Anda di halaman 1dari 9

1

KARTU IDENTITAS KONTAMINAN/POLUTAN

Nama Kontaminan/Polutan : Metana (CH4)


Alamat/jenis : Perioda .......
Golongan ..........

1. Karakter (sifat-sifat Fisik)

Metana merupakan komponen utama gas alam. Pada suhu kamar dan tekana
standar, metana adalah gas tidak berwarna, tidak berbau. Metana memiliki titik
didih -161o pada tekanan satu atmosfer. Metana cair tidak membakar kecuali
mengalami tekanan tinggi.
Sifat kimia metana:
umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya. Dalam oksigen
berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, karbon dioksida (CO2)
dan uap air.
Merupakan komponen utama gas alam, sekitar 87%
Ikatan kimia yang ditemukan dalam metana diklasifikasikan sebagai ikatan
kovalen.Ikatan kovalen adalah sejenis ikatan kimiayang memiliki
karakteristik berupa pasangan elektron yang saling terbagi (pemakaian
bersama elektron) di antara atom-atom yang berikatan.
Metana sangat mudah terbakar, karena unsur penyusunnya berupa ( atom
karbon dan hidrogen) merupakan unsur yang mudah
terbakar dan merupakan salah satu senyawa hidrokarbon alkana. Campuran
dari metana dengan udara yang eksplosif dalam kisaran 5-15% volume
metana. Reaksi pembakaransempurna gas metana :

CH4(g) + O2(g) -> CO2(g) + H2O(g) (Wikipedia, 2015).

Sifat fisik
Rumus molekul CH4
Berat molekul 16 g/mol
Titik leleh -182o C
Titik didih -161oC
Densitas 0.432 g/cm3
Fase 250oC
Daftar Pustaka http://kimiatmtkd.blogspot.co.id/2016/02/metana-dan-
serangga-global-warming_14.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Metana
2

2. Sumber (Asal kontaminan/polutan)


- Sumber metana umumnya adalah antrogenik, yaitu hasil kegiatan manusai
di bidang pertanian, peternakan, dan pembakaran biomassa, berturut-turut
memberikan sumbangan 21%, 15% dan 8% emisi dunia. Emisi metana dari
lahan pertanian umunyan berasal daari sawah. (sutrisno et al., 2009).
- Metana dapat ditemukan pada kotoran hewan seperti sapi, kambing,
domba, babi, unggas
- Selain pada kotoran, hewan memamah biak juga menyuplai gas metana
melalui proses sendawa
- Metana juga ditemukan pada kotoran manusia
- Gas elpiji yang kita gunakan juga mengandung gas metana
- Metana terdapat pada sampah-sampah organic setelah dilakukan
perombakan oleh bakteri (beberapa industry memanfaatkan sampah organic
untuk mengisolasi gas metana ini sebagai alternatif pengganti energy
berbahan dasar fosil, termasuk isolasi gas metana dari kotoran hewan
ternak )
- Metana dapat terbentuk melalui proses pembakaran biomassa atau rawa-
rawa (proses alam seperti biogenic, termogenik, dan abiogenik)
- Lahan gambut juga bisa menghasilkan gas metana

Daftar Pustaka
http://www.jejaringkimia.web.id/2010/12/mengenal-gas-
metana.html

3. Reaksi-reaksi yang Relevan (Karakter Kimia)


a. Metana dapat diperoleh dari pemanasan unsur-unsurnya pada temperatur
1200C.

C + 2H2 CH4

b. Metana dapat diperoleh secara tidak langsung, yaitu dari senyawa CS2, H2 S dan
3

logam Cu, ini dikenal sebagai metoda Berthelot.

CS2 + BCu + 2H2S 4Cu2S + CH4

c. Metana dapat diperoleh dari monoksida dan hidrogen akan menghasilkan metana

Al4C3 + 12H2O 4Al(OH)3 + 3 CH4

d. Reduksi katalis dihasilkan dari pemanasan sodium asetat dengan basa kuat
(KOH/NaOH) tanpa adanya air.

CO + 3H2 CH4 + H2O

e. Metana dapat dihasilkan dari pemanasan sodium asetat dengan basa kuat
(KOH/NaOH) tanpa adanya air. Pada reaksi ini biasanya ditambahkan soda lime
(campuran NaOH) dan CaO) untuk mencegah tejadinya keausan tabung gelasnya.

CH3COOH + NaOH CH4 + Na2CO3


Daftar Pustaka https://wanibesak.wordpress.com/2011/06/24/5896/

4. Perubahan-perubahan Spesies (Karakter Kimia)


4

Pembakaran
Pada reaksi pembakaran metana, ada beberapa tahap yang dilewati. Hasil awal
yang didapat adalah formaldehida (HCHO atau H2CO). Oksidasi formaldehid akan
menghasilkan radikal formil (HCO), yang nantinya akan menghasilkan karbon
monoksida (CO):
CH4 + O2 CO + H2 + H2O
H2 akan teroksidasi menjadi H2O dan melepaskan panas. Reaksi ini berlangsung
sangat cepat, biasanya bahkan kurang dari satu milisekon.
2 H2 + O2 2 H2O
Akhirnya, CO akan teroksidasi dan membentuk CO2 samil melepaskan panas.
Reaksi ini berlangsung lebih lambat daripada tahapan yang lainnya, biasanya
membutuhkan waktu beberapa milisekon.
2 CO + O2 2 CO2
Hasil reaksi akhir dari persamaan diatas adalah:
CH4 + 2 O2 CO2 + 2 H2O (H = 891 kJ/mol (dalam kondisi temperatur
dan tekanan standar)

Reaksi dengan halogen


Metana bereaksi dengan halogen maka reaksi kimianya adalah:
CH4 + X2 CH3X + HX
dimana X adalah atom halogen: fluorin (F), klorin (Cl), bromin (Br), atau iodin (I).
Mekanisme untuk proses ini dinamakan halogenasi radikal bebas. Reaksi dimulai
dengan radikal Cl menempel pada metana untuk menghasilkan CH 3, keduanya
bergabung dan membentuk metil klorida (CH3Cl). Reaksi lainnya akan
menghasilkan diklorometana (CH2Cl2), kloroform (CHCl3), dan karbon tetraklorida
(CCl4). Energi yang diperlukan untuk reaksi ini dapat melalui radiasi ultraviolet
atau pemanasan

Daftar Pustaka https://id.wikipedia.org/wiki/Metana

5. Perpindahan (Jejak di Sistem & Lingkungan air, udara,


atau tanah)
Kelimpahan metana di alam dan proses pembakarannya yang sempurna,
membuat CH4 menjadi bahan bakar yang sangat baik dan harganya mahal. Akan
tetapi, karena wujudnya yang berupa gas pada temperatur dan tekanan normal, CH4
sangat sulit untuk dipindahkan dari tempat asalnya. Dalam bentuk gas alam, CH 4
biasanya dialirkan dengan menggunakan pipa atau kendaraan pembawa LNG.
Pembakaran satu molekul metana dengan oksigen akan melepaskan satu
molekul CO2 (karbondioksida) dan dua molekul H2O (air).
Setiap tahunnya 350 500 juta ton metana bertambah di atmosfer melalui
5

berbagai aktivitas seperti peternakan, tambang batu bara dan gas, penimbunan
sampah, dan persawahan (Casper, 2010). Sebanyak 91% emisi gas metana
dihasilkan pada daerah persawahan, 7% pada daerah peternakan, dan 2% pada
sampah organik (Reay & van Amstel, 2010). Berdasarkan data tersebut tampak
jelas bahwa daerah persawahan merupakan sumber utama produksi gas metana dan
menurut Watanabe et al. (1997) emisi gas metana yang berasal pada daerah
persawahan menyumbangkan 10% - 20% total GRK yang ada.
Untuk proses mulai terbentuknya gas metana hingga pada akhirnya menjadi
gas polutan, akan ditekankan pada pembentukan hidrat metana dan juga
pembentukan gas metana di TPA atau Tempat Pembuangan Akhir sampah.
Sebagian besar dari hidrat metana berupa endapan di lautan. Sebagian besar
dari itu dapat disebut sebagai deposit yang berlapis-lapis. Karbon organik dari
plankton terkubur selama lebih dari jutaan tahun. Ratusan meter di bawah dasar
laut, bakteri memproduksi metana dari bangkai plankton. Jika metana diproduksi
dengan cukup cepat, sebagian akan membeku menjadi hidrat metana. Jenis deposit
semacam ini terdiri dari ratusan gigaton karbon dalam bentuk metana. Sebagai
perbandingan, jenis bahan bakar fosil tradisional yang terbanyak adalah batu bara,
yang biasanya terbentuk dari 5.000 Giga ton karbon.
Sedangkan, dalam proses dekomposisi sampah di TPA, khususnya sampah
zat organik dalam kondisi anaerobik dapat mengakibatkan produksi gas bio. Secara
garis besar proses pembentukan gas bio dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu:
hidrolisis, asidifikasi (pengasaman) dan pembentukan gas metana.
Daftar Premana, Angga. 2013. TESIS: Karakterisasi Dan Identifikasi
Pustaka Aerobic Methane Oxidizing Bacteria (Mob) Sebagai Penurun
Emisi Gas Metana Di Tanah Sawah Yogyakarta : Universitas
Gadjah Mada http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?
mod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&id
=63720&ftyp=potongan&potongan=S2-2013-306082-
chapter1.pdf

6. Efek Toksikologi
1. Efek akut dari terpapar oleh gas metana adalah kekurangan oksigen, yaitu <
16%. Masalah kesehatan akan timbul bila terpapar metana dalam
konsentrasi tinggi.
2. Dari segi lingkungan tidak salah lagi, gas metana menjadi penyebab utama
6

pemanasan bumi sehingga berdampak pada perubahan iklim. tentunya


sangat membahayakan bagi tatanan kehidupan yang ada di planet kita.
3. Metana adalah gas dengan emisi gas rumah kaca 23 kali lebih ganas dari
karbondioksida (CO2), yang berarti gas ini kontributor yang sangat buruk
bagi pemanasan global yang sedang berlangsung. Berita buruknya adalah
pemanasan global membuat suhu es di kutub utara dan kutub selatan
menjadi semakin panas, sehingga metana beku yang tersimpan dalam
lapisan es di kedua kutub tersebut juga ikut terlepaskan ke atmosfer. siklus
ini akan menghasilkan pemanasan global yang sangat parah sehingga
mungkin dapat mematikan sebagian besar mahluk hidup yang ada di darat
maupun laut.

Daftar Pustaka http://learnmine.blogspot.co.id/2014/10/apa-itu-gas-metana-


apa-saja-bahaya-nya.html

7. Identifikasi (Kualitatif / prinsip)


Uji kualitatif terhadap komposisi biogas dilakukan dengan uji nyala untuk
mengetahui kualitas gas dengan melihat warna nyala api yang dihasilkan pada saat
pembakaran. Jika gas langsung terbakar dan warna api yang dihasilkan biru, maka
gas yang dihasilkan berkualitas baik. Jika biogas mengandung lebih banyak gas-
gas pengotor lainnya maka warna api yang dihasilkan adalah cenderung
kemerahmerahan. Jika nyala api hampir tidak terlihat (tidak terbakar) menandakan
bahwa kandungan metana dalam biogas yang terbentuk masih sangat sedikit.

Daftar Pustaka Yenni,dkk. 2012. Uji Pembentukan Biogas dari Substrat


Sampah Sayur dan Buah dengan Ko-Substrat Limbah Isi
Rumen Sapi. Padang. Jurnal Teknik Lingkungan UNAND.

8. Identifikasi (Kuantitatif, termasuk prinsip dasar


reaksi dan kerja instrumen/alat)

1. Pengujian kemurnian metana dilakukan dengan bantuan PT Petrolab. Hasil


yang didapatkan disajikan pada table 1 sebagai berikut :

Tabel 1. Peningkatan kemurnian Metana


Kadar Metana
7

Sebelum kontak Setelah kontak


62,5% 77,4%

Dari hasil analisis terjadi kenaikan kandungan metana. Beberapa faktor seperti
bahan baku biogas dan tipe digester mempengaruhi terhadap kemurnian metana
sebelum dimurnikan dengan treatment tertentu. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa kemurnian metana masih cukup rendah jika ingin digunakan
sebagai bahan baku fuelcell, tetapi sudah memenuhi syarat untuk digunakan
sebagai bahan bakar genset yang men-syaratkan kemurnian metana minimal 65%.
Selanjutnya akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan kemurnian
metana.
2. Kandungan gas metana diukur meng-gunakan infrared methane analyzer
(Pronova Analysentechnik GmbH & Co. KG, Berlin, Germany) yang
dikalibrasi dengan gas metana murni berkadar 10,6%. Setelah dilakukan
pengamatan terhadap vo-lume gas total, saluran keluar dari tabung in
vitrodimasukkan ke dalam saluran masuk dari methane analyzer. Data yang
diperoleh adalah berupa persentase kandungan metana dalam kandungan
gas total.
Daftar Pustaka http://www.researchgate.net/publication/273139814

9 Perundang-undangan yang Terkait dan Tuntutan yang


. diberlakukan

1. PPRI. Nomo3 121 tahun 2015 tentang PENGUSAHAAN SUMBER


DAYA AIR. Pasal 16
Yang dimaksud dengan Air ikutan adalah air yang ikut terbawa bersama-
sama dengan minyak dan gas pada proses pemompaan minyak bumi. Yang
dimaksud dengan pengeringan (dewatering) adalah proses penurunan
muka Air tanah untuk kegiatan tertentu, seperti pengusahaan gas metana
batu bara (Coalbed Methane). Pengusahaan gas metana batu bara pada
tahap awal perlu dilakukan kegiatan pengeringan (dewatering) terhadap
lapisan batu bara di bawah permukaan tanah yang tujuannya adalah agar
lapisan batubara tersebut dapat merekah (permeable) sehingga gas metana
dapat mengalir. Lapisan batubara dimaksud tidak dapat dilepaskan dari
kegiatan pengeringan (dewatering) yang akan sangat menentukan terhadap
8

volume gas metana batu bara yang dapat diproduksi. Penggunaan dan
pemanfaatan Air ikutan dan/atau pengeringan (dewatering) untuk kegiatan
yang terkait langsung dengan eksplorasi dan eksploitasi pertambangan,
minyak dan gas bumi, serta panas bumi tidak memerlukan izin.
2. Peraturan menteri negara lingkungan hidup. Nomor 02 tahun 2011. Tentang
baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi gas metana batubara.

Daftar https://ekon.go.id/ekliping/download/2380/1826/k.1-pp-nomor-121-
Pustaka tahun-2015.pdf

http://blh.sumutprov.go.id/peraturan_lingkungan_hidup/Permen
%20LH%20Thn%202011/Permen%2002%20th%202011/Permen
%2002%20th%202011_BMAL%20Gas%20Metan%20Batubara.doc.

10. Ide-ide Penanganan (preventif dan kuratif)

Preventif :
1. Mengurangi konsumsi daging dan produk produk yang terbuat dari susu
2. Modifikasi diet ternak sehingga bisa lebih efisien mencerna makanan,
sehingga makanan tersebut dapat dipakai secara lebih baik oleh ternak dan
tidak terbuang sia-sia dalam bentuk gas metana
3. Melakukan rekayasa genetika, sehingga dapat menghasilkan ternak-ternak
dengan kualitas yang lebih baik dari sebelumnya, yaitu lebih tahan terhadap
penyakit, mempunyai kemampuan untuk reproduksi yang lebih baik, serta
metabolism yang lebih sempurna.
4. Mendaur ulang sampah
5. Mengurangi penggunaan bahan baku yang baru
6. Mengurangi penggunaan energy
7. Mengurangi polusi
Kuratif :
1. Gas metana yang sudah ada dijadikan sebagai sumber energy potensial
(LFG)/ landfill gas.
2. Melakukan penghematan listrik
3. Menanam pohon (reboisasi)
4. Tidak melakukan illegal logging
9

5. Menggunakan energy alternative


6. Tidak menggunakan alat yang menghasilkan gas CFC
7. Mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil

Daftar https://www.academia.edu/19529797/PENGARUH_GAS_METANA
Pustaka _TERHADAP_PEMANASAN_GLOBAL

https://www.academia.edu/3639511/Upaya_mengurangi_Gas_Metan_
di_TPA

http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/iklim/upaya-menanggulangi-
pemanasan-global

Anda mungkin juga menyukai