Anda di halaman 1dari 47

ISO 9000:2005 ISO 9000:2005

QUALITY MANAGEMENT SYSTEMS SISTEM MANAJEMEN MUTU


FUNDAMENTALS AND VOCABULARY DASAR DASAR DAN KOSAKATA

Introduction Pendahuluan

0.1 General 0.1 Umum

The ISO 9000 family of standards listed below has Kelompok standar ISO 9000 dalam daftar di bawah
been developed to assist organizations, of all types telah dikembangkan untuk membantu organisasi, dari
and sizes, to implement and operate effective quality semua jenis dan ukuran, untuk menerapkan dan
management systems. mengoperasikan sistem manajemen mutu yang
efektif.

- ISO 9000 describes fundamentals of quality man- - ISO 9000 menguraikan dasar-dasar sistem
agement systems and specifies the terminology for manajemen mutu dan merincikan istilah bagi sistem
quality management systems. manajemen mutu.

- ISO 9001 specifies requirements for a quality man- - ISO 9001 merinci persyaratan dalam sistem
agement system where an organization needs to manajemen mutu, bila organisasi perlu menun-
demonstrate its ability to provide products that fulfil jukkan kemampuannya dalam menyediakan produk
customer and applicable regulatory requirements yang memenuhi persyaratan pelanggan dan
and aims to enhance customer satisfaction. peraturan yang berlaku serta meningkatkan
kepuasan pelanggan.

- ISO 9004 provides guidelines that consider both the - ISO 9004 menyediakan panduan yang mempertim-
effectiveness and efficiency of the quality manage- bangkan baik keefektifan maupun efisiensi sistem
ment system. The aim of this standard is improve- manajemen mutu. Sasaran Standar ini adalah
ment of the performance of the organization and perbaikan kinerja organisasi dan kepuasan
satisfaction of customers and other interested par- pelanggan dan pihak berkepen-tingan lainnya.
ties.

- ISO 19011 provides guidance on auditing quality and - ISO 19011 memberi panduan tentang pengauditan
environmental management systems. sistem manajemen mutu dan lingkungan.

Together they form a coherent set of quality manage- Ke empat standar tersebut membentuk satu
ment system standards facilitating mutual understand- keterpaduan standar sistem manajemen mutu yang
ing in national and international trade. memfasilitasi saling pengertian dalam perdagangan
nasional dan internasional.

0.2 Quality management principles 0.2 Prinsip manajemen mutu

To lead and operate an organization successfully, it Untuk memimpin dan mengoperasikan sebuah
is necessary to direct and control it in a systematic organisasi dengan berhasil, perlu untuk mengarahkan
and transparent manner. Success can result from dan mengendalikannya dengan cara sistematis dan
implementing and maintaining a management sys- transparan. Keberhasilan dapat tercapai dari
tem that is designed to continually improve perfor- implementasi dan pemeliharaan sistem manajemen
mance while addressing the needs of all interested yang didesain untuk selalu memperbaiki kinerja
parties. Managing an organization encompasses qual- sambil menanggapi kebutuhan semua pihak
ity management amongst other management disci- berkepen-tingan. Pengelolaan organisasi mencakup
plines. manajemen mutu di antara disiplin manajemen yang
lainnya.

Eight quality management principles have been iden- Telah diidentifikasi delapan dasar manajemen mutu
tified that can be used by top management in order to yang dapat dipakai oleh pimpinan puncak untuk
lead the organization towards improved performance. memimpin organisasi ke arah perbaikan kinerja.

1
a) Customer focus a) Fokus pada pelanggan

Organizations depend on their customers and there- Organisasi bergantung pada pelanggannya dan
fore should understand current and future customer karenanya hendaknya memahami kebutuhan kini dan
needs, should meet customer requirements and strive mendatang dari pelanggannya, hendaknya memenuhi
to exceed customer expectations. dan berusaha melebihi harapan pelanggan.

b) Leadership b) Kepemimpinan

Leaders establish unity of purpose and direction of Pemimpin menetapkan kesatuan tujuan dan arah
the organization. They should create and maintain the organisasi. Mereka hendaknya menciptakan dan
internal environment in which people can become fully memelihara lingkungan internal tempat orang dapat
involved in achieving the organization's objectives. melibatkan dirinya secara penuh dalam pencapaian
sasaran organisasi.

c) Involvement of people c) Pelibatan orang

People at all levels are the essence of an organiza- Orang pada semua tingkatan adalah inti sebuah
tion and their full involvement enables their abilities organisasi dan pelibatan penuh mereka memungkin-
to be used for the organization's benefit. kan kemampuannya dipakai untuk manfaat
organisasi.

d) Process approach d) Pendekatan proses

A desired result is achieved more efficiently when Hasil yang dikehendaki tercapai lebih efisien bila
activities and related resources are managed as a kegiatan dan sumber daya terkait dikelola sebagai
process. suatu proses.

e) System approach to management e) Pendekatan sistem pada manajemen

Identifying, understanding and managing interrelated Mengidentifikasi, memahami dan mengelola proses
processes as a system contributes to the yang saling terkait sebagai sistem memberi
organization's effectiveness and efficiency in achiev- sumbangan untuk keefektifan dan efisiensi organisasi
ing its objectives. dalam mencapai sasarannya.

f) Continual improvement f) Perbaikan berkesinambungan (kontinual)

Continual improvement of the organization's overall Perbaikan berkesinambungan organisasi secara


performance should be a permanent objective of the menyeluruh hendaknya dijadikan sasaran tetap dari
organization. organisasi.

g) Factual approach to decision making g) Pendekatan fakta pada pengambilan keputusan

Effective decisions are based on the analysis of data Keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data
and information. dan informasi.

h) Mutually beneficial supplier relationships. h) Hubungan yang saling menguntungkan dengan


pemasok

An organization and its suppliers are interdependent Sebuah organisasi dan pemasoknya saling
and a mutually beneficial relationship enhances the bergantung dan suatu hubungan yang saling
ability of both to create value. menguntungkan meningkatkan kemampuan
keduanya untuk menciptakan nilai.

These eight quality management principles form the Delapan prinsip manajemen mutu tersebut
basis for the quality management system standards merupakan dasar bagi standar sistem mana-jemen
within the ISO 9000 family. mutu dalam kelompok ISO 9000.

2
Quality management systems - Fundamentals and Sistem manajemen mutu - Dasar-dasar dan
vocabulary kosakata

1 Scope 1 Lingkup

This International Standard describes fundamentals Standar ini menguraikan dasar-dasar sistem
of quality management systems, which form the sub- manajemen mutu, yang merupakan subjek kelompok
ject of the ISO 9000 family, and defines related terms. ISO 9000, dan menetapkan istilah terkait.

This International Standard is applicable to the fol- Standar ini berlaku bagi yang berikut:
lowing:

a) organizations seeking advantage through the imple- a) organisasi yang menginginkan keunggulan melalui
mentation of a quality management system; implementasi suatu manajemen mutu,

b) organizations seeking confidence from their sup- b) organisasi yang menginginkan keyakinan dari
pliers that their product requirements will be satis- pemasoknya bahwa persyaratan mereka akan
fied; dipenuhi,

c) users of the products; c) pemakai produk,

d) those concerned with a mutual understanding of d) mereka yang berkepentingan dengan saling
the terminology used in quality management (e.g. pengertian dari istilah yang dipakai dalam
suppliers, customers, regulators); manajemen mutu (misalnya pemasok, pelanggan,
pengatur),

e) those internal or external to the organization who e) mereka yang di dalam atau di luar organisasi yang
assess the quality management system or audit it mengases sistem manajemen mutu atau
for conformity with the requirements of ISO 9001 mengauditnya untuk kesesuaian pada persyaratan
(e.g. auditors, regulators, certification/registration ISO 9001 (misalnya auditor, regulator, lembaga
bodies); sertifikasi/registrasi),

f) those internal or external to the organization who f) mereka yang di dalam atau di luar organisasi yang
give advice or. training on the quality management memberi saran atau pelatihan tentang sistem
system appropriate to that organization; manajemen mutu yang sesuai bagi organisasi itu,

g) developers of related standards. g) pengembang standar terkait.

2 Fundamentals of quality management systems 2 Dasar-dasar sistem manajemen mutu

2.1 Rationale for quality management systems 2.1 Alasan dasar sistem manajemen mutu

Quality management systems can assist orga Sistem manajemen mutu dapat membantu organisasi
nizations in enhancing customer satisfaction Custom- dalam meningkatkan kepuasan pelanggan.
ers require products with characteristics that satisfy Pelanggan menghendaki produk dengan karakteristik
their needs and expectations. These needs and ex- yang memuaskan kebutuhan dan harapan mereka.
pectations are expressed in product specifications and Kebutuhan dan harapan ini dinyatakan dalam
collectively referred to as customer requirements. spesifikasi produk dan bersama-sama dinamakan
Customer requirements may be specified contractu- persyaratan pelanggan. Persyaratan pelanggan dapat
ally by the customer or may be determined by the ditentukan melalui kontrak oleh pelanggan atau dapat
organization itself. In either case, the customer ulti- ditetapkan oleh organisasi sendiri. Dalam kedua hal
mately determines the acceptability of the product. itu, akhirnya pelanggan menetapkan keberterimaan
Because customer needs and expectations are produk. Karena kebutuhan dan harapan pelanggan
changing, and because of competitive pressures and berubah, dan karena tekanan persaingan dan
technical advances, organizations are driven to im- kemajuan teknik, organisasi didorong untuk selalu
prove continually their products and processes. memperbaiki produk dan prosesnya.

3
The quality management system approach encour- Pendekatan sistem manajemen mutu mengajak
ages organizations to analyse customer requirements, organisasi untuk menganalisis persyaratan
define the processes that contribute to the achieve- pelanggan, menetapkan proses yang memberi
ment of a product which is acceptable to the customer, sumbangan bagi pencapaian produk yang berterima
and keep these processes under control. A quality bagi pelanggan, dan menjaga prosesproses ini
management system can provide the framework for terkendali. Suatu sistem manajemen mutu dapat
continual improvement to increase the probability of memberi kerangka kerja bagi perbaikan berlanjut dan
enhancing customer satisfaction and the satisfaction meningkatkan kemungkinan peningkatan kepuasan
of other interested parties. It provides confidence to pelanggan dan kepuasan pihak berkepentingan lain
the organization and its customers that it is able to Sistem manajemen mutu memberi keyakinan pada
provide products that consistently fulfil requirements. organisasi dan pelanggannya bahwa sistem di atas
mampu memberikan produk yang konsisten
memenuhi persyaratan.

2.2 Requirements for quality management sys- 2.2 Persyaratan sistem manajemen mutu dan
tems and requirements for products persyaratan bagi produk

The ISO 9000 family distinguishes between require- Kelompok ISO 9000 membedakan antara per-
ments for quality management systems and require- syaratan sistem manajemen mutu dan persyaratan
ments for products. produk.

Requirements for quality management systems are Persyaratan sistem manajemen mutu dirincikan
specified in ISO 9001. Requirements for quality man- dalam ISO 9001. Persyaratan sistem manajemen
agement systems are generic and applicable to or- mutu generik dan berlaku bagi organisasi dalam
ganizations in any industry or economic sector regard- industri atau sektor ekonomi mana pun tidak
less of the offered product category. ISO 9001 itself bergantung pada kategori produk yang ditawarkan.
does not establish requirements for products. ISO 9001 sendiri tidak menetapkan persyaratan
produk.

Requirements for products can be specified by cus- Persyaratan produk dapat diperinci oleh pelanggan
tomers or by the organization in anticipation of cus- atau oleh organisasi sebagai antisipasi persyaratan
tomer requirements, or by regulation. The require- pelanggan, atau oleh regulasi. Persyaratan produk
ments for products and in some cases associated dan dalam beberapa hal proses terkait dapat
processes can be contained in, for example, techni- dituangkan dalam, misalnya, spesifikasi teknik,
cal specifications, product standards, process stan- standar produk, standar proses, kesepakatan dengan
dards, contractual agreements and regulatory require- kontrak dan persyaratan peraturan.
ments.

2.3 Quality management systems approach 2.3 Pendekatan sistem manajemen mutu

An approach to developing and implementing a qual- Pendekatan pada penyusunan dan pengimple
ity management system consists of several steps in- mentasian suatu sistem manajemen mutu terdiri dari
cluding the following: beberapa langkah termasuk yang berikut:

a) determining the needs and expectations of cus- a) menentukan kebutuhan dan harapan pelanggan
tomers and other interested parties; dan pihak lain yang berkepen-tingan;

b) establishing the quality policy and quality objec- b) menetapkan kebijakan mutu dan sasaran mutu
tives of the organization; organisasi;

c) determining the processes and responsibilities c) menentukan proses dan tanggung jawab yang
necessary to attain the quality objectives; diperlukan untuk mencapai sasaran mutu;

d) determining and providing the resources neces- d) menentukan dan menyediakan sumber daya yang
sary to attain the quality objectives; diperlukan untuk mencapai sasaran mutu;

e) establishing methods to measure the effectiveness e) menetapkan metode untuk mengukur keefektifan
and efficiency of each process; dan efisiensi tiap proses;
4
f) applying these measures to determine the effec- f) menerapkan pengukuran ini untuk menentukan
tiveness and efficiency of each process; keefektifan dan efisiensi tiap proses;

g) determining means of preventing non-conformities g) menentukan sarana pencegahan ketidaksesuaian


and eliminating their causes; dan penghilangan penyebabnya;

h) establishing and applying a process for continual h) menetapkan dan menerapkan proses perbaikan
improvement of the quality management system. berkesinambungan dari sistem manajemen mutu.

Such an approach is also applicable to maintaining Pendekatan seperti itu juga dapat diterapkan untuk
and improving an existing quality management sys- memelihara dan memperbaiki sistem manajemen
tem. mutu yang ada.

An organization that adopts the above approach cre- Sebuah organisasi yang mengadop pendekatan di
ates confidence in the capability of its processes and atas menciptakan keyakinan dalam kemampuan
the quality of its products, and provides a basis for prosesnya dan mutu produknya, dan memberi dasar
continual improvement. This can lead to increased bagi perbaikan berkesinam-bungan. Ini dapat
satisfaction of customers and other interested par- menjurus ke peningkatan kepuasan pelanggan dan
ties and to the success of the organization. pihak lain yang berkepentingan dan pada
keberhasilan organisasi.

2.4 The process approach 2.4 Pendekatan proses

Any activity, or set of activities, that uses re sources Kegiatan, atau sejumlah kegiatan apa pun, yang
to transform inputs to outputs can be considered as a memakai sumber daya untuk mengubah masukan
process. menjadi keluaran dapat dianggap sebagai proses.

For organizations to function effectively, they have to Bagi organisasi untuk berfungsi efektif, ia harus
identify and manage numerous interre lated and in- mengetahui dan mengelola banyak proses yang
teracting processes. Often, the out put from one pro- saling berkaitan dari berinteraksi. Acap kali keluaran
cess will directly form the input into the next process. dari satu proses akan langsung menjadi masukan ke
The systematic identifica tion and management of the proses berikutnya. Identifikasi dan manajemen secara
processes em ployed within an organization and par- sistematis dari proses yang digunakan dalam
ticularly the interactions between such processes is organisasi dan pada khususnya interaksi antara
referred to as the "process approach". prosesproses seperti itu dikenal sebagai "pendekatan
proses".

The intent of this International Standard is to encour- Maksud standar ini adalah untuk menggalakkan
age the adoption of the process approach to manage adopsi pendekatan proses untuk mengelola sebuah
an organization. organisasi.

Figure 1 illustrates the process-based quality man- Gambar 1 menggambarkan sistem manajemen mutu
agement system described the ISO 9000 family of berdasarkan proses yang diuraikan dalam kelompok
standards. This illustration shows that interested par- standar ISO 9000. Gambar itu menunjukkan bahwa
ties playa significant role in providing inputs to the pihak berkepentingan memainkan peran berarti dalam
organization. Monitoring the satisfaction of interested memberikan masukan pada organisasi. Pemantauan
parties requires the evaluation of information relating kepuasan pihak berkepentingan menghendaki
to the perception of interested parties as to the extent evaluasi informasi yang berkaitan dengan persepsi
to which their needs and expectations have been met. pihak berkepentingan tentang sejauh mana
The model shown in Figure 1 does not show pro- kebutuhan dan harapan mereka telah dipenuhi. Model
cesses at a detailed level. yang ditunjukkan dalam Gambar 1 tidak menunjukkan
proses pada tingkat rinci.

2.5 Quality policy and quality objectives 2.5 Kebijakan mutu dan sasaran mutu

Quality policy and quality objectives are estab lished Kebijakan mutu dan sasaran mutu ditetapkan untuk
to provide a focus to direct the organiza tion. Both memberikan fokus perhatian untuk mengarahkan

5
determine the desired results and as sist the organi- organisasi. Keduanya menentukan hasil yang
zation to apply its resources to achieve these results. diinginkan dan membantu organisasi dalam
The quality policy provides a framework for estab- penggunaan sumber dayanya untuk mencapai hasil
lishing and reviewing quality objectives. The quality ini. Kebijakan mutu memberi kerangka kerja bagi
objectives need to be consistent with the quality policy penetapan dan peninjauan sasaran mutu. Sasaran
and the commitment to continual improvement, and mutu perlu konsisten dengan kebijakan mutu dan
their achievement needs to be measurable. The konsisten dengan perbaikan berkesinambungan, dan
achievement of quality objectives can have a positive pencapaiannya perlu terukur. Pencapaian sasaran
impact on product quality, operational effectiveness mutu dapat berdampak positif pada mutu produk,
and financial performance and thus on the satisfac- keefektifan operasional dan kinerja keuangan dan
tion and confidence of interested parties. dengan demikian pada kepuasan dan keyakinan
pihak berkepentingan.

6
Continual improvement of
the quality management system

Management
responsibility

Customer
(and other Customer
Resource Measurement, (and other
interested analysis and
parties) management interested
improvement
parties)

Input Product Output


Requirements Product Satisfaction
realization

Key

Value-adding activities

Informtion flow

NOTE Stalements in parentheses do not apply to ISO 9001

Figure - Model of a process-based quality management system

7
Perbaikan berkesinambungan sistem manajemen mutu

Tanggung jawab Pelanggan


manajemen (dan pihak
Pelanggan lain yang
(dan pihak berkepen
lain yang tingan)
berkepen
tingan) Pengukuran,
Manajemen analisis dan
sumber daya perbaikan

Kepuasan
Persyaratan Masukan Keluar
Realisasi Produk
produk

Kunci

Value-adding activities

Informtion flow

CATATAN Pernyataan dalam kurung tidak berlaku pada SNI 19-9001

Gambar 1 - Model sistem manajemen mutu berdasarkan proses

8
2.6 Role of top management within the quality 2.6 Peran pimpinan puncak dalam sistem
management system manajemen mutu

Through leadership and actions, top management can Melalui kepemimpinan dan tindakan, pimpinan
create an environment where people are fully involved puncak dapat menciptakan suatu lingkungan tempat
and in which a quality management system can op- orang dilibatkan sepenuhnya dan di dalamnya sistem
erate effectively. The quality management principles manajemen mutu dapat dioperasikan secara efektif.
(see 0.2) can be used by top management as the Prinsip manajemen mutu (lihat 0.2) dapat dipakai oleh
basis of its role, which is as follows: pimpinan puncak sebagai dasar bagi perannya, yang
adalah seperti berikut:

a) to establish and maintain the quality policy and a) untuk menetapkan dan memelihara kebijakan mutu
quality objectives of the organization; dan sasaran mutu organisasi;

b) to promote the quality policy and quality ob jectives b) untuk mempromosikan kebijakan mutu dan
throughout the organization to increase aware- sasaran mutu di seluruh organisasi untuk
ness, motivation and involvement; meningkatkan kesadaran, motivasi dan pelibatan;

c) to ensure focus on customer requirements through- c) untuk memastikan fokus perhatian pada
out the organization; persyaratan pelanggan di seluruh organisasi;

d) to ensure that appropriate processes are imple- d) untuk memastikan bahwa proses yang sesuai
mented to enable requirements of customers and diterapkan dan memungkinkan persyaratan
other interested parties to be fulfilled and quality pelanggan dan pihak lain yang berkepentingan
objectives to be achieved; dipenuhi dan sasaran mutu dicapai;

e) to ensure that an effective and efficient quality e) untuk memastikan bahwa suatu sistem manajemen
management system is established, implemented mutu yang efektif dan efisien telah ditetapkan,
and maintained to achieve these quality objectives; diimplementasikan dan dipelihara untuk mencapai
sasaran mutu;

f) to ensure the availability of necessary resources; f) untuk memastikan tersedianya sumber daya yang
diperlukan;

g) to review the quality management system periodi- g) untuk meninjau sistem manajemen mutu secara
cally; periodik;

h) to decide on actions regarding the quality policy h) untuk memutuskan tindakan berkenaan dengan
and quality objectives; kebijakan mutu dan sasaran mutu;

i) to decide on actions for improvement of the quality i) untuk memutuskan tindakan bagi perbaikan sistem
management system. manajemen mutu.

2.7 Documentation 2.7 Dokumentasi

2.7.1 Value of documentation 2.7.1 Nilai dokumentasi

Documentation enables communication of intent and Dokumentasi memungkinkan terjadinya komunikasi


consistency of action. Its use contributes to tentang maksud dan konsistensi tindakan. Pemakaian
memberi sumbangan pada:

a) achievement of conformity to customer re a) pencapaian kesesuaian dengan persyaratan


quirements and quality improvement, pelanggan dan perbaikan mutu,

b) provision of appropriate training, b) penyediaan pelatihan yang sesuai.

c) repeatability and traceability, c) keterulangan dan ketertelusuran.

9
d) provision of objective evidence, and d) pemberian bukti objektif. dan

e) evaluation of the effectiveness and continuing suit- e) evaluasi keefektifan dan kestabilan berlanjut dari
ability of the quality management system. sistem manajemen mutu.

Generation of documentation should not be an end in Pembentukan dokumentasi hendaknya bukan


itself but should be a value-adding activity. sasaran akhir tetapi hendaknya merupakan kegiatan
pertambahan nilai.

2.7.2 Types of document used in quality manage- 2.7.2 Jenis-jenis dokumen yang dipakai dalam
ment systems sistem manajemen mutu

The following types of document are used in quality Jenis-jenis dokumen berikut dipakai dalam sistem
management systems: manajemen mutu:

a) documents that provide consistent information, both a) dokumen yang memberi informasi konsisten. baik
internally and externally, about the organization's internal maupun eksternal. Tentang sistem
quality management system; such documents are manajemen mutu organisasi; dokumen tersebut
referred to as quality manuals; dinamakan pedoman mutu;

b) documents that describe how the quality manage- b) dokumen yang menguraikan bagaimana sistem
ment system is applied to a specific product, manajemen mutu diterapkan pada suatu produk,
project or contract; such documents are referred proyek atau kontrak tertentu; dokumen tersebut
to as quality plans; dinamakan rencana mutu;

c) documents stating requirements; such documents c) dokumen yang menyatakan persyaratan; dokumen
are referred to as specifications; tersebut dinamakan spesifikasi;

d) documents stating recommendations or sugges- d) dokumen yang menyatakan rekomendasi atau


tions; such documents are referred to as guide- saran; dokumen tersebut dinamakan panduan;
lines;
e) dokumen yang memberi informasi tentang
e) documents that provide information about how to bagaimana melaksanakan kegiatan dan proses
perform activities and processes consistently; such secara konsisten; dokumen seperti itu dapat
documents can include documented procedures, mencakup prosedur terdokumentasi, instruksi
work instructions and drawings; kerja dan gambar;

f) documents that provide objective evidence of ac- f) dokumen yang memberi bukti objektif dari kegiatan
tivities performed or results achieved; such docu- yang dilakukan atau hasil yang dicapai; dokumen
ments are referred to as records. seperti itu dinamakan rekaman.

Each organization determines the extent of docu Tiap organisasi menentukan sejauh mana
mentation required and the media to be used. This dokumentasi diperlukan dan media yang dipakai. Ini
depends on factors such as the type and size of the bergantung pada faktor-faktor seperti jenis dan
organization, the com-plexity and in teraction of pro- besarnya organisasi, kerumitan dan interaksi
cesses, the com-plexity of prod ucts, customer re- prosesnya, kerumitan produk. persyaratan pelanggan,
quirements, the applicable regulatory requirements, persyaratan peraturan yang berlaku, kemampuan
the demonstrated abil ity of personnel, and the extent personel yang diperagakan, dan sejauh mana perlu
to which it is necessary to demonstrate fulfilment of peragaan terpenuhinya persyaratan sistem
quality management system requirements. manajemen mutu.

2.8 Evaluating quality management systems 2.8 Evaluasi sistem manajemen mutu

2.8.1 Evaluating processes within the quality 2.8.1 Evaluasi proses dalam sistem manajemen
management system mutu

When evaluating quality management systems, there Saat menilai sistem manajemen mutu, terdapat empat

10
are four basic questions that should be asked in rela- pertanyaan dasar yang hendaknya dipertanyakan
tion to every process being evaluated. berkaitan dengan tiap proses yang dinilai.

a) Is the process identified and appropriately defined? a) sudahkah proses itu diidentifikasi dan ditetapkan
secara sesuai?

b) Are responsibilities assigned? b) adakah penunjukan tanggung jawab?

c) Are the procedures implemented and maintained? c) sudah diimplementasikan dan dipeliharakah
prosedurnya?

d) Is the process effective in achieving the required d) efektifkah prosesnya dalam mencapai hasil yang
results? dikehendaki?

The collective answers to the above questions can Jawaban terhadap seluruh pertanyaan di atas dapat
determine the result of the evaluation. Evalu ation of menentukan hasil evaluasi. Evaluasi suatu sistem
a quality management system can vary in scope and manajemen mutu dapat beragam dalam lingkup dan
encompass a range of activities, such as auditing and mencakup suatu rentang kegiatan, seperti mengaudit
reviewing the quality management system, and dan meninjau sistem manajemen mutu, dan swa-
selfassessments. asesmen.

2.8.2 Auditing the quality management system 2.8.2 Pengauditan sistem manajemen mutu

Audits are used to determine the extent to which the Audit dipakai untuk menentukan sejauh mana
quality management system requirements are fulfilled. persyaratan sistem manajemen mutu dipenuhi.
Audit findings are used to assess the effectiveness Temuan audit dipakai untuk mengases keefektifan
of the quality management system and to identify op- sistem manajemen mutu dan untuk mengidentifikasi
portunities for improvement. peluang perbaikan.

First-party audits are conducted by, or on behalf of, Audit pihak pertama dilakukan oleh, atau atas nama,
the organization itself for internal purposes and can organisasi sendiri untuk tujuan internal dan dapat
form the basis for an organization's self-declaration merupakan dasar bagi swa-deklarasi tentang
of conformity. kesesuaian oleh organisasi.

Second-party audits are conducted by customers of Audit pihak kedua dilakukan oleh pelanggan
the organization or by other persons on behalf of the organisasi atau oleh orang lain atas nama pelanggan.
customer.

Third-party audits are conducted by external indepen- Audit pihak ketiga dilakukan oleh organisasi eksternal
dent organizations. Such organizations, usually ac- mandiri. Organisasi seperti itu, biasanya terakreditasi,
credited, provide certification or registration of con- menyediakan sertifikasi atau registrasi tentang
formity with requirements such as those of ISO 9001. kesesuaian pada persyaratan seperti yang dalam ISO
9001.

ISO 19011 provides guidance on auditing. ISO 19011 memberi panduan tentang audit.

2.8.3 Reviewing the quality management system 2.8.3 Peninjauan sistem manajemen mutu

One role of top management is to carry out regular Salah satu peran pimpinan puncak adalah melakukan
systematic evaluations of the suitability, adequacy, evaluasi berkala yang sistematis tentang kesesuaian,
effectiveness and efficiency of the quality manage- kecukupan, keefektifan, dan efisiensi sistem
ment system with respect to the quality policy and manajemen mutu berkenaan dengan kebijakan mutu
quality objectives. This review can include consider- dan sasaran mutu. Tinjauan tersebut dapat mencakup
ation of the need to adapt the quality policy and ob- pertimbangan tentang kebutuhan untuk menyelaras-
jectives in response to changing needs and expecta- kan kebijakan dan sasaran mutu sebagai tanggapan
tions of interested parties. The review includes deter- pada kebutuhan dan harapan yang berubah dari pihak
mination of the need for actions. berkepentingan. Tinjauan mencakup penentuan
kebu-tuhan akan tindakan.
11
Amongst other sources of information, audit reports Di antara sumber informasi lain, laporan audit dipakai
are used for review of the quality management sys- untuk meninjau sistem manajemen mutu.
tem.

2.8.4 Self-assessment 2.8.4 Swa-asesmen

An organization's self-assessment is a comprehen- Suatu swa-asesmen organisasi adalah tinjauan


sive and systematic review of the organization's ac- lengkap dan sistematis dari kegiatan dan hasil
tivities and results referenced against the quality man- organisasi yang diacu dari sistem manajemen mutu
agement system or a model of excellence. atau sebuah model unggulan.

Self-assessment can provide an overall view of the Swa-asesmen dapat memberi gambaran menyeluruh
performance of the organization and the degree of dari kinerja organisasi dan derajat kematangan sistem
maturity of the quality management system. It can manajemen mutunya. Swa-asesmen dapat juga
also help to identify areas requiring improvement in membantu mengidentifikasikan bidang-bidang yang
the organization and to determine priorities. memerlukan perbaikan dalam organisasi dan untuk
menentukan prioritas.

2.9 Continual improvement 2.9 Perbaikan berkesinambungan

The aim of continual improvement of a quality man- Sasaran perbaikan berkesinambungan dari sistem
agement system is to increase the probability of en- manajemen mutu adalah untuk memperbesar
hancing the satisfaction of customers and other in- kemungkinan peningkatan kepuasan pelanggan dan
terested parties. Actions for improvement include the pihak lain yang berkepentingan. Tindakan untuk
following: perbaikan mencakup hal-hal berikut:

a) analysing and evaluating the existing situa tion to a) menganalisis dan mengevaluasi situasi yang
identify areas for improvement; tengah berlangsung untuk bidang yang diperbaiki;

b) establishing the objectives for improvement; b) menetapkan sasaran untuk perbaikan;

c) searching for possible solutions to achieve the ob- c) mencari solusi yang mungkin mencapai sasaran;
jectives;

d) evaluating these solutions and making a selection; d) mengevaluasi solusi tersebut dan melakukan
pilihan;

e) implementing the selected solution; e) mengimplementasikan solusi yang dipilih;

f) measuring, verifying, analysing and evaluating re- f) mengukur, memverifikasi, menganalisis dan
sults of the implementation to determine that the mengevaluasi hasil implementasi untuk
objectives have been met; menentukan bahwa sasaran telah dipenuhi;

g) formalizing changes. g) meresmikan perubahan.

Results are reviewed, as necessary, to determine fur- Hasil ditinjau, secukupnya, untuk memperagakan
ther opportunities for improvement. In this way, im- peluang lebih lanjut untuk perbaikan. Dengan cara
provement is a continual activity. Feedback from cus- ini, perbaikan adalah kegiatan berkesinambungan.
tomers and other interested parties, audits and re- Umpan balik dari pelanggan dan pihak lain yang
view of the quality management system can also be berkepentingan, audit dan tinjauan sistem
used to identify opportunities for improvement. manajemen mutu dapat juga dipakai untuk
mengidentifikasi peluang perbaikan.

2.10 Role of statistical techniques 2.10 Peran teknik statistik

The use of statistical techniques can help in under- Pemakaian teknik statistik dapat membantu
standing variability, and thereby can help organiza- memahami variabilitas, dan dengan itu dapat

12
tions to solve problems and improve effectiveness membantu organisasi dalam menyelesaikan masalah
and efficiency. These techniques also facilitate better dan memperbaiki keefektifan dan efisiensi. Teknik ini
use of available data to assist in decision making. juga memfasilitasi perbaikan dalam pemakaian data
yang tersedia dalam pembuatan keputusan.

Variability can be observed in the behaviour and out- Variabilitas dapat diamati dalam peri laku dan hasil
come of many activities, even under conditions of dari banyak kegiatan, walaupun pada keadaan yang
apparent stability. Such variability can be observed in nampaknya stabil. Variabilitas seperti itu dapat diamati
measurable characteristics of products and pro- dalam karakteristik terukur dari produk dan proses,
cesses, and may be seen to exist at various stages dan dapat dilihat keberadaannya pada berbagai tahap
over the life cycle of products from market research selama daur hidup produk mulai dari penelitian pasar
to customer service and final disposal. hingga pelayanan pelanggan dan pembuangan akhir.
Statistical techniques can help to measure, de scribe, Teknik statistik dapat membantu mengukur,
analyse, interpret and model such vari ability, even menguraikan, menganalisis, menafsirkan dan
with a relatively limited amount of data. Statistical membuat contoh dari variabilitas seperti itu, bahkan
analysis of such data can help to provide a better dengan jumlah data yang relatif terbatas. Analisis
understanding of the nature, extent and causes of statistik data seperti itu dapat membantu memberi
variability, thus helping to solve and even prevent prob- pemahaman lebih baik tentang sifat, jangkauan dan
lems that may result from such variability, and to pro- penyebab variabilitas, dengan demikian membantu
mote continual improvement. menyelesaikan dan bahkan mencegah masalah yang
dapat dihasilkan dari variabilitas tersebut, dan untuk
menggalakkan perbaikan berkesinambungan.

Guidance on statistical techniques in a quality man- Panduan tentang teknik statistik dalam sistem
agement system is given in ISO/TR 10017. manajemen mutu diberikan dalam ISO/TR 10017.

2.11 Quality management systems and other man- 2.11 Sistem manajemen mutu dan pusat perhatian
agement system focuses sistem manajemen lain

The quality management system is that part of the Sistem manajemen mutu adalah bagian sistem
organization's management system that fo cuses on manajemen organisasi yang memfokuskan
the achievement of results, in relation to the quality perhatiannya pada pencapaian hasil, berkaitan
objectives, to satisfy the needs, expectations and re- dengan sasaran mutu, untuk memuaskan kebutuhan,
quirements of interested parties, as appropriate. The harapan dan persyaratan pihak berkepentingan yang
quality objectives complement other objectives of the sesuai. Sasaran mutu melengkapi sasaran lain dari
organization such as those related to growth, fund- organisasi, seperti yang berkaitan dengan
ing, profitability, the environment and occupational pertumbuhan, pendanaan, profitabilitas, lingkungan
health and safety. The various parts of an dan kesehatan dan keselamatan kerja. Berbagai
organization's management system might be inte- bagian sistem manajemen organisasi mungkin dapat
grated, together with the quality management sys- dipadukan, bersama dengan sistem manajemen
tem, into a single management system using com- mutu, ke dalam sistem manajemen tunggal dengan
mon elements. This can facilitate planning, allocation memakai unsur-unsur bersama. Ini memperlancar
of resources, definition of complementary objectives perencanaan, alokasi sumber daya, definisi dari
and evaluation of the overall effectiveness of the or- sasaran pendukung dan evaluasi keefektifan
ganization. The organization's management system organisasi secara menyeluruh. Sistem manajemen
can be assessed against the organization's manage- organisasi dapat diases terhadap persyaratan sistem
ment system requirements. The management sys- manajemen organisasi. Sistem manajemen dapat
tem can also be audited against the requirements of juga diaudit terhadap persyaratan standar seperti ISO
International Standards such as ISO 9001 and ISO 9001 dan ISO 14001. Audit sistem manajemen
14001. These management system audits can be tersebut dapat dilakukan sendirisendiri atau
carried out separately or in combination. bersamaan.

2.12 Relationship between quality management 2.12 Hubungan antara sistem manajemen dan
systems and excellence models model unggulan

The approaches of quality management systems Pendekatan sistem manajemen mutu yang diberikan
given in the ISO 9000 family of standards and in or- dalam kelompok standar SN1 19-9001 dan dalam

13
ganizational excellence models are based on com- model unggulan organisasi didasarkan pada prinsip
mon principles. Both approaches yang sama. Kedua pendekatan itu adalah:

a) enable an organization to identify its strengths and a) memungkinkan organisasi mengetahui kekuatan
weaknesses, dan kelemahannya,

b) contain provision for evaluation against generic b) berisi ketentuan untuk evaluasi terhadap model
models, generik,

c) provide a basis for continual improvement, and c) memberi dasar bagi perbaikan berkesinam-
bungan, dan

d) contain provision for external recognition. d) berisi ketentuan untuk pengakuan eksternal.

The difference between the approaches of the qual- Perbedaan antara pendekatan sistem manajemen
ity management systems in the ISO 9000 family and mutu dalam kelompok ISO 9001 dan model unggulan
the excellence models lies in their scope of applica- terletak pada lingkup aplikasinya. Kelompok standar
tion. The ISO 9000 family of standards provides re- ISO 9001 memberi persyaratan bagi sistem
quirements for quality management systems and guid- manajemen mutu dan panduan bagi perbaikan
ance for performance improvement; evaluation of kinerja; evaluasi sistem manajemen mutu
quality management systems determines fulfilment menentukan dipenuhinya persyaratan itu. Model
of those requirements. The excellence models con- unggulan berisi kriteria yang memungkinkan evaluasi
tain criteria that enable comparative evaluation of or- pembanding dari kinerja organisasi dan ini berlaku
ganizational performance and this is applicable to all bagi semua kegiatan dan semua pihak
activities and all interested parties of an organization. berkepentingan suatu organisasi. Kriteria asesmen
Assessment criteria in excellence models provide a dalam model unggulan memberidasar bagi sebuah
basis for an organization to compare its performance organisasi untuk membandingkan kinerjanya dengan
with the performance of other organizations. kinerja organisasi lain.

3 Terms and definitions 3 Istilah dan definisi

A term in a definition or note which is defined else- Sebuah istilah dalam definisi atau catatan yang
where in this clause is indicated by boldface followed ditentukan pada suatu tempat dalam pasal ini
by its entry number in parentheses. Such a boldface ditunjukkan oleh huruf tebal diikuti oleh nomor
term may be replaced in the definition by its complete lamanya (entry) dalam kurung. Istilah berhuruf tebal
definition. For example: seperti itu dapat digantikan dalam definisi oleh definisi
lengkapnya. Misalnya:

product (3.4.2) is defined as "result of a process produk (3.4.2) didefinisikan sebagai "hasil sebuah
(3.4.1)"; proses (3.4.1 )";

process is defined as "set of interrelated or inter- proses didefinisikan sebagai "kumpulan kegiatan
acting activities which transforms saling terkait atau saling interaksi yang mengubah
inputs into outputs". masukan menjadi
keluaran".

If the term "process" is replaced by its definition, as Jika istilah "proses" digantikan oleh definisinya, maka:
follows:

product then becomes "result of a set of interre- produk menjadi "hasil dari sekumpulan kegiatan
lated or interacting activities which transforms in- yang saling terkait atau saling interaksi yang
puts into outputs". mengubah masukan menjadi keluaran".

A concept limited to a special meaning in a particular Sebuah konsep yang terbatas pada pengertian
context is indicated by designating the subject field in khusus dalam suatu konteks tertentu ditunjukkan oleh
angle brackets, ( ), before the definition, for example, pendesainan bidang subyek dalam kurung sudut, <
technical expert <audit> (3.9.11 ). >, sebelum definisinya, misalnya, pakar teknik <au-
dit> (3.9.11 ).
14
3.1 Terms relating to quality 3.1 Istilah yang berkaitan dengan mutu

3.1.1 3.1.1

quality mutu

degree to which a set of inherent characteristics derajat yang dicapai oleh karakteristik (3.5.1) yang
(3.5.1) fulfils requirements (3.1.2) inheren dalam memenuhi persyaratan (3.1.2)

NOTE 1 The term "quality" can be used with adjec- CATATAN 1 Istilah "mutu" dapat dipakai dengan kata
tives such as poor, good or excellent. sifat seperti buruk, baik atau baik sekali.

NOTE 2 "Inherent", as opposed to "assigned", means CATATAN 2 "Inheren", lawan dari "diberikan", berarti
existing in something, especially as a permanent char- ada pada sesuatu, terutama sebagai karakteristik
acteristic. yang tetap.

3.1.2 3.1.2

requirement persyaratan

need or expectation that is stated, generally im plied kebutuhan atau harapan yang dinyatakan, biasanya
or obligatory tersirat atau wajib

NOTE 1 "Generally implied" means that it is custom CATATAN 1 "Biasanya tersirat" berarti suatu
or common practice for the organization (3.3.1), its kebiasaan atau praktek yang umum bagi organisasi
customers (3.3.5) and other interested parties (3.3.7), (3.3.1 ), pelanggannya (3.3.5) dan pihak
that the need or expectation under consideration is berkepentingan (3.3.7) lain, bahwa kebutuhan atau
implied. harapan yang dibicarakan tersirat.

NOTE 2 A qualifier can be used to denote a specific CATATAN 2 Suatu penjelas dapat dipakai untuk
type of requirement, e.g. product requirement, qual- menunjukkan suatu jenis persyaratan tertentu,
ity management requirement, customer requirement. misalnya persyaratan produk, persyaratan
manajemen mutu, persyaratan pelanggan.

NOTE 3 A specified requirement is one which is stated, CATATAN 3 Suatu persyaratan tertentu adalah yang
for example, in a document (3.7.2). dinyatakan, misalnya, dalam sebuah dokumen (3.7.2).

NOTE 4 Requirements can be generated by different CATATAN 4 Persyaratan dapat ditimbulkan oleh pihak
interested parties. berkepentingan berbeda.

3.1.3 3.1.3

grade derajat/grade

category or rank given to different quality requirements kategori atau peringkat yang diberikan berdasarkan
(3.1.2) for products (3.4.2), processes (3.4.1) or sys- persyaratan (3.1.2) mutu berbeda bagi produk (3.4.2),
tems (3.2.1) having the same functional use proses (3.4.1) atau sistem (3.2.1) yang memiliki
penggunaan fungsional yang sama

EXAMPLE Class of airline ticket and category of ho- CONTOH Kelas tiket penerbangan dan kategori ho-
tel in a hotel guide. tel dalam panduan hotel.

NOTE When establishing a quality requirement. the CATATAN Saat menetapkan persyaratan mutu,
grade is generally specified. biasanya ditentukan derajatnya.

15
3.1.4 3.1.4

customer satisfaction kepuasan pelanggan

customer's perception of the degree to which the persepsi pelanggan tentang derajat telah dipenuhinya
customer's requirements (3.1.2) have been fulfilled persyaratan (3.1.2) pelanggan

NOTE 1 Customer complaints are a common indica- CATATAN 1 Keluhan pelanggan adalah indikator
tor of low customer satisfaction but their absence does umum dari rendahnya kepuasan pelanggan, tetapi
not necessarily imply high customer satisfaction. ketiadaannya tidak selalu menyiratkan kepuasan
pelanggan yang tinggi.

NOTE 2 Even when customer requirements have CATATAN 2 Walaupun persyaratan pelanggan telah
been agreed with the customer and fulfilled, this does disepakati dan dipenuhi, hal ini tidak selalu
not necessarily ensure high customer satisfaction. memastikan tingginya kepuasan pelanggan.

3.1.5 3.1.5

capability kapabilitas

ability of an organization (3.3.1), system (3.2.1) or kemampuan suatu organisasi (3.3.1 ), sistem (3.2.1)
process (3.4.1) to realize a product (3.4.2) that will atau proses (3.4.1) untuk merealisasikan produk
fulfil the requirements (3.1.2) for that product (3.4.2) yang akan memenuhi persyaratan (3.1.2)
produk tersebut

NOTE Process capability terms in the field of statis- CATATAN Istilah kapabilitas proses dalam bidang
tics are defined in ISO 3534-2. statistik ditentukan dalam ISO 3534-2.

3.1.6 3.1.6

competence kompeten

demonstrated ability to apply knowledges and skills kemampuan yang dapat ditunjukkan untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan

NOTE The concept of competence is defined in a CATATAN Konsep kompeten didefinisikan dalam
generic sense in this International Standard. The word bentuk umum pada Standar Internasional ini.
usage can be more specific in other ISO documents Penggunaannya dapat lebih spesifik dalam dokumen
ISO yang lain

3.2 Terms relating to management 3.2 Istilah yang berkaitan dengan manajemen

3.2.1 3.2.1

system sistem

set of interrelated or interacting elements kumpulan unsur-unsur yang saling terkait atau
interaksi

3.2.2 3.2.2

management system sistem manajemen

system (3.2.1) to establish policy and objectives and sistem (3.2.1) untuk menetapkan kebijakan dan
to achieve those objectives sasaran serta untuk mencapai sasaran itu

NOTE A management system of an organization CATATAN Suatu sistem manajemen sebuah

16
(3.3.1) can include different management systems, organisasi (3.3.1) dapat mencakup sistem
such as a quality management system (3.2.3), a fi- manajemen berbeda, seperti sistem manajemen
nancial management system or an environmental mutu (3.2.3), sistem manajemen keuangan atau
management system. sistem manajemen lingkungan.

3.2.3 3.2.3

quality management system sistem manajemen mutu

management system (3.2.2) to direct and control an sistem manajemen (3.2.2) untuk mengarahkan dan
organization (3.3.1) with regard to quality (3.1.1 ) mengendalikan organisasi (3.3.1 ) dalam hal mutu
(3.1.1)

3.2.4 3.2.4

quality policy kebijakan mutu

overall intentions and direction of an organization maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah
(3.3.1) related to quality (3.1.1) as formally expressed organisasi (3.3.1) yang terkait dengan mutu (3.1.1)
by top management (3.2.7) seperti yang dinyatakan secara resmi oleh pimpinan
puncak (3.2.7)

NOTE 1 Generally the quality policy is consistent with CATATAN 1 Pada umumnya kebijakan mutu
the overall policy of the organization and provides a konsisten dengan kebijakan menyeluruh organisasi
framework for the setting of quality objectives (3.2.5). dan menyediakan kerangka kerja bagi penetapan
sasaran mutu (3.2.5).

NOTE 2 Quality management principles presented CATATAN 2 Prinsip manajemen mutu yang disajikan
in this International Standard can form a basis for the dalam standar ini dapat merupakan dasar bagi
establishment of a quality policy. (See 0.2.) penetapan kebijakan mutu. (lihat 0.2.)

3.2.5 3.2.5

quality objective sasaran mutu

something sought, or aimed for, related to quality sesuatu yang dicari, atau dituju, berkaitan dengan
(3.1.1 ) mutu (3.1.1 )

NOTE 1 Quality objectives are generally based on CATATAN 1 Sasaran mutu biasanya didasarkan pada
the organization's quality policy (3.2.4). kebijakan mutu (3.2.4) organisasi.

NOTE 2 Quality objectives are generally specified for CATATAN 2 Sasaran mutu biasanya ditentukan bagi
relevant functions and levels in the organization fungsi dan tingkatan tertentu dalam organisasi (3.3.1).
(3.3.1).

3.2.6 3.2.6

management manajemen

coordinated activities to direct and control an organi- kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan
zation (3.3.1 ) mengendalikan sebuah organisasi (3.3.1)

NOTE In English, the term "management" sometimes CATATAN Dalam bahasa Inggris istilah "manajemen"
refers to people, i.e. a person or group of people with kadang-kadang mengacu pada orang, yakni
authority and responsibility for the conduct and con- seseorang atau kelompok orang dengan wewenang
trol of an organization. When "management" is used dan tanggung jawab untuk melaksanakan dan
in this sense it should always be used with some form mengendalikan organisasi. Bila "manajemen" dipakai

17
of qualifier to avoid confusion with the concept "man- dalam pengertian ini hendaknya selalu dipakai suatu
agement" defined above. For example, "management bentuk pembatas untuk mencegah kerancuan dengan
shall..." is deprecated whereas "top management konsep "manajemen" yang didefinisikan di atas.
(3.2.7) shall..." is acceptable. Misalnya, "manajemen harus ..." tidak disukai,
sedangkan "pimpinan puncak (3.2.7) harus ..." dapat
diterima.

3.2.7 3.2.7

top management pimpinan puncak

person or group of people who directs and controls orang atau kelompok orang yang mengarahkan dan
an organization (3.3.1) at the highest level mengendalikan organisasi (3.3.1) pada tingkat
tertinggi

3.2.8 3.2.8

quality management manajemen mutu

coordinated activities to direct and control an organi- kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan
zation (3.3.1) with regard to quality (3.1.1) mengendalikan organisasi (3.3.1) dalam hal mutu
(3.1.1)

NOTE Direction and control with regard to quality CATATAN Pengarahan dan pengendalian yang terkait
generally includes establishment of the quality policy dengan mutu pada umumnya mencakup penetapan
(3.2.4) and quality objectives (3.2.5), quality planning kebijakan mutu (3.2.4) dan sasaran mutu (3.2.5),
(3.2.9), quality control (3.2.10), quality assurance perencanaan mutu (3.2.9), pengendalian mutu
(3.2.11) and quality improvement (3.2.12). (3.2.10), pemastian mutu (3.2.11) dan perbaikan mutu
(3.2.12).

3.2.9 3.2.9

quality planning perencanaan mutu

part of quality management (3.2.8) focused on set- bagian dari manajemen mutu (3.2.8) yang difokuskan
ting quality objectives (3.2.5) and specifying neces- ke penetapan sasaran mutu (3.2.5) dan merincikan
sary operational processes (3.4.1) and related re- proses (3.4.1) operasional dan sumber daya terkait
sources to fulfil the quality objectives yang diperlukan untuk memenuhi sasaran mutu

NOTE Establishing quality plans (3.7.5) can be part CATATAN Menetapkan rencana mutu (3.7.5) dapat
of quality planning. merupakan bagian dari perencanaan mutu.

3.2.10 3.2.10

quality control pengendalian mutu

part of quality management (3.2.8) focused on fulfill- bagian dari manajemen mutu (3.2.8) difokuskan pada
ing quality requirements (3.1.2) pemenuhan persyaratan (3.1.2) mutu

3.2.11 3.2.11

quality assurance pemastian mutu

part of quality management (3.2.8) focused on pro- bagian dari manajemen mutu (3.2.8) difokuskan pada
viding confidence that quality requirements (3.1.2) will pemberian keyakinan bahwa persyaratan (3.1.2) mutu
be fulfilled akan dipenuhi

18
3.2.12 3.2.12

quality improvement perbaikan mutu

part of quality management (3.2.8) focused on in- bagian dari manajemen mutu (3.2.8) difokuskan pada
creasing the ability to fulfil quality requirements (3.1.2) peningkatan kemampuan memenuhi persyaratan
(3.1.2) mutu

NOTE The requirements can be related to any as- CATATAN Persyaratan dapat dikaitkan pada aspek
pect such as effectiveness (3.2.14), efficiency (3.2.15) apa pun seperti keefektifan (3.2.14), efisiensi (3.2.15)
or traceability (3.5.4). atau ketertelusuran (3.5.4).

3.2.13 3.2.13

continual improvement perbaikan berkesinambungan

recurring activity to increase the ability to fulfil require- kegiatan berulang untuk meningkatkan kemampuan
ments (3.1.2) memenuhi persyaratan (3.1.2)

NOTE The process (3.4.1) of establishing objectives CATATAN Proses (3.4.1) menetapkan sasaran dan
and finding opportunities for improvement is a con- menemukan peluang perbaikan adalah proses
tinual process through the use of audit findings (3.9.5) berkesinambungan melalui penggunaan temuan au-
and audit conclusions (3.9.6), analysis of data, man- dit (3.9.5) dan kesimpulan audit (3.9.6), analisis data,
agement reviews (3.8.7) or other means and gener- tinjauan (3.8.7) manajemen atau sarana lain dan
ally leads to corrective action (3.6.5) or preventive biasanya mengarah ke tindakan korektif (3.6.5) atau
action (3.6.4). tindakan pencegahan (3.6.4).

3.2.14 3.2.14

effectiveness keefektifan

extent to which planned activities are realized and sampai sejauh mana kegiatan yang direncanakan
planned results achieved terealisasi dan hasil yang direncanakan tercapai

3.2.15 3.2.15

efficiency efisiensi

relationship between the result achieved and the re- hubungan antara hasil yang dicapai dan sumber daya
sources used yang dipakai

3.3 Terms relating to organization 3.3 Istilah yang berkaitan dengan organisasi

3.3.1 3.3.1

organization organisasi

group of people and facilities with an arrangement of kelompok orang dan fasilitas dengan pengaturan
responsibilities, authorities and relationships tanggung jawab, wewenang dan hubungannya

EXAMPLE Company, corporation, firm, enterprise, CONTOH Perusahaan, korporasi, firma, badan
institution, charity, sole trader, association, or parts usaha, lembaga, lembaga sosial, pedagang, asosiasi,
or combination thereof. atau bagian atau gabungannya.

NOTE 1 The arrangement is generally orderly. CATATAN 1 Pengaturannya biasanya tertib.

NOTE 2 An organization can be public or private. CATATAN 2 Organisasi dapat pemerintah atau
swasta.
19
NOTE 3 This definition is valid for the purposes of CATATAN 3 Definisi ini berlaku untuk sasaran standar
quality management system (3.2.3) standards. The sistem manajemen mutu (3.2.3). Istilah "organisasi"
term "organization" is defined differently in ISO/IEC didefinisikan lain dalam ISO/IEC Guide 2.
Guide 2.

3.3.2 3.3.2

organizational structure struktur organisasi

arrangement of responsibilities, authorities and rela- pengaturan tanggung jawab, hubungan dan
tionships between people wewenang antar orang

NOTE 1 The arrangement is generally orderly. CATATAN 1 Pengaturannya biasanya tertib.

NOTE 2 A formal expression of the organizational CATATAN 2 Pernyataan resmi dari struktur organisasi
structure is often provided in a quality manual (3.7.4) acap kali diberikan dalam pedoman mutu (3.7.4) atau
or a quality plan (3.7.5) for a project (3.4.3). rencana mutu (3.7.5) untuk proyek (3.4.3).

NOTE 3 The scope of an organizational structure can CATATAN 3 Lingkup struktur organisasi dapat
include relevant interfaces to external organizations mencakup bidang temu relevan pada organisasi
(3.3.1). (3.3.1) eksternal.

3.3.3 3.3.3

infrastructure prasarana

(organization) system of facilities, equipment and sistem <organisasi> dari fasilitas, peralatan dan jasa
services needed for the operation of an organization yang mengoperasikan sebuah organisasi (3.3.1 )
(3.3.1 )

3.3.4 3.3.4

work environment lingkungan kerja

set of conditions under which work is performed kumpulan dari kondisi tempat pekerjaan dilakukan

NOTE Conditions include physical, social, psychologi- CATATAN Kondisi mencakup faktor-faktor fisik, sosial,
cal and environmental factors (such as temperature, psikologis dan lingkungan (seperti suhu, pola
recognition schemes, ergonomics and atmospheric pengakuan, ergonomik dan komposisi atmosfer).
composition).

3.3.5 3.3.5

customer pelanggan

organization (3.3.1) or person that receives a prod- organisasi {3.3.1 } atau orang yang menerima produk
uct (3.4.2) (3.4.2)

EXAMPLE Consumer, client, end-user, retailer, ben- CONTOH Konsumen, rekanan, pemakai akhir,
eficiary and purchaser. pengecer, pemanfaat dan pembeli.

NOTE A customer can be internal or external to the CATATAN Pelanggan dapat internal atau ekstern bagi
organization. organisasi.

3.3.6 3.3.6

supplier pemasok

20
organization (3.3.1) or person that provides a prod- organisasi (3.3.1) atau orang yang menyediakan
uct (3.4.2) produk (3.4.2)

EXAMPLE Producer, distributor, retailer or vendor of CONTOH Penghasil, distributor, pengecer atau
a product, or provider of a service or information. penjual produk, atau penyedia jasa atau informasi.

NOTE 1 A supplier can be internal or external to the CATATAN 1 Pemasok dapat internal atau eksternal
organization. bagi organisasi.

NOTE 2 In a contractual situation a supplier is some- CATATAN 2 Dalam situasi kontrak pemasok kadang-
times called "contractor". kadang dinamakan "kontraktor".

3.3.7 3.3.7

interested party pihak berkepentingan

person or group having an interest in the performance orang atau kelompok yang memiliki kepentingan pada
or success of an organization (3.3.1) kinerja atau keberhasilan organisasi (3.3.1)

EXAMPLE Customers (3.3.5), owners, people in an CONTOH Pelanggan (3.3.5), pemilik, orang dalam
organization, suppliers (3.3.6), bankers, unions, part- organisasi, pemasok (3.3.6), bankir, serikat sekerja,
ners or society. mitra atau masyarakat.

NOTE A group can comprise an organization, a part CATATAN Kelompok dapat terdiri dari sebuah
thereof, or more than one organization. organisasi, bagian dari padanya, atau lebih dari satu
organisasi

3.3.8 3.3.8

contract kontrak

binding agreement kesepakatan yang mengikat

NOTE The concept of contract is defined in a generic CATATAN Konsep kontrak didefinisikan dalam bentuk
sense in this International Standard. The word usage umum pada Standar Internasional ini. Penggunaan-
can be more specific in other ISO documents nya dapat lebih spesifik dalam dokumen ISO yang
lain

3.4 Terms relating to process and product 3.4 Istilah yang berkaitan dengan proses dan
produk

3.4.1 3.4.1

process proses

set of interrelated or interacting activities which trans- kumpulan kegiatan saling terkait atau berinteraksi
forms inputs into outputs yang mengubah masukan menjadi keluaran

NOTE 1 Inputs to a process are generally outputs of CATATAN 1 Masukan pada proses biasanya berupa
other processes. keluaran dari proses lain.

NOTE 2 Processes in an organization (3.3.1) are CATATAN 2 Proses dalam organisasi (3.3.1) biasanya
generally planned and carried out under controlled direncanakan dan dilaksanakan dalam keadaan
conditions to add value. terkendali untuk menambah nilai.

NOTE 3 A process where the conformity (3.6.1) of CATATAN 3 Proses kesesuaian (3.6.1) produk (3.4.2)
the resulting product (3.4.2) cannot be readily or eco- yang dihasilkan tidak dapat segera atau secara

21
nomically verified is frequently referred to as a "spe- ekonomis diverifikasi acap kali dinamakan "proses
cial process". khusus".

3.4.2 3.4.2

product produk

result of a process (3.4.1 ) hasil suatu proses (3.4.1 )

NOTE 1 There are four generic product categories, CATATAN 1 Terdapat empat kategori produk generik,
as follows: sebagai berikut:

- services (e.g. transport); - jasa (misalnya angkutan);

- software (e.g. computer program, dictionary); - perangkat lunak (misalnya program komputer,
kamus);

- hardware (e.g. engine mechanical part); - perangkat keras (misalnya bagian mekanik mesin);

- processed materials (e.g. lubricant). - bahan yang diproses (misalnya pelumas).

Many products comprise elements belonging to dif- Banyak produk terdiri dari unsur-unsur produk generik
ferent generic product categories. Whether the prod- yang berbeda. Apakah produk kemudian dinamakan
uct is then called service, software, hardware or pro- jasa, perangkat lunak, perangkat keras atau bahan
cessed material depends on the dominant element. yang diproses bergantung pada unsur yang dominan.
For example the offered product "automobile" con- Misalnya produk yang ditawarkan "mobil" terdiri dari
sists of hardware (e.g. tyres), processed materials perangkat keras (misalnya ban), bahan yang diproses
(e.g. fuel, cooling liquid), software (e.g. engine con- (misalnya bahan bakar, cairan pendingin), perangkat
trol software, driver's manual), and service (e.g. op- lunak (misalnya perangkat lunak pengendali mesin,
erating explanations given by the salesman). pedoman pengemudi), dan jasa (misalnya penjelasan
pengoperasian yang diberikan oleh penjualnya).

NOTE 2 Service is the result of at least one activity CATATAN 2 Jasa adalah hasil dari sekurang-
necessarily performed at the interface between the kurangnya satu kegiatan yang perlu dilakukan pada
supplier (3.3.6) and customer (3.3.5) and is generally bidang temu antara pemasok (3.3.6) dan pelanggan
intangible. Provision of a service can involve, for ex- (3.3.5) dan biasanya tanwujud. Penyediaan jasa dapat
ample, the following: mencakup, misalnya, yang berikut:

- an activity performed on a customersupplied tan- - kegiatan yang dilakukan pada produk berwujud yang
gible product (e.g. automobile to be repaired); dipasok pelanggan (misalnya mobil yang harus
diperbaiki);

- an activity performed on a customersupplied intan- - kegiatan yang dilakukan pada produk tanwujud yang
gible product (e.g. the income statement needed dipasok pelanggan (misalnya laporan penghasilan
to prepare a tax return); yang perlu untuk menyiapkan surat pemberitahuan
pajak);

- the delivery of an intangible product (e.g. the deliv- - penyerahan produk tanwujud (misalnya penyerahan
ery of information in the context of knowledge informasi dalam konteks penyampaian
transmission); pengetahuan );

- the creation of ambience for the customer (e.g. in - penciptaan suasana bagi pelanggan (misalnya di
hotels and restaurants). hotel dan restoran).

Software consists of information and is generally in- Perangkat lunak terdiri dari informasi dan biasanya
tangible and can be in the form of approaches, trans- tanwujud dan dapat dalam bentuk pendekatan,
actions or procedures (3.4.5). transaksi atau prosedur (3.4.5).

22
Hardware is generally tangible and its amount is a Perangkat keras biasanya berwujud dan jumlahnya
countable characteristic (3.5.1). Processed materials adalah suatu karakteristik (3.5.1) yang dapat dihitung.
are generally tangible and their amount is a continu- Bahan yang diproses biasanya berwujud dan
ous characteristic. Hardware and processed materi- jumlahnya adalah suatu karakteristik yang kontinyu.
als often are referred to as goods. Perangkat keras dan bahan yang diproses acap kali
dinamakan barang.

NOTE 3 Quality assurance (3.2.11) is mainly CATATAN 3 Pemastian mutu (3.2.11) terutama
focused on intended product. difokuskan pada produk yang dimaksudkan.

3.4.3 3.4.3

project proyek

unique process (3.4.1 ), consisting of a set of coordi- proses (3.4.1) khas, terdiri dari kumpulan kegiatan
nated and controlled activities with start and finish terkoordinasi dan terkendali dengan tanggal awal dan
dates, undertaken to achieve an objective conform- akhir, dilakukan untuk mencapai sasaran yang sesuai
ing to specific requirements (3.1.2), including the con- dengan persyaratan (3.1.2) tertentu, termasuk
straints of time, cost and resources kendala waktu, biaya dan sumber daya.

NOTE 1 An individual project can form part of a larger CATATAN 1 Sebuah proyek tunggal dapat merupakan
project structure. bagian dari sebuah struktur proyek besar

NOTE 2 In some projects the objectives are refined CATATAN 2 Dalam beberapa proyek sasarannya
and the product characteristics (3.5.1) defined pro- cermat dan karakteristik (3.5.1) produk ditentukan
gressively as the project proceeds. secara progresif selagi proyek berlangsung.

NOTE 3 The outcome of a project may be one or CATATAN 3 Hasil suatu proyek mungkin satu atau
several units of product (3.4.2). beberapa satuan produk (3.4.2).

NOTE 4 Adapted from ISO 10006:2003. CATATAN 4 Diambil dari ISO 10006:2003.

3.4.4 3.4.4

design and development desain dan pengembangan

set of processes (3.4.1) that transforms requirements kumpulan proses (3.4.1) yang mengubah persyaratan
(3.1.2) into specified characteristics (3.5.1) or into the (3.1.2) menjadi karakteristik (3,5,1) tertentu atau
specification (3.7.3) of a product (3.4.2), process menjadi spesifikasi (3.7.3) suatu produk (3.4.2),
(3.4.1) or system (3.2.1 ) proses (3.4.1) atau sistem (3.2.1)

NOTE 1 The terms "design" and "development" are CATATAN 1. Istilah "desain" dan "pengembangan"
sometimes used synonymously and some times used kadang kala dipakai sebagai sinonim dan kadang kala
to define different stages of the over all design and dipakai untuk menentukan tahap berbeda dari proses
development process. desain dan pengembangan secara menyeluruh.

NOTE 2 A qualifier can be applied to indicate the na- CATATAN 2 Suatu penjelasan dapat ditambahkan
ture of what is being designed and developed (e.g. untuk menunjukkan sifat dari yang didesain dan
product design and development or process design dikembangkan (misalnya desain dan pengembangan
and development). produk atau desain dan pengembangan proses).

3.4.5 3.4.5

procedure prosedur

specified way to carry out an activity or a pro cess cara tertentu untuk melaksanakan suatu kegiatan atau
(3.4.1) proses (3.4.1 )

23
NOTE 1 Procedures can be documented or not. CATATAN 1 Prosedur dapat didokumentasikan atau
tidak.

NOTE 2 When a procedure is documented, the term CATATAN 2 Bila prosedur terdokumentasi, acap kali
"written procedure" or "documented procedure" is fre- dinamakan "prosedur tertulis" atau .prosedur
quently used. The document (3.7.2) that contains a terdokumentasi". Dokumen (3.7.2) yang berisi
procedure can be called a "procedure document". prosedur dapat dinamakan "dokumen prosedur".

3.5 Terms relating to characteristics 3.5 Istilah yang berkaitan dengan karakteristik

3.5.1 3.5.1

characteristic karakteristik

distinguishing feature ciri yang membedakan

NOTE 1 A characteristic can be inherent or assigned. CATATAN 1 Karakteristik dapat inheren atau
ditentukan.

NOTE 2 A characteristic can be qualitative or quanti- CATATAN 2 Karakteristik dapat kualitatif atau
tative. kuantitatif.

NOTE 3 There are various classes of characteristic, CATATAN 3 Terdapat berbagai kelas karakteristik,
such as the following: sebagai berikut:

- physical (e.g. mechanical, electrical, chemical or - fisik. (misalnya karakteristik mekanik, listrik, kimia
biological characteristics); atau biologi);

- sensory (e.g. related to smell. touch, taste, sight. - keinderaan (misalnya berkaitan dengan bau,
hearing); sentuhan, rasa, penglihatan, pendengaran);

- behavioral (e.g. courtesy, honesty, veracity); - peri laku (misalnya kesopanan, kejujuran,
kebenaran);

- temporal (e.g. punctuality. reliability, availability); - temporal (misalnya ketepatan, keandalan,


ketersediaan);

- ergonomic (e.g. physiological characteristic, or re- - ergonomik (misalnya karakteristik fisiologis atau
lated to human safety); berkaitan dengan keselamatan manusia);

- functional (e.g. maximum speed of an aircraft). - fungsional (misalnya kecepatan maksimum pesawat
terbang).

3.5.2 3.5.2

quality characteristic karakteristik mutu

inherent characteristic (3.5.1) of a product (3.4.2), karakteristik (3.5.1) inheren dalam produk (3.4.2).
process (3.4.1) or system (3.2.1) related to a require- proses (3.4.1) atau sistem (3.2.1 ) berkaitan dengan
ment (3.1.2) suatu persyaratan (3.1.2)

NOTE 1 Inherent means existing in something, es- CATATAN 1 Inheren berarti ada di dalam, terutama
pecially as a permanent characteristic. sebagai karakteristik permanen.

NOTE 2 A characteristic assigned to a product, pro- CATATAN 2 Suatu karakteristik yang diberikan pada
cess or system (e.g. the price of a product, the owner produk, proses atau sistem (misalnya harga produk,
of a product) is not a quality charac teristic of that pemilik produk) bukanlah karakteristik mutu produk.
product, process or system. proses atau sistem itu.
24
3.5.3 3.5.3

dependability ketergantungan

collective term used to describe the availability per- istilah bersama yang dipakai untuk menguraikan
formance and its influencing factors: reliability per- kinerja ketersediaan dan faktor pengaruhnya: kinerja
formance, maintainability performance and mainte- keandalan, kinerja mampu rawat dan kinerja
nance support performance dukungan perawatan

NOTE Dependability is used only for general descrip- CATATAN Ketergantungan hanya dipakai untuk uraian
tions in non-quantitative terms. umum dalam pengertian bukan kuantitatif.

[IEC 60050-191:1990]. [IEC 60050191.1990]

3.5.4 3.5.4

traceability mampu telusur

ability to trace the history. application or location of kemampuan untuk menelusur riwayat, aplikasi atau
that which is under consideration lokasi sesuatu yang sedang dipertimbangkan

NOTE 1 When considering product (3.4.2), traceability CATATAN 1 Saat mempertimbangkan produk (3.4.2),
can relate to mampu telusur dapat berkaitan dengan:

- the origin of materials and parts, - asal muasal bahan dan suku cadang,

- the processing history, and - riwayat pemrosesan, dan

- the distribution and location of the product after de- - distribusi dan tempat produk setelah penyerahan.
livery.

NOTE 2 In the field of metrology the definition in CATATAN 2 Dalam bidang metrologi definisi dalam
VIM:1993, 6.10, is the accepted definition. VIM.1993, 6.10, adalah definisi yang dapat diterima.

3.6 Terms relating to conformity 3.6 Istilah yang berkaitan dengan kesesuaian

3.6.1 3.6.1

conformity kesesuaian (conformity)

fulfilment of a requirement (3.1.2) dipenuhinya suatu persyaratan (3.1.2)

NOTE 1 This definition is consistent with ISO/IEC CATATAN 1 Definisi ini konsisten dengan ISO/IEC
Guide 2 but differs from it in phrasing to fit into the Guide 2 tetapi berbeda dalam ungkapan untuk
ISO 9000 concepts. diterapkan pada konsep ISO 9000

NOTE 2 The term "conformance" is synonymous but CATATAN 2 Istilah "conformance" adalah sinonim
deprecated. dengan "conformity" tetapi tidak disukai.

3.6.2 3.6.2

nonconformity ketidaksesuaian

non-fulfilment of a requirement (3.1.2) tidak dipenuhinya suatu persyaratan (3.1.2)

25
3.6.3 3.6.3

defect cacat

non-fulfilment of a requirement (3.1.2) related to an tidak dipenuhinya suatu persyaratan (3.1.2) berkaitan
intended or specified use dengan pemakaian yang dimaksudkan atau
ditentukan

NOTE 1 The distinction between the concepts defect CATATAN 1 Perbedaan antara konsep cacat dan
and nonconformity (3.6.2) is important as it has legal ketidaksesuaian (3.6.2) penting karena memiliki
connotations, particularly those associated with prod- pengertian hukum, terutama pada masalah yang
uct liability issues. Consequently the term "defect" berkaitan dengan isu pertanggung jawaban produk.
should be used with extreme caution. Konsekuensinya istilah cacat hendaknya dipakai
dengan sangat hati-hati.

NOTE 2 The intended use as intended by the cus- CATATAN 2 Pemakaian yang dimaksudkan seperti
tomer (3.3.5) can be affected by the nature of the yang dimaksudkan oleh pelanggan (3.3.5) dapat
information, such as operating or maintenance in- dipengaruhi oleh sifat informasi. seperti instruksi
structions, provided by the supplier (3.3.6). pemakaian atau pemeliharaan. Yang diberikan oleh
pemasok (3.3.6)

3.6.4 3.6.4

preventive action tindakan pencegahan

action to eliminate the cause of a potential noncon- tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidak-
formity (3.6.2) or other undesirable potential situation sesuaian (3.6.2) yang potensial atau situasi potensial
lain yang tidak dikehendaki

NOTE 1 There can be more than one cause for a CATATAN 1 Mungkin terdapat lebih dari satu
potential nonconformity. penyebab potensial ketidaksesuaian.

NOTE 2 Preventive action is taken to prevent occur- CATATAN 2 Tindakan pencegahan dilakukan untuk
rence whereas corrective action (3.6.5) is taken to mencegah terjadinya ketidaksesuaian sedangkan
prevent recurrence. tindakan korektif (3.6.5) dilakukan untuk mencegah
terulangnya ketidaksesuaian.

3.6.5 3.6.5

corrective action tindakan korektif

action to eliminate the cause of a detected noncon- tindakan menghilangkan penyebab ketidaksesuaian
formity (3.6.2) or other undesirable situation (3.6.2) yang ditemukan atau situasi yang tidak
dikehendaki.

NOTE 1 There can be more than one cause for CATATAN 1 Mungkin terdapat lebih dari satu
a nonconformity. penyebab ketidaksesuaian.

NOTE 2 Corrective action is taken to prevent recur- CATATAN 2 Tindakan korektif dilakukan untuk
rence whereas preventive action (3.6.4) is taken to mencegah terulangnya ketidaksesuaian sedangkan
prevent occurrence. tindakan pencegahan (3.6.4) mencegah terjadinya
ketidaksesuaian.

NOTE 3 There is a distinction between correction CATATAN 3 Terdapat perbedaan antara koreksi
(3.6.6) and corrective action. (3.6.6) dan tindakan korektif.

26
3.6.6 3.6.6

correction koreksi

action to eliminate a detected nonconformity (3.6.2) tindakan menghilangkan ketidaksesuaian (3.6.2) yang
ditemukan

NOTE 1 A correction can be made in conjunction with CATATAN 1 Koreksi dapat dilakukan sehubungan
a corrective action (3.6.5). dengan tindakan korektif (3.6.5).

NOTE 2 A correction can be, for example, rework CATATAN 2 Koreksi dapat berupa, misalnya,
(3.6.7) or regrade (3.6.8). pengerjaan ulang (3.6.7) atau "regrade" (3.6.8).

3.6.7 3.6.7

rework pengerjaan ulang

action on a nonconforming product (3.4.2) to make it tindakan pada produk (3.4.2) yang tidak sesuai untuk
conform to the requirements (3.1 .2) menjadikannya sesuai dengan persyaratan (3.1.2)

NOTE Unlike rework, repair (3.6.9) can affect or CATATAN Tidak seperti pengerjaan ulang, perbaikan
change parts of the nonconforming product. (3.6.9) dapat mempengaruhi atau mengubah bagian
dari produk tidak sesuai.

3.6.8 3.6.8

regrade "regrade"

alteration of the grade (3.1.3) of a nonconforming perubahan pada "grade" (3.1.3) suatu produk (3.4.2)
product (3.4.2) in order to make it conform to require- tidak sesuai untuk menjadikannya sesuai dengan
ments (3.1.2) differing from the initial ones persyaratan (3.1.2) yang berbeda dari awalnya

3.6.9 3.6.9

repair perbaikan

action on a nonconforming product (3.4.2) to make it tindakan pada produk (3.4.2) yang tidak sesuai untuk
acceptable for the intended use menjadikannya sesuai dengan pemakaian yang
dimaksudkan

NOTE 1 Repair includes remedial action taken on a CATATAN 1 Perbaikan mencakup tindakan pemulihan
previously conforming product to restore it for use, terhadap produk semula, untuk mengembalikannya
for example as part of maintenance. agar sesuai dengan pemakaian, misalnya sebagai
bagian dari perawatan.

NOTE 2 Unlike rework (3.6.7), repair can affect or CATATAN 2 Tidak seperti pengerjaan ulang (3.6.7),
change parts of the nonconforming product. perbaikan dapat mempengaruhi atau mengubah
bagian-bagian produk yang tidak sesuai.

3.6.10 3.6.10

scrap skrap

action on a nonconforming product (3.4.2) to preclude tindakan pada produk (3.4.2) yang tidak sesuai untuk
its originally intended use mencegah kemungkinan digunakan seperti tujuan
semula.

EXAMPLE Recycling, destruction. CONTOH Daur ulang, destruksi.


27
NOTE In a nonconforming service situation, use is CATATAN Dalam situasi suatu jasa tidak sesuai,
precluded by discontinuing the service. pemakaian jasa dihindari dengan tidak melanjutkan
pemberian dan pemakaian jasa tersebut.

3.6.11 3.6.11

concession konsesi

permission to use or release a product (3.4.2) that izin memakai atau melepas produk (3.4.2) yang tidak
does not conform to specified requirements (3.1.2) memenuhi persyaratan (3.1.2) yang ditentukan

NOTE A concession is generally limited to the deliv- CATATAN Konsesi biasanya terbatas pada
ery of a product that has nonconforming characteris- penyerahan produk yang memiliki karakteristik (3.5.1)
tics (3.5.1) within specified limits for an agreed time tidak sesuai dalam batas tertentu untuk jangka waktu
or quantity of that product. atau sejumlah produk yang disepakati.

3.6.12 3.6.12

deviation permit izin penyimpangan

permission to depart from the originally speci fied izin untuk menyimpang dari persyaratan (3.1.2) yang
requirements (3.1.2) of a product (3.4.2) prior to real- semula ditentukan dari suatu produk (3.4.2) sebelum
ization direalisasikan

NOTE A deviation permit is generally given for a lim- CATATAN Izin penyimpangan biasanya diberikan bagi
ited quantity of product or period of time. and for a sejumlah tertentu produk atau periode waktu terbatas,
specific use. dan untuk pemakaian tertentu.

3.6.13 3.6.13

release pelepasan

permission to proceed to the next stage of a process izin untuk melanjutkan ke tahap berikutnya dari suatu
(3.4.1) proses (3.4.1 )

NOTE In English, in the context of computer software, CATATAN Dalam bahasa Inggris, dalam kaitan
the term "release" is frequently used to refer to a ver- dengan perangkat lunak komputer, istilah "release"
sion of the software itself. acap kali mengacu kepada versi dari perangkat lunak
itu sendiri.

3.7 Terms relating to documentation 3.7 Istilah yang berkaitan dengan dokumentasi

3.7.1 3.7.1

information informasi

meaningful data data yang ada artinya

3.7.2 3.7.2

document dokumen

information (3.7. 1) and its supporting medium informasi (3.7.1 ) dan media pendukungnya

EXAMPLE Record (3.7.6), specification (3.7.3). pro- CONTOH Rekaman (3.7.6), spesifikasi (3.7.3),
cedure document, drawing. report. standard. dokumen prosedur, gambar, laporan, standar.

28
NOTE 1 The medium can be paper. magnetic, elec- CATATAN 1 Media dapat kertas, disket magnetik,
tronic or optical computer disc. photograph or master elektronik atau optik, foto atau contoh gabungannya.
sample, or a combination thereof.

NOTE 2 A set of documents. for example specifica- CATATAN 2 Sekumpulan dokumen, misalnya
tions and records, is frequently called "documenta- spesifikasi dan rekaman, acap kali dinamakan
tion". "dokumentasi".

NOTE 3 Some requirements (3.1.2) (e.g. the require- CATATAN 3 Beberapa persyaratan (3.1.2) (misalnya
ment to be readable) relate to all types of documents, persyaratan mudah dapat dibaca) menyangkut semua
however there can be different requirements for speci- jenis dokumen, namun mungkin ada persyaratan
fications (e.g. the requirement to be revision con- berbeda bagi spesifikasi (misalnya persyaratan
trolled) and records (e.g. the requirement to be re- terkendali terhadap revisi) dan rekaman (misalnya
trievable). persyaratan mudah dapat diambil).

3.7.3 3.7.3

specification spesifikasi

document (3.7.2) stating requirements (3.1.2) dokumen (3.7.2) yang menyatakan persyaratan
(3.1.2)

NOTE A specification can be related to activities (e.g. CATATAN Spesifikasi dapat berkaitan dengan
procedure document. process specification and test kegiatan (misalnya dokumen prosedur, spesifikasi
specification), or products (3.4.2) (e.g. product speci- proses dan spesifikasi uji), atau produk (3.4.2)
fication, performance specification and drawing). (misalnya spesifikasi produk, spesifikasi kinerja dan
gambar).

3.7.4 3.7.4

quality manual manual mutu

document (3.7.2) specifying the quality management dokumen (3.7.2) yang merincikan sistem manajemen
system (3.2.3) of an organization (3.3.1) mutu (3.2.3) suatu organisasi (3.3.1)

NOTE Quality manuals can vary in detail and format CATATAN Manual mutu dapat berbeda dalam rincian
to suit the size and complexity of an individual organi- dan formatnya, tergantung pada ukuran dan
zation. kerumitan suatu organisasi.

3.7.5 3.7.5

quality plan rencana mutu

document (3.7.2) specifying which procedures (3.4.5) dokumen (3.7.2) yang berisi prosedur (3.4.5) dan
and associated resources shall be applied by whom sumber daya yang diperlukan harus diterapkan oleh
and when to a specific project (3.4.3), product (3.4.2), siapa dan kapan pada suatu proyek (3.4.3), produk
process (3.4.1) or contract (3.4.2), proses (3.4.1 ) atau kontrak tertentu

NOTE 1 These procedures generally include those CATATAN 1 Prosedur ini biasanya mengacu pada
referring to quality management processes and to proses manajemen mutu dan proses realisasi produk.
product realization processes.

NOTE 2 A quality plan often makes reference to parts CATATAN 2 Rencana mutu acap kali mengacu pada
of the quality manual (3.7.4) or to procedure docu- bagian manual mutu (3.7.4 ) atau dokumen prosedur.
ments.

NOTE 3 A quality plan is generally one of the results CATATAN 3 Rencana mutu biasanya adalah salah
of quality planning (3.2.9). satu hasil perencanaan mutu (3.2.9).
29
3.7.6 3.7.6

record rekaman

document (3.7.2) stating results achieved or provid- dokumen (3.7.2) yang menyatakan hasil yang dicapai
ing evidence of activities performed atau memberi bukti pelaksanaan kegiatan

NOTE 1 Records can be used, for example, to docu- CATATAN 1 Rekaman dapat dipakai, misalnya, untuk
ment traceability (3.5.4) and to provide evidence of mendokumentasikan ketertelusuran (3.5.4) dan
verification (3.8.4), preventive action (3.6.4) and cor- memberi bukti verifikasi (3.8.4), tindakan pencegahan
rective action (3.6.5). (3.6.4) dan tindakan korektif (3.6.5).

NOTE 2 Generally records need not be under revi- CATATAN 2 Biasanya rekaman tidak perlu terkena
sion control. pengendalian revisi.

3.8 Terms relating to examination 3.8 Istilah yang berkaitan dengan pemeriksaan

3.8.1 3.8.1

objective evidence bukti objektif

data supporting the existence or verity of something data pendukung keberadaan atau kebenaran sesuatu

NOTE Objective evidence may be obtained through CATATAN Bukti objektif dapat diperoleh melalui
observation, measurement, test (3.8.3), or other pengamatan, pengukuran, uji (3.8.3), atau cara lain.
means.

3.8.2 3.8.2

inspection inspeksi

conformity evaluation by observation and judgement evaluasi kesesuaian melalui pengamatan dan
accompanied as appropriate by measurement, test- penetapan, jika perlu dengan pengukuran, pengujian
ing or gauging atau pembandingan

[ISO/IEC Guide 2] [ISO/IEC Guide 2]

3.8.3 3.8.3

test uji

determination of one or more characteristics (3.5.1) penentuan satu atau lebih karakteristik (3.5.1) sesuai
according to a procedure (3.4.5) dengan prosedur (3.4.5)

3.8.4 3.8.4

verification verifikasi

confirmation, through the provision of objective evi- konfirmasi, melalui penyediaan bukti objektif (3.8.1 ),
dence (3.8.1 ), that specified requirements (3.1.2) bahwa persyaratan (3.1.2) yang ditentukan telah
have been fulfilled dipenuhi

NOTE 1 The term "verified" is used to desig nate CATATAN 1 Istilah "terverifikasi" dipakai untuk
the corresponding status. mendesain status yang bersangkutan.

NOTE 2 Confirmation can comprise activities such CATATAN 2 Konfirmasi dapat terdiri dari kegiatan
as seperti :

30
- performing alternative calculations, - melakukan penghitungan alternatif,

- comparing a new design specification (3.7.3) with a - pembandingan spesifikasi (3.7.3) desain baru
similar proven design specification, dengan spesifikasi desain serupa yang teruji,

- undertaking tests (3.8.3) and demonstrations, and - melakukan uji (3.8.3) dan peragaan, dan

- reviewing documents prior to issue. - meninjau dokumen sebelum diterbitkan.

3.8.5 3.8.5

validation validasi

confirmation, through the provision of objective evi- konfirmasi, melalui penyediaan bukti objektif (3.8.1 ),
dence (3.8.1 ), that the requirements (3.1.2) for a spe- bahwa persyaratan (3.1.2) bagi pemakaian atau
cific intended use or application have been fulfilled aplikasi dimaksud tertentu telah dipenuhi

NOTE 1 The term "validated" is used to designate CATATAN 1 Istilah "tervalidasi" dipakai untuk
the corresponding status. mendesain status yang bersangkutan.

NOTE 2 The use conditions for validation can be real CATATAN 2 Kondisi pemakaian untuk validasi dapat
or simulated. nyata atau disimulasikan.

3.8.6 3.8.6

qualification process proses kualifikasi

process (3.4.1) to demonstrate the ability to fulfil speci- proses (3.4.1) untuk memperagakan kemampuan
fied requirements (3.1.2) memenuhi persyaratan (3.1.2) yang ditentukan

NOTE 1 The term "qualified" is used to desig nate CATATAN 1 Istilah "terkualifikasi" dipakai untuk
the corresponding status. mendesain status yang bersangkutan.

NOTE 2 Qualification can concern persons, products CATATAN 2 Kualifikasi dapat mengenai orang, produk
(3.4.2), processes or systems (3.2.1). (3.4.2), proses atau sistem (3.2.1).

EXAMPLE Auditor qualification process, material CONTOH Proses kualifikasi auditor, proses kualifikasi
qualification process. bahan.

3.8.7 3.8.7

review tinjauan

activity undertaken to determine the suitability, ad- kegiatan yang dilakukan untuk menentukan
equacy and effectiveness (3.2.14) of the subject mat- kesesuaian, kecukupan dan keefektifan (3.2.14)
ter to achieve established objectives masalah yang dibahas untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan

NOTE Review can also include the determination of CATATAN Tinjauan dapat juga mencakup penentuan
efficiency (3.2.15). efisiensi (3.2.15).

EXAMPLE Management review, design and devel- CONTOH Tinjauan manajemen, tinjauan desain dan
opment review, review of customer requirements and pengembangan, tinjauan persyaratan pelanggan dan
nonconformity review. tinjauan ketidaksesuaian.

31
3.9 Terms relating to audit 3.9 Istilah yang berkaitan dengan audit

NOTE The terms and definitions given in 3.9 have CATATAN Istilah dan definisi yang diberikan pada butir
been prepared in anticipation of the publication of ISO 3.9 telah disiapkan untuk mengantisipasi publikasi
19011. It is possible that they will be modified in that ISO 19011. Istilah dan definisi dalam standar ini
standard. mungkin mengalami perubahan.

3.9.1 3.9.1

audit audit

systematic, independent and documented process proses (3.4.1) sistematis, mandiri dan terdokumentasi
(3.4.1) for obtaining audit evidence (3.9.4) and evalu- untuk memperoleh bukti audit (3.9.4) dan
ating it objectively to determine the extent to which mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan
audit criteria (3.9.3) are fulfilled sejauh mana kriteria audit (3.9.3) telah terpenuhi

NOTE 1 Internal audits, sometimes called firstparty CATATAN 1 Audit internal, kadang-kadang dinamakan
audits, are conducted by, or on behalf of, the organi- audit pihak pertama, dilakukan oleh, atau atas nama,
zation (3.3.1) itself for internal pur poses and can form organisasi (3.3.1) sendiri untuk sasaran internal dan
the basis for an organization's self-declaration of con- dapat dijadikan dasar bagi pernyataan diri organisasi
formity (3.6.1). In many cases, particularly in smaller tentang kesesuaiannya (3.6.1). Dalam banyak kasus,
organization, independence can be demonstrated by terutama dalam organisasi kecil, kemandirian dapat
freedom from responsibility for the activity being au- ditunjukkan dengan kebebasan dari tanggung jawab
dited. terhadap kegiatan yang diaudit.

NOTE 2 External audits include what are generally CATATAN 2 Audit eksternal mencakup yang secara
termed "second-" or "third-party audits". Second-party umum dinamakan "audit pihak kedua" atau "ketiga".
audits are conducted by parties having an interest in Audit pihak kedua dilakukan oleh pihak yang
the organization, such as customers, or by other per- berkepentingan dengan organisasi, seperti
sons on their behalf. Third-party audits are conducted pelanggan, atau oleh orang lain atas nama mereka.
by external independent organizations. Such organi- Audit pihak ketiga dilakukan oleh organisasi mandiri
zations provide certification or registration of confor- eksternal. Organisasi seperti itu memberikan sertifikat
mity with requirements such as those of ISO 9001 atau registrasi tentang kesesuaian dengan
and ISO 14001. persyaratan seperti yang ada dalam ISO 9001 dan
ISO 14001.

NOTE 3 When quality and environmental manage- CATATAN 3 Bila sistem manajemen (3.2.2) mutu dan
ment systems (3.2.2) are audited together, this is lingkungan diaudit bersama, ini dinamakan "audit
termed a "combined audit". gabungan".

NOTE 4 When two or more auditing organizations CATATAN 4 Bila dua atau lebih organisasi audit
cooperate to audit a single auditee (3.9.8) jointly, this bekerja sama mengaudit auditi (3.9.8) tunggal, ini
is termed "joint audit". dinamakan "audit bersama".

3.9.2 3.9.2

audit programme program audit

set of one or more audits (3.9.1) planned for a spe- gabungan dari satu atau lebih audit (3.9.1) yang
cific time frame and directed towards a specific pur- direncanakan untuk kerangka waktu tertentu dan
pose diarahkan ke sasaran tertentu

NOTE An audit programme includes all activi ties CATATAN Program audit termasuk seluruh kegiatan
necessary for planning, organizing and conducting the yang diperlukan untuk perencanaan, pengorgani-
audits. sasian, dan pelaksanaan audit.

32
3.9.3 3.9.3

audit criteria kriteria audit

set of policies, procedures (3.4.5) or requirements kumpulan kebijakan, prosedur (3.4.5) atau
(3.1.2) used as a reference persyaratan (3.1.2) yang dipakai sebagai rujukan

NOTE Audit criteria are used as a reference against CATATAN Kriteria audit digunakan sebagai acuan
which audit evidence (3.9.4) is compared. pembanding terhadap bukti audit (3.9.4).

3.9.4 3.9.4

audit evidence bukti audit

records (3.7.6), statements of fact or other informa- rekaman (3.7.6), pernyataan fakta atau informasi
tion (3.7.1) which are relevant to the audit criteria (3.7.1) lain yang relevan dengan kriteria audit (3.9.3)
(3.9.3) and verifiable dan dapat diverifikasi

NOTE Audit evidence can be qualitative or quantita- CATATAN Bukti audit dapat kualitatif atau kuantitatif.
tive.

3.9.5 3.9.5

audit findings temuan audit

results of the evaluation of the collected audit evi- hasil evaluasi bukti audit (3.9.4) yang terkumpulkan
dence (3.9.4) against audit criteria (3.9.3) terhadap kriteria audit (3.9.3)

NOTE Audit findings can indicate either conformity CATATAN Temuan audit dapat menunjukkan
(3.6.1) or nonconformity (3.6.2) with audit criteria, or kesesuaian (3.6.1) atau ketidaksesuaian (3.6.2)
opportunities for improvement. dengan kriteria audit, atau peluang perbaikan.

3.9.6 3.9.6

audit conclusion kesimpulan audit

outcome of an audit (3.9.1) provided by the audit team hasil audit (3.9.1) oleh tim audit (3.9.10) setelah
(3.9.10) after consideration of the audit objectives and mempertimbangkan sasaran audit dan semua
all audit findings (3.9.5) temuan audit (3.9.5)

3.9.7 3.9.7

audit client klien audit

organization (3.3.1) or person requesting an audit organisasi (3.3.1) atau orang yang meminta
(3.9.1 ) diadakannya audit (3.9.1 )

NOTE The audit client may be the auditee (3.9.8) or CATATAN Klien audit mungkin auditi (3.9.8) atau
any other organization (3.3.1) that has the regulatory organisasi (3.3.1) lain yang mempunyai hak regulasi
or contractual right to request an audit. atau kontrak untuk mensyaratkan audit.

3.9.8 3.9.8

auditee auditi

organization (3.3.1) being audited organisasi (3.3.1) yang diaudit

33
3.9.9 3.9.9

auditor auditor

person with the competence (3.1.6 and 3.9.14) to orang yang berkompeten (3.1.6 and 3.9.14)
conduct an audit (3.9.1) melakukan audit (3.9.1)

NOTE The relevant personal attributes for an auditor CATATAN Sifat pribadi yang relevan sebagai auditor
are described in ISO 19011. diuraikan dalam ISO 19011.

3.9.10 3.9.10

audit team tim audit

one or more auditors (3.9.9) conducting an audit seorang auditor (3.9.9) atau lebih yang melakukan
(3.9.1) audit (3.9.1 )

NOTE 1 One auditor in the audit team is generally CATATAN 1 Seorang auditor dalam tim audit biasanya
appointed as audit team leader. ditunjuk sebagai pimpinan tim audit.

NOTE 2 The audit team may include auditors CATATAN 2 Tim audit dapat mencakup auditor
intraining. magang.

3.9.11 3.9.11

technical expert pakar teknis

<audit> person who provides specific knowledge of orang <audit> yang memberikan pengetahuan atau
or expertise to the audit team (3.9.10) keahlian khusus kepada tim audit (3.9.10)

NOTE 1 Specific knowledge or expertise related to CATATAN 1 Pengetahuan atau keahlian khusus
the organization (3.3.1), the process (3.4.1) or activ- adalah yang terkait dengan organisasi, proses, atau
ity to be audited, or language or culture. kegiatan yang diaudit, atau bahasa atau budaya.

NOTE 2 A technical expert does not act as an auditor CATATAN 2 Seorang pakar teknis tidak bertindak
(3.9.9) in the audit team (3.9.10). selaku auditor (3.9.9) dalam tim audit (3.9.10).

3.9.12 3.9.12

audit plan rencana audit

description of the activities and arrangements for an uraian kegiatan dan pengaturan untuk audit (3.9.1)
audit (3.9.1)

3.9.13 3.9.13

audit scope ruang lingkup audit

extent and boundaries of an audit (3.9.1) cakupan dan batasan-batasan suatu audit (3.9.1)

NOTE The audit scope generally includes a descrip- CATATAN Ruang lingkup audit umumnya mencakup
tion of the physical locations, organizational units, uraian dari lokasi secara fisik, unit organisasi, kegiatan
activities and processes (3.4.1), as well as the time dan proses, serta periode waktu yang dicakup.
period covered.

34
3.9.14 3.9.14

competence kompetensi

<audit> demonstrated personal attributes and dem- <audit> Atribut dan kemampuan seseorang yang
onstrated ability to apply knowledge and skillsn ditunjukkan dalam menerapkan pengetahuan dan
keterampilan

3.10 Terms related to quality assurance for mea- 3.10 Istilah yang berkaitan dengan pemastian
surement processes mutu untuk proses pengukuran

3.10.1 3.10.1

measurement management system sistem manajemen pengukuran

set of interrelated or interacting elements necessary kumpulan unsur yang saling berkait dan berinteraksi
to achieve metrological confirmation (3.10.3) and yang diperlukan untuk mencapai konfirmasi
continual control of measurement processes (3.10.2) metrologik (3.10.3) dan pengendalian berkesinam-
bungan dari proses pengukuran (3.10.2)

3.10.2 3.10.2

measurement process proses pengukuran

set of operations to determine the value of a quantity kumpulan operasi untuk menentukan nilai suatu
besaran

3.10.3 3.10.3

metrological confirmation konfirmasi metrologik

set of operations required to ensure that measuring kumpulan (seperangkat) operasi yang diper-
equipment (3.10.4) conforms to the requirements syaratkan untuk memastikan bahwa peralatan
(3.1.2) for its intended use pengukuran (3.10.4) memenuhi persyaratan (3.1.2)
untuk pemakaian yang dimaksudkan

NOTE 1 Metrological confirmation generally includes CATATAN 1 Konfirmasi metrologik biasanya


calibration or verification (3.8.4), any necessary ad- mencakup kalibrasi atau verifikasi (3.8.4), penyetelan
justment or repair (3.6.9), and subsequent atau perbaikan (3.6.9) yang perlu, dan kalibrasi uiang
recalibration, comparison with the metrological re- berikutnya, pembandingan dengan persyaratan
quirements for the intended use of the equipment, as metrologik untuk pemakaian peralatan yang
well as any required sealing and labelling. dimaksudkan seperti juga persyaratan tentang
penyegelan dan pelabelan.

NOTE 2 Metrological confirmation is not achieved until CATATAN 2 Konfirmasi metrologik dinyatakan tidak
and unless the fitness of the measuring equipment dipenuhi kecuali kesesuaian peralatan pengukuran
for the intended use has been demonstrated and untuk penggunaan tertentu telah diperagakan dan
documented. didokumentasikan.

NOTE 3 The requirements for the intended use in- CATATAN 3 Persyaratan untuk pemakaian yang
clude such considerations as range, resolution, maxi- dimaksudkan mencakup pertimbangan seperti
mum permissible errors, etc. rentang, resolusi, dan kesalahan maksimum yang
diperbolehkan.

NOTE 4 Metrological confirmation requirements are CATATAN 4 Persyaratan konfirmasi metrologik


usually distinct from and are not specified in product biasanya berbeda dan tidak ditentukan dalam
requirements. persyaratan produk.

35
3.10.4 3.10.4

measuring equipment peralatan ukur

measuring instrument, software, measurement stan- instrumen ukur, perangkat lunak, standar pengukuran,
dard, reference material or auxiliary apparatus or com- bahan rujukan, alat bantu, atau gabungannya yang
bination thereof necessary to realize a measurement diperlukan untuk merea-lisasikan proses pengukuran
process (3.10.2) (3.10.2)

3.10.5 3.10.5

metrological characteristic karakteristik metrologik

distinguishing feature which can influence the results sifat pembeda yang dapat mempengaruhi hasil
of measurement pengukuran

NOTE 1 Measuring equipment (3.10.4) usuall has CATATAN 1 Peralatan pengukuran (3.10.4) biasanya
several metrological characteristics. memiliki beberapa karakteristik metrologi.

NOTE 2 Metrological characteristics can be the sub- CATATAN 2 Karakteristik metrologik dapat menjadi
ject of calibration. subyek kalibrasi.

3.10.6 3.10.6

metrological function fungsi metrologik

function with organizational responsibility for defining fungsi dengan tanggung jawab organisasi untuk
and implementing the measurement management menetapkan dan mengimplementasikan sistem
system (3.10.1) manajement pengukuran (3.10.1)

36
Annex A Lampiran A

(informative) (informatif)

Methodology used in the development of the Metodologi yang dipakai dalam


vocabulary pengembangan kosakata

A.1 Introduction A.1 Pendahuluan

The universality of application of the ISO 9000 family Keuniversalan aplikasi standar kelompok ISO 9000
of standards requires the use of mensyaratkan dipakainya

- a technical description but without the use of techni- - uraian teknis tetapi tanpa pemakaian bahasa teknik,
cal language, and dan

- a coherent and harmonized vocabulary that is eas- - Kosakata yang logis dan konsisten serta harmonis
ily understandable by all potential users of quality mudah dipahami oleh semua pemakai standar
management systems standards. sistem manajemen mutu yang potensial

Concepts are not independent of one another, and Konsep tidak mandiri satu dengan lainnya, dan suatu
an analysis of the relationships between concepts analisis tentang hubungan antar konsep dalam bidang
within the field of quality management systems and sistem manajemen mutu dan pengaturan hubungan
the arrangement of them into concept systems is a tersebut ke dalam sistem konsep adalah prasyarat
prerequisite of a coherent vocabulary. Such an analy- bagi ketaatasasan kosakata. Analisis seperti itu
sis was used in the development of the vocabulary dipakai dalam pengembangan kosakata yang
specified in this document. Since the concept dia- dirincikan dalam dokumen ini. Karena diagram
grams employed during the development process may konsep yang dipakai selama proses pengembangan
be helpful in an informative sense, they are repro- mungkin berguna sebagai informasi, maka
duced in A.4. digambarkan ulang dalam A.4.

A.2 Content of a vocabulary entry and the substi- A.2 Isi tema kosakata dan aturan substitusinya
tution rule
Konsep membentuk satuan transfer antar bahasa
The concept forms the unit of transfer between lan- (termasuk varian dalam satu bahasa, misalnya
guages (including variants within one language, for bahasa Inggris). Istilah yang paling sesuai untuk
example American English and British English). For transparansi universal dari suatu konsep dalam
each language, the most appropriate term for the bahasa, yakni bukan pendekatan sastra pada
universal transparency of the concept in that language, penerjemahan, yang dipilih.
i.e. not a literal approach to translation, is chosen.

A definition is formed by describing only those char- Suatu definisi dibentuk dengan hanya menguraikan
acteristics that are essential to identify the concept. karakteristik yang penting untuk mengetahui
Information concerning the concept which is impor- konsepnya. Informasi tentang konsep yang penting
tant but which is not essential to its description is put tetapi tidak penting untuk uraiannya diletakkan dalam
in one or more notes to the definition. satu atau lebih catatan pada definisi itu.

When a term is substituted by its definition, subject to Bila sebuah istilah disubstitusikan oleh definisinya,
minor syntax changes, there should be no change in dengan kemungkinan perubahan sintaks sedikit,
the meaning of the text. Such a substitution provides hendaknya tidak ada perubahan pengertian naskah.
a simple method for checking the accuracy of a defi- Substitusi seperti itu memberikan metode sederhana
nition. However, where the definition is complex in untuk memeriksa ketelitian definisi. Namun bila
the sense that it con tains a number of terms, substi- definisinya rumit dalam pengertian bahwa definisi
tution is best carried out taking one or, at most, two tersebut berisi sejumlah istilah, substitusi terbaik
definitions at a time. Complete substitution of the to- dilakukan dengan mengambil satu, atau tidak lebih
tality of the terms will become difficult to achieve syn- dari dua definisi sekaligus. Substitusi lengkap dari
tactically and unhelpful in conveying meaning. istilah secara keseluruhan akan menjadi sulit dicapai
secara sintaktik dan tidak membantu dalam
penyampaian pengertian.
37
A.3 Concept relationships and their graphical rep- A.3 Hubungan konsep dan pengembangan-nya
resentation secara grafik

A.3.1 General A.3.1 Umum

In terminology work the relationships between con- Dalam pekerjaan peristilahan, hubungan antar konsep
cepts are based on the hierarchical formation of the didasarkan pada formasi hirarki dari karakteristik
characteristics of a species so that the most economi- suatu spesies sehingga uraian yang terekonomis dari
cal description of a concept is formed by naming its suatu konsep dibentuk dengan menamakan
species and describing the characteristics that dis- spesiesnya serta menguraikan karakteristik yang
tinguish it from its parent or sibling concepts. membedakannya dari konsep induk atau anaknya.

There are three primary forms of concept relation- Terdapat tiga bentuk dasar dari hubungan konsep
ships indicated in this annex: generic (A.3.2), parti- yang ditunjukkan dalam lampiran ini: generik (A.3.2),
tive (A.3.3) and associative (A.3.4). partitif (A.2.3) dan asosiatif (A.3.4)

A.3.2 Generic relation A.3.2. Hubungan generik

Subordinate concepts within the hierarchy inherit all Konsep subordinat dalam hirarki, mewarisi semua
the characteristics of the superordinate concept and karakteristik konsep superordinat dan berisi uraian
contain descriptions of these characteristics which karakteristik tersebut yang membedakannya dari
distinguish them from the superordinate (parent) and konsep superordinat (induk) dan koordinat (anak),
coordinate (sibling) concepts, e.g. the relation of misalnya hubungan dari musim semi, musim panas,
spring, summer, autumn and winter to season. musim gugur dan musim dingin pada iklim.

Generic relations are depicted by a fan or tree dia- Hubungan generik digambarkan oleh diagram kipas
gram without arrows (see Figure A.1). atau pohon tanpa anak panah (lihat Gambar A.1).

Season
iklim

spring sum mer autumn


musim semi musim panas musim gugur

Figure A.1 Graphical representation of a generic relation


Gambar A.1 Gambaran hubungan generik

38
A.3.3 Partitive relation A.3.3 Hubungan partitif

Subordinate concepts within the hierarchy form con- Konsep subordinat dalam hirarki merupakan bagian
stituent parts of the superordinate concept, e.g. spring, unsur dari konsep superordinatnya, misalnya musim
summer, autumn and winter may be defined as parts semi, panas, gugur dan dingin dapat didefinisikan
of the concept year. In comparison, it is inappropriate sebagai bagian dari konsep tahun. Sebagai
to define sunny weather (one possible characteristic pembanding, tidak patut untuk mendefinisikan cuaca
of summer) as part of a year. cerah (salah satu karakteristik dari musim panas)
sebagai bagian dari tahun.

Partitive relations are depicted by a rake with out ar- Hubungan partitif digambarkan oleh garu tanpa anak
rows (see Figure A.2). Singular parts are depicted by panah (lihat Gambar A.2). Bagian tunggal
one line, multiple parts by double lines. digambarkan oleh satu garis, bagian ganda oleh garis
ganda.

year
tahun

autumn summer winter


musim semi musim panas musim dingin

Figure A.2 Graphical representation of a partitive relation


Gambar A.2 Gambaran hubungan partitif

A.3.4 Associative relation A.3.4 Hubungan asosiatif

Associative relations cannot provide the economies Hubungan asosiatif tidak dapat memberikan
in description that are present in generic and partitive keuntungan ekonomi dalam uraian seperti yang ada
relations but are helpful in identifying the nature of dalam hubungan generik dan partitif, tetapi hubungan
the relationship between one concept and another asosiatif membantu dalam menunjukkan sifat
within a concept system, e.g. cause and effect, activ- hubungan antara konsep satu dengan yang lain dalam
ity and location, activity and result, tool and function, sistem konsep, misalnya sebab dan akibat, kegiatan
material and product. dan tempat, kegiatan dan hasil, alat dan fungsi, bahan
dan produk.

Associative relations are depicted by a line with ar- Hubungan asosiatif digambarkan oleh garis beranak
rowheads at each end (see Figure A.3). panah pada tiap ujungnya (lihat Gambar A.3).

sunshine summer
sinar matahari musim panas

Figure A.3 Graphical representation of an associative relation


Gambar A.3 Gambaran hubungan asosiatif

39
A.4 Concept diagrams A.4 Diagram konsep

Figures A.4 to A.13 show the concept diagrams on Gambar A.4 sampai A.13 menunjukkan diagram
which the thematic groupings of clause 3 are based. konsep yang dipakai sebagai dasar pengelompokan
tematik pasal 3.

Since the definitions of the terms are repeated, with- Karena definisi istilahnya diulang, tanpa catatan apa
out any related notes, it is recommended to refer to pun yang terkait tidak (diulang), disarankan untuk
clause 3 to consult any such notes. mengacu ke pasal 3 untuk melihat catatan itu.

requirement / persyaratan (3.1.2)


need or expectation that is stated,
generally implied or obligatory /
kebutuhan atau harapan pelanggan grade / derajat/grade (3.1.3)
yang dinyatakan, biasanya tersirat category or rank given to different quality
atau wajib requirements for products, processes or
systems having the same functional use /
kategori atau peringkat yang diberikan pada
persyaratan mutu yang berbeda bagi produk,
proses atau sistem yang memiliki pemakaian
fungsi yang sama

quality / mutu (3.1.1) competence / kompeten (3.1.6)


degree to which a set of inherent demonstrated ability to apply knowledges and
characteristics fulfils requirements / skills / kemampuan yang dapat ditunjukkan
derajat yang dicapai oleh untuk menerapkan pengetahuan dan
karakteristik yang inheren dalam keterampilan
memenuhi persyaratan

capability / kemampuan (3.1.5)


ability of an organization, system or process to
realize a product that will fulfil the requirements
for that product / kemampuan suatu organisasi,
sistem atau proses untuk merealisasikan produk
yang akan memenuhi persyaratan bagi produk
tersebut

customer satisfaction / kepuasan pelanggan (3.1.4)


customers perception of the degree to which the
customers requirements have been fulfilled /
persepsi pelanggan tentang derajat telah dipenuhinya
persyaratan pelanggan

Figure A.4 Concepts relating to quality (3.1)


Gambar A.4. Konsep berkaitan dengan mutu (3.1)

40
system/sistem (3.2.1) management/manajemen (3.2.6) top management/pimpinan puncak (3.2.7)
set of interelated or coordinated activities to direct and person or group of people who directs and
interacting elements/ control an organization/kegiatan controls an organization at the highest level/
kumpulan unsur-unsur terkoordinasi untuk mengarahkan dan orang atau sekelompok orang yang
saling terkait atau mengendalikan sebuah organisasi mengarahkan dan mengendalikan organisasi
interaksi pada tingkat tertinggi

management system/sistem quality policy/kebijakan mutu (3.2.4)


manajemen (3.2.3) overall intentions and direction of an
system to establish policy and organization related to quality as formally
objectives ant to achieve those expressed by top management/maksud dan
objectives/sistem untuk menetapkan arahan secara menyeluruh sebuah
kebijakan dan sasaran serta untuk organisasi yang terkait dengan mutu seperti
mencapai sasaran itu yang dinyatakan secara resmi oleh pimpinan
puncak

quality management system/ quality management/manajemen quality objective/sasaran mutu (3.2.5)


sistem manajemen mutu (3.2.3) mutu (3.2.8) something sought, or aimed at, related to
management system to direct and coordinated activities to direct and quality/sesuatu yang dicari, atau dituju,
control an organization with regard control an organization with regard berkaitan dengan mutu
to quality/sistem manajemen untuk to quality/kegiatan terkoordinasi
mengarahkan dan mengendalikan untuk mengarahkan dan
organisasi dalam hal mutu mengendalikan organisasi dalam contiunal improvement / perbaikan
hal mutu berkesinambungan (3.2.13)
recurring activity to increase the ability
to fulfil requirements / kegiatan
berulang untuk meningkatkan
kemampuan memenuhi persyaratan

quality planning / quality control / quality assurance / quality improvement /


perencanaan mutu (3.2.9) pengendalian mutu (3.2.10) pemastian mutu (3.2.11) perbaikan mutu (3.2.9)
part of quality management part of quality management part of quality management part of quality management
focused on setting quality focused on fulfiling quality focused on providing focused on increasing the
objectives and specifying requirements / bagian dari confidence that quality ability to fulfill quality
necessary operational manajemen mutu yang requirements will be fulfilled / requirements / bagian dari
processes and resources to difokuskan pada pemenuhan bagian dari manajemen mutu manajemen mutu yang
fulfil the quality objectives / persyaratan mutu yang difokuskan pada difokuskan pada peningkatan
bagian dari manajemen mutu pemberian keyakinan bahwa kemampuan memenuhi
yang difokuskan ke persyaratan mutu akan persyaratan mutu
penetapan sasaran mutu dipenuhi
dan merinci proses
operasional dan sumber
daya terkait yang diperlukan
untuk memenuhi sasaran
mutu

efficiency / efisiensi (3.2.15)


relationship between result
effectiveness / keefektifan (3.2.14) achievedand resources used /
extent to which planned activities are hubunganantara hasil yang dicapai
realized and planned results dansumberdaya yang dipakai
achieved / sampai sejauh mana
kegiatan yang direncanakan
terealisasi dan hasil yang
direncanakan tercapai

Figure A.5 Concepts relating to management (3.2)


Gambar A.5 Konsep berkaitan dengan manajemen (3.2)

41
organization / organisasi (3.3.1)
group of people and facilities with
an arrangement of responsibilities,
authorities and relationships /
kelompok orang dan fasilitas
dengan pengaturan tanggung
organizational structure / jawab, hubungan dan wewenang
struktur organisasi (3.3.2)
arrangement of esponsibilities,
authorities and relationships
between people / pengaturan interested party / pihak
tanggung jawab, wewenang berkepentingan (3.3.7)
dan hubungan antar orang person or group having an interest in the
performance or success of an organization /
orang atau kelompok yang memiliki
kepentingan pada kinerja atau keberhasilan
sebuah organisasi

infrastucture / prasarana (3.3.3)


<organization> system of facilities, supplier / pemasok (3.3.6) customer / pelanggan (3.3.5)
equipment and services needed for organization or person organization or person
the operation of an organization / that provides a product / that recieves a product /
<organisasi> sistem fasilitas, organisasi atau orang organisasi atau orang
peralatan dan jasa yang diperlukan yang menyediakan yang menerima produk
untuk mengoperasikan suatu produk
organisasi contract/kontrak (3.3.8)
binding agreement/
kesepakatan yang mengikat

work environment /
lingkungan kerja (3.3.4)
set of conditions under which
work is performed / kumpulan
dari kondisi tempat pekerjaan
dilakukan

Figure A.6 Concepts relating to organization (3.3)


Gambar A.6 Konsep berkaitan dengan organisasi (3.3)

procedure / prosedur (3.4.5) process / proses (3.4.1) product / produk (3.4.2)


specified way to carry out set of interrelated or result of a process /
an activity or a process / interacting activities which hasil suatu proses
cara tertentu untuk transforms inputs into
melaksanakan suatu outputs / kumpulan
kegiatan atau proses kegiatan saling terkait atau
berinteraksi yang mengubah
masukan menjadi keluaran

project / proyek (3.4.3)


design and development / unique process, consisting of a set of
desain dan pengembangan (3.4.4) coordinated and controlled activities with start
set of processes that transforms and finish dates, undertaken to achieve an
requirements into specified characteristics or objective conforming to specific requirements,
into the specification of a product, process or including the constraints of time, cost and
system / kumpulan proses yang mengubah resources / proses khas, terdiri dari kumpulan
persyaratan menjadi karakteristik yang kegiatan terkoordinasi dan terkendali dengan
tertentu atau menjadi spesifikasi suatu tanggal awal dan akhir, dilakukan untuk
produk, proses atau sistem mencapai sasaran yang sesuai dengan
persyaratan tertentu, termasuk kendala waktu,
biaya dan sumber daya

Figure A.7 Concepts relating to process and product (3.4)


Gambar A.7. Konsep berkaitan dengan proses dan produk (3.4)

42
characteristic /
karakteristik (3.5.1)
distinguishing feature /
ciri yang membedakan

dependability / keandalan (3.5.3) tracebility / ketertelusuran (3.5.4)


collective term used to describe the ability to trace the history,
availability performance and its application or location of that which
influencing factors: reliability is under consideration /
performance, maintainability kemampuan untuk menelusur
performance, and maintenance riwayat, aplikasi, atau lokasi
support performance / istilah bersama sesuatu yang sedang
yang dipakai untuk menguraikan dipertimbangkan
ketersedia kinerja dan faktor
pengaruhnya: kinerja keandalan,
kinerja mampu rawat, kinerja
dukungan perawatan

quality characteristic / karakteristik mutu (3.5.2)


inherent characteristic of a product, process or
system related to a requirement / karakteristik
inheren dalam produk, proses atau sistem berkaitan
dengan suatu persyaratan

Figure A.8 Concepts relating to characteristics (3.5)


Gambar A.8. Konsep berkaitan dengan karakteristik (3.5)

43
requirement /
persyaratan (3.1.2)

defect / cacat (3.6.3) nonconformity / conformity /


non-fulfilment of a requirement ketidaksesuaian (3.6.2) kesesuaian (3.6.1)
related to an intended or specified non-fulfilment of a requirement / fulfilment of a requirement /
use / Tidak dipenuhinya suatu tidak dipenuhinya suatu persyaratan dipenuhinya suatu
persyaratan berkaitan dengan persyaratan
pemakaian yang dimaksudkan atau
ditentukan

release /
pelepasan (3.6.13)
permission to proceed to
the next stage of a process /
izin untuk melanjutkan ke
tahap berikutnya dari suatu
proses

preventive action /
corrective action / concession /
tindakan pencegahan (3.6.4) deviation permit / izin
tindakan korektif (3.6.5) konsesi (3.6.11)
action to eliminate the cause penyimpangan (3.6.12)
action to eliminate the permission to use or
of a potential nonconformity or permission to depart from
cause of a detected release a product that
other undesirable potential the originally specified
nonconformity or other does not conform to
situation / tindakan untuk requirements of a product prior
undesirable situation / specified requirements /
Menghilangkan penyebab to realization / izin untuk
tindakan menghilangkan izin memakai atau
ketidaksesuaian yang menyimpang dari persyaratan
penyebab ketidaksesuaian melepas produk yang
potensial atau situasi yang semula ditentukan dari
yang ditemukan atau situasi tidak memenuhi
potensial lain yang tidak produk sebelum direalisasikan
yang tidak dikehendaki persyaratan yang
dikehendaki
ditentukan

correction / koreksi (3.6.6) scrap / skrap (3.6.10)


action to eliminate a detected action on a nonconforming
nonconformity / tindakan product to preclude its originally
menghilangkan ketidaksesuaian intended use / tindakan pada
yang ditemukan produk tidak sesuai untuk
mencegah kemungkinan
digunakan seperti tinjauan
semula

rework / pengerjaan ulang (3.6.7) regrade / regrade (3.6.8)


action on a nonconforming alteration of the grade of a
product to make it conform to the nonconforming product /
reqiurements / tindakan pada perubahan pada grade suatu
produk yang tidak sesuai untuk produk yang tidak sesuai untuk
menjadikannya sesuai dengan menjadikannya sesuai dengan
persyaratan persyaratan yang berbeda dari yang
awalnya

repair / perbaikan (3.6.9)


action on a nonconforming
product to make it acceptable for
the intended use / tindakan pada
produk tidak sesuai untuk
menjadikannya sesuai dengan
pemakaian yang dimaksudkan

Figure A.9 Concepts relating to conformity (3.6)


Gambar A.9 Konsep berkaitan dengan kesesuaian (3.6)

44
information / document / dokumen (3.7.2)
informasi (3.7.1) information and its supporting
meaningful data / medium / informasi dan media
data yang ada artinya pendukungnya

specification / quality manual / quality plan / rencana record / rekaman (3.7.6) procedure document /
spesifikasi (3.7.3) manual mutu (3.7.4) mutu (3.7.5) document stating results dokumen prosedur 3.7.6)
documents stating document specifying document specifying achieved or providing [not defined, see note to
requirement / the quality which procedures and evidence of activities procedure] / [tidak
dokumen yang management system associated resources performed / dokumen yang didefinisikan, lihat catatan
menyatakan of an organization / shall be applied by whom menyatakan hasil yang pada prosedur]
persyaratan dokumen yang and when to a specific dicapai atau memberi bukti
merincikan sistem project, product, process pelaksanaan kegiatan
manajemen mutu or contract /
suatu organisasi dokumen yang berisikan
prosedur dan sumberdaya
mana yang diperlukan
yang harus diterapkan
oleh siapa dan kapan
pada suatu proyek,
produk, proses atau
kontrak tertentu

Figure A.10 Concepts relating to documentation (3.7)


Gambar A.10 Konsep berkaitan dengan dokumentasi (3.7)

Determination /
Penentuan
[not defined] / [tidak
didefinisikan]

review / tinjauan (3.8.7) objective evidence /


activity undertaken to determine the bukti Objektif (3.8.1)
suitability, adequancy, and data supporting the
effectiveness of the subject matter to existence or verity of
achieve established objectives / something / data
kegiatan yang dilakukan untuk pendukung keberadaan
menentukan kesesuaian, atau kebenaran sesuatu
verification /
kecukupan, dan keefektifan masalah
verifikasi (3.8.4)
yang dibahas untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan. confirmation, through the
provision of objective
evidence, that specified
requirements have been
inspection / inspeksi (3.8.2) fulfilled / konfirmasi, validation / validasi (3.8.5)
conformity evaluation by melalui penyediaan bukti confirmation, through the
observation and judgement objektif bahwa provision of objective
accompanied as appropriate persyaratan tertentu evidence, that the
test / uji (3.8.3)
by measurement / determination of one or telah dipenuhi requirements for a specific
evaluasi kesesuaian melalui more characteristics intended use or application
pengamatan dan penetapan, according to a procedure / have been fulfilled /
jika perlu dengan ditetapkan konfirmasi,
penentuan satu atau lebih
pengukuran, pengujian atau karakteristik sesuai dengan melalui penyediaan bukti
pembandingan prosedur objektif, bahwa persyaratan
untuk pemakaian atau
aplikasi yang dimaksudkan
telah dipenuhi

Figure A.11 Concepts relating to examination (3.8)


Gambar A.11 Konsep berkaitan dengan pemeriksaan (3.8)

45
client audit / klien audit (3.9.7) audit programme /
organization or person program audit (3.9.2)
auditee/ auditi (3.9.8)
requesting an audit / organisasi set of one or more audits
organization being audited /
atau orang yang meminta planned for a specific purpose /
organisasi yang diaudit
diadakannya audit gabungan dari satu atau lebih
audit yang direncanakan untuk
kerangka waktu tertentu dan
diarahkan untuk sasaran tertentu

audit scope /
ruang lingkup audit (3.9.13)
extent and boundaries of an
audit / cakupan dan
batasanbatasan suatu audit
audit / audit (3.9.1)
systematic, independent and audit findings / temuan audit (3.9.1)
documented process for results of the evaluation of the collected
obtaining audit evidence and audit evidence against audit criteria /
evaluating it objectively to hasil evaluasi bukti audit yang
determine the extent to which terkumpulkan terhadap kriteria audit
audit plan /
ruang lingkup audit (3.9.12) audit criteria are fulfilled / Proses
description of the activities and sistematis, mandiri dan
terdokumentasi untuk
arrangements for an audit /
memperoleh bukti audit dan
uraian kegiatan dan pengaturan
untuk audit mengevaluasinya secara objektif
untuk menentukan sejauh mana
kriteria audit telah terpenuhi

audit criteria / audit team / tim audit (3.9.10) audit evidence / bukti audit (3.9.4)
kriteria audit (3.9.3) one or more auditors conducting records, statements of fact or other
set of policies, procedures or an audit, supported if needed by information which are relevant to the
requirements used as technical experts/ seorang audit criteria and verifiable /
reference/ kumpulan kebijakan, auditor atau lebih yang rekaman, pernyataan fakta atau
prosedur atau persyaratan melakukan audit, jika diperlukan informasi lain yang relevan dengan
yang dipakai sebagai acuan didukung oleh pakar teknis kriteria audit dan dapat diverifikasi

technical expert / auditor / auditor (3.9.9) audit conclusion /


pakar teknis (3.9.11) person with the demonstrated kesimpulan audit (3.9.6)
<audit> person who provides personal attributes and outcome of an audit provided by
specific knowledge or expertise competence to conduct an audit / the audit team after
to the audit team / orang dengan sifat pribadi yang consideration of the audit
orang <audit> yang memberikan ditunjukkan dan kompeten objectives and all audit findings /
pengetahuan atau keahlian melakukan audit hasil audit oleh tim audit setelah
khusus kepada tim audit mempertimbangkan sasaran
audit dan semua temuan audit

competence / kompeten (3.9.14)


<audit> demonstrated personal attributes
and demonstrated ability to apply
knowledge and skills / <audit> Atribut
dan kemampuan seseorang yang
ditunjukkan dalam menerapkan
pengetahuan dan keterampilan

Figure A.12 Concepts relating to audit (3.9)


Gambar A.12 Konsep berkaitan dengan audit (3.9)

46
measurement process /
proses pengukuran (3.10.2)
set of operations to determine the value of
a quantity / kumpulan operasi untuk
menentukan nilai suatu besaran

metrological confirmation /
konfirmasi metrologik (3.10.3)
set of operations required to ensure
that measuring equipment conforms
to the requirements for its intended
use / kumpulan (seperangkat)
operasi yang dipersyaratkan untuk
memastikan bahwa peralatan
pengukuran memenuhi persyaratan
untuk pemakaiannya yang
dimaksudkan

measurement management system / metrological function /


sistem manajemen pengukuran (3.10.1) fungsi metrologik (3.10.6)
set of interrelated or interacting elements necessary function with organizational
to achieve metrological confirmation and continual responsibility for defining and
control of measurement processes / kumpulan unsur implementing the measurement
yang saling terkait dan berinteraksi yang diperlukan control system / fungsi dengan
untuk mencapai konfirmasi metrologik dan tanggung jawab organisasi untuk
pengendalian berkesinambungan dari proses menetapkan dan
pengukuran mengimplementasikan sistem
pengendalian pengukuran

measuring equipment / metrological characteristic /


peralatan ukur (3.10.4) karakteristik metrologik (3.10.5)
measuring instrument, software, distinguishing feature which can
measurement standard, reference material influence the results of measurement /
or auxilary apparatus or combination thereof sifat pembeda yang dapat
necessary to realize a measurement mempengaruhi hasil pengukuran
process / instrumen ukur, perangkat lunak,
standar pengukuran, bahan rujukan atau
alat bantu atau gabungannya yang
diperlukan untuk merealisasikan proses
pengukuran

Figure A.13 Concepts relating to quality assurance for measurement processes


Gambar A.13. Konsep berkaitan dengan pemastian mutu untuk proses pengukuran

47

Anda mungkin juga menyukai