Riza Fahlevi
Rizqi Zakaria
Nur
Rohmah
Itsnawati
Rudi Handoko
Septian Ika
ABSTRAK
Kami melakukan percobaan untuk menentukan titik berat dari sebuah benda datar yang
tidak beraturan. Titik berat atau disebut juga pusat massa yaitu suatu titik dimana massa
sistem dapat dikonsentrasikan yang jika diberikan gaya pada titik tersebut maka sistem akan
bergerak translasi murni.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan titik berat benda datar tidak
beraturan. Percobaan ini dilakukan dengan cara menentukan tiga garis berat pada sisi yang
berbeda, kemudian menentukan titik perpotongan dari garis-garis berat tersebut. Titik
perpotongan dari beberapa garis berat adalah pusat massa atau titik berat benda.
Kata kunci: Vektor, Benda Tegar, Torsi, Momen Inersia, Titik Berat
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq,
hidayah, serta inayah-Nya, sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan praktikum
menentukan titik berat bidang datar tak beraturan serta menyusun laporan kegiatan praktikum
menentukan titik berat.
Kegiatan praktikum bertujuan untuk menentukan titik berat atau pusat massa dari
sebuah benda/bidang datar yang bentuknya tidak beraturan (poligon). Metode yang digunakan
untuk menentukan titik berat benda adalah dengan metode garis berat. Sementara penyusunan
laporan kegiatan praktikum menentukan titik berat benda bertujuan untuk melaporkan
struktur, proses, hasil, dan kesimpulan yang kami peroleh dari kegiatan praktikum kami.
1.) Kepala SMA Negeri Ajibarang, Bapak Drs.Arif Priadi, M,Ed Terima kasih kami ucapkan
atas bimbingan dan dukungan yang senantiasa diberikan kepada seluruh stakeholders
demi pembangunan sekolah kita tercinta;
2.) Bapak dan Ibu Guru SMA Negeri Ajibarang. Terima kasih kami ucapkan dan penghargaan
yang setinggi-tingginya atas didikan, motivasi, serta ilmu yag senantiasa ditularkan
kepada kami sepanjang waktu;
3.) Orang tua kami tercinta, Ayah dan Bunda yang telah membesarkan dan mendidik kami.
Terima kasih atas doa yang selalu kalian panjatkan demi kesuksesan kami serta dukungan
yang tiada henti;
4.) Guru mata pelajaran Fisika kelas XI selaku pembimbing kegiatan praktikum kami, Bapak
Drs. Kusno. Terima kasih yang sebanyak-banyaknya serta penghargaan yang setinggi-
tingginya atas bimbingan, tuntunan, didikan, serta motivasi tiada henti yang selalu Bapak
berikan pada kami;
5.) Siswa-siswi SMA Negeri Ajibarang, khususnya siswa-siswi kelas XI-IPA 2. Yang
senantiasa menemani kami menjalani hari-hari dalam suka dan duka. Terima kasih kami
sampaikan atas dukungan yang senantiasa kawan berikan.
6.) Pihak-pihak lan yang turut mendukung dan membantu kegiatan praktikum dan
penyusunan laporan yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya atas dukungan dan bantuan anda.
Kami berharap agar kegiatan praktikum dan laporan yang sederhana ini tidak
hanya sekedar untuk memenuhi tugas belaka. Namun seyogyanya laporan ini dapat
memberikan manfaat yang lebih bagi kami sebagai penyusun serta bagi pembaca
sekalian untuk menambah khazanah pengetahuan keilmuan.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin agar laporan ini dapat disusun
sedemikian baik, namun kami tentu menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan
kekeliruan. Maka, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca dan
pengguna laporan ini demi perbaikan pada penyusunan laporan-laporan selanjutnya.
Penyusun
MOTTO
Hidup adalah drama penuh improvisasi,tanpa scenario,tanpa tahu apa yang akan
terjadi, siapa yang akan kau temui, atau tempat-tempat mana yang akan kau pijak. Katakan
ya. Dan jika kau beruntung, kau akan bertemu dengan seseorang yang akan mengatakan
ya kembali padamu. Apakah dengan berkata ya bisa mengantarkanmu pada kesulitan?
Apakah dengan berkata ya bisa menyebabkan kau melakukan suatu kesalahan? Ya,tentu
bisa. Tapi jangan takut membuat kesalahan. Ingat, kau tak bisa menjadi muda dan bijak
dalam waktu bersamaan. Orang muda yang berlagak bijak dan mengerti tentang hidup,
kebanyakan adalah orang-orang sinis. Merka tidak akan belajar apapun. Karena sikap sinis
berarti membutakan diri sendiri,penolakan terhadap dunia luar karena selalu ketakutan jika
dunia luar akan menyakiti dan mengecewakan. Orang-orang sinis selalu berkata tidak.
Tetapi dengan berkata ya berarti memulai sesuatu yang baru. Berkata ya
mengantarkanmu pada pengetahuan baru. Jadi, selama kau mempunyai kekuatan, katakan
ya
Halaman Judul...........................................................................................................
Kata Pengantar...........................................................................................................
Motto..........................................................................................................................
Daftar isi.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Praktikum
4. Manfaat Praktikum
BAB II LANDASAN TEORI
A. Analisis Vektor
B. Kinematika Rotasi
C. Dinamika Rotasi
D. Titik Berat
E. Kesetimbangan Benda Tegar
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Proses Praktikum
B. Bidang Datar Tak Beraturan
C. Data Hasil Praktikum
D. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Tes Komprehensif
B. Tes Formatif
C. Kesimpulan
D. Saran
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan Sains semakin pesat seiring dengan semakin
meningkatnya taraf hidup manusia di era modernisasi. Sains semakin
mantap kedudukannya dalam kehidupan manusia, tidak sekedar
untuk menjelaskan dan mempelajari fenomena-fenomena alam,
tetapi tendensinya semakin mengarah ke aplikasi dalam berbagai
produk teknologi dari hasil pengembangan dan pengkajian
penemuan-penemuan dan teori-teori yang telah diungkap manusia.
Sebagai rujukan, adalah bagaimana teori-teori tentang gelombang
elektromagnetik yang pada awalnya hanya sekedar rumusan-
rumusan matematis, sekarang telah membawa revolusi dalam
kehidupan dan budaya manusia setelah diaplikasikan ke dalam
berbagai produk teknologi yang senantiasa dikembangkan, seperti
gelombang radio untuk telekomunikasi dan kepentingan militer, sinar-
X dan sinar gamma digunakan dalam teknologi medis. Kemajuan
ilmu-ilmu murni telah menjadi sumber bagi ilmu-ilmu terapan seiring
semakin bijak dan berkembangnya dimensi pemikiran manusia.
Selama ini kebanyakan orang di Indonesia adalah pelanggan
setia dari produk-produk teknologi yang berkembang sedemikian
pesatnya. Mereka adalah objek statis, konsumen dari produk-produk
teknologi yang jarang berpikir bagaimanakah prinsip kerja dari
produk-produk teknologi yang mereka gunakan. Apalagi berinisiatif
untuk menciptakan inovasi dalam bidang teknologi sains.
Urgensi yang krusial saat ini adalah bagaimana menciptakan
atmosfer courage and interest terhadap perkembangan teknologi
terutama bagi generasi muda. Tidak sekedar mengikuti
perkembangan teknologi, tetapi juga mampu menguasai,
memanfaatkan, serta diharapkan mampu memberikan sumbangsih
bagi perkembangan teknologi. Jalan terbaik agar dapat menguasai,
memanfaatkan, serta menciptakan inovasi teknologi adalah dengan
mempelajari, menguasai, dan menerapkan Sains.
Dalam mempelajari Sains, langkah awal yang terbaik adalah
dengan mempelajari dasar-dasar sains. Dasar-dasar tersebut berupa
konsep dan prinsip suatu fenomena alam dalam sebuah disiplin ilmu.
Konsep-konsep dan prinsip tersebut merupakan konsep dan prinsip
yang ilmiah, yang menjelaskan fenomena-fenomena dalam kehidupan
sehari-hari.Tahap selanjutnya yang sangat krusial adalah menerapkan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip tersebut untuk menjelaskan prinsip
kerja dari suatu produk teknologi. Bahkan, bagi siswa yang memiliki
kreativitas dan pemikiran ilmiah, mengaktualisasikan diri untuk
menciptakan inovasi produk teknologi berdasarkan konsep dan
prinsip ilmiah yang telah dikuasai merupakan langkah emas menuju
teciptanya sumber daya unggul.
Semangat dan motivasi untuk mempelajari dan menguasai
konsep dan prinsip ilmiah yang menjelaskan fenomena natural dalam
kehidupan sehari-hari adalah pemicu yang mendorong kami untuk
mempelajari konsep dan prinsip titik berat dalam disiplin ilmu Fisika.
Diharapkan, setelah mempelajari konsep dan prinsip titik berat, kami
dapat menguasai konsep dan prinsip tersebut, kemudian
mengaplikasikannya dalam keidupan sehari-hari agar mendatangkan
manfaat.
Konsep titik berat, yang berhubungan erat dengan dinamika
rotasi dan kesetimbangan benda tegar adalah konsep yang sangat
penting dan diterapkan secara meluas di berbagai bidang dalam
kehidupan manusia. Hal itulah yang menarik minat kami untuk
mempelajarinya. Penerapan dari konsep titik berat meliputi bidang
arsitektur, teknik sipil, olahraga, dan banyak bidang lainnya.Sehingga
penguasaan konsep titik berat dapat memberikan prospek bagi
pilihan karier di masa depan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya,
maka rumusan masalah dari kegiatan praktikum ini adalah:
1. Bagaimana cara menentukan titik berat dari suatu benda datar
yang bentuknya tidak beraturan?
2. Bagaimana hubungan antara titik berat suatu benda dengan titik
berat dari bagian-bagian benda yang dipisahkan kemudian
digabungkan kembali?
3. Bagaimana cara menentukan titik berat sistem benda yang
merupakan gabungan dari beberapa benda?
C. Tujuan Praktikum
D. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan dari kegiatan praktikum dan
penulisan laporan praktikum, maka manfaat yang dapat diperoleh
adalah sebagai berikut:
1. Dapat memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip mengenai
kesetimbangan benda tegar beserta konsep, prinsip dan metode
menentukan titik berat suatu benda menggunakan metode garis
berat benda;
2. Dapat membuktikan bahwa titik berat suatu sistem benda sama
dengan titik berat gabungan dari benda-benda yang merupakan
penyusun dari benda tersebut;
3. Dapat mengaktualisasikan diri dalam suatu kegiatan akademik
yang menyangkut kajian ilmiah, sehingga dapat meningkatkan
taraf pengetahuan dan penerapan Sains;
4. Dengan pemahaman yang mendalam tentang konsep dan prinsip
ilmu Fisika, terutama dalam bab kesetimbangan benda tegar dan
titik berat benda, maka siswa dapat memiliki modal dasar yang
krusial bagi mereka yang hendak meneruskan jenjang
pendidikannya di tingkat universitas pada jurusan arsitektur
maupun teknik sipil.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. ANALISIS VEKTOR
I. Besaran Vektor dan Besaran Skalar
Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah. Contoh dari
besaran vektor adalah perpindahan, kecepatan, dan percepatan. Sementara besaran
skalar adalah besaran yang hanya mempunyai besar,tetapi tidak mempunyai arah.
Contoh dari besaran skalar adalah massa, energi, dan volume.
Suatu besaran vektor dapat digambarkan dengan sebuah anak panah yang
memiliki suatu titik tangkap dan ujung anak panah yang menyatakan arah vektor.
Berikut adalah notasi dari sebuah besaran vektor.
O A
Keterangan:
O adalah titik tangkap vektor
Aadalah ujung vektor
OA adalah panjang vektor yang menyatakan besar vektor
OA adalah arah anak panah yang menyatakan arah vektor
Suatu vektor dapat dituliskan dengan satu huruf, berupa huruf kecil atau huruf
besar, misalnya a atau A . Vektor dapat pula dituliskan dengan dua huruf besar,
misalnya AB.
II. Resultan Dua Buah Vektor
Penjumlahan (resultan) dua buah vektor dapat dilukiskan dengan tiga
metode,yaitu;
1. Metode Jajaran Genjang
2. Metode Segibanyak (Poligon)
3. Metode Analitis
Untuk menggambarkan resultan dua buah vektor dengan metode jajaran genjang,
caranya adalah dengan menggambarkan dua vektor dalam satu pangkal, kemudian
lukiskanlah garis yang ditarik dari ujung masing-masing vektor yang sejajar dengan
vektor lainnya, kemudian tariklah sebuah vektor resultan yang pangkalnya ditarik dari
titik yang sama dari pangkal kedua vektor dan berujung di titik perpotongan dari garis-
garis yang ditarik dari ujung masing masing vektor dan sejajar dengan vektor lainnya.
Berikut adalah contoh lukisan penjumlahan dua buah vektor yang saling tegak lurus.
A+B= C
A C
r
q
p
Besar dari resultan dua buah vektor dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
R = a +b +2 ab cos
2 2
(1-1)
Keterangan :
o a = besar vektor a
o b = besar vektor b
o = sudut apit terkecil yang dibentuk oleh vektor a dan vektor b
o R = besar resultan dua buah vektor
Dari persamaan (1-1) terlihat bahwa jumlah dua buah vektor bergantung pada
sudut apit yang dibentuk oleh kedua vektor tersebut.
Jika dua buah vektor searah dijumlahkan, maka vektor resultannya searah dengan
kedua vektor itu dan besarnya sama dengan jumlah aljabar kedua vektor tersebut.
Jika dua buah vektor yang saling tegak lurus dijumlahkan, maka besar vektor
resultannya dapat dihitung dengan dalil phytagoras untuk segitiga siku-siku.
Jika dua buah vektor yang berlawanan arah dijumlahkan, maka arah vektor
resultannya searah dengan vektor yang terbesar dan besarnya sama dengan besar
vektor yang terbesar dikurangi dengan besar vektor yang terkecil.
Dalam kasus mengurangkan 2 buah vektor, misalnya c = a b sama dengan
menjumlahkan vektor c = a + (-b). Pengurangan vektor (selisih 2 buah vektor) dapat
dilukiskan sebagai berikut:
b
-b c
Gambar II.A.4 Melukiskan pengurangan vektor a - b = c
Vx
cos = V (1-4 a)
Vx = V cos
Vy
sin = V Vy = V sin (1-4 b)
tan = (1-5)
Vx = V cos Vy = V sin
2. Jumlahkan komponen-komponen vektor pada sumbu x dan sumbu y
Rx = Vx
R= Rx 2+ Ry 2 Ry
V. Perkalian Vektor tan = Rx
Terdapat 2 (dua) macam perkalian vektor, yaitu:
1. Perkalian Skalar
2. Perkalian Vektor
1. Perkalian Skalar
b = besar vektor b
W =F.s
= F.s cos
Dengan=
W = usaha (joule)
F = vektor gaya
F = besar gaya
s = vektor perpindahan
a.b = b.a
2. Perkalian Vektor
(dibaca a cross b), menghasilkan sebuah vektor yang besarnya dirumuskan oleh:
|a b a . b sin
Dengan:
a = besar vektor a
b = besar vektor b
Contoh besaran fisika yang merupakan hasil perkalian vektor adalah luas,
momen gaya, dan gaya lorentz.
| A | = A = p.l sin
Suatu vektor yang terletak bidang 2 dimensi dapat diuraikan menjadi komponen-
komponen vektor dalam sumbu X dan sumbu Y. Sementara vektor yang yang terletak
dalam ruang, maka vektor tersebut juga dapat diuraikan menjadi komponen-komponen
pembentukya pada sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z. Gambar II.E.1 menunjukkan
vektor A yang terletak dalam ruang diuraikan menjadi komponen-komponen
pembentuknya, yaitu Ax, Ay, dan Az. Dengan demikian vektor A dapat ditulis sebagai
berikut:
A = Ax + Ay + Az
Ay
A
j i
X
k Ax
Az
Z Keterangan
Vektor A
|i|=|j|=|j|=1
A = A x + Ay +
Az
A = Axi + Ayj
+Ak
Pada gambar II.E.1,zvektor A merupakan diagonal ruang bangun berbentuk balok
dengan rusuk-rusuk Ax, Ay, dan Az, sehingga berlaku:
A = A x
2
+ A y 2 + A z2
ai + bj + ck + di + ej + fk = (a+d)i
+ (b+e)j + (c+f)k
= (1) . (1)(1)
i.i = 1
= (1) . (1)(0)
i.j = 0
Jadi, perkalian skalar vektor-vektor satuan yang tidak sejenis rumusnya adalah
A.B = Ax Bx + Ay By + Az
ixi=jxj=kxk=0
Perkalian Vektor Dua Buah Vektor Satuan Yang Tidak Sejenis
Untuk memperoleh hasil perkalian vektor dua buah vektor satuan yang tidak
sejenis digunakan diagram lingkaran putar kiri, sebagai berikut:
+
a11 a12 a13 a11 a12 = a11 a22 a33 + a12 a 23 a31 +
a21 a22 a23 a21 a22 a13 a21 a32 a13 a 22 a31 -
a31 a32 a33 a31 a32 a11 a23 a32 a12 a21 a33
Contoh E.2 1
Tentukan hasil perkalian vektor dari vektor-vektor:
A = 2i + 3j k dan B = -i + j + 2k
I. Posisi Sudut
x=r cos
X = r cos
y = r sin
r= x2 + y 2
= tan1 ( yx )
s 2r
Besar sudut lingkaran penuh = r = r = 2 radian
Sehingga, diperoleh:
2 radian = 360o
o
360
1 rad = 2 = 57,296
s=r
= 1 radian =
1 radian s = r
A
t
O t t+t
d
= lim =
t0 t dt
garis singgung
f 2
d
=
Perlu ditekankan bahwa : dt (kecepatan sudut) merupakan fungsi
=
k
m atau =
g
l
Satuan dari frekuensi adalah putaran per detik atau disingkat putaran/s.
Seringkali satuan frekuensi ditulis sebagai s-1 atau Hz (Hertz). Frekuensi
juga dapat dinyatakan dalam rpm (rotation per minute) atau putaran per
menit.
1 1
1 rpm = 60 putaran/s = 60
0 t
adalah , maka posisi sudut pada waktu t adalah dan dapat
d
=
dt
d= dt
t t
d = dt
0 t 0
t =0 + dt
0
t =0 +t
t t+
(kecepatan sudutnya + ).
=
t
d
dt
Satuan dari percepatan sudut adalah radian/detik2 atau disingkat
rad/s2.
0
percepatan sudut. Jika kecepatan sudut awal partikel adalah
t
maka kecepatan sudut pada waktu t adalah dan dapat dihitung
d
=
dt
d= dt
1 t
d= dt
0 0
t
t 0= dt
0
t
t = 0 + dt
0
t
t =0 + dt
0
t
t =0 + ( 0 +t ) dt
1
0 t =0 + 0 t + t 2
2
s=R
s
=R
t t
s
lim =R lim
t 0 t t0 t
ds d
=R
dt dt
v =R
ds
v= merupakan kecepatan translasi atau kecepatan
dt
dv
dt =R t
dituliskan sebagai:
v
lim =R lim
t0 t t 0 t
dv d
=R
dt dt
a=R
dv
a= merupakan kecepatan tangensial. Arah percepatan ini
dt
v2 2
a= R
r =
Kesimpulan:
v =R
Benda tegar didefinsikan sebagai benda yang tidak berubah bentuknya jika pada
benda itu bekerja sejumlah gaya. Misalnya baja, beton, besi, batu dan sebagainya.
Sebuah gaya dapat menimbulkan gerak rotasi apabila garis kerja gaya tidak
melalui pusat rotasi. Gaya yang menyebabkan gerak rotasi menghasilkan torsi atau
disebut juga dengan momen gaya.
Torsi atau momen gaya adalah penyebab dari benda berotasi yang berperan
layaknya gaya pada gerak lurus. Momen gaya disebut juga torsi atau torka ataupun
dobrakan putar. Torsi didefinisikan sebagai hasil perkalian vektor (cross product) antara
vektor gaya F dengan vektor jarak r Semakin besar momen gaya, semakin besar
percepatan sudut yang dihasilkannya.Secara matematis, torsi atau momen gaya (:
tau) dirumuskan dengan:
=r F =rF sin
Dengan = torsi/momen gaya
Gaya F menyebabkan batang berputar searah putaran jarum jam dengan titik O sebagai p
arah putaran
r
Garis kerja gaya
l
Lengan momen
Momen gaya bergantung pada besar gaya yang diberikan dan lengan momen. Lengan
momen adalah jarak tegak lurus sumbu rotasi dengan garis kerja gaya. Dengan kata lain,
lengan momen merupakan jari-jari rotasi. Pada gambar dibawah, lengan momen ditarik dari
sumbu putar (O) tegak lurus garis kerja gaya.
Dengan mengikutsertakan lengan momen, persamaan momen gaya dapat dinyatakan dengan:
Torsi merupakan besaran vektor, maka ketentuan mengenai harga torsi sesuai arahnya adalah
sebagai berikut:
>0 (berharga positif ) apabila menyebabkan putaran searah dengan putaran jarum
jam;
0 (berharga negative) apabila menyebabkan putaran berlawanan arah dengan
Untuk merumuskan momen inersia secara matematis, pada kasus momen inersia
benda titik yang berputar;momen inersianya didefinisikan sebagai hasil perkalian antara
massa partikel,m dengan kuadrat jarak partikel tersebut dari sumbu putarnya.
I =mr 2
Untuk momen inersia sebuah sistem yang memiliki banyak partikel, momen
inersia dari sistem partikel tersebut adalah jumlah total momen inersia dari tiap-tiap
partikel.
n
I = mi r 2i
i
III. Momen Inersia Benda Tegar
Momen inersia dari benda tegar (benda yang tidak berubah bentuk walau
mendapat gaya atau momen gaya) adalh jumlah dari momen inersia setiap partikel
dalam partikel benda tersebut. Berikut adalah tabel momen inersia dari benda-benda
homogen.
simetri
Cincin.
1
MR2
Poros melalui 2
diameter.
Silinder pejal.
1
MR2
Poros melalui pusat 2
silinder.
Silinder pejal.
3
MR2
Poros melalui tepi 2
silinder.
r Kulit bola.
2
MR2
Poros melalui pusat 3
kulit bola.
r Bola pejal.
2
MR2
Poros melalui pusat 5
bola.
r Bola pejal.
7
MR2
Poros melalui tepi 5
bola.
Momentum sudut suatu partikel (benda titik) yang berputar terhadap suatu titik O
didefinisikan sebagai:
L=r p
z
L L
r
y r
P
x P
O
r p y
Pada gambar diatas, sebuah partikel berputar mengelilingi sumbu putar yang
melalui O. Momentum sudut terhadap titik O adalah:
r
r mv sin ( 90o ) k
rm ( r ) k
2
mr k
L= I
berotasi.
= rm ( r )
2
= mr ( )
2
Karena momen inersia benda adalah I = mr , maka:
=I
1
E K = mv 2
2
1 2
E K = m ( r )
2
1
E K = ( mr 2 ) 2
2
1
E K = I 2
2
Pada benda yang melakukan gerak translasi sekaligus gerak rotasi, hukum
kekekalan energi mekanik dapat dirumuskan dengan:
Krotasi 2+ EP 2
Krotasi 1+ E P 1=E Ktranslasi 2+ E
E Ktranslasi 1 + E
Atau,
1 2 1 2 1 2 1 2
m v 1+ I1+ mgh 1= m v 2+ I 2+ mgh 2
2 2 2 2
Torsi merupakan turunan pertama momentum sudut terhadap fungsi waktu. Dapat
dituliskan sebagai:
dL
=
dt
Jika tidak ada momen gaya luar yang bekerja pada sistem ( =0 , maka:
Persamaan diatas berarti bahwa momentum sudut sistem selalu konstan (tidak
berubah sepanjang waktu baik besar maupun arahnya).
L = konstan
I =konstan
=I 0 0
I
Dimana I0 dan I adalah momen inersia mula-mula dan momen inersia akhir.
0 dan
Sedangkan menyatakan kecepatan sudut mula-mula dan kecepatan sudut
akhir.
R = Fi = F1 + F2 + F3
Syarat Keseimbangan
Anggap suatu partikel (benda titik )menerima beberapa buah
gaya. Resultan gaya-gaya ini adalah R. Apa yang terjadi jika partikel
tersebut diberi gaya yang besarnya sama dengan R tetapi arahnya
berlawanan ? Resultan gaya-gaya ini akan sama dengan nol .
Karena resultan total gaya-gaya yang bekerja pada partikel itu
sama dengan nol, maka menurut hokum II Newton (F = ma )
percepatan partikel juga nol . Artinya partikel yang semula diam akan
tetap diam. Partikel dalam kondisi ini dikatakan berada dalam
keseimbangan static. Jadi dapat dikatakan bahwa suatu partikel
berada dalam keseimbangan static jika jumlah gaya atau resultan
gaya yang bekerja pada partikel ini sama dengan nol.
Secara matematis pernyataan tersebut dapat ditulis:
Fx= 0 .(1)
Fy=0 .(2)
Persamaan (1) dan (2) dinamakan Syarat Keseimbangan benda
titik.
Gaya-gaya sepusat
0 = r X F1 + r x F2
= r X (F1 + F2 ) = r X R
b) Gaya-gaya sebidang
0 = ri X Fi = r1 X F1 + r2 X F2 + r3 X F3
=(x1fy1 y1 Fx1 ) k + ( x2Fy2 y2 Fx2 ) k + ( x3Fy3 y3 Fx3 ) k
=(xiFy1 + x2Fy2 + x3Fy3 ) k (y1Fy1 + y2Fy2 + y3Fy3 ) k
=0
1 F y 1+ 2 F y 2 +3 F y3
c=
Ry
y 1 F 1 + y 2 F 2+ y 3 F 3
y c=
R
Bukti :
Vektor posisi titik tangkap gaya resultan:
Rc = xc I + yc j
Momen gaya di titik O akibat gaya resultan :
(0) = rc X R = (xcRy - ycRx) k
Karena gaya resultan dianggap sebagai pengganti dari gaya-
gaya yang bekerja pada benda, maka momen gaya yang disebabkan
oleh gaya resultan ini harus sama dengan momen gaya total yang
ditimbulkan oleh tiap-tiap gaya yang bekerja. Dengan kata lain
( 1 F y 1 +2 F y2 + 3 F y 3) k ( y 1 F 1 + y 2 F 2+ y3 F 3 ) k =( c R y y c R ) k
c R y =1 F y 1+ 2 F y 2 +3 F y3
Atau ,
1 F y 1+ 2 F y 2 +3 F y3
c=
Ry
y c R = y 1 F 1 + y 2 F 2+ y 3 F 3
y 1 F 1 + y 2 F 2+ y 3 F 3
y c=
R
F yi i
c=
Ry
Fi y i
yc=
R
R = F i
i
R y = F yi
i
Gaya-gaya sejajar
Gambar 12.6a melukiskan 3 gaya F1, F2, dan F3 yang sejajar
sumbu y dengan titik tangkap masing-masing gaya pada titik (x1, y1,
z1) , (x2, y2, z2) , (x3, y3, z3) dan besarnya masing-masing gaya
adalah F1, F2, dan F3.
Resultan gaya R :
R = F1 + F2 + F3
Arah gaya resultan sudah tentu berada pada sumbu y karena
arah ketiga gaya penyusunnya semuanya berada pada sumbu y.
R = ( F1+ F2 +F3) j
Vektor posisi titik tangkap dari ketiga gaya adalah :
r1 = x1 +y1 j + z1 k
r2 = x2 + y2 j + z2 k
r3 = x3 + y3 j + z3 k
Momen gaya total (terhadap titik o)
r i Fi
i
+ z3Fy3) i
=0
gaya dapat digantikan dengan sebuah gaya tunggal. Gaya tunggal ini
sama dengan gaya resultan :
R = (F1 + F2 + F3 ) j
Lokasi titik tangkap gaya tunggal (gaya resultan) ini adalah ( xci
+ ycj + zck ) dapat dicari sebagai berikut :
( ) = rc x R = -zcRy i + xcRyk
0
Telah kita lihat bahwa adalam keadaan tertentu gaya gaya yang
bekerja pada suatu benda tegar dapat digantiakan oleh sebuah gaya
tunggal dengan arah dan titik tangkap tertentu. Jika benda diberikan
gaya lain yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan dengan
gaya tunggal pengganti, maka benda tidak akan bergarak translasi
ataupun berputar (berotasi). Keadaaan tidak bergerak translasi dan
rotasi ini dinamakan keadaan seimbang.
I.Pusat masa
1) Titik pusat massa dapat dianggap sebagai suatu titik dimana masa
system dapat dikonsentrasikan.
2) Gaya yang bekerja di titik pusat massa suatu system akan
membuat system bergerak translasi murni (tanpa rotasi)
JIka kita mempunyai system yang terdiri dari n buah benda yang
bermassa masing-masing m1, m2, m3, .., mn dan terletak pada
koordinat (x1,y1), (x2,y2), (x3,y3).. (xn,yn), maka koordinat pusat
masa dari system ini (xpm,ypm) dimana xpm dan ypm didefinisikan
sebagai berikut:
1 m1 +2 m2+ 3 m3+ + n mn
pm =
m1 +m2+ m3+ +mn
y 1 m1 + y 2 m2 + y 3 m3 + + y n mn
y pm=
m1+ m2 +m3 ++mn
II. Titik Berat
m1 m2
m1 g m2 g
m3 X3,y3 X3,y3
m3g
W = mg
(b)
Keterangan gambar: benda dibagi dalam sejumlah besar
partikel-partikel kecil dengan massa m1, m2, m3,.. yang terletak
pada koordinat (x1,y1), (x2,y2), (x3,y3), koordinat x pusat massa untuk
system ini adalah :
m + m + m
mi i
pm = 1 1 2 2 3 3 = i
m1 +m2+ m3 mi
i
( 0)akibat semua partikel
( 0)akibat W =
W tb =m1 g1 1 m2 g2 2m3 g3 3
m1 g1 1 +m2 g2 2 +m3 g 3 3 +
t b=
W
m1 g1 1 +m2 g 2 2+ m3 g3 3 +
tb =
m1 g +m2 g+m3 g +
mi i
mi
Terbukti bahwa koordinat titik berat sama dengan koordinat titik
pusat massa ketika medan gravitasi uniform!
( a, b)
b
a
Suatu segitiga mempunyai garis berat seperti nampak pada
gambar dan titik beratnya terletak pada perpotongan ketiga garis
berat itu yaitu pada titik (0, 1/3 t)
mi i
menggunakan rumus mi dimana (x1,y1), (x2,y2), (x3,y3)
Z= ditengah-
Garis lurus y0 = AB
tengah AB
A Z
B
AB = Tali
Z
busur AB
Busur
AB ^
AB = busur
A R y0` y 0= R
^
AB
lingkaran
B AB
R= jari-jari
M lingkaran
Busur
Z 2R R= jari-jari
y 0=
setengah
y0 lingkaran
lingkaran
M
AB = Tali
A Z
B busur AB
R y0 Juring 2
AB ^
AB = busur
y 0= . R
^
AB 3
lingkaran
AB
x
R= jari-jari
M
lingkaran
Z
Setengah 4R R = jari-jari
y 0=
y0 3
lingkaran lingkaran
M
Selimut
1 R= jari-jari
y 0= R
setengah 2
lingkaran
lingkaran
Selimut 1 t = tinggi
y 0= t
3
kerucut kerucut
Setengah 3
y 0= R
8 R= jari-jari bola
bola
1
y 0= t
Limas 4 t= tinggi limas
1 t= tinggi
y 0= t
Kerucut 4
kerucut
1
y 0= t
Selimut limas 3 t = tinggi limas
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan Praktikum
Bahan-bahan yang diperlukan dalam melaksanakan praktikum menentukan titik
berat suatu benda datar tak beraturan adalah sebagai berikut:
1. Kertas karton
2. Kertas millimeter block
3. Lem kertas
4. Benang
5. Kertas Kerja (tabel data hasil pengukuran)
1. Statif
2. Penggaris
3. Bolpoin
4. Gunting kertas
5. Kamera
B. Desain Praktikum
Untuk menguji ketepatan dari titik benda yang telah ditemukan dari
perpotongan garis-garis berat benda, maka desain praktikumnya adalah sebagai
berikut.
Data hasil pengukuran variabel-variabel praktikum dicatat secara teliti dalam table
di kertas kerja. Variabel dari praktikum menentukan titik berat suatu benda datar tak
beraturan adalah massa sistem benda(massa benda secara keseluruhan sebelum
dipotong-potong menjadi beberapa bagian, massa dari setiap potongan-potongan benda,
serta koordinat dari titik benda system benda maupun koordinat potongan-potongan
benda dalam koordinat cartesius.
Format Tabel dalam kertas kerja untuk pengolahan dan analisi data adalah sebagai
berikut:
Teknik menganalisa data untuk menguji ketepatan pengukuran titik berat adalah
dengan memerikas ekuivalensi dari kolom M.X dengan kolom M1.X1+M2.X2 dimana
kedua kolom pada table tersebut merupakan angka penunjuk letak titik berat benda pada
sumbu x jika system benda diletakkan pada koordinat cartesius. Jika harga pada kedua
kolom tersebut equivalent, yang artinya keduanya memiliki harga yang sama atau
mendekati sama, maka pengukuran titik berat benda pada sumbu x tersebut tepat.
Demikian halnya dengan harga dari kolom M.Y dengan kolom M1.Y1+M2.Y2,.Jika harga
pada kedua kolom tersebut equivalent, jika keduanya memiliki harga yang sama atau
mendekati sama, maka pengukuran titik berat benda pada sumbu y tersebut tepat.
Yang dimaksud dengan titik berat dari benda yang sedang diukur adalah X dan Y
dalam koordinat cartesius, yang harganya sama atau mendekati sama dengan:
M 1 x1 + M 2 x 2
M1 + M 2 , untuk harga dari X
M 1 y 1+ M 2 y 2
M 1+ M 2 , untuk harga dari Y
BAB IV
I. Pembahasan
M . X M .X +M .X
1 1 2 2
M.Y M1.Y1+M2.Y2.
Xo = Dan Yo =
M 1 X1+ M 2 X 2 M 1 Y 1+ M 2 Y 2
M 1+ M 2 M 1+ M 2