Anda di halaman 1dari 7

2.

1 Ground Patrol
Ground Patrol adalah pekerjaan pemantauan / pemeriksaan ruang bebas (ROW), kondisi
pondasi tower, kondisi lingkungan sekitar tower dan komponen instalasi SUTT/SUTET
lainnya serta pekerjaan pembersihan tapak tower dan ROW sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya. Pekerjaan Ground Patrol dilaksanakan dengan menyusuri sepanjang
jalur SUTT/SUTET tanpa memanjat tower yang dilaksanakan secara terjadwal. Pelaksana
Ground Patrol yang dapat disebut Petugas Ground Patrol (PGP) ini berasal dari pihak luar
PLN (outsourcing) yang dikelola dengan sistem SLA (Service Leval Agreement) jasa
pemborongan pekerjaan pengawasan SUTT/SUTET (Ground Patrol).
Dalam menentukan jumlah dan harga jasa pemborongan pekerjaan pengawasan
SUTT/SUTET serta menentukan interval pengawasan Petugas Ground Patrol (PGP)
maka digunakan kriteria kondisi geografis tower dan kriteria kerawanan jalur
SUTT/SUTET yaitu sebagai berikut:

Tabel 2-1 Standar kriteria geografis tower


Faktor
Geografis Definisi
G1
Tower sulit dicapai dengan kriteria sebagai berikut:
1. Menggunakan alat transportasi khusus, seperti: perahu / sampan.
2. Jalur melewati daerah pegunungan atau tebing curam, tidak dapat
diakses dengan kendaraan bermotor, memerlukan jalan kaki selama
lebih dari 2 jam.
3. Ancaman binatang buas.
G2 Selain kriteria G1

Faktor
Kerawanan Definisi
R1
1. Rawan pencurian komponen saluran transmisi. Pencurian terjadi 2 kali
atau lebih dalam setahun pada jalur SUTT/SUTET yang sama.
2. Rawan kegiatan vandalisme / masalah sosial.
R2 Selain kriteria R1

Untuk menentukan pembobotan biaya digunakan rumus yaitu:


G1 = 1,5 G2
Sedangkan untuk standar Interval pengawasan jalur SUTT/SUTET berdasarkan faktor
kerawanan jalur SUTT/SUTET adalah sebagai berikut:

R1 = jalur SUTT/SUTET diinspeksi kurang dari satu minggu sekali sesuai


keputusan manajer unit setempat.
R2 = jalur SUTT/SUTET diinspeksi setiap seminggu sekali
Jika dianggap perlu untuk mengoptimalkan pengawasan SUTT/SUTET metode Ground
Patrol di suatu unit, maka manajer unit dapat menentukan standar kriteria kerawanan dan
periode inspeksi tersendiri.

2.1.1 Sistem Pelaksanaan Ground Patrol


Poin - poin sistem pelaksanaan Ground Patrol yaitu sebagai berikut:
1. Setiap tiang/ tower dan span tower diperiksa secara periodik minimal 1x
seminggu atau disesuaikan dengan kondisi tingkat kerawanan dan atau
kondisi geografis setempat.
2. Peralatan kerja PGP dan standar kompetensi PGP harus memenuhi syarat
SLA (Service Level Agreement) sesuai yang diatur oleh PLN.
3. Kriteria penyedia jasa pemborongan pekerjaan pengawasan SUTT/SUTET
harus memenuhi syarat SLA (Service Level Agreement) sesuai yang diatur
oleh PLN.
4. Laporan Pelaksanaan Pekerjaan dan Sanksi kepada Pelaksana Jasa
Pemborongan sesuai dengan SLA (Service Level Agreement) yang diatur
oleh PLN.
5. Metode Ground Patrol dilaksanakan oleh 2 pihak yaitu pihak eksternal dan
pihak internal. Setiap pihak mempunyai beberapa level tingkatan dan
tugasnya masing-masing. Sistem pelaksanaan Ground Patrol dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.

Gambar 2-1 Sistem Pelaksanaan Ground Patrol dan pembagian tugasnya

Keterangan:
- Penanggung jawab setiap level disesuaikan dengan proses bisnis Ground
Patrol masing-masing unit wilayah PLN. Tiap-tiap unit wilayah PLN
menerjemahkan tugas dan tanggung jawab tersebut ke dalam struktur
organisasi di masing-masing unit.
- Pada pihak Eksternal (Luar PLN), posisi level 2 (Koordinator PGP) dapat
diisi oleh Koordinator PGP atau Supervisor PGP sesuai dengan proses
bisnis Ground Patrol masing-masing unit PLN.
- Pada pihak Internal (PLN), posisi level 1 (Pengawasan) atau dapat disebut
pengawas pekerjaan dapat diisi oleh Supv. JARGI, Supv. Har Tragi,
Koordinator GI atau Supv. Operasi sesuai dengan proses bisnis Ground
Patrol masing-masing unit PLN.
- Pada pihak Internal (PLN), posisi level 2 (Tindak Lanjut) dapat diisi oleh
Asman Pemeliharaan, Asman Penyaluran atau Manajer Tragi sesuai dengan
proses bisnis Ground Patrol masing-masing unit PLN.
- Pada pihak Internal (PLN), posisi level 3 (Evaluasi) dapat diisi oleh Asman
Renev atau Asman Enjiniring sesuai dengan proses bisnis Ground Patrol
masing-masing unit PLN.

1. Metode Ground Patrol harus mempunyai sistem monitoring yang bertujuan untuk
mempermudah pengawasan kinerja Petugas Ground Patrol. Saat ini PLN
merekomendasikan sistem monitoring PGP dengan aplikasi Srintami (Sistem Rute
Inspeksi Transmisi) menggunakan Smart Phone berbasis Android dengan fitur GPS
dan Glonass. Aplikasi Srintami merupakan hasil inovasi PT PLN (Persero) P3B Jawa
Bali APP Surabaya dalam upaya peningkatan kualitas SLA (Service Level
Agreement) pengawasan SUTT/SUTET. Aplikasi Srintami dibentuk setelah evaluasi
dari sistem monitoring yang sudah ada seperti metode patuh waktu, gesek karbon,
rotasi gembok, barcode dan GPS dianggap belum optimal dalam memastikan PGP
benar-benar melaksanakan inspeksi ke lokasi towe/ span tower dengan periode yang
telah ditentukan dan belum dapat memastikan keakuratan hasil inspeksi yang sesuai
kondisi riil di lapangan. Aplikasi Srintami terdiri dari 3 komponen/ aplikasi yaitu:
Srintami Mobile, Srintami Client dan Srintami Server.

a. PGP melakukan inspeksi di tower menggunakan Smart Phone yang sudah


terinstall aplikasi Srintami Mobile dengan radius maksimal 50 meter dari tower.
Jika posisi PGP lebih dari 50 meter, maka aplikasi tidak dapat dibuka dan PGP
tidak dapat melaksanakan inspeksi. Sehingga PGP dituntut benar-benar
melaksanakan inspeksi di lokasi tower. Kemuadian jika terdapat kondisi
abnormal/ anomali maka hasil inspeksi anomali harus disertai foto dokumentasi
anomali tersebut, jika tidak disertai foto maka anomali tidak akan tercatat. Berikut
ini adalah contoh tampilan aplikasi Srintami Mobile.

Setelah melaksanakan inspeksi, PGP atau Koordinator PGP membawa data


inspeksi ke Kantor GI / Tragi untuk upload data ke aplikasi srintami client di PC
(Personal Computer) Gardu Induk melalui koneksi USB.

Setelah data inspeksi dan foto dokumentasi terkumpul di Srintami Client maka
data tersebut ditransfer ke Srintami Server dengan koneksi LAN (Local Area
Network). Output dari aplikasi Srintami yaitu: data rekap hasil inspeksi PGP dan
foto serta grafiknya, waktu dan frekuensi inspeksi PGP, durasi inspeksi dan
absensi PGP. Laporan tersebut dapat diakses melalui PC lain yang terhubung
via LAN ke server menggunakan browser.

2.1.2 Tugas dan Tanggung Jawab


Tugas dan tanggung jawab Petugas Ground Patrol yaitu sebagai berikut:
1. Melakukan pemeriksaan komponen-komponen SUTT/SUTET antara lain sebagai
berikut:
1) Stub
2) Chimney / Kepala pondasi
3) Halaman Tower
4) Member/ Besi Siku/ Bracing

5) Plat sambungan rangka


6) Mur dan Baut Tower
7) Cat / Galvanisasi
8) Pengelasan *
9) Baut panjat
10) Penghalang panjat (ACD /
Anti Climbing Device)
11) Plat rambu bahaya
12) Plat informasi tower
13) Kawat Grounding *
14) Insulator
15) Arching Horn
16) Konduktor
17) Jumper Konduktor
18) Spacer pada penghantar *
19) Spacer pada jumper konduktor *
20) Aviation Lamp *
21) Bola Rambu *
22) Lampu Indikator Tower *
23) Kawat tanah / GSW / OPGW
24) Jumper GSW
25) Vibration Damper
26) Patok batas tanah tapak tower
27) ROW
28) Jejaring pengaman / vangnet *
29) TLA (Transmission Line Arrester)
*
30) Sealing End Kabel (Tower
Transisi SUTT-SKTT) *

1. Mengisi check list Ground Patrol yang terdiri dari checklist mingguan dan
checklist triwulan sesuai dengan kondisi SUTT/SUTET yang sebenarnya.
Checklist Ground Patrol mingguan dan triwulan dapat dilihat pada Buku
Pedoman Pemeliharaan Saluran Udara Tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi.
2. Melaporkan hasil inspeksi tower kepada Koordinator Petugas Ground Patrol 1x
seminggu dan dalam kondisi normal PGP melaporkan hasil pemeriksaan secara
lisan 1x / hari.
3. Membuat foto dokumentasi tower-tower yang diinspeksi dan foto dokumentasi
kondisi abnormal yang ditemukan dan dilampirkan pada laporan Ground Patrol.
4. Menjaga kebersihan halaman tapak tower.
5. Melakukan penebangan/ pemangkasan pohon/ tumbuhan yang masuk dalam
daerah bebas/ ROW dan yang tidak menimbulkan ganti rugi dengan pengawasan
dari pihak PLN.
6. Melakukan penebangan/ pemangkasan pohon/ tumbuhan di luar ROW yang
berpotensi menimbulkan gangguan dan yang tidak menimbulkan ganti rugi
dengan pengawasan dari pihak PLN.

7. Bila Petugas Ground Patrol menemukan kondisi khusus/ emergency seperti


tanah tapak tower longsor, besi siku kaki tower bengkok/ putus, konduktor putus,
tower roboh dll, maka PGP harus melaporkan secara lisan selambat-lambatnya 1
jam setelah diketahui dan dilengkapi dengan data yang rinci dan akurat disertai
foto kondisi maksimum 1x24 jam kepada koordinator PGP dan pengawas
pekerjaan/ Direksi Pekerjaan.
8. Mencegah dan segera melaporkan kepada Koordinator PGP dan Pengawas
Pekerjaan PLN jika terdapat kegiatan yang berada didalam ruang bebas
SUTT/SUTET seperti bermain layang-layang, kegiatan olahraga, mendirikan
bangunan, mendirikan antena radio, dll.
9. Membantu pihak Internal (PLN) dalam melaksanakan perbaikan/ penggantian
komponen SUTT/SUTET seperti besi siku tower atau kawat grounding yang
hilang/ rusak atau melaksanakan pencarian penyebab gangguan SUTT/SUTET.
10. Memeriksa dan melakukan pendekatan yang baik kepada penduduk setempat
untuk menghentikan pemotongan tanaman tumbuh oleh yang diperkirakan akan
menimpa konduktor atau kegiatan lain yang dapat membahayakan
SUTT/SUTET, kemudian segera mencatat dan melaporkan kepada Koordinator
PGP dan Pengawas Pekerjaan.

Tugas dan tanggung jawab Koordinator Petugas Ground Patrol yaitu sebagai berikut:
1. Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan kualitas
pekerjaan Petugas Ground Patrol.
2. Merekap hasil inspeksi PGP (checklist dan foto dokumentasi).
3. Membuat laporan Ground Patrol dan melaporkannya ke pengawas pekerjaan
dan Direksi Pekerjaan setiap 1 bulan.
4. Mengkoordinir dan mengatur jadwal pelaksanaan pekerjaan Petugas Ground
Patrol baik untuk pekerjaan rutin atau sesuai permintaan pihak PLN.

3.2 Asesmen Ancaman Kondisi Pondasi


Asesmen ancaman kondisi pondasi adalah penilaian kondisi tower dilihat dari pondasi
tower. Asesmen ini dibagi 2 yaitu asesmen ancaman kondisi pondasi tower tipe Lattice
dan asesmen ancaman kondisi pondasi tower tipe Steel Pole.
3.2.1 Asesmen Ancaman Kondisi Pondasi Tower Lattice
Pemeriksaan dalam asesmen ini terdiri dari 3 komponen yaitu Stub, Chimney dan Balok
Kopel. Standar asesmen ancaman kondisi pondasi untuk tower Lattice dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 3-2 Standar asesmen ancaman kondisi pondasi tower Lattice

NO KOMPONEN PEMERIKSAAN NILAI


1
STUB
Kelainan pada salah satu kaki stub (Bengkok, defleksi, dsb). 50
2 Ada perubahan jarak antar kaki, diagonal dan level. 50
3 Korosi pada permukaan. 10
4 Warna galvanis sudah berubah (hitam). 5
5 Ada air, tanah, jerami dengan jarak kurang dari 10 cm dari
permukaan chimney. 5
6 Korosi dan penipisan dimensi. 15
7
CHIMNEY
Pecah / Gompal sampai terlihat tulangan. 40
8 Retak. 30
9 BALOK
KOPEL* Pecah. 10

Keterangan: *) jika ada


Untuk memperjelas tabel diatas, contoh gambar kondisi sesuai tabel diatas dapat dilihat
pada lampiran. Penilaian asesmen ancaman kondisi pondasi tower Lattice sesuai tabel
diatas dilakukan dengan pemeriksaan secara visual dan atau pengukuran lalu mengisi
checklist asesmen ancaman kondisi pondasi tower Lattice seperti gambar dibawah ini
(untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran).

Dari hasil asesmen ancaman kondisi pondasi tower Lattice, maka didapat rekomendasi
tindak lanjut berupa pemantauan dan perbaikan. Standar tindak lanjut pemantauan
berdasarkan nilai ancaman adalah sebagai berikut:
31-60 : pemantauan rutin bulanan
> 60 : pemantauan rutin harian
Sedangkan untuk standar tindak lanjut perbaikan yaitu:
0-30 : aman
31-60 : waspada (lakukan perbaikan apabila diperlukan, maksimal 6 bulan)
> 60 : kritis (lakukan perbaikan maksimal 1 bulan)

3.2.2 Asesmen Ancaman Kondisi Pondasi Tower Steel Pole


Pemeriksaan dalam asesmen ini terdiri dari 2 komponen yaitu Chimney dan Angkur.
Standar asesmen ancaman kondisi pondasi untuk tower Steel Pole dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 3-3 Standar asesmen ancaman kondisi pondasi tower steel pole
NO KOMPONEN PEMERIKSAAN BOBOT
1
ANGKUR
Mur Kurang Kencang 50
2 Terjadi korosi dan penipisan dimensi 40
3 Korosi pada permukaan 15
4 Warna galvanis sudah berubah (hitam) 10
5 Drat Kurang Panjang (min 2 ulir) 10
6
CHIMNEY
Pecah/ Gompal sampai terlihat tulangan 30
7 Retak 20

Untuk memperjelas tabel diatas, contoh gambar kondisi sesuai tabel diatas dapat dilihat
pada lampiran. Penilaian asesmen ancaman kondisi pondasi tower Steel Pole sesuai
tabel diatas dilakukan dengan pemeriksaan secara visual lalu mengisi checklist asesmen
ancaman kondisi pondasi tower Steel Pole seperti gambar dibawah ini (untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada lampiran).
Dari hasil asesmen ancaman kondisi pondasi tower Steel Pole, maka didapat
rekomendasi tindak lanjut berupa pemantauan dan perbaikan. Standar tindak lanjut
pemantauan berdasarkan nilai ancaman adalah sebagai berikut:
31-60 : pemantauan rutin bulanan
> 60 : pemantauan rutin harian
Sedangkan untuk standar tindak lanjut perbaikan yaitu:
0-30 : aman
31-60 : waspada (lakukan perbaikan apabila diperlukan, maksimal 6 bulan)
> 60 : kritis (lakukan perbaikan maksimal 1 bulan)

ASESMEN KONDISI KOMPONEN SUTT/SUTET


Asesmen kondisi komponen SUTT/SUTET terdiri dari 6 sub sistem yaitu: Current
Carrying, Insulation, Structure, Junction, Protection dan Monitoring. Sub sistem Current
Carrying, Insulation, Structure dan Junction bersifat primary, sedangkan sub sistem
Protection dan Monitoring bersifat secondary. Asesmen ini dilaksanakan setelah
mendapat inputan kondisi abnormal dari laporan hasil inspeksi Ground Patrol atau Climb
Up Inspection yang periodenya sesuai yang diatur pada SK Dir 114.K/DIR/2010 tentang
Buku Pedoman Pemeliharaan Saluran Udara Tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi. Dalam
asesmen ini untuk menentukan prioritas penanganan dan rekomendasi tindak lanjut,
maka diperlukan jenis dan index kondisi komponen SUTT/SUTET. Berdasarkan standar
dari berbagai sumber maka jenis kondisi komponen SUTT/SUTET dibagi menjadi 3 yaitu

Anda mungkin juga menyukai