Anda di halaman 1dari 16

np = putaran poros ( rpm ) Pada tahap ini dilakukan pengamatan

( Aaron, Deutschman, 1975 .Hal 485 ) langsung terhadap situasi dan kondisi
yang terjadi di lapangan, meliputi
3. METODOLOGI kapasitas mesin, tempat peletakkan
mesin, dan desain mesin yang cocok.
Pada bab ini akan dibahas secara detail
mengenai perencanaan dan pembuatan 3. Data Lapangan
alat,secara keseluruan proses pembuatan dan Data lapangan diperoleh bahwa
penyelesaian Tugas Akhir produksi tepung ikan masih
3.1. Diagram Alir (Flow Chart) Proses menggunakan alat yang berkapasitas
Pembuatan Mesin Penggiling Limbah rendah dan limbah ikan juga jarang
Ikan dimanfaatkan.

4. Perencanaan dan Perhitungan


Pada tahap ini bertujuan untuk
mendapatkan desain dan mekanisme
yang tepat dengan memperhatikan data
yan telah diperoleh dari studi literatur
dan observasi. Rencana mesin yang
akan dirancang adalah mesin penggiling
limbah ikan dengan sistem pencacah.

5. Persiapan Alat dan Bahan


Persiapan alat ini meliputi beberapa alat
antara lain : alat manufaktur (mesin
bubut, mesin drilling, dan lain-lain),
motor bensin 2400 rpm (5,5 HP),
elemen mesin (bantalan, poros, pisau,
pulley, dan belt), rangka mesin, dan
limbah ikan.

6. Pembuatan dan Perakitan Alat


Berdasarkan hasil perhitungan dan
perencanaan dapat diketahui jenis bahan
dan dimensi dari komponen yang akan
diperlukan sebagai acuan dalam
pembuatan alat. Dari komponen yang
diperoleh maka dilakukan proses
Gambar 3.1. Flowchart pembuatan mesin perakitan sesuai dengan desain
penggiling limbah ikan. perencanaan.
3.2. Tahapan Proses Pembuatan Mesin
Penggiling Limbah Ikan Menjadi 7. Pengujian Alat
Tepung Ikan Setelah alat selesai dibuat maka
Dalam pelaksanaan pembuatan Tugas dilakukan pengujian dengan cara
Akhir ini melalui beberapa tahap sebagai berikut mengoperasikan alat tersebut. Dalam
: pengujian nanti akan dicatat dan
dianalisa waktu yang diperlukan dalam
1. Studi Literatur penggilingan limbah ikan menjadi
Pada tahap ini merupakan proses tepung ikan.
pencarian data dan referensi yang
digunakan sebagai acuan pada proses 8. Pembuatan Laporan
perancangan sekaligus memperkuat ide Tahap ini merupakan akhir dari
yang sudah ada. pembuatan mesin penggiling limbah
ikan. Laporan ini sebagai pertanggung
2. Observasi
jawaban atas segala sesuatu yang terjadi 3.4. Alat dan Bahan pada Proses
dalam kegiatan tugas akhir ini. Penggilingan Limbah Ikan

3.3. Cara Kerja Mesin Penggiling Limbah


Ikan
Cara kerja mesin ini sederhana sehingga
untuk menggunakan alat ini seseorang tidak
perlu mempunyai keahlian khusus. Untuk
menjalankan alat ini cukup mengubah tombol
on/off yang tersedia pada motor bensin. Putaran
dari motor bensin akan memutar pulley pertama
pada motor dan akan menggerakkan V-belt serta
dapat menggerakkan pulley kedua pada poros.
Pulley yang kedua akan menggerakkan poros di
mana poros ini akan menggerakkan pisau untuk
melakukan penggilingan limbah ikan.
Mesin ini menggunakan motor bensin
dengan daya 5,5 HP dengan putaran 2400 rpm.
Motor bensin akan menggerakan mekanisme
pulley pada poros pisau, sehingga akan
menggiling limbah ikan melalui filter yang
berukuran 70 mesh yang terdapat pada sisi Gambar 3.3. Ember tepung ikan Gambar
bawah tabung. 3.4. Kunci Inggris
Bahan yang sudah disiapkan berupa
limbah ikan yang sudah dikeringkan selama 6
jam dan dipisahkan dari kotoran. Contoh
kotoran yang mengganggu proses ini adalah
batu, kayu, ulat, dan lain-lain. Setelah limbah
ikan sudah dipilih maka dimasukkan ke mesin
penggiling. Setelah itu hasil dari penggilingan
ini adalah tepung ikan.

Gambar 3.5. Obeng

Gambar 3.6. Limbah ikan sebelum dicacah

Gambar 3.2. Mesin penggiling limbah ikan


2 = 300

4.2. Analisa Gaya dan Torsi Pencacah


Sebelum pembuatan mesin dilakukan
percobaan awal mengetahui besarnya gaya
potong pada ikan teri. Percobaan dilakukan
dengan metode seperti pada gambar berikut:

Gambar 3.7. Tepung ikan hasil cacahan Gambar 4.2. Uji potong ikan teri
Keterangan:
4. PERANCANGAN DAN 1. Pisau pemotong
PERHITUNGAN 2. Ikan teri
Dalam bab ini akan dibahas perhitungan
mesin penggiling limbah ikan yang diperlukan 3. Timbangan
oleh mesin agar dapat berjalan dan berfungsi
dengan baik. Setelah itu menghitung elemen- Metode percobaan :
elemen mesin yang mendukung perencanaan Dalam percobaan ini limbah ikan diambil
mesin ini seperti : kapasitas mesin, perhitungan dengan struktur yang paling besar dan kuat,
daya, gaya potong, poros, pulley, belt, dan yaitu ikan teri. Ikan teri diletakkan di atas
bantalan sehingga aman dalam penggunaannya. timbangan, pemotongan dilakukan dengan cara
meletakkan pisau di atas ikan kemudian pisau
2.1. Menghitung Putaran Poros Pisau tersebut di beri tekanan dari atas hingga ikan teri
Dengan mengetahui putaran pada motor putus/terpotong. Angka terbesar dalam jarum
maka dapat ditentukan putaran pada poros pisau timbangan merupakan besarnya gaya potong
yang dapat diketahui dengan persamaan berikut pada ikan teri.
:
Tabel 4.1. Tabel Uji Potong Ikan Teri
Bahan Luas Gaya Potong
Uji Bahan (Kgf)
(cm2)
Ikan teri 4,3 0,7
Ikan teri 4,8 1,0
Gambar 4.1. Transmisi belt dan pulley Ikan teri 4,4 0,9
1 Ikan teri 5,0 1,2
= Ikan teri 4,5 0,7
2
Diketahui : Rata- 0,9
n1 = 2400 rpm Rata
dp = 50 mm
Dp = 400 mm Dari data di atas, diambil gaya potong yang
paling besar, sehingga terhitung :
Sehingga : Di mana :
1 Panjang pisau = 11,5 cm
=
2
Maka :
2 = = .
1 = 0,9 . 9,81 / 2
50
= 2400 = 8,83
400
. (11,5 + 3) . 300
=
Sehingga gaya geser (Fr) pada pisau adalah : 60 . 100
= 2,28 /
+ = 0
11,5
. 11,5 . = 0 4.3.1.2. Daya Pemotongan
2
Setelah didapatkan gaya potong dan
8,83 .11,5 . 5,75 = 0
kecepatan keliling pisau, daya pemotongan
101,55 . 5,75 = 0
dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
101,55
=
5,75 Diketahui :
= 17,66 = 1059,60
Pisau yang digunakan untuk memotong
= 2,28 /
ikan dalam perencanaan mesin sebanyak 60
pisau untuk dua kali potong, sehingga dapat
dihitung besarnya gaya potong untuk 60 pisau Sehingga :
menggunakan rumus : = .
= 1059,60 . 2,28/
= . = 2415,89
= 17,66 .60
= 1059,60 4.3.2. Daya Momen Inersia
1059,60 4.3.2.1. Momen Inersia Pisau
= Menentukan momen inersia pada pisau
9,81 / 2 dihitung dengan cara sebagai berikut :
= 108,01
Diketahui :
4.3. Analisa Daya Massa pisau ( ) = 1,3
Daya yang dibutuhkan mesin penggiling
Panjang pisau (Lp) = 11,5cm
limbah ikan dapat dikelompokan menjadi dua,
= 0,115 m
yaitu :
Sehingga,
Daya pemotongan limbah ikan 1
Daya momen inersia = . 2
3

4.3.1. Daya Pemotongan Limbah Ikan 1
4.3.1.1. Menentukan Kecepatan Pisau = 1,3. (0,115 )2
Menentukan kecepatan keliling pisau 3
= 0,005731 . 2
dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
4.3.2.2. Momen Inersia Poros
Menentukan momen inersia pada poros
dihitung dengan cara sebagai berikut :
dpp
Diketahui :
Lp+dpp
Massa poros ( ) = 2
Diameter poros (D ) = 3
Lp Radius poros (r ) = 3 2
= 1,5 cm
Sehingga,
1
Gambar 4.3. Skema poros pisau = . 2
2
Diketahui :
Panjang pisau (Lp) = 11,5cm,
Diameter poros pisau (dpp) = 3 cm 1
= 2 . (1,5 )2
. ( + ). 2 2
= = 2,25 . 2
60 . 100 = 0,00225 . 2
0,00225 . 2 . 157,10 / 2
4.3.2.3. Kecepatan Sudut =
9,81 / 2
Setelah memperoleh momen inersia = 0,036032
pada poros dan pisau maka kecepatan sudut = 36,032
yang dihasilkan dapat ditentukan sebagai berikut
:
4.3.2.6. Daya Inersia Poros dan Pisau
Diketahui :
Setelah diketahui torsi pada pisau dan
n2 = 300 rpm
poros maka daya inersia dapat ditentukan
Sehingga
. 2 dengan cara sebagai berikut :
= Daya Inersia Pisau ;
30
.300 .
= =
30 9,74 . 105
= 31,42 rad/s 91,778 . 300
=
9,74 . 105
4.3.2.4. Percepatan Sudut = 0,028
Setelah memperoleh kecepatan sudut
maka percepatan sudut yang dihasilkan dapat Daya inersia Poros,
ditentukan sebagai berikut : .
1 2 =
= 9,74 . 105
36,032 . 300
Di mana : =
9,74 . 105
2 = 0,011
= =

4.3.3. Daya Total yang Diperlukan
2 2 .
= = = 0,20 Daya inersia total yang dibutuhkan adalah :
31,42 /
= + +
Jadi :
1 2 = 0,028 + 0,011 + 2,415
= = = 2,454

( 1 Hp = 0,746 Kw )
= Jadi motor bensin yang digunakan mempunyai

31,42 / daya (P3) = 4,103 Kw/5,5 Hp dengan putaran
= motor 2400 rpm
0,20
= 157,10 / 2
4.4. Perencanaan Belt dan Pulley
4.4.1. Daya Perencanaan
4.3.2.5. Torsi Inersia
Setelah memperoleh percepatan sudut Pd = f c .P3
maka torsi masing-masing momen dapat
ditentukan sebagai berikut : Diketahui:
Torsi Pisau ; fc = 1,0-1,5
.
=
Sehingga :
Pd = f c .P3
2 2
0,005731 . . 157,10 / = 1,3 4,103Kw
=
9,81 / 2
= 5,3339 Kw
= 0,091778
= 91,778
4.4.2. Pemilihan Type Belt
Torsi Poros ; Sebelum menghitung perencanaan belt yang
. menggunakan 1 belt maka ditentukan dahulu
= type belt yang dianjurkan. Pemilihan type ini

belt dapat diketahui dari daya perencanaan dan
banyaknya putaran yang terjadi pada pulley = 6,28 /
terkecil.
Diketahui bahwa : 4.4.4. Gaya Keliling Belt
Pd = 5,3339 Kw Gaya keliling belt dapat dicari dengan
n = 2400 rpm menggunakan rumus sebagai berikut :
F = . Frated

Di mana :

= 1,5-2 ( didapatkan pada hal 199, terlampir


)
102 3 102 4,103
= = =
6,28 /
66,64

Sehingga :
F = . Frated
F = 1,5 . 66,64
F = 99,96
( Dobrovolsky; 1978. Hal 199 dan Hal 252 )

4.4.5. Tegangan Belt


Tegangan belt dapat diketahui dengan
rumus :
= 2 . . 0
Gambar 4.4. Diagram Pemilihan Belt Diketahui :
Untuk V-belt : 0 = 12 kg/2
Berdasarkan diagram di atas maka (Diktat Elemen Mesin II hal 60)
diperoleh : Untuk V-belt : 0 = 0,9
Type belt yang dianjurkan adalah Type (Diktat Elemen Mesin II hal 50)
A Sehingga :
Lebar (b) = 8 mm = 2 . . 0
Tinggi (h) = 10,5mm = 2 . 0,9 . 12 /2
Luas (A) = 0,81 cm2 = 21,6 /2

4.4.3. Kecepatan Keliling Pulley 4.4.6. Jarak Sumbu Poros Pulley dengan
Pulley Perencanaan
Dp < C < 3 (Dp + dp)

Diketahui :
dp = 50 mm
Dp = 400 mm

Gambar 4.5. Transmisi pulley dan belt Sehingga :


Dp < C < 3 (Dp + dp)
Diketahui : 400 mm < C < 3 (50 mm + 400 mm)
n1 = 2400 rpm 400 mm < C < 1350 mm
dp = 50 mm Maka dipilih C = 510 mm

Sehingga : 4.4.7. Panjang Belt


. . 1 Untuk menghitung panjang perencanaan
=
60 . 1000 belt yang akan dipakai digunakan rumus :
. 50 . 2400 (Dp dp)2
= L = 2. C + (Dp + dp) +
2 4.
60 . 1000 L = 2. 510 mm +

(50 + 400 ) +
2
2
400 50 4.4.10. Gaya Efektif Belt :
4.510 Diketahui :
L = 1020 mm + 706,86 mm + 60,05 mm = 0,3 ( didapatkan pada hal 171 )
L = 1786,91 mm
= 2,994 rad
4.4.8. Jarak Sumbu Poros
= 1 2
Untuk menghitung jarak sumbu poros 1
yang akan dipakai maka digunakan rumus : =
2
1
= 0,3.2,994
B = 2.L 3,14 (Dp + dp) 2
2 8(Dp dp)2 1 = 2,455. 2
C=B+
8 4 = 9,74.105 . 3
Di mana 1

B = 2.L 3,14 (Dp + dp) 5


4,103
4 = 9,74.10 .
B = 2.1786,91 mm 3,14 (400 mm + 50 2400
mm) 4 = 1665 .
B = 3573,82 mm 1413 mm
1665 .
B = 2160,82 mm = 4 = = 66,6 kg
25

Sehingga didapatkan jarak antara poros pada = 1 2


pulley yang akan dipakai : 66,6 = 2,455. 2 2
2 8(Dp dp)2 66,6 = 1,455. 2
C=B+
8 66,6
2 =
C = 2160,82 mm + 1,455
(2160 ,82 mm )2 8 (400 mm 50 mm )2 2 = 45,77
8 1 = 2,455 45,77
C = 2160,82 mm + 240,09 mm
1 = 112,37
C = 2400,91 mm
(Sularso, Kiyokatsu Suga; 1991.Hal 171)
4.4.9. Sudut Kontak pada Pulley
4.4.11. Tegangan Maksimum Pada Belt
Besarnya sudut kontak antara pulley dan
Tegangan maksimum pada belt dapat
belt dapat dihitung dengan menggunakan rumus
diketahui menggunakan rumus :
:
. 2
= + + +
\
2. 10.

Diketahui :
h = 1,35 mm (Rubber canvas didapatkan
pada tabel 22 )
= 1,4 kg/m3 (Solid-woven cotton
didapatkan pada tabel 22)
Eb = 600 kg/cm2 ( Solid-woven cotton
didapatkan pd tabel 22 )
Gambar 4.6. Sudut kontak 0 = 12 kg/cm2
Diketahui : F = 99,96 kg
dp = 50 mm A = 0,81 cm2
Dp = 400 mm v = 6,28 m/s
C = 2400,91 mm g = 9,81 m/s2
Dmin = 50 mm
Maka,
57 ( )
= 1800
Sehingga :
57 (400 50 ) . 2
= 0
180 = + + +
2400 ,91 2. 10.
0
= 171,69 = 2,994 rad
kg 99,96 kg
= 12 +
cm2 2.0,81 cm2 Sehingga :

kg H=
1,4 3 . (6,28 )2 3600 . .
m 10 7 90 / 2
8
+ H=
3600 .3,52 1 .1
89,9 / 2
10. 9,81 2
H = 796,19 jam
2
1,35
+ 600 /
50 4.4.14. Dimensi Pulley
kg kg
= 12 + 61,70 2 Untuk V-belt type A diperoleh data-data
cm2 cm (lampiran sebagai berikut
kg Diketahui :
+ 0,56283
m2 e = 12,5 mm
c = 3,5 mm
kg
+ 16,2 t = 16 mm
cm2
s = 10 mm
kg kg v = 34o 40o
= 12 + 61,70 2
cm2 cm Sehingga :
A . Diameter pulley penggerak (Dm) :
kg
+ 0,000056283 a) Mencari diameter luar pulley
cm2
= + 2.
kg = 50 + 2.3,5
+ 16,2
cm2 = 57
kg b) Mencari diameter dalam pulley
= 89,90 = 2.
cm2
= 57 2.12,5
4.4.12. Jumlah Putaran Belt = 32
Untuk mengetahui jumlah putaran belt c) Mencari lebar pulley
per detik digunakan rumus sebagai berikut : = ( 1) + 2.
= (1 1)2 + 2.10

u=

= 20
Diketahui : Nilai ( c, e dan s ), didapatkan pada buku (
v = 6,28 m/s Dobrovolsky; 1978. Tabel 23, Hal 226 ).

L = 1786,91 mm = 1,78691 m B . Pulley yang digerakkan (Dp) :


a) Diameter pulley luar yang digerakkan
Sehingga : = + 2.
u=
= 400 + 2.3,5
= 407
6,28 /
u= b) Mencari diameter dalam pulley
1,78691
u = 3,52 s-1 = 2.
= 407 2.12,5
4.4.13. Umur Belt = 382
Umur belt dapat diketahui menggunakan
rumus : 4.4.15. Gaya Berat Pulley yang Digerakkan
Untuk mengetahui besarnya gaya berat
pulley yang diggerakkan dapat dihitung dengan
H=
3600 . .

menggunakan rumus sebagai berikut :
Diketahui : W =.V.g
Nbase = 107cycle
V = ( - Din)2 B
u = 3,52 s-1 4
Z =1 Diketahui :
fat = 90 kg/cm2 untuk V-Belt = 7,27. 103 kg/m3
max = 89,90 kg/cm2 g = 9,81 m/s2
m =8 Dout = 407 mm = 0,407 m
Din = 382 mm = 0,382 m
B = 20 mm = 0,020 m

Sehingga :

V = ( - Din)2. B
4

V = (0,407 m 0,382 m)2 . 0,020 m
4 5 mm 25 mm
V = 9,82. 10-6 m3
F1 Fe F2 Av Ah WPemotong Bv B
W =.V.g Wp FPemotong
W = 7,27. 103 kg/m3. 9,82. 10-6 m3. 9,81 m/s2 122 mm 650 mm
W = 0,70 N
Gambar 4.7. Diagram beban poros
4.5. Perencanaan Poros Di mana :
4.5.1. Perhitungan Diameter Poros F1 = Gaya yang menarik belt
Data yang diketahui : F2 = Gaya yang kendur
Daya motor bensin (N3) = 5,5 Hp = 4,103 Kw Wp = Gaya pemotongan
(1 HP = 0,746 Kw) Av = Gaya yang terjadi pada titik A
Putaran poros (n2) = 300 rpm dengan arah vertikal
Panjang poros = 840 mm Bv = Gaya yang terjadi pada titik B
dengan arah vertikal
4.5.2. Gaya Pulley terhadap Poros Ah = Gaya yang terjadi pada titik A
Besarnya gaya pulley yang terjadi pada dengan arah
poros dapat dihitung dengan menggunakan horizontal
rumus sebagai berikut :
Bh = Gaya yang terjadi pada titik B
= . sin dengan arah
2
horizontal
Diketahui :
F = 99,66 kg 4.5.5. Gaya pada Poros
= 0,7
= 171,690 = 1 + 2

Sehingga : Di mana :
1 = 112,37
= . sin
2 2 = 45,77
99,66 171,69
= . sin
0,7 2
= 141,99 kg Sehingga :
= 1 + 2
4.5.3. Gaya Maksimum pada Pulley = 112,37 kg + 45,77 kg
Untuk menentukan gaya maksimum pada = 158,14 kg
pulley menggunakan rumus :
= . A 4.5.6. Menghitung Beban Poros Arah
Horizontal dan Vertikal
Diketahui : 4.5.6.1. Gaya dan Momen pada Arah
max = 89,90 kg/cm2 Horizontal
A = 0,81 cm2 122 mm 650 mm

Sehingga :
= . A
= 89,9 /2 . 0,81 cm2 Fp Ah B
= 72,819 kg
Gambar 4.8. Gaya dan Momen pada Arah
4.5.4. Diagram Beban Poros Horizontal
Free Body Diagram
(+) = . Gaya geser di titik A :
= . 0 (+) = .
= 0 = . 0
+ + = 0 = 0
158,14 + + = 0 1 = 0
158,14 = 1 =
............................................(1) 1 = 158,14

(+) = .
= . 0 Potongan II-II, 0 mm X 2 650 mm
= 0
(122 ) (650 ) = 0
X2
158,14 (122 ) (650 ) 122 mm
M
=0
19293,08 . (650 ) = 0 Fp Ah
(650 ) = 19293,08 .
F2
= Momen bending di titik B :
29,68 ....................................................... (+) 2 = 0
.(2) 2 = . 0
Persamaan (2) disubtitusikan ke persamaan (1) 2 = 0
158,14 = 2 + (122 + 2 ) (2 ) = 0
= 158,14
2 = (122 + 2 ) + (2 )
= 158,14 29,68
= 128,46 Misal X2 = 650 mm
M2 = MB = (122 + 2 ) + (2 )
= 158,14 . (122 + 650 ) +
X1
I II 29,68 (650 )
X2
MB = 102792,08 .

Gaya geser di titik B :


Fp Ah Bh
(+) = .
Gambar 4.9. Potongan bidang horizontal = . 0
= 0
Potongan I-I, 0 mm X 1 122 mm 2 + = 0
2 = +
X1 2 = 158,14 + 29,68
M1 2 = 128,46

Fp 4.5.6.2. Gaya dan Momen Pada Arah


F1 Vertikal

Fpotong
Momen bending di titik A : Fp

(+) 1 = .
325 mm 325 mm
1 = . 0 122 mm
1 = 0
1 + (1 ) = 0
1 = 158,14 (1 )
Misal X1 = 122 mm Wpu Av
Wpi
M1 = MA = 158,14 (1 )
= 158,14 . 122 Wpo
MA = 19293,08 .
Gambar 4.10. Gaya dan momen pada arah
vertikal Fpotong
Fp
Diketahui
I II III
massa pulley = 0,8
massa poros = 5,4
massa pisau = 1,3
= 108,01
Wpu Av
Wpi
(+) = .
Wp
= . 0
= 0
+ Gambar 4.11. Potongan bidang vertikal
+ = 0
158,14 1,6 + 108,01 Potongan I-I, 0 mm X 1 122 mm
5,4 Fp
1,3 + = 0
274,45 = + I
............................................(1)
M1
(+) = . X1
= . 0
= 0 Wpu
(122 ) + (122 ) F1
(325 ) Momen bending di titik A :
+ (325 ) + (325 )
+ (325 ) (+) 1 = .
=0 1 = . 0
158,14 (122 ) + 0,8 (122 ) 1 = 0
(325 ) 1 + (1 ) + (1 ) = 0
+ 108,01 (325 ) 1 = 158,14 (1 ) + 0,8 (1 )
+ 5,4 (325 ) Misal X1 = 122 mm
+1,3 (325 ) = 0 M1 = MA = 158,14 (122 ) +
19293,08 . + 97,6 . 0,8 (122 )
(325 ) MA = 19468,76 .
+ 35103,25 . + 1755 .
+ 422,5 . = 0 Gaya geser di titik A :
56671,43 . (325 ) = 0
(325 ) = 56671,43 . (+) = .
= = . 0
174,37 .....................................................
= 0
...(2)
1 = 0
Persamaan (2) disubtitusikan ke persamaan (1) 1 =
274,45 = + 1 = 158,14 0,8
= 274,45 1 = 158,94
= 274,45 174,37
= 100,38 Potongan II-II, 0 mm X 2 447 mm

Fp

X2

122 mm M2

Wpu Av
(+) 3 = .
3 = . 0
3 = 0
3 + (3 ) + (3 ) + (3 )
(325 + 3 )
+ (122 + 325
+ 3 )
Momen bending di titik W : + (122 + 325 + 3 ) = 0
3 + 108,01 (3 ) + 1,3 (3 )
(+) 2 = . + 5,4 (3 )
2 = . 0 174,37 kg(325 + 3 )
2 = 0 +158,14 (122 + 325 + 3 )
2 (2 ) + (122 + 2 ) +0,8 (122 + 325 + 3 ) = 0
+ (122 + 2 ) = 0 3 + 114,71 (3 )
2 174,37 kg (2 ) 174,37 kg(325 + 3 )
+ 158,14 (122 +158,94 (447 + 3 ) = 0
+ 2 ) 3 =
+ 0,8 (122 + 2 ) = 0 114,71 (3 ) +
2 = 174,37 kg (2 ) 174,37 kg(325 + 3 )
158,94 (122 158,94 (447 + 3 ) = 0
Misal X3 = 325 mm
+ 2 )
M3 = Mb = 114,71 (325 ) +
Misal X2 = 325 mm
174,37 kg(325 + 325 )
158,94 (447 + 325 ) = 0
M2 = Mw = 174,37 kg (325 mm)
Mb =
158,94 (122 + 325 mm) 37280,75 . + 113340,5 .
Mw = 14375,93 . 122701,68 .
Mb = 46641,18 .
Gaya geser di titik W :
Gaya geser di titik B :
(+) = .
= . 0 (+) = .
= 0 = . 0
2 + = 0 = 0
2 = + 2 +
2 = 158,14 0,8 + 174,37 = 0
2 = 15,43 2 = +

Potongan III-III, 0 mm X 3 772 mm
2 = 158,14 0,8 + 174,37
Fpotong 108,01
Fp 1,3 5,4
2 = 99,22
X3
4.5.7. Momen Resultan
M3
122 mm 325 mm
M r = (M h ) 2 + (M v ) 2
Wpu Av
Wpi F3 Diketahui:
Wp
Mh = 102792,08 . (Momen yang
Momen bending di titik B : terjadi pada bidang horizontal)
Mv = 46641,18 . (Momen yang
terjadi pada bidang vertikal)
[
d = (60639,89mm 3 ) ]1
3

d = 29,28mm
Sehingga : Maka diameter poros (Dp) sesungguhnya = 30
mm

M r = (M h ) 2 + (M v ) 2 4.6. Bantalan (Bearing)


Dari hasil analisa dan perhitunan maka
M r = (102792,08kgmm) 2 + (46641,18kgmm) 2 diperoleh data sebagai berikut :
M r = 112878,75kgmm 1. Diameter poros (Dp) = 30 mm
2. Gaya bantalan di titik A : FAh = 29,68
kg
FAv =
4.5.8. Torsi Poros : 174,37 kg
Nd 3. Gaya bantalan di titik B : FBh =
T = 9,74 10 5
n2 128,46 kg
FBv =
5,3339kw
= 9,74 10 5 100,38 kg
300rpm
= 17317,40kg.mm
4.6.1. Gaya Radial Pada Bantalan
4.5.9. Diameter Poros : = ( )2 + ( )2
1
32n
( )
3
1/ 2 Pada bantalan A
d = Mr2 +T 2
S yp = ( )2 + ( )2

= (29,68 kg )2 + (174,37 kg )2
Diketahui: = 31285,7993 2
= 176,88
Mr = 23031,96 kgmm
T = 42164,675 kgmm Pada bantalan B
n = 2,5 (faktor keamanan untuk beban = ( )2 + ( )2
kejut)
= (128,46 kg )2 + (100,38 kg )2
Syp = 48 kg/mm2 (bahan AISI 1030,
lambang S30C dan baja karbon kontruksi = 26578,116 2
mesin) = 163,03

Sehingga : 4.6.2. Beban Equivalent Pada Bantalan :


Dari data yang diketahui dari lampiran 14 maka
1 diperoleh
32n
( )
3
1/ 2 Co sebesar 2,370
d = M 2 +T2
S r Fa/V.Fr = 1,62
yp e = 0,22
1
32.2,5 1/ 2
sehingga,
( )
3
d = (112878,75kgmm) 2 + (17317,40kg.mm)F
2
2
a
e
V F
. 48kg / mm
r

1
maka, X = 0,56 dan Y = 1,99 (lampiran 15)
3 diketahui dari lampiran 13, Nilai Fs = 2,5 (heavy
(114199,41kgmm )
80
d = 2 shock load)
150,80kg / mm 73
V1 = 1 (ring dalam yang berputar)
[( )
d = 0,531mm 2 / kg (114199,41kgmm ) ]
1
3 V2 = 1,2 (ring luar yang berputar)
Pada bantalan A
PA = X . V1 . FR + Y Fa
= Fs (X . V1 . FrA) + Y Fa Gambar 4.11. Desain Mesin Penggiling Limbah
= 2,5 (1. 1. 176,88 kg) + 1,99 . 174,37 kg Ikan
PA = 789,20 kg
4.7.2. Mesin Penggiling Limbah Ikan
Pada bantalan B
PB = X . V1 . FR + Y Fa
= Fs (X . V1 . FrB) + Y Fa
= 2,5 (1. 1. 163,03 kg) + 1,99 . 100,38 kg
PB = 607,33 kg

4.6.3. Menghitung Umur Bantalan :


106
10 = .
60.
Diketahui :
np = n2 = 300 rpm Gambar 4.12. Mesin Penggiling Limbah Ikan
C = 3350 lb (pada tabel 9.1, terlampir)
= (3350 x 0,453592) kg
C = 1519,5332 kg
PA = 789,20 kg
PB = 607,33 kg 4.7.3. Pisau Pencacah
b = 3 (untuk bantalan bola)

Sehingga :
Pada bantalan A
106 1519,5332 3
10 = .
60. 300 789,20
10 = 55,56 . (1,925)3
10 = 396,58

Pada bantalan B
106 1519,5332 3 Gambar 4.13. Pisau pencacah
10 = .
60. 300 607,33
10 = 55,56 . (2,50)3 4.7.4. Corong ((Hopper)
10 = 870,20

4.7. Gambar Mesin Penggiling Limbah Ikan


4.7.1. Desain Mesin Penggiling Limbah Ikan

Gambar 4.14. Corong


4.7.5. Saluran Keluar 2,58 (2 menit 35
3 5
detik)

2,55 (2 menit 33
4 5
detik)

2,53 (2 menit 32
Rata - Rata detik)

Rata rata waktu penggilingan :


Gambar 4.15. Saluran Keluar (2,47 + 2,51 + 2,58 + 2,55)
=
4.7.6. V-belt dan Motor Bensin 4
= 2,53
Kapasitas penggilingan :


=

5
= 2,53
= 1,98 /
60
= 1,98 1
= 118,8 /
4.9. Perbandingan Mesin
Gambar 4.16. V-belt dan Motor Bensin

4.8. Hasil Percobaan Mesin Penggiling


Limbah Ikan
Dari percobaan penggilingan limbah ikan
dengan massa limbah ikan 5 kg maka diperoleh
hasil sebagai berikut :

Tabel 4.2. Tabel Hasil Percobaan Mesin


Penggiling Limbah Ikan
Massa
NO Waktu
Limbah Ikan
(menit)
(Kg) Gambar 4.17. Mesin penggiling Gambar 4.
2,47 (2 menit 28 18. Mesin yang limbah ikan yang ada di pasaran
1 5
detik) penggiling
2,51 (2 menit 31 limbah ikan
2 5 yang telah
detik)
jadi.
Tabel 4.3. Tabel Perbandingan Mesin
Penggiling Limbah Ikan

5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan

Dari perencanaan dan perhitungan pada


Mesin Penggiling Limbah Ikan Menjadi
Tepung Ikan, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :

1. Daya motor bensin yang digunakan adalah


5,5 Hp dengan putaran 2400 rpm.
2. Belt yang digunakan adalah Jenis V-Belt
type A dengan panjang belt 1786,91 mm,
jumlah belt 1 buah dan umur belt 796,19
jam.
3. Poros yang digunakan adalah bahan AISI
1030 (baja karbon kontruksi mesin) dengan
diameter 30 mm.
4. Berdasarkan hasil pengujian kapasitas mesin
penggiling limbah ikan adalah 118,8
kg/jam.

5.2. Saran

1. Menambah jarak antara alas tabung dengan


jarak pisau.
2. Pada tiap kaki rangka mesin dapat
diberikan roda untuk mengurangi besarnya
getaran yang ditimbulkan oleh proses
penggilingan dan mempermudah proses
perpindahan mesin dari satu tempat ke
tempat lainnya.

Anda mungkin juga menyukai