risiko kesalahan interprestasi dan penyajian laporan keuangan yang hal ini
laporan keuangan yang diaudit untuk memastikan kualitas laporan keuangan yang
bersangkutan (Isworo, 2009). Namun, pada kondisi di lapangan tidak banyak para
informasi yang berbasis pada komputerisasi akuntansi baik pada saat input, proses
Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien
Abdul Halim (2008:14) menyatakan bahwa Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya
disebut KAP adalah lembaga yang memiliki ijin dari Menteri Keuangan sebagai
wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan pekerjaannya. Jasa yang diberikan
berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan dan audit laporan keuangan. Dari
profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak
1
memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam
dalam bentuk laporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan
keputusan, maka bagian akuntansi dituntut untuk dapat menyajikan informasi yang
memiliki relevansi, reliabilitas, daya uji, netralitas, dan disajikan dengan tepat (Kieso,
dkk, 2008:36).
yang diberikan tergantung dari kinerja auditor (Satwika, 2014). Kinerja auditor
adalah kemampuan dari seorang auditor menghasilkan temuan atau hasil pemeriksaan
dari kegiatan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan yang
Auditor tidak dapat memeriksa setiap transaksi dengan detail sehingga harus
mengandalkan pada sistem dan kontrol internal serta melihat bahwa hal ini bekerja
secara efektif dan tidak ada kesenjangan yang signifikan (Lintje, 2012). Menurut Rai
sistem informasi teknologi elektronik yang tersedia, baik dalam komunikasi dan
2
pengambilan keputusan antar team audit, melakukan prosedur analitis, dan prosedur
audit lainnya yang memerlukan solusi dengan perangkat lunak (Antonius, 2010).
Secara lebih spesifik, TABK mengacu pada prosedur pemeriksaann khusus untuk
menguji dua komponen teknologi informasi, yakni: (1) data, dan (2) program. TABK
penginterograsi berkas (file interrogation software) dan system control audit review
file (SCARF). Sedangkan TABK yang digunakan untuk menguji program diantaranya
adalah reviu program (program review), pembandingan kode (code comparison), dan
dibidang jasa audit tentunya juga menyadari bahwa peranan komputer juga akan
atas mendorong Kantor Akuntan Publik lembaga yang memiliki ijin dari Menteri
untuk menggunakan software yang membantu kerja audit dalam menyelesaikan tugas
3
auditnya dengan berbantuan komputer. Mulai dari programprogram audit yang
merupakan hal yang mendasar bagi akuntan untuk dapat memahami proses bisnis
klien dan mengahadapi lingkungan audit yang tanpa kertas (paperless audit).
Harum (2014) meneliti tentang teknik audit berbantuan komputer sebagai
prediktor kualitas audit pada BPK RI Perwakilan Provinsi Bali. Hasilnya adalah
variabel TABK berpengaruh positif pada kualitas audit, namun masih terdapat faktor-
faktor lain yang mempengaruhi kualitas audit BPK RI Perwakilan Provinsi Bali.
di lokasi yang berbeda yaitu di Kantor Akuntan Publik di Denpasar serta berfokus
pada variable dependen, yaitu kinerja auditor yang di pengaruhi oleh variable
harus menjalani pelatihan yang cukup. Pelatihan tersebut dapat berupa kegiatan-
SA Seksi 210 (PSA No. 04) menegaskan perlunya pendidikan dan pengalaman
memadai dalam bidang auditing sebagai syarat utama untuk melakukan audit. Untuk
teknis yang cukup (IAI 2004). Pelatihan bisa diselenggarakan oleh organisasi profesi
atau dilakukan secara mandiri oleh kantor akuntan publik terhadap staf auditor.
4
Pelatihan ini harus cukup mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum.
keahlian kerja auditor. Melalui program pelatihan para auditor juga mengalami proses
sosialisasi agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan situasi yang akan ditemui
(Noviyani dan Bandi, 2002). Lebih jauh, Noviyani dan Bandi (2002) juga
mendapatkan hasil bahwa pelatihan lebih yang didapatkan auditor akan memberikan
kekeliruan terjadi. Eynon dkk (1994) dalam Noviyani dan Bandi (2002) mengatakan
bahwa pelatihan perlu dilakukan untuk membangun kesuksesan akuntan dan pendapat
Boner dan Walker (1994) yang menyatakan bahwa pengalaman yang didapat dari
program khusus, dalam hal ini melalui program pelatihan mempunyai pengaruh yang
lebih besar dalam peningkatan keahlian daripada yang didapat dari program
tradisional, dalam hal ini hanya dengan kurikulum yang ada tanpa pelatihan. Jamilah
menyatakan terdapat pengaruh yang positif dari pelatihan terhadap kinerja auditor
dan penelitian yang dilakukan Adinda (2011) pada KAP di Jakarta menunjukkan
junior.
Kompetensi seorang auditor tidak hanya dilihat dari segi teknis tapi juga dari
segi etika (Fortin and Martel, 1997 dalam Cathy dan Christine, 2011). Dalam
5
menjalankan profesinya akuntan publik juga dituntut untuk memiliki prinsip dan
moral, serta perilaku etis yang sesuai dengan etika. Menurut Halim (2008:29) etika
profesi meliputi suatu standar dari sikap para anggota profesi yang dirancang agar
sedapat mungkin terlihat praktis dan realitis, namun tetap idealistis. Setiap auditor
harus mematuhi etika profesi mereka agar tidak menyimpangi aturan dalam
auditor dapat memiliki efek yang luas pada bagaimana bersikap terhadap klien
mereka agar dapat bersikap sesuai dengan aturan akuntansi berlaku umum (Curtis et
disusun dan disahkannya kode etik Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), aturan
etika Kompartemen Akuntan Publik, Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dan
standar pengendalian mutu auditing yang merupakan acuan yang baik untuk mutu
auditing (Jati, 2009). Prinsip-prinsip etika yang dirumuskan Ikatan Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) dan dianggap menjadi kode etik perilaku akuntan Indonesia adalah
(1) tanggung jawab, (2) kepentingan masyarakat, (3) integritas, (4) obyektifitas dan
independen, (5) kompetensi dan ketentuan profesi, (6) kerahasiaan, dan (7) perilaku
dikatakan suatu pekerjaan sebagai profesi, tetapi perlu penguasaan teori secara
sistematis yang mendasari praktek dan penguasaan teknik intelektual yang merupakan
hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek. Sehingga dapat di harapkan
prilaku moral yang lebih terbatas pada keaksahan pola etika terhadap profesi.
6
Penelitan yang dilakukan Gabritha Floretta (2014) menyatakan bahwa etika profesi
Jakarta dan Satwika (2014) dalam penelitiannya di Kantor Akuntan Publik di Bali
pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya (Mohamad
Mahsun, dkk, 2007:157). Kualitas kerja auditor dinilai dengan melihat respon yang
akurat yang diberikan oleh auditor untuk setiap tugas audit yang dilakukan (Ria
Nelly, dkk, 2010). Kinerja auditor merupakan hasil kerja yang dicapai oleh auditor
kepadanya, dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan
apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya. Kinerja auditor
menjadi perhatian utama, baik bagi klien ataupun publik, dalam menilai hasil audit
yang dilakukan.
variabel yang sama, hal ini menyebabkan ketertarikan penulis untuk melakukan
auditor dan etika profesi serta pengaruhnya pada kinerja auditor Kantor Akuntan
Pubik di Denpasar apakah berlaku sama dengan tempat penelitian terdahulu dengan
7
Profesional dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan
Publik Di Denpasar"
ini adalah:
3) Apakah etika profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan
Publik di Denpasar ?
D. Tujuan Penelitian
3) Untuk mengetahui pengaruh etika profesi pada kinerja auditor Kantor Akuntan
Publik di Denpasar.
8
E. Kegunaan Penelitian
1) Kegunaan teoritis
2) Kegunaan praktis
bagi pihak KAP dalam meningkatkan kualitas kinerja auditor pada KAP.
keagenan sebagai suatu kontrak dibawah satu atau lebih prinsipal yang melibatkan
9
agen untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan
maupun agen diasumsikan orang ekonomi rasional dan semata-mata termotivasi oleh
Hubungan antara prinsipal dan agen pada hakekatnya sukar tercipta karena
dampak dari konflik kepentingan dapat dilakukan dengan adanya monitoring dari
pihak ketiga yaitu auditor independen (Badera dan Surya Antari, 2007). Auditor
Pengertian audit yang terdapat dalam report of the Comitte on Basic Auditing
Concept of the American Accounting Association (Accounting Review, vol. 47) dalam
regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of
10
correspondence between those assetions and established criteria and communicating
Sedangkan definisi audit yang dikemukakan oleh Elder, Beasly dan Arens
(2008:4) adalah :
determine and report on the degree of correspondence between the information and
rangkaian langkah atau prosedur logis, berkerangka dan terorganisasi untuk dapat
tersebut diakukan secara objektif dan dengan sikap yang professional dan
independen, lalu auditor tersebut harus dapat menilai kesesuaian antara laporan
keuangan yang di keluarkan oleh perusahaan yang diaudit dengan standar akuntansi
yang berlaku berdasarkan temuan dan bukti audit yang berhasil dikumpulkan dan
dievaluasi oleh auditor. Setelah auditor tersebut memberi penilaian atas kesesuaian
laporan keuangan audit dengan standar kuangan yang berlaku, maka kemudian
11
Boynton, Johnson dan Kell (2006:5) membagi jenis-jenis audit menjadi 3
bagian, yaitu :
bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas
telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan atau peraturan tertentu. Kriteria yang
ditetapkan dalam audit jenis ini berasal dari berbagai sumber. Sebagai contoh,
kepentingan.
kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi. (Bayangkara,
2008:2).
12
F.1.4 Manfaat Audit
Menurut Abdul Halim (2008:62) manfaat audit dapat dipandang dari dua sisi
13
Pasar modal yang efisien akan menghasilkan alokasi sumber daya yang
di bidang audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan yang dibuat kliennya Abdul
Halim (2008:11). Boynton, et. Al. (2006:1) mengemukakan tiga jenis auditor, yaitu
14
disajikan oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintahan atau
audit ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dibentuk
karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit yang
dimana ia bekerja.
3) Auditor independen (independent auditors)
Auditor independen adalah auditor yang melakukan fungsi pengauditan atas
dilakukan melalui suatu kantor akuntan publik yang telah mendapat ijin dari
Departemen Keuangan.
kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai seseorang), yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Teori tentang prestasi kerja lebih banyak
mengacu pada teori psikologi yaitu tentang proses tingkah laku kerja seseorang,
15
sehingga seseorang tersebut menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan dari
pekerjaannya (Agustia, 2006:104). Kinerja atau prestasi kerja dapat diukur melalui
kriteria seperti kualitas, kuantitas, waktu yang dipakai, jabatan yang dipegang,
Gibson, et. al. (1996) dalam Wibowo (2009), menyatakan bahwa kinerja
perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi
pada periode tertentu dan relatif dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja atau
pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu.
atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan dan hasil usaha perusahaan. Kalbers dan Forgarty (1995) mengemukakan
bahwa kinerja auditor sebagai evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh
Fanani ,dkk (2008) menyatakan bahwa pencapaian kinerja auditor yang lebih
baik harus sesuai dengan standar dan kurun waktu tertentu, yaitu:
1) Kualitas kerja
16
Mutu penyelesaian pekerjaan dengan bekerja berdasar pada seluruh kemampuan
2) Kuantitas kerja
Jumlah hasil kerja yang dapat diselesaikan dengan target yang menjadi
3) Ketepatan Waktu
Kinerja auditor merupakan hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tangung jawab yang diberikan kepadanya, dan
menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu
pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya. Kinerja auditor menjadi
perhatian utama, baik bagi klien ataupun publik, dalam menilai hasil audit yang
dilakukan.
diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)-PSA No. 59 (SA Seksi 327)
tentang Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK). Dalam standar ini dijelaskan
17
PSA No.59 (SA Seksi 327) mengidentifikasi faktor-faktor yang harus
yang harus dimiliki oleh pemeriksa tergantung atas kompleksitas dan sifat TABK
komputer, dan sistem akuntansi serta file berbasis komputer yang diperlukan.
bila penggunaan TABK atas komputer entitas dianggap tidak ekonomis atau tidak
tidak menghasilkan bukti yang dapat dilihat. Dalam keadaan ini, tidaklah praktis
bagi pemeriksa untuk melakukan pengujian secara manual. Tidak adanya bukti
18
(1) Beberapa transaksi dapat diuji secara lebih efektif pada tingkat biaya yang
(2) Dalam penerapan prosedur analitik, transaksi atau saldo akun dapat
direview dan dicetak laporannya untuk pos-pos yang tidak biasa dengan cara
cara manual.
5) Saat pelaksanaan
File komputer tertentu, seperti file transaksi rinci, seringkali disimpan hanya untuk
jangka waktu pendek, dan mungkin tidak disediakan dalam bentuk yang dapat
dibaca oleh mesin pada saat diperlukan oleh pemeriksa. Jadi, pemeriksa akan
19
3) Prosedur analytical review, misalkan penggunaan perangkat lunak pemeriksaan
informasi komputer, misalkan penggunaan data uji untuk menguji prosedut akses
misalkan penggunaan data uji untuk menguji berfungsinya prosedur yang telah
diprogramkan.
6) Mengakses file, yaitu kemampuan untuk membaca file yang berbeda record-nya
10) Membuat persamaan dengan operasi rasional (AND; OR; =; <>; <; >; IF)
sejumlah perangkat yang berupa perangkat keras (hardware) dan perangakt lunak
(software).
20
2) Media penyimpanan data eksternal, seperti floppy disk, compact disk (CD), flash
(database software).
Definisi pelatihan menurut Tanjung dan Arep (2002) dalam Bulchia (2008)
merupakan bagian dari suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan
(Notoatmodjo, 1998 dalam Ayuni, 2008). Pelatihan adalah suatu proses pendidikan
jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana staf
maka dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu proses pendidikan jangka
21
Pelatihan bisa diselenggarakan oleh organisasi profesi atau dilakukan secara
mandiri oleh kantor akuntan publik terhadap staf auditor. Pelatihan ini harus cukup
mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum. Pelatihan di sini dapat berupa
moral atau nilai. Perilaku beretika diperlukan oleh masyarakat agar semuanya dapat
berjalan secara teratur. Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada
moral yang mengatur tentang perilaku profesional. Tanpa etika, profesi akuntan tidak
akan ada karena fungsi akuntan adalah sebagai penyedia informasi untuk proses
pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku Bisnis. Merujuk pada klasifikasi profesi
secara umum, maka salah satu ciri yang membedakan profesi-profesi yang ada adalah
etika profesi yang dijadikan sebagai standar pekerjaan bagi para anggotanya. Etika
profesi diperlukan oleh setiap profesi, khususnya bagi profesi yang membutuhkan
profesi yang menerapkan standar mutu yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaannya.
etika profesi dalam kode etik Ikatan Akuntansi Indonesia merupakan pengakuan
profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan
22
(Abdul Halim, 2008:29). Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi
membuat keputusan pemberian opini. Hal ini didukung dengan pendapat Gordon F.
Woodbine dan Joanne Liu (2010) yaitu moralitas memainkan peran penting dalam
Prinsip etika merupakan kerangka dasar bagi aturan etika yang mengatur
pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Dalam Kode Etik Akuntan
2) Kepentingan publik
3) Integritas
4) Obyektivitas
23
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa
6) Kerahasiaan
informasi tersebut tanpa pesetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban
7) Perilaku profesional
Setiap anggota berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
8) Standar Teknis
24
F.2.1 Pengaruh TABK Pada Kinerja Auditor
audit (Mulyadi, 2007). Salah satu hasil dari perkembangan Teknologi Informasi (TI)
adalah penggunaan TABK pada Kantor Akuntan Publik di Denpasar sebagai bagian
(Arens, 2011: 449). Pendekatan ini dapat diterima jika auditor mempunyai akses
terhadap dokumen sumber yang kemudian bisa dibaca dan direkonsiliasikan dengan
hasil output. Pada umumnya sistem informasi akuntansi terdiri dari input, processing,
dan output. Namun pada teknik audit sekitar komputer, tahap processing diabaikan
TABK tidak hanya memudahkan dalam hal analisa tetapi juga dapat
meningkatkan efektifitas dan efisiensi waktu, biaya dan juga sumber daya manusia.
Selain itu, Walaupun teknologi informasi telah umum dalam dunia ekonomi (bisnis)
dikatakan masih kurang (Supriyati, 2005:43). Hal ini tentunya berpengaruh pada
kinerja auditor dalam mengerjakan dan memberikan opininya atas laporan keuangan.
berikut:
H1: Teknik Audit Berbantuan Kompter berpengaruh positif terhadap kinerja auditor
25
F.2.2 Pengaruh Pelatihan Profesional Terhadap Kinerja Auditor
menjalani pelatihan teknis yang cukup (IAI 2004). Program pelatihan mempunyai
pengaruh yang lebih besar dalam peningkatan keahlian dan kinerja auditor. Pelatihan
dapat dilakukan dengan mengkuti seminar atau symposium. Materi pelatihan harus
sesuai dengan tingkatan auditor yang ada di KAP. Bertambahnya pengalaman auditor
menghasilkan laporan audit yang berkualitas dan menunjukkan kinerja auditor yang
yang dilakukan Satwika (2014) pada KAP di Denpasar menunjukkan bahwa variabel
Menurut Utami (2009) etika berkaitan dengan perilaku moral dan berfungsi
sebagai kontrol pelaksanaan suatu aktivitas. Prinsip etika profesi dalam kode etik
auditor kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini juga memandu
26
anggota dalam memenuhi tanggungjawab profesionalnya. Prinsip ini meminta
pribadi. Auditor yang memenuhi prinsip etika profesi akan mampu memberikan rasa
berkualitas. Penelitian yang dilakukan oleh Dinata (2013) di KAP di Bali menyatakan
bahwa etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dan penelitan yang
berikut:
G. Metode Penelitian
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2014:55). Penelitian
etika profesi terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Denpasar.
27
Pelatihan Profesional Kinerja Auditor
Etika Profesi
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Denpasar yang
terdaftar dalam Direktori yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) tahun 2015. Lokasi tersebut dipilih untuk memudahkan pengumpulan data
karena kantor akuntan publik yang terdaftar dalam Direktori akan mudah diketahui
nama beserta alamatnya. Kantor akuntan publik yang terdaftar di Direktori telah
memperoleh ijin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia sebagai wadah dari
Tabel G.1 Daftar Kantor Akuntan Publik (KAP) di Denpasar Tahun 2015
28
7. KAP K. Gunarsa Jl. Tukad Banyusari Gang II No.5
Panjer, Denpasar
8. KAP Drs. Ida Bagus Djagera Jl. Hasanuddin No.1, Denpasar
9. KAP Drs. Ketut Muliartha R.M. & Gedung Guna Teknosa, Jl. Drupadi
Rekan No.25 Renon, Denpasar
Sumber: Direktori IAPI (2015)
objek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian akan memperoleh
kesimpulan. Obyek dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011: 59). Sesuai dengan topik,
2) Pelatihan Profesional
3) Etika Profesi
29
Variabel dependen (dependent variable) merupakan jenis variabel yang
bentuk istilah yang diuji secara spesifik atau dengan pengukuran kriteria (Arfan
Ikhsan, 2008:62). Adapun variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini dapat
1) Variabel Independen
TABK merupakan perangkat dan teknik yang digunakan untuk menguji (baik
secara langsung maupun tidak langsung) logika internal dari suatu aplikasi
komputer yang digunakan untuk mengolah data. Indikator yang digunakan dalam
intensif.
b. Kemudahaan TABK
c. Sikap Pengguna
30
Keunggulan TABK membantu auditor dalam melaksanakan tugasnya
Eynon, et. al. (1994) dalam Noviyani (2007:484) menyatakan kurikulum yang
ada tidak cukup untuk membangun kesuksesan akuntan, untuk itu, diperlukan
Etika Profesi adalah unsur-unsur yang membentuk tingkah laku dan nilai-nilai
bersama yang telah disepakati untuk bekerja sesuai dengan norma-norma atau
kode etik yang ada guna mencapai tujuan organisasi. Indikator yang
31
digunakan mengadopsi dari penelitian Eka Putra (2012) dengan modifikasi
kehati-hatian.
2) Variabel Dependen
Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Variabel kinerja auditor dalam
penelitian ini diukur dengan instrumen yang digunakan Chandra (2006), Bahri (2010)
dan Cholifah (2010) yang telah dimodifikasi dengan indikator yaitu patuh terhadap
tugas dengan baik, mengutamakan kerja sama dengan rekan kerja, mampu
skor jawaban kuesioner yang terkumpul, dan jumlah auditor pada Kantor Akuntan
Publik di Denpasar.
2) Data kualitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan
gambar (Sugiyono, 2011:23). Data kualitatif pada penelitian ini meliputi daftar
32
nama Kantor Akuntan Publik di Denpasar yang tergabung dalam Institut Akuntan
Publik Indonesia.
Berdasarkan sumbernya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
1) Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati,
dicatat untuk pertama kalinya (Sugiyono, 2011: 129). Data primer pada penelitian
perantara seperti orang lain dan dokumen (Sugiyono, 2011: 129). Data
sekunder pada penelitian ini adalah gambaran umum dan struktur organisasi serta
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
apa yang peneliti harapkan dalam mengambil beberapa kesimpulan. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada kantor Akuntan Publik di
Denpasar. Kantor akuntan publik yang digunakan adalah yang terdaftar dalam
33
Direktori yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tahun 2015 yang berlokasi
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Metode penentuan sampel yang
2011:122). Kriteria penentuan sampel pada penelitian ini yaitu auditor yang bekerja
pada KAP di Denpasar sudah pernah mengikuti pelaksanaan audit dan memiliki
pengalaman kerja minimal 2 tahun. Dipilih telah bekerja dua tahun, karena telah
memiliki waktu dan pengalaman untuk beradaptasi serta menilai kondisi lingkungan
kerjanya (Wibowo, 2009). Adapun nama KAP, jumlah auditor pada masing-masing
KAP dan jumlah auditor yang memenuhi syarat menjadi sampel disajikan pada tabel
G.2.
34
Astika & Rekan (Cab.)
7. KAP K. Gunarsa 7 2 5
8. KAP Drs. Ida Bagus Djagera 2 1 1
9. KAP Drs. Ketut Muliartha 3 0 3
R.M. & Rekan
Jumlah 81 16 65
Sumber: Data diolah (2015)
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan kuesioner, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
lokasi penelitian dan diberikan kepada responden. Kuesioner yang disebar berupa
pelatihan auditor dan etika profesi pada kinerja auditor oleh auditor pada Kantor
menggunakan skala Likert modifikasi, yaitu pilihan jawaban responden akan diberi
nilai dengan skala 4 poin sebagai skor tertinggi dan skala 1 untuk skor terendah.
Adapun kriteria penentuan skor untuk masing-masing item pernyataan adalah sebagai
berikut.
35
Menurut Moeljono (2002) dalam Antari (2006), ada tiga alasan untuk
meniadakan jawaban yang ditengah atau jawaban netral dalam skala Likert
modifikasi. Pertama, jawaban netral bisa diartikan belum dapat memutuskan dalam
artian setuju tidak, tidak setuju juga tidak. Kedua, jawaban yang tersedia di tengah
tendency effect), terutama bagi responden yang ragu-ragu atas arah kecenderungan
tengah (jawaban netral), maka akan menghilangkan banyak data penelitian sehingga
Dalam penelitian ini teknik analisis data diawali dengan pengujian instrumen
merupakan suatu hal yang penting. Instrumen yang valid dan reliabel merupakan
syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel pula.
1) Pengujian Validitas
36
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat mengukur apa yang
ingin diukur (Sugiyono, 2011:172). Dalam hal ini kuesioner harus dirancang
dengan tepat dan mengandung isi yang relevan dengan apa yang harus diukur.
moment dengan bantuan fasilitas soft-ware SPSS (Statistic Package for the
2) Pengujian Reliabilitas
memperlihatkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur subjek yang sama.
subjek yang sama selama beberapa kali maka alat ukur tersebut reliabel
alpha lebih besar dari 0,60 (Ghozali, 2009:45). Pengujian ini dilakukan dengan
regresi yang dibuat berdistribusi normal atau tidak (Suyana, 2009:89). Model
regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi residual yang normal atau
37
yang digunakan yaitu 5% (0,05), dimana data tersebut dikatakan berdistribusi
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas,
3) Uji Heteroskedastisitas
lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak mengandung gejala
(X2), Etika Profesi (X3) terhadap Kinerja Auditor (Y). Model regresi linear ganda
Notasi :
Y = kinerja auditor
= konstan
38
X2 = pelatihan profesional
X3 = etika profesi
e = komponen pengganggu
dengan melihat koefisien determinasi (R2), uji kelayakan model (uji F) dan uji
determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan
variabel dependen.
Uji kelayakan model dilakukan dengan uji F (F test) menunjukkan apakah semua
bersama-sama terhadap variabel dependen (Arfan Ikhsan, 2008: 249). Uji ini
39
digunakan untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh teknik audit berbantuan
computer, pelatihan profesional, dan etika profesi terhadap kinerja auditor pada
Kantor Akuntan Publik di Denpasar sebagai variabel dependen. Apabila hasil dari
uji F adalah signifikan atau P value 0,05 maka hubungan antar variabel-variabel
3) Uji Hipotesis
profesional, dan etika profesi secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja
auditor pada Kantor Akuntan Publik di Denpasar. Taraf nyata yang digunakan
adalah 5 persen. Apabila tingkat signifikansi t lebih besar dari = 0,05 maka H 0
diterima dan H1 ditolak yang menyatakan tidak ada pengaruh positif secara
parsial antara teknik audit berbantuan komputer, pelatihan profesional, dan etika
Sebaliknya jika signifikansi t lebih kecil atau sama dengan = 0,05 persen maka
yaitu ada pengaruh positif secara parsial teknik audit berbantuan komputer,
pelatihan profesional, dan etika profesi terhadap kinerja auditor pada Kantor
40
DAFTAR RUJUKAN
Adinda, Youra. 2011. Pengaruh Motivasi, Supervisi dan Pelatihan Terhadap Kinerja
Auditor Junior. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Antari, Ida Ayu Surya. 2006. Pengaruh Fee Audit, Ukuran Kantor Akuntan Publik dan
Lamanya Penugasan Audit Terhadap Indepedensi Penampilan Auditor (Studi
Kasus Pada Auditor yang Bekerja di Kantor Akuntan Publik Wilayah Bali).
Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar.
Arens et al. 2008. "Auditing and Assurance Service an Integrated Approach, 13th
edition". Global Edition, Pearson Education International. New Jersey.
41
Aritonang, Meli. 2006. Analisis Implementasi Teknik Audit Berbantuan Komputer
Pengaruhnya Terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak Rutin Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanah Abang. Skripsi. Universitas Komputer
Indonesia.
Bonner, S.E & Walker P.L. The Effect Instruction And Experience on The Acquisition
of Auditing Knowledge. The Accounting Reviuw, No. 69 January 1994.
Boynton, Johnson dan Kell. Modern Auditing: Assurance Services And The Intergrity
of Financial Reporting, Jhon Wiley & Sons, New Jersey, 2006.
Cathy dan Christine. 2011. Responsible Leadership for Audit Quality, How dothe Big
Four Manage The Personal Ethics OfTheir Employees?. Journal. Audencia
Nantes School of Management.
42
Dinata Putri, Kompiang Martina. 2013. Pengaruh Indepedensi, Profesionalisme, dan
Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Bali.
Jurnal. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Elder, Beasly dan Arens. Auditing and Assurance Sevices: An Integrated Approach,
Pearson Prentice Hall, Canada, 2008.
Eynon, G. Hills, N. T & Stevens, K. T. (1997). Factors that Influence the Moral
Reasoning Abilities of Accountants: Implications for Universities and the
Profession. Journal of Business Ethics.
Fanani, Zaenal, dkk. 2008. Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, dan
Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia. Jakarta.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi ke-
4. Semarang: Universitas Diponegoro.
Gordon F. Woodbine dan Joanne Liu. 2010. Leadership Styles and the Moral Choice
of Internal Auditors. Electronic Journal of Business Ethics and Organization
Studies. Vol. 15 No. 1.
Halim, Abdul. 2008. Auditing I. Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan, Edisi Ketiga.
Yogyakarta. UPP STIM YKPN.
43
Hilmi, Fakhri.2011. Pengaruh Pengalaman, Pelatihan, Dan Skeptisme Profesional
Auditor Terhadap Pendektesia Kecurangan (Studi Empiris Kantor Akuntan
Publik Di Wilayah Jakarta). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2001. Standar Profesional Akuntan Publik No. 59,
Teknik Audit Berbantuan Komputer. Jakarta: Salemba Empat.
____________________________. 2004. Standar Profesional Akuntan Publik.
Jakarta: Salemba Empat.
Jamilah Lubis, Laila. 2008. Pengaruh Pelatihan Jabatan Fungsional Auditor (JFA)
Terhadap Kinerja Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Jurnal.
Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi Medan.
Jati, Ardani Mutia. 2009. Pengaruh Independensi, Kompetisi, dan Sensitivitas Etika
Profesi Terhadap Produktivitas Kerja Eksternal Auditor. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana.
Kalangi, Lintje. 2012. Peranan Auditing Sektor Publik Terhadap Akuntabilitas Publik
Pemerintah Daerah. Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing Megister Akuntansi
Fakultas Ekonomi Unsrat, 2(2), h: 1-8.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield. 2008. Akuntansi
Intermediate. Jakarta: Erlangga.
44
Mulyadi. 2007. Pengaruh Kemajuan Teknologi Informasi terhadap Akuntan SI.
Jurnal STIE "AUB" Surakarta. h: 1-10.
Noviyani, Putri dan Bandi. 2002. Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan Terhadap
Struktur Pengetahuan Auditor Tentang Kekeliruan. Simposium Nasional
Akuntansi V. Semarang.
Rai, I Gusti Agung. 2010. Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Ria Nelly, dkk. 2010. A Sudy On Audit Judgement Performance: The Effect of
Accountability, Effort, and Task Complexity. Jurnal. University of Riau.
Satwika, I.B. 2014 . Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi dan Pelatihan Auditor
terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Denpasar . Skripsi .
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana.
Surya Antari, Ida Ayu. 2007. Pengaruh Fee Audit, Ukuran Kantor Akuntan Publik dan
Lamanya Penugasan Audit terhadap Independensi Penampilan Auditor.
Jurnal. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
45
Wibowo, Hian Ayu Oceani. 2009. Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen
Organisasi, Gaya Kepemimpinan, dan Pemahaman Good Governance
Terhadap Kinerja Auditor (Studi emiris pada Kantor Akuntan publik di
Daerah Istimewa Yogyakarta). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Indonesia.
Yanhari. 2007. Analisis Profesionalisme dan Etika Profesi Auditor terhadap Kinerja
Auditor (Studi kasus pada Badan Pemeriksa Keuangan RI di Jakarta). Skripsi.
Fakultas Ekonomi Mercubuana. Jakarta.
46