasi Rekam Medis,
label
tersebut harus dilepas
3. Semua rekam medis pasien yang disimpan di poliklinik diberi kode pada KIB
yaitu :
Prosedur Kerja :
Kebijakan :
Prosedur Kerja :
VIII. MCI 8
1. Rekam medis atau ringkasan perawatan pada pasien ditransfer bersama
pasien ke
unit pelayanan lain di RS
2. Ringkasan berisi alasan masuk
3. Ringkasan berisi temuan penting
4. Ringkasan berisi diagnosa yang ditegakkan
5. Ringkasan berisi tindakan yang dilakukan
6. Ringkasan berisi obat dan pengobatan lain yang diberikan
7. Ringkasan berisi keadaan pasien ketika dipindahkan
Form RM Patient Transferred ke RS Lain
IX. MCI 9
1. Kebutuhan informasi bagi pemberi pelayanan klinis dipertimbangkan dalam
proses
perencanaan
2. Kebutuhan informasi utk org yg memanage RS dipertimbangkan dalam proses
perencanaan
3. kebutuhan informasi dan persyaratan individu dan agen2 diluar RS
dipertimbangkan dalam proses perencanaan
4. Perencanaan disesuaikan dengan besar dan kompleksitas organisasi
188
Kebijakan :
189
PEMINJAM DARI DALAM RSUP SANGLAH UNTUK KEPENTINGAN
PENELITIAN/PENDIDIKAN DAN HASILNYA AKAN DIPUBLIKASIKAN
190
b. Surat ijin pengeluaran informasi medis dari pasien yang bersangkutan
atau
ahli warisnya
c. Foto Copy KIB (Kartu Identitas Berobat) atau kwitansi
pembayaran pelayanan rawat jalan atau rawat inap di RSUP
Sanglah Denpasar yang berisi nomor rekam medis
d. Surat Kuasa bermaterai Rp. 6000,- (bila dikuasakan pengurusannya)
e. Foto Copy identitas diri seperti KTP/SIM/Pasport/Kitas/Kartu Keluarga (bila
dikuasakan)
f. Apabila resume medis harus dikirim ke bersangkutan
asuransi yang
dikenakan biaya pengiriman sesuai dengan tarip
pengiriman.
2. Setiap penerbitan resume medis dikenakan biaya administrasi sesuai dengan
tarif
yang diberlakukan di rumah sakit.
Resume medis baru dapat dikeluarkan, apabila telah melunasi biaya
menbuatan
resume medis sesuai dengan tarif yang berlaku.
3. Bila dokter yang merawat tidak ditempat (keluar kota) dalam jangka awaktu
lebih
dari 3 (tiga) harii resume medis dapat ditandatangani oleh Ketua SMF
yang
bersangkutan atau bila tidak ada oleh Kepala Instalasi Rekam Medis
4. Permenkes No 269/MENKES / PER / III / 2008 tentang Rekam Medis
X. MCI 10
1. Ada kebijakan tertulis mengenai privasi dan kerahasiaan informasi
berdasarkan
hukum dan peraturan perundangan
2. Kebijakan menjelaskan seberapa jauh ps memiliki akses thd informasi
kesehatannya dan proses utk mendapatkan akses tsb bila diperbolehkan
3. Kebijakan tersebut dijalankan
4. Kesesuaian kebijakan dan kenyataan dimonitor
191
5. Pedoman Managemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan
Kesehatan, Revisi Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam
Medis/Medical Record Rumah sakit tahun 1991 dan Pedoman
Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia Revisi I, DEPKES
RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Jakarta, 1994,1997
Prosedur Kerja :
1. Cover Rekam Medis hanya berisi nomor rekam medis dan barcode tanpa
identitas
pasien (namai alamat, umur, jenis kelamin, dll)
2. Permintaan informasi RM melalui telepon tidak bisa dilayani kecuali dokter
yang
merawati Kepala Instalasi dan Direktur Medik dan Keperawatan.
3. Permintaan informasi rekam medis melalui email atau fax, harus
diberikan catatan bahwa apabila informasi rekam medis tidak
sampai kepada yang berhak, rumah sakit tidak bertanggung jawab.
4. Permintaan informasi rekam medis oleh pihak ketiga bisa diberikan apabila
ada ijin
pengungkapan informasi medis dari pasien atau wali yang berhak
5. Permintaan informasi medis oleh orang tua pasien child abuse
pada kasus
(penganiayaan anak oleh orang tuanya) tidak
diperkenankan.
6. Pengantaran rekam medis ke poliklinik/ruang rawat inap/dll untuk
kepentingan
pasien harus dilakukan oleh petugas
Petugas rekam medis, dokter, perawat dan praktisi medis lainnya
harus menjunjung tinggi asas privasi dan kerahasiaan informasi
rekam medis sesuai dengan sumpah jabatan
7. Informasi rekam medis hanya boleh dibuka untuk kepentingan:
a. kesehatan pasien;
b. memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan
hukum atas perintah pengadilan;
c. permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri;
d. permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-
undangan;
dan
e. penelitiani pendidikan, dan audit medis, menyebutkan
sepanjang tidak
identitas pasien sesuai dengan SPO pengungkapan informasi rekam
medis
XI. MCI 11
1. RS harus memiliki kebjakan tertulis yang mengatur keamanan informasi,
termasuk
integritas data yang berdasarkan perundang-undangan
2. Kebijakan mencakup tingkat keamanan untuk masing-masing kategori data
dan
informasi diidentifikasi
3. Diperlukan pengaturan ijin siapa atau jabatan apa yang mendapat akses pada
setiap
kategori data dan informasi
4. Kebijakan dijalankan
5. Pelaksanaan kebijakan dimonitor
192
9. SPO KEAMANAN DAN INTEGRITAS INFORMASI REKAM MEDIS
Kebijakan :
193
7. Mematikan semua peralatan listrik yang tidak dipergunakan sehabis jam kerja
MENJAGA RM DARI KERUSAKAN DAN PENGERUSAKAN
1. Menyimpan rekam medis di atas rak
2. Memonitor kelembaban dan suhu ruang penyimpanan RM
3. Melakukan pest control secara rutin setiap 3 bulan sekali
4. Menutup semua lubang yang menjadi akses masuk tikus atau kucing
5. Membersihkan ruang penyimpanan rekam medis setiap hari dan
6. Kerja bhakti setiap 2 minggu sekali
7. Melaporkan ke bagian IPSGS apabila ada tembok yang lembab dan berjamur,
kaca-
kaca yang pecahi keramik yang pecah, dll
Melaporkan kerusakan AC ke IPSRS untuk diservice agar tidak menetes airnya
yang
bisa merusak rekam medis
SPO Menjaga Integritas Data :
1. Alur Kerja Perbaikan Data Billing System
2. Prosedur Update Master Data Billing Sistem
3. Prosedur Perbaikan Data Pasien Dengan Batal Opname Dan PasienPulang Dari
Triage IRD
4. ProsedurPerbaikan Data PasienDengan Stop HariRawat
5. Prosedur Melakukan Penyesuaian Cara Bayar
6. Prosedur PerbaikanR egistrasi Mutasi
7. Prosedur Update Tanggal Bayar
8. Prosedur Perbaikan Registrasi Pasien Jamkesmas
SPO Akses data daninformasi SIMRS
1. ProsedurKomputer Billing System Hang
2. HakAkses User PadaModul Billing System
3. ProsedurPergantian Password Billing
XII. MCI 12
1. Organisasi memiliki kebijakan lama waktu penyimpanan rekam medis dan
data
serta informasi
2. Proses retensi menyediakan kerahasiaan dan keamanan
3. Rekam medis dan data serta informasi dimusnahkan bila telah mencapai
periode
retens
10. SPO Penilaian Dan Penyusutan Rekam Medis
Kebijakan :
1. Penilaian dan penyusutan dilakukan setahun sekali atau pada saat rak
penyimpanan rekam medis sudah penuh dengan mekanisme yangs
esuai dengan undang-undang yang berlaku
2. Permenkes No: 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis
3. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia Revisi I,
DEPKES RI
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Jakarta, 1997
194
4. Surat Edaran Dir. Jen. Yan. Med. No : HK.00.6.1.5.001160
Prosedur Kerja :
Kebijakan :
195
d. Pasal 8 (4) Penyimpanan rekam medis dan ringkasan pulang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan ayat (3) dilaksanakan
oleh petugas yang ditunjuk oleh pimpinan sarana pelayanan
kesehatan.
2. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia Revisi I,
DEPKES RI
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Jakarta, 1997
3. Surat Edaran Dir. Jen. Yan. Med. No : HK.00.6.1.5.001160
Prosedur Kerja :
196
XIII. MCI 13
1. Kode diagnosa yg terstandar digunakan dan dimonitor
2. Kode prosedur yg terstandar digunakan dan dimonitor
3. Definisi yg terstandar digunakan
4. Symbol terstandar digunakan dan yang tidak boleh digunakan juga
didefinisikan
dan dimonitor
5. Singkatan terstandar digunakan dan yang tidak boleh digunakan juga
didefinisikan
dan dimonitor
Kebijakan :
RAWAT JALAN :
4. Mengeprint data pasien poliklinik yang datang berobat pada hari kemaren
5. Petugas koding memverifikasi kebenaran seluruh koding operator billiing serta
14
variabel INA-DRG.
197
6. Mengkoding atau memperbaiki rekam medis yang kosong atau salah stteleh
berkonsultasi dengan dokter
7. Melakukan grouping diagnosa sesuai dengan sistem Casemix-INA-DRG
8. Mengeprint INA-DRG dari semua pasien Jamkesmas sehingga bisa diproses
untuk
klaim biaya tagihan ke DepKes
RAWAT INAP
1. Menerima rekam medis dari ruangan (1X24 jam setelah pasien pulang atau
meninggal)
2. Memeriksa kelengkapan rekam medis. Rekam medis yang tidak lengkap diberi
tanda sehingga bisa diinput di komputer form-form yang tidak lengkap
3. Mengkode semua diagnosa dan penyebab sakitnya pasien yaitu meliputi:
a. Diagnosa Utama
b. Diagnosa Sekunder
c. Diagnosa Komplikasi
d. Penyebab cidera/keracunan
e. Penyebab kematian (penyebab langsung dan dasar)
4. Mengkode prosedur tindakan yaitu, meliputi :
a. Tindakan Surgical
b. Tindakan Non Surgical
c. Tindakan Pelayanan Penunjang
5. Memverifikasi keben ran koding, jenis kasus (baru/lama) dan 14 variabel INA-
DRG
dilakukan sebelum data disimpan dalam SIMRS.
6. Mengeprint INA-DRG dari semua pasien Jamkesmas sehingga bisa diproses
untuk
klaim biaya tagihan ke DepKes
13. SPO Penggunaan
Simbul
Kebajikan :
198
b. Perempuan =
c. Tranfusi Darah =
d. Alergi =
ALERGI
e. Menular =
!
f. Meninggal =
14. Penggunaa
Singkatan
(terlampir)
199
5. Membuat analisa pengkajian berdasarkan hasil kegiatan tadi
6. Mengetik laporan hasil kegiatan pelayanan sesuai dengan format yang diminta
dari
Kementrian Kesehatan dan rumah sakit
7. Meminta tandatangan Kepala Instalasi Rekam Medis
8. Mencatat laporan yang dikirim di buku ekspedisi
9. Mengirin laporan inas Kesehatan, Direksi dan Bagian-bagian terkait
ke
XIV. MCI 14
1. Data dan informasi disebar sesuai kebutuhan pengguna
2. Pengguna menerima data dan informasi tepat pd waktunya
3. Pengguna menerima data dan informasi sesuai dengan format yang
diharapkan
4. Staf memiliki akses pada data dan informasi sesuai dengan tugas dan
tanggung
jawabnya
XV. MCI 15
1. Staf klinis berpartisipasi dalam pengambilan keputusan bidang teknologi
informasi
2. Staf manajerial berpartisipasi dalam pengambilan keputusan bidang teknologi
informasi
XVI. MCI 16
1. Rekam medis dan informasi terjaga dari kehilangan dan kerusakan.
2. Rekam medis dan informasi dijaga dari penghilangan sebagian dan akses oleh
yang
tidak berhak
XVII. MCI 17
1. Pengambil keputusan telah mendapat pendidikan dalam prinsip-prinsip
informasi
manajemen
2. Pendidikan diperlukan sesuai kebutuhan dan tanggung jawab pekerjaan
3. Data klinis dan data manajerial telah terintegrasi sesuai kebutuhan dan
menunjang
pengambilan keputusan
XVIII. MCI 18
1. Ada kebijakan tertulis atau protokol yang menjelaskan persyaratan
untuk
mengembangkan dan memelihara kebijakan dan prosedur termasuk a-h
2. Ada prosedur tertulis yang memberikan panduan bagaimana
kebijakan dan prosedur yang berasal dari luar organisasi dapat
dikendalikan dan diimplementasikan.
3. Ada kebijakan tertulis yang mengatur retensi dari kebijakan dan prosedur
yang
sudah tidak lagi paling sedikit dlm waktu yg ditentukan
berlaku perundang-
undangani untuk memastikan tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan
dan
diimplementasi
200
4. Ada kebijakan atau prosedur tertulis yang mengatur bagaimana semua
kebijakan
dan prosedur beredar dapat diidentifikasi dan ditelusuri serta
yg
diimplementasika
n
XIX. MCI 19
1. Rekam medis pasien dibuat untuk setiap pasien yang dikaji dan diobati oleh
organisasi
2. Rekam medis pasien dipelihara dengan menggunakan identifikasi yang unik
untuk
setiap pasien
201
1. Rekam medis pasien direview secara berkala
2. Review menggunakan sampel yang mewakili
3. Review melibatkan dokter, perawat, dan profesi lain yang melakukan
pengisian
rekam medis
4. Pusat perhatian review adalah pada ketepatan waktu, keabsahan dan
kelengkapan
rekam medis
5. Persyaratan isi rekam medis yang sejalan dengan perundangan termasuk
dalam
proses review.
6. Review melibatkan rekam medis pasien yang masih dirawat dan pasien yang
sudah
pulang
7. Hasil proses review digabungkan dalam mekanisme menjaga mutu rumah
sakit
XXV. MCI 20
1. Kumpulan data dan informasi mendukung perawatan pasien
2. Kumpulan data dan informasi mendukung manajemen organisasi
3. Kumpulan data dan informasi mendukung program manajemen kualitas
202