Anda di halaman 1dari 115

Pancasila

Oleh : Sartibi Bin Hasyim , Drs., MSi

Materi pokok pendidikan pancasila (garis besar materi) :

1. Pendahuluan
a. Gambaran umum implementasi pancasila dalam kehidupan
(kontemporer)
b. Landasan pendidikan pancasila
c. Tujuan pendidikan pancasila
d. Pembahasan pancasila secara ilmiah
e. Beberapa pengeertian pancasila

2. Pengertian fungsi dan perenan pancasila


3. Sejarah perumusan pancasila dalam hubungannya dengan sejarah
perjuangan bangsa indonesia
4. Tonggak-tonggak sejarah perjuangan bangsa indonesia
5. Pancasila sebagai sistem filsafat
6. Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
7. Pancasila sebagai ideologi dalam kehidupan politik
8. Pancasila sebagai etika politik
9. Pancasila sebagai ideologi nasional
10.Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI
11.UUD negara RI
12.UUD 45
13.Pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
14.Pancasila sebagai ideologi terbuka, ideologi bangsa, sejajar dengan ideologi
dunia (sosialisme, kapitalisme, komunisme, liberalisme )

Gambaran umum Implementasi Pancasila dalam Masyarakat

Gambaran Umum Tentang pemahaman dan implementasi Pancasila Dalam


Masyarakat
Pengumpulan pendapat yang dilakukan oleh Harian Kompas pada tanggal 11-
12 Agustus 2010, terhadap 799 Responden berusia di atas 17 tahun, dari
kota : Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Padang, Pontianak,
Banjarmasin, Makasar, Menado, dan Jayapura, menilai sikap mereka terhadap
pemahaman dan implementasi nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, adalah sebagai berikut :

a. Jawaban untuk pertanyaan : Apakah anda masih ingat bunyi sila-sila


dalam Pancasila.

Sila Pancasila Lambang Ingat Tdk Ingat Tdk Jawab


1 Bintang 90,8% 9,0% 0,2%
2 Rantai Baja 77,3% 22,5% 0,3%
3 Beringin 75,4% 24,4% 0,3%
4 K. Banteng 69,8% 29,7% 0,5%
5 Padi&Kapas 71,4% 28,1% 0,5%

b. Jawaban untuk pertanyaan : Menurut Penilaian anda, semakin baik atau


burukkah sejumlah kondisi berikut di dalam masyarakat Indonesia saat
ini ?

Kondisi S. Baik Tetap S.Buruk


T.Jawab
Kebebasan beribadah 48,7% 16,9% 32,0%
2,4%
Toleransi antar Umat beragama 58,3% 17,7% 22,1%
1,9%
Kebebasan mendirikan tempat 49,7% 20,9% 23,7%
ibadah 5,7%
Pelaksanaan hak-hak azasi 41,8% 18,2% 34,4%
manusia 5,5%
Pengh. Terhdp. Hak-hak orang 42,7% 19,5% 34,8%
lain 3,0%
Persatuan dan kesatuan 45,6% 15,3% 36,6%
2,6%
Semangat berkorban Un.Kept. 38,9% 15,9% 40,6%
Bangsa 49,6% 18,4% 4,6%
Kebanggaan thdp. 48,0% 14,1% 29,8%
Bangsa&tanah air 21,6% 13,4% 2,2%
Pelaksanaan demokrasi 21,1% 15,1% 32,5%
Keadilan hokum 5,4%
Keadilan ekonomi 59,3%
5,8%
60,7%
3,1%

c. Jawaban untuk pertanyaan : Menurut anda, sudah memadai atau


belumkah peran Negara dalam menciptakan keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam bidang-bidang sebagai berikut :

Bidang Memadai T. Memadai T. Tahu


Ekonomi 31,1% 75,7% 3,2%
Hukum 33,0% 72,7% 5,4%
Politik 38,9% 53,5% 17,6%
Pendidikan 60,3% 46,9% 2,8%
Kesehatan 49,4% 48,4% 2,2%

d. Jawaban untuk pertanyaan : Menurut anda sudah bebas atau belumkah


Indonesia dari penjajahan oleh bangsa lain dalam bidang-bidang berikut ?

Bidang Sudah Belum Tidak tahu


Ekonomi 23,2% 67,5% 9,2%
Politik 33,2% 48,9% 17,8%
Kebudayaan 55,7% 37,1% 7,2%
Jajak Pendapat Kompas (litbang) tanggal 30 Mei 1 Juni 2012, Responden 776, umur minimal
17 tahun, dari 12 Kota di seluruh Indonesia, tingkat kepercayaan 95 %.

Jajak Pendapat ini tentang : Memudarnya Jati Diri Bangsa

1. Jawaban terhadap pertanyaan : Semakin baik, tetap atau makin burukkah kondisi
masyarakat kita dalam hal :

Kondisi Membaik Tetap Memburuk Tdk


tahu
Percaya dan takwa kepada Tuhan 30,4 21,3 45,1 3,2
Yang Maha Esa
Hormat menghormati antar pemeluk 38,8 26,0 35,6 1,1
agama
Tenggang rasa dengan orang lain 33,5 29,6 35,6 1,3
Menjunjung tinggi nilai 31,7 27,1 39,6 1,6
kemanusiaan
Persatuan bangsa di atas 20,2 22,3 54,9 2,6
kepentingan golongan
Rela berkorban untuk kepentingan 22,0 23,8 51,5 2,7
bangsa
Mengutamakan musyawarah dalam 29,0 29,4 39,2 2,4
memutuskan
Pembangunan yang merata 30,0 23,5 44,7 1,8

2. Jawaban terhadap pertanyaan : Apakah kondisi berikut merupakan buah dari makin
ditinggalkannya Pancasila sebagai jati dirio Bangsa ?

Kondisi Ya Tidak Tidak tahu


Prilaku elit yang korup 83,8 13,0 2,8
Menipisnya kepercayaan kepada negara 81,8 14,0 3,8
Ketimpangan sosisl di masyarakat 83,5 12,1 4,4
Prilaku diskriminatif terhadap minoritas 77,7 16,3 6,0
Minimnya sosok panutan bangsa 76,7 19,1 4,1

3. Jawaban terhadap pertanyaan : Menurut anda saat ini semakin nyata atau
makin jauhkah perwujudan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia ?

No item %
1 Makin nyata 16,0
2 Makin jauh 80,9
3 Tidak tahu 3,1

4. Jawaban terhadap pertanyaan : Menurut anda prlu atau tidak perlukah


Pancasila dipertahankan keberadaannya sebagai dasar/ideology Negara ?

No Item %
1 Perlu 98,3
2 Tidak perlu 1,4
3 Tidak tahu 0,3

5. Jawaban terhadap pertanyaan : Menurut anda perlu atau tidak perlukah


dihidupkan lagi sosialisasi tentang Pancasila , semacam P4 ?

No Item %
1 Perlu 81,1
2 Perlu, disesuaikan 12,1
3 Tidak perlu 4,9
4 Tidak tahu 1,8
Jajak pendapat Kompas 27 -29 Mei 2015; Responden :581 orang, Usia : 17, melalui
tlp, di 12 Kota besar Indonesia.
Jajak pendapat tentang : Opini publik terhadap pelaksanaan Pancasila.

1. Semakin baik atau semakin burukkah kondisi masyarakat Indonesia dalam


Hal :
a. Percaya dan takwa kepada Tuhan YME.

no item %
1 Semakin baik 38,2
2 Semakin buruk 47,7
3 Tetap 11,5
4 Tidak tahu 2,6

b. Hormat menghormati antar pemeluk agama

No item %
1 Semakin baik 53,6
2 Semakin buruk 26,2
3 Tetap 19,1
4 Tidak tahu 1,1

c. Tenggang rasa dengan orang lain

No Item %
1 Semakin baik 44,9
2 Semakin buruk 36,8
3 Tetap 17,4
4 Tidak tahu 0,9

d. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

No Item %
1 Semakin baik 39,6
2 Semakin Buruk 39,2
3 Tetap 18,1
4 Tidak tahu 3,1

e. Persatuan bangsa diatas kepentingan Golongan

No Item %
1 Semakin baik 30,8
2 Semakin buruk 48,9
3 Tetap 17,6
4 Tidak tahu 2,7
f. Berkorban untuk kepentingan Bangsa

N Item %
o
1 Semakin baik 34,1
2 Semakin buruk 40,6
3 Tetap 21,9
4 Tidak tahu 3,4

g. Mengutamakian masyarakat dalam membuat keputusan

no Item %
1 Semakin baik 42,3
2 Semakin buruk 37,3
3 Tetap 17,2
4 Tidak tahu 3,2

h. Keadilan ekonomi

N Item %
o
1 Semakin baik 16,5
2 Semakin buruk 60,9
3 Tetap 19,1
4 Tidak tahu 3,5

i. Keadilan Hukum

No Item %
1 Semakin baik 20,1
2 Semakin Buruk 58,9
3 Tetap 17,0
4 Tidak tahu 4,0

B. Sudah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila atau belumkah peleksanaan


kebijakan pemerintahan terkait hal-hal berikut :

1. Menjamin kebebasan beribadah kelompok minoritas agama

No Item %
1 Sudah 59,0
2 Belum 35,6
3 Tidak tahu 5,4

2. Melaksanakan penegakan hukum tanpa tebang pilih


No Item %
1 Sudah 25,6
2 Belum 69,7
3 Tidak tahu 4,7

3. Menciptakan keadilan ekonomi

No Item %
1 Sudah 24,6
2 Belum 70,7
3 Tidak tahu 4,7

4. Penyelenggaraan layanan publik di bidang Pendidikan dan kesehatan

No Item %
1 Sudah 54,0
2 Belum 43,9
3 Tidak tahu 2,1

C. Sudah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila atau belumkah sikap dan prilaku
elit-elit politik selama ini dalam menyelesaikan persoalan bangsa.

No Item %
1 Sudah 16,0
2 Belum 75,0
3 Tidak tahu 9,0

D. Percya atau tidakkah anda jika dikatakan bahwa : Pancasila adalah ideologi
yang paling baik bagi bangsa Indonesia.

No Tahun Percaya Tidak percaya Tidak tahu


1 2008 90 8 2
2 2009 95 3 2
3 2010 89 7 4
4 2011 92 7 1
5 2014 98 1 1
6 2015 93 6 1

E. Kuat atau lemahkah peleksanaan nilai-nilai Pancasila di dalam lembaga ini.


No Lembaga Kuat lemah Tidak tahu
1 DPR 18 73,3 8,5
2 Parpol 15,1 73,8 11,1
3 Kepolisian 30,5 60,6 8,9
4 TNI 57,7 28,2 14,1
5 Kejaksaan 25,1 61,3 13,6
6 Kehakiman 24,1 62,1 13,8
7 Kabinet 32,2 53,7 14,1
8 KPK 48,7 38,0 13,3

F. Hal-hal yang Paling berpotensi merusak/ mengancam keberadaan Pancasila


sebagai dasar negara saat ini

No Item %
1 Prilaku tidak disiplin/melanggar hukum/ KKN 52,7
2 Fanatisme Agama / egoisme kelompok 25,5
3 Prilaku hedonisme/ konsumerisme / Liberalisme 16,2
4 Kurangnya pendidikan pancasila 0,2
5 Tdak tahu 5,2
6 Tdak jawab 0,2
Gambaran data di atas menunjukkan kecenderungan sikap warga Negara terhadap
pancasila , antara lain :

1. Pancasila saat ini gagal/atau tidak menjadi wacana public atau sudah agak
terlupakan. Hal ini salah satunya sebagai dampak dari reformasi. Misalnya
hari kesaktian Pancasila sejak reformasi Mei 1998 tidak pernah lagi
diperingati, dan baru tahun 2005 diperingati lagi. Kenapa tidak diperingati,
alasannya sederhana, siapa yang merayakannya akan dicap sebagai
antek orde baru, yang harus dihindari karena dianggap negative dan mesti
ditolak, saat gemuruh derap orde reformasi.
2. Harapan pancasila untuk menjadi salah satu factor yang signifikan dalam
membimbing perubahan kehidupan berbangsa dan bernegarapun masih jauh
dari harapan.
3. Upaya revitalisasi pancasila tetap belum terwujud .
4. Pancasila sebagai dasar Negara, pandangan hidup bangsa, basis ideologis,
dan platform bersama warga Negara bangsa Indonesia yang plural dan
multikultur masih marjinal dalam wacana dan kehidupan public nasional

Mengapa sampai terjadi demikian ? bukan karena warga Negara Indonesia tidak lagi
cinta atau menolak Pancasila, melainkan lebih karena begitu banyak realitas yang
tidak sesuai dengan cita ideal, semangat, prinsip, dan nilai yang terkandung dalam
pancasila. Terdapat banyak kesenjangan diantara nilai pancasila sebagai suatu
kesatuan dan juga tiap-tiap silanya dengan realitas yang ada dalam kehidupan
sehari-hari warga bangsa.

Lihatlah bagaimana kita dapat berbicara tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, ketika
dalam berketuhanan terdapat fakta adanya sebagian warga yang dari waktu ke
waktu memaksakan kemauannya sendiri atas nama Tuhan. ( pembakaran mesjid
dan pemukiman jemaah ahmadiyah di ciampea Bogor, oleh masyarakat sekitar,
tanggal 1 Oktober 2010, padahal 1 Oktober adalah hari kesaktian pancasila, di
Kuningan bentrok antara masa jemaah ahmadiah yang akan dibubarkan oleh ormas
islam ), dari hasil penelitian yang dilakukan Wahana Visi Indonesia (WVI), di Palu :
35% anak SD menatakan tidak mau berteman dengan mereka yang berbeda agama
dan 14,2% menatakan tidak tahu; Di Poso : 10,8% menyatakan tidak mau
berteman dengan dengan yang berbeda agama, dan 15% menatakan tidak tahu
(Kompas, 6 Oktober 2010). Dan penelitian (kompas,18/3/2016) terhadap 500 siswa
di Jabodetabek : menyebutkan 52,3 % siswa mendukung kekerasan untuk
solidaritas agama, dan 14 % siswa membenarkan peledakan bom yang dilakukan
teroris.

Bagaimana kita bicara tentang kemanusiaan yang adil dan beradab, ketika warga
dari satu tempat ke tempat lain, karena sebab yang sepele sangat mudah
mengamuk, menghancurkan harta benda orang lain, dan mencabut nyawa.
(Peristiwa penertiban gapura Mbah Priok oleh pemkot jakut berakhir bentrokan
antar massa dan satpol PP, Bentrokan antar kelompok masa yang diduga terkait
sidang insiden klub malam Blowfish di PN Jaksel, jalan ampere,)

Bagaimana pula kita sanggup berbicara tentang persatuan Indonesia, ketika banyak
orang dan kelompok lebih mementingkan diri dan kelompoknya melalui tindakan
yang melanggar hukum seperti korupsi,(dari tahun 2005 sd. 2014 ada 3169
anggota DPRD tersangkut korupsi; dan ada 300 lebih kepala daerah dan wakilnya
dari 542 kepala daerah yang korupsi) mengorbankan solidaritas terhadap warga
yang lain.(konflik antar kelompok yang mengidentifikasikan dirinya sebagai anggota
suku : Mis. Konflik berbau etnik di tarakan kaltim antara suku Tidung asli tarakan
dengan suku bugis, Konflik segitiga suku di sambas kalbar, antara etnik dayak dan
melayu versus Madura, Konflik Ambon Maluku melibatkan etnik ambon versus
pendatang :bugis, makasar, buton dan muna, serta konflik sampit di kalteng antara
etnik dayak versus Madura), konflik TNI dengan POLRI terakjhir di batam dan papua
(2014).

Lalu bagaimana kita bisa bercakap tentang kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, jika banyak politisi melakukan
manipulasi politik lewat proses demokrasi, tidak mencerminkan sikap hikmat,
bijaksana, dan sosok representasi yang akuntabel. (Misalnya tidak lolos dalam
pilkada memprovokasi pendukung untuk demontrasi dan protes, bahkan anarkis,
contoh kemarahan masa pendukung calon kandidat bupati mojokerto yang tidak
lolos verifikasi, Tidak mau mengakui kekalahan dengan mengajukan gugatan ke
mahkamah konstitusi, dikalahkan MK, pendukungnya mengamuk dan anarkis di
Sulawesi), tindak kekerasan (anarchi) menolak Ahok jadi gubernur Jakarta, tidak iku
rapat paripurna nitip absen (kasus novanto)

Begitu pula bagaimana kita bisa berbicara tentang keadilan social bagi seluruh
masyarakat Indonesia, sementara jumlah rakyat yang terhimpit kemiskinan masih
28 juta orang, pengangguran masih kurang lebih 7% (tahun 2014), tingkat
kesenjangan tinggi antar daerah barat- timur, jawa luar jawa, kelompok kaya dan
miskin (gini ratio 0,41, ini berarti 1% gol penduduk kaya mengusai kekayaan sekitar
41 %, sementara 99% penduduk lainnya hanya menguasai 59 % kekayaan) (2014),
sementara kehidupan serba materialistic dan hedonistic kian merajalela.

Dengan kondisi yang serba kontradiktif (antara harapan dan kenyataan ini),
( perbuatan warga bangsa mulai dari lingkungan atas para pejabat, lapisan
menengah dan bawah birokrasi, sampai mereka yang memiliki otoritas politik,
hukum, keagamaan, dan social budaya ,telah mengebiri dan mengaburkan nilai-nilai
pancasila), mengakibatkan pembicaraan tentang pancasila seolah tidak bermakna.

Dari kondisi praksis implementasi Pancasila tersebut di atas, Pancasila dipelesetkan


maknanya menjadi :

1. Keuangan Yang Maha Kuasa


2. Kemanusiaan yang jahil dan biadab
3. Persatuan hedonesia
4. Kekuasaan yang dipimpin oleh nafsu mencari jabatan demi kelompok dan
kroni
5. Keadilan bagi yang berkuasa dan yang membayar.(Kompas, 2012)

Pelesetan lainnya :

1. Keuangan yang maha kuasa


2. Kemanusiaan tak adil dan tak beradab
3. Perpecahan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin dengan diam-diam tanpa musyawarah
5. Keadilan social bagi seluruh keluarga dan pendukung saya. (Kompas, 2012)
Dalam diri mayoritas bangsa kesadaran kolektif, pancasila dapat kembali menjadi
rujukan dan panduan dalam pengambilan berbagai kebijakan dan langkah, mulai
dari kehidupan keagamaan, kemanusiaan, kebangsaan, demokrasi, hingga keadilan.
(Azyumardi Azra, Memulihkan Kesaktian Pancasila, Kompas, 30 September 2010).

Salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran kolektif bangsa tentang pancasila
adalah dengan melalui proses pendidikan, tidak ada keraguan bahwa pancasila
adalah sebagai dasar Negara dan sekaligus sebagai pandangan hidup bangsa yang
tidak tergantikan. Oleh sebab itu agar harapan dan kenyataannya dapat berjalan
seimbang,dan serasi, maka perlu kiranya memulihkan kembali kesadaran kolektif
bangsa tentang posisi vital dan urgen pancasila dalam kehidupan Negara bangsa
Indonesia, agar pancasila dapat hadir dalam kiprah dan langkah warga bangsa.
Dengan peningkatan pemahamannya disemua jenjang pendidikan baik formal
maupun informal.

Salah satu contoh pendidikan di tingkat SD yang dikembangkan oleh Wahana Visi
Indonesia (WVI), adalah pendidikan harmoni. Pendidikan harmoni merujuk dari
pendidikan damai, lahir dari semangat penyatuan dalam keberagaman, dan yang
memastikan nilai-nilai perdamaian, kemanusiaan, hak azasi
manusia,multikulturalisme, dan perlindungan anak terintregrasi dalam kurikulum
SD.

Kompetensi nilai harmoni yang dikembangkan adalah : Harmoni diri (tangung


jawab, keyakinan pada ajaran agama, kepercayaan); Harmoni sesama
(penghargaan , kejujuran, keperdulian); Serta Harmoni alam (ramah lingkungan,
melindungi, kewarganegaraan).

Lebih lanjut jajak pendapat Kompas yang dilakukan pada tanggal 20-21 Oktober
2010, terhadap 750 responden berusia minimal 17 tahun dari 57 kota di Indonesia,
tentang Pemuda di latar Ikatan yang Melemah (judul) yang melihat sikap
nasionalisme pemuda (kompas, 25 Oktober 2010), hasilnya sebagai berikut :

Jawaban responden terhadap pertanyaan : Menurut anda makin kuat, tetap kuat,
tetap lemah,atau makin lemahkah semangat persatuan di kalangan pemuda
Indonesia saat ini ?
Pemuda Makin kuat Tetap Kuat Tetap Makin lemah tdk
Lemah7,7% tahu
17-30 Tahun 23,4% 11,3% 7,7% 56,8%
0,9%
>30 Tahun 24,1% 13,6% 7,0% 53,2%
2,1%

Jawaban responden terhadap pertanyaan : apakah anda sangat setuju, setuju, tidak
setuju atau sangat tidak setuju dengan pernyataan berikut ini ?

Pernyataan Sangat Setuju Tidak setuju S.T. setuju Tdk tahu


setuju
Saya suka
menjadi 50,9% 47,7% 0,5% 0,9% 0
bagian dari
bangsa
Indonesia
Saya
bangga 48,6% 49,1% 1,4% 0,5% 0,5%
menjadi
bagian dari
bangsa
Indonesia
Saya lebih
memilih
sebagai
bangsa 45,5% 49,5% 5,5% 0 0
Indonesia
ketimbang
bangsa lain
Bangsa
Indonesia
lebih 32,4% 40,5% 24,8% 1,4% 0,9%
superior
disbanding
bangsa lain
Jawaban terhadap pertanyaan : Menurut anda peran pemuda Indonesia saat ini
lebih mementingkan kepentingan kelompok atau kepentingan bangsa ?

Usia Kepentingan Kepentingan Tdk tahu/tdk jawab


kelompok Bangsa
17 30 77,0% 21,2% 1,8%
>30 74,4% 22,3% 3,2%

Jawaban terhadap pertanyaan : Menurut anda saat ini makin baik, tetap baik, tetap
buruk, atau semakin buruk kondisi pemuda dalam mendapatkan hal-hal berikut ?

Item Semakin Tetap baik Tetap buruk Semakin Tdk tahu


baik buruk
Mendapatka
n pekerjaan 8,7% 14,8% 24,9% 50,4% 1,2%
Pendidikan
yang layak 18,7% 26,4% 20,3% 32,9% 1,7%

Jawaban terhadap pertanyaan : Menurut anda, apa yang paling penting dicapai oleh
generasi anda saat ini ?

Harapan yang akan Pemuda (17-30 tahun) Bukan pemuda (>30)


dicapai
Menolong orang yang
membutuhkan 36,6% 34,7%
Menjadi lebih spiritual 22,1% 23,1%
Menjadi pemimpin 8,1% 6,1%
Kaya 10,0% 9,3%
Menjadikan Ind. Lebih baik 9,1% 7,7%
Pendidikan yang tinggi 5,4% 8,3%
Terkenal 2,7% 2,5%
Lainnya 6,1% 8,3%
Setiap orang yang memahami benar tentang arti dan peran Pancasila bagi Negara
dan bangsa Indonesia memang layak merasa gelisah terhadap perlakuan dan
kiprah pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, dan bernagara pada satu dasa
warsa terakhir ini. Pancasila yang sudah disepakati sebagai dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan juga diakui sebagai jiwa seluruh bangsa, pandangan hidup,
dan kepribadian bangsa Indonesia, kini hampir-hampir tidak ada gaungnya lagi.
Seakan seluruh masyarakat kita enggan dan segan memperbincangkan tentang
Pancasila, apalagi menjadi amalan dalam kehidupannya, sebagaimana yang terlihat
dari hasil jajak pendapat di atas.

Tidak dapat disangkal bahwa secara konseptual Pancasila merupakan salah satu
karya budaya yang dihasilkan oleh para pendiri bangsa Indonesia pada saat
menjelang kemerdekaan Negara Indonesia, yang dipuncaki oleh pidato soekarno
tanggal 1 Juni 1945. Namun secara substansial sesungguhnya pancasila telah ada
di kepulauan nusantara ini. Dengan kata lain Pancasila pada hakekatnya adalah
kristalisasi nilai-nilai luhur yang hadir dan berkembang dalam kehidupan bangsa
Indonesia selama berabad-abad dan telah mengalami berbagai ujian dalam proses
beradaptasi terhadap lingkungan social dan alam. Pancasila merupakan inti sari
kebudayaan yang berakar jauh di dalam kehidupan bangsa Indonesia yang begitu
beragam, sehingga dapat dikatakan pula telah menjadi watak dan cirri kepribadian
budaya bangsa. Karena itu, Pancasila dapat disepakati sebagai dasar Negara yang
menjadi rujukan bersama dalam mengatur ketatanegaraan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Pancasila menjadi pengikat persatuan dan kesatuan semua komunitas yang telah
menyatakan bergabung dalam Negara kesatuan republic Indonesia . Karena itu ,
jika bangsa Indonesia mulai melupakn pancasila tentu ada ancaman yang serius
terhadap eksistensi negra kesatuan republic Indonesia itu sendiri. Dalam rangka
itulah MPR menggalakkan sosialisasi pancasila (sebagai dasar Negara,pandangan
hidup, kepribadian, falsafah bangsa dan sebagai alat pemersatu bangsa) , Undang-
undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggall Ika.
Ke empat konsep tersebut sangat vital dalam kehidupan bernegara, dapat
dibicarakan di ruangan-ruangan, tetapi ketika sudah ada pada ranah public tidak
cukup hanya dibicarakan tetapi harus dipraktekkan.

Indonesia adalah Negara besar yang terdiri atas berbagai suku, kebudayaan dan
agama. Kemajemukan itu merupakan kekayaan dan kekuatan yang sekaligus
menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan itu sangat terasa terutama
ketika bangsa Indonesia membutuhkan kebersamaan dan persatuan dalam
menghadapi dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, baik
yang berasal dari dalam maupun dari luar negri.

Pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda yang berasal dari brbagai daerah
menyadari sepenuhnya akan kekuatan yang dapat dibangun dari kesatuan dan
persatuan nasional. Mereka bersepakat bersatu melalui sumpah pemuda yang
menegaskan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa persatuan, yaitu
Indonesia. Semangat dan gerakan untuk, satu bangsa, dan satu bahasa persatuan,
yaitu Indonesia. Semangat dan gerakan untuk bersatu itu menjadi sumber inspirasi
bagi munculnya gerakan yang terkonsolidasi untuk membebaskan diri penjajahan.
Bangsa Indonesia kemudian memproklamasikan kemerdekaannya pada tangal 17
Agustus 1045. Proklamasi kemerdekaan adalah ikrar untuk bersatu, untuk
mendirikan Negara kesatuan republic Indonesia, meliputi wilayah dari sabang
sampai merauke yang merdeka dan berdaulat untuk mewujudkan cita-cita dan
tujuan nasional.

Sejak awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, para pendiri Negara
menyadari bahwa keberadaan masyarakat yang majemuk merupakan kekayaan
bangsa Indonesia yang harus diakui, diterima, dan dihormati, yang kemudian
diwujudkan dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Mengingat pentingnya empat konsep tersebut dalam kehidupan berbangsa,


bernegara dan bermasyarakat ini, maka perlu kiranya revitalisasi serius dengan
upaya pemahaman yang radikal atau mengakar sampai ranah alam pikiran
keindonesiaan. Hal ini penting dilakukan agar kedudukannya sebagai paradigm
hidup berbangsa dan bernegara semakin kukuh dan valid. Pembelajaran pancasila
harus membumi dan amalannya harus berdampak langsung pada pengangkatan
harkat dan martabat manusia. Oleh sebab itu perlu dialektika kreatif antara
modernitas global dan kearifan kebangsaaan guna memajukan masyarakat.

Disamping itu UUD 1945 sebagai living constitution, wajar mengalami perubahan
sesuai zamannya tanpa mengabaikan margin of tolerance sehingga tidak mengusik
kodrat nilai-nilai pancasila itu sendiri.

Landasan Dan Tujuan Pendidikan Pancasila

a. Tujuan Nasional, tertuang di dalam pembukaan UUD 45 pada alinea ke


empat yang berbunyi ,pemerintah Negara Indonesia melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian yang abadi dan keadilan social.
b. Tujuan Pendidikan Nasional, tercantum pada batang tubuh UUD 1945
pasal 31 ayat (3), yang berbunyi : Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan sustu system pengajaran nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaaan serta akhlak mulia dalam
rangka mewncerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dalam undang-
undang. Serta tercantum pula pada ayat (5) yang berbunyi :
Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjuunjung tingi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
c. Menurut Kaelan (2004:15), tujuan pendidikan pancasila adalah untuk
menghasilkan peserta didik yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, dengan sikap dan prilaku sebagai berikut :
1. Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung jawab
sesuai dengan hati nuraniya.
2. Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan
kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya.
3. Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai
budaya bangsa untuk menggaklang persatuan Indonesia.

Melalui pendidikan pancasila, warga Negara RI, diharapkan mampu


memahami, menganalisis dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi
oleh masyarakat bangsanya secara berkesinambungan dan konsisten
berdasarkan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.

d. Menurut Darji Darmodiharjo, Dkk (1979 :13), tujuan kita mempelajari


pancasila ialah ingin mengatahui pancasila yang benar, yakni yang dapat
dipertanggungjawabkan baik secara yuridis-konstitusional maupun secara
obyektif-ilmiah. Secara yuridis-konstitusional karena pancasila adalah
dasar Negara yang dipergunakan sebagai dasar mengatur
menyelenggrakan pemerintahan Negara. Oleh karena itu tidak setiap
orang boleh memberikan pengertian atau penafsiran menurut
pendapatnya sendiri. Secara obyektif ilmiah karena pancasila adalah
paham filsafat, suatu philosophical way of thingking atau philosophical
system, sehingga uraiannya harus logis dan dapat diterima.
Selanjutnya pancasila yang benar itu kita amalkan sesuai dengan
fungsinya, dan kemudian pancasila yang benar itu kita amankan agar jiwa
dan semangatnya, perumusan, dan sistematiknya yang sudah tepat
benar itu tidak diubah-ubah apalagi dihapuskan atau diganti dengan isme
lain.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hakekat mempelajari
Pancasila adalah :
1. Mengerti Pancasila yang benar.
2. Menghayati dan mengamalkan Pancasila.
3. Mengamankan Pancasila.

e. Landasan Historis, dari tujuan pendidikan Pancasila adalah :


1. Agar kita mengetahui latar belakang penyusunan Pancasila sebagai
dasar falsafah Negara bagi bangsa Indonesia.
2. Untuk memahami obyek dengan melihat proses, perkembangan, dan
konteksnya dalam hubungan dengan dimensi waktu.
3. Landasan (pendekatan) sejarah dapat menggambarkan suasana
kebatinan,semangat zaman, dan perkembangan pemikiran manusia
tentang hidup dan lingkungannya.
4. Agar dapat memahami nilai-nilai Pancasila sesuai dengan proses
perkembangan pemikiran dalam sejarah bangsa Indonesia.
f. Landasan Kultural, dapat dipahami bahwa pancasila merupakan murni
dari sumber tata nilai bangsa Indonesia. Dan merupakan hasil upaya dari
bangsa indonesia.

g. Landasan filosifis
1. Sebagai landasan untuk memahami hakekat mengapa pancasila
menjadi pandangan hidup dan dasar Negara bagi Bangsa Indonesia.
2. Menjadikan tingkat berpikir ilmiah yang dibatasi oleh ruang dan waktu
serta pengertian absrtak logis sebagai suatu ajaran, serta
mendapatkan kebenaran yang obyektif atau kesesuaiaan pola pikir
bangsa.
h. Landasan Yuridis
1. Surat edaran Dikti No. 627/D/L/1978 jo.32/DJ/1983(27April1983) jo.
No.25 DIKTI/KEP/1985(25Mei1985).Jo.
No.356/DIKTI/1995jo.No.467/DIKTI/KEP/1999 Tentang Pendidikan
Pancasila Jo. SK Dirjen DIKTI No. 38/DIKTI/KEP/2002.

3 Pengertian, Fungsi, dan Peranan Pancasila

Pancasila, yang berarti lima dasar atau lima asas, adalah nama dari pada Dasar
Negara kita, Negara Republik Indonesia.

Istilah pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV, yaitu terdapat
di dalam buku Negarakertagama karangan Mpu Prapanca dan buku Sutasoma
karangan Mpu Tantular. Dalam buku Sutasoma ini istilah Pancasila disamping
mempunyai arti berbatu sendi yang lima (dari bahasa sansekerta), juga mempunyai
arti pelaksanaan kesusilaan yang lima (Pancasila Krama), yaitu : (1) tidak boleh
melakukan kekerasan; (2) tidak boleh mencuri; (3) tidak boleh berjiwa dengki; (4)
tidak boleh bohong; (5) tidak boleh mabuk minuman keras (Darji Darmodiharjo,dkk.,
2004:15).

Lebih lanjut Kaelan (2004:21) menyatakan secara etimologis istilah pancasila


berasal dari sansekerta dari india. Menurut Muhammad yamin , dalam bahasa
sansekerta perkataan Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu :
Panca artinya lima, syila vocal I pendek artinya batu sendi, Alas, dasar.
Syila vocal I panjang artinya peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau
yang senonoh

Proses Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara

Jepang Menguasai Indonesia 9Maret 1942, (Pangti sekutu Jen. Ter Poorten,
menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati Subang).

Dua tahun jepang menguasi Indonesia mulai terdesak kalah, tanggal 7 September
1944, PM Jepang Kaiso, berjanji : Indonesia akan diberi kemerdekaan dikemudian
hari.

Tanggal 1 Maret 1945, akan dibentuk Badan untuk menyelidiki usaha-usaha


persiapan kemerdekaan atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau bahasa jepangnya Dokuritsu Zyuunbi
Tioosakai.

BPUPKI swcara resmi dibentuk tanggal 29 April 1945. (bersamaan dengan ulang
tahun Tenno Heika, maha raja jepang).

Tanggal 28 Mei 1945, BPUPKI resmi di buka, dengan Ketua Dr. Radjiman
Wediodiningrat, ketua muda Ichibangse (jepang), ketua muda RP Suroso, dengan
enam puluh (60) anggota.

Sedangkan secara historis, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara


diawali dalam sidang BPUPKI, ketika Ketuanya Dr. Radjiman Widiodiningrat,
mengajukan pertanyaan apa yang akan menjadi dasar dari Indonesia Merdeka ?
(Tanggal 29 Mei Sd. 1 Juni 1945, Sidang BPUPKI 1)

Pertanyaan itu dijawab oleh Pidato Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945):

1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteran Rakyat.

Kemudian ditindaklanjuti oleh usul tertulis mengenai rancangan UUD Republik


Indonesia, yang didalam pembukaannya tercantum lima dasar sebagai berikiut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Kemudian tampil Ir Soekarno (1 Juni 1945)

1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia


2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan

Kemudian mengusulkan dasar yang dimaksud dengan nama Pancasila.


Selanjutnya lima sila tersebut dapat diperas menjadi tiga sila atau Tri Sila:

1. Sosio Nasional yaitu Nasionalisme dan Internasionalisme


2. Sosio Demokrasi yaitu Demokrasi dengan kesejahteraan rakyat
3. Ketuhanan Yang Maha Esa

Selanjutnya Tri Sila ini dapat diperas lagi menjadi Eka Sila, yaitu satu sila
yang intinya adalah gotong royong

Piagam Jakarta

Selanjutnya Panitia Sembilan (Soekarno, Wachid Hasyim, Muh. Yamin, Maramis,


Moch. Hatta, Soebardjo,Abdul Kahar Moezakir, Abikoesno Tjokrosoejoso dan Agus
Salim,), mereka mewakili golongan islam dan nasionalis.

pada tanggal 22 Juni 1945 merumuskan Piagam Jakarta yang didalamnya berisi
rumusan Pancasila sebagai berikut :

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-


pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sidang BPUPKI Ke 2 , tanggal 10 Sd. 16 Juli 1945

Dalam sidang ke 2 ini, dibahas Hukum Dasar Negara, disepakati :

1. Panitia perancang UUD diketuai oleh Ir. Soekarno.


2. Panitia ekonomi dan keuangan diketuai oleh Drs. Moch. Hatta
3. Panitia pembelaan tanah air diketuai oleh Abikusno Tjokrosoeyoso.

Tanggal 14 Juli 1945 Panitia perancang UUD, melaporkan hasil yang terdiri :

1. Pernyataan Indonesia merdeka, yang berupa dakwaan di muka dunia atas


penjajahan Belanda
2. Pembukaan yang merupakan hasil dari Panitia Sembilan (piagam Jakarta), di
dalamnya terkandung dasar Negara : Pancasila
3. Pembentukan PPKI.(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
Pembentukan PPKI

Tanggal 7 Agustus 1945 diumumkan akan dibentuk PPKI (Dukuritzu Zyunbi


Linkai).

Tanggal 8 Agustus 1945, Jendral Terauchi dari Saigon memanggil Soekarno dan
Radjiman, dan tanggal 9 Agustus 1945, Terauchi memberikan janji :

1. Soekarno diangkat sebagai Ketua PPKI, Moch. Hatta sebagai Wakil, dan
Radjiman sebagai anggota.
2. PPKI boleh mulai bekerja pada tanggal 9 Agustua 1945
3. Cepat atau lambat pekerjaan Panitia Sembilan diserahkan sepenuhnya pada
panitia.

Tanggal 14 Agustus 1945, sekembalinya dari Saigon, Soekarno menyatakan


bahwa, sebelum jagung berbunga bangsa Indonesia akan merdeka , bukan
hadiah dari Jepang tapi hasil perjuangan sendiri.

Proklamasi 17 Agustus 1945, dideklarasikan pada hari jumat legi, jam 10 pagi, di
jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.

sehari kemudian 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang pertama dengan hasil
sebagai berikut :

1. Mengesahkan UUD 1945, yang meliputi hal sebagai berikut :


a. Setelah melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta, yang
kemudian menjadi pembukaan UUD 1945
b. Menetapkan rancangan hukum dasar yang telah diterima dari BPUPKI
tanggal 11 JULI 1945, setelah mengalami perubahan sesuai dengan
perubahan pada Piagam Jakarta.
2. Memilih Presiden dan wakil presiden
3. Menetapkan sebuah komite nasional untuk membantu presiden sebelum DPR
dan MPR terbentuk.
Dengan ditetapkannya UUD 1945 oleh PPKI, yang dalam pembukaannya terdapat
rumusan pancasila, sebagai dasar Negara, maka secara resmi Pancasila sebagai
Dasar Negara., yang rumusannya sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam perjalan bangsa dan Negara Indonesia, dasar Negara pernah berubah
rumusan sila-silanya, sebagai berikut :

Dalam Konstitusi RIS ( 29 Desember 1949 17 Agustus 1950), terdapat rumusan


pancasila sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial.

Selanjutnya dalam UUDS 1950 (17 Agustus 1950 5 Juli 1959)

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
Selanjutnya dari 5 Juli 1959 sampai dengan sekarang setelah empat kali
amandemen UUD 1945, rumusan pancasila tidak berubah :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kata Pancasila baru lahir pada tanggal 1 Juni 1945 oleh Soekarno ketika berpidato
tanpa teks untuk menjawab pertanyaan dari ketua BPUPKI Dr. Rajiman
Wedyodiningrat tentang dasar Indonesia merdeka, dan ditetapkan sebagai dasar
Negara pada tanggal 18 Agustus 1945, oleh PPKI, bersamaan dengan disahkannya
pembukaan UUD 45, dan batang tubuh UUD 45. Nama pancasila sendiri tidak
pernah tercantum dalam pembukaan maupun dalam batang tubuh UUD 45., Namun
lima dasar yang tercantum dalam pembukaan alinea ke empat itulah yang
dimaksud dengan pancasila.

Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Arti Pandangan Hidup

1. Arah Tujuan:
Ingin berdiri kokoh dan mengatahui jelas kearah mana tujuan yang ingin
dicapainya
2. Pemecahan Persoalan :
Untuk memandang persoalan-persoalan yang dihadapi dan menentukan arah
serta cara bagaimana bangsa itu memecahkan persoalan-persoalan politik,
ekonomi, dan social budaya.
(tanpa memiliki pandangan hidup suatu bangsa akan merasa terombang-
ambing dalam menghadapi persoalan besar yang pasti timbul, baik persoalan
di dalam masyarakat maupun yang berhubungan dengan pergaulan bangsa-
bangsa di dunia).
3. Pembangunan diri :
Dengan berpedoman pada pandangan hidup, maka suatu bangsa akan
membangun dirinya.

Isi Pandangan Hidup

1. Konsep Dasar
Konsep dasar mengenai kehidupan yangt dicita-citakan oleh suatu bangsa.
2. Pikiran dan Gagasan
Pikiran yang terdalam daqn gagasan suatu bangsa mengenai wujud
kehidupan yang dianggap baik.
3. Kristalisasi Nilai
Suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa itu sendiri, yang
diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad untuk mewujudkannya.

Sebagai pandangan hidup , pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua


kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan di dalam segala bidang. Ini berarti,
bahwa semua tingkahlaku dan tindakan perbuatan setiap manusia Indonesia harus
dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila Pancasila.

Pancasila sebagai norma fundamental, maka pancasila berfungsi sebagai cita-cita


atau idea. Dan sebagai cita-cita semestinyalah kalau selalu diusahakan untuk
dicapai oleh tiap-tiap manusia Indonesia, sehingga cita-cita itu bisa terwujud
menjadi kenyataan.

Pancasila sebagai pegangan hidup yang merupakan pandangan hidup bangsa,


penjelmaan falsafah hidup bangsa, dalam pelaksanaan hidup sehari-hari tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma agama, norma-norma kesusilaan, norma-norma
sopan santun, dan tidak bertentangan dengan norma-norma hukum yang berlaku.

Dilihat dari kedudukannya, pancasila mempunyai kedudukan yang tinggi yakni


sebagai cita-cita dan pandangan hidup bangsa dan Negara Republik Indonesia.

Dilihat dari fungsinya, Pancasila mempunyai fungsi utama sebagai dasar Negara
Republik Indonesia.

Dilihat dari segi materinya, pancasila digali dari pandangan hidup bangsa Indonesia,
yang merupakan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
Peranan Pancasila dalam tata kehidupan bangsa Indonesia antara lain :

1. Pancasila sebagai Jiwa bangsa Indonesia.


Istilah pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945, sedang pancasila itu sendiri
telah ada sejak dahulu kala bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia
(A.G. Pringgodigdo, dalam Darji Darhodiharjo, 1979 :17), Pancasila sebagai
jiwa bangsa lahirnya bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia yaitu sejak
zaman Sriwijaya, dan Majapahit.
Setiap bangsa memiliki jiwanya masing-masing, jiwa bangsa/jiwa rakyat atau
volkgeits (von Savigny).
2. Pancasila sebagai kepribadian Bangsa Indonesia
Sikap mental, tingkah laku, dan amal perbuatan bangsa Indonesia
mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain.
3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.
Merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa itu sendiri,
melekat pada dirinya secara cultural, telah diyakini kebenarannya dan ada
tekad untuk mewujudkan nilai itu secara nyata. Pandangan hidup bangsa
memiliki hubungan timbal balik antara pandangan hidup masyarakat,
pandangan hidup bangsa (ideology bangsa) dan pandangan hidup Negara
(ideology Negara).
Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas
hidup dan kehidupan berbangsa, bernegara, dan mermasyarakat. Ini berarti
semua prilaku manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari
semua sila di dalam Pancasila.

4. Pancasila sebagai dasar Negara.


Dalam pengertian ini, pancasila merupakan dasar nilai serta norma unyuk
mengatur pemerintahan Negara, atau pancasila merupakan suatu dasar
untguk mengatur penyelenggaraan Negara. Konsekwensinya seluruh
pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan dan Negara terutama
segala peraturan perundang-undangan termasuk proases reformasi dalam
segala bidang dewasa ini, dijabarkan dan diderivasikan dari nilai-nilai
pancasila. Maka pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum,
sumber kaidah hukum Negara yang secara konstitusional mengatur Negara
RI beserta seluruh unsure-unsurnya, yaitu rakyat, wilayah, serta
pemerintahan Negara. Menurut Kaelan (2004:110) Kedudukan Pancasila
se4bagai dasar Negara dapat dirinci :
a. Pancasila saebagai dasar Negara adalah merupakan sumber dari segala
sumber huhum(sumber tertib hukum) Indonesia
b. Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945
c. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar Negara(baik tertulis
maupun tidak tertulis)
d. Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara Negara ( termasuk
para penyelenggara partai dan golongan fungsional) memegang teguh
cita-cita moral rakyat yang luhur.
e. Merupakan sumber semangat bagi UUD 45, bagi penyelenggara Negara,
para peleksana pemerintah termasuk penyelenggara partai dan golongan
fungsional, agar dinamika masyarakat dan Negara selalu diliputi dan
diarahkan asas kerohanian Negara.

Secara formal kedudukan pancasila sebagai dasar Negara RI tersimpul dalam


pembukaan alinea ke IV UUD 1945, yaitu dengan didahului kata-kata : .
dengan berdasarkan kepada dilanjutkan dengan rumusan pancasila.
Dan sekaligus sebagai dasar yuridis, dan dilanjutkan dengan Tap MPRS No
XX/MPRS/1966. (JO Ketetapan MPR No V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR No
IX/MPR/1978).

5. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tata tertib
hukum bagi Negara republic Indonesia. (lihat Pancasila sebagai dasar Negara)
6. Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu mendirikan
Negara.,Pancasila merupakan perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui
oleh wakil-wakil rakyat Indonesia menjelang dan dan sesudah praklamasi
kemerdekaan Indonesia.
7. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.(membangun
manusia dan masyarakat pancasila)
8. Pancasila sebagai falsafah hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia.
Ciri Khas Dalam Dimensi Orirentasi Pancasila

1. Dimensi teleologis (rahmat Tuhan dan usaha manusia )


2. Dimensi etis (manusia dan martabat manusia merupakan kedudukan sentral) manusia yang
memiliki : (Integritas, komitmen, dan kapabilitas).
3. Dimensi integral integratif ( menempatkan manusia tidak sebagai individualis melainkan dalam
konteks strukturnya).

Pancasila dapat dimaknai sebagai :

1. Ideologi persatuan (berfungsi untuk mempersatukan rakyat yang majemuk


menjadi bangsa yang berkepribadian dan percaya pada diri sendiri )
2. Ideologi pembangunan (memberikan kegitimasi kekuasaan untuk
melaksanakan pembangunan nasional)
3. Ideologi terbuka (perlu menjabarkan nilai-nilai dasarnya melalui interpretasi
dan reinterpretasi yang kritis sehingga menjadikannya makin operational,
dan menjadi ideology yang dinamis, adaptif dan inovatif)
Ada beberapa factor yang mendorong pemikiran Pancasila sebagai ideology
terbuka :
1. Globalisasi (tuntutan adaptasi tehadap nilai-nilai global, mis. Isu-isu :HAM,
Lingkungan, Demokratisasi, emansipasi/gender, mekanisme pasar, dll).
2. Bangkrutnya ideiologi tertutup (bubarnya Uni soviet, bergabungnya
jerman, keterbukaan china )
3. Pengalaman Orba ( pancasila dijadikan sebagai doktrin untuk
mempertahankan statusquo)
4. Tekad kita untuk menjadikan pancasila sebagai azas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, yang mampu untuk menjawab
setiap tantangan bangsa dan Negara.

Dinamika internal sebagai ideologi terbuka

1. Kualitas nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideology itu.


2. Persepsi, sikap, tingkah laku masyarakat terhadapnya
3. Kemajuan masyarakat mengembangkan pemikiran-pemikiran yang baru
yang relevan tentang ideologi tersebut
4. Seberapa jauh nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi tersebut
membudaya dan diamalkan dalam kahidupan sehari-hari.(bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dengan berbagai dimensinya.

Kekuatan suatu ideologi tergantung pada 3(tiga) dimensi yang terkandung di


dalamnnya (Alfian)

1. Dimensi realita ( yaitu bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam


ideology itu secara riel berakar dan hidup dalam masyarakat atau
bangsanya, karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari budaya dan
pengalaman sejarahnya).
2. Dimensi idealisme (yaitu bahwa nilai-nilai dasar ideology tersebut
mengandung idealism, yang memberikan harapan kedepan lebih baik,
melalui pengamalan dan praktek hidup bersama sehari-hari dalam semua
dimensi.)
3. Dimensi fleksibilitas. Atau dimensi pengembangan ( yaitu bahwa ideology
tersebut memiliki keluwesan yang memungkinkan dan merangsang
pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentanfg dirinya,
tanpa menghilangkan atau mengingkari hakekat dan jati dirinya yang
terkandung dalam nilai-nilai dasarnya).

Kekhasan Pancasila sebagai milik bangsa Indonesia

1. Rumusan sila-sila sebagai suatu sistem ( kesatuan dari bagian-bagian yang


saling berhubungan , saling bekerja sama untuk suatu tujuan dan secara
keseluruhan merupakan satu kesatuan yang utuh. Masing masing sila
fungsinya sendiri, namun secara keseluruhan merupakan kesatuan yang
utuh)

Ciri-ciri sistem :
a. Satu kesatuan dari bagian-bagian
b. Bagian-bagian mempunyai fungsinya masing-masing
c. Saling berhubungan dan tergantung
d. Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai tujuan
e. Terjadi dalam lingkungan yang komplek.

2. Susunan kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis ( merupakan satu


kesatuan yang utuh, kesatuan yang majemuk tunggal, tidak dapat berdiri
sendiri dari sila-silanya, dan tiadak saling bertentangan)
3. Susunan pancasila bersifat hirarkis dan berbentuk piramidal

a. Sila ke 1 meliputi dan menjiwai sila ke2,3,4,5


b. Sila ke 2 diliputi dan dijiwai sila ke 1, meliputi dan menjiwai sila ke 3,4,5
c. Sila ke 3 diliputi dan dijiwai sila ke 1, 2, dan meliputi dan menjiwai sila ke
4,5
d. Sila ke 4 diliputi dan dijiwai sla ke 1,2,3, dan meliputi dan menjiwai sila ke
5
e. Sila ke 5 diliputi dan dijiwai sila ke 1, 2, 3, 4.

Hubungan Sila-sila Pncasila yang Saling Mengisi dan Mengkuantifikasi

1. Sila ke 1 adalah sila ke 2, 3, 4, 5


2. Sila ke 2 adalah sila ke 1, 3, 4, 5
3. Sila ke 3 adalah sila ke 1, 2, 4, 5
4. Sila ke 4 adalah sila ke 1, 2, 3, 5
5. Sila ke 5 adalah sila ke 1, 2, 3, 4.

Nilai Subyektif Pancasila ( bergantung dan terlekat pada bangsa Indonesia


sendiri)

1. Nilai pancasila timbul dari bangsa indonesia, sehingga bangsa indonesia


sebagai kausa materialis (nilai-nilai tersebut hasil dari pemikiran, penilaian
kritis, serta hasil repleksi filosofis bangsa indonesia)
2. Nilai-nilai pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup) bangsa Indonesia,
sehingga merupakan jati diri bangsa, yang diyakini sebagai sumber nilai atas
kebenaran, kebaikan, keadilan, dan kebijaksanaan dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa , dan bernegara
3. Nilai-nilai pancasila, didalamnya terkandung ketujuh nilai-nilai kerohanian
yaitu : nilai kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis, dan
nilai-nilai religius., Yang manifestasinya sesuai dengan budi nurani bangsa
indonesia, karena bersumber pada kepribadian bangsa ( Darmodihardjo).

Pancasila berpaham integralistik, bukan paham individualisme (liberalisme +


kapitalisme), dan bukan paham kolektivisme (sosialisme + komunisme).

Konsep dan teori pancasila

1. Jalur ideal normatif ( Mengembangkan konsep dan teori yang bersumber


dari nilai-nilai dasar yang diyakini kebenarannya).
2. Jalur aktual empiris ( mengembangkan konsep dan teori melalui penelitian
ilmiah tentang realita yang berkembang dalam masyarakat dari waktu ke
waktu )

Struktur nilai dalam Pancasila

1. Nilai dasar ( terdapat dalam pembukaan UUD 1945, Pancasila, )


2. Nilai instrumental (Penjabaran dari nilai dasar)
3. Nilai praksis (Realisasi nilai-nilai instrumental dalam bentuk pengamalan
nyata).

Nilai dasar( masih abstrak) dan nilai intrumental, berada dalam tataran ideal
normatif. Sedangkan nilai praksis berada pada tataran realistik empiris.

Antara nilai dalam tataran ideal normatif dengan nilai dalam tataran realistik
empirik terdapat kesenjangan, senantiasa selalu ada jurang antara harapan dengan
kenyataan. Ada beberapa faktor penyebab antara lain :

1. Vested interest (kepentingan-kepentingan pribadi, kel, SARA, dll)


2. Tidak ada suri toladan pimpinan (hidonis, pragmatis, egois, tidak sebagai
negarawan)
3. Penegakan hukum yang lemah Dan tidak konsisten (dari hulu sampai hilir)
4. Provakasi media massa (ideologi, gaya hidup, sebagai sumber nilai baru,
melupakan nilai sendiri sebagai jati diri bangsa)
Nilai Dasar Dalam Kehidupan berbangsa dan Bernegara

Negara : organisasi kekuasaan yang terdiri dari : pemerintah, rakyat, batas negara,
pengakuan kedaulatan.

Bangsa : Tekad untuk bersatu, mencapai cita-cita harapan, tanpa memperhatikan


perbedaan suku, agama, ras, golongan dan daerah.

Kesadaran kebangsaan : adalah perekat yang akan mengikat batin seluruh rakyat.

Nilai dasar merupakan nilai yang tidak berubah (tetap), dan tidak boleh dirubah.
Nilai dasar Pancasila ditemukan di dalam empat alinea UUD 1945, sebagai berikut :

1. Alinea 1,
Keyakinan pada : kemerdekaan adalah hak segala bangsa, kepada pri
kemanusiaan, kepada pri keadilan.
Penghapusan penjajahan merupakan konsekwensi logis dari keyakinan
tersebut.
Kemerdekaan, pri kemanusiaan dan pri keadilan adalah rangkaian aksioma
tempat berfungsinya seluruh wawasan kenegaraan pada tataran formal serta
seluruh wawasan kita tentang kehidupan kehidupan kebangsaaan secara
substansial.

2. Alinea 2
Memuat cita-cita nasional sekaligus cita-cita kemerdekaan yaitu : Negara
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Maknanya : Rakyat indonesia dalam negara indonesia yang kita bentuk ingin
hidup dalam suasana merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Inilah nilai yang merupakan pokok tolak ukur terakhir apakah negara yang
kita bentuk itu sudah sesuai dengan apa yang kita harapkan apa belum
3. Alinea 3
Menyatakan kemerdekaan, kehidupan kebangsaan yang bebas, bukan
keangkuhan tetapi berkat ridho Allah SWT, dan atas keinginan yang luhur
(bangsa yang aktif, tidak pasrah , percaya diri untuk merubah nasibnya)
Jadi : Nasionalisme religius, bukan bersifat chouvinistis.
4. Memberikan arahan mengenai : Tujuan negara, susunan negara, Sistem
pemerintahan, dan dasar negara.
Tujuan Negara :
a. Melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah
indonesia
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Susunan NKRI :
Berkedaulatan rakyat, yang berarti sumber dari seluruh otoritas kenegaraan
dalam Republik Indonesia adalah Rakyat.

Sistem Pemerintahan :
a. Yaitu sistem pemerintahan konstitusional, yang secara padat dirumuskan
sebagai : disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
UUD Negara Indonesia.
b. Kemerdekaan bukan sekedar konsep filosofis, tetapi juga yuridis, drngan
pengertian yang pasti dan dirumuskan dalam konstitusi.
c. Semua kegiatan pemerintahan harus ada sumber alasan pembenar dalam
konstitusi, sebagai dasar hukum tertulis yang dapat dikembangkan dalam
hukum tak tertulis yang tumbuh dalam praktek penyelenggaraan negara.
Dasar Negara :
Tercantum dalam susunan lima sila :
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusian yang Adil dan Beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Hal-hal tersebut di atas, merupakan nilai nilai dasar dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, yang kita anut yang tidak boleh
dirubah, sebab merubah nilai-nilai dasar tersebut , berarti membubarkan negara.

Betapa penting nilai-nilai dasar ini, tetapi sifatnya masih belum operasional.
Penjabaran nilai-nilai dasar ke nilai-nilai yang dapat secara langsung dapat
dijadikan acuan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari hari disebut dengan
nilai instrumental

Inti sari nilai-nilai yang Terkandung dalam Pancasila

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


a. Pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa
yang ber-Tuhan dan menolak paham anti Tuhan (atheisme)
b. Pada prinsipnya bangsa Indonesia wajib menyembah Tuhannya dan
beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masingnsecara
leluasa, berkeadaban, dan berkeadilan.
c. Pada prinsipnya bangsa Indonesia melaksanakan perintah perintah
agama dan kepercayaannya masing-masing dengan tetap
mengedepankan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
d. Pada prinsipnya bangsa Indonesia menjalankan perintah agama dan
kepercayaannya masing-masing dengan cara berbudi pekerti luhur dan
sikap saling menghormati.

2. Sila Kemanusiaan Yang adil dan Beradab


a. Pada prinsipnya menegaskan bahwa Indonesia adalah negara bangsa
(Nation State) yang merdeka, bersatu dan berdaulat menuju kekeluargaan
bangsa-bangsa di dunia.
b. Pada prinsipnya menegaskan bahwa bbangsa Indoenesia adalah bangsa
yang menghendaki pergaulan bangsa-bangsa di dunia dengan prinsip-
prinsip saling menghormati nilai-nilai nasionalisme setiap bangsa yang
trumbuh subur dalam taman sarinya pergaulan bangsa-bangsa di dunia.
c. Pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian
dari kemanusiaan universal yang menjunjung tinggi hak azasi manusia
dan mengembangkan persaudaraan dunia berdasarkan nilai-nilai keadilan
dan keadaban.

3. Sila persatuan Indonesia


a. Pada prinsipnya menegaskan bahwa kita mendirikan suatu Negara
Kebangsaan Indonesia untuk seluruh rakyat Indonesia bukan negarab
untuk satu kelompok, maupun untuk satu golongan.
b. Pada prinsipnya menegaskan bahwa persatuan Indonesia bernafaskan
semangat kebangsaan yang melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia yang senasib dan sepenanggungan dalam
bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia
c. Pada prinsipnya menegaskan bahwa persatuan Indonesia adalah sikap
kebangsaan yang saling menghormati perbedaan dan keseragaman
masyarakat dan bangsa Indonesia.
d. Pada prinsipnya menegaskan kebangsaan Indonesia bukanlah
kebangsaan yang sempit dan berlebihan (chauvinisme) melainkan
kebangsaan yang menghormati eksistensi bangsa-bangsa lainnya.

4. Sila Kerakyatan Yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


pewrmusyawaratan/perwakilan.
a. Pada prinsipnya menegaskan bahwa negara Indonesia adalah negara
demokrasi yang mengakui dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat
b. Pada prinsipnya menegaskan bahwa bagnsa Indonesia memelihara dan
mengembangkan semangat bermusyawarah untuk mupakat dalam
pengambilan setiap keputusan.
c. Pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa Indonesia tidak mengenal
sistem diktator mayoritas dan tirani minoritas.
d. Pada prinsipnya bangsa Indonesia dalam mengambil keputusan
senantiasa dipimpin oleh nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
dan keadilan dalam semangat hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan untuk mewu7judkan keadilan.

5. Sila Keadilan sosial bagi Rakyat Indonesia.


a. Pada prinsipnya negara Indonesia didirikan untuk bersungguh-sungguh
untuk memajukan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia baik lahir
maupun batin.
b. Pada Prinsipnya dalam negara Indonesia setiap warga negara berhak
untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak, bermartabat
dan berkeadilan bagi kemanusiaan.
c. Pada prinsipnya negara Indonesia wajib menjamin setiap warga negara
untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan penghidupan yang layak,
bermartabat dan berkeadilan.(materi sosialisasi empat pilar MPR RI,
2015).

Berikut ini antara lain Nilai Instrumental yang dijabarkan dari nilai
dasar(Pancasila) diambil dari P4

Sila 1 (mendasari dan menjiwai sila 2, 3, 4, 5)

a. Percaya taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
b. Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut
kepercayaan yang berbeda sehingga terbina kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaan.
d. Tidak memaksakan agama dan kepercayaan kepada orang lain.

Sila 2 (didasari dan dijiwai sila 1, mendasari dan menjiwai sila 3, 4, 5)

a. Mengakui kesamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antar sesama


manusia.
b. Saling cinta mencintai sesama manusia
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
f. Berani membela kebenaran dan keadilan
g. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia ,
karena itu dikembangkan sikap hormat-menghotmati dengan bangsa lain.

Sila 3 ( didasari dan dijiwai sila 1, 2, mendasari dan menjiwai sila 4, 5 )


a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
c. Cinta tanah air dan bangsa
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang Berbineka
Tunggal Ika.

Sila 4 ( didasari dan dijiwai sila 1, 2, 3, mendasari dan menjiwai sila 5)

a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat


b. Tidak memaksakan kehendak terhadap orang lain
c. Mengutamakan musyawarah untuk mupakat, diliputi oleh semangat
kekeluargaan
d. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
keputusan musyawarah
e. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
luhur
f. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawankan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat, martabat manusia
serta nilai kebenaran dan keadilan.

Sla 5 (didasari dan dijiwai sila 1, 2, 3, 4 )

a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan


suasana kekeluargaan, dan gotong royong
b. Bersifat adil
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
d. Menghormati hak-hak orang lain
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain
f. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain
g. Tidak bergaya hidup mewah
h. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum
i. Suka bekerja keras
j. Menghargai hasil kerja orang lain
k. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

Selanjutnya : Implementasi nilai-nilai Pancasila (Majelis : Majalah MPR) :


1. Sila Ke satu Lambang Bintang :

Berhenti saling menyakiti, mulailah saling menghargai


Berhenti saling merendahkan, mulailah menghormati perbedaan
Berhenti takabur mulailah bersyukur
2. Sila Ke dua Lambang Rantai baja :

Stop marah-marah, mulailah bersikap ramah


Berhenti memaki, mulailah memekai hati
Berhenti curiga , mulailah menyapa

3. Sila ke tiga Lambang Pohon beringin :

Berhenti berseteru, mulailah bersatu


Berhenti memaksa, mulailah berkorban
Berhenti mencari perbedaan, mulailah bergandeng tangan

4. Sila ke Empat lambang Kepala banteng

Berhenti saling pendapat, mulailah mencari mupakat


Berhenti kepala besar, mulailah berlapanga dada
Berhenti bersilat lidah, mulailah bermusyawarah

5. Sila Ke Lima Lambang Padi dan Kapas

Berhenti malas, mulailah bekerja keras


Stop diskriminasi, mulailah toleransi
Berhenti menang sendiri, mulailah berbagi.

Keadilan sosial dapat dimaknai :z

a. Keadilan distributif : Keadilan antara negara dengan warga negara. Negara


punya kewajiban untuk memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan berbagi
antara lain : kesejahteraan, bantuan, subsidi, kesempatan yang sama dalam
hidup bersama atas hak dan kewajiban.
b. Keadilan legal : Keadilan bertaat. Yaitu hubungan keadilan antara warga
negara terhadap negara, dalam hal ini pihak wagra negara lah yang wajib
memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati peraturan-peraturan per undang-
undangan yang berlaku dalam negara.

Undang undang yang berlaku di Indonesia, secara hirarkis diatur dalam UU


No 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Per Undang-undangan,
pasal 7 sebagai berikut :

1. UUD 1945
Ketentuan dalam pasal-pasal UUD adalah yang tertinggi tingkatannya,
yang pelaksanaannya dilakukan dengan TAP MPR, UU, PP, atau Kepres.
2. Ketetapan MPR (TAP MPR)
TAP MPR yang memuat Garis-garis besar dalam bidang legislatif
dilaksanakan dengan UU; sedangkan TAP MPR yang memuat garis-garis
besar dalam bidang eksekutif dilaksanakan dengan PP atau Kepres.
3. Undang-undang / PERPU
Undang-undang untuk melaksanakan UUD dan TAP MPR. Dalam hal
ihwal kepentingan yang memaksa, presiden berhak menetapkan
peraturan pemerintah pengganti UU (PERPU), yang dalam persidangan
berikutnya di DPR harus mendapat persetujuan DPR, kalau tidak harus
dicabut.

4. Peraturan Pemerintah ( PP )
PP memuat aturan-aturan umum untuk melaksanakan undang-undang.
5. Peratutan Daerah Propinsi ( PERDA PROP)
Harus sesuai dengan peraturan, atau tidak boleh bertentangan dengan
peraturan-perturan di atasnya. PERDA ini dibuat untuk melaksanakan
ketentuan-ketentuan UUD 1945, TAP MPR, UU, PP, KEPRES, dalam upaya
pencapaian tujuan Nasional.
6. Peraturan Daerah Kabupaten / Kota
Tidak boleh bertentangan dengan peraturan-peraturan di atasnya,
termasuk Perda Propinsi.

Keseluruhan peraturan perundang-undangan di Indonesia harus


bersumber pada Pembukaan UUD 1945, yang didalamnya terkandung
azas kerohanian negara atau dasar filsafat negara Republik Indonesia :
yang merupakan : sumber hukum positif Indonesia, dan sumber dari
segala sumber hukum Indonesia.

c. Keadilan Komulatif : yaitu hubungan keadilan antar warga negara satu


dengan warga negara lainnya secara timbal balik.
PENJABARAN SILA-SILA PANCASILA KE DALAM PASAL PASAL
UUD 1945

1. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

PASAL 29 AYAT (1) DAN (2); PASAL 9 AYAT (1) PENGUCAPAN SUMPAH
MENURUT AGAMA
PASAL 28 E ayat (1); (2) dan (3).DAN ALINEA KE 3

2. SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

PASAL 27 AYAT (1), (2), DAN (3); PASAL 28; PASAL 28A; PASAL 28 B AYAT (1)
DAN (2); PASAL 28 C AYAT (1) DAN (2); PASAL 28 D AYAT (1), (2), (3), DAN (4);
PASAL 28 E AYAT (1), (2) DAN (3); PASAL 28 F; PASAL 28 G AYAT (1), (2);
PASAL 28 H AYAT (1), (2), (3), (4); PASAL 28 I AYAT (1), (2),(3),(4) DAN (5);
PASAL 28J AYAT (1), (2), PASAL 20 AYAT (1),(2); PASAL 30 AYAT (1),(2),(3),(4),
(5); PASAL 31 AYAT (1), (2),(3), (4), DAN (5). DAN PEMBUKAAN ALINEA KE 1

3. SILA PERSATUAN INDONESIA


PASAL 1 AYAT (1) (2), DAN (3); PASAL 18 AYAT (1), (2),(3),(4),(5),(6),(7);
PASAL 32 AYAT (1),(2); PASAL 35; PASAL 36 A; PASAL 36 B; PASAL 36 C DAN
PASAL 37 AYAT (5) SERTA DALAM PEMBUKAAN ALINEA KE 4.

4. SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM


PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN

PASAL 1 AYAT (1), (2) DAN (3); PASAL 2 AIAT (1), (2), (3); PASAL 3 AYAT (1),
(2), (3) PASAL 5 AYAT (1), (2); PASAL 20 AYAT (1), (2), (3), (4), (5); PASAL 22E
AYAT (1), (2), (3), (4), (5), (6); PASAL 28; PASAL 37 AYAT (1), (2), (3),(4) (5).
SERTA ALINEA KE 4

5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

PASAL 23 AYAT (1), (2), (3), PASAL 23 A; PASAL 23 B; PASAL 23 C; PASAL 23 D;


PASAL 23 E AYAT (1), (2), (3); PASAL 23 F AYAT (1), (2); PASAL 23G AYAT (1),
(2); PASAL 27 AYAT (1), (2), (3),; PASAL 28; PASAL 29 AYAT (1), (2); PASAL 31
AYAT (1), (2), (3), (4), (5); PASAL 33 AYAT (1), (2), (3), (4), (5); PASAL 34 AYAT
(1), (2), (3), (4); SERTA ALINEA KE 2

TANTANGAN KEKINIAN DAN SOLUSINYA

1. Nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsa tidak dijadikan sumber etika
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (krisis ahlak dan moral :
ketidakadilan, pelanggaran hukum dan HAM).

2. Konflik sosial budaya dikarnakan keragaman suku ,budaya, dan agama


(kalau tidak dikelola dengan bail dan adil)

3. Penegakan hukum yang tidak baik, diselewengkan, bertentangan dengan


keadilan (hulu sampai hilir)
4. Prilaku ekonomi sarat akan KKN, tidak berpihak pada UMKN (krisis ekonomi,
kesenjangan, pengengguran,kemiskinan meningkat).

5. Sistem politik yang tidak berjalan dengan baik (pemimpin yang tidak
amanah, minim suri toladan, dan tidak perduli terhadap kepentingan
masyarakat.

6. Peralihan kekuasaan yang jang sering menimbulkan konflik, dendam


(demokrasi masih belum baik)

7. Masih adanya hambatan demokrasi, sehingga rakyat menyalurkan


aspirasinya lewat gerakan masa dan demontrasi

8. Masih terdapat banyak penyalahgunaan kekuasaan, karena lemahnya


pengawasan.

9. Dampak positif dan negatif glabalisasi

10.Kurangnya pamahaman, penghayatan terhadap nilai pancasila, serta


lemahnya pengamalannya.

Solusinya

1. Menjadikan nilai-nilai agama dan budaya bangsa sebagai sumber etka


kehidupan (memperkuat moral dan akhlak aparatur dan masyarakat).

2. Menjadikan pancasila senagai ideologi terbuka

3. Meningkatkan kerukunan antar dan antara pemeluk agama. Suku dan


kelompok ( kerjasama, kebersamaan, kesetaraantoleransi dan saling
hormat-menghormati)
4. Menegakkan suremasi hukum dan perundang-undangan (konsisten,
bertanggung jawab, dan HAM)

5. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan mastarakat ( bertumpu


pada pemberdayaan ekonomi rakyat dan daerah)

6. Memberdayakan masyarakat dengan membentuksistem politik yang


demokratis. (dapat memunculkan pemimpin yang berkualitas,
bertanggung jawab, jadi panutan dan mampu mempersatukan
INDONESIA

7. Terwujudnya peralihan kekuasaaan secara tertib.damai.dan demokratis


sesuai per undang-undangan.

8. Menata kehidupan politik agar distribusi kekuasaan dapat dilakukan


sacara seimbang, demokratis, transparan dengan menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat.

9. Memberlakukan kebijakan otonomi daerah, perimbangan keuangan yang


adil, pemerataan palayanan publik, memperbaiki kesenjangan ekonomi
dan pendapatan daerah, menghormati nilai-nilai budaya daerah berdasar
amanat konstitusi

10.Meningkatkan integritas, profesionalisme dan tanggung jawab dalam


penyelenggaraan negara, memberdayakan masyarakat untuk malakukan
kontrol sosial.

11.Mengefektifkan TNI (Pertahanan),dan POLRI (keamanan), jati diri TNI dan


POLRI sebagai bagian dari rakyat.
12.Meningkatkan SDM agar mampu bekerja sama dan bersaing sebagai
bangsa dan warga dunia, dengan tetap berwawasan kesatuan dan
persatuan nasional

13.Mengembalikan Pancasila sebgai ideologi negara, sebagai kandasan


peraturan perundang-undangan, konsisten dengan produk perundang-
undangan, melayani kepentingan vertikal(negara), horizontal
(masyarakat), dan sebagai kritik kebijakan negara.
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA

Perkembangan Indonesia dapat diuraikan sejak dari : Suku Bangsa menjadi Bangsa
kemudian menjadi Negara.

Perkembangan kebangsaan tidak terlepas dari : penjajahan, serta perbedaan


kepentingan ideoloogi abad XIX (liberalisme, Nasionalisme, Islamisme, sosialisme-
Indonesia, dan komunisme).

Secara yuridis ketatanegaraan Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara pada


tanggal 18 Agustus tahun 1945, oleh PPKI, bersamaan ditetapkannya UUD 1945
sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia. (Pancasila tercantum dalam
Pembukaan alinea ke empat ).

Rumusan Pancasila yang tercantum di alinea ke empat Pembukaan UUD 1945,


dalam hukum positif Indonesia secara yuridis-konstitusional sah, berlaku, dan
mengikat seluruh lembaga negara, lembaga mesyarakat, dan setiap warga negara,
tanpa terkecuali.

Pembukaan sebagai hukum, memiliki derajat tinggi, karena tidak dapat diubah
secara hukum positif, oleh sebab itu Pancasila ( yang tercantum dalam pembukaan)
sebagai dasar negara Indonesia, bersifat final dan mengikat bagi seluruh
penyelenggara negara dan seluruh warga negara Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi negara, merupakan: visi kebangsaan Indonesia, sumber
demokrasi bagi masa depan, dan lahir dari sejarah kebangsaan Indonesia.

Rumusan lengkap sila dalam Pancasila di muat dalam InPres RI No. 12 Tahun 1968,
tanggal 13 April 1968 Tentang tata urutan dan rumusan dalam
penulisan/pembacaan/pengucapan sila-sila Pancasila, sebagaimana tercantum
dalam Pembukaan UUD negara RI Tahun 1945.

Menurut UU No 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan peraturan Peundang-


undangan bahwa Pancasila merupakan Sumber dari segala sumber hukum negara.
Hal ini berarti setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Dalam konteks ideologi negara, Pancasila dapat dimaknai sebagai sistem kehidupan
nasional yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan
keamanan dalam rangka pencapaian cita-cita dan tujuan bangsa yang
berlandaskan dasar negara.

Sebagai basis moralitas dan haluan kebangsaan-kenegaraan Pancasila memiliki


landasan ontologis, epistimologis, dan aksiologis yang kuat. Setiap sila memiliki
justifikasi historis, rasionalitas, dan aktualitasnya, yang jika dipahami, dihayati,
dipercaya, dan diamalkan secara konsisten dapat menopang pencapaian-
pencapaian agung dalam peradaban bangsa.

Yudi latif (2011)

Pokok-pokok Moralitas dan haluan kebangsaan-kenegaraan Pancasila

1. Nilai-nilai Ketuhaan(religiusitas) sebagai sumber etika dan spiritualitas


(vertikal transendental) yang diangap penting sebagai fundamen etik
kehidupan negara.
Negara melindungi dan mengembangkan kehidupan beragama.
Agama diharapkan dapat memainkan peran publik yang berkaitan dengan
penguatan etika sosial.
Negara indonesia bukan negara agama, tetapi negara diharapkan dapat
mengambil jarak yang sama terhadap semua agama/keyakinan.
Harus dapat mengembangkan politiknya yang dipandu oleh nilai-nilai agama.

Rasionalitas pemikiran pancasila mendapat pembenaran teoritik dan


komparatif dalam teori-teori kontemporer tentang public religion yang
menolak tesis separation dan privatization dan mendukung tesis
differention.
Dalam teori ini peran agama dan negara tidak perlu dipisahkan , melainkan
dibedakan. Dengan syarat bahwa keduanya saling mengerti batas
otoritasnya masing-masing yang disebut dengan istilah toleransi- kembar
(twin tolerations).
2. Dalam alam pikiran pancasila, nilai-nilia kemanusiaan universal yang
bersumber dari hukum tuhan, hukum alam, dan sifat-sifat sosial manusia
(yangn bersifat horizontal) dianggap penting sebagai fundamen etika politik
kehidupan bernegara dalam pergaulan dunia.
Prinsip kebangsaan yang luas dan mengarah pada persaudaraan dunia,
dikembangkan dan ditumbuhkan dengan jalan ekternalisasi (mengerahkan
segenap daya upaya yang dimiliki secara bebas dan aktif), dan jalan
internalisasi (mengakui dan memulikan hak-hak dasar warga dan penduduk
negri).
Landasan etik bagi pra syarat persaudaraan universal ini adalah : adil dan
beradab
3. Menurut alam pikiran pancasila, aktualisasi nilai-nilai etis kemanusiaan itu
terlebih dahulu harus mengakar dalam lingkungan pergaulan kebangsaan
sebelum menjangkau pergaulan dunia.
Indonesia adalah negara persatuan kebangsaan yang mengatasi paham
golongan dan perorangan.
Kebhinekaan masyarakat indonesia dikelola berdasarkan konsepsi
kebangsaan yang mengekpresikan persatuan dalam keberagaman, dan
keragaman dalam persatuan.

Ada dua wawasan :


kosmopolitanisme (mencari titik temu dari segala kebhinekaan hasilnya :
Pancasila, UUD 1945, segala aturan perundangan, negara persatuan, bahasa
persatuan , bendera dll).
Pluralisme (menerima dan memberi ruang hidup bagi aneka perbedaan, :
seperti aneka agama, suku, budaya dan bahsa daerah dan unit-unit politik
tertentu sebagai warisan tradisi budaya).

Konsepsi kebangsaan indonesia menyerupai perspektif etnosimbolis


(athnosymbolist), yang memadukan antara persektif modernis (modernist)
yang menekankan unsur-unsur kebaruan dalam kebangsaan, dengan
persektif Primordialis (primordialist) dan perenialis (perenialist) yang
melihat keberlangsungan unsur-unsur lama dalam kebangsaan.
4. Menurut alam pikiran pancasila, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai
serta cita-cita kebangsaan itu dalam aktualisasinya harus menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat dalam semangat permusyawaratan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan.
Dalam prinsip musyawarah mupakat keputusan tidak didikte oleh mayoritas
(mayorokrasi) atau kekuatan minoritas dan pengusaha (minorokrasi)
Demokrasi indonesia menekankan pada konsensus dan menyelaraskan
demokrasi politik dan demokrasi ekonomi (sangat visioner), atau sering
disebut sebagai model demokrasi deliberatif (deliberatitive democracy)
oleh : Joseph M B (1080), yang juga ada kesejajarannya dengan konsep
sosial demokrasi
5. Menurut alam pikiran pancasila, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, niolai
dsan cita kebangsaan, serta demokrasi permusyawaratan itu memperoleh
kepenuhan artinya sejauh dapat mewujudkan keadilan sosial.
Visi keadilan sosial menurut pancasila : keseimbangan kebutuan jasmani dan
rohani, keseimbangan antara peran manusia sebagai mahluk individu (yang
terlembaga dalam pasar) dan peran manusia sebagai makluk sosial ( yang
terlembaga dalam negara), juga keseimbangan antara pemenuhan hak sipil
dan politik dengan hak ekonomi, sosial dan budaya.
Kompetisi ekonomi diletakkan pada kompetisi yang kooperatif (coopetition)
berdasarkan azas kekeluargaan (berdasar pada pasal 33 UUD 1945).
Peran individu (pasar) diberdayakan, dengan tetap menempatkan negara
dalam posisi yang penting dalam menyediakan kerangka hukum dan regulasi,
fasilitasi, penyediaan, dan rekayasa sosial, serta penyedia jaminan sosial.
Pancasila merekonsiliasikan prinsip-prinsip etik dalam keadilan ekonomi baik
yang bersumber dari hukum alam, hukum tuhan, dan sifat-sifat sosial
manusia, hingga pemikiran ekonomi klasik sampai kontemporer.
Gagasan keadilan ekonomi sosialisme pancasila mempunyaio kesejajaran
dengan diskursus sosial-demokrasi di eropa, memiliki akar kesejarahan dalam
tradisi sosialisme desa dan sosialisme religius masyarakat indonesia.
PHASE PHASE PERKEMBANGAN PANCASILA

1. PHASE PERUMUSAN/PEMBENTUKAN/PENCIPTAAN/KRISTALISASI (PENGGALIAN


NILAI-NILAI YANG HIDUP DAN BERKEMBANG DALAM MASYARAKAT INDONESIA
YANG TELAH MEMBUDAYA DALAM KEHIDUPAN SUKU-SUKU BANGSA YANG ADA
DI WILAYAH NUSANTARA DARI SABANG SAMPAI DENGAN MEROKE, DARI
MIANGAS SAMPAI ROTE.), OLEH PARA FOUNDING FATHERS, ANTARA LAIN
YAMIN, SUPOMO DAN SUKARNO.
PUNCAKNYA ADALAH PADA SIDANG BPUPKI TANGGAL 29 MEI SD. 1 JUNI 1945,
KATA PANCASILA DISETUJUI UNTUK LIMA DASAR YANG DIKEMUKAKAN
SUKARNO PADA TANGGAL 1 JUNI 1945.
2. PHASE PERDEBATAN MULAI BERLANGSUNG SETELAH 1 JUNI 1945,
PEMBENTUKAN PANITIA SEMBILAN YANG MENGHASILKAN PIAGAM JAKARTA 22
JUNI 1945 (TARIK MENARIK ANTARA ISLAMIS DAN NASIONALIS)
BERLANGSUNG SAMPAI 5 JULI 1959.
3. PHASE REKAYASA MASA ORDE BARU, BERLANGSUNG DARI 1JUNI 1970 HARI
LAHIR PANCASILA TIDAK BOLEH DIPERINGATI LAGI DAN TANGGAL 1 OKTOBER
SEBAGAI HARI KESAKTIAN PANCASILA , P4, DWI FUNGSI ABRI,
PENYERDEHANAAN PARTAI, BERSIH LINGKUNGAN, DAN PHASE INI
BERLANGSUNG SAMPAI 21 MEI 1998.
4. PHASE KELAHIRAN KEMBALI, DARI 21 MEI 1998 SAMPAI 2005, PANCASILA
DILUPAKAN, PELAJARAN PANCASILA DIGANTI PKN, BANYAK KAJADIAN YANG
AKHIRNYA MENGINGATKAN AKAN NILAI PANCASILA (BENTROK ANTAR SUKU,
KORUPSI, NARKOBA, TINDAK KEKERASAN , KESENJANGAN, EKONOMI
MENGARAH KE LIBERALISME ), MAKA ADA KESADARAN BARU UNTUK
MENJADIKAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA, WAY OF LIFE DAN
IDEOLOGI PEMERSATU. PUNCAKNYA PEMERINTAH MENGELUARKAN ;
KEPUTUSAN PRESIDEN NO; 24 TAHUN 2016 TENTANG HARI LAHIRNYA
PANCASILA.
DENGAN KEPRES TERSEBUT DITETAPKAN TANGGAL 1 JUNI SEBAGAI HARI
LAHIRNYA PANCASILA DAN SEKALIGUS DITETAPKAN SEBAGAI HARI LIBUR
NASIONAL.
Makna Pembukaan UUD 1945

a. Sumber dari motivasi dan aspirasi perjuangan dan tekad bangsa Indonesia
b. Sumber dari cita hukum dan cita moral, dalam lingkungan nasional dan
pergaulan bangsa-bangsa di dunia.
c. Mempunyai niali-nilai :
1. Yang universal : dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa di muka bumi
2. Yang lestari : mampu menampung dinamika masyarakat, dan tetap
menjadi landasan perjuangan bangsa dan negara selama bangsa
Indonesia tetap setia kepada proklamasi 17 Agustus 1945.

Sistematika Alinea-alinea UUD 1945

no Kegiatan alinea Waktu


1 Pangkal tolak alasan untuk 1 Masa sebelum merdeka
merdeka
2 Proses perjuangan untuk 2 Menjelang kemerdekaan
merdeka
3 Menyatakan kemerdekaan 3 Pada saat proklamasi
4 Mengisi kemerdekaan 4 Masa sesudah kemerdekaan
Makna Alinea alinea Pembukaan UUD 1945

Alinea 1

a. Dalil Obyektif
Penjajahan tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan
Semua bangsa di dunia mempunyai hak azasi : hak untuk merdeka
b. Pernyataan subyektif
Aspirasi bangsa Indonesia membebaskan diri dari penjajahan
c. Landasan politik luar negri
Melawan penjajahan, mendukung kemerdekaan setiap bangsa, menentang
hal-hal yang tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan.

Alinea 2

a. Perjuangan kenerdekaan Indonesia sampai pada tingkat menentukan


b. Momentum harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan
c. Kemerdekaan harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Alinea 3

a. Pengukuhan dari proklamasi Republik Indonesia


b. Motivasi spiritual yang luhur : kehidupan yang bekeseimbangan materiel dan
spiritual, di dunia dan di akherat
c. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
d. Berkat Ridho Nya bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan.

Alinea 4

a. Tujuan perjuangan nasional : melindungi segenap bangsa indonesia dan


seluruh tumpah darah indonesia; mewujudkan kesejahteraan umum;
mencerdaskan kehidupan bangsa; ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial.
b. Prinsip dasar : kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam UUD, dalam
sususnan Negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan Rakyat
(demokratis), dasar filsafat negara : Pancasila.
Pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945

1. Negara melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia dengan


berdasar persatuan dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Negara mengatasi segala paham golongan dan perorangan;
negara menghendaki persatuan melindungi segenap bangsa Indonesia
( tercermin dalam pasal ; 1, 26, 35, 36 )
2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Manusia
indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat. ( tercermin dalam pasal : 27,
28, 31, 33, 34 )
3. Negara yang berkedaulatan Rakyat , berdasar kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan. Sistem negara yang terbentuk dalam UUD
harus berdasarkan kedaulatan rakyat dan permusyawaratan perwakilan.
( tercermin dalam pasal : 1 :2; 2 : 1; 3, 5, 11, 21, 22)
4. Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab. Kewajiban pemerintah atau penyelenggara negara untuk
memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-
cita moral rakyat yang luhur. ( tercermin dalam pasal : 9, 29)

Hubungan Pembukaan dengan Batang Tubuh UUD 1945

1. Suasana kebatinan : pokok-pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945,


meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945
2. Cita-cita hukum : pokok-pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945
mewujudkan cita-cita hukum (rechts-idee) yang menguasai hukum dasar
( yang tertulis mapun yang tidak tertulis)
3. Pokok-pokok pikiran diciptakan ke dalam pasal-pasalnya, UU menciptakan
atau menjabarkan pokok-pokok pikiran ke dalam pasal-pasalnya (batang
tubuh UUD 1945).

Jadi : dijiwai oleh pembukaan UUD 1945

Merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahan atau merupakan


rangkaian

Kesatuan norma dan nilai-nilai yang terpadu

Semangat yang tidak dapat dipisahkan

Pembukaan UUD 1945 tidak lain adalah penuangan jiwa proklamasi kemerdekaan
tanggal 17 Agustus 1945, mengandung empat pokok pikiran dan berjiwa pancasila.
Pembukaan UUD 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan yang mengandung cita-
cita luhur dan memuat pencasila sebagai dasar filsafat negara, merupakan satu
rangkaian dengan prokLamasi kemerdekaan, maka tidak dapat dirubah oleh siapun
juga, termasuk MPR, hasil pemilu yang berdasarkan pasal 3 dan 37 UUD 1945
berwenang menetapkan dan merubah UUD, karena merubah isi pembukaan sama
artinya dengan membubarkan negara.

Hubungan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dengan Pembukaan


UUD 1945

1. Proklamasi kemerdekaan RI : dinyatakan atas nama bangsa Indonesia oleh


Soekarno dan Hatta pada tanggal 17 bulan 8 tahun 1945.
2. Alinea 3 pembukaan UUD 1945
a. Atas berkat rahmat Allah YMK dan dengan didorongkan oleh keingingan
yang luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya
b. Alinea 3 bukan saja menjadi motivasi riil dan material, tetapi juga menjadi
motivasi spiritualnya. Bangsa Indonesia mendambakan kehidupan yang
seimbang material dan spiritual, di dunia dan di akherat.
c. Alinea 3 memuat pengukuhan dari proklamasi kemerdekaan RI
d. Alinea 3 menunjukkan ketaqwaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan YME.

Kunci Pokok Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechs staat)


a. Negara Indonesia berdasar atas hukum, tidak berdasarkan kekuasaan
belaka (machsstaat)
b. Negara ( termasuk pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya)
dalam melaksanakan tindakan harus dilandasi oleh hukum
c. Negara hukum dalam arti meterial, yaitu bukan saja melindungi bangsa
dan tumpah darah indonesia, tetapi juga memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. ( bukan negara hukum
dalam arti formal, yaitu seperti negara penjaga malam atau
nachtwakerstaat)
d. Setiap tindakan negara harus mempertimbangkan dua kepentingan :
kegunaannya (doelmatigheid) dan landasan hukumnya (rechtmatigheid).
Ciri negara hukum di negara-negara Anglo saxon dengan Rule of law ialah
jaminan hak dasar manusia, persdilan yang bebas, dan adanya asas
legalitas.

2. Sistem konstitusional (tidak Absolutisme)


a. Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak
berdasarkan atas kekuasaan belaka (kekuasaan yang tidak terbatas )
b. Cara pengendalian pemerintahan dibatasi ketentuan konstitusi, juga oleh
UU,PERPU, PP, Kepres, PERDA Prop., Perda Kab./Kota (memperkuat sistem
negara hukum)
c. Diciptakan sistem mekanisme hubungan tugas dan hukum antar lembaga-
lembaga negara.

3. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara


a. Dalam menjalankan pemerintahan negara, kekuasaan dan tanggung
jawab adalah ditangan presiden (sebagai kepala negara ) :
1. Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas : AD,AL,AU, (pasal 10),
Kepolisian, Kejaksaan. (UU Kepolosian, UU Kejaksaan)
2. Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan : perang, damai,
perjanjian dengan negara lain (pasal 11)
3. Presiden menyatakan keadaan bahaya (pasal 12)
4. Presiden mengangkat dan menerima duta dan konsul, dengan
persetujuan DPR (pasal 13)
5. Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan MA, dan memberi abolisi dan amnesti dengan
pertimbangan dari DPR (pasal 14). Ini merupakan kekuasaan yudikatif
dari presiden.
a. Grasi : pengampunan, yaitu pembebasan, pengurangan atau
perubahan hukuman terhadap orang yang telah dijatuhi hukuman.
b. Amnesti, yaitu pengampunan secara umum, biasanya diberikan
pada hari besar atau hari nasional atau momen-momen tertentu.
c. Abolisi, yaitu hak untuk menghentikan tuntutan atau penyidikan
terhadap tersangka.
d. Rehabilitasi, yaitu pengembalian nama baik seseorang.
6. Presiden memberi gelar, tanda jasa, tanda kehormatan lainnya (pasal
15).
b. Presiden memegang kekuasaan pemerintahan (eksekutif) menurut UUD
1945
( supra struktur politik : legislatif, eksekutif, dan yudikatif )
4. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
a. Presiden harus mendapatkan persetujuan dari DPR untuk membentuk UU
dan APBN
b. Presiden harus bekerja sama dengan DPR, tetapi presiden tidak
bertanggung jawab kepada DPR, ini berarti kedudukan presiden tidak
tergantung pada DPR
c. Presiden tidak dapat membubarkan DPR ( berlainan dengan sistem
Parlementer), sebaliknya DPR pun tidak dapat menjatuhkan Presiden.
5. Mentri negara pembantu presiden, mentri negara tidak bertangung jawab
kepada DPR
a. Presiden mengangkat dan memberhentikan mentri-mentri (UU no 29/2008
tentang Kementrian Negara)
b. Mentri bertanggung jawab kepada presiden tidak kepada DPR
c. Mentri-mentri bukan pegawai biasa, karena pada hakekatnya para
mentrilah yang menjalankan kekuasaan pemerintahan dalam prakteknya.
d. Sebgai pemimpin departemen para mentri mempunyai pengaruh yang
besar terhadap presiden dalam menentukan politik negara yang
mengenai departemennya.
6. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas
a. Kepala negara kekuasaannya terbatas oleh konstitusi dan peraturan
lainnya
b. Presiden harus bersungguh-sungguh memperhatikan suara DPR
c. Dengan fungsi DPR dan fungsi para mentri sebagai pembantu presiden,
dapat dicegah kemungkinan kemerosotan kekuasaaan pemerintahan di
tangan presiden ke arah kekuasaan mutlak (absulutisme)
Kedudukan UUD 1945

UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis

1. Sebagai (norma) hukum :

a. UUD bersifat mengikat terhadap : pemerintah, setiap lembaga


negara/masyarakat, setiap WNRI dan penduduk di Republik Indonesia.
b. Berisi norma-norma yaitu aturan atau ketentuan yang harus dilaksanakan
dan ditaati.

2. Sebagai hukum dasar :


a. UUD merupakan sumber hukum tertinggi : setiap produk hukum seperti
UU, PP, Kepres, Perda, dan setiap kebijakan pemerintah lainnya harus
berlandaskan UUD 1945
b. Sebagai alat kontrol, yaitu mengecek apakah norma hukum yang lebih
rendah sesuai dengan ketentuan UUD 1945.

Hukum Dasar Terdiri dari :

1. Hukum dasar tertulis yaitu UUD 1945


2. Hukum dasar tidak tertulis yaitu : Konvensi.
a. Berisi aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara (dilakukan
beulang-ulang dan terus menerus) dalam praktek penyelenggaraan
Negara
b. Tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945
c. Sebagai pelengkap/pengisi kekosongan yang timbul dalam praktek
penyelenggaraan negara.
AMANAT REFORMASI INDONESIA TAHUN 1989

(TRANSISI DARI ORDE BARU KE ORDE REFORMASI)

1. Amandemen (perubahan) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945.
2. Penghapusan dwi fungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
3. Penegakan supremasi hukum, penghormatan HAM, serta pemberantasan
Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).
4. Desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah (otonomi
daearah)
5. Mewujudkan kebebasan pers
6. Mewujudkan kehidupan demokrasi.

Perubahan UUD 1945 telah dilakukan sebanyak 4 kali ( tahun 1999; 2000;
2001; dan tahun 2002)
Sistematika UUD 1945 sebelum perubahan terdiri :
a. Pembukaan (preambule);
b. Batang tubuh;
c. Penjelasan.

( terdiri dari: pembukaan 4 alinea dan tidak ada perubahan; XVI BAB; 37 pasal;
ditambah IV pasal aturan peralihan, dan dua ayat aturan tambahan ).

Setelah diamandemen 4 kali, maka terjadi perubahan :

a. Pembukaan (Preambule)
b. Pasal-pasal ( sebagai ganti istilah Batang Tubuh)

Perubahan UUD 1945 yang dilakukan mencakup : 21 bab; 73 pasal; dan 170 ayat;
3 pasal aturan Peralihan dan 2 pasal aturan Tambahan.

Dengan perubahan ini, UUD 1945 antara lain memuat : pengaturan prinsip Checks
and balances system; Penegasan otonomi daerah; penyelenggaraan pemilihan
umum; penyelengaraan kekuasaan kehakiman yanga merdeka; pengaturan institusi
lainnya terkait dengan hal keuangan; dan lainnya terkait penyempurnaan
penyelenggaraan ketatanegaraan.

Mis : Hak membentuk UU pindah dari dari presiden ke DPR; sumber rancangan UU
bisa dari anggota DPR, DPR, Presiden dan DPD (RUU tertentu); Proses
penyelesaiaan RUU antara presiden dan DPR, bisa menjadi UU kalau disetujui
bersama. (kedudukan keduanya sama kuat), UU yang telah disetujui tidak dapat
diVeto oleh DPR atau Presiden.

Kewajiban mengundangkan ada pada presiden (walaupun presiden tidak


menandatangani UU sampai batas 30 hari, maka UU otomatis berlaku, dan presiden
wajib mengundangkan ). Walaupun hak membentuk UU ada di tangan DPR.

Proses pembuatan UU adalah proses politik. Oleh sebab itu banyak kepentingan
yang dapat mempengaruhi hasilnya. Agar UU tidak inkonsistensi dengan UUD 1945
maka ada lembaga yang menguji konsistensinya yaitu Mahkamah Konstitusi (MK).
(UU hasil proses politik dikoreksi oleh MK).

Fungsi Mahkamah Konstitusi:

1. Menguji UU terhadap UUD 1945


2. Memutus sengketa kewenangan lembaga yang kewenangannya diberikan
oleh UUD.
3. Memutus pembubaran partai politik.
4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum
( hakim MK terdiri dari 9 orang : 3 dari DPR, 3 dari Presiden, dan 3 dari MA)
Etika Politik

Nilai : adalah kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik
lahir maupun batin. Dalam kehidupan manusia nilai dijadikan landasan, alasan, atau
motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku baik disadari maupun tidak (Kaelan,
2004 :92).

Ada pula yangh mengartikan nilai adalah sesuatu yang dianggap baik bagi
kelangsungan hidup manusia.

Agar nilai tersebut menjadi lebih berguna maka nilai yang bersifat abstrak tersebut
harus dikongkritkan agar memudahkan manusia untuk menjabarkannya dalam
tingkah laku. Wujud yang lebih kongkrit dari nilai tersebut adalah norma.

Norma hukum adalah salah satu norma yang paling kuat keberlakuannya, karena
dapat dipaksakan oleh kekuasaan ekternal, misalnya oleh negara, atau penegak
hukum.

Norma hukum bersifat normatif tidak efektif, artinya hukum sendiri tidak dapat
menjamin agar orang memang taat kepada norma-normanya. Yang dapat secara
efektif menentukan kelakuan masyarakat hanyalah lembaga yang mempunyai
kekuasaan untuk memaksakan kehendaknya. Lembaga itu adalah Negara. (F M
Suseno, 1994 : 21)

Selanjutnya nilai, norma senantiasa berkaitan dengan dengan moral dan etika.
Istilah moral mengandung integritas dan martabat pribadi manusia. Derajat
kepribadian seseorang amat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya.

Moral yaitu merupakan suatu ajaran-ajaran ataupun wejangan-wejangan, patokan-


patokan, kumpulan peraturan, baik lisan mapun tulisan tentang bagaimana manusia
harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang baik (Kaelan, 2004 : 93)

Etika : suatu cabang filsafat, yaitu suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang
ajaran-ajaran dan pandangan pandangan moral. (Darmodihardjo, 1996).

Menurut Suseno (1994), etika adalah cabang filsafat yang langsung


mempertanyakan praksis manusia. Etika mempertanyakan tanggung jawab dan
kewajiban manusia.

Ada pula yang mengartkan etika adalah ilmu pengetahuan tentang kesusilaan.
Adapun yang dimaksud dengan kesusilaan adalah identik dengan pengeretian
moral, sehingga etika pada hakekatnya adalah Etka ilmu pengetahuan yang
membahas tentang prinsip-prinsip moralitas( Kaelan,2004 : 93)

UNESCO mengartikan etika :

1. Sistem moral atau standar yang mengatur prilaku masyarakat.


2. Prinsip yang menjadi dasar menentukan prilaku manusia baik atau buruk,
benar atau salah.
3. Seperangkat aturan atau hukum yang mengatur tata cara prilaku sekelompok
orang atau profesi.
4. Seperangkat aturan moral atau nilai yang dianut agama, kepercayaan atau
keyakinan tertentu.
5. Prinsip dasar atas prilaku baik individu maupun kelompok.

dibedakan atas : etika umum dan etika khusus. Etika umum membahas prinsip-
prinsip dasar bagi segenap tindakan manusia. Sedangkan etika khusus membahas
prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan kewajiban manusia dalam pelbagai
lingkup kehidupannya.

Etika khusus dibagi lagi :Pertama, etika individual, yang membahas tentang
kewajiban manusia sebagai indovidu terhadap dirinya sendiri, serta melalui suara
hati terhadap Tuhannya.

Ke dua, etika sosial membahas kewajiban serta norma-norma moral yang


seharusnya dipatuhi dalam hubungan dengan sesama manusia, masyarakat,
bangsa dan negara. Etka politik masuk salah satu bagian dari etika sosial ini.

Menurut Suseno (1994 : 21), bahasan utama etika politik adalah hukum dan
kekuasaan. Keduanya tampaknya tidak dapat dipisahkan, karena hukum tanpa
negara (kekuasaan) tidak dapat berbuat apa-apa, karena sifatnya normatif saja,
hukum tidak punya kemampuan untuk bertindak. Sedangkan negara tanpa hukum
akan menjadi negara penindas, otoriter, dan sewenang-wenang.

Ciri khas pendekataan yang dapat disebut politis adalah bahwa pendekatan itu
terjadi dalam kerangka acuan yang berorientasi pada masyarakat sebagai
keseluruhan. Suatu keputusan yang bersifat poilitis apabila diambil dengan
merhatikankepentingan masyarakat sebagai keseluruhan. Sustu tindakan harus
disebut politis apabila menyangkut masyarakat sebagai keseluruhan .

Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (public goals) dan
bukan tujuan pribadi seseorang (privat goals). Disamping itu politik menyangkut
kegiatan berbagai kelompok termasuk partai politik, lembaga masyarakat maupun
peseorangan.
Budiardjo (1981): menjelaskan kajian pokok politik adalah : Kekuasaan(power),
perumusan kebijakan(policy), negara (state) , Pembagian (distribution), alokasi
(alocation).

Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber etika politik

Sebagai filsafat negara, Pancasila tidak hanya sebagai sumber derivasi peraturan
perundang-undangan, melainkan juga merupakan sumber moralitas terutama
dalam hubungannya dengan legitimasi kekuasaan, hukum serta berbagai kebijakan
dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara.

Menurut Kaelan (2004 : 100), Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa serta Sila Ke
2 Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah merupakan siumber nilai-nilai moral
bagi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.

Negara Indonesia bukan negara Teokrasi, tetapi berdasarkan legitimasi hukum


serta legitimasi demokrasi, asas Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan legitimasi
moralnya.

Sila ke 1 da 2, merupakan sumber nilai-nilai moralitas dalam kehidupan negara.

Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, etika politik menuntut agar


kekuasaan dalam negara dijalankan sesuai dengan :

1. Azas legalitas (legitimasi hukum), yaitu dijalankan sesuai dengan hukum


yang berlaku.
2. Disahkan dan dijalankan secara demokratis (legitimasi demokratis)
3. Dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral atau tidak bertentangan
dengannya (legitimasi moral)

Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, baik menyangkut kekuasaan,


kebijakan yang menyangkut publik, pembangian serta kewenangan harus
berdasarkan legitimasi moral religius (sila ke 1) serta moral kemanusiaan (sila ke 2).
Sebagaimana Bung Hatta menyatakan negara harus berdarkan moral ketuhanan
dan moral kemanusiaan agar tidak terjerumus kedalam machtsstaats atau negara
kekuasaan (Kaelan,2004:101).

Selain itu dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara harus berdasarakan


legitimasi hukum (prinsip legalitas).Negara Indonesia adalah negara hukum, oleh
sebab itu keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial) sebagaimana terkandung
dalam sila ke 5, afdalah merupkan tujuan dalam kehidupan negara. Oleh karena itu
dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, kekuasaan, kewenangan serta
pembagian senantiasa harus berdasarkan atas hukum yang berlaku.

Negara adalah berasal dari rakyat dan segala kebijakan dan kekuasaan yang
dilakukan senantiasa untuk rakyat (sila ke 4), karena rakyat adalah asal muasal
kekuasaan negara. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara
, segala kebijakan, kekuasaan, kewenangan, pembagian harus dikembalikan
kepada rakyat sebagai pendukung pokok negara.

Maka dalam pelaksanaan pilitik praktis hal-hal yang menyagkut legislatif, eksekutif,
yudikatif, pengambilan keputusan, pengawasan, serta partisipasi harus berdasarkan
legitimasi dari rakyat, atau harus memiliki legitimasi demokratis.

Etika politik ini juga harus direalisasikan oleh setiap individu yang ikut terlibat
secara kongkrit dalam pelaksanaan pemerintahan negara. ( para eksekutif,
angggota legislatif, yudikatif, pe3jabat negara, anggota parpol, penegak hukum,
birokrat, harus menyadari bahwa selain legitimasi hukum dan legitimasi
demokrasi, juga harus berdasarkan pada legitimasi moral.

Misalnya : suatu kebijakan punya legitimasi hukum, tetapi tidak memiliki legitimasi
moral. ( gaji anggota DPR sangat tinggi, sementara masih banyak rakyat yang
diwakilinya untuk makanpun susah).

Hasil penelitian Litbang Kompas : (28 30 September 2015, di 12 kota besar,


responden:613 orang).

1. Pertanyaan ; saat ini lebih baik, sama, atau lebih burukkah etika generasi
sekaranga dibanding generasi sebelumnya ?
a. Lebih baik : 14
b. Lebih Buruk : 67
c. Sama baik : 14
d. Sama buruk : 3,8
e. Tidak menjawab : 1,2

2. Pertanyaan : Prilaku apakah saat ini yang tergerus atau nyaris tidak ada pada
kebanyakan generasi muda ?
a. Sopan santun dan menghargai orang lain / orang lebih tua : 66,9
b. Bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain : 20,1
c. Menghargai pendapat dan keberadaan orang lain : 9,5
d. Tidak menjawab :
2,5
e. Lainya :
1
Untuk melihat bagaimana etika politik diimplementasikan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dapat ditelaah dari beberapa hasil survey
berikut ini :

Survey 31 Oktober- 2 November 2012 di 12 Kota di Indonesia

a. Kebijakan pemerintah yang memicu terjadinya konflik

no Item Jawaban ya Tidak Tidak


tahu
1 Kebijakan pertanahan 77,1 13,2 9,7
2 SKB Mentri Tentang Rumah Ibadah 49,0 34,9 16,1
3 Keputusan Tentang Ahmadiah 63,2 19,5 17,3
4 Membiarkan tindak kekerasan thdp 84,8 12,3 2,9
minoritas

b. Tingkat kepuasan publik terhadap upaya pemerintah

no Item Jawaban Puas t. t. tahu


puas
1 Merawat gagasan kebhinekaan 41,0 54,8 4,2
2 Mencegah ancaman kerukunan hidup beragama 42,7 55,8 1,4
3 Mencegah potensi konflik perbedaan etnis 38,8 58,8 2,3
4 Menegakkan hukum dan keamanan secara bersatu 21,4 76,2 2,3

Survey kompas tanggal 3 5 April 2012 di 12 kota besar di Indonesia

a. Percaya atau tidak kenaikan BBM untuk kepentingan Rakyat

no item %
1 Percaya 18,2
2 Tidak percaya 78,4
3 Tidak tahu 3,4
b. Yakin atau tidak yakin keputusan DPR nantinya akan memperhatikan
kepentingan Rakyat

no item %
1 yakin 19,5
2 Tidak yakin 76,4
3 Tidak tahu 4,1

c. Apakah anggota DPR lebih banyak memperjuangkan kepentingan pribadi,


parpol, atau rakyat.

no item %
1 Kepentingan parpol 48,7
2 Kepentingan diri sendiri 45,6
3 Kepentingan rakyat 3,4
4 Tidak tahu 2,4

d. Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja parpol

no tahun puas Tidak puas Tidak jawab


1 Des 2009 23,1 74,1 3,8
2 Maret 2010 22,9 72,3 4,8
3 Mei 2010 25,9 68,9 5,2
4 Januari 2011 19,0 75,3 5,7
5 April 2012 12,8 86,0 1,1

Survey tanggal 2 4 Mei 2012 di 12 Kota di Indonesia

a. Hal-hal yang Paling berperan penyebab munculnya persoalan bangsa saat ini

no Item %
1 Keperdulian sosial antar warga yang menipis 12,7
2 Pelaksanaan sistem kenegaraan yang lemah 20,3
3 Ketiadaan tokoh panutan 29,6
4 Prilaku korupsi yang merajalela 30,0
5 Tidak tahu 2,0
6 Lainnya 5,4

b. Percaya atau tidak bahwa penyelenggaraan negara saat ini mamou


membawa ke arah yang lebih baik

no Item %
1 Tidak percaya 46,2
2 Masih percaya 28,8
3 Cukup percaya 22,3
4 Tidak tahu 2,6

Menurut Daud Yusup : Negara bangsa yang berengsek secara politik, berengsek
pula keadaan ekonominya, hukumnya, keamanannya, kebudayaannya,
pendidikannya, dan pembangunannya.

Jajak pendapat Kompas tanggal 16 18 Mei 2012

a. Pencapaian bidang politik dan demokrasi

no Item Jawaban %
1 Membaik 19,8
2 Tetap baik 21,4
3 Tetap buruk 18,0
4 Makin buruk 35,6
5 Tidak tahu 5,2

b. Pencapaian dalam bidang ekonomi dan kesejahteraan masyarakat

no Item jawaban %
1 Makin baik 16,7
2 Tetap baik 29,2
3 Tetap buruk 29,1
4 Makin buruk 22,4
5 Tidak tahu 2,6

c. Pencapai dalam bidang ekonomi dan pengurangan pengangguran

no Item jawaban %
1 Makin baik 10,6
2 Tetap baik 17,5
3 Tetap buruk 25,9
4 Makin buruk 43,4
5 Tidak tahu 2,6

d. Hal yang dinilai bisa menjadi ancaman bagi masa depan kebangsaan
Indonesia

no Item Jawaban %
1 Kemiskinan daN PENGANGGURAN 1,1
2 Situasi umum politik 3,8
3 Lemahnya sistem hukum 5,5
4 Radikalisme dan lemahnya toleransi beragama 8,4
5 Ekonomi kapitalis dan kesenjangan 9,4
6 Globalisasi dan liberalisasi 11,2
7 Pemimpin lemah 3,8
8 Pudarnya nilai budaya pancasila, persatuan 15,6
9 Korupsi 16,5
10 Lain-lain 4,1
11 Tidak tahu 10,6
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GARUT

UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Semester/Jurusan : I (satu)/Managemen

Kelas : C dan D

Waktu : 90 Menit

Dosen : H. Rustandi, Drs.

Sartibi Bin Hasyim, Drs.,MSi.

Sifat Ujian : Open Books

1. Menurut jajak pendapat LitBang Kompas tanggal 11-12 Agustus 2010


terhadap 799 responden berusia 17 tahun ke atas di 10 kota di
Indonesia, tentang pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, salah satu kesimpulannya
adalah Pancasila saat ini sudah tidak menjadi wacana public atau
sudah terlupakan dan upaya revitalisasinyapun masih belum terwujud.
a. Apa pendapat saudara tentang kesimpulan tersebut.
b. Jelaskan apa makna Pancasila dalam kehidupan saudara sebagai
warga Negara Indonesia.
c. Jelaskan factor apa yang menjadi penyebab ketidakperdulian
masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila.
d. Menurut saudara apa upaya yang perlu dilakukan agar Pancasila
kembali menjadi wacana public dan nilainya menjadi rujukan bagi
sikap dan prilaku seluruh warga dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
2. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mewujudkan manusia
Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Menurut
saudara apakah dengan kondisi pendidikan sekarang, tujuan tersebut
dapat direalisasikan ? Jelaskan dengan contoh kongkrit dari
pengalaman saudara selama mengikuti pendidikan di SMA, dan di PT.
3. Sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai dengan sekarang, ada
beberapa rumusan Pancasila yang diakui keberadaannya sebagai
Dasar Negara. Sebutkan dan jelaskan secara singkat dimana saja
keberadaan Pancasila yang dimaksud.
4. Jelaskan secara singkat pengertian Pancasila dalam konteks
etimologis, historis, dan terminologis.
5. Jelaskan secara singkat makna Pancasila sebagai dasar Negara dan
sebagai pandangan hidup bangsa.

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GARUT


UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila


Jur/Semester : Managemen/Satu
Kelas : C dan D
Waktu : 90 Menit
Dosen : Sartibi Bin Hasyim, Drs. MSi
Sifat Ujian : Open Book

1. Sebutkan judul tugas saudara dan kemukakan secara singkat isinya.


2. Salah satu tuntutan gerakan reformasi tahun 1998 adalah
penegakan hukum, HAM, dan pemberantasan KKN. Jelaskan dengan
contoh kongkrit, apakah tuntutan tersebut telah dijalankan (dilihat
dari penguatan per Undang-undangan dan dari contoh kehidupan
sehari-hari).
3. Pancasila sebagai ideology Bangsa Indonesia, antara lain memiliki
makna bahwa nilai-nilai Pancasila harus dipahami,
diinternalisasikan, dan diimplementasikan oleh warga Negara dan
penyelenggara Negara dalam kehidupan nyata.
a. Jelaskan dengan contoh kongkrit apa yang telah saudara lakukan
dalam mengimplementasikan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Jelaskan pendapat saudara, mengapa pancasila sebagai ideology
bangsa cenderung melemah dan dilupakan.
4. Data BPS Tahun 2010 tentang kemiskinan: 31 Juta, Pengangguran:
8,59 Juta. Selanjutnya data Komnas Anak : 62,7 % remaja tingkat
SMP/SMA telah melakukan perbuatan asusila, kemudian data dari
Harian Kompas : ada 155 pejabat, 17 diantaranya Gubernur
tersangkut kasus hukum, sehingga harus dinonaktifkan dari jabatan.
a. Jelaskan apa pendapat saudara tentang data empiric tersebut,
dikaitkan dengan penjelasan makna pada alinea ke 4 pembukaan
UUD 1945.
b. Menurut saudara apa solusinya, untuk memilih pemimpin politik
yang baik.

DINAMIKA KELOMPOK

Oleh : Sartibi Bin Hasyim

A Pentingnya Kelompok

Manusia adalah makhluk social. Sebagai makhluk social manusia


memerlukan orang lain dalam mengembangkan potensi dan meningkatkan
kemampuannya, untuk menjadi manusia seutuhnya. Dengan kata lain
lingkungan social merupakan lingkungan yang efektif bagi manusia untuk
memanusiakan dirinya.

Dalam lingkungan social manusia hidup berinteraksi dengan sesamanya di


dalam kelompok-kelompok. Mulai dalam kelompok keluarga, teman bermain,
kelompok sekolah, teman sekerja, kelompok hobi, kelompok kerja dan
kelompok lainnya.

Kelompok didefinisikan sebagai dua atau lebih orang yang berada dalam
suatu hubungan interaksi psikis. Hubungan diantara orang-orang ini dapat
diabstraksikan dan dibedakan dari hubungan-hubungan dengan orang-orang
lainnya, sehingga orang-orang ini dapat dianggap sebagai suatu kesatuan
(Earl Eubank, 1932 : 163). Lebih lanjut Edgar H Schein (1985:171)
menyatakan suatu kelompok psikologis adalah sejumlah orang yang (1)
mengadakan interaksi satu sama lain, (2) secara psikologis sadar akan
adanya orang lain selain dia, dan (3) menganggap diri mereka sebagai suatu
kelompok.

Dalam konteks ini kelompok merupakan institusi yang penting bagi


pengembangan potensi dan peningkatan kemampuan individu. Barker,
dalam Iskandar (2005 : 75) memberikan alasan pentingnya kelompok sebgai
berikut :

1. Kelokpok lebih efisien dari pada individu dalam hal pengusaan


informasi maupun dalam memberikan berbagai tanggapan yang tepat.
2. Tingkah laku anggota kelompok merupakan suber informasi tentang
tingkah laku apa yang twerjadi dalam kelompok.
3. Anggota kelompok dapat memberikan kesenangan atau dukungan
kepada anggota-anggota kelompok lainnya.
4. Kelompok memiliki tata tertib social yang merupakan sumber untuk
mengarahkan individu agar memahami nilai-nilai dan norma-norma
social.
5. Kelompok dapat bertindak sebagai perantara yang penting dalam
melayani keberfungsian individu, baik mencapai kepuasan ekonimi,
status social, maupun hubungan persahabatan.

Lebih lanjut Neil Gilbert, dkk (1980:117) menyatakan intervensi melalui


kelompok jauh lebih efektif jika dibandingkan dengan individual dengan
alasan sebagai berikut :

1. Untuk beberapa maksud dan tujuan pendekatan melalui kelompok jauh


lebih ekonomis. Orang-orang akan dapat lebih baik untuk meraih dan
mendapatkan informasi, pendidikan, support, dan secara langsung
dapat lebih baik dibantu sebagai bagian dari kelompok dibandingkan
apabila dia sebagai pribadi.
2. Sumber masalah social selalu muncul di dalam system kelompok,
seperti dalam keluarga, kelompok gang, dan kelompok pertemanan,
dibandingkan secara individual. Oleh sebab itu dalam konteks ini
bekerja dengan kelompok akan jauh lebih efisien, dari pada bekerja
dengan basis per individu.
3. Kelompok dapat digunakan di dalam menolong orang untuk
membangun relasi diantara orang-orang dan didalam pengembangan
system support secara timbale balik.
4. Kelompok memberikan memungkinkan dijadikan media untuk
berbagai macam kegiatan. Dengan kelompok bisa berdiskusi, bermain
music, menari, bermain peran, drama, dll.
5. Kelompok dapat memberikan individu kesempatan untuk reality
testing, tentang ide-ide baru dalam berinteraksi.
6. Banyak orang dapat mampu belajar lebih baik tentang sesuatu dari
pengalaman kelompok dibandingkan dengan relasi individu dengan
seorang pekerja.

B Type Kelompok

Kelompok berdasarkan fungsinya dapat dibagi antara lain :

1. Kelompok Keluarga
2. Kelompok terapi
3. Kelompok pertemanan
(Neil Gilbert, 1980)
4. Kelompok pengembangan.

C Pembentukan Kelompok

Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi


yang sama dalam memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi
untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan
akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok.

Setelah kelompok terbentuk dinamikanya akan didasarkan pada hal-hal


berikut : Persepsi, Motivasi, Tujuan, Organisasi, Independensi, dan interaksi
(syarat utama dalam dinamika kelompok).

Lebih lanjut Neil Gilbert (1980:135), menjelaskan proses pembentukan


kelompok sebagai berikut :

1. The beginning : Group formation : rekrutmen dan seleksi anggota;


penjelasan maksud dan tujuan; pengembangan kontrak.
2. Middle : Work on objectives : Pengembangan struktur; relationships;
dan program.
3. End : Termination : evaluasi, pembentukan kembali dan pembuatan
kontrak baru; perumusan kesimpulan relasi.

D Pertumbuhan dan Perkembangan Kelompok

Indikator yang dijadikan pedoman untuk mengukur tingkat


peerkewmbangan kelompok sebagai berikut :

1. Adaptasi. Proses adaptasi berjalan dengan baik bila : (a) setiap individu
terbuka untuk member dan menerima informasi yang baru, (b) setiap
kelompok selalu terbuka untuk menerima peran baru sesuai dengan
dinamika kelompok tersebut, (c) setiap anggota memiliki kelenturan
untuk menerima ide, pandangan, norma dan kepercayaan anggota lain
tanpa merasa integritasnya terganggu.
2. Pencapaian tujuan. Dalam hal ini setiap angggota mampu untuk : (a)
menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka pencapai
tujuan bersama, (b) membina dan memperluas pola, (c) terlibat secara
emosional untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan
kemampuannya.

Perkembangan kelompok secara singkat dapat dibagi dalam tiga tahap :

1. Tahap pra afiliasi (tahap permulaan, perkenalan satu dengan yang lain)
2. Tahap fungsional (tercipta homoginitas, kecocokan, kekompakan)
3. Tahap disolusi ( ada rasa tidak membutuhkan lagi, tidak ada
kekompakan, keharmonisan, akhirnya kelompok bubar).

E Keunggulan dan Kelemahan dalam kelompok

Dalam proses dinamika kelompok terdapat factor yang menghambat


maupun yang memperlancar proses, yang berupa factor kelebihan dan
kekurangan dalam kelompok.

1. Kelebihan kelompok
>keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberik dan menerima
informasi dan pendapat anggota yang lain.
>Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan
kelompoknya dengan menekan kepentingan pribadi.
>Kemampuan secara 3emosional dalam mengungkapkan kaidah dan
telah disepakati kelompok.

2. Kekurangan kelompok : kelemahan pada kelompok bisa disebabkan


karena waktu

Tempat atau jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat


mempengaruhi
Kualitas dan kuantitas pertemuan.

Referensi

Eubank, Earl, 1932. The Concepts Of Sociology. Heath, Boston.

Edgar H Schein, 1985. Psikologi Organisasi. PT Pustaka Binaman Pressindo,


PPM, Jakarta
Iskandar J, 2005. Dinamika Kelompok Organisasi dan Komunikasi, Pusparaga,
Bandung.

Neil Gilbert , 1980. An Introduction To Social Work Practice, Prentice Hall Inc.
New Jersey.

PENDIDIKAN ORANG DEWASA

Oleh : Sartibi Bin Hasyim

Pendidikan secara umum diterima sebagai suatu perubahan prilaku, yang


diakibatkan karena pengalaman. Perubahan prilaku ini meliputi perubahan
pada aspek-aspek kognitif, konatif, afektif dan psikomotorik.
Pendidikan intinya adalah proses belajar mengajar, yang menuju kearah
perubahan, yang disadari, kontinyu, fungsional dan positif.

>Prinsip Pengertian Belajar

1. Belajar adalah memperoleh perubahan tingkah laku.


2. Hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku.
3. Belajar adalah satu proses.
4. Proses belajar terjadi karena adanya dorongan dan tujuan yang
dicapai.
5. Belajar merupakan bentuk pengalaman.

>Perubahan tingkah laku sebagai Manifestasai (bukti) Belajar

Seorang yang telah belajar akan terdapat perubahan dalam aspek


tingkah lakunya yang bersifat kognitif, konatif, afektif dan motorik, yang
dimanifestasikan dalam bentuk : (a) pengetahuan, (b) pengertian, (c)
kebiasaan, (d) ketrampilan, (d) apresiasi, (e) emosional, (f) hubungan social,
(g) Jasmani, (h) Ethis atau budi pekerti, (i) sikap.

Selanjutnya Sindgren dalam Yuhaya (1985:112), menyatakan hasil belajar


dapat dilihat dari : (1) ketrampilan atau skill, (2) informasi, (3) Pengertian
atau konsep, (4) sikap atau attitude.

>Faktor-faktor yang mempengaruhi efesiensi belajar

1. situasi belajar (berbagai aspek yang terdapat dalam lingkungan belajar).

2. Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan (dilakukan secara intensif)

3. Latihan yang sistematis.

4. kepuasan dan pengetahuan kemajuan-kemajuan pengetahuan yang telah


dicapai.

5. Faktor assosiasi.

6. Faktor appersepsi (pengalaman masa lampau anak besar perannya dalam


proses belajar).

7. Faktor kematangan individu.

8. Faktor minat dan usaha.

9. Faktor intelegensi

10. Penggunaan alat peraga.


11. Prinsip hukuman dan ganjaran.
12. Menghindari kesalahan-kesalahan paedagogis (menggunakan
metode yang kurang tepat).
13. Trasfer dalam belajar (memindahkan situasi belajar dari satu
situasi ke situasi yang lain).
14. Bimbingan yang sistematis dari pengajar.

Lebih lanjut Skiner dalam Yuhaya (1985:123) mengemukakan tiga prinsip


untuk memperoleh hasil belajar yang efektif :

a. Law of Readness (prinsip kesiapan)


b. Law of exercise (hukum latihan)
c. Law of intensity (hukum intensitas)

>Sembilan Prinsip Pendidikan Orang Dewasa


Recency (resensi/ringkasan garis besarnya).

Buatlah ringkasan sesering mungkin dan yakin bahwa pesan-pesan kunci/inti


selalu ditekankan lagi diakhir sessi. Juga buatlah rencana kaji ulang (review)
per bagian di setiap presentasinya.

Faktor-faktor untuk pertimbangan tentang recency:

. Usahakan agar tiap sessi yang diberikan berjangka waktu yang relative
pendek, tidal lebih dari 20 menit, jika memungkinkan.

. Jika sessi lebih dari 20 menit, harus sering diringkas, sessi yang panjang
dibagi-bagi dalam sessi-sessi yang lebih pendek.

. Akhir sessi buatlah ringkasan/rekap dari keseluruhan sessi dan beri


penekanan pada pesan-pesan kunci.

Appropriatenes (keseusaian)

Bahwa secara keseluruhan baik pelatihan, informasi, alat-alat bantu yang


dipakai, studi-studi kasus, dan material lainnya harus disesuaikan dengan
kebutuhan peserta.

Faktor-faktor yang perlu dipeetimbangkan dalam appropriateness:

. Pelatih harus secara jelas mengidentifikasikan satu kewbutuhan bagi


oeserta agar mengambil bagian dalam pelatihan. Untuk memastikan sesuai
dengan kebutuhan

. Gunakan deskripsi , contoh-contoh atau ilustrasi-ilustrasi yang familiar


dengan peserta.
Motivation (motivasi)

Bahwa peswerta harus punya keinginan untuk belajar, dia harus siap untuk
belajar, dan harus punya alasan untuk belajar. Kalau memiliki motivasi yang
kuat untuk belajar dan berhasil, maka akan lebih baik dari yang tidaqk
memiliki. Ada hubungan antara kesesuaian dengan motivasi.

Factor-faktor yang harus dipertimbangkan :

. Material harus bermakna dan berharga bagi pesaerta, tidak hanya bagi
pelatih.

. Peserta dan pelatih harus sama-sama termotivasi.


. Harus diperhatikan antara kebutuhan dan kesesuaian.

Primacy (menarik perhatian diawal sessi)

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan :

. Upayakan sessi dibereikan dalam waktu singkat.

. Permulaan sessi akan sangat penting.

. Usahakanb agar peserta selalu sadar arah perkembangan belajar.

. Yakinkan peserta akan memperoleh hal-hal yang tepat, pada saat anda
pertama kali meminta mereka melalukan sesuatu.

Two Way Communicatian (kumunikasi dua arah)

Berbagai bentuk penyajian sebaiknya menggunakan prinsip komunikasi dua


arah atau timbal balik.

Faktor-faktor untuk pertimbangan mengenai komunikasi dua arah :

. Bahasa tubuh anda juga berkaitan dengan komunikasi dua arah : anda
harus merasa yakin bahwa itu tidak bertentangan dengan apa yang anda
katakana.

. Rencana sessi anda sebaiknya memiliki interaksi dengan peserta.

Feedback (umpan balik)


Fasilitator perlu mengetahui bahwa peserta mengikuti dan tetap menaruh
perhatian pada apa yan disampaikan, dan sebaliknya peserta juga
membutuhkan umpan balik sesuai dengan penampilan/kinerja mereka.

Faktor-faktor untuk pertimbangan mengenai feedback :

. Peserta harus diuji secara berkala untuk umpan balik bagi fasilitator.

. Pada saat di tes, mereka harus memperoleh umpan balik tentang


penampilan mereka.

. Umpan balik tidak selamanya harus positif.

. Apabila peserta berkata benar, sebut dan umumkan dihadapan kelompok.

. Persiapkan penyajian anda sehingga ada penguatan positif yang terbangun


diawal sessi.

. Perhatikan betul peserta yang memberikan umpan balik yang positif, juga
yang negative.

Active Learning (Belajar aktif)

Peserta belajar lebih giat terlibat aktif dalam proses pelatihan.

Belajar sambil bekerja. Hal ini oenting dalam oendidikan orang dewasa.

Faktor-faktor untuk pertimbangan :

. Gunakan latihan-latihan atau praktek selama memberikan instruksi

. Gunakan banyak pertanyaan selama memberikan instruksi.

. Sebuah kuis cepat dapat digunakan supaya peserta tetap aktif.

. Jika memungkinkan biarkan peserta melakukan apa yang ada dalam


instruksi.

( hal ini agar peserta tidak mengantuk, atau kehilangan perhatian).

Multiple sense learning

Belajar akan jauh lebih efektif jika partisipan menggunakan lebih dari satu
dari lima indranya.

Faktor-faktor untuk pertimbangan :


. Jika anda memberikan perintah/atau mengatakan sesuatu kepada peserta,
cobalah untuk menunjukkanya dengan baik.

. Gunakan sebanyak mungkin pserta jika itu perlu sebagai sarana belajar
mereka, tetapi jangan sampai lupa sasaran yang ingin dicapai.

. Ketika menggunakan multiple sense learning, anda harus yakin bahwa


tidak sulit bagi kelompok untuk mendengarkan, melihat, dan menyentuh
apapun yang anda inginkan.

Exercise (latihan)

Sesuatu yang diulang-ulang adalah paling diingat. Dengan peserta


melakukan pelatihan atau mengulang informasi yang diberikan, kita dapat
meningkatkan kemungkinan mereka semakin mampu mengingat informasi
yang sudah diberikan.
Faktor-faktor untuk pertimbangan :

. Semakin sering trainee mengulang sesuatu, semakin mereka mengingat


informasi yang diberikan.

. Dengan memberikan pertanyaan berulang-ulang kita meningkatkan


klatihan.

. Peserta harus mengulangi latihan sendiri.

. Ringkaslah sesering mungkin karena ini bventuk lain dari latihan.

. Tanpa pelatihan, peserta akan melupakan dari yang mereka pelajari


dalam 6 jam, 1/3 dalam 24 jam, dan sekitar 9% dalam 6 minggu.

Kesimpulan

Prinsip belajar yang efektif, mensyaratkan kesiapan peserta, dan pengajar,


lingkungan yang kondusif, metode paedagogis yang tepat, sarana yang
memadai, dan latihan yang kontinyu.

Pendidikan untuk orang dewasa dapat dilakukan dengan memperhatikan


Sembilan prinsip-prinsip : RAMP 2FAME, dengan juga memperhatihan
sepenuhnya kondisi peserta didik, agar proses belajar mengajarnya menjadi
efektif.

Referensi

Akhmad Sudrajat, 2009. Sembilan Prinsip Pendidikan orang Dewasa,( Paper).


Juhaya S.P., Usman E., 1985. Pengantar Psikologi, Angkasa, Bandung.

KG. Saiyidain, 1981, Percikan Filsafat Iqbal Mengenai Pendidikan, Diponegoro,


Bandung.

Ngalim Purwanto, 1987. Ilmu Pendidikan Teoritis dan praktis, Remadja Karya,
Bandung.

Suryosubroto, 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta,


Jakarta.

Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan

Latar Belakang
Perjalanan sejarah bangsa Indonesia : Era sebelum dan selama penjajahan,
era perebutan dan mempertahankan kemerdekaan, serta era mengisi
kemerdekaan, menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai
dengan zamannya.

Kondisi dan tuntutan yang berbeda tersebut ditanggapi oleh bangsa


Indonesia dengan kesamaan nilai-nilai( keimanan, ketakwaaan dan
keikhlasan berkorban) perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan
berkembang(sikap dan prilaku heroic dan patriotic). Kesamaan nilai tersebut
dilandasi oleh jiwa, tekad, dan semangat kebangsaan.

Kesemua ini tumbuh menjadi kekuatan yang mampu mendorong proses


terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam wadah Nusantara.

Nilai-nilai tersebut mengalami pasang surut sesuai dengan dinamika


kehidupan masyarakat, dalam lingkup local (berbangsa dan bernegara),
regional dan global.

Globalisasi : kuatnya pengaruh lembaga-lembaga internasional, pengaruh


kepentingan Negara-negara; pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi
(ICT), memberikan dampak bagi bangsa perkembangan bangsa indonesia,
sekarang maupun ke depannya.

Dalam upaya untuk menjadi warga global, dengan tetap memiliki wawasan
dan kesadaran berbangsa, bernegara, sikap dan prilaku yang cinta tanah
air, dan mengutamakan perasatuan serta kesatuan bangsa, dalang rangka
bela Negara demi tetap utuhnya dan tegaknya NKRI, kiranya perlu bagi
setiap warga Negara untuk memahami, menyadari jati diri bangsanya
sendiri.

Salah satu upaya yang strategis adalah dengan melalui pendidikan


kewarganegaraan.

Kompetensi Yang diharapkan

Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan agar kita memiliki wawasan


kesadaran bernegara untuk bela Negara dan memiliki pola piker, pola sikap
dan prilaku sebagai pola tindak yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila.

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan


dan kesadaran bernegara, sikap serta prilaku yang cinta tanah air dan
bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan
nasional dalam diri para mahasiswa calon ilmuan warga Negara NKRI yang
sedang mengkaji dan akan menguasai iptek dan seni.
Kompetensi diartikan sebagai seperangkat tindakan cewrdas, penuh rasa
tanggung jawab yang harus dimiliki oleh seseorang agar ia mampu
melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.

Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap mental


yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai
dengan prilaku :

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati
nilai-nilai falsafah bangsa.
2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
3. Rasional, dinamis, dan sadar kan hak dan kewajiban sebagai warga
Negara.
4. Bersifat profesinal, yang dijiwai oleh kesadaran bela Negara.
5. Aktif memanfaatkan ilmu pengatahuan dan teknologi serta seni untuk
kepentingan kemanusiaan, bangsa dan Negara.

Melalui pendidikan kearganegaraan, warga Negara NKRI diharapkan


mampu : memahami, menganalisis, dan menjawab masalah-masalah yang
dihadapi oleh masyarakat, bangsa, dan negaranya secara
berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional
seperti yang digariskan dalam pembukaan UUD 1945.

Pendidikan kewarganegaraan dalam konteks Pendidikan Nasional : UU RI No


20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional :

Pasal 3 : Pendidikan nasioanal berfungsi mengembangkan kemampuan dan


menbentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan nasional bertujuan : untuk berkembangnya potensi peserta


didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara
yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pasal 37 ayat 2 : kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat :

1. Pendidikan agama
2. Pendidikan kewarganegaraan
3. Bahasa
Penjelasan pasal 37 ayat 1 : pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan
untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air.

Pemahaman Tentang Bangsa, Negara, Hak dan Kewajiban Warga Negara,


Hubungan Warga Negara dengan Negara, HAM, dan Bela Negara.

Bangsa dan Negara

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : Bangsa adalah orang-orang yang


memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarah serta
berpemerintahan sendiri. Bangsa adalah kumpulan manusia yang biasanya
terikat karena kesatuan bahasa dan wilayah tertentu dimuka bumi.

Ramlan Surbakti :Dari konsep bangsa pembahasannya akan memunculkan


konsep suku bangsa (ethnic group) dan ras. Suku bangsa merupakan
pengelompokan masyarakat berdasarkan kesamaan cirri-ciri fisik biologis,
seperti warna kulit, bentuk wajah (hidung dan mata) bentuk dan warna
rambut, dan perawakan.

Suatu suku bangsa dapat memiliki lebih dari satu Negara, misalnya suku
bangsa arab memiliki banyak Negara yang berbeda.

Sekelompok manusia yang mempunyai pikiran sehat dengan hati yang


penuh semangat, dapat saja membentuk suatu kesadaran moral yang biasa
disebut bangsa ( Iqbal).

Jadi bangsa dapat terwujud apabila ada semangat dan kehendak yang kuat
untuk bersatu.

Daoed Joesoep dengan mengutip Ernest Renan : Quest qu une nation ?


(apakah yang dimanksud dengan bangsa). Inti jawaban itu adalah : La nation
cest la volonte d etre ensemble (bangsa adalah tekad untuk hidup bersama).

Demikian pula satu ras terdiri lebih dari satu Negara ( ras mongoloid,
negrito, Caucasoid), tidak ada satu ras di dunia yang memiliki satu Negara
saja.

Dari konteks pengertian bangsa di atas, bangsa Indonesia adalah


sekelompok manusia (beragam etnik dan nusa ) yang memupunyai
kepentingan yang sama dan bertekad untuk hidup bersama sebagai satu
bangsa serta berproses di dalam satu wilayah : nusantara-Indonesia.
Dalam konteks dasar pembentukan bangsa, Daoed Joesoep menenggarai
ada tiga kerapuhan dalam pembentukan bangsa Indonesia :

1. Indonesia selaku bangsa, entitas nasional, berfundamen rapuh karena


punya tidak hanya satu sejarah tunggal, tetapi beberapa kemungkinan
sejarah pendahulu yang setiap saat bisa reaktif oleh situasi dan kondisi
tertentu.
2. Pengabaian apa yang tersirat dibalik apa yang tersurat : bangsa
adalah tekad untuk hidup bersama (istilah bangsa bukan menyatakan
keadaan, tetapi justru gerakan suatu kemauan, suatu usaha. Berarti
kita harus terus-menerus berusaha mengukuhkan, memenuhi aspirasi
semua entitas etnik yang dipersatukan, berupa kehidupan yang lebih
baik dan lebih bahagia.
3. Pembangunan selama ini tidak pernah menyentuh dasar dari
pembentukan bangsa.( pembangunan harus merupakan proses
pembelajaran partisipatif. Belajar untuk mengukuhkan dasar
pembentukan bangsa dan sekaligus memakmurkan kemerdekaan yang
diperjuangkan setelah bangsa ini terbentuk. : participatory
development).

Dan dalam konteks itu pula karakter bangsa terbangun. Karakter bangsa
merupakan ciri khas bangsa yang membedakannya dengan bangsa lain.

Ada empat pilar pembangunan karakter bangsa Indonesia : Pancasila,


UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.

Menurut kamus psikologi : Karakter diartikan suatu sifat dari suatu


organism dalam hubungan mana ia dapat dibandingkan dengan organism
lain (pendekatan biologis).

Atau integrasi kebiasaan, sentimen, dan ideal yang membuat tindakan


seseorang relative stabil dan dapat diramalkan (pendekatan psikologi).

Menurut pendekatan sosiologi : menunjuk pada stabilitas, kekuatan,


kebaikan hati personal. Atau merupakan struktur dasar personal yang
berbeda.

Contoh ; Karakter bangsa Jepang terbangun antara lain tergambar dari


slogan Gambaru.

Dalam bahasa jepang berarti bertahan sampai kemana pun juga dan
berusaha habis-habisan. Dalam kata itu ada dua elemen utama: keras
dan mengencangkan : Jadi semangat gambaru berarti : seberat apapun
persoalan yang dihadapi, kita harus keras dan mengencangkan diri, agar
kita bisa menang atas persoalan tersebut.
Atau Gambaru dapat diartiankan pula : bekerja keras dengan sabar,
penuh semangat dan antusias, bertekun dan focus pada sasaran.

Menurut Sinamo ethos semangat Jepang ini bersumber dari :

Gi : bersikap benar dan tanggung jawab

Yu: Berani dan kesatria

Jin: Murah hati dan mencitai

Rei: Bersikap santun dan hormat

Makato: bersikap tulus dan sungguh-sungguh

Melyo: Menjaga martabat dan kehormatan


Chugo: Mengabdi dan loyal.

Sedangkan Negara diartikan sebagai:

1. Suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia


yang bersama-sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengakui
adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta
keselamatan sekelompook atau beberapa kelompok manusia tersebut.
2. Satu perserikatan yanhg melaksanakan atu pemerintahan melalui
hukum yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa
untuk ketertiban social. Masyakat ini berada dalam satu wilayah
tertentu yang membedakannya dari kondisi masyarakat lain diluarnya.
(Hamdan Mansyur dkk)
3. Ramlan Surbakti : Negara menggambarkan adanya satu strukyut
kekuasaan yang memonopoli penggunaan paksaan fisik yang sah
terhadap kelompok masyarakat yang tinggal dalam wilayah yang jelas
batas-batasnya. Jadi Negara merupakan pengewlompokan masyarakat
atas dasar kesamaan struktur kekuasaan yang memerintahnhya.

4. Miriam : Negara adalah suatu daerah territorial yang rakyatnya


diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil
menuntut dari warganya ketaatan pada peraturan perundang-
undangannya melalui penguasaan (control) monopolistis dari
kekuasaan yang sah.

5. Roger H Soltau : Negara adalah alat (agency) atau wewenang


(authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama
atas nama masyarakat.
Teori Terbentuknya Negara

a. Teori hukum alam ( kondisi alam tumbuhnya manusia-


berkembangnya Negara)
b. Teori Ketuhanan ( segala sesuatu adalah kehendak Tuhan)
c. Teori perjanjian (Thomas Hobbes) (Hamdan Mansyur dkk)

Menurut Carlton Clymer Rodee, cs :

1. Hak Ketuhanan ( hak kekuasaan yang direstui dan ditunjuk oleh Tuhan)
2. Kekuatan berarti Kebenaran (siapa yang kuat dia yang berkuasa )
3. Perjanjian social (john locke).

Bisa juga proses terbentuknya Negara berdasarkan pada : penaklukan,


peleburan (fusi), pemisahan diri, dan pendudukan atas Negara atau wilayah
yang belum ada pemerintahan sebelumnya.

Menurut Isjwara :

1. Teori Perjanjian masyarakat


2. Teori Ketuhanan
3. Teori kekuatan
4. Teori Patriakhal dan matriakhal ( Negara terbentuk karena dominasi
kelompok kuat terhadap kelompok yang lemah)
5. Teori organis (Negara dilihat sebagai sesuatu yang bersifat organis,
tumbuh sebagai satu penjelmaan dari emangat moral individu)
6. Teori duluarsa ( timbulnya Negara karena adanya milik yang sudah
lama, yang kemudian melahirkan hak milik yang diwariskan)
7. Teori alamiah ( Negara adalah cirtaan alam, kerena kodrat manusia
diciptakan untuk hidup bernegara)
8. Teori idealis ( melihat bagaimana seharusnya Negara itu ada, Negara
sebagai suatu ide.Negara menjelmakan ide yang suci dan bersifat
ketuhanan. Negara sebagai kesatuan yang mistis yang bersifat supra
natural)
9. Teori historis ( bahwa lembaga-lembaga social tidak dibuat, tetapi
tumbuh secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan
manusia).

Tugas Negara

Menurut Miriam : Negara mempunyai dua tugas :


1. Mengendalikan dan mengaturt gejala-gejala kekuasaan yang asocial,
yakni bertentangan satu sama lain supaya tidak menjadi antagonis
yang membahayakan.
2. Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-
golongan kearah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat
seutuhnya. Negara menentukan bagaimana kegiatan-kegiuatan
asosiasi-asosiasi kemasyarakatan disesuaikan satu sama lain dan
diarahkan kepada tujuan nasional.

Tujuan dan fungsi Negara

Tujuan akhir dari Negara adalah untuk menciptakan kebahagiaan bagi


rakyatnya.
Harold J Laski : menciptakan dimana rakyatnya dapat mencapai terkabulnua
keinginan-keinginan secara maksimal.

Tujuan NKRI : Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat

Fungsi Negara

1. Melaksanakan penertiban untuk mencapai tujuan bersama cdan


mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, maka Negara
harus melaksanakan penertiban. Bertindak sebagai stabilisator.
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
3. Pertahanan
4. Menegakkan keadilan.

Charles E Merriam : a.Keamanan ektern, b.ketertiban intern ,c.keadilan,


d.kesejahteraan umum, e.kebebasan.

Sifat Negara

1. Memaksa, agar aturan perundang-undangan ditaati, anarki dapat


dicegah, maka Negara memiliki sifat memaksa, dalam arti mempunyai
kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara legal. Sarana untuk
itu adalah polisi, jaksa, tentara.
2. Monopoli, Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan
bersama dari masyarakat.
3. Sifat mencakup semua, semua peraturan perundang-undangan,
berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali.

Unsur-unsur Negara
1. Wilayah, Setiap Negara menduduki wilayah tertentu, dan memiliki
batas yang tertentu pula. Kekuasaan Negara mencaluo seluruh wilayah
(daratan, lautan, udara).
2. Penduduk, seriap Negara mempunyai penduduk, dan kekuasan Negara
menjangkau semua penduduk di dalam wilayahnya. Mereka ini secara
sosiologis sering disebut rakyat.(sekumpulan manusia yang
ndipersatukan oleh satu rasa persamaan dan yanhg bersama-sama
mendiami satu wilayah).

Dilahat dari segi hukum rakyat adalah warga Negara satu Negara.
Warga Negara adalah seluruh individu yang mempunyai ikatan hukum
dengan satu Negara tertentu.

Yang trergolong sebagai warga Negara : atas dasar kelahiran (WN


orang tua : ius sangauinis; tempat : ius soli)dan naturalisasi (proses
hukum menjadi WN)

3. Pemerintah, Adalah organisasi yang mengatur dan memimpin Negara,


tanpa pemeriuntah tidak mungkin Negara itu berjalan baik. Pemerintah
menjalankan kepentingan bersama, melaksanakan tujuan-tujuan
Negara, melaksanakan fungsi-fungsi kesejahteraan bersama. Untuk
menjalankan itu, pemerintah menggunakan atribut kedaulatan.
Memegang monopoli, menjalankan paksaan fisik secara legal.
4. Kedaulatan, adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat undang-
undang dan melaksanakan dengan semua cara yang tersedia.
Kedaulan adalah kekuasaan tertinggi dalam setiap Negara. Kedaulatan
ini dibagi dalam kedaulatan : rakyat, kedaulatan hukum, kedaulatan
politik, kedaulatan ektern (pengakuan), kedaulatan intern(batas
lingkungan wilayah), kedaulatan de facto (secara nyata ditaati oleh
masyarakat), kedaulatan de jure (kedauklatan yang diakui secara
hukum).

Penggolongan Negara

Menurut Carlton Clymer Rodee, Cs., Negara digolongkan menjadi :


1. Negara demokrasi
2. Negara Otoriterisme

Lebih lanjut Carlton menjelaskan bentuk-bentuk lembaga Negara sebagai


berikut :

1. Pemerintahan parlementer
2. Pemerintahan presidensial

Sedangkan bentuk-bentuk lembaga pemerintahan :


1. Negara kesatuan ( pusat memegang kekuasaan tertinggi, mermiliki
kekuasaan penuh dalam pemerintahan, tiada bidang kegiatan
pemerintahan yang diserahkan konstitusi kepada satuan-satuan
pemerintah yang lebih kecil. Tetapi pemerintah nasional bisa dan biasa
melimpahkan banyak tugas kepada pemda, namun otoritas ini
dilimpahkan oleh undang-undang biasa, yang disusun oleh DPR, tidak
oleh konstitusi dan bisa ditarik kembali segera setelah diterima).
2. Negara Federal (ditandai oleh pemisahan kekuasaan Negara, antara
pemerintahan nasional dan unsure-unsur kesatuannya (Negara
bagian). Pembagian kekuasaan itu tercantum dalam konstitusi.

Negara Lemah, Gagal dan Runtuh


Wardani dengan mengutip Robert I Rotberg : membedakan anatara Negara
kuat, Negara lemah, Negara gagal, dan Negara runtuh.

Negara kuat : mampu memenuhi criteria secara maksimal.

Negara lemah : karena keterbatsan ekonomi, geografis, dan fisik, pada


dasarnya kuat, tetapi pada masa-masa tertentu lemah karena antagonism
internal, kelemahan managemen, keserakahan, despotism, atau serangan
dari luar. Negara lemah biasanya memiliki tingkat plularitas tinggi dalam
etnik, agama, bahasa, dan menuimpan sejumlah masalah yang sewaktu-
waktu dapat berubah jadi kekerasan.

Di beberapa bagian dari Negara lemah, sector pendidikan dan kesehatan


terabaikan, produk domestic bruto perkapita dan indicator ekonomi
pentingmenunjukkan kelemahan, tingkat korupsi tinggi, penegakan hukum
lemah, dan terjadi pelecehan masyarakat sipil. Negara lemah bisa bermutasi
menjadi Negara gagal.

Negara gagal ditandai : dengan ketegangan, konflik, bahaya, dan kelompok-


kelompok yang berebut sumber-sumber kekuasaan dan sumber-sumber
alam. Di Negara-negara dengan kegagalan tinggi, pemerintah mengerahkan
pasukan saat melawan pemberontak.

Perang sipil yang menjadi penanda Negara gagal, biasanya berakar dari
permusuhan antar etnis, agama, atau bahasa. Berbeda dengan Negara kuat,
Negara gagal tidak mampu mengontrol perbatasan, karena Negara sering
kali kehilangan otoritas karena ekpresi kekuasaan resmi Negara hanya
terbatas pada ibu kota dan sekitarnya. Penguasanya sering menjadi predator
bagi rakyatnya sendiri.

Birokrasi Negara gagal tidak memiliki tanggung jawab professional. Mereka


ada hanya untuk menjalankan perintah eksekutif dan dengann cara sendiri
menindas warga Negara. Negara gagal itu juga ditandai oleh memburuknya
atau hancurnya infrastruktur.

Negara gagal atau dxalam proses gagal bila sector pendidikan dan system
kesehatan diprivatisasi, fasilitas public semakin bobrok dan terabaikan,
sementara korupsi berkembang marak. Negara gagal kehilangan legitimasi
ketika mengklaim mendapat mandate dari surge dalam memerintah.
Rakyat lebih loyal kepada kelompok yang dapat menjamin diperolehnya
peluang ekonomi.

Negara runtuh : Merupakan kondisi ekstrim Negara gagal. Negara tidak


mampu menyediakan political goods: (mencegah invasi dan infiltrasi Negara
lain, menjaga kedaulatan wilayah, meniadakan ancaman dari dalam,
mencegah setiap bentuk kejahatan dan mara bahaya terkjait keamanan
manusia, dan member kesempatan warga Negara menyelesaikan
perselisihan antar sesame tanpa kekerasan, memberikan warga Negara
untuk berpartisipasi secara bebas dan terbuka dalam proses politik, mampu
bertoleransi pada perbedaan pendapat, menghormati hak-hak sipil dan HM,
mendapat hak perawatan medis, dan memperoleh pendidikan, dan
menikmati sarana transportasi), dan hal tersebut diperoleh dari pihak swasta
atau melalui cara-cara ad hoc. Negara runtuh menghasilkan vacuum of
power.

Dalam Negara runtuh actor-aktor substate mengambil alih fungsi-fungsi


pemerintah. Dalam kondisi seperti ini penyedia keamanan dengan mudah
menciptakan quasi-negara, seperti di Somalia.

Negara runtuh dapat dikenali dari prilakju menyimpang para penguasanya,


ketidakteraturan tata kelola pemerintahan, prevalensi gangguan keamanan
yang sangat tinggi, dan mentalitas anarkis dengan upaya kewirausahaan
rakyat dan para penguasa dalam perdagangan gelap senjata dan obat
terlarang.

Kondisi Negara seperti ini sangat kondusif bagi berkembangnya jejaring


teroris dan gerakan fundamentalis.

Hak dan Kewajiban Warga Negara

NKRI didirikan berdasarkan UUD 1945 yang mengatur tentang kewajiban


Negara terhadap warganya dan hak serta kewajiban warga Negara terhadap
negaranya dalam suatu system kenegaraan.

Dalam UUD 1945, pasal 26 ayat 1


Warga Negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan Undang-undang sebagai warga Negara.

Kaelan (2007 :117) mengartikan warga Negara adalah rakyat yang menetap
di suatu wilayah dan rakyat tertentu dalam hubungannya dengan Negara.

Dalam hubungan internasional di setiap wilayah Negara selalu ada warga


Negara dan orang asing semuanya disebut penduduk.

UUD 1945 pasal 26 ayat 2

Penduduk ialah warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.

Dalam Modul Pendidikan Kewarganegaraan (Dirjen Dikti :183),


Kewrganegaraan adalah segala jenis hubungan antara seseorang (warga
Negara) dengan Negara, yang mengakibatkan adanya kewajiban negara
untuk melindungi orang tersebut.

Sedangkan hukum kewarganegaraan merupakan hukum yang mengatur


hubungan-hubungan antara seseorang dengan Negara.

Adapun pengertian hak merupakan suatu kehendak yang diperlengkapi


dengan kekuatan yang oleh tata tertib hukum diberikan kepada yang
bersangkutan.

Atau Hak merupakan sesuatu yang penting bagi yang bersangkutan, yang
dilindungi oleh hukum.( Soeroso, 2006:274)

Lemaire, menyatakan hak adalah hukum yang berupa izin.

Kewajiban Negara terhadap warganya pada dasarnya adalah memberikan


kesejahteraan hidup dan keamanan lahir batin sesuai dengan system
demokrasi yang dianutnya, melindungi hak asasi warganya sebagai manusia
secara individual (HAM) berdasarkan ketentuan internasional, yang dibatasi
oleh ketentuan agama, etika moral, dan budaya di Negara Indonesia, serta
system kenegaraan yang digunakan.

Azas-azas Kewarganegaraan

Azas ius-soli adalah azas daerah kelahiran, artinya bahwa status


kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh tempat kelahirannya di Negara
A tersebut.

Sedangkan azas ius-sanguinis adalah azas keturunan atau hubungan darah,


artinya bahwa kewarganeraaan seseorang ditentukan oleh orang tuanya.
Seseorang adalah warga Negara B karena orang tuanya adalah
warganegara B.
Selanjutnya ada konsep Bipatride dan Apatride

Bipatride (dwi kewarganegaraan), adalah apabila seseorang diakui sebagai


warga Negara di dua Negara. Hal ini terjadi karena yang bersangkutan lahir
ketika orang tuanya ( negaranya menganut azas ius-sanguinis) sedang
berada di Negara lain (yang menganut azas ius-soli).

Sedangkan Apatride (tanpa Kewarganegaraan), adalah sebaliknya seseorang


lahir dari orang tua yang berstatus warganegara B yang berazas ius-soli,
berdomisili di Negara A yang berazas ius-sanguinis. Menurut Negara A anak
yang lahir tidak diakui sebagai warga Negara, karena oraqng tuanya bukan
warga negaranya. Begitu pula menurut Negara B, anak tersebut tidak diakui
sebagai warga negaranya, karena lahir di wilayah Negara lain. Dengan
demikian anak tersebut tidak mempunyai kewarganegaraan atau apatride.

Hak dan kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945

Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warga Negara
mencakup pasal-pasal : 27, 28, 29, 30, 31.

Pasal 27 ayat (1) menetapkan hak warganegara yang sama dalam hukum
dan pemerintahan, serta kewajiban untuk menjunjung hukum dan
pemerintahan.

Pasal 27 ayat (2) menetapkan hak warganegara atas pekerjaan dan


penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Pasal 27 ayat (3) menetapkan hak dan kewajiban warganegara untuk ikut
serta dalam upaya pembelaan Negara.

Pasal 28 menetapkan kemerdekaan warga Negara untuk berserikat,


berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tuisan.

Pasal 29 ayat (2) menyebutkan adanya hak kemerdekaan untuk memeluk


agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya.

Pasal 30 ayat (1) menyatakan hak dan kewajiban warga Negara untuk ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara.

Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak


mendapat pengajaran.

(Kaelan, 2007:119).
DEMOKRASI INDONESIA

Konsep Demokrasi

Demokrasi adalah sebuah bentuk kekuasaan (kratein) dari, oleh dan untuk
rakyat (demos).

Democracy : From the people, by the people and for the people.

Studi UNESCO Tahun 1950 :

1. Hampir seluruh Negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi


sebagai azasnya yang fundamental.
2. Demokrasi sebagai azas kenegaraan secara esensial telah memberikan
arah bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarakan Negara
sebagai organisasi tertinggi tetapi ternyata demokrasi itu berjalan
dalam jalur yang berbeda-beda (Kaelan,2007:54).

Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara memberikan pengertian bahwa


pada tingkat terakhir rakyat memeberikan ketentuan dalam masalah-
masalah pokok mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai
kebijaksanaan Negara, karena kebijaksanaan tersebut menentukan
kehidupan rakyat (Noer,1983:207).

Jadi Negara demokrasi adalah Negara yang diselenggarakan berdasarkan


kehendak dan kemauan rakyat, atau jika ditinjau dari sudut organisasi, ia
berarti suatu pengorganisasian Negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri
atau asas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada ditangan rakyat.

Jadi hakekat demokrasi adalah partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan


Negara.

Bentuk-bentuk Demokrasi

1. Formal Democracy ( demokrasi dalam arti system pemerintahan yang


dianut)
2. Substantive Democracy (menunjuk pada bagaimana proses demokrasi
itu dilakukan)(Winatapura dalam Kaelan>2007:60).

Contoh demokrasi formal, sebuah Negara dapat menerapkan system


presidensial atau parlementer.

Sistem Presidensial: system ini menekankan pemilihan presiden secara


langsung, sehingga presiden mendapat mandate langsung dari rakyat.
Dalam system ini kekuasaan eksekutif dipegang sepenuhnya oleh presiden.
Oleh sebab itu presiden adalah sebagai kepala pemerintahan (head of
government ) dan kepala Negara (head of state). Presiden sebagai penguasa
dan sekaligus sebagai symbol kepemimpinan Negara.
Sistem Parlementer: Sistem ini menerapkan model hubungan yang menyatu
antara kekuasaan eksekutif dan legislative. Kepala eksekutif (head of
government) adalah berada ditangan seprang Perdana Mentri. Adapun
kepala Negara (head of state) adalah berada pada seseorang ratu, atau raja,
atau presiden.

Disamping hal di atas, ada system demokrasi yang dibangun atas dasar
prinsip filosofi Negara :

1. Demokrasi Perwakilan Liberal (manusia adalah sebagai makhluk


indivudu yang bebas). Oleh sebab itu dalam system ini demokrasi ini,
kebebasan individu sebagai dasar fundamental dalam pelaksanaan
demokrasi. Sebagai konsekwensi dari penerapan system ini,
berkembangnya persaingan bebas, terutama dalam kehidupan
ekonomi yang kuat akan menang, akibatnya kekuatan kapitalis yang
akan menguasai Negara.
Peter L Berger (dalam Kaelan,2007:62), bahwa dalam era global
dewasa ini dengan semangat pasar bebas yang dijiwai oleh filosofis
demokrasi liberal, maka kaum kapitalislah yang berkuasa. Kapitalisme
telah menjadi fenomena global dan dapat mengubah masyarakat
diseluruh dunia baik dalam bidang social, politik maupun kebudayaan.
2. Demokrasi satu partai dan komunisme.

Demokrasi Di Indonesia

a. Priode 1945 1959, masa demokrasi parlementer yang menonjolkan


peranan parlemen serta partai-partai.
b. Priode 1959 1965, masa demokrasi terpimpin.
c. Priode 1966 1998, Masa demokrasi Pancasila era ORBA, yang
merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan system
presidential(koreksi terhadap orde lama).
d. Priode 1999 sampai sekarang, masa demokrasi pancasila era
reformasi, multi partai, keseimbangan eksekutif, legislative, dan
yudikatif.

Pengertian demokrasi dalam UUD 1945

Prinsip pemerintahan berdasarkan kedaulatan rakyat, terkandung dalam


pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi : maka
disusunlah..dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat.
Selain itu dasar pelaksanaan demokrasi Indonesia secara ekplisit tercantum
dalam UUD 45 pasal l ayat (2) yang berbunyi Kedaulatan berada ditangan
rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang Dasar

Hal di atas tercermin, dari pemilihan langsung presiden yang melibatkan


rakyat (pasal 6A ayat (1)); Pemisahan dalam penyelenggaran Negara antara
kekuasaan eksekutif (pasal 4 sd. 16), kekuasaan legislative (pasal 19 sd. 22)
dan kekuasaan judikatif (pasal 24).

Demokrasi Indonesia, merupakan pemerintahan dari rakyat yang harus


sesuai dengan filsafat hidup rakyat yaitu pancasila dan inilah dasar filsafat
demokrasi Indonesia. Yang mengakui kebebasan dan persamaan hak, juga
sekaligus mengakui perbedaan serta keanekaragaman mengingat Indonesia
adalah Bhinneka Tunggal Ika.

Secara filosofis, demokrasi Indonesia berdasarkan pada rakyat, adalah


sebagai asal mula kekuasaan Negara dan sekaligus sebagai tujuan
kekuasaan Negara.

Secara umum dalam suatu pemerintahan yang demokratis mengandung


unsur-unsur :

1. Keterlibatan warga Negara dalam pembuatan keputusan politik.


2. Tingkat persamaan tertentu diantara warga Negara.
3. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai
oleh warganegara.
4. Suatu system perwakilan.
5. Suatu system pemilihan kekuasaan mayoritas.(Kaelan,2007:69).

Dalam Negara yang menganut system demokrasi, selalu ditemukan dua


struktur politik, yaitu :

a. Supra struktur politik.


b. Infra struktur politik.

Menurut UUD 1945, kelengkapan Supra struktur politiknya adalah : MPR,


DPR, DPD, Presiden, MA, BPK, dan MK. Disamping itu ada komisi : KPU dan KY.

Sedangkan di infra struktur politiknya, adalah : Partai politik, golongan (yang


tidak berdasarkan pemilu), golongan penekan, alat kumunikasi politik, dan
tokoh-tokoh politik.

Penjabaran Demokrasi Menurut UUD 1945 dalam system Ketatanegaraan


Indonesia

a. Konsep Kekuasaan
Kekuasaan di tangan rakyat

(1). Pembukaan UUD alinea IV.

(2). Pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945 : Negara yang


berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan (pokok pikiran III).

(3). UUD 1945 pasal 1 ayat (2) : Kedaulatan adalah ditangan rakyat
dan dilakukan menurut undang-undang dasar.

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa


dalam NKRI pemegang kekuasaan tertinggi adalah ditangan rakyat dan
realisasinya diatur dalam UUD.

b. Pembagian Kekuasaan

Pembagian kekuasaan menurut UUD 1945:

(1). Kekuasaan eksekutif, didelegasikan kepada presiden Pasal 4 ayat


(1).

(2). Kekuasaan legislative, didelegasikan kepada presiden dan DPR dan


DPD (pasal 5) ayat 1, pasal 19, dan pasal 22C.

(3). Kekuasaan yudikatif, didelegasikan kepada Mahkamah Agung,


pasal 24 ayat (1).

(4). Kekuasaan Inspektif, atau pengawasan didelegasikan kepada BPK


dan DPR, termuat di pasal 20 ayat (1).

Hal ini sering disebut sebagai Distribution of power, yang merupakan


unsure mutlah dalam Negara demokrasi.

c. Pembatasan Kekuasaan

Mekanisme lima tahunan kekuasaan : Pilpres, pemilu, dua priode


jabatan presiden (pasal 7).

Pembatasan ini meliputi : periode kekuasaan, pengawasan kekuasaan,


dasn pertanggungjawaban kekuasaan.

d. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan menurut UUD 1945
Berdasarkan azas musyawarah untuk mupakat, tetapi apabila tidak
tercapai pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan suara
terbanyak, misalnya pasal 7B ayat (7).
e. Konsep Pengawasan
Dilakukan oleh semua warga Negara, karena kekuasaan adalah
ditangan rakyat.
Secara legal formal pengawasan penyelenggaran Negara dilakukan
oleh DPR.

f. Konsep Partisipasi.
Terdapat pada pasal 27,ayat (1), pasal 28 dan pasal 30 ayat (1).
Ruang Hampa Demokrasi

Ruang hampa demokrasi adalah kondisi ketika sesuatu punya nama


dalam demokrasi seperti rakyat, consensus, suara, kejujuran,
kebebasan, tapi semua hampa makna.
Kata rakyat dimanipulasi dalam mimbar parlemen.
Kata consensus, dibelokkan dalam aneka pasar gelap politik.
Kata suara, diperjualbelikan dalam Mafioso politik.
Kata keadilan dimanipulasi di lembaga peradilan.
Kata kejujuran diparodi di lembaga perpajakan.
Kata trust dilecehkan di lembaga perbankan.

Demokrasi hampa makna menciptakan situasi tanpa harapan,


ketakberdayaan, dan skeptisisme. Ada lembaga perwakilan, tetapi tak
ada keterwakilan; Ada lembaga pengadilan, tetapi tak ada keadilan;
Ada lembaga keamanan, tetapi tak ada rasa aman; Ada lembaga
penjamin, tetapi tak ada jaminan. (the democratic anomaly)
Demokrasi adalah pemberdayaan demos yang memungkinkan
aspirasi, keinginan, dan suara rakyat disuarakan bukan dibungkam.
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GARUT
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Semester/Kelas : II (dua) Managemen/ C /D
Waktu : 90 Menit
Pengajar : H. Rustandi,Drs.
Sartibi Bin Hasyim, Drs, MSi.
Sifat Ujian : Open Book

1. Dalam era reformasi ini, ada beberapa peristiwa yang menjadi isu
nasional, karena peristiwa tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai
Pancasila, mengingkari kebhinekaan dan pluralitas bangsa.
a. Sebutkan secara kongkrit peristiwa tersebut dan jelaskan secara
singkat sesuai dengan pernyataan di atas.
b. Jelaskan menurut saudara , upaya preventif apa yang harus
dilakukan agar peristiwa tersebut tidak terulang lagi.
2. Salah satu dari Tri Gatra adalah gatra kependudukan. Menurut
sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk miskin 31,023 Juta
jiwa atau 13,3%, dengan menggunakan indicator penghasilan Rp.
7000 per hari atau sekitar Rp. 210.000 per bulan.
a. Jelaskan menurut pendapat saudara, apakah penentuan indicator
angka kemiskinan tersebut rasional atau tidak.!
b. Patokan untuk menghitung penduduk miskin terkesan lebih
banyak mempertimbangkan aspek politik, ketimbang hitung-
hitungan ekonomi yang rasional. Jelaskan apa pendapat
saudara tentang pernyataan tersebut.
3. Jelaskan apa dampak dari tingginya angka kemiskinan (13,3%),
pengangguran ( 8%), dan rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi
( 5,5%), terhadap terciptanya Ketahanan Nasional Indonesia.
4. Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan (ATHG), dalam
upaya mewujudkan tujuan nasional, dapat datang dari lingkungan
internal maupun ekternal bangsa. Sebutkan dan jelaskan bebarapa
ATHG yang berasal dari lingkungan internal dan ekternal tersebut.
5. Jelaskan konsep-konsep di bawah ini
a. Politik
b. Taktik
c. Strategi
d. Kebijakan
e. Pembangunan Nasional
f. Globalisasi

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS


GARUT
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan


Semester/Kelas : II (dua)/ C/D
Jurusan : Managemen
Waktu : 90 Menit
Pengajar : H. Rustandi, Drs.
Sartibi Bin Hasyim, Drs., MSi.

1. Sebelum menjadi satu bangsa, Bangsa Indonesia terdiri dari banyak


suku bangsa, mendiami ribuan pulau yang membentang dari
Sabang sampai Meraoke, dari Miangas sampai Rote.
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bangsa
b. Sebutkan dan jelaskan beberapa factor yang mendorong suku-
suku bangsa tersebut berkehendak menjadi satu bangsa yaitu
Indonesia. Dan factor mana yang paling dominan menurut
saudara.
2. Jelaskan proses bangsa yang menegara (dari bangsa Indonesia
menjadi Negara Indonesia).
3. Proses menjadi bangsa dalam wadah NKRI belum final. Proses ini
masih berlangsung dalam rentang waktu yang tidak terbatas.
Sebutkan dan jelaskan ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan (ATHG) yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Berikan
contohnya.
4. Sebutkan dan jelaskan secara singkat landasan ideal,
konstitusional,visional, konseptual dan operasional, didirikannya
Negara Kesatian Republik Indonesia.
5. Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang memiliki system
pemerintahan presidensial bukan Negara federal yang system
pemerintahannya parlementer.
Jelaskan apa perbedaan antara : Negara kesatuan dengan Negara
federal; dan apa pula perbedaan antara system pemerintahan
presidensial dengan parlementer.
6. Seorang penduduk dalam satu Negara dapat memiliki dua
kewarganegaraan atau sebaliknya dapat pula tidak memiliki
kewarganegaraan. Jelaskan mengapa demikian.
7. Sebutkan dan jelaskan beberapa ideology yang dianut oleh Negara
atau golongan di dunia ini. Kemudian bandingkan dengan ideology
pancasila, apakah ideology tersebut cocok diimplementasikan di
Indonesia. Jelaskan dengan menggunakan contoh.

1. Ada beberapa issu global, yang dijadikan sebagai pra syarat


bantuan yang diberikan dunia barat kepada Negara berkembang
antara lain : demokratisasi, lingkungan, gender, dan HAM. Jelaskan
apa pengaruhnya bagi kehidupan bangsa dan Negara Indonesia.

2. Indonesia adalah Negara kesatuan, bukan Negara federal. Coba


saudara jelaskan apa perbedaan signifikan, diantara keduanya.

3. Bangsa Indonesia, terdiri dari banyak suku bangsa. Jelaskan


beberapa factor yang mendorong suku-suku bangsa ini, bertekad
untuk menjadi satu bangsa.

4. Jelaskan hekekat perbedaan antara penduduk, rakyat dan warga


Negara.

5. Dalam kedudukannya sebagai warga Negara Indonesia,


warganegara tersebut mempunyai hak dan kewajiban yang harus
dijalankan. Sebutkan dan jelaskan secara singkat pasal dan ayat
dalam UUD 1945 yang mengatur hak dan kewajiban tersebut.

6. Jelaskan apa perbedaan demokrasi procedural dan demokrasi


substansial, serta jelaskan pula dengan disertai contoh ruang
hampa demokrasi.
Karikatur di atas menggambarkan kondisi Pancasila yang sudah
dilupakan, diabaikan, dan dibiarkan.

Ada beberapa topik yang sekarang sedang hangatnya dibicarakan


di mass media, dan merupakan issu nasional. Issu tersebut antara
lain :

1. Pendidikan Pancasila Dihapus


2. Penanaman Nasionalisme Tanpa Keteladanan
3. Pendidikan Watak
4. Radikalisme
Konsekwensinya pendidikan pancasila dihapus dari semua jenjang
pendidikan (SD sd PT) dan diganti dengan pendidikan kewarganegaraan :
Nilai-nilai pancasila ditinggalkan ( musyawarah, gotong royong, kerukunan
dan toleransi beragama).

Dihapuskannya pendidikan pancasila, merupakan dampak dari kebijakan


pemerintah (politik pancasila) :

1. Tahun 1965, Presiden Soekarno menetapkan system pendidikan


nasional pancasila untuk pendidikan Pra sekolah hingga pendidikan
Tinggi.
2. Tahun 1967 Presiden Soeharto, dalam peringatan hari pendidikan
nasional menegaskan dasar system pendidikan nasional adalah
pancasila.
3. Tahun 1976 mata pelajaran pendidikan Moral Pancasila (PMP) mulai
diajarkan untuk pertama kali di sekolah. Mata pelejaran itu
menggantikan pelajaran civics (kewarganegaraan) yang diajarkan
sebelumnya.
4. Tahun 1978, MPR melalui TAP MPR NO II Tahun 1978, menetapkan
Ekaprasetya Panca Karsa atau Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P4), sebagai pedoman tingkah laku bangsa Indonesia untuk
berprilaku Pancasila dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat.
5. Tahun 1979, Presiden Soeharto membentuk Badan Pembinaan
Pendidikan Pelaksanaan P4 ( BP 7). Lembaga non departemen ini
bertugas merumuskan program nasional pendidikan P4 di masyarakat
dan lembaga pemerintahan.
6. Tahun 1983, pendidikan sejarah perjuangan bangsa (PSPB) mulai
diajarkan di tingkat SD sd. SLTA.
7. Tahun 1994, mulai tahun ajaran 1994/1995 mata pelajaran PMP dan
PSPB disatukan dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewrganegaraan (PPKN).
8. Tahun 2001, untuk menyesuaikan dengan tuntutan dalam
masyarakat, mata pelajaran PPKN diganti dengan PKn.
9. Tahun 2003, Dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003, PKn wajib
diajarkan dari SD sd. PT.
( pasal 37 pancasila bukan lagi muatan wajib seluruh jenjang
pendidikan). UU ini yang menghapuskan pancasila dunia pendidikan.
Dan akibatnya dapat dirasakan, sekarang dalam kehidupan nyata di
masyarakat Indonesia, nilai-nilai pancasila sudah dilupakan, tidak
diperdulikan, dan jauh dari diimplementasikan dalam kehidupan nyata.
Contohnya di bidang politik : musyawarah mupakat tidak lagi
dikedepankan, voting dilakukan dalam setiap pengambilan keputusan
di DPR/DPRD; Proses penentuan wakil rakyat tidak lagi melihat dari
individu yang mewakili pluralitas bangsa, tetapi berdasarkan pilihan
terbanyak, sehingga etnik-etnik tertentu karena populasinya
sedikit/kecil masih belum terwakili. Hal ini menunjukkan sila ke empat
dari pancasila sudah dianggap tidak ada (pancasila tinggal empat sila,
minus sila ke empat).
Belum lagi kehidupan politik yang sarat akan transaksional, pragmatis,
politik uang, sarat akan kepentingan kelompok dan partai melupakan
rakyat yang memilih, korupsi yang dibuat legal yang disiasati dengan
membuat peraturannya, politik dinasti yang menghasilkan oligarkhi
politik, perselingkuhan antara politisi dengan pengusaha mulai dari
proses pemilu sampai dengan proses pembuatan UU, akibatnya para
politisi banyak memiliki utang politik yang harus dibayar dengan
memberikan fasilitas bagi pengusaha dan tim suksesnya, atau menjadi
koruptor untuk melunasi utangnya.

Di bidang ekonomi, pasal 33 UUD 1945, sudah diabaikan. Kepentingan


kesejahteraan rakyat sudah digantikan dengan kesejahteraan para
pemilik modal (capital) baik dalam negri maupun luar negri. Ekonomi
Indonesia mengarah ke liberalism ( Neo Liberalisme).
Kondisi ini dikuatkan oleh politik ekonomi yang mendukungnya (UU
Migas, UU Ketenagakerjaan, UU Penanaman modal asing, Perpres
tentang pembebasan tanah bagi kepentingan pembangunan). Apalagi
anggota DPR sekarang banyak berlatarbelakang pengusaha.
Di bidang social budaya, nilai-nilai pancasila terlihat sudah
ditinggalkan. Kejadian-kejadian di masyarakat menunjukkan hal
tersebut. Contohnya gaya hidup sekarang cenderung hidonis,
konsumtif; toleransi antar umat beragama dan inter umat beragama
sudah luntur, tawuran antar kampong, antar pelajar masih sering
terjadi; nilai-nilai kebhinekaan telah ditinggalkan, unsure kedaerahan
lebih menonjol dari unsur kesatuan nasional; lebih bangga dengan
budaya orang luar disbanding budaya sendiri, lebih bangga makan
burger dari pada gado-gado; Jiwa kebangsaan terkikis oleh nilai-
nilai globalisasi. Bahkan tindakan-tindakan radikal yang
mengatasnamakan agama, sudah lintas Negara. Ada survey yang
berkaitan dengan tindak radikalisme ini :
1. Menurut anda, hal apa yang paling mendorong berkembangnya
ideology radikal bernuansa agama di Indonesia ?

Item Pilihan Jawaban %

1 Lemahnya penegakan hukum 28,0

2 Rendahnya pendidikan dan lapangan kerja 25,2

3 Lemahnya pemahaman ideology Pancasila 14,6

4 Kurang dialog antar umat beragama 13,9

5 Kurangnya pemahaman agama 4,9

6 Ketidakpuasan kepada pemerintah 2,3

7 Kesenjangan ekonomi 1,6

8 Lainnya 3,1
9 Tadak tahu/tidak jawab 6,4

2. Setuju atau tidak anda dengan cara-cara yang dipakai kelompok


radikal untuk mewujudkan keyakinannya ?

Item Pilihan Jawaban %

1 Setuju 7,2

2 Tak setuju 90

3 Tak tahu 2,8

3. Menurut penilaian anda, memadai atau tidak peran pemerintah


mencegah terorisme ?

Item Pilihan Jawaban %

1 Tidak memadai 53,3

2 Mamadai 43,9

3 Tidak tahu 2,8

4. Menurut anda perlu atau tidak perlu penguatan ideology Pancasila


saat ini ?

Item Pilihan Jawaban %

1 Perlu 92,5

2 Tak perlu 5,9

3 Tal tahu 1,6

Jiwa kebangsaan atau nasionalisme, harus dibangun melalui semua


jenjang pendidikan: formal, non formal dan informal. Masalahnya
penanaman nilai-nilai nasionalisme di semua jenjang pendidikan ini
tanpa keteladanan.
Pendidikan karakter dan penanaman nilai-nilai nasionalisme di semua
lini pendidikan, tidak berjalan efektif karena siswa tidak menemukan
sosok teladan. Akibatnya untuk kehidupan nyata mereka lebih
menyakini ideology lain yangf bertolak belakang dengan nilai-nilai
patriotism, nasionalisme, dan pluralism. Contohnya Pemimpin/elite
politik hanya sibuk dengan kepentingan sendiri, golongan, partai, tidak
memberikan teladan dan lupa pada rakyat.

Perlu adanya pendidikan watak. Pendidikan watak intinya : rangkaian


latihan-latihan untuk mengendalikan diri. Ada dua hal yang harus
diketahui :
1. Pengendalian diri untuk melaksanakan apa yang menurut hati
nurani harus dilakukan.
2. Pengendalian diri untuk tak melakukan segala sesuatu yang
menurut hati nurani tak boleh dilakukan.

Dalam istilah agama hal di atas ini, sejalan dengan taqwa.

Pendidikan watak harus spesifik: misalnya Pendidikan wanita,


pendidikan calon manager, pendidikan calon politikus, dll.
Peristiwa Menjelang Lahirnya Negara Republik Indonesia

Bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa yang mendiami banyak


pulau yang dihubungkan dengan lautan. Sebagai gambaran tersebut
dapat dilihat sebagai berikut :

1. Suku bangsa yang mendiami kepulauan Indonesia berjumlah :


10068 suku bangsa.
2. Bahasa daerah yang ada sebanyak : 615 bahasa daerah.
3. Lagu daerah sebanyak : 485 lagu daerah.
4. Luas wilayah Indonesia : 5.193.252 Km2 (darat = pulau-pulau;
udara =tidak terbatas tergantung kemampuan kita untuk
mengamankan atau atas perjanjian internasional; laut = 12 mil dari
daratan ketika laut surut ditambah 200 mil daerah ZEE), ketiga
daerah tersebut merupakan satu kesatuan yang harus diwujudkan
(wawasan nusantara : Tri Gatra (aspek alamiah : geografis,
kekayaan alam, dan penduduk); Panca Gatra (aspek social :
ideology, politik, ekonomi, social budaya dan hankam). Kemampuan
bangsa untuk menjaga, melestarikan, memberdayakan dan
memanfaatkan sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat dan
bangsa, ini akan menimbulkan ketahanan nasional kita sebagai
bangsa. Ketahanan nasional diartikan sebagai kemampuan dan
keuletan suatu bangsa untuk menghadapi ATHG dari dalam maupun
dari luar Negara.
5. Panjang (sabang sd. Meroke) : 5.110 Km
6. Letak geografis : 95 - 141 BT; 6 LU - 11 LS

Kesadaran berbangsa dapat dilacak sejak sebelum proklamasi


kemerdekaan, yaitu :
1. Pendirian Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908
2. Berdirinya himpunan-himpunan yang bersifat kedaerahan (yong
Sumatra, yong java, yong islameten, yong bataksbond, yong
selebes, pemuda betawi, perhimpunan pelajar-pelajar Indonesia)
dan puncaknya terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928 ( rapat
diadakan dua hari : 27 28 Oktober, di Jakarta), didorong antara
lain oleh adanya nilai keinginan kebersamaan dalam: kemauan,
sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kepanduan.
Pada tanggal tersebut dideklarasikan Sumpah Pemuda :
1. Kami putra dan putrid Indonesia mengaku bertumpah darah
yang satu , bangsa Indonesia.
2. Kami putra dan poutri Indonesia mengaku berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.

Tahun 1942 Belanda menyerah pada Jepang.

Tanggal 7 september 1944, janji Jepang : Kemerdekaan Indonesia


dikemudian hari

Tanggal 1 Maret 1945 dibentuk BPUPKI (Dukuritsu Junbi Coosakai),


terdiri dari satu ketua, dua wakil ketua muda, dan 60 anggota.
Termasuk 7 jepang. Ketua BPUPKI : Dr KRT Radjiman
Wedyodiningrat.

Sidang BPUPKI :

1. 29 Mei 1 Juni 1945 (menetapkan Dasar Negara Pancasila)


2. 22 Juni 1945 panitia Sembilan (panitia kecil yang anggotanya
diambil dari anggota BPUPKI) merumuskan Piagam Jakarta, yang
isinya antara lain Pancasila, dengan sila pertama berbunyi :
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi
pemeluk-pemeluknya.
3. 10 juli 16 juli 1945 (menetapkan rancangan UUD 1945)

Tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Jepang di Bom Atom ( Hirosima dan


Nagasaki)
Tanggal 7 Agustus 1945, Jendral Jepang : Terauchi menyatakan :
akan diberi kemerdekaan sebagai anggota kesemakmuran
bersama asia timur raya
Tanggal 9 Agustus 1945 PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) dibentuk, ketua Soekarno dan wakilnya Hatta, Kemudian
hari menjadi Badan Nasional, dan memiliki fungsi :
1. Mewakili seluruh Bangsa Indonesia.
2. Sebagai pembentuk Negara.
3. Berwenang untuk meletakkan dasar Negara.
Tanggal 14 Agustus 1945, jepang kalah perang.
Tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan
Kemerdekaannya, di Jalan penggangsaan Timor no. 56, pada pukul
10 Pagi.
Proklamasi adalah sumber hukum bagi pembentukan Negara
Republik Indonesia.
Arti Proklamasi:
1. Lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Puncak perjuangan pergerakan kemerdekaan berpuluh-puluh
tahun sejak tanggal 20 mei 1908.
3. Titik tolak amanat penderitaan rakyat dan merupakan sejarah
pemerintahan Indonesia bermula.

Tanggal 18 agustus 1945, penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi


Negara. Sebelumnya pagi hari, datang seorang opsir jepang
mewakili daerah Indonesia timur yang membawa berita : apabila
kata ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi
pemeluk-pemeluknya tidak diganti, maka wilayah Indonesia timur
tidak akan ikut dalam Negara NKRI.
Selanjutnya Hatta bersama KH. Wahid Hasym, KI Bagus
hadikusumo, Kasman Singodimedjo, dan teuku Hasan) mencoret
kata tersebut dan menggantikannya dengan Ketuhanan Yang Maha
Esa. Dan juga kata yang terdapat dipasal 29 UUD 1945.
Priode Bangsa Setelah Merdeka

1. Makna keatuan wilayah Indonesia sebagai tanah tumpah darah.


2. Bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia
a. Sebagai bangsa besar
b. Mempunyai maha budaya
c. Identitas bangsa Indonesia (lagu, bendera, bahasa,lambang Negara)
d. Semangat berkorbang untuk bangsa dan Negara
e. Berhasilnya pe4rjungan kemnerdekaan kita.
3. Melindungi dan memelihara lingkungan
4. Mengisi kemerdekaan:
a. Priode 1945 1950 (agresi belanda, DI/TII. Pemberontakan komunis.
System parlementer yang menyimpang dari UUD 45)
b. Priode 1950 1959 (UUDS) (PRRI, permesta, RMS, Pemilu 1955
:bentuk konstituante, dan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 : Bubarkan
konstituante, UUDS tidak berlaku, Memberlakukan kembali UUD 1945;
c. Priode 1959 -1966 ( Orde Lama) (Demokrasi terpimpin, presiden
seumur hidup, PKI berontak, keluar dari PBB, Konfantasi dengan
malaisia).
d. Priode 1967 1998 ( Orde Baru) (SP 11 Maret 1966, loyalitas tunggal
pada pancasila, P4, pelanggaran HAM, Pancasila diarahkan sebagai
ideology yang menguntungkan satu golongan, hak demokrasi
dikekang).
e. Priode 1999 kini (ordr reformasi) (Kebebasan Pers, Demokrasi
poliotik, pancasila penafsirannya tidak jelas, karena setiap permimpin
menafsirkan sendiri).

Anda mungkin juga menyukai