Anda di halaman 1dari 37

Jenis-jenis Khotbah

Ada sebagian tipe khotbah yang biasanya disampaikan oleh


pengkhotbah. Jenis-jenis khotbah itu pada lain;

1. Khotbah Tekstual

Khotbah tekstual merupakan khotbah yang dibangun bersama dengan


garis besarnya berdasarkan sebuah teks ayat Alkitab. Khotbah ini
biasanya didasarkan pada satu atau dua ayat saja. Adapun keunggulan
dan kelemahan khotbah tekstual yaitu:

Keunggulan Khotbah Tekstual

Ayat singkat dan terfokus, sehingga ringan dalam persiapan khotbah.


Biasanya digunakan oleh para pengkhotbah pemula.

Mudah dimengerti dan dimengerti oleh jemaat karena penyampaiannya


yang sederhana.

Dikhotbahkan ayat per ayat, sehingga pembahasan terlalu fokus pada


konteks ayat. Hal ini bakal membawa dampak jemaat sadar apa maksud
berasal dari masing-masing ayat yang dikhotbahkan.

Kelemahan Khotbah Tekstual

Pembagian masing-masing ayatnya condong dipaksakan.


Jika tidak dilaksanakan secara cermat, pengambilan satu atau dua ayat
dalam Alkitab tanpa menyaksikan konteksnya bakal membawa dampak
kesalah pahaman, apalagi juga bisa mengalih-tafsirkan kebenaran.

Jika dipakai konsisten bakal membawa dampak rasa bosan bagi jemaat
yang mendengarnya.

Ketika cuma tersedia satu ayat yang baik bakal kesulitan untuk dijadikan
tema khotbah tekstual.
2. Khotbah Topikal (Tematik)

Khotbah topikal merupakan khotbah yang dibangun berdasarkan


sebuah topik. Khotbah ini didasarkan pada sebuah pokok yang diambil
berasal dari dalam atau luar Alkitab. Khotbah tipe ini merupakan khotbah
yang kerap dipakai oleh para pengkhotbah.

Adapun keunggulan dan kelemahan khotbah ini yaitu:

Keunggulan Khotbah Topikal

Pengkhotbah bisa mengembangkan banyak variasi aspek berita dalam


Alkitab secara bebas sehingga pembahasannya jadi luas. Materi yang
dibahas pun bisa dilengkapi atau dikurangi atas basic pertimbangan kala
dan isikan khotbah.

Khotbah tipe ini biasanya membawa dampak pengkhotbah berkhotbah


sesuai bersama dengan kondisi yang terlalu terjadi dalam jemaat.
Melalui khotbah ini juga pengkhotbah bisa memberikan solusi
pemecahan masalah berdasarkan Firman Tuhan.

Kelemahan Khotbah Topikal :

Cenderung untuk menggantikan kebenaran Allah bersama dengan


kesimpulan manusia.

Isi berasal dari penyampaian Firman Tuhan bisa bermakna bias.

Kurangnya penafsiran ayat berasal dari pengkhotbah sehingga bisa


timbul ketidaksesuaian pada khotbah bersama dengan isikan yang
dikhotbahkan.

Alkitab cuma digunakan sebagai bahan pendukung pandangan khusus


pengkhotbah. Sehingga seumpama tidak dilaksanakan secara hati-hati
bisa membawa dampak pemahan pengkhotbah saja yang dikhotbahkan.
3. Khotbah Ekspositori

Khotbah ekspositori merupakan khotbah yang didasarkan pada nas


Alkitab yang biasanya lebih panjang berasal dari dua ayat. Bagian
terbesar materi khotbah biasanya diambil segera berasal dari nas
Alkitab dan kerangkanya terdiri berasal dari serangkaian ide-ide yang
diuraikan secara bertahap dan berpangkal pada satu ide utama.
Khotbah yang dibawakan bakal saling terjalin pada nas yang satu
bersama dengan nas yang lain.

Dari ketiga tipe khotbah yang ada, khotbah Ekspositori merupakan tipe
khotbah yang jarang didengar di gereja-gereja di Indonesia. Pada
biasanya pengkhotbah-pengkhotbah di Indonesia kerap kenakan
khotbah Topikal. Hal ini barangkali karena jauh lebih ringan dalam
mempersiapkan isikan khotbah dibandingkan bersama dengan tipe
khotbah yang lain. Dalam mempersiapkan khotbah Topikal,
pengkhotbah biasanya cuma perlu melacak sebuah pokok atau topik
khotbah dalam Alkitab dan menyita sebagian ayat berasal dari dalam
Alkitab selanjutnya selanjutnya membentuknya jadi pokok-pokok besar.

=======================================================

Jenis-Jenis Khotbah
Tinggalkan Balasan

Jenis-Jenis Khotbah

Khotbah ekspositori, khotbah yang menguraikan ayat-ayat tertentu dalam


Alkitab secara rinci.

Khotbah tekstual, khotbah yang memberitakan ayat-ayat dari Alkitab namun


ajaran yang disampaikan tidak selalu runtut sesuai dengan urutan ayat-ayat
tersebut.

Khotbah biografi, khotbah yang menguraikan tentang kehidupan tokoh/karakter


tertentu dalam Alkitab, entah itu tentang kesulitan, kesedihan, kebahagiaan,
perjuangan hidup, dll
Khotbah evangelikal, khotbah yang memberitakan tentang kasih karunia Tuhan
dan kebenaran-Nya. Biasanya pengkhotbah mengklaim dirinya sebagai orang
kudus yang tidak akan membawa jiwa-jiwa ke dalam kesesatan.

Khotbah topikal, khotbah mengenai topik tertentu yang memiliki relevansi


dengan bagian tertentu dari Alkitab.

Khotbah tematis, khotbah yang diuraikan dengan fokus pada subyek atau tema
tertentu dan menghubungkannya dengan ayat-ayat Alkitab. Ilustrasi yang dibuat
untuk mendukung khotbah biasanya berdasarkan pengalaman pribadi, dll

Sumber:  (dirujuk tanggal 31/03/16)

=======================================================

Bentuk-Bentuk Khotbah
 

Daftar isi
 [sembunyikan]
 1 I. Bentuk Khotbah Topikal
o 1.1 Cara membuat khotbah topikal:
o 1.2 Contoh khotbah topikal (1)
o 1.3 Pendahuluan
o 1.4 Kesimpulan:
o 1.5 Pendahuluan
o 1.6 Penerapan
 2 II. Bentuk Khotbah Tekstual
o 2.1 Cara membuat khotbah tekstual:
o 2.2 Contoh bentuk khotbah tekstual (1)
o 2.3 Pendahuluan
o 2.4 Contoh bentuk khotbah tekstual (2)
o 2.5 Pendahuluan
o 2.6 Pendahuluan Sejarah
o 2.7 Dampak positif dari suka firman Tuhan

Selain bentuk khotbah ekspositori, bentuk khotbah yang sering


diterapkan di kalangan pembicara adalah bentuk khotbah
topikal dan tekstual.

I. Bentuk Khotbah Topikal


Khotbah yang dibangun dengan garis besarnya berdasarkan
sebuah topik.
Cara membuat khotbah topikal:
1. Buatlah judul satu topik dalam sebuah kalimat
pendek.
Contoh: Menguasai Diri
2. Buatlah pokok besar untuk menguraikan judul topik
tersebut.
Ide pokok besar bisa dari penjelasan topik, bisa juga
dengan menjawab pertanyaan.
3. Isilah pokok bestir dengan ayat pendukung.
Ayat dukungan harus sesuai isi pokok besar.
4. Berilah isian dalam setiap pokok besar.
Untuk menjelaskan pokok besar bisa diisi dengan
uraian, tafsiran, ilustrasi, penerapan.
5. Buatlah pendahuluan dan penutup.
Membuat pendahuluan dan penutup sesingkat
mungkin, tetapi menarik.

Contoh khotbah topikal (1)


Topik : Menguasai Diri
Ayat emas: "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang
menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota" (Amsal
16:32).
Pendahuluan
       Di antara sembilan buah Roh, salah satu di antaranya
adalah menguasai diri. Menguasai diri artinya kemampuan
mengontrol, mengatur, mengendalikan diri sendiri.
1. Apa maksud menguasai diri?
1. Menguasai diri dari keinginan hawa nafsu (1
Korintus 7:9).
2. Menguasai diri dari karakter atau watak pribadi
(Titus 1:8, 2:6).
3. Menguasai diri dalam segala hal (2 Timotius
4:5; Titus 2:6).
4. Menguasai diri dalam: makan, tidur, bekerja,
berkata, di jalan, kelimpahan, kekurangan, dan
lain-lain.
2. Menguasai diri untuk apa?
1. Menguasai diri supaya bisa berdoa (1 Petrus 4:7).
2. Menguasai diri demi kepentingan bersama (2
Korintus 5:13).
3. Menguasai diri menurut ukuran iman (Roma
12:3).
4. Menguasai diri karena suara hati nurani (Roma
13:5).
5. Menguasai diri karena ada mahkota (1 Korintus
9:25).
       Ilustrasi contoh buruk: Kain tidak bisa
menguasai diri, sehingga membunuh adiknya sendiri
(Habel). Saul tidak bisa menguasai diri, sehingga
sebagai seorang raja, memburu anak menantunya
(Daud) seperti memburu anjing, atau melenyapkan
kutu? (1 Samuel 24:15).
3. Apa gambaran orang yang bisa menguasai diri?
1. Menguasai diri seperti pahlawan (Amsal
16:32, 25:28)
2. Menguasai diri seperti olahragawan (1 Korintus
9:25).
3. Menguasai diri seperti nahkoda (Yakobus 3:4).
4. Menguasai diri seperti pawang (Yakobus 3:8).
       Ilustrasi: Dalam mobil, terdapat pedal gas dan
pedal rem. Seorang pengemudi harus bisa menguasai
diri, kapan waktu yang tepat untuk menggunakan
pedal gas dan pedal rem tersebut, sehingga
memperlancar perjalanan.
Kesimpulan:
       Kedewasaan perilaku seseorang dapat dilihat taktala ia
bisa menguasai diri. Ia seperti pahlawan (Amsal 16:32), bukan
seperti tembok yang mau roboh (Amsal 25:28). Dan, bagi
mereka yang dapat menguasai diri, tersedia mahkota (1
Korintus 9:25).
Contoh khotbah topikal (2)
Topik : Kamu Adalah Garam Dunia
Ayat emas: "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan
apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan
diinjak orang" (Matius 5:13).
Pendahuluan
       Menjadi garam bukan sebuah perintah, bukan sebuah
pilihan, melainkan sebuah ketetapan (kodrat baru) bagi orang
percaya. Tidak ada perintah: Jadilah garam dunia. Tidak ada
pertanyaan: Maukah jadi garam dunia? Yang ada adalah
pernyataan: Kamu adalah garam dunia.
1. Menjadi garam adalah kodrat murid Kristus
"Kamu adalah garam dunia" (Matius 5:13).
Dua macam garam:
1. Garam Laut Mati
Luas Laut Mati 85x16 kilometer, dalamnya 491
meter. Disebut Laut Mati karena hanya menerima
aliran air, tanpa mengalirkan ke tempat lain.
Airnya berasa pahit atau asin. Lingkungan Laut
Mati yang membahayakan kehidupan dipandang
sebagai kutukan dan melambangkan kesunyian
maupun kerusakan. Sering disebut dengan nama
Laut Asin (Bilangan 34:12). Namun, banyaknya
plankton menjadikan kadar garam di laut mati
enam kali lebih baik dibanding Danau Galilea.
Untuk membuat garam, air itu tidak perlu diberi
campuran.
2. Garam Danau Galilea
Luas Danau Galilea 21x11 kilometer. Banyak ikan,
dan sebagian besar murid berasal dari daerah ini.
Namun airnya tawar, dan mengandung kadar
garam sangat kecil, sehingga pembuatan garam
sering dicampur dengan tepung. Dan, jika kadar
garamnya habis, yang tinggal adalah tepungnya
(hilang asinnya).
2. Menjadi garam harus berfungsi
'"Kamu adalah garam dunia" (Matius 5:13). Untuk
berfungsi garam harus, ditabur, dilebur, dihanyutkan:
1. Sebagai bumbu masakan (Ayub 6:6).
2. Sebagai tanda perjanjian (Bilangan 18:19; 2
Tawarikh 13:5).
3. Sebagai pelengkap persembahan (Imamat 2:13).
4. Sebagai pupuk tanah (Lukas 14:34,35).
5. Sebagai pelarut kotoran dalam air (2 Raja-raja
2:2 1).
6. Mensterilkan tali pusar bayi (Yehezkiel 16:4).
Fungsi lainnya: Mengawetkan, membersihkan atau
menyegarkan sayuran, mengusir ular.
3. Garam bisa menjadi tawar
"Jika garam itu menjadi tawar" (Matius 5:13). Garam
campuran bisa hilang asinnya. Atau kalau kena panas
atau angin akan luntur asinnya. Hasilnya? Tidak ada
gunanya! Selain diinjak-injak orang. Garam yang
hilang fungsinya, tidak ada gunanya sama sekali.
Penerapan
       Sebagai murid Yesus, kita digambarkan sesuai kebutuhan
lingkungan. Kita adalah garam, kita adalah terang. Prinsipnya,
kita harus memengarui lingkungan, bukan dipengaruhi
lingkungan, sebab kita adalah manusia baru. "Jadi, siapa yang
ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: Yang lama sudah
berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang" (2 Korintus
5:17).

II. Bentuk Khotbah Tekstual


Khotbah yang dibangun dengan garis besarnya berdasarkan
sebuah teks ayat Alkitab.
Cara membuat khotbah tekstual:
1. Bacalah satu perikop atau nas secara berulang-ulang.
2. Dapatkan satu ayat kunci (ayat emas) dalam perikop
tersebut.
3. Kupaslah ayat kunci (ayat emas) tersebut dalam
beberapa pokok pikiran.
4. Pokok pikiran bukan hanya menjelaskan ayat
tersebut, melainkan juga menjelaskan perikop,
sehingga ayat kunci tidak akan terlepas dari
konteksnya.
5. Pokok pikiran tersebut disusun secara logis dan
sistematis. Dan, perlu diperlengkapi dengan uraian,
definisi, ilustrasi, dan penerapan.
6. Buatlah pendahuluan dan penutup. Membuat
pendahuluan dan penutup sesingkat mungkin, tetapi
menarik.
7. Sangat baik jika ayat kunci (ayat emas) dijadikan
ayat hafalan.

Contoh bentuk khotbah tekstual (1)


Judul : Doa Pagi
Teks Ayat : "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke
luar. Ia pergi ke tempat yang terpencil dan berdoa di sana" (Markus
1:35).
Pendahuluan
       Martin Luther mengatakan, "Doa adalah napas orang
beriman." Alkitab mengatakan bahwa kita harus berdoa tidak
putus-putusnya (Efesus 6:18), tidak jemu-jemu (Lukas 18:1).
Tetapi, semua itu harus diatur. Lihat contoh doa pagi dari
Tuhan Yesus.
1. Doa pagi waktunya perlu diatur
 Ada frasa "pagi-pagi benar" (Markus 1:35).
 "Hiduplah dengan penuh hikmat, pergunakanlah
waktu yang ada" (Kolose 4:5).
 "Karena itu kuasailah dirimu dan waspadalah,
supaya kamu dapat berdoa"(1 Petrus 4:7).
 "TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar
seruanku, pada waktu pagi aku mengatur
nersembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-
nunggu" (Mazmur 5:4).
 "Berdoalah setiap waktu ... itu dengan
permohonan yang tak putus-putusnya" (Efesus
6:18).
2. Doa pagi tempatnya perlu disediakan
 Ada frasa "Ia bangun dan pergi ke
luar" (Markus 1:35).
 "Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga
tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di
situ dengan murid-murid-Nya" (Yohanes 18:2).
Getsemani adalah tempat rutin Yesus berdoa.
3. Doa pagi acaranya perlu disiapkan
Ada frasa "berdoa di sana" (Markus 1:35). Doa
pagi memungkinkan kita berkonsentrasi tanpa
terganggu oleh hiruk pikuknya sekeliling kita. Pagi
hari memungkinkan kondisi fisik, emosi, pikiran kita
masih segar, belum terforsir untuk hal lain, sehingga
pada pagi hari kita bisa berdoa dengan tenang,
menyembah, memohon, dan berserah kepada Tuhan.
Acaranya bisa penyembahan, pujian, renungan, saat
teduh, berdoa untuk keluargaa gereja, dan syafaat,
doa untuk pekerjaan (Mazmur 90:14, 5:4).
       Ilustrasi: Menurut tradisi Yahudi, para pemuka agama
Yahudi merasa malu jika mendengar ayam berkokok lebih
dahulu, sebelum mereka berdoa pagi. Seolah-olah ayam telah
lebih dahulu menyapa Sang Pencipta. Untuk itu, sebelum ayam
berkokok, para pemuka agama Yahudi menyediakan diri untuk
berdoa. Doa pagi.
       Penerapan: Aturlah waktu, pilihlah tempat, mari bersaat
teduh, bersimpuh di hadapan Tuhan.

Contoh bentuk khotbah tekstual (2)


Judul : Sikap Kita terhadap Firman Allah
Teks ayat : "Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN
dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di
antara orang Israel" (Ezra 7:10).
Pendahuluan
       Sekarang zaman informasi. Televisi, koran, internet,
beritanya sangat sensasional, up to date. Adapun Alkitab
beritanya tidak berubah. Bagaimana sikap kita terhadap
Alkitab?
Pendahuluan Sejarah
       Israel dibuang ke Babel selama tujuh puluh tahun. Pada
zaman Raja Koresy, mereka mulai dipulangkan dalam tiga
tahap. Dan, Ezra merupakan pemimpin tahap ketiga. Ezra
merupakan imam diaspora, kemudian menjadi imam di Israel.
Pemimpin lainnya pulang untuk membangun politik, bangunan,
sosial, keamanan, dan lain-lain. Tetapi, Ezra bertekad lain.
1. Dimulai dengan tekad
"Sebab Ezra telah bertekad" (Ezra 7:10). Sebuah
tekad. "Mencurahkan segala perhatiannya" (BIS);
"Membetulkan hatinya" (TL), bukan usaha emosional
mendadak, bukan otomatis, melainkan ada suatu
usaha keras. Ia menjadi imam di Pembuangan.
Budaya Yahudi mengajarkan membaca kepada kita
sejak kecil (Ulangan 6:6-9).
2. Ada usaha meneliti
"Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat
Tuhan" (Ezra 7:10).
Begitu pentingnya Firman Tuhan digambarkan
dengan banyak hal:
 "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi
jalanku" (Mazmur 119:105)
 "Roti" (Matius 4:4).
 "Benih" (Matius 13:20)
 "Pedang bermata dua mana pun" (Ibrani 4:12).
 "Cermin" (Yakobus 1:23).
 "Air susu yang murni" (1Petrus 2:2).
 "Gada-Mu dan tongkat-Mu" (Mazmur 23:4).
 "Ia adalah perisai bagi orang-orang yang
berlindung pada-Nya" (Amsal 30:5 ).
3. Ada bukti mempraktikkan
"Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat
TUHAN dan melakukannya" (Ezra 7:10).
"Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan
bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak
demikian kamu menipu diri sendiri" (Yakobus 1:22).
Ilustrasi empat sikap terhadap firman: Benih jatuh di
jalan, di tanah berbatu, di tengah semak duri, tanah
yang baik (Matius 13:1-8).
4. Ada sukacita untuk mengajarkan
"Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat
Tuhan dan melakukannya serta mengajar ketetapan
dan peraturan di antara orang Israel" (Ezra 7:10).
Ada banyak metode dalam Ulangan 6:6-9. Setiap
keluarga bangsa Israel diwajibkan mengajarkan
firman Allah dalam setiap usia dan kegiatannya-
melalui cerita, melalui lagu, melalui tulisan, melalui
percakapan, melalui SMS, melalui sarana formal
(renungan, PA), dan sebagainya.
Ada sebuah lingkaran yang tak terputus: Bertekad, meneliti,
melakukan, mengajar firman Tuhan.

Dampak positif dari suka firman Tuhan


       "Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan
yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti
pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan
buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa
saja yang diperbuatnya berhasil" (Mazmur 1:2,3).

Diambil dari:
Judul buku : "Khotbah itu Indah Khotbah itu Mudah"
Penulis : Thomas Eny Marsudi
Penerbit : Gloria Grafika, 2010
Halaman : 278-286
------------------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------------------

Perbedaan Khotbah Topikal dan Tekstual


Topikal Tekstual
Pengkhotbah menentukan topik Pengkhotbah memilih teks atau nas
atau tema
Khotbah berdasarkan pada topik Khotbah berdasarkan pada teks/ nas
yang telah ditetapkan terlebih dulu yang digali oleh pengkhotbah
oleh pengkhotbah
Contoh:Tema: Hidup dalam Damai Contoh: Rm.5:1-11Tema:  
Sejahtera Bermegah dalam Kasih Karunia

1. Hidup dalam damai sejahtera 1. Bermegah dalam pengharapan


oleh iman (Rm.5:1) (ayat 1-2)
2. Damai sejahtera adalah buah 2. Bermegah dalam kesengsaraan
Roh Kudus (Gal.5:22) (ayat 3-10)
3. Diperintah oleh damai 3. Bermegah dalam Allah oleh
sejahtera (Kol.3:15) Yesus Kristus (ayat 11)
4. Damai sejahtera diperoleh
melalui mentaati Tuhan
(Yes.48:18)

Pengkhotbah memilih temaTema Teks menyediakan tema


ditentukan terlebih dulu oleh Pengkhotbah menggali teks untuk
pengkhotbah menemukan tema
Pengkhotbah menentukan Teks menentukan perkembangan
perkembangan khotbah khotbah
Pengkhotbah mengkhotbahkan Pengkhotbah mengkhotbahkan jalan
jalan pikirannya sendiri (jika pikiran Allah
kurang memahami Alkitab)
Garis besar khotbah diambil dari Garis besar khotbah diambil dari nas
bagian Alkitab yang berjauhan (bagian Alkitab yang berdekatan)
Teks berada dalam kekuasaan Pengkhotbah dalam kekuasaan teks
pengkhotbah
Pengkhotbah mempelajari Pengkhotbah mempelajari satu
beberapa bagian Alkitab yang bagian Alkitab
terpisah.
Pengkhotbah menghayati Pengkhotbah menghayati satu
beberapa bagian Alkitab yang bagian Alkitab
terpisah.

------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------

PENGERTIAN KHOTBAH DALAM KRISTEN


dan Jenisnya
Apa itu Khotbah dalam Kristen?
Khotbah merupakan salah satu sarana untuk memberitakan firman
Tuhan kepada jemaat pada suatu Gereja atau persekutuan, sehingga
khotbah itu sendiri menjadi pusat dalam peribadahan umat Kristen.
Khotbah yang disampaikan biasanya akan disesuaikan dengan topik
dan materi yang telah ditetapkan dengan maksud tertentu kepada orang
banyak sesuai dengan situasi dan kondisi saat itu. Namun khotbah
tidaklah sama dengan pidato ataupun ceramah, karena khotbah sebagai
pemberitaan firman Tuhan didasarkan pada Alkitab, dan bukan pada
pengalaman pribadi manusia ataupun pikiran dari manusia itu sendiri
(bukan hasil pemikiran subjektif si pengkhotbah). Khotbah adalah salah
satu bentuk komunikasi satu arah karena jemaat tidak dapat langsung
merespon si pengkhotbah. Berkhotbah bukanlah suatu proses untuk
membuat pendengar menjadi ahli Alkitab melainkan untuk mengenalkan
Allah melalui Firman yang akan disampaikan.
Baca Juga
 4 Makna salib yang disalah artikan pada hal ini yang benar
 8 Makanan Haram Bagi Umat Kristen dari yg Berkaki Empat, Bersayap,
Bersisik hingga yang merayap
 Apa itu Sabtu Suci? Sebagai Persiapan Perayaan Paskah
Secara umum, sistematika khotbah dapat dibagi menjadi tiga bagian
yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Pendahuluan biasanya berisi latar
belakang yang membawa jemaat menuju inti khotbah yang ingin
disampaikan dengan mengungkapkan sedikit permasalahan. Isi khotbah
merupakan bagian sentral atau bagian utama dalam struktur khotbah. Di
bagian isi, pengkhotbah akan menyampaikan isi Firman Tuhan yang ada
dalam Alkitab. Pengkhotbah juga memerlukan waktu lama untuk
mempersiapkannya karena harus melewati proses penafsiran. Bagian
terakhir dalam sebuat khotbah yaitu penutup. Penutup biasanya berisi
kesimpulan atau pesan dari khotbah yang telah disampaikan. Pada
bagian ini, aplikasi atau penerapan dalam kehidupan yang menjadi
penekanan. Bagian penutup juga dapat diisi dengan sebuah ilustrasi
yang dapat membuat jemaat lebih memahami isi khotbah yang
disampaikan..

Khotbah yang disampaikan oleh pengkhotbah biasanya mengandung


makna dan pesan bagi orang yang mendengarnya. Pesan yang
diberitakan itu di dalam bahasa Yunani disebut Kerygma. Kerygma
merupakan pesan dari teks Alkitab yang telah ditafsirkan sebelumnya. Di
dalam berkhotbah juga ada hal-hal yang harus dipahami salah satunya
yaitu ilmu berkhotbah. Ilmu khotbah atau yang juga dikenal dengan
istilah homiletika merupakan alat yang harus dikuasai oleh seorang
pengkhotbah. Di dalam penyusunan khotbah juga diperlukan proses
hermeneutik. Proses hermeneutik ini membantu pengkhotbah dalam
menafsir teks yang adalah dalam Alkitab sehingga kontekstual. Dalam
homiletika, yang menjadi dasar dan acuan khotbah adalah pernyataan
Allah di dalam diri Yesus Kristus sebagaimana disaksikan di dalam Kitab
Suci. Dan Alkitab adalah satu-satunya simber tertulis yang masih ada
tentang Yesus Kristus. Sehingga Alkitablah yang menjadi acuan untuk
ber-khotbah.
Khotbah memiliki fungsi yang bersifat pendidikan, sosial, etis, dan politis.
Dimana pengkhotbah akan menjadi pemimpin dalam ibadah dan akan
mewartakan Firman Tuhan dalam ibadah tersebut.

Ciri-ciri khotbah yang baik yaitu; 

1. Ada pendalaman dan analisis teks Alkitab yang akan


dikhotbahkan.
2. Isi khotbah memiliki kaitan dengan realitas permasalahan dan
kebutuhan jemaat (sesuai dengan situasi yang banyak dihadapi
oleh jemaat).
3. Berkhotbah dengan baik dan benar dengan berdoa dan meminta
hikmat terlebih dahulu kepada Allah.
4. Ada retorika (seni dan gaya penyampaian) sehingga jemaat tidak
mengantuk dan tetap fokus untuk memperhatikan.
5. Ada kesatuan integritas pengkhotbah dengan khotbahnya.
6. Khotbah yang disampaikan sederhana dan tidak bertele-tele.
7. Isi khotbah menarik namun tetap mengandung nilai-nilai dalam
Alkitab.
8. Khotbah yang disampaikan terstruktur mulai dari pendahuluan, isi
dan penutup.
9. Memiliki target atau batasan waktu dalam menyampaikan khotbah.

Di dalam suatu ibadah, khotbah dijadikan sebagai alat untuk mengajar


dan mengajarkan jemaat akan Firman Tuhan.

Tujuan berkhotbah itu sendiri yaitu;

1. Membawa jemaat mengenal Tuhan


Pada saat beribadah, Tuhan secara pribadi akan berbicara lewat
pengkhotbah melalui pewartaan Firman Tuhan yang disampaikan
sehingga dapat membawa jemaat semakin dekat dan mengenalNya
serta bergantung padaNya.

2. Membawa jemaat ke dalam kebenaran


Dalam 2 Timotius 3:16 disebutkan demikian “Segala tulisan yang
diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran.” Sehingga ketika seseorang
berkhotbah haruslah ia dapat membawa jemaat ke dalam kebenaran
melalui Firman yang akan ia wartakan.

3. Bersaksi
Tujuan dalam berkhotbah yaitu untuk bersaksi. Ketika pengkhotbah
menyampaikan Firman Tuhan, Firman itu pertama-tama harus
diterapkan kepada pribadi dan pengalaman pengkhotbahnya, baru
kepada jemaatnya. Ketika seorang pengkhotbah juga turut bersaksi atas
kebaikan Tuhan dalam hidupnya, jemaat pasti akan turut merasakan
kebaikan Allah. Namun, kesaksian yang disaampaikan saat berkhotbah
haruslah berhubungan dengan pesan Firman yang dibawakan.

Jenis-jenis Khotbah
Ada beberapa jenis khotbah yang biasanya disampaikan oleh
pengkhotbah. Jenis-jenis khotbah itu antara lain;

1. Khotbah Tekstual
Khotbah tekstual merupakan khotbah yang dibangun dengan garis
besarnya berdasarkan sebuah teks ayat Alkitab. Khotbah ini biasanya
didasarkan pada satu atau dua ayat saja. Adapun keunggulan dan
kelemahan khotbah tekstual yaitu:

Keunggulan Khotbah Tekstual

 Ayat singkat dan terfokus, sehingga mudah dalam persiapan khotbah.


Biasanya digunakan oleh para pengkhotbah pemula.
 Mudah dipahami dan dimengerti oleh jemaat karena penyampaiannya
yang sederhana.
 Dikhotbahkan ayat per ayat, sehingga pembahasan terfokus pada konteks
ayat. Hal ini akan membuat jemaat memahami apa maksud dari setiap
ayat yang dikhotbahkan.

Kelemahan Khotbah Tekstual

 Pembagian setiap ayatnya cenderung dipaksakan.


 Jika tidak dilakukan secara cermat, pengambilan satu atau dua ayat dalam
Alkitab tanpa melihat konteksnya akan menimbulkan kesalah pahaman,
bahkan juga dapat mengalih-tafsirkan kebenaran.
 Jika dipakai terus-menerus akan menimbulkan rasa bosan bagi jemaat
yang mendengarnya.
 Ketika hanya ada satu ayat yang baik akan sulit untuk dijadikan tema
khotbah tekstual.

2. Khotbah Topikal (Tematik)


Khotbah topikal merupakan khotbah yang dibangun berdasarkan
sebuah topik. Khotbah ini didasarkan pada sebuah pokok yang diambil
dari dalam atau luar Alkitab. Khotbah jenis ini merupakan khotbah yang
sering dipakai oleh para pengkhotbah.
Adapun keunggulan dan kelemahan khotbah ini yaitu:
Keunggulan Khotbah Topikal

 Pengkhotbah dapat mengembangkan berbagai aspek berita dalam Alkitab


secara bebas sehingga pembahasannya menjadi luas. Materi yang dibahas
pun dapat ditambah atau dikurangi atas dasar pertimbangan waktu dan isi
khotbah.
 Khotbah jenis ini biasanya membuat pengkhotbah berkhotbah sesuai
dengan keadaan yang benar-benar terjadi dalam jemaat. Melalui khotbah
ini juga pengkhotbah dapat memberikan solusi pemecahan masalah
berdasarkan Firman Tuhan.

Kelemahan Khotbah Topikal :

 Cenderung untuk menggantikan kebenaran Allah dengan pemikiran


manusia.
 Isi dari penyampaian Firman Tuhan dapat bermakna bias. 
 Kurangnya penafsiran ayat dari pengkhotbah sehingga dapat timbul
ketidaksesuaian antara khotbah dengan isi yang dikhotbahkan.
 Alkitab hanya digunakan sebagai bahan pendukung pandangan pribadi
pengkhotbah. Sehingga bila tidak dilakukan secara hati-hati dapat
menyebabkan pemahan pengkhotbah saja yang dikhotbahkan.

3. Khotbah Ekspositori
Khotbah ekspositori merupakan khotbah yang didasarkan pada nas
Alkitab yang biasanya lebih panjang dari dua ayat. Bagian terbesar
materi khotbah biasanya diambil langsung dari nas Alkitab dan
kerangkanya terdiri dari serangkaian ide-ide yang diuraikan secara
bertahap dan berpangkal pada satu ide utama. Khotbah yang
dibawakan akan saling berhubungan antara nas yang satu dengan nas
yang lain.

Dari ketiga jenis khotbah yang ada, khotbah Ekspositori merupakan jenis
khotbah yang jarang didengar di gereja-gereja di Indonesia. Pada
umumnya pengkhotbah-pengkhotbah di Indonesia sering memakai
khotbah Topikal. Hal ini mungkin dikarenakan jauh lebih mudah dalam
menyiapkan isi khotbah dibandingkan dengan jenis khotbah yang lain.
Dalam menyiapkan khotbah Topikal, pengkhotbah biasanya hanya perlu
mencari sebuah pokok atau topik khotbah dalam Alkitab dan mengambil
beberapa ayat dari dalam Alkitab tersebut lalu membentuknya menjadi
pokok-pokok besar.
-----------------------------------------------------------------------------------------------

Khotbah Topikal

Analisis topical adalah metode yang memilih sebuah pokok studi dalam alkitab
kemudian pokok tersebut ditelusuri dalam kaitan dengan konteksnya. Hal
senada juga diungkapkan oleh William E. Jones, ia berpendapat bahwa analisis
topical adalah salah satu Analisa dimana tema diambil dari teks tetapi yang
uniknya hal ini didiskusikan secara terpisah dari teks dan bisa saja mencari dari
bagian lain di alkitab untuk disesuaikan dengan tema yang sedang dibangun.

Khotbah jenis ini tidak menggunakan satu teks sebagai dasar pemberitaannya
tetapi berasal dari berbagai sumber teks, khotbah ini memiliki satu tema dan
kerangka-kerangka khotbah hanya untuk menguraikan tema tersebut. Setiap
kerangka harus tertuju dan mendukung tema yang dibangun. Apabila kerangka
khotbah tidak dibatasi untuk menguraikan dan memperjelas tema khotbah maka
khotbah topical akan melebar menjadi khotbah yang sering kali membuat si
pengkhotbah tidak cukup waktu dan sang pengkhotbah akan kehilangan sasaran
yang ingin dibagikan kepada jemaat.
Khotbah topical bertujuan untuk menyajikan sebuah topik yang khusus pada
jemaat. Sebagai contoh, mungkin ia mengambil sebuah pokok bahasan
mengenai pembenaran, lalu pertama-tama ia akan mencari segala sesuatu yang
dikatakan oleh alkitab atas persoalan yang memikat ini. Kemudian sang
pengkhotbah akan mencari refrensi dari alkitab dan buah-buah pikiran yang
didapatkan ke dalam sebuah format yang tersusun dengan rapi.

Kemudian pengkhotbah akan mengembangkan temanya dengan sepenuh dan


setepat mungkin, lalu bahan khotbah siap disajikan, setepat mie instan, hehehe.
Tujuan utama dari khotbah jenis ini adalah menginformasikan kepada
pendengarnya segala sesuatu yang harus diketahui mengenai pokok bahasan
yang penting.

Khotbah Ekspositori

Menurut Bryson, kata ekspositori mempunyai akar kata expose yang berasal
dari kata exposen (Inggris), exposer (Prancis) atau exponere (Latin). Dalam
bahasa Latin yang lebih modern (180-600 M), pengertian dari Exponere berarti
“menafsirkan atau menjelaskan”. Berdasarkan pendekatan ini maka dalam
khotbah ekspositori factor yang dominan adalah penafsiran dan penjelasan akan
point yang diperoleh dari sebuah hasil penafsiran sedangkan untuk faktor-faktor
lain seperti pendahuluan, ilustrasi, aplikasi dan penutup khotbah hanya
berfungsi sebagai penopang penjelasan isi khotbah tersebut.

Menurut Tjandra Lukas di dalam bukunya Persiapan Khotbah Yang


Praktis mendefenisikan Analisa eskpositori sebagai, Analisa yang menitik
beratkan pada penjelasan isi alkitab. Memilih satu pasal ataupun satu perikop
ayat alkitab kemudian memberikan penjelasan ayat per ayat atau dari satu
perikop alkitab kemudian dianalisas pokok pikirannya.

Substansi Khotbah Ekspositori


Substansi dari khotbah ekspositori adalah berita khotbah harus bersumber dari
amanat teks alkitab sebagaimana yang dimaksudkan oleh penulisnya, yang
dalam pengertian lain kembali kepada maksud awal penulis ketika menuliskan
akan surat itu. John A. Broadus mendefenisikan khotbah eskpositori sebagai “
khotbah yang terutama diisi atau didenominasi dengan eksposisi alkitab dan
teks yang diambil bisa berupa teks yang Panjang ataupun yang pendek bahkan
hanya bisa sebagian kalimat selain itu juga bisa teks yang diambil berupa seri
atau bagian yang berdiri sendiri dari isi alkitab itu.

Merril F. Unger dalam bukunya Principles of Ekspository Preaching


mendukung pendekatan substansi ini dengan mengatakan bahwa “ Baginya
kriteria yang menentukan sebuah khotbah dapat digolongkan dalam khotbah
ekspositori bukan pada panjang pendeknya teks, melainkan cara pengkhotbah
menafsirkan teks tersebut. Bila pengkhotbah menafsirkan sedemikian rupa
sehingga ia dapat menemukan makna yang sesungguhnya sebagaimana yang
dimaksudkan oleh penulis dan mengaplikasikannya dalam kehidupan pendengar
khotbah masa kini maka khotbah tersebut dapat digolongkan ke dalam khotbah
ekspositori.

Haddon Robinson dalam bukunya Biblical Preaching saya mengamati bahwa


pemikirannya sama dengan Unger yang mana bagi Robinson khotbah
ekspositori ialah “khotbah yang mengkomunikasikan sebuah konsep alkitabiah
yang diperolehnya dan disampaikannya melalui penyelidikan historis,
gramatikal dan kesusastraan sebuah teks di dalam konteksnya, dimana Roh
Kudus pertama-tama menerapkannya kepada kepribadian dan pengalaman
pengkhotbah kemudian pengkhotbah menerapkannya kepada para
pendengarnya. Unsur-unsur dalam khotbah ekspositori adalah:

Pertama, amanat teks alkitab. Amanat teks alkitab menjadi satu-satunya berita


khotbah, setiap pengkhotbah wajib memulai khotbahnya dengan membaca teks
alkitab dan dilanjutkan dengan penjelasan amanat agung teks yang dibacanya.
Dengan begitu dalam persiapannya seseorang pengkhotbah haruslah memiliki
disiplin yang kuat untuk menjaga agar berita khotbahnya murni bersumber dari
amanat teks yang sedang diselidinya dan bukan dari luar teks alkitab.

Tiap pengkhotbah dituntuk untuk setia pada amanat teks yang sedang
diselidinya, ia tidak berhak untuk menggantinya dengan amanatnya sendiri.
sebagaimana tugas besar seorang duta adalah menyuarakan amanat yang
diterima dari seseorang yang mengutusnya demikian pula seorang pengkhotbah.
Sebagai duta Allah tugasnya hanya menyampaikan berita dari Allah kepada
umatNya tengang karya keselamatan yang diberikanNya kepada mereka.

Kedua, eksegese. Eksegese teks secara cermat dan akurat dengan menerapkan


prinsip-prinsip penafsiran yang sehat merupakan tindakan yang harus dilakukan
oleh seorang pengkhotbah untuk memperoleh amanat teks. Focus utama
pengkhotbah pertama-tama adalah mendapatkan amanat yang sebenarnya dari
teks yang akan dikhotbahkan. Perlu selalu diingat bahwa setiap teks dalam
alkitab ditulis karena adanya suatu kejadian atau peristiwa sejarah yang
melibatkan baik penulis tersebut maupun pembacanya. Itu sebabnya amanat
teks hanya bisa ditemukan jika pengkhotbah mempertimbangkan konteksnya
dengan saksama.

Pengabaian konteks membuat setiap orang dapat menafsirkan ayat-ayat alkitab


sesuai keinginannya sendiri dan itu bahaya. Maka tidaklah berlebihan jika ada
orang yang mengatakan bahwa konteks is the king. Dalam khotbah ekspositori,
eksegese yang objektif dalam menemukan amanat teks merupakan unsur yang
tidak boleh diabaikan.

Ketiga, relevansi. Amanat teks diberitakan kembali oleh pengkhotbah kepada


pendengar masa kini dengan memperhatikan akan kebutuhan-kebutuhan mereka
dan membuat aplikasi-aplikasi yang relevan dengan kehidupan mereka saat ini.
Amanat teks yang telah diperoleh merupakan firman Tuhan yang telah
dikatakan Tuhan kepada umatNya di masa lalu.

Karena kita menyakini bahwa firman Tuhan itu bersifat kekal untuk semua
manusia dan pada segala zaman. Itulah sebabnya, tugas seorang pengkhotbah
adalah membawa berita kekal itu untuk kembali berbicara kepada manusia masa
kini. Maka untuk melaksanakan tugas itu dengan efektif tentunya pengkhotbah
tidak boleh mengabaikan kebutuhan-kebutuhan pendengarnya agar dapat
membuat aplikasi yang mengena dari firman Tuhan yang akan disampaikan
tersebut.

Khotbah Biografi

Khotbah biografi yaitu mengkhotbahkan kisah perjalanan yang mewarnai hidup


seseorang. Pada metode ini biasanya akan mempelajari kehidupan dari beberapa
tokoh yang ditemukan dalam alkitab. Setiap biografi yang dicatat dalam alkitab
memiliki arti yang penting bagi kita dan sangatlah penting juga untuk
dikhotbahkan. Menurut R Larry Overstreet hal-hal yang perlu untuk
diperhatikan dalam khotbah biografi adalah “mempelajari kelahiran dan pribadi
tokoh tersebut, mempertimbangkan lingkungan dimana ia dibesarkan, pusatkan
pada pembentukan Allah dalam kehidupannya, bagaimana reaksinya terhadap
pembentukan tersebut, apa yang dipelajari dalam proses pembentukan tersebut,
jika ia berhasil cari tahu apa yang membuat orang itu berhasil dan apa yang
dapat dipelajari dari kehidupannya secara utuh”.

Khotbah Tekstual

Mengenai khotbah tekstual itu berarti kita berhadapan dengan suatu macam
khotbah yang berbeda dengan khotbah topical ya gays. Jika dalam khotbah
topical kita memulai dengan tema maka pada khotbah topical kita akan memulai
dengan teks, kira-kira itulah sedikit perbedaan yang bisa ditemukan dan diamati
secara langsung dalam menentukan jenis khotbah seperti apa yang hendak kita
utarakan. Lukman Tambunan di dalam bukunya Khotbah dan
Retorikam, mendefenisikan khotbah tekstual sebagai “khotbah yang
berdasarkan pada ayat-ayat alkitab. Pengkhotbah bisa menemukan satu atau dua
ayat emas atau ayat kunci dalam alkitab. Sang pengkhotbah juga bisa
mengambil tema khotbah dari satu atau beberapa kalimat dalam perikop
tersebut.

Khotbah tekstual mempunyai garis-garis utama dan untuk mengembangkannya


diambil juga dari teks itu sendiri sehingga kerangka utamanya tetap dalam
batas-batas teks tersebut, teks yang diambil bisa satu ayat ataupun beberapa
ayat. J. D. O’Donnell memberikan beberapa prinsip mengenai khotbah tekstual
yaitu, pertama, Kerangka tekstual harus berpusat pada suatu pemikiran utama
dalam teks dan bagian-bagian utamanya harus diambil dari teks agar supaya
memperluas tema tersebut. Kedua, Didalam sebuah teks bisa ditemukan lebih
dari satu tema, namun demikian hanya satu pokok yang harus dikembangkan
dalam satu kerangka yang utuh. Ketiga, Bagian utamanya harus disusun dalam
urutan logika dan kronologis. Keempat, Konteks dari teks harus diselidiki secara
saksama dan dibubungkan dengan teks agar tidak salah
ditafsirkan. Kelima, Dapat diambil dua atau tiga ayat dari bagian alkitab yang
berlainan dan disatukan dengan demikian digarap menjadi sebuah teks dengan
syarat asalkan ayat-ayat tersebut saling menunjang dan mempunyai keterkaitan
yang kuat.

Ciri-Ciri Khotbah

BACA JUGA

 Renungan - Khotbah Ibrani 10:24-25 Persekutuan Kristen


Dinaungi Oleh Kristus Di Dalam Lingkaran Saling
 Renungan - Saat Teduh 2 Samuel 5:17-25 Di Dalam Kasih
Karunia Allah Daud Memiliki Hidup Dan Cerita Yang Bermakna
Bersama Dia
 Latar Belakang Kitab Roma

Khotbah bukanlah sebuah pidato umum ataupun cerita tanpa makna dan arti
apalagi pengungkapan pikiran manusia dan bukan pula berisi nasihat-nasihat
yang diangkat dari pengalaman hidup manusia, tetapi sebaliknya khotbah adalah
menceritakan firman Allah yang didasarkan pada alkitab.

Allah menyatakan diriNya melalui firmanNya agar Ia dikenal dan kehendakNya


agar diketahui oleh jemaat melalui khotbah, hal ini tidak hanya sampai pada
proses mendengar tetapi harus sampai pada proses memancarkan kebenaran
firman Tuhan itu dalam kehidupan sehari-hari itulah yang berkenan
dihadapanNya.

Khotbah disampaikan kepada jemaat yang khusus berkumpul untuk


mendengarkan firman Allah. Karenanya, khotbah harus dihubungkan dan
mengena dengan pendengar. Pentingnya tugas berkhotbah menjadi nyata karena
khotbah membuahkan dua sikap manusia terhadap firman Allah yaitu
kehidupan kekal bagi orang yang menerimanya dan kematian kekal bagi orang
yang mengabaikannya. Firman Allah yang disampaikan melalui khotbah
menjadi nafas kehidupan bagi mereka yang mendengarnya (2 Kor 2:16)
sungguh sangat sedih bila firman Allah ditolak oleh pendengar karena Kristus
tidak tampak pada kesaksian itu. Ini memperlihatkan bahwa ada hubungan yang
era tantara khotbah dan pengkhotbah.

Firman Allah yang disampaikan kepada pendengar tampak melalui wajah


pengkhotbah, khotbah adalah kesaksian si pengkhotbah itu sendiri dalam hal ini
Ruel Howe mengatakan bahwa “Berkhotbah adalah sebuah perjumpaan yang
melibatkan tidak hanya isinya, namun hubungan pengkhotbah dengan Allah,
tidak hanya ide-ide yang dibangun namun tindakan pengkhotbah tentang apa
yang dikhotbahkannya itu tidak hanya logika tetapi emosi, tidak hanya
pemahaman tetapi juga komitmen pengkhotbah untuk melakukan firman Allah.

Dari kutipan diatas bisa dipelajari bahwa pentingnya hubungan si pengkhotbah


dengan Allah sebagai sumber hikmat dan yang dapat mengubahkan hidup setiap
orang untuk itu pengkhotbah tidak hanya mengkhotbahkan pendengar tetapi ia
juga mengajar dirinya serta berusaha untuk menghidupi apa yang
disampaikannya itu dalam kehidupannya. Seturut dengan hal diatas dapat
dicatat ciri khotbah antara lain: Pertama, khotbah bersumber dari nats
alkitab. Khotbah itu adalah kabar baik yang disampaikan dan mengandung
aspek pembinaan, penghiburan, nasehat dan teguran terhadap dosa, (2 Tim 4:2)
dll.

Kedua, khotbah disampaikan oleh seorang penghotbah yang khusus untuk


tugas itu. Pendeta dalam bahasa Belanda disebut Precant yang artinya
“mewartakan” dalam sebutan tugas ini tercakup pengertian tugas utama seorang
Pendeta yakni mewartakan (berkhotbah). Tentu saja selain Pendeta juga ada
yang berkhotbah seturut dengan panggilan gereja.

Ketiga, Mendengar firman Tuhan. Alkitab berkata bahwa iman timbul dari


pendengaran firman Tuhan dan khotbah tidak terjadi karena manusia melainkan
semata-mata karena perkenanan Tuhan. Bukan seperti pidato umum tetapi
khotbah adalah sapaan isi hati Allah untuk umatNya.

Khotbah memberi kegembiraan bahwa ada harapan bagi setiap orang yang
berusaha untuk mengetahui serta melaksanakan akan kehendak Allah yang
memberi petunjuk menuju kebahagiaan dan keselamatan yang sejati dalam
Kristus Yesus. Sapaan ini membangun kepercayaan kepada Allah yang dapat
dihayati dalam hubungan kasih dengan sesame manusia dengan lingkungan dan
dengan dirinya sendiri meneladani hidup Yesus Kristus.
Akhir kata Penulis kitab Ibrani memberi tahu kita bahwa “ sebab firman Allah
hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bemata dua manapun; ia
menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan
sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita” (Ib
4:12).

------------------------------------------------------------------------------------------------

Penjelasan Mengenai Khotbah


Ekspositori
PENJELASAN MENGENAI KHOTBAH

EKSPOSITORI

1. Tugas utama orang Kristen

 
Alkitab menekankan bermacam-macam tugas bagi orang Kristen, tetapi
tugas dasar ialah “menyampaikan kebenaran.” Semua orang Kristen
wajib berbeban dan harus berusaha menyampaikan kebenaran kepada
mereka yang belum percaya dan kepada umat Kristen juga. Dengan
“kebenaran” kami maksudkan seluruh wahyu dan amanat Allah seperti
yang terdapat dalam Alkitab, terutama “Kristus,” yaitu “Kebenaran Allah.”

 
Bagaimana kita dapat menyampaikan kebenaran? Saudara bisa
bersaksi secara lisan pada tetangga atau membagikan literatur Kristen
pada orang di pasar. Jika saudara suka menyanyi, melalui nyanyian
saudara dapat menyampaikan kebenaran Allah. Melalui sebuah drama
atau sandiwara kita dapat menjalankan tugas ini. Malahan tanpa berbuat
apa-apa kecuali dengan kesucian pribadi kita menyampaikan
kebenaran, karena orang lain akan melihat dan menilai kebenaran yang
ada dalam diri kita.

 
Tetapi untuk menjadi ahli dalam hal menyampaikan kebenaran saudara
harus menguasai dua bidang: pertama, saudara harus menguasai
kebenaran itu sendiri. Yesus adalah sumber kebenaran dan Dia adalah
kebenaran (Yohanes 14:6). Kebenaran yang kita sampaikan terdapat
dalam Alkitab (II Timotius 2:16). Jadi, seseorang yang hendak menjadi
ahli dalam “menyampaikan kebenaran” harus mengerti dan menguasai
Alkitab.

 
Kedua, di samping menguasai Alkitab, saudara harus menjadi ahli
dalam komunikasi, yaitu ilmu menyampaikan. Dengan kata lain saudara
harus menjadi ahli dalam bidang menyampaikan kebenaran yang
terdapat dalam Alkitab. Ilmu menyampaikan (komunikasi) ini meliputi
lebih dari berbicara secara lisan. Kalau saudara hendak berkomunikasi
dengan orang lain, saudara akan memakai gerak tangan, mengubah
suara, menekankan kata-kata tertentu, serta memakai semua
pancaindera saudara.

 
Buku ini adalah buku homiletika, atau lebih jelas buku yang mengajarkan
cara berkhotbah. Jadi, dalam buku ini kami akan berkonsentrasi pada
bidang komunikasi atau ilmu menyampaikan. Tetapi perlu diingat bahwa
tak mungkin saudara menjadi pengkhotbah yang berhasil kecuali
saudara menguasai “kebenaran” (Alkitab) dan “ilmu menyampaikan.” 

2. Arti khotbah Ekspositori

Ada bermacam-macam pandangan mengenai bentuk khotbah, istilah-


istilah untuk menjelaskan bentuk-bentuk tertentu serta cara-cara
menyiapkan khotbah. Kami sudah mengambil manfaat dari semua jenis
buku Homiletika (Ilmu Berkhotbah) namun kami tidak ingin mengikatkan
diri kami pada istilah-istilah serta faham-faham yang terdapat dalam
buku-buku itu.

 
Walaupun buku-buku Homiletika yang ada sering bertentangan, pada
umumnya mereka setuju bahwa ada tiga jenis khotbah Alkitabiah.
Marilah sepintas lalu kita memeriksa ketiga jenis khotbah tersebut:
   1. Khotbah Topikal

 
       Khotbah ini didasarkan dan berkisar pada sebuah pokok yang
diambil dari dalam atau luar Alkitab, misalnya : mengenai dosa, sorga,
musibah kelaparan, bahaya ganja bagi remaja, dan lain-lain.

   2. Khotbah Tekstual

 
       Khotbah ini didasarkan pada satu atau dua ayat saja. Temanya,
kalimat-kuncinya (proposition theses) dan pokok-pokok besar diambil
dari nas pendek ini.

   3. Khotbah Ekspositori

 
       Khotbah ini didasarkan pada nas Alkitab yang biasanya lebih
panjang dari dua ayat.

       Tema, kalimat-kunci, dan pokok-pokok besar serta pokok-pokok


kecilnya diambil dari nas ini.

 
Khotbah Ekspositori jarang didengar di gereja-gereja di Indonesia. Pada
umumnya pengkhotbah-pengkhotbah di Indonesia sering memakai
khotbah Topikal. Mungkin karena jauh lebih mudah menyiapkan khotbah
Topikal daripada yang lain. Misalnya, untuk menyiapkan khotbah
Topikal, si pengkhotbah hanya perlu mencari sebuah pokok (topik)
dalam konkordansi dan memungut beberapa ayat dari konkordansi itu
serta membentuknya menjadi pokok-pokok besar, dan dengan begitu
khotbahnya sudah jadi.

 
Dalam buku ini kami akan membicarakan satu jenis khotbah saja, yaitu
Khotbah Ekspositori. Kita akan belajar bagaimana menyiapkan khotbah
ini serta membentuknya menjadi khotbah yang kuat; juga kita akan
menyelidiki sedikit mengenai menyajiannya. Kiranya buku ini, atau lebih
tepat “pelajaran” ini, akan menolong saudara menyiapkan khotbah
Ekspositori yang berhasil.
 
 

 
3. Corak-corak tertentu dari khotbah Ekspositori

 
Untuk lebih mengerti apa yang kami maksudkan dengan khotbah
Ekspositori, marilah kita menyelidiki beberapa corak tertentu dari
khotbah ini.

1. Khotbah Ekspositori didasarkan pada nas Alkitab yang lebih


panjang dari dua ayat.
2. Pokok-pokok besar dan pokok-pokok kecil semuanya didasarkan
pada nas khotbah ini.
3. Khotbah ini menyatakan/menerangkan arti utama atau arti dasar
dari nas-nya.
4. Menghubungkan arti nas dengan konteks (ayat-ayat sebelum dan
sesudah nas).
5. Khotbah Ekspositori menggali Kebenaran – Kekal dari nas, (lihatlah
sifat kedua dari Kalimat – Kunci pada Pokok III buku ini, serta
langkah ke 6 pada Pokok II).
6. Khotbah Ekspositori mengatur beberapa Kebenaran – Kekal ini
sekeliling sebuah pokok.
7. Mempergunakan unsur-unsur penguraian ilustrasi, logika,
argumentasi (perdebatan), dan penerapan, untuk menolong para
pendengar.
8. Berusaha menolong pendengar menaati kebenaran itu.

Demikianlah kita melihat bahwa khotbah Ekspositori bukan penguraian


ayat demi ayat begitu saja; khotbah ini sangat teratur dengan tema,
kalimat – kunci, dan pokok-pokok besar. Susunannya harus baik dan
jelas, di samping harus ada kesatuan yang baik juga. Ekspositori
(expository) berarti menjelaskan, atau membuka sesuatu sehingga
dimengerti dengan jelas. Khotbah Ekspositori akan mengupas nas (ayat-
ayat yang diuraikan) sehingga nas itu dimengerti dan dapat dipraktekkan
oleh pendengar.

 
Cara memakai khotbah Ekspositori dengan baik adalah dengan memilih
satu kitab seperti misalnya: Injil Markus, dan setiap minggu menguraikan
satu pasal secara ekspositori. Jikalau kita berkhotbah dua minggu sekali
pada gereja kita, dan setiap kali menguraikan satu pasal; kita akan
menyelesaikan Injil Markus dala waktu 32 minggu. Kemudian kita dapat
memilih satu kitab lain, dan seterusnya.

 
 

 
4. Keuntungan-keuntungan berkhotbah Ekspositori.

 
Mungkin saudara berpikir, mengapa jenis khotbah ini ditekankan kalau
ada jenis lain yang lebih gampang dan mudah dikerjakan? Untuk
menjawab pertanyaan ini kami ingin mengemukakan
beberapa keuntungan bila saudara memakai khotbah Ekspositori:

1. Kita akan berkhotbah tentang seluruh Alkitab dan bukan tentang


beberapa ayat terpisah.
2. Kalau berkhotbah melalui sebuah buku dari Alkitab kita tidak akan
pusing-pusing mencari nas atau pokok. Pasal berikutnya akan
merupakan nas kita untuk khotbah berikutnya juga.
3. Para pendengar tidak akan bosan dengan bahan-bahan kita,
karena setiap minggu akan berubah.
4. Kita akan dapat berkhotbah pada pokok-pokok yang mungkin
menyinggung (menempelak) tanpa mendatangkan prasangka pada
diri kita. Misalnya, mungkin ada seorang anggota yang masih
mencuri, dan “kebetulan” pasal dalam buku Alkitab yang sedang
saudara uraikan secara ekspositori menempelak hal mencuri.
Otomatis saudara dapat menekankan hal mencuri. Dan hadirin
tidak dapat mengatakan bahwa pasal dan nas itu dipilih khusus
untuk “memukul!” mereka.
5. Menolong saudara menjadi ahli dalam doktrin dan ajaran di seluruh
Alkitab.
6. Memberi satu pengertian Alkitab yang luas sekali pada anggota
sidang.
7. Mendirikan di dalam kita dan pendengar-pendengar kita suatu
penghargaan besar terhadap seluruh Alkitab.
8. “Memaksa” kita menekankan pokok-pokok (topik) yang mungkin
akan dilalaikan di dalam metode khotbah lain.

Marilah kita melihat kutipan dari beberapa ahli khotbah.


a. Harold J. Ockenga mengatakan, “Seperti Zwingli (seorang pendiri
reformasi dari Swiss) kita harus mulai dengan Matius 1:1 dan
berkhotbah secara ekspositori menyusuri seluruh Perjanjian Baru.”

 
b. Menurut Bernard Ramm, “Khotbah Ekspositori menolong kita
menghasilkan pelayanan yang sempurna.”

c. Dan akhirnya A. Saphir berpendapat, “Tidak ada sesuatu pun yang


lebih dibutuhkan pada masa kini, baik untuk gereja maupun untuk
dunia, daripada khotbah Ekspositori yang kuat.”

------------------------------------------------------------------------------------------------

5 Jenis Khotbah yang Sering Didengar Orang


Kristen di Gereja

LoriOfficial Writer

 1851

Saat hadir di gereja atau mendengar khotbah dari pendeta, setiap orang
pasti akan menunjukkan reaksi alami mereka selama mendengar khotbah
tersebut. Ada yang terlihat bersemangat, ada yang terlihat bosan, ada
yang mengantuk dan ada juga yang justru asyik main ponsel.

Dari sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh Philip Nation, ditemukan
bahwa ternyata ada 5 jenis khotbah yang sering didengarkan orang
Kristen di gereja.

1. Khotbah yang Dilengkapi Dengan Hiburan


(Pulpitainment)
Sebagian pendeta pasti berharap supaya jemaat yang mendengar
khotbahnya bisa merasa terhibur dan aktif. Karena itu, pendeta akan
mencoba untuk membumbui pesannya dengan cerita lucu, video klip
menghibur atau adegan yang mengundang decak tawa di seluruh
ruangan.

Kita semua tahu bahwa seorang pembicara merasa bertanggung jawab


untuk membuat pendengarnya tetap terlibat di sepanjang penyampaikan
khotbah. Karena mereka berpikir bahwa tak ada satupun dari bagian
Alkitab yang mengandung hal yang lucu.

Akibatnya, pendeta berusaha untuk menghibur jemaat dengan sumber-


sumber lelucon yang sudah dikumpulkannya. Sayangnya, sebagian
pendeta justru lupa dengan inti pesan kebenaran yang harus dia
sampaikan.

2. Berfokus Kepada Pengkhotbah


Jenis khotbah ini biasanya cukup banyak terjadi di gereja-gereja,
sekalipun mungkin dilakukan tanpa sengaja. 

Biasanya jenis khotbah semacam ini akan banyak menyoroti tentang


pengkhotbah atau pendeta. Setiap pujian dan sorakan dari jemaat seakan
tertuju kepada pengkhotbah. Sehingga sesi khotbah kebanyakan
berbicara tentang satu pribadi di luar dari Tuhan. Akibatnya, inti pesan
injil yang ingin disampaikan justru tidak sampai kepada jemaat.

Baca Juga: Pesan Penting Dibalik Khotbah yang Berulang

3. Berbagi Secara Berlebihan (Oversharing)


Yang dimaksud dengan oversharing di sini adalah ketika pengkhotbah
atau pendeta membagikan pesan tentang kehidupannya terlalu banyak
dibandingkan dengan firman Tuhan. 

Jemaat biasanya akan mudah menilai kemana arah khotbah yang akan
disampaikan pengkhotbah ketika mulai membagikan cerita pribadi secara
panjang lebar. Ada jemaat yang sama sekali tidak nyaman dengan cerita-
cerita hidup yang terlalu berfokus kepada diri sendiri. Karena itu, sangat
penting bagi pengkhotbah untuk tetap menyeimbangkan antara
membagikan pengalaman hidup dengan tetap fokus menggali firman
Tuhan.

 
 

BACA HALAMAN BERIKUTNYA --->

4. Terlalu Banyak Informasi


Khotbah jenis yang satu ini disebut juga dengan eksegesis dimana
seorang pengkhotbah membuka pesannya dengan kata-kata teologis
yang rumit. 

Meskipun pembukaan khotbah jenis ini sangat bagus untuk mendukung


isi khotbah, namun hal ini bisa dianggap semacam bentuk kesombongan
pribadi pengkhotbah. Karena terkesan ingin menunjukkan wawasan
intelektualnya seputar Alkitab.

Karena itu sangat penting bagi seorang pengkhotbah atau pendeta untuk
meminimalisir pembahasan kosakata yang sulit dipahami oleh jemaat.
Jangan habiskan waktu berbagi khotbah terbuang hanya untuk
membahas tentang istilah-istilah teologis Alkitab di masa dulu dan lupa
dengan pesan penting yang harus diterima oleh jemaat yang hadir.

Baca Juga: Bagaimana Sih, Menjadi Youth Pastor yang


Diminati Anak Muda? Simak Tipsnya Di sini!

5. Khotbah yang Berpusat Pada Alkitab


Khotbah jenis ini disebut juga dengan eksposisi Alkitab. Dimana
pengkhotbah mengungkapkan kebenaran tentang Tuhan sesuai dengan isi
Alkitab.

Biasanya pengkhotbah akan menggali kebenaran firman Tuhan secara


ayat per ayat. Bahkan pengkhotbah berbicara dengan otoritas karena
pokok bahasannya adalah kuasa injil. Sehingga semua jemaat mengerti
dan menangkap kebenaran firman dengan baik. 

Para pengkhotbah juga akan mempersiapkan khotbah ini dengan


penggalian firman yang mendalam karena pesan tersebut dianggap serius
untuk disampaikan dan dibagikan kepada jemaat.

Dari semua jenis khotbah di atas, kita tidak bisa menganggap yang satu
lebih baik atau tampak buruk dari yang lain. Karena setiap pengkhotbah
memiliki alasan dan pertimbangan tersendiri saat membawakan
pesannya. Tetapi perlu dipahami betul bahwa apapun jenis khotbahnya,
pesan firman Tuhan harus sampai kepada jemaat. Bukan hanya
menggalinya hanya di permukaan saja tetapi harus secara mendalam. 

Karena itu penting untuk tetap menyampaikan khotbah sesuai dengan isi
Alkitab. Jika bagian firman yang disampaikan berbentuk narasi, maka
sampaikanlah dengan bercerita. Ketika hal itu berbicara tentang pesan
kenabian, sampaikan firman Tuhan dengan otoritas. Jangan pernah
mengalihkan kebenaran firman Tuhan dengan hiburan sementara ada
banyak orang yang butuh hidupnya ditranformasi melalui kebenaran
firman Tuhan.

Sumber : Biblestudytools.com

Anda mungkin juga menyukai