Anda di halaman 1dari 2

KITAB PENGKHOTBAH

LATAR BELAKANG

Sebagaimana halnya dengan beberapa kitab syair yang lain, kitab pengkhotbah berisi
beberapa gaya sastra. Kitab ini menggunakan alegori, peribahasa, kiasan, amsal & berbagai
ragam lainnya. Selain dari gaya sastra yang dikenali ada sejumlah karya sastra yang diketahui
berasal dari timur dekat kuno yang membicarakan berbagai situasi dimana hikmat yang lazim
dipandang sebagai tidak sesuai dengan kenyataan atau pengalaman. Jelas sekali hal ini juga
terjadi di kitab Ayub dan beberapa karya sejenis dari timur dekat kuno. Kendati pun kitab ini
tidak menolak hikmat, ia menunjukan kekurangan dan keterbatasannya.

Dalam kesusastraan Mesopotamia contoh dari hal itu adalah sebuah karya yang
dikenal sebagai dialog pesimisme. Karangan ini lebih bersifat menyindir. Dalam karya itu
seorang pria mengajurkan berbagai macam tindakan yang ditegaskan oleh berbagai
pandangan budaknya yang bergaya hikmat. Dalam setiap kasus orang tersebut mengubah
pikirannya dan memutuskan untuk tidak melanjutkan tindakan yang telah disebutkannya.
Keputusan ini juga dalam tiap hal ditegaskan oleh budaknya dengan satu pandangan yang
berdaya hikmat. Kesimpulan yang dapat diambil oleh seseorang adalah bahwa perkataan
hikmat dapat digunakan untuk membenarkan kelakuan apapun yang sudah ditetapkan.

Dalam sastra mesir ada sebuah karya dimana seorang yang sedang memikirkan untuk
bunuh diri membicarakan berbagai macam frustrasi dalam hidup dan kegagalannya untuk
mendapatkan kepuasan. Dalam hal ini karya tersebut agak mirip dengan kitab pengkhotbah
demikian juga isi yang serupa terdapat dalam nyanyian-nyanyian pemain kecapi, yang
memberi dorongan untuk menikmati kehidupan karena orang tidak mengetahui apa yang
akan terjadi sesudahnya. Akan tetapi karya-karya ini mengajurkan cara hidup yang
bersenang-senang yang ditolak oleh Qoheleth.

Sebutan pengkhobah merupakan terjemahan dari kata ibrani Qoheleth yaitu orang
yang memanggil suatu sidang untuk mengajarnya. Selanjutnya, dalam kanon septuaginta
disebut Eccleesistes. Dalam tradisi ibrani kitab ini dibacakan pada hari raya pondok daun
(Bulan September-Oktober). Garis besar isi kitab adalah sebagai berikut:

Pengk 1:1-11 Pengantar

Pengk 1:12-12:8 Kumpulan hikmat

Pengk 12:9-14 Penutup

Kitab pengkhobah ditulis oleh seorang bijak. Ia merenungkan makna hidup manusia dengan
menggunakan kasus raja salomo. Pokok penberitaan kitab pengkhobah yakni manusia hidup
untuk bekerja keras dan menikmati hasil pemberian Allah serta memuliakan Allah.

1
Tujuan & Pesan

Tujuan Qohelet adalah untuk menegaskan bahwa tidak ada satu pun dibawah matahari
yang mampu memberi arti kehidupan. Bahkan ketika sekedar kepuasan atau rasa puas rasa
puas diri dapat diraih kematian tetap menanti pada akhirnya.

Pesan pengkhotbah adalah bahwa jalan kehidupan yang harus dituruti adalah kehidupan yang
berpusatkan Allah kenikmatan hidup pada hakikatnya tidak memberikan kepuasan sejati yang
abadi tetapi hanya bisa dinikmati sebagai pemberian dari Allah.

Sekarang kita percaya kitab ini memiliki pesan yang positif dan ortodox ini
menimbulkan sedikit persengketaan diantara para penafsir kitab pengkhotbah karna banyak
Ahli yang berpendapat bahwa dalam kitab ini hanya mengandung pesimisme atau sinisme.
Pandangan lama orang yahudi yang masih dipercayai secara luas sekarang ini adalah teologi
Qohelet yang tidak ortodox itu telah diberikan sebagai suatu contoh tentang pemikiran yang
tidak benar dan baru dalam pasal terakhir ini hal itu dibetulkan. Akan tetapi ketika kita
melihat bagian kitab ini ringkasan yang diberikan dalam ayat 13-14 pada dasarnya hanya
merupakan peryataan ulang dari apa yang dikemukakan oleh Qohelet dari seluruh kitab ini.

Anda mungkin juga menyukai