Anda di halaman 1dari 1

Renungan

Wahyu 3:19
Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar, sebab itu relakanlah hatimu dan
bertobatlah!
Syalom Rejest..
Selamat berjumpa di edisi kali ini, edisi HUT yang ketiga tahun. Mengucap syukurlah
kita semua karena pemeliharaan Tuhan masih bisa kita rasakan hingga usia yang
ketiga ini.
Untuk renungan saat ini, kita membahas tentang salah satu ayat dalam Kitab
terakhir di Alkitab.
Kitab Wahyu ditulis oleh Yohanes melalui pewahyuan yang diterimanya di Pulau
Patmos. Wahyu 3 : 19 ditujukan bagi Jemaat di Laodikia karena melihat keadaan
jemaat saat itu yang suam-suam kuku. Tuhan muak dengan keadaan jemaat saat itu
yang sombong dan memandang orang lain sebelah mata. Mereka merasa diri
mereka saja yang memiliki segalanya dan memperkaya diri mereka dengan hal-hal
duniawi saja. Maka Tuhan menegur mereka untuk mengejar hal-hal yang baik, hal-
hal yang tidak akan hilang yaitu hal surgawi. Karena begitu besar dan dalamnya
kasih Allah dan Bapa kita maka Dia rindu melihat perubahan dalam diri anak yang
Dia kasihi. Ini menjadi poin penting dalam ayat ini bahwa Tuhan menegur dengan
maksud baik. Sama seperti teguran dari seorang ayah kepada anaknya yang
dikasihi. Jelas maksudNya bukan untuk mengirim kita langsung ke neraka karena
kesalahan kita tetapi menghajar seperti ayah kepada anak, supaya anak itu
menaati ayahnya. Istilah ini lebih kepada mendidik. Namun dalam kenyataan hidup
sekarang, teguran sering membuat kita kecewa seperti kita merasa Tuhan benci
kepada kita dan seperti Tuhan tidak menyayangi kita lagi dan akhirnya semua
proses yang kita alami kita balik menyalahkan Tuhan. Teguran Tuhan hendaknya
mampu untuk membangun kita sebagai orang percaya, dan mampu membuat kita
melihat teguran itu sebagai hal yang baik untuk kehidupan kita semua. Yang
terutama yang mau Tuhan ingatkan bagi kita tentang hati kita. Hati dapat
memancarkan kehidupan. Apabila hati kita baik maka hal-hal yang baik pula
tercermin dari sikap dan perkataan kita, namun sebaliknya apabila hati kita kotor
maka sudah pasti sikap dan perkataan kita dapat dikatakan buruk. Sikap hati
menetukan respons kita menghadapi teguran Tuhan lewat masalah, tantangan, dan
proses kehidupan. Tuhan rindu kita sebagai anak-anak yang sangat Dia kasihi
membiarkan hati kita siap untuk diproses melewati tantangan hidup. Jangan jadi
remaja yang gampangan, yang mudah terintimidasi dengan proses kehidupan, yang
tidak mau menerima teguran dari Tuhan, yang mengeraskan hati ketika ditegur,
apalagi melakukan hal-hal yang buruk padahal kita tahu itu adalah hal yang salah
dan tidak diinginkan Tuhan. Tetapi marilah kita menjadi remaja yang memiliki hati
yang mau dibentuk oleh Tuhan, yang tidak gampang kecewa dengan setiap proses
Tuhan karena seperti kata ayat ini Tuhan memberikan teguran dan ajaran hanya
kepada setiap anak yang dikasihiNya. Be blessed Rejest^^

Anda mungkin juga menyukai