Anda di halaman 1dari 6

OPINI

FULL DAY SCHOOL

Dosen Pembimbing:

MARHAMAH, S.Pd,. M.Ed

Di Susun Oleh :

NAMA :WIDIA FATMA

NPM :166311062

KELAS :2B

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

TAHUN 2017
Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy,
mengatakan saat ini pihaknya telah memilih sedikitnya 500 sekolah untuk percontohan program
"Full Day School".

"Saat ini sudah ada 500 sekolah yang akan menjadi percontohan penerapan program "Full Day
School". Saat ini masih dalam tahap persiapannya," ujar Muhadjir Effendy, diwawancarai usai
menjadi pembicara seminar yang digelar di Padang, Sumatera Barat. Sabtu, 24 September 2016.

Jumlah 500 sekolah itu, katanya, berasal dari berbagai jenjang sekolah. Mulai dari Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).

Disebutkan Muhadjir, sekolah-sekolah yang akan menjadi percontohan tersebut seluruhnya


merupakan sekolah yang berada di wilayah Jakarta.

Selain 500 sekolah itu, lanjutnya, juga terdapat sekolah lain yang berinisiatif mengajukan diri
untuk ikut menerapkan "Full Day School" dengan dukungan pemerintahan kabupaten/kota.

"Ini di Jakarta. Semoga penerapan program tersebut dapat berjalan dengan baik, dan apa tujuan
yang terkandung di dalamnya bisa tercapai," kata Muhadjir seperti dikutip dari Antara.

Ia menjelaskan, "Full Day School" bukan berarti peserta didik belajar seharian di sekolah.
Namun sistem yang memastikan bahwa peserta didik bisa mengikuti kegiatan-kegiatan
penanaman pendidikan karakter, salah satunya kegiatan ekstrakurikuler.

Mengingat pendidikan karakter adalah prioritas utama dalam tujuan pendidikan oleh pemerintah
saat ini. Merujuk pada visi Presiden Joko Widodo, yaitu melakukan "Revolusi Mental".

"Jadi melalui Full Day School, setelah belajar setengah hari peserta didik tidak langsung pulang
ke rumah, namun dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang menyenangkan, dan
membentuk karakter, kepribadian, serta mengembangkan potensi," jelasnya.
Dalam perwujudan Pendidikan karakter itu, kata Muhadjir Effendy, pihak kementerian juga telah
memberikan acuan bahwa dalam kegiatan pembelajaran di tiap-tiap sekolah, sebahagian besar
porsinya harus diisi dengan pendidikan karakter.

"Untuk tingkatan Sekolah Dasar (SD) pendidikan karakter ditentukan sebesar 70 persen, SLTP
sebesar 60 persen, dan SLTA sebesar 30 persen yang difokuskan pada pendidikan karakter untuk
memasuki dunia kerja," kata Ketua PP Muhammadiyah itu.

Liputan6.com, Pangkal Pinang - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mendukung wacana
full day school atau sekolah sehari penuh yang diembuskan Mendikbud Muhadjir Effendy. Kata
Khofifah, full day school sudah berjalan sejak lama di sekolah-sekolah tertentu, termasuk juga di
pesantren.

"Anak saya semua full day school. Saya juga kelola full day school. Di pesantren bukan lagi
hanya full day school, tapi full time," kata Khofifah di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Jumat
(12/8/2016).

Meski begitu, Khofifah menegaskan, aturan full day school tidak bisa diterapkan bersamaan di
semua daerah. Banyak yang harus dilakukan pihak terkait untuk penerapan sekolah sehari penuh,
seperti kelengkapan fasilitas dan tenaga pengajar yang cukup.

"Dilihat jumlah guru dan murid. Dilihat fasilitas pendidikannya. Tidak semua sekolah punya
tempat ibadah, laboratorium, lapangan olah raga. Kalau sekolah labnya lengkap, lapangan
olahraga, tempat ibadah ada, gurunya cukup, full day. Kalau gurunya pas-pasan, terus mau
olahraga di lapangan pemda, tidak ada rumah ibadah dan lab. Mungkin yang seperti ini tidak full
day," kata dia.
Dalam penerapan full day school, Khofifah minta memperhatikan kearifan budaya lokal. Dan
kementerian terkait pun harus ikut memperhatikan dari aspek sosial ekonomi dari daerah
tersebut.

"Jadi tidak bisa disamakan daerah satu dengan lainnya. Seperti yang di daerah pesisir mungkin
membutuhkan kebersamaan dengan keluarga jadi banyaknya waktu keluarga sehingga tidak bisa
full day. Tergantung daerah," ujar dia.

Khofifah menerangkan, fasilitas yang lengkap di sekolah juga menjadi penting ketika wacana
full day school digelontorkan. Sebab fasilitas yang lengkap dapat mendorong proses belajar
mengajar menjadi lebih efektif.

"Kalau sekolah itu fasilitas lengkap, anak bisa meng-exercise (melatih) segala kompetensinya,"
tutur Khofifah.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta agar pendidikan Indonesia
jangan dijadikan sebagai bahan percobaan. Hal itu mengingat Mendikbud Muhadjir Effendy
sempat mengatakan akan menerapkan sistem full day school atau sekolah sehari penuh.

"Dunia pendidikan kita ini jangan dijadikan kelinci percobaan. Ini bukan waktunya untuk
menjadikan kelinci percobaan dan siswa-siswa kita juga bukan kelinci untuk dijadikan
percobaan," tutur Fadli di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis, 11 Agustus 2016.

Oleh karena itu, ucap dia, perlu pengkajian yang matang dan mendalam terlebih dahulu sebelum
memutuskan akan benar-benar menerapkan sistem sekolah sehari penuh. Kemudian harus
dilakukan uji coba dulu dan dibuat percontohannya terlebih dahulu karena menurut Fadli ini
tidak mudah secara filosofis dan teknis.

"Perlu dikaji dulu secara mendalam. Ini kan masalah FDS adalah apa sudah ada kesiapan dari
murid, siswa, guru, infrastruktur sekolah, terutama perangkat-perangkat pelajaran kurikulum dan
sebagainya," ucap Fadli.
Tak hanya itu, menurut dia, sistem FDS ini juga akan mengubah gaya hidup, salah satu
contohnya persoalan antar jemput anak. Jadi sistem ini harus dikaji secara mendalam dan cermat.

"Jangan hanya ada ide, diterapkan, kemudian dikoreksi lagi. Namanya tidak ada perencanaan
matang," tutur dia.

Ganti Menteri Ganti Kebijakan

Politikus Gerindra ini mencurigai sistem sekolah sehari penuh adalah ide Presiden Jokowi.
Sebab, sejak awal Jokowi menegaskan bahwa di setiap kebijakan hanya ada visi dan misi
presiden, bukan menteri.

"Jadi menteri cuma pelaksana dari presiden. Ini jangan-jangan ide presiden, tapi sekali lagi yang
perlu kita cermati jangan sampai ganti menteri ganti kebijakan. Ini adagium lama tapi masih
terjadi," ujar Fadli.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, jangan sampai menterinya baru membuat
kebijakannya baru. Dia berharap menteri baru berdiskusi dulu dengan menteri lama.

"Sebaiknya ngomong dengan yang lama, bagaimana konsep menteri lama, kemudian dibahas
dengan stakeholder lain, implikasinya kepada sistem yang ada sekarang bagaimana," ucap Fahri.

Sebab, kata dia, jika sistem sekolah sehari penuh diterapkan maka harus banyak yang diubah
seperti jam sekolah, logistik, bahkan konsep sekolah.

"Itu enggak gampang, harus dipikirkan, jangan ganti menteri ganti kebijakan. Sebab itu
membingungkan. Kalau bisa sebelum konsepnya matang jangan bicarakan dulu sebab apa yang
sudah ada menjadi terganggu," kata dia.

"Matangkan dulu konsepnya, bahas dengan DPR atau konstituen atau stakeholder pendidikan
yang ada di dalam atau luar pemerintahan. Lalu rancang, jangan spontan," ujar Fahri.
Opini saya dari tiga berita full day school yang sudah saya baca adalah penerapan full
day school memang mendapat tanggapan yang baik dan buruk,ada yang kontra dan ada yang non
kontra.sebagaimana telah dikatakan oleh kemendikbud muhadjir efendy, full day school bukan
berarti peserta didik belajar seharian di sekolah. Namun sistem yang memastikan bahwa peserta
didik bisa mengikuti kegiatan-kegiatan penanaman pendidikan karakter, salah satunya kegiatan
ekstrakurikuler.bearti full day school bukan mempelajari tentang teori saja namun juga
melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler seharian disekolah.Dengan begitu, peserta didik tidak
akan merasa pusing,bosan,tidak focus terhadap pelajaran yang disampaikan pendidik karena
diimbaingi dengan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat memberikan pendidikan karakter,mental
dan psikologi.apabila penerapan full day school berjalan dengan efektif maka akan memberikan
dampak positif kepada peserta didik.Namun dalam mencapai keefektifan penerapan full day
school tidaklah mudah.Dalam penerapannya pemerintah dan kemendikbud harus memperhatikan
sekolah-sekolah di Indonesia karena dalam penerapan full day school ini tentu saja harus
memilki fasilatas yang lengkap seperti jumlah guru dan murid,tempat ibadah, laboratorium,
lapangan olah raga, lab yang lengkap.Telah kita ketahui bahwa masih banyak sekolah yang
memiliki fasilitas tidak lengkap,jadi aturan full day school belum dapat diterapkan disemua
daerah karena fasilitas sekolah yang tidak lengkap. Dalam penerapan full day school juga harus
memperhatikan kearifan budaya lokal. Dan kementerian terkait pun harus ikut memperhatikan
dari aspek sosial ekonomi dari daerah tersebut.Jadi tidak bisa disamakan daerah satu dengan
lainnya. Seperti yang di daerah pesisir mungkin membutuhkan kebersamaan dengan keluarga
jadi banyaknya waktu keluarga sehingga tidak bisa full day school.Dalam menerapkan full day
school harus dikaji dengan matang dan mendalam terlebih dahulu sebelum memutuskan akan
benar-benar menerapkan sistem full day school.pengakajian yang matang serta mendalam
tentang penerapan full day school akan menjadikan full day school berjalan secara efektif dan
efsien.

Anda mungkin juga menyukai