KERUPUK KURNIA
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Bandung
Disusun oleh :
Preceptor :
Budiman,.dr, M.K.M
Muhammad Rahmat Syah Nasution ,SKM., MSi
i
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. karena atas
waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas di Fakultas
dengan lapang dada menerima segala kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak.
bimbingan, pengarahan baik moral maupun material yang tidak ternilai besarnya
dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada Prof. Dr. H. Ieva B Akbar, dr., AIF, selaku Dekan Fakultas
pemilik industri Kerupuk Kurnia dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan
maaf kepada semua pihak apabila selama pembuatan makalah ini, penulis banyak
Semoga amal ibadah kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis
mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhirnya dengan segala
kerendahan hati penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi siapa saja yang
membacanya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................7
PROFIL INDUSTRI..........................................................................................................7
1.1 Sejarah Industri........................................................................................................7
1.2 Geografi Wilayah.....................................................................................................8
1.3 Sumber Daya Manusia Di Industri...........................................................................8
1.4 Jam Kerja.................................................................................................................9
1.5 Sarana dan Prasarana................................................................................................9
1.6 Bahan dan Alat Produksi........................................................................................10
1.7 Proses Pengolahan Hasil Industri...........................................................................11
1.8 Jaminan Kesehatan Pekerja....................................................................................12
BAB II..............................................................................................................................13
HIGIENE PERUSAHAAN, ERGONOMI, KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA.............................................................................................................................13
2.1 Sanitasi Lingkungan Industri..................................................................................13
2.1.1 Lingkungan luar..............................................................................................13
2.1.2 Bangun dan fasilitas........................................................................................13
2.1.3 Letak bangunan...............................................................................................14
2.2 Perilaku Pekerja Dalam Pengolahan Hasil Industri................................................20
2.2.1 Kesehatan Pekerja...........................................................................................20
2.2.2 Kebersihan Pekerja..........................................................................................20
2.2.3 Kebiasaan Pekerja...........................................................................................20
2.3 Ergonomi................................................................................................................21
2.4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja.........................................................................21
2.4.1. Identifikasi Hazard.........................................................................................21
2.5 Dampak Industri Terhadap Lingkungan Sekitar.....................................................25
BAB III............................................................................................................................26
PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN.....................................................................26
3.1 Penentuan Prioritas Masalah di Industri.................................................................26
3.2 Penentuan Cara Pemecahan Masalah yang Sudah Ditetapkan................................29
3.3 Penentuan Prioritas Cara Pemecahan Masalah yang Sudah Ditetapkan.................29
BAB IV............................................................................................................................31
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................31
4.1 Kesimpulan............................................................................................................31
4.2 Saran......................................................................................................................32
BAB I
PROFIL INDUSTRI
1.1 Sejarah Industri
Industri Kerupuk kurnia ini telah berdiri sejak tahun 1997. Pemilik
sudah pernah mencoba berbagai usaha seperti roti dan kue tapi akhirnya industri
500.000,00. Awalnya industri ini merupakan usaha rumahan biasa yang dikelola
berasal dari beberapa daerah seperti soreang, garut, dan Tasikmalaya. Industri
pribadinya. Pada tahun 2010 pemilik industri juga memiliki sebuah kontrakan
yang mana ditujukkan untuk tempat tinggal karyawannya demi menjamin para
pekerjanya. Industri rumah tangga ini memiliki omset Rp,2.187.000-, per setiap
7
8
lahan kerja penggorengan adalah 6x4 m dan ruang pembungkusan adalah 7x5 m
dengan jarak tempuh ke puskesmas sekitar 4 km. Lokasi industri dekat dengan
jalan utama Katapang. Akses jalan menuju industri rumah tangga dapat
menggunakan mobil maupun motor. Letak industri rumah tangga ini berada di
Tangga
Tempat
Pengemasan WC Rumah Pribadi
Karyawan
Tempat
Tempat
Pengemasan Gudang
Penyimpanan
Penggorengan
&Pemberian
Bahan Kerupuk
Bumbu
perempuan. Rentang usia para pekerja adalah 25 sampai 60 tahun dengan tingkat
Pekerja mulai bekerja dari pukul 07.00 17.00, namun jika telah selesai
ruangan penggorengan.
Ruangan tersebut terdapat alat-alat yang digunakan dalam proses produksi
kerupuk seperti wajan besar, kompor besar, dan alat pengaduk bumbu. Tidak
Gambar 1.1
Ruang pengemasan
10
Gambar 1.2
Ruang penggorengan dan pengadukan bumbu
2) Kerupuk yang kering kemudian digoreng dalam minyak panas oleh para
Jaminan kesehatan untuk pekerja tidak ada, baik BPJS maupun JAMSOSTEK.
Jika ada pekerja yang sakit maka pemilik dan pekerja lain akan membantu biaya
kesehatan. Tidak ada kotak P3K dan prosedur kesehatan keselamatan kerja yang
BAB II
HIGIENE PERUSAHAAN, ERGONOMI, KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA
a. Atap
Kondisi atap ruangan produksi penggorengan kotor dan
dinding terbuat dari tembok yang catnya sudah kotor dan pudar.
kerupuk
c. Ventilasi
Ventilasi pada pada tempat produksi industri ini memiliki
ventilasi tertutup.
d. Pencahayaan
14
industri.
a. Lantai
Lantai bangunan di tempat produksi terbuat dari lantai
keramik, lantai terlihat kotor dan licin karena banyak sisa minyak
a. Sumber air
Sumber air untuk keperluan produksi, dan untuk cuci
kotor.
16
g. Kebisingan
b. Fasilitas pengobatan
Tidak terdapat peralatan P3K di tempat kerja.
tetangga pemilik industri. Tidak ada aturan baku yang membatasi jam kerja
pekerja untuk bekerja, sehingga jika ada pekerja yang sakit maka pemilik
untuk bekerja. Hal ini bisa menjadi salah satu faktor risiko untuk penularan
pekerja yang sehat maka hal tersebut bisa menjadi salah satu faktor risiko
terlihat cukup bersih. Untuk semua pekerja baik yang bertugas di bagian
seperti menggunakan masker, sarung tangan, dan apron. Tidak ada seragam
2.3 Ergonomi
dengan posisi bediri tanpa adanya kursi dilantai sedangkan pekerja yang bertugas
tidak baik untuk bekerja dalam waktu yang cukup lama. Hal ini dapat
Gambar 2.7
Posisi tidak Egonomis
membahayakan kesehatan :
A. Hazard Fisika
22
D. Safety Hazard
Penggunaan plastik yang tidak pernah diganti dalam proses produksi
Tidak menggunakan sarung tangan dan masker pada proses produksi dan
pengemasan.
Bahaya Fisik Bahaya Bahaya Biologis Bahaya Ergonomis Bahaya PAK/PAHK KAK
Kimia Psikososial
Penjemuran Sinar matahari Dehidrasi
kerupuk
23
24
menyebabkan
diare, hepatitis
A, demam
thypoid atau
keracunan.
Posisi duduk dalam Low back pain
jangka waktu yang
Myalgia.
lama .
Lantai tempat Banyak sisa minyak Jatuh akibat licin
produksi di lantai
25
BAB III
PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN
risiko yang terdapat pada suatu peralatan yang dapat menimbulkan risik
merugikan baik bagi manusia, lingkungan maupun fasilitas system yang ada.
Keterangan :
Severity : Tingkat keparahan (dampak atau ukuran risiko yang terjadi)
Minor : Tidak ada kerugian atau hanya kerugian yang ringan dengan
waktu yang diderita kurang dari empat hari dan kerugian finansial
100.000.000.
Major : Kerugian yang ditimbulkan menyebabkan ecacatan permanen atau
mengancam jiwa.
27
Tabel 3.2 Hazard Identification and Risk Assesment pada PIRT Kerupuk
Kurnia
Nafas
Luka bakar
Remote - - Hearing Loss
28
maka dapat didapatkan masalah dengan high risk yaitu Low Back Pain dan myalgia.
29
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diketahui maka penentuan cara pemecahan
Berdasarkan prioritas masalah yang terjadi pada industri Kerupuk yaitu Low Back
Pain, maka prioritas pemecahan masalah yang diambil menggunakan metode Reinke adalah :
A 5 4 5 5 20 III
B 2 4 2 5 3,2 IV
C 3 4 3 1 36 II
D 5 3 3 1 45 I
Keterangan :
A : Proses pengemasan dilakukan di meja dan menggunakan kursi yang terdapat senderan.
D : Penggantian shift kerja, rolling bagian kerja, pelatihan senam LBP serta pemberian
poster
1 : tidak penting
2 : cukup
3 : penting
4 : sangat penting
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
31
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di industri rumah tangga Kerupuk
1. Gambaran umum kesehatan lingkungan produksi kerupuk Kurnia ditinjau dari segi
bangunan, fasilitas, dan peralatan yang digunakan hampir seluruhnya cukup baik.
2. Produksi Kerupuk Kurnia ini telah mendapatkan izin produksi dari Dinas Kesehatan
3. Sanitasi produksi kerupuk Kurnia ini kurang memenuhi syarat sehat, karena proses
produksi dan pengemasan kerupuk tidak memakai sarung tangan, masker google, dan
6. Keamanan dan kenyamanan posisi kerja masih kurang karena posisi kerja banyak
8. Intervensi utama berdasarkan prioritas metode Reinke yaitu penggantian shift kerja,
4.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka saran yang dapat kami berikan
diantaranya:
32
Puskesmas:
1. Meningkatkan pembinaan pada industri-industri rumah tangga yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Katapang melalui kunjungan secara rutin agar higienitas tempat produksi dan
Pemilik :
1. Memperhatikan kesehatan pekerja melalui penyediaan air minum yang mencukupi agar
kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun dan menggunakan sarung tangan tangan dan
menjaga keselamatan kerja. Misalnya menggunakan ear muff dalam dalam proses
Peneliti:
1. Melakukan intervensi lebih jauh untuk melakukan pelatihan olahraga sederhana yang
bisa dilakukan oleh pekerja untuk mengurangi penyakit myalgia ataupun low back pain
2. Melakukan observasi lebih lanjut ke industri rumah tangga lainnya untuk mengamati
masalah-masalah yang ada pada setiap industri rumah tangga yang berada di wilayah