ITS Paper 25040 2109039027 Paper2 PDF
ITS Paper 25040 2109039027 Paper2 PDF
( Aaron, Deutschman, 1975 .Hal 485 ) langsung terhadap situasi dan kondisi
yang terjadi di lapangan, meliputi
3. METODOLOGI kapasitas mesin, tempat peletakkan
mesin, dan desain mesin yang cocok.
Pada bab ini akan dibahas secara detail
mengenai perencanaan dan pembuatan 3. Data Lapangan
alat,secara keseluruan proses pembuatan dan Data lapangan diperoleh bahwa
penyelesaian Tugas Akhir produksi tepung ikan masih
3.1. Diagram Alir (Flow Chart) Proses menggunakan alat yang berkapasitas
Pembuatan Mesin Penggiling Limbah rendah dan limbah ikan juga jarang
Ikan dimanfaatkan.
Gambar 3.7. Tepung ikan hasil cacahan Gambar 4.2. Uji potong ikan teri
Keterangan:
4. PERANCANGAN DAN 1. Pisau pemotong
PERHITUNGAN 2. Ikan teri
Dalam bab ini akan dibahas perhitungan
mesin penggiling limbah ikan yang diperlukan 3. Timbangan
oleh mesin agar dapat berjalan dan berfungsi
dengan baik. Setelah itu menghitung elemen- Metode percobaan :
elemen mesin yang mendukung perencanaan Dalam percobaan ini limbah ikan diambil
mesin ini seperti : kapasitas mesin, perhitungan dengan struktur yang paling besar dan kuat,
daya, gaya potong, poros, pulley, belt, dan yaitu ikan teri. Ikan teri diletakkan di atas
bantalan sehingga aman dalam penggunaannya. timbangan, pemotongan dilakukan dengan cara
meletakkan pisau di atas ikan kemudian pisau
2.1. Menghitung Putaran Poros Pisau tersebut di beri tekanan dari atas hingga ikan teri
Dengan mengetahui putaran pada motor putus/terpotong. Angka terbesar dalam jarum
maka dapat ditentukan putaran pada poros pisau timbangan merupakan besarnya gaya potong
yang dapat diketahui dengan persamaan berikut pada ikan teri.
:
Tabel 4.1. Tabel Uji Potong Ikan Teri
Bahan Luas Gaya Potong
Uji Bahan (Kgf)
(cm2)
Ikan teri 4,3 0,7
Ikan teri 4,8 1,0
Gambar 4.1. Transmisi belt dan pulley Ikan teri 4,4 0,9
1 Ikan teri 5,0 1,2
= Ikan teri 4,5 0,7
2
Diketahui : Rata- 0,9
n1 = 2400 rpm Rata
dp = 50 mm
Dp = 400 mm Dari data di atas, diambil gaya potong yang
paling besar, sehingga terhitung :
Sehingga : Di mana :
1 Panjang pisau = 11,5 cm
=
2
Maka :
2 = = .
1 = 0,9 . 9,81 / 2
50
= 2400 = 8,83
400
. (11,5 + 3) . 300
=
Sehingga gaya geser (Fr) pada pisau adalah : 60 . 100
= 2,28 /
+ = 0
11,5
. 11,5 . = 0 4.3.1.2. Daya Pemotongan
2
Setelah didapatkan gaya potong dan
8,83 .11,5 . 5,75 = 0
kecepatan keliling pisau, daya pemotongan
101,55 . 5,75 = 0
dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
101,55
=
5,75 Diketahui :
= 17,66 = 1059,60
Pisau yang digunakan untuk memotong
= 2,28 /
ikan dalam perencanaan mesin sebanyak 60
pisau untuk dua kali potong, sehingga dapat
dihitung besarnya gaya potong untuk 60 pisau Sehingga :
menggunakan rumus : = .
= 1059,60 . 2,28/
= . = 2415,89
= 17,66 .60
= 1059,60 4.3.2. Daya Momen Inersia
1059,60 4.3.2.1. Momen Inersia Pisau
= Menentukan momen inersia pada pisau
9,81 / 2 dihitung dengan cara sebagai berikut :
= 108,01
Diketahui :
4.3. Analisa Daya Massa pisau ( ) = 1,3
Daya yang dibutuhkan mesin penggiling
Panjang pisau (Lp) = 11,5cm
limbah ikan dapat dikelompokan menjadi dua,
= 0,115 m
yaitu :
Sehingga,
Daya pemotongan limbah ikan 1
Daya momen inersia = . 2
3
4.3.1. Daya Pemotongan Limbah Ikan 1
4.3.1.1. Menentukan Kecepatan Pisau = 1,3. (0,115 )2
Menentukan kecepatan keliling pisau 3
= 0,005731 . 2
dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
4.3.2.2. Momen Inersia Poros
Menentukan momen inersia pada poros
dihitung dengan cara sebagai berikut :
dpp
Diketahui :
Lp+dpp
Massa poros ( ) = 2
Diameter poros (D ) = 3
Lp Radius poros (r ) = 3 2
= 1,5 cm
Sehingga,
1
Gambar 4.3. Skema poros pisau = . 2
2
Diketahui :
Panjang pisau (Lp) = 11,5cm,
Diameter poros pisau (dpp) = 3 cm 1
= 2 . (1,5 )2
. ( + ). 2 2
= = 2,25 . 2
60 . 100 = 0,00225 . 2
0,00225 . 2 . 157,10 / 2
4.3.2.3. Kecepatan Sudut =
9,81 / 2
Setelah memperoleh momen inersia = 0,036032
pada poros dan pisau maka kecepatan sudut = 36,032
yang dihasilkan dapat ditentukan sebagai berikut
:
4.3.2.6. Daya Inersia Poros dan Pisau
Diketahui :
Setelah diketahui torsi pada pisau dan
n2 = 300 rpm
poros maka daya inersia dapat ditentukan
Sehingga
. 2 dengan cara sebagai berikut :
= Daya Inersia Pisau ;
30
.300 .
= =
30 9,74 . 105
= 31,42 rad/s 91,778 . 300
=
9,74 . 105
4.3.2.4. Percepatan Sudut = 0,028
Setelah memperoleh kecepatan sudut
maka percepatan sudut yang dihasilkan dapat Daya inersia Poros,
ditentukan sebagai berikut : .
1 2 =
= 9,74 . 105
36,032 . 300
Di mana : =
9,74 . 105
2 = 0,011
= =
4.3.3. Daya Total yang Diperlukan
2 2 .
= = = 0,20 Daya inersia total yang dibutuhkan adalah :
31,42 /
= + +
Jadi :
1 2 = 0,028 + 0,011 + 2,415
= = = 2,454
( 1 Hp = 0,746 Kw )
= Jadi motor bensin yang digunakan mempunyai
31,42 / daya (P3) = 4,103 Kw/5,5 Hp dengan putaran
= motor 2400 rpm
0,20
= 157,10 / 2
4.4. Perencanaan Belt dan Pulley
4.4.1. Daya Perencanaan
4.3.2.5. Torsi Inersia
Setelah memperoleh percepatan sudut Pd = f c .P3
maka torsi masing-masing momen dapat
ditentukan sebagai berikut : Diketahui:
Torsi Pisau ; fc = 1,0-1,5
.
=
Sehingga :
Pd = f c .P3
2 2
0,005731 . . 157,10 / = 1,3 4,103Kw
=
9,81 / 2
= 5,3339 Kw
= 0,091778
= 91,778
4.4.2. Pemilihan Type Belt
Torsi Poros ; Sebelum menghitung perencanaan belt yang
. menggunakan 1 belt maka ditentukan dahulu
= type belt yang dianjurkan. Pemilihan type ini
belt dapat diketahui dari daya perencanaan dan
banyaknya putaran yang terjadi pada pulley = 6,28 /
terkecil.
Diketahui bahwa : 4.4.4. Gaya Keliling Belt
Pd = 5,3339 Kw Gaya keliling belt dapat dicari dengan
n = 2400 rpm menggunakan rumus sebagai berikut :
F = . Frated
Di mana :
Sehingga :
F = . Frated
F = 1,5 . 66,64
F = 99,96
( Dobrovolsky; 1978. Hal 199 dan Hal 252 )
4.4.3. Kecepatan Keliling Pulley 4.4.6. Jarak Sumbu Poros Pulley dengan
Pulley Perencanaan
Dp < C < 3 (Dp + dp)
Diketahui :
dp = 50 mm
Dp = 400 mm
Diketahui :
h = 1,35 mm (Rubber canvas didapatkan
pada tabel 22 )
= 1,4 kg/m3 (Solid-woven cotton
didapatkan pada tabel 22)
Eb = 600 kg/cm2 ( Solid-woven cotton
didapatkan pd tabel 22 )
Gambar 4.6. Sudut kontak 0 = 12 kg/cm2
Diketahui : F = 99,96 kg
dp = 50 mm A = 0,81 cm2
Dp = 400 mm v = 6,28 m/s
C = 2400,91 mm g = 9,81 m/s2
Dmin = 50 mm
Maka,
57 ( )
= 1800
Sehingga :
57 (400 50 ) . 2
= 0
180 = + + +
2400 ,91 2. 10.
0
= 171,69 = 2,994 rad
kg 99,96 kg
= 12 +
cm2 2.0,81 cm2 Sehingga :
kg H=
1,4 3 . (6,28 )2 3600 . .
m 10 7 90 / 2
8
+ H=
3600 .3,52 1 .1
89,9 / 2
10. 9,81 2
H = 796,19 jam
2
1,35
+ 600 /
50 4.4.14. Dimensi Pulley
kg kg
= 12 + 61,70 2 Untuk V-belt type A diperoleh data-data
cm2 cm (lampiran sebagai berikut
kg Diketahui :
+ 0,56283
m2 e = 12,5 mm
c = 3,5 mm
kg
+ 16,2 t = 16 mm
cm2
s = 10 mm
kg kg v = 34o 40o
= 12 + 61,70 2
cm2 cm Sehingga :
A . Diameter pulley penggerak (Dm) :
kg
+ 0,000056283 a) Mencari diameter luar pulley
cm2
= + 2.
kg = 50 + 2.3,5
+ 16,2
cm2 = 57
kg b) Mencari diameter dalam pulley
= 89,90 = 2.
cm2
= 57 2.12,5
4.4.12. Jumlah Putaran Belt = 32
Untuk mengetahui jumlah putaran belt c) Mencari lebar pulley
per detik digunakan rumus sebagai berikut : = ( 1) + 2.
= (1 1)2 + 2.10
u=
= 20
Diketahui : Nilai ( c, e dan s ), didapatkan pada buku (
v = 6,28 m/s Dobrovolsky; 1978. Tabel 23, Hal 226 ).
Sehingga :
V = ( - Din)2. B
4
V = (0,407 m 0,382 m)2 . 0,020 m
4 5 mm 25 mm
V = 9,82. 10-6 m3
F1 Fe F2 Av Ah WPemotong Bv B
W =.V.g Wp FPemotong
W = 7,27. 103 kg/m3. 9,82. 10-6 m3. 9,81 m/s2 122 mm 650 mm
W = 0,70 N
Gambar 4.7. Diagram beban poros
4.5. Perencanaan Poros Di mana :
4.5.1. Perhitungan Diameter Poros F1 = Gaya yang menarik belt
Data yang diketahui : F2 = Gaya yang kendur
Daya motor bensin (N3) = 5,5 Hp = 4,103 Kw Wp = Gaya pemotongan
(1 HP = 0,746 Kw) Av = Gaya yang terjadi pada titik A
Putaran poros (n2) = 300 rpm dengan arah vertikal
Panjang poros = 840 mm Bv = Gaya yang terjadi pada titik B
dengan arah vertikal
4.5.2. Gaya Pulley terhadap Poros Ah = Gaya yang terjadi pada titik A
Besarnya gaya pulley yang terjadi pada dengan arah
poros dapat dihitung dengan menggunakan horizontal
rumus sebagai berikut :
Bh = Gaya yang terjadi pada titik B
= . sin dengan arah
2
horizontal
Diketahui :
F = 99,66 kg 4.5.5. Gaya pada Poros
= 0,7
= 171,690 = 1 + 2
Sehingga : Di mana :
1 = 112,37
= . sin
2 2 = 45,77
99,66 171,69
= . sin
0,7 2
= 141,99 kg Sehingga :
= 1 + 2
4.5.3. Gaya Maksimum pada Pulley = 112,37 kg + 45,77 kg
Untuk menentukan gaya maksimum pada = 158,14 kg
pulley menggunakan rumus :
= . A 4.5.6. Menghitung Beban Poros Arah
Horizontal dan Vertikal
Diketahui : 4.5.6.1. Gaya dan Momen pada Arah
max = 89,90 kg/cm2 Horizontal
A = 0,81 cm2 122 mm 650 mm
Sehingga :
= . A
= 89,9 /2 . 0,81 cm2 Fp Ah B
= 72,819 kg
Gambar 4.8. Gaya dan Momen pada Arah
4.5.4. Diagram Beban Poros Horizontal
Free Body Diagram
(+) = . Gaya geser di titik A :
= . 0 (+) = .
= 0 = . 0
+ + = 0 = 0
158,14 + + = 0 1 = 0
158,14 = 1 =
............................................(1) 1 = 158,14
(+) = .
= . 0 Potongan II-II, 0 mm X 2 650 mm
= 0
(122 ) (650 ) = 0
X2
158,14 (122 ) (650 ) 122 mm
M
=0
19293,08 . (650 ) = 0 Fp Ah
(650 ) = 19293,08 .
F2
= Momen bending di titik B :
29,68 ....................................................... (+) 2 = 0
.(2) 2 = . 0
Persamaan (2) disubtitusikan ke persamaan (1) 2 = 0
158,14 = 2 + (122 + 2 ) (2 ) = 0
= 158,14
2 = (122 + 2 ) + (2 )
= 158,14 29,68
= 128,46 Misal X2 = 650 mm
M2 = MB = (122 + 2 ) + (2 )
= 158,14 . (122 + 650 ) +
X1
I II 29,68 (650 )
X2
MB = 102792,08 .
Fpotong
Momen bending di titik A : Fp
(+) 1 = .
325 mm 325 mm
1 = . 0 122 mm
1 = 0
1 + (1 ) = 0
1 = 158,14 (1 )
Misal X1 = 122 mm Wpu Av
Wpi
M1 = MA = 158,14 (1 )
= 158,14 . 122 Wpo
MA = 19293,08 .
Gambar 4.10. Gaya dan momen pada arah
vertikal Fpotong
Fp
Diketahui
I II III
massa pulley = 0,8
massa poros = 5,4
massa pisau = 1,3
= 108,01
Wpu Av
Wpi
(+) = .
Wp
= . 0
= 0
+ Gambar 4.11. Potongan bidang vertikal
+ = 0
158,14 1,6 + 108,01 Potongan I-I, 0 mm X 1 122 mm
5,4 Fp
1,3 + = 0
274,45 = + I
............................................(1)
M1
(+) = . X1
= . 0
= 0 Wpu
(122 ) + (122 ) F1
(325 ) Momen bending di titik A :
+ (325 ) + (325 )
+ (325 ) (+) 1 = .
=0 1 = . 0
158,14 (122 ) + 0,8 (122 ) 1 = 0
(325 ) 1 + (1 ) + (1 ) = 0
+ 108,01 (325 ) 1 = 158,14 (1 ) + 0,8 (1 )
+ 5,4 (325 ) Misal X1 = 122 mm
+1,3 (325 ) = 0 M1 = MA = 158,14 (122 ) +
19293,08 . + 97,6 . 0,8 (122 )
(325 ) MA = 19468,76 .
+ 35103,25 . + 1755 .
+ 422,5 . = 0 Gaya geser di titik A :
56671,43 . (325 ) = 0
(325 ) = 56671,43 . (+) = .
= = . 0
174,37 .....................................................
= 0
...(2)
1 = 0
Persamaan (2) disubtitusikan ke persamaan (1) 1 =
274,45 = + 1 = 158,14 0,8
= 274,45 1 = 158,94
= 274,45 174,37
= 100,38 Potongan II-II, 0 mm X 2 447 mm
Fp
X2
122 mm M2
Wpu Av
(+) 3 = .
3 = . 0
3 = 0
3 + (3 ) + (3 ) + (3 )
(325 + 3 )
+ (122 + 325
+ 3 )
Momen bending di titik W : + (122 + 325 + 3 ) = 0
3 + 108,01 (3 ) + 1,3 (3 )
(+) 2 = . + 5,4 (3 )
2 = . 0 174,37 kg(325 + 3 )
2 = 0 +158,14 (122 + 325 + 3 )
2 (2 ) + (122 + 2 ) +0,8 (122 + 325 + 3 ) = 0
+ (122 + 2 ) = 0 3 + 114,71 (3 )
2 174,37 kg (2 ) 174,37 kg(325 + 3 )
+ 158,14 (122 +158,94 (447 + 3 ) = 0
+ 2 ) 3 =
+ 0,8 (122 + 2 ) = 0 114,71 (3 ) +
2 = 174,37 kg (2 ) 174,37 kg(325 + 3 )
158,94 (122 158,94 (447 + 3 ) = 0
Misal X3 = 325 mm
+ 2 )
M3 = Mb = 114,71 (325 ) +
Misal X2 = 325 mm
174,37 kg(325 + 325 )
158,94 (447 + 325 ) = 0
M2 = Mw = 174,37 kg (325 mm)
Mb =
158,94 (122 + 325 mm) 37280,75 . + 113340,5 .
Mw = 14375,93 . 122701,68 .
Mb = 46641,18 .
Gaya geser di titik W :
Gaya geser di titik B :
(+) = .
= . 0 (+) = .
= 0 = . 0
2 + = 0 = 0
2 = + 2 +
2 = 158,14 0,8 + 174,37 = 0
2 = 15,43 2 = +
Potongan III-III, 0 mm X 3 772 mm
2 = 158,14 0,8 + 174,37
Fpotong 108,01
Fp 1,3 5,4
2 = 99,22
X3
4.5.7. Momen Resultan
M3
122 mm 325 mm
M r = (M h ) 2 + (M v ) 2
Wpu Av
Wpi F3 Diketahui:
Wp
Mh = 102792,08 . (Momen yang
Momen bending di titik B : terjadi pada bidang horizontal)
Mv = 46641,18 . (Momen yang
terjadi pada bidang vertikal)
[
d = (60639,89mm 3 ) ]1
3
d = 29,28mm
Sehingga : Maka diameter poros (Dp) sesungguhnya = 30
mm
1
maka, X = 0,56 dan Y = 1,99 (lampiran 15)
3 diketahui dari lampiran 13, Nilai Fs = 2,5 (heavy
(114199,41kgmm )
80
d = 2 shock load)
150,80kg / mm 73
V1 = 1 (ring dalam yang berputar)
[( )
d = 0,531mm 2 / kg (114199,41kgmm ) ]
1
3 V2 = 1,2 (ring luar yang berputar)
Pada bantalan A
PA = X . V1 . FR + Y Fa
= Fs (X . V1 . FrA) + Y Fa Gambar 4.11. Desain Mesin Penggiling Limbah
= 2,5 (1. 1. 176,88 kg) + 1,99 . 174,37 kg Ikan
PA = 789,20 kg
4.7.2. Mesin Penggiling Limbah Ikan
Pada bantalan B
PB = X . V1 . FR + Y Fa
= Fs (X . V1 . FrB) + Y Fa
= 2,5 (1. 1. 163,03 kg) + 1,99 . 100,38 kg
PB = 607,33 kg
Sehingga :
Pada bantalan A
106 1519,5332 3
10 = .
60. 300 789,20
10 = 55,56 . (1,925)3
10 = 396,58
Pada bantalan B
106 1519,5332 3 Gambar 4.13. Pisau pencacah
10 = .
60. 300 607,33
10 = 55,56 . (2,50)3 4.7.4. Corong ((Hopper)
10 = 870,20
2,55 (2 menit 33
4 5
detik)
2,53 (2 menit 32
Rata - Rata detik)
=
5
= 2,53
= 1,98 /
60
= 1,98 1
= 118,8 /
4.9. Perbandingan Mesin
Gambar 4.16. V-belt dan Motor Bensin
5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran