Anda di halaman 1dari 13

Memperbaiki Diri

:




:






.[102 : ]

Perubahan merupakan ciri khas kehidupan. Tidak ada yang permanen
dalam hidup ini; ada sehat dan ada sakit; pasang dan surut, dihormati dan
dihinakan, lapar dan kenyang, miskin dan kaya, menikah dan cerai, aman
dan takut, sedih dan senang, termasuk fluktuatif ekonomi.

Perubahan semacam ini telah menjadi ketetapan Allah yang tidak


terelakkan. Hal itu dapat kita baca dalam peristiwa sejarah sepanjang
masa. Manakala kehidupan mengalami perubahan secara negatif,
biasanya orang-orang yang berjiwa kerdil merasa sedih, tersakiti dan
pesimis, lalu mereka kendur semangat dan bermalas-malas menjalani
kehidupan dengan penuh gairah.
Termasuk prinsip dasar akidah seorang muslim adalah beriman kepada
ketetapan takdir, manisnya dan pahitnya, serta meyakini bahwa segala
pengaturan urusan kehidupan adalah milik Allah, dan bahwa perubahan
hidup merupakan hak prerogatif Allah, bukan kapasitas manusia.

Beriman terhadap ketentuan takdir merupakan motivator paling kuat


untuk mengatasi bencana dan melanjutkan kerja dengan penuh semangat
dan percaya diri dalam mencari rezeki, disamping mempertahankan
hidup untuk memberi agar tidak mandek.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

















Ketahuilah sekiranya seluruh umat manisia sepakat untuk memberi
manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya
kecuali karena suatu hal yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu.
Dan sekiranya seluruh umat manusia bersepakat untuk memberikan
madharat kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya
kecuali karena sesuatu hal yang telah ditetapkan oleh Allah atasmu.
Pena takdir telah diangkat dan lembaran ketetapan telah mengering.
HR Tirmizi dengan isnad shahih.

Pesan ini merupakan penguatan jiwa seseorang untuk bergantung kepada


Allah semata dalam segala perikehidupan dan urusan akhiratnya. Maka
hendaklah ia hanya memohon kepada Allah, tidak mengharapkan kecuali
anugerahNya. Maka sebagaimana seseorang secara lisan hanya memohon
kepada Allah, demikian pula hatinya hendaklah tidak bergantung kecuali
kepada Allah.
Dengan demikian tercapailah kejayaan dan kemuliaan. Sementara orang
yang bergantung kepada sesama makhluk hanya akan tertimpa kehinaan
dan kemerosotan.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :















Barangsiapa yang tertimpa kemiskinan lalu mengadukannya kepada
sesama manusia, maka tidak akan teratasi kemiskinannya itu. Dan
barangsiapa yang mengadukannya kepada Allah, maka Allah
mempercepatkan kecukupan baginya; mungkin dengan kematian segera
atau kekayaan segera. HR Abu Dawud dan Tirmizi.

Hendaklah seorang hamba berbaik sangka kepada Tuhannya dengan


meyakini bahwa ketentuan dan ketatapan takdir Allah tentu didasarkan
pada kebijaksanaan Allah yang mencerminkan kesempurnaan keadilan
dan kasih sayang-Nya; dimana Allah menjadikan miskin bagi siapa yang
dikehandaki-Nya dan menjadikan kaya bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Memuliakan orang yang dikehendakiNya dan menghinakan orang yang
dikehendaki-Nya pula.

Orang mukmin selalu hidup dalam kepuasan hati apapun kondisinya. Jika
seseorang telah merasa puas terhadap dirinya dan ridha kepada
Tuhannya, maka tenanglah hidupnya hari ini yang sedang ia jalani. Jika
keyakinannya kepada Allah telah merasuk, maka tenteramlah hatinya
untuk hari esok dan masa depannya.

Iman (percaya) kepada ketentuan dan ketetapan takdir Allah bukan


berarti seseorang menyerah kepada realita yang ada, lalu cenderung
mengikuti rutinitas kehidupan dengan kepasrahan hati karena frustrasi
dan putus asa. Tetapi iman kepada ketentuan dan ketetapan takdir justru
mendorong seseorang untuk menolak takdir dengan takdir pula, yaitu
mengikuti prosedur yang benar dengan kesabaran dan ketabahan serta
berusaha merubah kondisi menjadi lebih baik.

Betapa banyak orang miskin yang kondisinya Allah balikkan menjadi


kaya. Betapa banyak orang yang dirundung kesedihan lalu Allah jadikan
keadaannya menjadi senang. Betapa banyak orang yang nestapa, lalu
Allah rubah menjadi ceria. Betapa banyak orang yang sakit yang
kemudian Allah selimuti dengan pakaian kesehatan lahir batin. Betapa
banyak orang yang terzalimi, akhirnya bisa menyaksikan di dunia ini
pembalasan Allah terhadap orang yang menzaliminya.

Manusia sering merasa panik ketika menghadapi perubahan kondisi


secara mendadak, kecuali orang-orang yang menjalankan shalat dengan
konsisten saja (yang tidak panik). Firman Allah :






( 22- 19 / ]



"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir;
Apabila ditimpa kesusahan berkeluh kesah, dan apabila mendapat
kebaikan amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat. Qs
Almaarij : 19-22

Terkadang manusia lupa akan tugasnya merubah kondisi menjadi lebih


baik, lantaran dirinya sibuk menganalisis persoalannya, mengkaji apa
yang ada di balik peristiwa dan hidup dalam fatamorgana hayalan. Maka
hilanglah kesempatannya dan sia-sialah waktunya lantaran
memperbincangkan hal-hal yang tidak berguna bagi dirinya. Padahal
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengingatkan :




"
"Fokuskan perhatianmu terhadap hal-hal yang bermanfaat bagi dirimu.
HR Muslim

Adapun menggerutu dan selalu mengeluh dan menilai zaman sudah


rusak, lalu membangkitkan semangat negatif di tengah masyarakat,
sungguh demikian itu mematikan aspirasi, mengendurkan kebulatan
tekad dan menghentikan laju pembangunan.

Orang mukmin dengan pertimbangan akalnya yang jernih akan


membiarkan perubahan berjalan; Betapa banyak bencana yang di
dalamnya tersimpan anugerah. Betapa banyak cobaan yang kemudian
memunculkan kenikmatan.

Orang mukmin menyadari bahwa adanya perubahan dalam hidup ini


merupakan nikmat agung yang dapat membukakan pintu optimisme dan
jendela harapan. Dalam perubahan ada kesempatan meraih kesuksesan,
peningkatan dan kemajuan.

Ketika bencana dan kesulitan telah memuncak, Rasulullah shallallahu


alaihi wa sallam memberikan kabar gembira yang menggelorakan
harapan dalam jiwa dengan ungkapan yang meyakinkan akan janji Allah
dan pertolongan-Nya.








: ! :

: .



.

:

!
!
.
:

.








Ketika aku bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam, tiba-tiba
datang seorang laki-laki, lalu dia mengadu kepadanya tentang
kemiskinannya, kemudian datang lagi yang lain, dan mengadu kepada
beliau tentang para pembegal jalanan. Selanjutnya beliau berkata, Wahai
Adi, Apakah engkau melihat (kota) al-Hirah? Aku belum melihatnya,
sementara aku telah mendapatkan berita tentang itu jawabku. Beliau
bersabda, Jika umurmu panjang, niscaya engkau akan melihat seorang
wanita melakukan perjalanan dari al-Hirah hingga dia melakukan thawaf
di sekeliling Kabah tanpa merasa takut kepada seorang pun kecuali
kepada Allah, aku pun bertanya di dalam hati, kemanakah para
pembegal dari Thayyi yang telah membuat kekacauan di berbagai negeri
itu?!. (Sabda Rasul), Dan seandainya umurmu panjang, niscaya akan
dibukakan harta simpanan Kisra. Aku bertanya, Kisra bin Hurmuz?!
Beliau menjawab, Kisra bin Hurmuz, dan seandainya umurmu panjang,
niscaya engkau akan melihat seorang laki-laki mengeluarkan emas atau
perak sepenuh kedua telapak tangannya, dia mencari orang yang akan
menerimanya, lalu dia sama sekali tidak mendapati seorang pun yang
mau menerimanya. HR Bukhari.

Seorang muslim diperintahkan mengadakan perubahan pada dirinya,


perilakunya dan kehidupannya menjadi lebih baik; yaitu dengan memilih
jalan petunjuk kebaikan, mencegah perubahan-perubahan negatif sebagai
wujud peneladanan terhadap petunjuk Nabi shallallahu alaihi wa
sallam-.

Beliau telah melakukan berbagai perubahan dalam kehidupan pribadinya


dan kehidupan sahabat-sahabatnya, pada tataran ucapan dan perbuatan.













"Beliau merubah istilah "harb (perang) menjadi "salm (damai),
"Syibah Dhalalah (perkampungan kesesatan) menjadi "Syibah alhuda
(perkampungan petunjuk). Beliau menyebut suku "Bani Mughwiyah
(Anak keturunan penyesat) menjadi "Bani Risydah (Anak keturunan
terbimbing). HR. Abu Dawud dengan isnad shahih.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam anti tempat-tempat yang namanya


mengerikan. Maka ketika datang ke Madinah yang kala itu terkenal
dengan nama "Yatsrib (kehancuran), beliau pun merubahnya menjadi
"Thibah (bersih dan harum) sekaligus mengganti seluruh paradigma
yang keliru.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bertanya :










"Menurut kalian, siapakah sebenarnya orang yang mandul di antara
kalian itu? ( Perawi) berkata; Kami menjawab; Yaitu orang yang tidak
mempunyai anak. Rasulullah bersabda: Bukan itu yg dimaksud dengan
mandul. Tetapi ia adalah orang yg tidak dapat memberikan (nilai
kebaikan) apapun kepada anaknya. Rasulullah bertanya lagi: Siapakah
orang yang kalian anggap paling kuat? (Perawi) berkata; Kami
menjawab; Yaitu orang yang tidak terkalahkan oleh orang lain.
Rasulullah menjelaskan: Bukan itu yang dimaksud, tetapi orang paling
kuat adalah orang yg dapat menguasai dirinya ketika sedang marah. HR
Muslim

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

























"Apakah kalian tahu siapa orang yang bangkrut itu? Mereka menjawab,
orang yang bangkrut adalah orang yang tidak mempunyai uang dirham
maupun kekayaan. Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan :
Orang yang bangkrut diantara umatku ialah orang yang datang pada hari
kiamat membawa pahala shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia)
telah mencaci si A, menuduh si B, memakan harta si C, menumpahkan
darah si D dan memukul si E. Maka masing-masing mereka akan diberi
pahala dari amal kebaikan orang tersebut. Jika telah habis pahala
kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan dilimpahkan kepadanya, lalu
ia dilemparkan ke dalam neraka.HR Muslim.

Itulah sebabnya mengapa orang-orang yang hebat mampu menciptakan


perubahan dalam berbagai bidang kehidupan. Mereka merubah sikap
persengketaan dan permusuhan menjadi kasih sayang, persaudaraan dan
persahabatan. Mereka mampu membalikkan teman-teman jahat menjadi
sahabat setia. Mereka berhasil mengatasi tradisi-tradisi buruk adat
istiadat yang bertentangan dengan agama dan tidak sejalan dengan
syariat-Nya.

Langkah-langkah perubahan yang paling mendasar dalam kehidupan


manusia adalah merubah diri sendiri. Di sinilah dimulainya proses
perubahan kondisi umat yang sedang menghadapi segala bentuk
keterbelakangan, kemiskinan dan kemunduran. Selanjutnya
mempersenjatai diri mereka dengan ilmu yang merupakan pilar utama
bagi tegaknya peradaban dan kemajuan di setiap zaman. Firman Allah :









[11/]

Sesungguhnya Allah tidak merubah kondisi sesuatu kaum sehingga


mereka merubah kondisi yang ada pada diri mereka.Qs Ar-Rad : 11

Termasuk konsekuensi perubahan ke arah yang lebih baik adalah berhati


tulus. Firman Allah :




[23/ ]



Dan itu adalah prasangka hatimu yang telah kamu sangkakan kepada
Tuhanmu, itulah yang membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk
orang-orang yang merugi.Qs Fushilat: 23

Disebutkan dalam hadis :









Aku sesuai persangkaan hambaKu terhadapKu, dan Aku selalu
bersamanya ketika ia mengingat Aku. HR Bukhari dan Muslim.






.
Khutbah Kedua:







.


:





]: .[56


:







.









.








.





.


.






.




.






.


.





.







.





.


.





.




]: [23


]: [23
][201 :

Anda mungkin juga menyukai