Metana merupakan komponen utama gas alam. Pada suhu kamar dan tekana
standar, metana adalah gas tidak berwarna, tidak berbau. Metana memiliki titik
didih -161o pada tekanan satu atmosfer. Metana cair tidak membakar kecuali
mengalami tekanan tinggi.
Sifat kimia metana:
umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya. Dalam oksigen
berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, karbon dioksida (CO2)
dan uap air.
Merupakan komponen utama gas alam, sekitar 87%
Ikatan kimia yang ditemukan dalam metana diklasifikasikan sebagai ikatan
kovalen.Ikatan kovalen adalah sejenis ikatan kimiayang memiliki
karakteristik berupa pasangan elektron yang saling terbagi (pemakaian
bersama elektron) di antara atom-atom yang berikatan.
Metana sangat mudah terbakar, karena unsur penyusunnya berupa ( atom
karbon dan hidrogen) merupakan unsur yang mudah
terbakar dan merupakan salah satu senyawa hidrokarbon alkana. Campuran
dari metana dengan udara yang eksplosif dalam kisaran 5-15% volume
metana. Reaksi pembakaransempurna gas metana :
Sifat fisik
Rumus molekul CH4
Berat molekul 16 g/mol
Titik leleh -182o C
Titik didih -161oC
Densitas 0.432 g/cm3
Fase 250oC
Daftar Pustaka http://kimiatmtkd.blogspot.co.id/2016/02/metana-dan-
serangga-global-warming_14.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Metana
2
Daftar Pustaka
http://www.jejaringkimia.web.id/2010/12/mengenal-gas-
metana.html
C + 2H2 CH4
b. Metana dapat diperoleh secara tidak langsung, yaitu dari senyawa CS2, H2 S dan
3
c. Metana dapat diperoleh dari monoksida dan hidrogen akan menghasilkan metana
d. Reduksi katalis dihasilkan dari pemanasan sodium asetat dengan basa kuat
(KOH/NaOH) tanpa adanya air.
e. Metana dapat dihasilkan dari pemanasan sodium asetat dengan basa kuat
(KOH/NaOH) tanpa adanya air. Pada reaksi ini biasanya ditambahkan soda lime
(campuran NaOH) dan CaO) untuk mencegah tejadinya keausan tabung gelasnya.
Pembakaran
Pada reaksi pembakaran metana, ada beberapa tahap yang dilewati. Hasil awal
yang didapat adalah formaldehida (HCHO atau H2CO). Oksidasi formaldehid akan
menghasilkan radikal formil (HCO), yang nantinya akan menghasilkan karbon
monoksida (CO):
CH4 + O2 CO + H2 + H2O
H2 akan teroksidasi menjadi H2O dan melepaskan panas. Reaksi ini berlangsung
sangat cepat, biasanya bahkan kurang dari satu milisekon.
2 H2 + O2 2 H2O
Akhirnya, CO akan teroksidasi dan membentuk CO2 samil melepaskan panas.
Reaksi ini berlangsung lebih lambat daripada tahapan yang lainnya, biasanya
membutuhkan waktu beberapa milisekon.
2 CO + O2 2 CO2
Hasil reaksi akhir dari persamaan diatas adalah:
CH4 + 2 O2 CO2 + 2 H2O (H = 891 kJ/mol (dalam kondisi temperatur
dan tekanan standar)
berbagai aktivitas seperti peternakan, tambang batu bara dan gas, penimbunan
sampah, dan persawahan (Casper, 2010). Sebanyak 91% emisi gas metana
dihasilkan pada daerah persawahan, 7% pada daerah peternakan, dan 2% pada
sampah organik (Reay & van Amstel, 2010). Berdasarkan data tersebut tampak
jelas bahwa daerah persawahan merupakan sumber utama produksi gas metana dan
menurut Watanabe et al. (1997) emisi gas metana yang berasal pada daerah
persawahan menyumbangkan 10% - 20% total GRK yang ada.
Untuk proses mulai terbentuknya gas metana hingga pada akhirnya menjadi
gas polutan, akan ditekankan pada pembentukan hidrat metana dan juga
pembentukan gas metana di TPA atau Tempat Pembuangan Akhir sampah.
Sebagian besar dari hidrat metana berupa endapan di lautan. Sebagian besar
dari itu dapat disebut sebagai deposit yang berlapis-lapis. Karbon organik dari
plankton terkubur selama lebih dari jutaan tahun. Ratusan meter di bawah dasar
laut, bakteri memproduksi metana dari bangkai plankton. Jika metana diproduksi
dengan cukup cepat, sebagian akan membeku menjadi hidrat metana. Jenis deposit
semacam ini terdiri dari ratusan gigaton karbon dalam bentuk metana. Sebagai
perbandingan, jenis bahan bakar fosil tradisional yang terbanyak adalah batu bara,
yang biasanya terbentuk dari 5.000 Giga ton karbon.
Sedangkan, dalam proses dekomposisi sampah di TPA, khususnya sampah
zat organik dalam kondisi anaerobik dapat mengakibatkan produksi gas bio. Secara
garis besar proses pembentukan gas bio dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu:
hidrolisis, asidifikasi (pengasaman) dan pembentukan gas metana.
Daftar Premana, Angga. 2013. TESIS: Karakterisasi Dan Identifikasi
Pustaka Aerobic Methane Oxidizing Bacteria (Mob) Sebagai Penurun
Emisi Gas Metana Di Tanah Sawah Yogyakarta : Universitas
Gadjah Mada http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?
mod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&id
=63720&ftyp=potongan&potongan=S2-2013-306082-
chapter1.pdf
6. Efek Toksikologi
1. Efek akut dari terpapar oleh gas metana adalah kekurangan oksigen, yaitu <
16%. Masalah kesehatan akan timbul bila terpapar metana dalam
konsentrasi tinggi.
2. Dari segi lingkungan tidak salah lagi, gas metana menjadi penyebab utama
6
Dari hasil analisis terjadi kenaikan kandungan metana. Beberapa faktor seperti
bahan baku biogas dan tipe digester mempengaruhi terhadap kemurnian metana
sebelum dimurnikan dengan treatment tertentu. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa kemurnian metana masih cukup rendah jika ingin digunakan
sebagai bahan baku fuelcell, tetapi sudah memenuhi syarat untuk digunakan
sebagai bahan bakar genset yang men-syaratkan kemurnian metana minimal 65%.
Selanjutnya akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan kemurnian
metana.
2. Kandungan gas metana diukur meng-gunakan infrared methane analyzer
(Pronova Analysentechnik GmbH & Co. KG, Berlin, Germany) yang
dikalibrasi dengan gas metana murni berkadar 10,6%. Setelah dilakukan
pengamatan terhadap vo-lume gas total, saluran keluar dari tabung in
vitrodimasukkan ke dalam saluran masuk dari methane analyzer. Data yang
diperoleh adalah berupa persentase kandungan metana dalam kandungan
gas total.
Daftar Pustaka http://www.researchgate.net/publication/273139814
volume gas metana batu bara yang dapat diproduksi. Penggunaan dan
pemanfaatan Air ikutan dan/atau pengeringan (dewatering) untuk kegiatan
yang terkait langsung dengan eksplorasi dan eksploitasi pertambangan,
minyak dan gas bumi, serta panas bumi tidak memerlukan izin.
2. Peraturan menteri negara lingkungan hidup. Nomor 02 tahun 2011. Tentang
baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi gas metana batubara.
Daftar https://ekon.go.id/ekliping/download/2380/1826/k.1-pp-nomor-121-
Pustaka tahun-2015.pdf
http://blh.sumutprov.go.id/peraturan_lingkungan_hidup/Permen
%20LH%20Thn%202011/Permen%2002%20th%202011/Permen
%2002%20th%202011_BMAL%20Gas%20Metan%20Batubara.doc.
Preventif :
1. Mengurangi konsumsi daging dan produk produk yang terbuat dari susu
2. Modifikasi diet ternak sehingga bisa lebih efisien mencerna makanan,
sehingga makanan tersebut dapat dipakai secara lebih baik oleh ternak dan
tidak terbuang sia-sia dalam bentuk gas metana
3. Melakukan rekayasa genetika, sehingga dapat menghasilkan ternak-ternak
dengan kualitas yang lebih baik dari sebelumnya, yaitu lebih tahan terhadap
penyakit, mempunyai kemampuan untuk reproduksi yang lebih baik, serta
metabolism yang lebih sempurna.
4. Mendaur ulang sampah
5. Mengurangi penggunaan bahan baku yang baru
6. Mengurangi penggunaan energy
7. Mengurangi polusi
Kuratif :
1. Gas metana yang sudah ada dijadikan sebagai sumber energy potensial
(LFG)/ landfill gas.
2. Melakukan penghematan listrik
3. Menanam pohon (reboisasi)
4. Tidak melakukan illegal logging
9
Daftar https://www.academia.edu/19529797/PENGARUH_GAS_METANA
Pustaka _TERHADAP_PEMANASAN_GLOBAL
https://www.academia.edu/3639511/Upaya_mengurangi_Gas_Metan_
di_TPA
http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/iklim/upaya-menanggulangi-
pemanasan-global