Askep Ca Lambung
Askep Ca Lambung
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep dasar penyakit Ca lambung.
2. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan untuk penyakit Ca lambung.
1.4 METODE
1. Metode kajian pustaka
2. Metode penelusuran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Kanker lambung atau kanker lambung merupakan bentuk neoplasma maligna gastrointestinal.
Karsinoma lambung merupakan bentuk neoplasma lambung yang paling sering terjadi dan
menyebabkan sekitar 2,6% dari semua kematian akibat kanker (Cancer Facts and Figures,
1991)
2.2 EPIDEMIOLOGI
Kanker lambung terus berkurang di Amerika Serikat. Namun, ini masih menjadi masalah serius
dengan jumlah 14.700 kematian setiap tahunnya, kebanyakan pada individu dengan usia lebih
dari 40 tahun dan kadang-kadang pada individu yang lebih muda. Kebanyakan kanker lambung
terjadi pada kurvatura kecil atau antrum lambung dan adenokarsinoma. Insiden kanker lambung
lebih banyak di Jepang, yang telah menyababkan diadakannya skriningmassa untuk diagnosis
awal di negara ini. Diet tampaknya menjadi faktor yang signifikan. Diet tinggi makanan asap dan
kurang buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan resiko terhadap kanker lambung. Faktor
lain yang berhubungan dengan insiden kanker lambung mencakup inflamasi lambung, anemia
pernisiosa, aklorhidria ( tidak adanya asam hidroklorida ), ulkus lambung, bakteri H. pylori, dan
keturunan.
2.3 ETIOLOGI
Penyebab dari kanker lambung masih belum diketahui, akan tetapi sejumlah faktor
dihubungkan dengan penyakit tsb. Juga dipercaya bahwa faktor eksogen dalam lingkungan
seperti bahan kimia karsinogen, virus onkogenik mungkin mengambil bagian penting dalam
karsinoma lambung. Karena lambung mempunyai kontak yang lama dengan makanan, bahan-
bahan makanan sudah dikaitkan. Ada yang timbul sebagai hubungan dengan konsumsi gram
yang meningkat. Ingesti nitrat dan nitrit dalam diet tinggi protein telah memberikan
perkembangan dalam teori bahwa senyawa karsinogen seperti nitrosamine dan nitrosamide
dapat dibentuk oleh gerak pencernaan.
Penurunan kanker lambung di USA pada decade lalu dipercaya sebagai hasil pendinginn yang
meningkat yang mnyebabkan terjadinya bermacam-macam makanan segar termasuk susu,
sayuran, buah, juice, daging sapi dan ikan, dengan penurunan konsumsi makanan yang
diawetkan, garam, rokok, dan makanan pedas. Jadi dipercaya bawha pendinginan dan vit C
(dalam buah segar dan sayuran) dapat menghambat nitrokarsinogen.
Faktor genetik mungkin memainkan peranan dalam perkembangan kanker lambung. Frekuensi
lebih besar timbul pada individu dengan gol.darah A. Riwayat keluarga meningkatkan resiko
individu tetapi minimal, hanya 4% dari organ dengan karsinoma lambung mempunyai riwayat
keluarga.
2.5 PATOFISIOLOGIS
Beberapa faktor dipercaya menjadi pemicu kanker yang mungkin yaitu polip, anemia pernisiosa,
prostgastrektomi, gastritis atrofi kronis dan ulkus lambung. Diyakini bahwa ulkus lambung tidak
mempengaruhi individu menderita kanker lambung, tetapi kanker lambung mungkin ada
bersamaan dengan ulkus lambung dan tidak ditemukan pada pemeriksaan diagnostic awal.
Kanker lambung adalah adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai massa irregular
dengan penonjolan ulserasi sentral yang dalam ke lumen dan menyerang lumen dinding
lambung. Tumor mungkin menginfiltrasi dan menyebabkan penyempitan lumen yang paling
sering di antrum. Infiltrasi dapat melebar keseluruh lambung, menyebabakan kantong tidak
dapat meregang dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yang sempit, tetapi hal ini tidak
lazim. Desi polipoid juga mungkin timbul dan menyebabkan sukar untuk membedakan dari polip
benigna pada X-ray.
Kanker lambung mungkin timbul sebagai penyebaran tumor superficial yang hanya melibatkan
prmukaan mukosa dan menimbulkan keadaan granuler walupun hal ini jarang. Kira-kira 75%
dari karsinom ditemukan pada 1/3 distal lambung, selain itu menginvasi struktur lokal seperti
bag.bawah dari esophagus, pancreas, kolon transversum dan peritoneum. Metastase timbul
pada paru, pleura, hati, otak dan lambung.
2.6 KLASIFIKASI
Ada 3 bentuk umum karsinoma atau kanker lambung, yaitu :
1. Karsinoma ulseratif merupakan jenis yang paling sering dijumpai dan harus dibedakan dari
ulkus peptikum jinak.
2. Karsinoma polipoid, tampak seperti kembang kol yang menonjol ke dalam lumen dan dapat
berasal dari polip adenomatosa
3. Karsinoma infiltratif, dapat menembus seluruh ketebalan dinding lambung dan dapat
menyebabkan terbentuknya lambbung botol kulit (linitis plastica ) yan tidak lentur.
2.10 PROGNOSIS
Prognosisnya buruk, kebanyakan pasien telah mengalami metastase pada waktu
didiagnosis.
Faktor-faktor yang memperburuk penyakit ini antara lain:
1. Keterlibatan lesser curvature dari lambung
2. Ukuran tumor yang besar
3. Stadium lanjut (advanced stage)
Catatan:
1. Kanker Lambung Ganas (malignant gastric cancer) kedua yang paling banyak
dijumpai setelah adenocarcinoma.
2. Hanya meliputi 5% dari semua kanker lambung (gastric tumors).
3. Risiko lebih tinggi 5X pada HIV (Human Immunodeficiency Virus)
4. Rasio pria:wanita = 1,7 : 1. Berarti lebih banyak dialami oleh pria.
2.12 PENATALAKSANAAN
Tidak ada pengobatan yang berhasil menangani karsinoma lambung kecuali mengangkat
tumornya. Bila tumor dapat diangkat ketika masih terlokalisasi di lambung, pasien dapat
sembuh. Bila tumor telah menyebar ke area lain yang dapat dieksisi secara bedah,
penyembuhan tidak dapat dipengaruhi. Pada kebanyakan pasien ini, paliasi efektif untuk
mencegah gejala seperti obstruksi, dapat diperoleh dengan reseksi tumor.
Bila gasterktomi subtotal radikal dilakukan, puntung lambung dianastomosiskan pada jejunum,
seperti pada gastrektomi untuk ulkus. Bila gastrektomi total dilakukan kontinuitas
gastrointestinal diperbaiki dengan anastomosis diantara ujung esofagus dan jejunum. Bila ada
metastasis pada organ vital lian, seperti hepar, pembedahan dilakukan terutama untuk tujuan
paliatif dan bukan radikal. Pembedahan paliatif dilakukan untuk menghilangkan gejala obstruksi
atau disfagia.
Untuk pasien yang menjalani pembedahan namun tidak menunjukkan perbaikan, pengobatan
dengan kemoterapi dapat memberikan kontrol lanjut terhadap penyakit atau paliasi. Radiasi
digunakan untuk paliasi pada kanker lambung.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Nyeri b/d adanya sel epitel abnormal
2.Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
3.Berduka b/d diagnosisi Ca
4.Ansietas b/d penyakit dan pengobatan yang diantisipasi
5.Kekurangan volume cairan b/d syok/hemoragi
6.Resiko infeksi b/d insisi bedah.
3. INTERVENSI
Dx1. Nyeri b/d adanya sel epitel abnormal.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan nyeri berkurang , terkontrol.
Kriteria hasil :
-Pasien tidak tampak meringi
-Skala nyeri 0 ( tidak nyeri)
-Pasien tampak lebih rileks
Intervensi :
- Kaji karakteristik nyeri dan ketidaknyamanan; lokasi, kualitas frekuensi, durasi,dsb.
R: memberikan dasar untuk mengkaji perubahan tingkat nyeri dan mengevaluasi intervensi.
- Tenangkan pasien bahwa anda mengetahui bahwa nyeri yang dirasakan adalah nyata dan
bahwa anda kan membantu pasien dalam mengurangi nyeri tsb.
R: Rasa takut dapat meningkatkan ansietas dan mengurangi toleransi nyeri.
- Kolaborasi dalam pemberian analgesik untuk meningkatkan peredaran nyeri optimal dalam
batas resep dokter.
R: Cenderung lebih efektif ketika diberikan dini pada siklus nyeri.
- Ajarkan pasien strategi baru untuk meredakan nyeri dan ketidaknyamnan dengan distraksi,
imajinasi, relaksasi.
R: Meningkatkan strategi pereda nyeri alternative secara tepat.
Intervensi :
- Dorong pengungkapan ketakutan, kekhawatiran, pertanyaan mengenai penyakit, pengobatan
dan implikasinya dimasa mendatang.
R: dasar pengetahuan yang akurat dan meningkat akan mengurangi ansietas dan meluruskan
miskonsepsi.
- Berikan dorongan partisipasi aktif dari pasien dan keluarga dalam keputusan perawatan dan
pengobatan.
R: partisipasi aktif akan mempertahankan kemandirian dan control pasien.
- Kunjungi keluarga untuk menetapkan dan memelihara hubungan dan kedekatan fisik.
R: meningkatkan rasa saling percaya dan keamanan serta mengurangi perasaan takut.
- Berikan dorongan ventilasi perasan-perasaan negative, termasuk marah yang meluap-meluap,
didalam batasan yang dapat diterima.
R: untuk ekspresi emosional tanpa kehilangan harga diri.
- Sisihkan waktu untuk periode menangis dan mengekspresikan kesedihan.
R: perasaan ini diperlukan untuk terjadinya perpisahan dan kerenggangan.
Intervensi :
- Kaji luka terhadap tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, bengkak, demam, nyeri tekan,
dan kehilangan fungsi.
R: luka harus bersih, karena jika keadaan luka kotor akan lebih rentan terjadi infeksi.
- Kaji abdomen terhadap tanda peritonitis, nyeri tekan, kekakuan, distensi.
R: peritonitis dapat terjadi sekunder akibat bedah lambung.
- Kolaborasi pemberian antibiotic profilaktik sesuai program.
R: antibiotic sering diberikan pada klien setelah bedah abdomen untuk mencegah infeksi.
4. EVALUASI
Dx1.Mencapai peredaan gangguan rasa nyaman.
a. Melaporkan peredaan rasa nyeri (skala nyeri 0)
b. Pasien tidak tampak meringis
c. Pasien tampak lebih rileks
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi kanker lambung adalah bentuk neoplasma maligna dalam gastrointestinal.
Penyebab dari kanker lambung masih belum diketahui.
Kanker lambung dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu :
1. Karsinoma ulseratif merupakan jenis yang paling sering dijumpai dan harus dibedakan dari
ulkus peptikum jinak.
2. Karsinoma polipoid, tampak seperti kembang kol yang menonjol ke dalam lumen dan dapat
berasal dari polip adenomatosa
3. Karsinoma infiltratif, dapat menembus seluruh ketebalan dinding lambung dan dapat
menyebabkan terbentuknya lambbung botol kulit (linitis plastica ) yan tidak lentur.
Tidak ada pengobatan yang berhasil menangani karsinoma lambung kecuali mengangkat
tumornya. Bila tumor dapat diangkat ketika masih terlokalisasi di lambung, pasien dapat
sembuh. Bila tumor telah menyebar ke area lain yang dapat dieksisi secara bedah,
penyembuhan tidak dapat dipengaruhi. Pada kebanyakan pasien ini, paliasi efektif untuk
mencegah gejala seperti obstruksi, dapat diperoleh dengan reseksi tumor.
DAFTAR PUSTAKA