EKO PURNAMA (051110701) (Ok) PDF
EKO PURNAMA (051110701) (Ok) PDF
Oleh :
Untuk keperluan titik control orde-1 telah dilakukan pengukuran GPS pada 57 titik orde-1 di provinsi
Kalimantan Barat dengan pengikatan terhadap titik ikat Cors GPS Global.
Pengolahan data dilakukan dengan cara pemecahan titik ikat Global menjadi 4 bagian yaitu titik ikat Cors
GPS Global, titik ikat Cors GPS Regional, titik ikat Cors GPS Nasional, titik ikat Cors GPS Kalimantan.
Pengolahan data ini menghasilkan posisi 3-dimensi dari ke-4 titik ikat Cors GPS, yang mana hasil dari
pengolahan ini di lakukan pengujian dengan satistik uji t. hasil dari uji t menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan signifikan dari pengolahan menggunakan titik ikat Cors GPS Regional, titik ikat Cors GPS
Nasional, titik ikat Cors GPS Kalimantan terhadap titik ikat Cors Global.
For the purposes of the control point of 1st orde- has done a GPS survey in the province of West
Kalimantan, by tying to the point of Global GPS Cors.
Data processing used Global reference point divided become four part of Global GPS Cors reference
point, those are the reference point of Regional GPS Cors, the reference point of National GPS Cors and
the reference point of Kalimantan GPS Cors. The result of data processing in 3-Dimentional position of
the 4th the reference point of GPS Cors, which is testing by the t test. The result of t-test showed that there
are significant different of result in processing used the reference point of Regional GPS Cors, the
reference point of National GPS Cors and the reference point of Kalimantan GPS Cors compared to the
reference point of Global GPS Cors.
1. PENDAHULUAN
Penelitian ini dilakukan untuk optimalisasi
Dalam metoda kovensional, jaring kerangka Jaring kerangka kontrol horizontal orde satu
kontrol horizontal adalah sekumpulan titik untuk kasus Provinsi kalimantan Barat. Pada
kontrol horizontal yang satu sama lainnya penelitian ini titik ikat yang digunakan adalah
dikaitkan dengan data ukuran jarak dan/atau titik ikat CGPS Kalimantan, titik ikat CGPS
sudut, dan koordinatnya ditentukan dengan Nasional, titik ikat CGPS Regional, dan titik ikat
metode pengukuran atau pengamatan tertentu CGPS Global (dalam bentuk h-file). Hasil dari
dalam suatu sistem referensi koordinat penelitian ini untuk mengetahui seberapa jauh
horizontal tertentu. Dalam metode modern, keakurasian dan ketelitian titik yang diolah
jarring control horizontal ditentukan dengan menggunakan titik ikat Regional, Nasional, dan
Pengukuran GPS. Kalimantan terhadap titik ikat Global sebagai
acuannya.
Jaring kontrol horizontal nasional (JKHN) ini
banyak digunakan sebagai titik ikat pengukuran 1.1. Maksud dan Tujuan Penelitian
baik sacara terestis ataupun ekstra terestis. Jaring
kerangka kontrol horizontal ini terikat secara
Maksud dari penelitian ini adalah untuk
global dengan stasiun Cors GPS (CGPS) dunia
menganalisa hasil hitungan penggunaan
yang dikelola oleh IGS (International GNNS
beberapa macam titik ikat jaring kontrol
Service).
Dalam melaksanakan penelitian ini ada beberapa Pengolahan data GPS ini ada beberapa tahapan
persiapan yang harus dilakukan seperti persiapan yang harus dilakukan yaitu hitung baseline,
data, persiapan software dan hardware, lalu ada hitung koordinat, uji statisik menggunakan uji t
tahapan hitungan data yang harus dilakukan dan hitung Ellips kesalahan. Hitung baseline dan
seperti hitung baseline, hitung koordinat dan hitung koordinat mengguunakan software
hitung Ellips kesalahan. GAMIT dan GLOBK sedangkan hitung Ellips
kesalahan menggunakan metote ERROR
1. Persiapan Data ELLIPS dan hitung statistik uji T.
Data rinex GPS IGS regional Hitung Uji T
Data rinex Cors GPS Nasional Uji statistik yang digunakan adalah statistik uji
Data h-file Global T, dengan menggunakan derajat kebebasan
Data rinex Cors GPS Kalimantan takterhingga dan derajat kepercayaan 95%.
Data rinex pengamatan Berikut tahapan pengolahan uji t
Data ephemiris H0 = X1 = X2
Data koordinat pendekatan H0 = X1 X2
= 95%
Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 2
degan menggunakan X12 dan X22 nilai yang melebihi 10. Nilai fract yang
,maka dihitung: kecil yaitu kurang dari 10 menunjukkan
bahwa hasil yang baik dan sudah sesuai
SE = X12 + X22 dengan ketentuan nilai yang telah di
n1 n2 tetapkan oleh MIT.
T hitung = X1 X2 3. Pengecekannya dapat dilihat Q-file
SE yakni biases fixed solution. Jika solusi
Hasil jika T hitung T tabel maka H0 akhir terdistribusi secara acak dan benar,
diterima maka nilai dari nrms seharusnya berkisar
Jika T hitung T tabel maka H0 ditolak pada 0,25. Jika nilai nrms melebihi 0,50
berarti masih terdapat kesalahan yang
Hitung Ellips Kesalahan Absolute belum diperbaiki ataupun terdapat
Hitung ellips kesalahan dari masing- kesalahan yang cukup serius pada
masing projek. Hitungan Ellips kesalahan pemodelan pengolahan data. Lihat tabel
ini dilakukan menggunakan microsoft 1 pada lampiran.
Excel. Berikut tahapan hitung Ellips
kesalahan. 3.1. Hitungan Globk
Hitung nilai setengan sumbu panjang
Nilai standar deviasi adalah nilai yang
(a) pertitik dari setiap projek
menunjukan nilai ketelitian dari setiap koordinat
hitungan. yang berhasil dihitung. Tabel-2 pada lampiran
a= {2Xa + 2Ya + (2Xa - 2Ya)2 + 4(2XaYa)2} adalah standar deviasi terbesar dan terkecil dari
setiap projek hitungan. Nilai standar deviasi
Hitung nilai setengah sumbu pendek yang dihasilkan oleh setiap projek pengolahan
(b) pertitik dari setiap projek data berbeda-beda, hal ini dikarenakan adanya
hitungan. pengaruh dari jumlah titik ikat dan distribusi
titik ikat yang digunakan. Berikut adalah nilai
b = {2Xa + 2Ya - (2Xa - 2Ya)2 + 4(2XaYa)2}
standar deviasi terbesar dan terkecil untuk setiap
Hitung arah Ellips kesalahan. parameter X,Y dan Z.
tan (2) = 2 x XaYa
2Ya - 2Xa Projek Global, X tertinggi pada titik
T239 (0,00530 m) X terendah pada titik T070
3. PEMBAHASAN HASIL HITUNGAN (0,02922 m), Y tertinggi pada titik T239
(0,01030 m), Y terendah pada titik T070
Hitungan GAMIT (0,04233 m), Z tertinggi pada titik T239
Terdapat dua buah indikator utama dalam (0,00253 m), Z terendah pada titik T128
mengevaluasi apakah hasil pengola. Indikator (0,01016 m).
tersebut adalah :
1. Jumlah data pengamatan yang ada Projek Regional, X tertinggi pada titik
(clean data) sudah cukup untuk T239 (0,00515 m) X terendah pada titik T128
melakukan estimasi parameter secara (0,01926 m), Y tertinggi pada titik T239
terpercaya. Untuk pengecekannya dapat (0,01035 m), Y terendah pada titik T039
dilihat pada file autcln.summary apakah (0,04113 m), Z tertinggi pada titik T239
terdapat banyak data pengamatan yang (0,00259 m), Z terendah pada titik T128
ditolak/dibuang pada proses cleaning (0,00864 m).
data secara otomatis menggunakan
modul AUTCLN. Projek Nasional, X tertinggi pada titik
2. Hal ini menunjukkan solusi koordinat T239 (0,00608 m) X terendah pada titik T128
harian sudah cukup presisi. Sedangkan (0,02250 m), Y tertinggi pada titik T239
pada pengecekan fract, tidak didapati (0,01225 m), Y terendah pada titik T128
Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 3
(0,04019 m), Z tertinggi pada titik T239
(0,00295 m), Z terendah pada titik T128 3.3. Analisa Ellips Kesalahan
(0,00894 m).
Hitungan menggunakan metode ellips kesalahan
Projek Kalimantan X tertinggi pada titik absolut, karena salah satu parameter yang
T001 (0,00865 m) X terendah pada titik T12A digunakan untuk menilai kualitas koordinat titik
(1,73304 m), Y tertinggi pada titik T295 yang diperoleh dari proses pengolahan data
(0,01683 m), Y terendah pada titik T262 jaringan GPS adalah hitungan dari ellips
(2,80970 m), Z tertinggi pada titik T239 kesalahan absolutnya, dengan kata lain ellips
(0,01533 m), Z terendah pada titik T283 kesalahan ini memvisualisasikan nilai dari
(1,61711 m). standar deviasi yang di peroleh dari hasil
. pengolahan GPS.
3.2. Analisis Statistik Uji T
Dapat kita lihat nilai a, b dan dari setiap projek
Pada pengolahan statistik uji T ini nilai jaringan hitungan. a adalah nilai setengah sumbu
Global diasumsikan jaringan dengan nilai yang panjang, b adalah setengah sumbu pendek,
paling baik, maka dari itu jaringan Global adalah arah kesalahan dari sumbu panjang ellips
dijadikan acun untuk pembanding dengan kesalahan. Dimana dari masing-masing hitungan
derajat kepercayaan 95%. Hasil uji T dapat projek ini menghasilkan nilai a, b, yang
disimpulkan bahwa untuk hasil hitungan projek berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh adanya
Regional, Nasional dan Kalimantan ada pengaruh dari jumlah titik ikat dan distribusi
perbedaan yang signifikan terhadap hasil titik ikat yang digunakan.
hitungan projek Global.
Projek Global nilai a terbesar pada titik T074, a
Projek Regional parameter X seluruhnya ditolak. terkecil pada titik T79A. nilai b terbesar pada
Parameter Y diterima ada 11 titik yaitu T217, titik T074, nilai b terkecil T79A.
T279, T122, T295, T001, T107, T51A, T047,
T088, T028, TT034, dengan range -0,0014 Projek Regional nilai a terbesar pada titik T074,
hingga 0,00241 dan untuk parameter Z a terkecil pada titik T307. Nilai b terbesar pada
seluruhnya ditolak. titik T319, b terkecil pada titik T99A.
Projek Nasional parameter X diterima ada 10 Projek Nasional nilai a terbesar pada titik T304,
titik yaitu T251, T239, T236, T319, T220, T307, a terkecil pada titik T99A. Nilai b terbesar pada
T132, T262, T125, T112, dengan range -0,00086 titik T128, b terkecil pada titik T304.
hingga 0,00105. Parameter Y diterima ada 15
titik yaitu T236, T 314, T217, T299, T318, Projek Kalimantan nilai a terbesar pada titik
T262, T125, T287, T112, T070, 2088, T149, T283, a terkecil pada titik T99A. Nilai b terbesar
T79A T020, T304, dengan range -0,00223 pada titik T255, b terkecil pada titik T12A.
hingga 0,00436. Untuk parameter Z seluruhnya
ditolak. Unuk lebih jelas lihat table 4 pada lampiran.
Projek Kalimantan parameter X diterima
ada 6 titik yaitu T 229, T295, T262, T238, T047, 4. KESIMPULAN DAN SARAN
T12A, dengan range -0,60096 hingga 0,00027. Kesimpulan
Parameter Y diterima ada 5 titik yaitu T220, Dari beberapa pembahasan hasil dari pengolahan
T262, T238, T047, T12A dengan range -0,06322 dapat kita simpulkan bahwa :
hingga -0,00035. Parameter Z diterima ada 4 1. Pengolahan GAMIT, solusi koordinat
titik yaitu T262, T238, Y047, T12A, dengan harian sudah cukup akurat dan nilai fract
range 1,03327 hingga 1,03981. kurang dari 10 yang menunjukan bahwa
hasil yang baik dan sudah sesuai dengan
Untuk lebih jelas lihat table 3 pada lampiran.
Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 4
ketentuan nilai yang telah di tetapkan oleh [9] Laksono A.M, 2012. Penentuan Stasiun
MIT. GNSS CORS GMU1 Bulan Mei Tahun
2. Nilai nrms dari hasil projek hitungan 20011. Yogyakarta, Universitas Gajah
Global, Regional, Nasional, dan Kalimanta Mada.
berkisar 0.10 hingga 0,25 hal ini [10] Leick, A., 2003, GPS Satellite Surveying,
menendakan nilai nmrs tersebut dapat John Willey & Sons, Third Edition.,
diterima dan sesuai dengan nilai yang Newyork.
ditetapkan oleh MIT. [11] Prasetyo, S.P, 2008, Pengaruh Jumlah
3. Ketelitian standar deviasi dan nilai sumbu Penggunaan Titik Ikat ITRF 2005
panjang (a), nilai sumbu pendek (b) yang Terhadap Ketelitian Stasiun Referensi PT.
dihasilkan oleh setiap jaringan berbeda- ALMEGA GEOSYSTEM, SUNTER,
beda karena adanya pengaruh dari jumlah JAKARTA UTARA, Skripsi, Jurusan
titik ikat dan distribusi titik ikat yang Teknik Geodesi Fakultas Teknik,
diguakan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
4. Untuk projek hitungan Regional, Nasional, [12] Puspa ningrum, R., 2007, Pemilihan
dan Kalimantan ada perbedaan yang Titik Ikat Optimal Jaring GPS (Studi
signifikan terhadap projek hitungan Global. Kasus : Jaring Deformasi Borobudur
Tahun 2003, Skripsi, Jurusan Teknik
DAFTAR PUSTAKA Geodesi Fakultas Teknik, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
[1] Abidin H. Z, 1995. Penentuan Posisi [13] Setiadi, H., 2007, Aplikasi GLOBK
Dengan GPS. PT Pradya Paramita, Jakarta dalam Proses Pengolahan Data GPS
[2] Abidin H. Z, 2001. Pengantar Geodesi dengan GAMIT, Skripsi, Jurusan Teknik
Satelit. Jurusan Teknik Geodesi ITB- Geodesi Fakultas Teknik, Universitas
Bandung Gadjah Mada, Yogyakarta.
[3] Abidin H.Z, 2004. Penentuan Posisi [14] SNI 19-6724-2002 (Satandar Nasional
Dengan GPS. PT Pradya Paramita, Jakarta. Indonesia/Jaring Kontrol Horizontal 19-
[4] Abidin H.Z, Andrew Jones, Jonil Kahar, 6724-2002). BSN.
2002. Survey Dengan GPS. PT Pradya [15] Subarya C, 2004. Jaring Kerangka
Paramita, Jakarta. Kontrol Geodesi Nasional Dengan GPS
[5] http://www.DatumGeodesi/datum dalam ITRF 2000 epoch 1988. Dokumen
WGS84.com 2012. No 02/2004 BAKOSURTANAL.
[6] http://www.IGS CB.jpl.nasa.gov.com 2012. [16] Yusdanial, R.F.D., 2007, Evaluasi
[7] King, R.W. & Bock, Y.K., 2002, Penerapan Model Iterasi Dalam Metode
Documentation for the GAMIT GPS Relax Pada Pengolahan Data GPS dengan
Anlisis Software,Release 10.0, Department GAMIT, Skripsi, Jurusan Teknik Geodesi
of Earth, Atmospheric, and Planetary Fakultas Teknik, Universitas Gadjah
Sciences, Massachusetts Institute of Mada, Yogykarta.
Technology and Scripps Institute of
Oceanography, University of California at PENULIS
San Diego, USA. 1. Eko Purnama, ST., Alumni (2014), Program
[8] Kleusberg, A. & Teunissen, P.J.G., 1996, Studi Teknik Geodesi FT-Unpak
Lecture Notes in Earth Sciences, 2. Dr. Ir. Rorim Panday, MM., MT., Staf
Springer-Verlag Berlin Heidelberg, Dosen Program Studi Teknik Geodesi, FT-
Germany. Unpak
3. Ir. Joni Efendi, Staf Dosen Program Studi
Teknik Geodesi, FT-Unpak