Bab Ii Hernia 2
Bab Ii Hernia 2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Hernia
Hernia merupakan kelemahan atau defek di dinding rongga peritoneum
dapat menyebabkan peritoneum menonjol membentuk kantung yang di lapisi
oleh serosa dan disebut kantung hernia (Robbins & Cotran : 2010 )
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan (R. Sjamsuhidayat
& Wim de Jong : 2005)
B. Etiologi
1. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria
maupun wanita. Pada Anak anak penyakit ini disebabkan karena kurang
sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya
testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah berusia lanjut disebabkan
oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit
yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga perut (Giri Made
Kusala, 2009).
2. Jenis Kelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki laki biasanya adalah jenis
hernia Inguinal. Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada
daerah selangkangan, hal ini disebabkan oleh proses perkembangan alat
reproduksi. Penyebab lain kaum adam lebih banyak terkena penyakit ini
disebabkan karena faktor profesi, yaitu pada buruh angkat atau buruh
pabrik. Profesi buruh yang sebagian besar pekerjaannya mengandalkan
kekuatan otot mengakibatkan adanya peningkatan tekanan dalam rongga
perut sehingga menekan isi hernia keluar dari otot yang lemah tersebut
(Giri Made Kusala, 2009).
3. Penyakit penyerta
Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada
kondisi tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu kandung kencing
atau pembesaran prostat, penyakit kolon, batuk kronis, sembelit atau
konstipasi kronis dan lain-lain. Kondisi ini dapat memicu terjadinya
tekanan berlebih pada abdomen yang dapat menyebabkan keluarnya usus
melalui rongga yang lemah ke dalam kanalis inguinalis.
27
4. Keturunan
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena
hernia.
5. Obesitas
6. Kehamilan
7. Pekerjaan
8. Kelahiran prematur
C. Klasifikasi Hernia
1. Berdasarkan Terjadinya
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan
ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut.
Penurunan testis tersebut akan menarik peritonium ke daerah skrotum
sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus
vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini
telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat
melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, kanalis ini tidak
menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis
inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka
biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis
yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus
terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia
inguinalis lateralis kongenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah
menutup. Namun karena merupakan lokus minoris resistensie, maka
pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra-abdominal meningkat,
kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis
lateralis akuisita (Erfandi, 2009).
2. Berdasarkan Sifatnya
a. Hernia reponibel/reducible
Yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri
atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk,
tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus (Erfandi, 2009).
b. Hernia ireponibel
3. Berdasarkan Letaknya
a. Hernia Femoralis
b. Hernia Umbilikalis
Hernia ini terjadi pada bekas luka laparotomi. Sayatan pada nervus
mengakibatkan anestesi kulit dan paralisis otot pada segmen yang
dilayani oleh saraf yang bersangkutan (Syamsuhidayat, 2004).
d. Hernia Inguinalis
masa hernia. Pada pasien terlihat adanya massa bundar pada anulus
inguinalis eksterna yang mudah mengecil bila pasien tidur. Karena
besarnya defek pada dinding posterior maka hernia ini jarang
sekali menjadi ireponibilis.
D. Manifestasi Klinik
Menurut Arief Mansjoer (2004), manifestasi klinis dari hernia adalah
sebagai berikut :
a. Adanya benjolan (biasanya asimptomatik)
Keluhan yang timbul berupa adanya benjolan di daerah inguinal dan
atau skrotal yang hilang timbul. Timbul bila terjadi peningkatan tekanan
intra peritoneal misalnya mengedan, batuk-batuk, tertawa, atau menangis.
Bila pasien tenang, benjolan akan hilang secara spontan.
b. Nyeri
Keluhan nyeri pada hernia ini jarang dijumpai, kalaupun ada dirasakan
di daerah epigastrium atau para umbilikal berupa nyeri viseral akibat
regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke
dalam kantung hernia (Jennifer, 2007). Bila usus tidak dapat kembali
karena jepitan oleh anulus inguinalis, terjadi gangguan pembuluh darah
dan gangguan pasase segmen usus yang terjepit. Keadaan ini disebut
hernia strangulata. Secara klinis keluhan pasien adalah rasa sakit yang
terus menerus.
c. Gangguan pasase usus seperti abdomen kembung dan muntah
Tanda klinik pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada
Inspeksi : saat pasien mengedan dapat dilihat hernia inguinalis lateralis
muncul sebagai penonjolan diregio ingunalis yang berjalan dari lateral atas
ke medial bawah. Palpasi: kantong hernia yang kosong dapat diraba pada
funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang
memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut
tanda sarung tangan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar ditentukan.
Kalau kantong hernia berisi organ maka tergantung isinya, pada palpasi
mungkin teraba usus, omentum ( seperti karet ), atau ovarium.Dengan jari
telunjuk atau jari kelingking pada anak kecil, dapat dicoba mendorong isi
34
E. Penatalaksanaan Hernia
Penatalaksanaan herdia dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Konservatif
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia
yang telah direposisi. Bukan merupakan tindakan definitive sehingga dapat
kambuh kembali. Terdiri atas:
a. Reposisi
Reposisi adalah suatu usaha untuk mengembalikan isi hernia ke
dalam cavum peritonii atau abdomen. Reposisi dilakukan secara
bimanual. Reposisi dilakukan pada pasien dengan hernia reponibilis
dengan cara memakai dua tangan. Reposisi tidak dilakukan pada hernia
inguinalis strangulata kecuali pada anak-anak. Tangan kiri memegang
isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya
ke arah cincin hernia dengan tekanan lambat tapi menetap sampai
terjadi reposisi. Reposisi spontan lebih sering dan sebaliknya gangguan
vitalitas isi hernia jarang terjadi dibandingkan dengan orang dewasa.
Hal ini disebabkan oleh cincin hernia yang lebih elastis pada anak-anak.
Jika dalam 6 jam tidak ada perbaikan atau reposisi gagal segera operasi.
b. Suntikan
Dilakukan penyuntikan cairan sklerotik berupa alcohol atau kinin
di daerah sekitar hernia, yang menyebabkan pintu hernia mengalami
35
INSTEK HERNIOTOMI
HERNIOTOMY HERNIORAPHY (HTHR)
A. Definisi
Herniotomy adalah membuka dan memotong kantong hernia serta
mengembalikannya isi kantong hernia ke dalam cavum abdominalis,
sedangkan hernioraphy yaitu mengikat leher hernia dan menggantungkannya
ke conjoint tendon.
B. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Kondisi lokasi operasi
3. Kondisi fisik dan psikis
4. Kelengkapan dari instrumen
D. Persiapan Alat
1. Alat On Steril
a. Meja operasi
b. Lampu operasi
37
d. Tempat sampah
2. Alat Steril
a. Di Meja Linen
Duk besar :2
Duk sedang :4
38
Duk kecil :4
Gaun steril :4
Instrumen steril :1
39
b. Di Baskom Steril
Baskom besar :2
kabel coutter :1
c. Di Meja Mayo
Handle Mess no 3 : 1