Anda di halaman 1dari 46

A.

Judul : Pengaruh Teknik Audit Berbantuan Komputer, Pelatihan


Profesional, dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor pada Kantor
Akuntan Publik di Denpasar

B. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kompleksitas kegiatan bisnis mengakibatkan semakin tingginya

risiko kesalahan interprestasi dan penyajian laporan keuangan yang hal ini

menyulitkan para users laporan keuangan dalam mengevaluasi kualitas laporan

keuangan, dimana mereka harus mengandalkan laporan auditor independen atas

laporan keuangan yang diaudit untuk memastikan kualitas laporan keuangan yang

bersangkutan (Isworo, 2009). Namun, pada kondisi di lapangan tidak banyak para

auditor yang bisa menggunakan teknologi informasi dalam mengaudit sistem

informasi yang berbasis pada komputerisasi akuntansi baik pada saat input, proses

sampai dengan output mengingat brainware dibidang auditor yang mengenal

teknologi informasi masih relatif sedikit .

Akuntan publik adalah akuntan yang menjalankan pekerjaan di bawah suatu

Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien

(Abdul Halim, 2008:12). Berdasarkan SK. Menkeu No. 470KMK.017/1999 dalam

Abdul Halim (2008:14) menyatakan bahwa Kantor Akuntan Publik yang selanjutnya

disebut KAP adalah lembaga yang memiliki ijin dari Menteri Keuangan sebagai

wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan pekerjaannya. Jasa yang diberikan

berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan dan audit laporan keuangan. Dari

profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak

1
memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

laporan keuangan. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan tingkat

keandalan laporan keuangan perusahaan (Mulyadi, 2009:4). Informasi yang disajikan

dalam bentuk laporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan

keputusan, maka bagian akuntansi dituntut untuk dapat menyajikan informasi yang

memiliki relevansi, reliabilitas, daya uji, netralitas, dan disajikan dengan tepat (Kieso,

dkk, 2008:36).

Pentingnya peran profesi akuntan publik serta beragamnya pengguna jasa,

menyebabkan jasa profesi akuntan publik harus dapat dipertanggungjawabkan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan tersebut. Baik atau tidaknya pertanggungjawaban

yang diberikan tergantung dari kinerja auditor (Satwika, 2014). Kinerja auditor

adalah kemampuan dari seorang auditor menghasilkan temuan atau hasil pemeriksaan

dari kegiatan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan yang

dilakukan dalam satu tim pemeriksaan (Yanhari, 2007).

Auditor tidak dapat memeriksa setiap transaksi dengan detail sehingga harus

mengandalkan pada sistem dan kontrol internal serta melihat bahwa hal ini bekerja

secara efektif dan tidak ada kesenjangan yang signifikan (Lintje, 2012). Menurut Rai

(2010:30) kegiatan pemeriksaan tersebut harus berdasarkan pada Standar

Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). Penugasan yang dihadapi auditor

selanjutnya mendorong auditor untuk semakin memberdayakan seluruh perangkat

sistem informasi teknologi elektronik yang tersedia, baik dalam komunikasi dan

2
pengambilan keputusan antar team audit, melakukan prosedur analitis, dan prosedur

audit lainnya yang memerlukan solusi dengan perangkat lunak (Antonius, 2010).

Salah satu perkembangan yang terjadi dalam bidang auditing sehubungan

dengan pemakaian teknologi informasi adalah dengan adanya Teknik Audit

Berbantuan Komputer -TABK (Computer Assisted Audit Techniques-CAATs). Dejan

(2009:10) menyatakan bahwa dengan menggunakan CAATs yang memanfaatkan

kemajuan teknologi memberikan keuntungan bagi auditor. Teknik Audit Berbantuan

Komputer (TABK) adalah penggunaan komputer dalam kegiatan pemeriksaan. TABK

merupakan alat yang membantu pemeriksa dalam mencapai tujuan pemeriksaan.

Secara lebih spesifik, TABK mengacu pada prosedur pemeriksaann khusus untuk

menguji dua komponen teknologi informasi, yakni: (1) data, dan (2) program. TABK

yang digunakan untuk menguji data dikelompokkan dalam: perangkat lunak

penginterograsi berkas (file interrogation software) dan system control audit review

file (SCARF). Sedangkan TABK yang digunakan untuk menguji program diantaranya

adalah reviu program (program review), pembandingan kode (code comparison), dan

simulasi parallel (parallel simulation).


Kantor Akuntan Publik yang salah satu kegiatannya memberikan pelayanan

dibidang jasa audit tentunya juga menyadari bahwa peranan komputer juga akan

membantu meningkatkan kinerja karyawan dalam melakukan tugasnya. Fenomena di

atas mendorong Kantor Akuntan Publik lembaga yang memiliki ijin dari Menteri

Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan pekerjaannya

untuk menggunakan software yang membantu kerja audit dalam menyelesaikan tugas

3
auditnya dengan berbantuan komputer. Mulai dari programprogram audit yang

dihasilkan komputer sampai kemampuan software audit dalam melakukan pengujian

seluruh populasi terhadap data klien, sehingga keberadaan teknologi informasi

merupakan hal yang mendasar bagi akuntan untuk dapat memahami proses bisnis

klien dan mengahadapi lingkungan audit yang tanpa kertas (paperless audit).
Harum (2014) meneliti tentang teknik audit berbantuan komputer sebagai

prediktor kualitas audit pada BPK RI Perwakilan Provinsi Bali. Hasilnya adalah

variabel TABK berpengaruh positif pada kualitas audit, namun masih terdapat faktor-

faktor lain yang mempengaruhi kualitas audit BPK RI Perwakilan Provinsi Bali.

Berdasarkan penelitian Harum peneliti ingin mengembangkan dan berfokus meneliti

di lokasi yang berbeda yaitu di Kantor Akuntan Publik di Denpasar serta berfokus

pada variable dependen, yaitu kinerja auditor yang di pengaruhi oleh variable

independen teknik audit berbantuan komputer.

Dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai seorang propesional auditor

harus menjalani pelatihan yang cukup. Pelatihan tersebut dapat berupa kegiatan-

kegiatan seperti seminar, simposium, lokalkarya pelatihan dan kegiatan penunjang

keterampilan lainnnya (Fakhri, 2011). Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

SA Seksi 210 (PSA No. 04) menegaskan perlunya pendidikan dan pengalaman

memadai dalam bidang auditing sebagai syarat utama untuk melakukan audit. Untuk

memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional, auditor harus mengikuti pelatihan

teknis yang cukup (IAI 2004). Pelatihan bisa diselenggarakan oleh organisasi profesi

atau dilakukan secara mandiri oleh kantor akuntan publik terhadap staf auditor.

4
Pelatihan ini harus cukup mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum.

Program pelatihan mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam peningkatan

keahlian kerja auditor. Melalui program pelatihan para auditor juga mengalami proses

sosialisasi agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan situasi yang akan ditemui

(Noviyani dan Bandi, 2002). Lebih jauh, Noviyani dan Bandi (2002) juga

mendapatkan hasil bahwa pelatihan lebih yang didapatkan auditor akan memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap perhatian auditor pada departemen tempat

kekeliruan terjadi. Eynon dkk (1994) dalam Noviyani dan Bandi (2002) mengatakan

bahwa pelatihan perlu dilakukan untuk membangun kesuksesan akuntan dan pendapat

Boner dan Walker (1994) yang menyatakan bahwa pengalaman yang didapat dari

program khusus, dalam hal ini melalui program pelatihan mempunyai pengaruh yang

lebih besar dalam peningkatan keahlian daripada yang didapat dari program

tradisional, dalam hal ini hanya dengan kurikulum yang ada tanpa pelatihan. Jamilah

Lubis (2008) dalam penelitiannya di Inspektorat Provinsi Sumatera Utara

menyatakan terdapat pengaruh yang positif dari pelatihan terhadap kinerja auditor

dan penelitian yang dilakukan Adinda (2011) pada KAP di Jakarta menunjukkan

bahwa variabel pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor

junior.

Kompetensi seorang auditor tidak hanya dilihat dari segi teknis tapi juga dari

segi etika (Fortin and Martel, 1997 dalam Cathy dan Christine, 2011). Dalam

5
menjalankan profesinya akuntan publik juga dituntut untuk memiliki prinsip dan

moral, serta perilaku etis yang sesuai dengan etika. Menurut Halim (2008:29) etika

profesi meliputi suatu standar dari sikap para anggota profesi yang dirancang agar

sedapat mungkin terlihat praktis dan realitis, namun tetap idealistis. Setiap auditor

harus mematuhi etika profesi mereka agar tidak menyimpangi aturan dalam

menyelesaikan laporan keuangan kliennya. Memahami peran perilaku etis seorang

auditor dapat memiliki efek yang luas pada bagaimana bersikap terhadap klien

mereka agar dapat bersikap sesuai dengan aturan akuntansi berlaku umum (Curtis et

al., 2012). Usaha-usaha yang dilakukan untuk mendukung profesionalitas akuntan

dalam melaksanakan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat yaitu dengan

disusun dan disahkannya kode etik Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), aturan

etika Kompartemen Akuntan Publik, Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dan

standar pengendalian mutu auditing yang merupakan acuan yang baik untuk mutu

auditing (Jati, 2009). Prinsip-prinsip etika yang dirumuskan Ikatan Akuntan Publik

Indonesia (IAPI) dan dianggap menjadi kode etik perilaku akuntan Indonesia adalah

(1) tanggung jawab, (2) kepentingan masyarakat, (3) integritas, (4) obyektifitas dan

independen, (5) kompetensi dan ketentuan profesi, (6) kerahasiaan, dan (7) perilaku

profesional. Dengan keahlian yang diperoleh dari pendididkan belum cukup

dikatakan suatu pekerjaan sebagai profesi, tetapi perlu penguasaan teori secara

sistematis yang mendasari praktek dan penguasaan teknik intelektual yang merupakan

hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek. Sehingga dapat di harapkan

prilaku moral yang lebih terbatas pada keaksahan pola etika terhadap profesi.

6
Penelitan yang dilakukan Gabritha Floretta (2014) menyatakan bahwa etika profesi

berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di

Jakarta dan Satwika (2014) dalam penelitiannya di Kantor Akuntan Publik di Bali

menyatakan etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.

Pengukuran atau penilaian kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan

pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya (Mohamad

Mahsun, dkk, 2007:157). Kualitas kerja auditor dinilai dengan melihat respon yang

akurat yang diberikan oleh auditor untuk setiap tugas audit yang dilakukan (Ria

Nelly, dkk, 2010). Kinerja auditor merupakan hasil kerja yang dicapai oleh auditor

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tangung jawab yang diberikan

kepadanya, dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan

apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya. Kinerja auditor

menjadi perhatian utama, baik bagi klien ataupun publik, dalam menilai hasil audit

yang dilakukan.

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya yang telah diuraiankan di atas

memiliki beberapa perbedaan pendapat dan tempat dilakukannya penelitian dengan

variabel yang sama, hal ini menyebabkan ketertarikan penulis untuk melakukan

pengembangan penelitian mengenai teknik audit berbantuan komputer , pelatihan

auditor dan etika profesi serta pengaruhnya pada kinerja auditor Kantor Akuntan

Pubik di Denpasar apakah berlaku sama dengan tempat penelitian terdahulu dengan

mengambil judul: "Pengaruh Teknik Audit Berbantuan Komputer, Pelatihan

7
Profesional dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan

Publik Di Denpasar"

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:

1) Apakah teknik audit berbantuan komputer berpengaruh tehadap kinerja auditor

pada Kantor Akuntan Publik di Denpasar ?

2) Apakah pelatihan profesional berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Kantor

Akuntan Publik di Denpasar ?

3) Apakah etika profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan

Publik di Denpasar ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maka

penelitian ini bertujuan:

1) Untuk mengetahui pengaruh teknik audit berbantuan komputer pada kinerja

auditor Kantor Akuntan Publik di Denpasar.

2) Untuk mengetahui pengaruh pelatihan professional pada kinerja auditor Kantor

Akuntan Publik di Denpasar.

3) Untuk mengetahui pengaruh etika profesi pada kinerja auditor Kantor Akuntan

Publik di Denpasar.

8
E. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut :

1) Kegunaan teoritis

Penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dan acuan serta memperluas

pengetahuan dan wawasan di dalam bidang lingkungan akedemis. Selain itu

penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat pada pihak-pihak yang

berkepentingan dalam teknik audit berbantuan komputer, pelatihan auditor, dan

etika profesi terhadap kinerja auditor di KAP di Denpasar.

2) Kegunaan praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bahan pertimbangan dan masukan

bagi pihak KAP dalam meningkatkan kualitas kinerja auditor pada KAP.

F. Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

F.1 Landasan Teori

F.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976) dalam Pebi (2010:9) menggambarkan teori

keagenan sebagai suatu kontrak dibawah satu atau lebih prinsipal yang melibatkan

9
agen untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan

pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Baik prinsipal

maupun agen diasumsikan orang ekonomi rasional dan semata-mata termotivasi oleh

kepentingan pribadi. Agen bertanggungjawab kepada prinsipal dengan membuat

laporan pertanggungjawaban setiap periode tertentu.

Hubungan antara prinsipal dan agen pada hakekatnya sukar tercipta karena

adanya kepentingan yang saling bertentangan (Conflict of Interest). Kepentingan yang

saling bertentangan tersebut menyebabkan keraguan kepada agen terhadap kewajaran

laporan pertanggungjawaban yang dibuat akibat manipulasi. Untuk meminimalisasi

dampak dari konflik kepentingan dapat dilakukan dengan adanya monitoring dari

pihak ketiga yaitu auditor independen (Badera dan Surya Antari, 2007). Auditor

melakukan fungsi monitoring pekerjaan manajer melalui sarana laporan

pertanggungjawaban. Tugas auditor adalah memberikan pendapat atas kewajaran

laporan keuangan perusahaan.

F.1.2 Pengertian Audit

Pengertian audit yang terdapat dalam report of the Comitte on Basic Auditing

Concept of the American Accounting Association (Accounting Review, vol. 47) dalam

Boynton, Jhnson dan Kell (2006:4) adalah sebagai berikut:

Audit is a systematic process of objectively obtaining and evaluating evidence

regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of

10
correspondence between those assetions and established criteria and communicating

the results to interested users.

Sedangkan definisi audit yang dikemukakan oleh Elder, Beasly dan Arens

(2008:4) adalah :

Audit is the accumulation and evaluation of evidence abaout information to

determine and report on the degree of correspondence between the information and

estabilished criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.

Dari kedua definisi di atas dapat diperoleh pengertian bahwa kegiatan

pemeriksaan akuntansi (audit) merupakan suatu proses sistematis yang berupa

rangkaian langkah atau prosedur logis, berkerangka dan terorganisasi untuk dapat

mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti audit. Pengumpulan bukti audit

tersebut diakukan secara objektif dan dengan sikap yang professional dan

independen, lalu auditor tersebut harus dapat menilai kesesuaian antara laporan

keuangan yang di keluarkan oleh perusahaan yang diaudit dengan standar akuntansi

yang berlaku berdasarkan temuan dan bukti audit yang berhasil dikumpulkan dan

dievaluasi oleh auditor. Setelah auditor tersebut memberi penilaian atas kesesuaian

laporan keuangan audit dengan standar kuangan yang berlaku, maka kemudian

auditor akan menyampaikan hasil laporan auditnnya kepada pihak yang

berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan seperti kreditor , investor,

maupun para pemegang saham.

F.1.3 Jenis Audit

11
Boynton, Johnson dan Kell (2006:5) membagi jenis-jenis audit menjadi 3

bagian, yaitu :

1) Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

Audit Laporan Keuangan berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan

mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat

memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara

wajar sesuai dengan kreteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip

akuntansi yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principles).

2) Audit Kepatuhan (Compliance Audit)

Audit kepatuhan berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-

bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas

telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan atau peraturan tertentu. Kriteria yang

ditetapkan dalam audit jenis ini berasal dari berbagai sumber. Sebagai contoh,

manajemen dapat mengeluarkan kebijakan atau ketentuan yang berkenaan

dengan kondisi kerja, partisipasi dalam program pension, serta pertentangan

kepentingan.

3) Audit Operasional (Operational Audit)

Audit oprasional atau audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisiensi

dan efektivitas operasi perusahaan. Dalam konteks audit manajemen, manajemen

meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan

kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi. (Bayangkara,

2008:2).

12
F.1.4 Manfaat Audit

Menurut Abdul Halim (2008:62) manfaat audit dapat dipandang dari dua sisi

yaitu sisi ekonomi dan sisi pengawasan.

1) Manfaat ekonomis audit.


(1) Meningkatkan kredibilitas perusahaan.
Audit dilaksanakan untuk mengatahui pendapat auditor mengenai kewajaran

laporan keuangan suatu perusahaan. Audit dilaksanakan agar laporan

keuangan perusahaan dapat lebih dipercaya oleh pengguna laporan

keuangan. Dengan demikian kredibilitas perusahaan akan meningkat

sehingga para pemakai laporan keuangan akan memandang bahwa risiko

investasi atas perusahaan tersebut relatif lebih rendah daripada perusahaan

yang tidak diaudit.


(2) Meningkatkan efisiensi dan kejujuran.
Audit dilaksanakan agar elemen intern perusahaan lebih meminimalisasi

kesalahan dan penyimpangan dalam proses akuntansi.


(3) Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.
Auditor independen, berdasarkan pengujiannya dapa memberikan

rekomendasi-rekomendasi untuk memperbaiki pengendalian internal dan

untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan klien.


(4) Mendorong efisiensi pasar modal.
Pada tingkat makro, audit memberi dampak positif yang sangat penting.

Audit yang dilakukan secara efektif akan menghasilkan laporan keuangan

auditan berkualitas, relevan, dan handal atau reliable. Dengan demikian,

pasar modal yang menggunakan informasi yang dihasilkan laporan keuangan

sebagai sumber informasi utamanya, akan dapat berjalan secara efisien.

13
Pasar modal yang efisien akan menghasilkan alokasi sumber daya yang

efisien pula sehingga perekonomian nasional akan berjalan secara efisien.


2) Manfaat dari sisi pengawasan.
Sofyan Harahap dalam (Abdul Halim, 2008:63) mengemukakan manfaat audit

dari sisi pengawasan adalah sebagai berikut:


(1) Preventive control.
Tenaga akuntansi akan bekerja lebih berhati-hati dan akurat bila mereka

menyadari adanya audit.


(2) Detective control.
Suatu penyimpangan atau kesalahan yang terjadi lazimnya akan dapat

diketahui dan dikoreksi melalui suatu proses audit.


(3) Reporting control.

Setiap kesalahan perhitungan, penyajian, atau pengungkapan yang tidak

dikoreksi dalam keuangan akan disebutkan dalam laporan pemeriksaan.

Dengan demikian pembaca laporan keuangan terhindar dari informasi yang

keliru atau menyesatkan.

F.1.5 Jenis-jenis Auditor

Auditor adalah seseorang yang menyediakan jasa kepada masyarakat terutama

di bidang audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan yang dibuat kliennya Abdul

Halim (2008:11). Boynton, et. Al. (2006:1) mengemukakan tiga jenis auditor, yaitu

goverment auditors, internal auditors, and independent auditors. Berikut adalah

penjelasan mengenai ketiga jenis auditor tersebut :

1) Auditor pemerintah (goverment auditors)


Auditor pemrintah adalah audit profesional yang berkerja di instansi pemerintah,

yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang

14
disajikan oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintahan atau

pertanggungjawaban keuangan yang ditujuakn kepada pemerintah. Di Indonesia

audit ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dibentuk

sebagai perwujudan dari Pasal 23 ayat 5 Undang-undang dasar 1945.


2) Auditor internal (internal auditors)
Auditor internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan dan oleh

karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit yang

dilakukannya terutama ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat

dimana ia bekerja.
3) Auditor independen (independent auditors)
Auditor independen adalah auditor yang melakukan fungsi pengauditan atas

laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan terbuka. Perusahaan terbuka yaitu

perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal,

perusahaan-perusahaan besar, dan kecil. Auditor independen berpraktik harus

dilakukan melalui suatu kantor akuntan publik yang telah mendapat ijin dari

Departemen Keuangan.

F.1.6 Kinerja Auditor

Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance).

Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara (2005:67) istilah kinerja berasal dari

kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicapai seseorang), yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Teori tentang prestasi kerja lebih banyak

mengacu pada teori psikologi yaitu tentang proses tingkah laku kerja seseorang,

15
sehingga seseorang tersebut menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan dari

pekerjaannya (Agustia, 2006:104). Kinerja atau prestasi kerja dapat diukur melalui

kriteria seperti kualitas, kuantitas, waktu yang dipakai, jabatan yang dipegang,

absensi dan keselamatan dalam menjalankan tugas pekerjaan.

Gibson, et. al. (1996) dalam Wibowo (2009), menyatakan bahwa kinerja

karyawan merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menetapkan

perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi

pada periode tertentu dan relatif dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja atau

kinerja organisasi. Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas

pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu.

Pengertian kinerja auditor menurut Mulyadi dan Kanaka (1998:116) adalah

auditor yang melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif

atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk

menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang material, posisi

keuangan dan hasil usaha perusahaan. Kalbers dan Forgarty (1995) mengemukakan

bahwa kinerja auditor sebagai evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh

atasan, rekan kerja, diri sendiri, dan bawahan langsung.

Fanani ,dkk (2008) menyatakan bahwa pencapaian kinerja auditor yang lebih

baik harus sesuai dengan standar dan kurun waktu tertentu, yaitu:

1) Kualitas kerja

16
Mutu penyelesaian pekerjaan dengan bekerja berdasar pada seluruh kemampuan

dan keterampilan, serta pengetahuan yang dimiliki auditor.

2) Kuantitas kerja

Jumlah hasil kerja yang dapat diselesaikan dengan target yang menjadi

tanggungjawab pekerjaan auditor, serta kemampuan untuk memanfaatkan sarana

dan prasarana penunjang pekerjaan.

3) Ketepatan Waktu

Ketepatan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu yang tersedia.

Kinerja auditor merupakan hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tangung jawab yang diberikan kepadanya, dan

menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu

pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya. Kinerja auditor menjadi

perhatian utama, baik bagi klien ataupun publik, dalam menilai hasil audit yang

dilakukan.

F.1.7 Konsep dasar Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK)

Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) dalam pemeriksaan

diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)-PSA No. 59 (SA Seksi 327)

tentang Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK). Dalam standar ini dijelaskan

mengenai tipe dan manfaat TABK, pertimbangan dalam menggunakan TABK,

langkah-langkah dalam menggunakan TABK, dokumentasi hasil pemeriksaan dengan

TABK, dan penggunaan TABK dalam lingkungan komputer bisnis kecil.

17
PSA No.59 (SA Seksi 327) mengidentifikasi faktor-faktor yang harus

dipertimbangkan oleh pemeriksa sebelum menggunakan TABK, yaitu:

1) Pengetahuan, keahlian, dan pengalaman komputer yang dimiliki oleh pemeriksa

Pemeriksa harus memiliki pengetahuan memadai untuk merencanakan,

melaksanakan, dan menggunakan hasil penggunaan TABK. Tingkat pengetahuan

yang harus dimiliki oleh pemeriksa tergantung atas kompleksitas dan sifat TABK

dan sistem akuntansi entitas.

2) Tersedianya TABK dan fasilitas komputer yang sesuai

Pemeriksa harus mempertimbangkann tersedianya TABK, kesesuaian fasilitas

komputer, dan sistem akuntansi serta file berbasis komputer yang diperlukan.

Pemeriksa dapat merencanakan untuk menggunakan fasilitas komputer yang lain

bila penggunaan TABK atas komputer entitas dianggap tidak ekonomis atau tidak

praktis untuk dilakukan.

3) Ketidakpastian pengujian manual

Banyak sistem akuntansi terkomputerisasi dalam melaksanakan tugas tertentu

tidak menghasilkan bukti yang dapat dilihat. Dalam keadaan ini, tidaklah praktis

bagi pemeriksa untuk melakukan pengujian secara manual. Tidak adanya bukti

yang dapat dilihat dapat terjadi berbagai tahap proses akuntansi.

4) Efektifitas dan efisiensi

Efektifitas dan efisiensi prosedur pemeriksaan dapat ditingkatkan melalui

penggunaan TABK dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti pemeriksaan

18
(1) Beberapa transaksi dapat diuji secara lebih efektif pada tingkat biaya yang

sama dengan menggunakan komputer untuk memeriksa semua atau lebih

banyak transaksi bila dibandingkan dengan jika dilaksanakan manual.

(2) Dalam penerapan prosedur analitik, transaksi atau saldo akun dapat

direview dan dicetak laporannya untuk pos-pos yang tidak biasa dengan cara

yang lebih efisien dengan menggunakan komputer bila dibandingkan dengan

cara manual.

(3) Penggunaan TABK dapat membuat prosedur pengujian substantive

tambahan lebih efisien daripada jika pemeriksa meletakkan kepercayaan atas

pengendalian dan pengujian pengendalian yang bersangkutan.

5) Saat pelaksanaan

File komputer tertentu, seperti file transaksi rinci, seringkali disimpan hanya untuk

jangka waktu pendek, dan mungkin tidak disediakan dalam bentuk yang dapat

dibaca oleh mesin pada saat diperlukan oleh pemeriksa. Jadi, pemeriksa akan

memerlukan pengaturan untuk mempertahankan data yag dibutuhkannya atau ia

dapat mengubah saat pekerjaannya memerlukan data tersebut.

F.1.8 Kegunaan TABK

Dalam pemeriksaan, TABK dapat digunakan untuk melakukan prosedur

berikut: (PSA No. 59):

1) Pengujian rincian transaksi dan saldo

2) Seperti penggunaan perangkat lunak pemeriksaan untuk menguji semua (suatu

sampel) transaksi dalam file komputer.

19
3) Prosedur analytical review, misalkan penggunaan perangkat lunak pemeriksaan

untuk mengidentifikasi unsur atau fluktuasi yang tidak biasa.

4) Pengujian pengendalian (test of control) atas pengendalian umum sistem

informasi komputer, misalkan penggunaan data uji untuk menguji prosedut akses

ke perpustakaan program (program libraries.

5) Pengujian pengendalian atas pengendalian aplikasi sistem informasi komputer,

misalkan penggunaan data uji untuk menguji berfungsinya prosedur yang telah

diprogramkan.

6) Mengakses file, yaitu kemampuan untuk membaca file yang berbeda record-nya

dan berbeda formatnya.

7) Mengelompokkan data berdasarkan kriteria tertentu.

8) Mengorganisasikan file, seperti menyortasi dan menggabungkan.

9) Membuat laporan, mengedit, dan memformat keluaran.

10) Membuat persamaan dengan operasi rasional (AND; OR; =; <>; <; >; IF)

F.1.9 Perangkat TABK

Untuk dapat meggunakan TABK dalam pemeriksaan, pemeriksa memerlukan

sejumlah perangkat yang berupa perangkat keras (hardware) dan perangakt lunak

(software).

Perangkat keras yang dibutuhkan untuk menggunakan TABK antara lain:

1) Komputer, dapat berupa laptop/notebook atau komputer desktop.

20
2) Media penyimpanan data eksternal, seperti floppy disk, compact disk (CD), flash

disk, dan external hard disk.

3) Sedang perangkat lunak yang diperlukan untuk TABK di antaranya adalah

perangkat lunak pemeriksaan (generalized audit software), perangkat lunak

pengeolah angkat (spreadsheet software), dan perangkat lunak pengolah data

(database software).

F.1.10 Pelatihan Profesional

Definisi pelatihan menurut Tanjung dan Arep (2002) dalam Bulchia (2008)

adalah sebagai berikut : Pelatihan merupakan salah satu usaha untuk

mengembangkan sumber daya manusia, terutama dalam hal pngetahuan

(Knowledge), kemampuan (abilty), keahlian (skill) dan sikap (attitude). Pelatihan

merupakan bagian dari suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan

kemampuan dan keterampilaan khusus seseorang atau kelompok orang

(Notoatmodjo, 1998 dalam Ayuni, 2008). Pelatihan adalah suatu proses pendidikan

jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana staf

mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas

(Mangkunegara,2000 dalam Ayuni, 2008). Berdasarkan kedua pengertian tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu proses pendidikan jangka

pendek guna memperoleh dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang

khusus agar mampu untuk melakukan sesuatu.

21
Pelatihan bisa diselenggarakan oleh organisasi profesi atau dilakukan secara

mandiri oleh kantor akuntan publik terhadap staf auditor. Pelatihan ini harus cukup

mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum. Pelatihan di sini dapat berupa

kegiatan-kegiatan, seperti seminar, symposium, lokakarya pelaihan itu sendiri dan

kegiatan penunjang keterampilan lainnya.

F.1.11 Etika Profesi

Arens (2010:67) mendefinisikan etika secara umum sebagai perangkat prinsip

moral atau nilai. Perilaku beretika diperlukan oleh masyarakat agar semuanya dapat

berjalan secara teratur. Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada

masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan seperangkat prinsipprinsip

moral yang mengatur tentang perilaku profesional. Tanpa etika, profesi akuntan tidak

akan ada karena fungsi akuntan adalah sebagai penyedia informasi untuk proses

pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku Bisnis. Merujuk pada klasifikasi profesi

secara umum, maka salah satu ciri yang membedakan profesi-profesi yang ada adalah

etika profesi yang dijadikan sebagai standar pekerjaan bagi para anggotanya. Etika

profesi diperlukan oleh setiap profesi, khususnya bagi profesi yang membutuhkan

kepercayaan dari masyarakat seperti profesi auditor. Masyarakat akan menghargai

profesi yang menerapkan standar mutu yang tinggi dalam pelaksanaan pekerjaannya.

Mukadimah Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan prinsip

etika profesi dalam kode etik Ikatan Akuntansi Indonesia merupakan pengakuan

profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan

22
(Abdul Halim, 2008:29). Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi

tanggungjawab profesionalnya dalam melakukan pekerjaanya termasuk dalam

membuat keputusan pemberian opini. Hal ini didukung dengan pendapat Gordon F.

Woodbine dan Joanne Liu (2010) yaitu moralitas memainkan peran penting dalam

proses pengambilan keputusan. Prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku

terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi.

Prinsip etika merupakan kerangka dasar bagi aturan etika yang mengatur

pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Dalam Kode Etik Akuntan

Indonesia terdapat delapan prinsip etika yaitu:

1) Tanggung jawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai profesional, setiap anggota harus

senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua

kegiatan yang dilakukannya.

2) Kepentingan publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka

pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan

komitmen atas profesionalisme.

3) Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus

memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

4) Obyektivitas

23
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan

kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

5) Kompetensi dan kehati-hatian profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian,

kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk

memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa

profesionalnya yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan

teknik yang paling mutakhir.

6) Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama

melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan

informasi tersebut tanpa pesetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban

profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.

7) Perilaku profesional

Setiap anggota berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan

menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

8) Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar

teknis dan standar profesional yang relevan.

F.2 Hipotesis Penelitian

24
F.2.1 Pengaruh TABK Pada Kinerja Auditor

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) mempengaruhi perkembangan proses

audit (Mulyadi, 2007). Salah satu hasil dari perkembangan Teknologi Informasi (TI)

adalah penggunaan TABK pada Kantor Akuntan Publik di Denpasar sebagai bagian

dari audit berkala dapat mendeteksi kesalahan, penipuan, dan ketidakefektifan

kontrol. Audit sekitar komputer merupakan pendekatan untuk mengaudit tanpa

mengandalkan dan menguji pengendalian otomatis yang melekat pada komputer

(Arens, 2011: 449). Pendekatan ini dapat diterima jika auditor mempunyai akses

terhadap dokumen sumber yang kemudian bisa dibaca dan direkonsiliasikan dengan

hasil output. Pada umumnya sistem informasi akuntansi terdiri dari input, processing,

dan output. Namun pada teknik audit sekitar komputer, tahap processing diabaikan

(Bodnar dan Hopwood, 2006: 565).

TABK tidak hanya memudahkan dalam hal analisa tetapi juga dapat

meningkatkan efektifitas dan efisiensi waktu, biaya dan juga sumber daya manusia.

Selain itu, Walaupun teknologi informasi telah umum dalam dunia ekonomi (bisnis)

tapi untuk pemenuhan kebutuhan audit, pemanfaatan teknologi informasi bisa

dikatakan masih kurang (Supriyati, 2005:43). Hal ini tentunya berpengaruh pada

kinerja auditor dalam mengerjakan dan memberikan opininya atas laporan keuangan.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikembangkan hipotesis penelitian sebagai

berikut:

H1: Teknik Audit Berbantuan Kompter berpengaruh positif terhadap kinerja auditor

25
F.2.2 Pengaruh Pelatihan Profesional Terhadap Kinerja Auditor

Untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional, auditor harus

menjalani pelatihan teknis yang cukup (IAI 2004). Program pelatihan mempunyai

pengaruh yang lebih besar dalam peningkatan keahlian dan kinerja auditor. Pelatihan

dapat dilakukan dengan mengkuti seminar atau symposium. Materi pelatihan harus

dirancang dengan sebaik-baiknnya. Pelatihan harus dibuat sistematis dan berjenjang

sesuai dengan tingkatan auditor yang ada di KAP. Bertambahnya pengalaman auditor

yang diperoleh melalui pelatihan akan meningkatkan ketelitian dalam melakukan

pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan dengan ketelitian yang tinggi

menghasilkan laporan audit yang berkualitas dan menunjukkan kinerja auditor yang

baik. Penelitian yang dilakukan Adinda (2011) menunjukkan bahwa variabel

pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor junior. Penelitian

yang dilakukan Satwika (2014) pada KAP di Denpasar menunjukkan bahwa variabel

pelatihan berpengaruh secara positif terhadap kinerja auditor junior. Berdasarkan

uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Pelatihan profesional berpengaruh positif terhadap kinerja auditor

F.2.3 Pengaruh Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor

Menurut Utami (2009) etika berkaitan dengan perilaku moral dan berfungsi

sebagai kontrol pelaksanaan suatu aktivitas. Prinsip etika profesi dalam kode etik

Ikatan Akuntansi Indonesia menyatakan pengakuan profesi akan tanggungjawab

auditor kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini juga memandu

26
anggota dalam memenuhi tanggungjawab profesionalnya. Prinsip ini meminta

komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan

pribadi. Auditor yang memenuhi prinsip etika profesi akan mampu memberikan rasa

tanggungjawab yang tinggi terhadap pekerjaannya. Rasa tanggungjawab membuat

auditor berusaha sebaik mungkin menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan

berkualitas. Penelitian yang dilakukan oleh Dinata (2013) di KAP di Bali menyatakan

bahwa etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor dan penelitan yang

dilakukan Gabritha Floretta (2014) menyatakan bahwa etika profesi berpengaruh

signifikan terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta.

Berdasarkan penjabaran tersebut dapat dikembangkan hipotesis penelitian sebagai

berikut:

H3: Etika profesi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor

G. Metode Penelitian

G.1 Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yang

berbentuk asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2014:55). Penelitian

ini membahas pengaruh teknik audit berbantuan computer, pelatihan profesional,

etika profesi terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Denpasar.

Gambar G.1 Desain Penelitian

Teknik Audit Berbantuan


Komputer

27
Pelatihan Profesional Kinerja Auditor

Etika Profesi

G.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Denpasar yang

terdaftar dalam Direktori yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia

(IAPI) tahun 2015. Lokasi tersebut dipilih untuk memudahkan pengumpulan data

karena kantor akuntan publik yang terdaftar dalam Direktori akan mudah diketahui

nama beserta alamatnya. Kantor akuntan publik yang terdaftar di Direktori telah

memperoleh ijin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia sebagai wadah dari

akuntan publik dalam melaksanakan pekerjaannya.

Tabel G.1 Daftar Kantor Akuntan Publik (KAP) di Denpasar Tahun 2015

No Nama Kantor Akuntan Publik Alamat


1. KAP Drs. Ketut Budiartha, MSi Perumahan Padang Pesona Graha
Adhi Blok A 6, Jl. Gunung Agung
Denpasar Barat
2. KAP Rama Wendra (Cab) Pertokoan Sudirman Agung Blok A
No.43 Jl. PB. Sudirman
Denpasar
3. KAP Drs. Sri Marmo Djgosarkoso & Jl. Gunung Muria No.4
Rekan Monang-Maning, Denpasar
4. KAP Drs. Wayan Sunasdyana Jl. Pura Demak I Gang Buntu No.89
Teuku Umar Barat, Pemecutan Kelod
Denpasar
5. KAP I Wayan Ramantha Jl. Rampai No. 1 A Lantai 3,
Denpasar
6. KAP Drs. Johan, Malonda, Astika & Jl. Muding Indah I No 5, Kuta Utara,
Rekan (Cab.) Kerobokan, Denpasar

28
7. KAP K. Gunarsa Jl. Tukad Banyusari Gang II No.5
Panjer, Denpasar
8. KAP Drs. Ida Bagus Djagera Jl. Hasanuddin No.1, Denpasar
9. KAP Drs. Ketut Muliartha R.M. & Gedung Guna Teknosa, Jl. Drupadi
Rekan No.25 Renon, Denpasar
Sumber: Direktori IAPI (2015)

G.3 Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2014;38), objek penelitian merupakan suatu sifat dari

objek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian akan memperoleh

kesimpulan. Obyek dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor

Akuntan Publik yang ada di Bali.

G.4 Identifikasi Variabel

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011: 59). Sesuai dengan topik,

penelitian ini menggunakan variabel independen dan dependen. Variabel

independen (independent variable) merupakan jenis variabel yang

dipandang sebagai penyebab munculnya variabel dependen yang diduga

sebagai akibatnya (Arfan Ikhsan, 2008:65). Dalam penelitian ini, yang

merupakan variabel independen adalah:

1) Teknik Audit Berbantuan Komputer

2) Pelatihan Profesional

3) Etika Profesi

29
Variabel dependen (dependent variable) merupakan jenis variabel yang

dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Arfan Ikhsan, 2008:65).

Variabel dependen pada penelitian ini adalah kinerja auditor.

G.5 Definisi Oprasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang dinyatakan dalam

bentuk istilah yang diuji secara spesifik atau dengan pengukuran kriteria (Arfan

Ikhsan, 2008:62). Adapun variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini dapat

didefinisikan sebagai berikut:

1) Variabel Independen

(1) Teknik Audit Berbantuan Komputer

TABK merupakan perangkat dan teknik yang digunakan untuk menguji (baik

secara langsung maupun tidak langsung) logika internal dari suatu aplikasi

komputer yang digunakan untuk mengolah data. Indikator yang digunakan dalam

penelitian ini diadopsi dari penelitian sebelumnya Meli (2006) yaitu:

a. Kegunaan dalam Menggunakan TABK

Dengan meningkatnya tugas maka penggunaan komputer semakin

intensif.

b. Kemudahaan TABK

Penggunaan komputer dalam pelaksanaan audit mempermudah auditor

untuk penyimpanan data.

c. Sikap Pengguna

30
Keunggulan TABK membantu auditor dalam melaksanakan tugasnya

sehingga data yang dihasilkan lebih akurat.

d. Penerimaan Pengguna Terhadap TABK

Seorang auditor diharapkan dapat menyesuaikan perkembangan TI dalam

penerapan TABK sehingga kedepan kinerja auditor memeriksa laporan

keuangan semakin baik.

(2) Pelatihan Profesional

Eynon, et. al. (1994) dalam Noviyani (2007:484) menyatakan kurikulum yang

ada tidak cukup untuk membangun kesuksesan akuntan, untuk itu, diperlukan

pelatihan melalui kursus-kursus pendidikan profesional lanjutan. Pengukuran

pelatihan menggunakan instrumen yang digunakan oleh Cholifah (2010).

Indikator-indikator dari variabel pelatihan ini dimodifikasi oleh peneliti

dengan mengurangi jumlah pernyataan yaitu : mengikuti pelatihan pajak,

mengikuti pelatihan perbankan, pelatihan dibiayai oleh KAP, KAP

mengadakan pelatihan audit, pelatihan sesuai dengan tingkatan auditor,

mengikuti seminar/simposium dan memperbaiki prestasi kerja.

(3) Etika Profesi

Etika Profesi adalah unsur-unsur yang membentuk tingkah laku dan nilai-nilai

bersama yang telah disepakati untuk bekerja sesuai dengan norma-norma atau

kode etik yang ada guna mencapai tujuan organisasi. Indikator yang

31
digunakan mengadopsi dari penelitian Eka Putra (2012) dengan modifikasi

antara lain: tanggung jawab profesi auditor, integritas, obyektivitas dan

kehati-hatian.

2) Variabel Dependen

Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Variabel kinerja auditor dalam

penelitian ini diukur dengan instrumen yang digunakan Chandra (2006), Bahri (2010)

dan Cholifah (2010) yang telah dimodifikasi dengan indikator yaitu patuh terhadap

prosedur audit, mampu menyelesaikan tugas tepat waktu, mampu menyelesaikan

tugas dengan baik, mengutamakan kerja sama dengan rekan kerja, mampu

mengkomunikasikan hasil audit dan mendahulukan kualitas daripada kuantitas.

G.6 Jenis dan Sumber Data

G.6.1 Jenis Data

1) Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka-angka atau data-data

kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2011:23). Data kuantitatif meliputi data

skor jawaban kuesioner yang terkumpul, dan jumlah auditor pada Kantor Akuntan

Publik di Denpasar.
2) Data kualitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan

gambar (Sugiyono, 2011:23). Data kualitatif pada penelitian ini meliputi daftar

32
nama Kantor Akuntan Publik di Denpasar yang tergabung dalam Institut Akuntan

Publik Indonesia.

G.6.2 Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:

1) Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati,

dicatat untuk pertama kalinya (Sugiyono, 2011: 129). Data primer pada penelitian

yaitu berupa hasil kuesioner/jawaban dari responden.


2) Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media

perantara seperti orang lain dan dokumen (Sugiyono, 2011: 129). Data

sekunder pada penelitian ini adalah gambaran umum dan struktur organisasi serta

jumlah pegawai pada Kantor Akuntan Publik di Denpasar.

G.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (2011), populasi merupakan wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi juga merupakan keseluruhan kumpulan elemen-elemen berkaitan dengan

apa yang peneliti harapkan dalam mengambil beberapa kesimpulan. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada kantor Akuntan Publik di

Denpasar. Kantor akuntan publik yang digunakan adalah yang terdaftar dalam

33
Direktori yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tahun 2015 yang berlokasi

di Denpasar, dengan jumlah auditor secara keseluruhan sebanyak 81 orang.

Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2011:122), sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Metode penentuan sampel yang

digunakan adalah metoda purposive sampling. Purposive sampling adalah

penyampelan dengan kriteria berupa suatu pertimbangan tertentu (Sugiyono,

2011:122). Kriteria penentuan sampel pada penelitian ini yaitu auditor yang bekerja

pada KAP di Denpasar sudah pernah mengikuti pelaksanaan audit dan memiliki

pengalaman kerja minimal 2 tahun. Dipilih telah bekerja dua tahun, karena telah

memiliki waktu dan pengalaman untuk beradaptasi serta menilai kondisi lingkungan

kerjanya (Wibowo, 2009). Adapun nama KAP, jumlah auditor pada masing-masing

KAP dan jumlah auditor yang memenuhi syarat menjadi sampel disajikan pada tabel

G.2.

Tabel G.2 Jumlah Auditor Kantor Akuntan Publik di Denpasar

No Nama Kantor Akuntan Jumlah Tidak Jumlah Auditor


Publik Auditor Memenuhi Yang Memenuhi
pada KAP Kriteria Kriteria
1. KAP Drs. Ketut Budiartha, 8 1 7
MSi
2. KAP Rama Wendra (Cab) 4 1 3

3. KAP Drs. Sri Marmo 18 3 15


Djgosarkoso & Rekan
4. KAP Drs. Wayan Sunasdyana 9 3 6

5. KAP I Wayan Ramantha 10 2 8


6. KAP Drs. Johan, Malonda, 20 3 17

34
Astika & Rekan (Cab.)
7. KAP K. Gunarsa 7 2 5
8. KAP Drs. Ida Bagus Djagera 2 1 1
9. KAP Drs. Ketut Muliartha 3 0 3
R.M. & Rekan
Jumlah 81 16 65
Sumber: Data diolah (2015)

G.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan kuesioner, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab (Sugiyono, 2011:199). Pada penelitian ini, kuesioner langsung diantarkan ke

lokasi penelitian dan diberikan kepada responden. Kuesioner yang disebar berupa

daftar pertanyaan maupun pernyataan tertulis kepada responden mengenai TABK,

pelatihan auditor dan etika profesi pada kinerja auditor oleh auditor pada Kantor

Akuntan Publik (KAP) di Denpasar. Jawaban responden akan diukur dengan

menggunakan skala Likert modifikasi, yaitu pilihan jawaban responden akan diberi

nilai dengan skala 4 poin sebagai skor tertinggi dan skala 1 untuk skor terendah.

Adapun kriteria penentuan skor untuk masing-masing item pernyataan adalah sebagai

berikut.

Skor untuk item pernyataan:


1 : Sangat tidak setuju (STS)
2 : Tidak setuju (TS)
3 : Setuju (S)
4 : Sangat setuju (SS)

35
Menurut Moeljono (2002) dalam Antari (2006), ada tiga alasan untuk

meniadakan jawaban yang ditengah atau jawaban netral dalam skala Likert

modifikasi. Pertama, jawaban netral bisa diartikan belum dapat memutuskan dalam

artian setuju tidak, tidak setuju juga tidak. Kedua, jawaban yang tersedia di tengah

(jawaban netral) dapat menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah (central

tendency effect), terutama bagi responden yang ragu-ragu atas arah kecenderungan

menjawab. Ketiga, maksud kategorisasi jawaban tersebut adalah terutama untuk

melihat kecenderungan jawaban ke arah setuju atau tidak setuju seandainya

disediakan kategori jawaban di tengah dan responden cenderung memilih jawaban di

tengah (jawaban netral), maka akan menghilangkan banyak data penelitian sehingga

akan mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring dari responden.

G.9 Teknik Analisis Data

G.9.1 Uji Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini teknik analisis data diawali dengan pengujian instrumen

yaitu dengan menguji validitas dan reliabilitas instrumen. Mengingat adanya

pengumpulan data menggunakan kuesioner, maka kesungguhan responden menjawab

merupakan suatu hal yang penting. Instrumen yang valid dan reliabel merupakan

syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel pula.

1) Pengujian Validitas

36
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat mengukur apa yang

ingin diukur (Sugiyono, 2011:172). Dalam hal ini kuesioner harus dirancang

dengan tepat dan mengandung isi yang relevan dengan apa yang harus diukur.

Pengujian validitas dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi product

moment dengan bantuan fasilitas soft-ware SPSS (Statistic Package for the

Social Science) for windows.

2) Pengujian Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas, maka dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas

memperlihatkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur subjek yang sama.

Apabila hasil pengukuran memperlihatkan hasil yang relatif sama terhadap

subjek yang sama selama beberapa kali maka alat ukur tersebut reliabel

(Sugiyono, 2011:173). Untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik cronbach

alpha lebih besar dari 0,60 (Ghozali, 2009:45). Pengujian ini dilakukan dengan

SPSS For Windows.

G.9.2 Uji Asumsi Klasik


1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam residual dari model

regresi yang dibuat berdistribusi normal atau tidak (Suyana, 2009:89). Model

regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi residual yang normal atau

mendekati normal. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan statistik

Kolmogorov-Smirnov. Kriteria yang digunakan dalam uji ini adalah dengan

membandingkan antara tingkat signifikansi yang didapat dengan tingkat alpha

37
yang digunakan yaitu 5% (0,05), dimana data tersebut dikatakan berdistribusi

normal bila sig > alpha (Suyana, 2009:89).


2) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2009:95). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas,

artinya bebas dari gejala multikolinier (Suyana, 2009:94).

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak mengandung gejala

heteroskedastisitas atau mempunyai varians yang homogen.

G.9.3 Analisis Regresi Linier Berganda


Uji hipotesis melalui analisis regresi linear berganda (multiple), adalah untuk

mencari pengaruh Teknik Audit Berbantuan Komputer (X1), Pelatihan Profesional

(X2), Etika Profesi (X3) terhadap Kinerja Auditor (Y). Model regresi linear ganda

yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus :

Y = + 1X1 + 2X2 + 3X3 + e (1)

Notasi :

Y = kinerja auditor

= konstan

X1 = teknik audit berbantuan komputer

38
X2 = pelatihan profesional

X3 = etika profesi

1 = koefisien regresi teknik audit berbantuan komputer

2 = koefisien regresi pelatihan profesional

3 = koefisien regresi etika profesi

e = komponen pengganggu

Dalam analisis regresi berganda diamati goodness of fit (uji kecocokan)

dengan melihat koefisien determinasi (R2), uji kelayakan model (uji F) dan uji

hipotesis (uji t), dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Arfan Ikhsan, 2008:249). Nilai koefisien

determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen.

2) Uji Kelayakan Model

Uji kelayakan model dilakukan dengan uji F (F test) menunjukkan apakah semua

variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen (Arfan Ikhsan, 2008: 249). Uji ini

39
digunakan untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh teknik audit berbantuan

computer, pelatihan profesional, dan etika profesi terhadap kinerja auditor pada

Kantor Akuntan Publik di Denpasar sebagai variabel dependen. Apabila hasil dari

uji F adalah signifikan atau P value 0,05 maka hubungan antar variabel-variabel

bebas adalah signifikan mempengaruhi kinerja auditor pada Kantor Akuntan

Publik di Denpasar dan model regresi digunakan dianggap layak uji.

3) Uji Hipotesis

Uji hipotesis menggunakan uji t (t-test) menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Arfan Ikhsan, 2008:248). Uji hipotesis dilakukan untuk menguji

hipotesis yang menyatakan bahwa teknik audit berbantuan komputer, pelatihan

profesional, dan etika profesi secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja

auditor pada Kantor Akuntan Publik di Denpasar. Taraf nyata yang digunakan

adalah 5 persen. Apabila tingkat signifikansi t lebih besar dari = 0,05 maka H 0

diterima dan H1 ditolak yang menyatakan tidak ada pengaruh positif secara

parsial antara teknik audit berbantuan komputer, pelatihan profesional, dan etika

profesi terhadap kinerja uditor pada Kantor Akuntan Publik di Denpasar.

Sebaliknya jika signifikansi t lebih kecil atau sama dengan = 0,05 persen maka

H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian sesuai hipotesis yang dirumuskan

yaitu ada pengaruh positif secara parsial teknik audit berbantuan komputer,

pelatihan profesional, dan etika profesi terhadap kinerja auditor pada Kantor

Akuntan Publik di Denpasar.

40
DAFTAR RUJUKAN

Adinda, Youra. 2011. Pengaruh Motivasi, Supervisi dan Pelatihan Terhadap Kinerja
Auditor Junior. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Antari, Ida Ayu Surya. 2006. Pengaruh Fee Audit, Ukuran Kantor Akuntan Publik dan
Lamanya Penugasan Audit Terhadap Indepedensi Penampilan Auditor (Studi
Kasus Pada Auditor yang Bekerja di Kantor Akuntan Publik Wilayah Bali).
Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar.

Arens et al. 2008. "Auditing and Assurance Service an Integrated Approach, 13th
edition". Global Edition, Pearson Education International. New Jersey.

41
Aritonang, Meli. 2006. Analisis Implementasi Teknik Audit Berbantuan Komputer
Pengaruhnya Terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak Rutin Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanah Abang. Skripsi. Universitas Komputer
Indonesia.

Ayuni, Nurul Dwi. Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Dan Pengalaman Auditor


Terhadap Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis Computer, Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2008.

Bayangkara, IBK. Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi, Salemba Empat,


Jakarta, 2008.

Bodnar, George H & William Hoopwoods. 2006. Sistem Informasi Akuntansi.


Jakarta: Salemba Empat.

Bonner, S.E & Walker P.L. The Effect Instruction And Experience on The Acquisition
of Auditing Knowledge. The Accounting Reviuw, No. 69 January 1994.

Boynton, Johnson dan Kell. Modern Auditing: Assurance Services And The Intergrity
of Financial Reporting, Jhon Wiley & Sons, New Jersey, 2006.

Bulchia. Analisis Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan Auditor Terhadap Pengetahuan


Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan, Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Ilmu
Social Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008.

Cathy dan Christine. 2011. Responsible Leadership for Audit Quality, How dothe Big
Four Manage The Personal Ethics OfTheir Employees?. Journal. Audencia
Nantes School of Management.

Curtis, Mary B., Teresa L. Conover, Lawrence C. Chui.2012. A Cross-Cultural Study


of the Influence of Country of Origin, Justice, Power Distance, and Gender on
Ethical Decision Making.Journal Of Internasional Accounting Research
Volume 11 ( 1 ).h:5-34.

Dian Agustia. 2011. The Influence Of Auditors Profesionalism to Turnover


Intentions, An Empirical Study On Accounting Frm in Java and Bali,
Indonesia. Journal of Economics and Engineering. Vol. 2. No.1.

42
Dinata Putri, Kompiang Martina. 2013. Pengaruh Indepedensi, Profesionalisme, dan
Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Bali.
Jurnal. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Elder, Beasly dan Arens. Auditing and Assurance Sevices: An Integrated Approach,
Pearson Prentice Hall, Canada, 2008.

Eynon, G. Hills, N. T & Stevens, K. T. (1997). Factors that Influence the Moral
Reasoning Abilities of Accountants: Implications for Universities and the
Profession. Journal of Business Ethics.

Fanani, Zaenal, dkk. 2008. Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, dan
Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia. Jakarta.

Gabritha Floretta. 2014. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spriritual, dan


Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Aakuntan Publik di DKI
Jakarta. Jurnal. Univesitas Binus. Jakarta.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi ke-
4. Semarang: Universitas Diponegoro.

Gordon F. Woodbine dan Joanne Liu. 2010. Leadership Styles and the Moral Choice
of Internal Auditors. Electronic Journal of Business Ethics and Organization
Studies. Vol. 15 No. 1.

Halim, Abdul. 2008. Auditing I. Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan, Edisi Ketiga.
Yogyakarta. UPP STIM YKPN.

Harum, Pradnyani. 2014. Teknik Audit Berbantuan Komputer Sebagai Prediktor


Kualitas Audit Pada Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Bali.
Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Herusetya, Antonius. 2010. Pengaruh Sistem Informasi Teknologi Elektronik Atas


Task Performance Auditor Kantor Akuntan Publik Big 4. Jurnal Akuntansi
dan Keuangan Indonesia, 7(1), h: 1-7.

43
Hilmi, Fakhri.2011. Pengaruh Pengalaman, Pelatihan, Dan Skeptisme Profesional
Auditor Terhadap Pendektesia Kecurangan (Studi Empiris Kantor Akuntan
Publik Di Wilayah Jakarta). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2001. Standar Profesional Akuntan Publik No. 59,
Teknik Audit Berbantuan Komputer. Jakarta: Salemba Empat.
____________________________. 2004. Standar Profesional Akuntan Publik.
Jakarta: Salemba Empat.

Ikhsan, Arfan. 2008. Metode penelitian Akuntansi keprilakuan. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Jaksic, Dejan. 2009. Implemention of Computer Assited Audit Techniques in


Application Controls Testing. Serbia: Faculty of Economics Subotica
University of Novi Sad. Journal of Management Information Systems, 4(1),
pp: 009-012.

Jamilah Lubis, Laila. 2008. Pengaruh Pelatihan Jabatan Fungsional Auditor (JFA)
Terhadap Kinerja Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Jurnal.
Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi Medan.

Jati, Ardani Mutia. 2009. Pengaruh Independensi, Kompetisi, dan Sensitivitas Etika
Profesi Terhadap Produktivitas Kerja Eksternal Auditor. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana.

Kalangi, Lintje. 2012. Peranan Auditing Sektor Publik Terhadap Akuntabilitas Publik
Pemerintah Daerah. Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing Megister Akuntansi
Fakultas Ekonomi Unsrat, 2(2), h: 1-8.

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield. 2008. Akuntansi
Intermediate. Jakarta: Erlangga.

Mahsun, Mohamad, Firma Sulistyowati, Heribertus Andre Purwanugraha. 2007.


Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. "Evaluasi Kinerja SDM". Refika Aditama.


Bandung

44
Mulyadi. 2007. Pengaruh Kemajuan Teknologi Informasi terhadap Akuntan SI.
Jurnal STIE "AUB" Surakarta. h: 1-10.

_______. 2009. Auditing, Edisi ke-6. Buku I. Jakarta: Salemba Empat.

Noviyani, Putri dan Bandi. 2002. Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan Terhadap
Struktur Pengetahuan Auditor Tentang Kekeliruan. Simposium Nasional
Akuntansi V. Semarang.

Pebi, Ni Nyoman. 2010. Pengaruh Struktur Audit, Komitmen Organisasi, Gaya


Kepemimpinan, dan Pemahaman Good Governance pada Kinerja Auditor
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Bali). Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana.

Rai, I Gusti Agung. 2010. Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Ria Nelly, dkk. 2010. A Sudy On Audit Judgement Performance: The Effect of
Accountability, Effort, and Task Complexity. Jurnal. University of Riau.

Satwika, I.B. 2014 . Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi dan Pelatihan Auditor
terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Denpasar . Skripsi .
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Surya Antari, Ida Ayu. 2007. Pengaruh Fee Audit, Ukuran Kantor Akuntan Publik dan
Lamanya Penugasan Audit terhadap Independensi Penampilan Auditor.
Jurnal. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Supriyati.2005. Peranan Teknologi Informasi Dalam Audit Sistem Informasi


Komputerisasi Akuntansi. Majalah Ilmiah Unikom, Vol.6: h: 35-50.

Utama, Suyana. 2009. Aplikasi Analisis Kuantitatif. Denpasar. Fakultas Ekonomi


Universitas Udayana.

Utami, Ratna.2009.Perbedaan Penerapan Etika Profesi Akuntan Pada Perilaku


Auditor Yunior Dan Auditor Senior ( Studi Terhadap Auditor Yang Bekerja
Pada KAP Di Malang ).Jurnal Akuntansi Volume 6( 2).h:108-115.

45
Wibowo, Hian Ayu Oceani. 2009. Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen
Organisasi, Gaya Kepemimpinan, dan Pemahaman Good Governance
Terhadap Kinerja Auditor (Studi emiris pada Kantor Akuntan publik di
Daerah Istimewa Yogyakarta). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Indonesia.

Yanhari. 2007. Analisis Profesionalisme dan Etika Profesi Auditor terhadap Kinerja
Auditor (Studi kasus pada Badan Pemeriksa Keuangan RI di Jakarta). Skripsi.
Fakultas Ekonomi Mercubuana. Jakarta.

46

Anda mungkin juga menyukai