bersama dan berguna bagi semua golongan. Demonstrasi bisa berjalan sesuai dengan
harapan sekelompok massa yang melakukan demonstrasi dan dapat juga menjadi
luas.yang kedua adalah sistem yang berubah. Jika penyebab terjadinya demonstrasi
yang pertama tadi adalah adanya sistem yang menyimpang maka penyebab kedua
Berikut data lengkap korban demo mahasiswa yang berakhir dengan kericuhan di
berbagai daerah:
(24/9/2019) pukul 17.00 WIB, demo mahasiswa yang dilakukan di Sulawesi Selatan
ketika gabungan mahasiswa dari organisasi PMII, UIN, UNM dan Unhas kembali
menduduki gedung DPRD Sulsel, usai sebelumnya sempat lowong ketika dipukul
mundur polisi. Namun, ketika tengah asyik melayangkan orasinya, tiba-tiba lemparan
batu terjadi. Mahasiswa segera berlari dan polisi lalu kembali menembakkan gas air
mata dan menyirami air dari mobil water canon. Massa aksi yang sudah berhamburan
lalu dikejar polisi. Ada sekitar 37 mahasiswa yng mendapatkan luka di bagian kepala
dan wajah akibat mendapatkan pukulan Selain itu, 3 wartawan yang meliput kegiatan
tersebut juga menjadi korban. Wartawan dari Kantor Berita Antara, Darwin Fatih,
serta dua wartawan online lokal menjadi korban pemukulan oleh polisi. Walaupun
tersebut bermula saat polisi akan membubarkan massa pendemo di depan Kantor
DPRD Sulawesi Selatan. Salah satu wartawan lokal yang menjadi korban adalah Ipul.
Ia mengaku dipukul karena akan meliput aksi polisi yang memukuli mahasiswa di
sekitar flyover Makassar. Atas kejadian tersebut, Kabid Humas Polda Sumsel
Kombes Pol Dicky Soendani memohon maaf atas tindakan tidak terpuji dari
Baca juga: Demo Mahasiswa, Melihat Potensi Kaum Muda sebagai Agen
2019 pukul 16.00 WIB, tiga orang mahasiswa yang melakukan demo di Kawasan
Jalan Pom IX Gedung DPRD Provinsi Sumatera Selatan harus dilarikan ke rumah
sakit, Selasa (24/9/2019) sore. Ketiganya mengalami luka-luka setelah bentrok
dengan polisi saat demo menolak Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
rekannya tersebut kondisinya kritis dan dirawat di Rumah Sakit RK Charitas serta RS
Muhammad Hoesin, Palembang. "Yang saya dapatkan laporan, mereka bertiga kritis,
terkena lemparan batu atau apa saya belum tahu," ujar Ni'matul.
Undang-undang KPK dan sejumlah RUU juga terjadi Bandung, Jawa Barat. Demo
yang dilakukan oleh ribuan mahasiswa yang terkonsentrasi di depan Gedung DPRD
Jawa Barat, Senin (23/9/2019) tersebut berujung ricuh dan terjadi bentrokan dengan
Rektor Unisba Setiadi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa
(25/9/2019), aksi ujuk rasa dari mahasiswa yang berlangsung di depan Kompleks
Parlemen Senayan, Selasa (24/9/2019) ricuh. Akibatnya, 88 orang harus dilarikan ke
tersebut berdasarkan data terakhir pukul 00.00 WIB. "Sampai pukul 00.00 WIB,
sebanyak 88 orang masuk Unit Gawat Darurat (UGD). Setelah masuk kita lakukan
triase atau pemilahan pasien berdasarkan penyakit dan keluhan," kata Agus di RSP
Pertamina, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (25/9/2019) dini hari. Agus
mengatakan, semua korban tersebut berasal dari berbagai daerah, yakni Jakarta,
Tangerang, dan Bekasi. Menurut Agus, terdapat 72 pasien yang datang dalam kondisi
sadar dan tidak harus ada tindakan darurat, 14 orang harus dilakukan perwatan medis
secepatnya, dan 2 orang lainnya harus dilakukan penanganan cepat karena luka di
bagian kepala.
depan Gedung DPRD Kalbar di Jalan Ahmad Yani Pontianak. Sekjen Solmadapar
Kalbar, Heri dalam orasinya menyatakan, pihaknya menolak RUU KUHP dan RUU
KPK serta meminta dikembalikannya legalitas lembaga anti rasuah tersebut. "Kami
juga meminta para wakil rakyat dari Kalbar untuk menandatangani surat pernyataan
penolakan terhadap RUU KUHP dan RUU KPK. Kalau para wakil rakyat tersebut
Kantor DPRD Sulteng, Kota Palu. Aksi ini sempat berlangsung ricuh. Massa aksi
terlihat kesal karena tak satu pun anggota DPRD Sulteng hingga pukul 11.48 WITA
Di Sumbar ribuan mahasiswa juga demo di kantor DPRD Sumbar di Kota Padang.
aksi di Kantor Gubernur dan ingin menemui gubernur, tapi tidak ada. Apakah hari ini
kita ditemui anggota DPRD Sumbar," katanya. Tidak hanya tiga wilayah itu,
gelombang demo juga terjadi di DPRD Sumatra Selatan, Palembang, DPRD Jawa
Tengah di Kota Semarang, DPRD Sumatra Utara, Medan dan masih banyak lagi.
Sementara di Jakarta, aksi di gedung DPR/MPR yang berujung bentrok antara aparat
dan mahasiswa sempat menjatuhkan korban. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
menyebut ada 273 orang yang dirawat di 24 rumah sakit Jakarta. Yang menjadi pokok
persoalan sehingga disuarakan oleh mahasiswa ini adalah penolakan terhadap RUU
1. Pasal RUU KUHP soal korupsi yang memuat hukuman yang lebih rendah
daripada UU Tipikor.
2. Pasal RUU KUHP tentang penghinaan presiden dan wakil presiden yang
12. Pasal tentang Contempt of Court Pasal di RUU KUHP tentang penghinaan
Penjelasan soal poin-poin pasal ini bisa dibaca di (Isi RUU KUHP dan Pasal
mengatakan, penundaan itu dilakukan setelah melihat berbagai kritik atas sejumlah
masih ada materi-materi yang membutuhkan pendalaman lebih lanjut,” ujar Jokowi di
Istana Bogor, Jumat (20/9/2019) siang. “Untuk itu saya telah memerintahkan Menteri
Hukum dan HAM sebagai wakil pemerintah, untuk menyampaikan sikap ini kepada
DPR RI, yaitu agar pengesahan RUU KUHP ditunda. Dan pengesahannya tidak
dilakukan oleh DPR periode ini,” tambahnya. Respons Ketua DPR RI Setelah
serangkaian demo yang dilakukan diberbagai daerah, terutama aksi di Jakarta yang
menyasar gedung DPR RI. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Bambang
sudah kami tunda, jadi tidak ada lagi yang harus disampaikan aspirasinya," ujar Ketua
DPR yang akrab disapa Bamsoet itu di RS Pelni Petamburan Jakarta Barat, Rabu
tidak bisa memastikan. Namun, jika anggota DPR yang bertugas sampai 30
memang masih ada yang ingin menyampaikan penolakannya ke Gedung DPR. "Saya
membuka diri, sampaikan apa yang menjadi aspirasinya. Dan nanti apa yang bisa
kami lakukan dalam kapasitasnya kami sebagai Dewan Perwakilan Rakyat," ujar
Bamsoet.
Demonstrasi dengan unsur kekerasan sering terjadi pada demonstrasi yang dilakukan
sekelompok buruh. Beberapa oknum buruh akan melakukan tindak penyerangan jika
dalam hal ini pemerintah tidak ingin sistemnya dikehendaki perubahan yang
mereka dapat diterima oleh DPRD serta presiden dapat mempertimbangkan kembali
lancar tanpa adanya konflik yang mengakibatkan perpecahan antara pihak ketahanan