Anda di halaman 1dari 15

A.

LATAR BELAKANG

Rumah sakit merupakan instansi pelayanan kesehatan dengan inti kegiatan


promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Rumah sakit sebagai sarana
pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat,
dengan berkumpulnya orang sakit dan sehat tersebut memunculkan resiko yang
dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya
pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1204 / MENKES / SK / X / 2004 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Bagian sebuah gedung yang sangat penting agar sebuah gedung dapat
beroperasi dengan lancar adalah sistem utilitas gedung. Salah satu bagian dari
sistem utilitas gedung adalah sistem ventilasi. Dengan adanya sistem ventilasi
yang baik pertukaran udara ruang perkantoran atau dalam hal ini rumah sakit
dapat berjalan dengan baik.
Ventilasi udara diperkenakan untuk menjaga kualitas dalam ruangan.
Tujuan utama dari sebuah sistem ventilasi udara adalah untuk membatasi
konsentrasi karbondioksida serta polutan seperti debu, asap dan komponen
organik halus. Ventilasi udara seringkali didesain untuk menjaga temperatur dan
kelembaban ruangan. Untuk menyediakan sebuah kondisi iklim mikro yang dapat
diterima didalam sebuah ruangan, baik dari aspek kenyamanan maupun kesehatan
bagi para penghuni ruangan (occupant). Dalam hal ini, iklim mikro mengacu pada
lingkungan termal dan kualitas udara ruang dalam (IAQ, Indoor Air Quality).
Pada beberapa penelitian yang telah dilakukan, ventilasi berperan penting
dalam kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Banyak penelitian yang
juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara ventilasi dan kejadian
penyakit berbasis lingkungan seperti tuberculosis paru atau penyakit lainnya.
Sebagai tenaga kesehatan lingkungan, kita juga memahami ventilasi sebagai salah
satu komponen standar pada bangunan tempat kerja maupun di rumah. Karena
pada sebuah masyarakat modern, manusia menghabiskan waktu lebih dari 90%
seluruh waktunya berada didalam lingkungan buatan (artificial environment),
mungkin rumah, tempat kerja ataupun sebuah kendaraan.

1
Ventilasi pada bangunan sangat diperlukan untuk mengolah udara secara
serempak dengan mengendalikan temperatur, kelembaban, kebersihan, dan
distribusinya untuk memperoleh kenyamanan penghuni dalam ruang yang
dikondisikan. Ventilasi rumah sakit atau pertukaran udara di dalam rumah sakit
merupakan suatu metode yang digunakan untuk memelihara dan menciptakan
udara sesuai dengan kebutuhan atau kenyamanan tenaga kerja, pasien, maupun
pengunjung dari keluarga pasien.
Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara
ventilasi umum, ventilasi comfort, maupun LEV. Pada kajian ini kita akan
membahas tentang sistem ventilasi umum pada Rumah Sakit Ibu dan Anak
Samudra Husada. Ventilasi umum merupakan ventilasi yang terjadi secara alami
dimana udara masuk kedalam ruangan melalui jendela, pintu, atau lubang angin
yang sengaja dibuat maupun dengan bantuan kipas angin. Dalam hal ini yang
perlu diperhatikan yaitu luas lantai, luas dan posisi jendela/ ventilasi, jumlah kipas
angin (jika ada), sirkulasi udara, dan lain-lain.
Oleh karena itu, dilakukan sebuah kajian tentang sistem ventilasi umum
pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Samudra Husada guna untuk mempelajari
masalah-masalah ventilasi yang sering terjadi dan bagaimana cara menganinya.
Hal penting lainnya yaitu kita bisa menetukan sistem ventilasi umum yang
digunakan sudah memenuhi syarat apa kurang memenuhi syarat sehingg perlu
perbaikan.

B. TUJUAN
1. Mengetahui aplikasi sistem ventilasi umum di RSIA Samudra Husada yang
digunakan berfungsi secara optimal atau tidak.
2. Mampu melakukan pengukuran sistem ventilasi umum di RSIA Samudra
Husada.
3. Mampu melakukan kajian dari aspek peraturan perundangan, pengawasan,
rekayasa teknik dan rekayasa sosial.
4. Mampu memberikan rekomendasi perbaikan mengenai sistem ventilasi
umum.
C. KAJIAN LAPANGAN

2
1. NAMA KAWASAN
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Samudra Husada.

2. LOKASI RUMAH SAKIT


Titik Koordinat :

LS : 7 39' 36,1"

BT : 111 20' 08,8"

Peta Lokasi :

B T

LOKA
SI
Keterangan :

Jalan Raya

Sungai

3. ALAMAT RUMAH SAKIT


Jalan Samudra No. 30, Bulukerto, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan,
Jawa Timur.
4. DENAH RUMAH SAKIT

3
DENAH
RSIA SAMUDRA HUSADA

Parkir Mushola R.
10 9 8 7 6
Kantin R. Mawar Cempaka

5 4 3 2 1

R. Bidan
dan
IPAL
Perawat

R. Operasi
Kamar Kamar DAPUR
R. HCU
Ber- Bayi
salin LAB R. Melati 2

Mushola

IGD R. Melati 1
Rekam
Medis R. Dokter

Poli Anak

Resep-
sionis
ADM &
Pintu Masuk Kasir

I. Farmasi
Apotek
U
Security

Jalan Samudra

5. RUANG YANG DIJADIKAN KAJIAN

4
Pada kajian sistem ventilasi umum di RSIA Samudra Husada Magetan,
diambil 2 Ruangan sebagai bahan untuk kajian, diantaranya yaitu :

1. Ruang Mawar 1
2. Ruang Cempaka
Kedua ruangan diatas termasuk dalam kategori kelas reguler.

D. UPAYA PENYEHATAN UDARA YANG TELAH DILAKUKAN

1. Rekayasa Teknik
Upaya penyehatan udara yang telah dilakukan yang berkaitan dengan
rekayasa teknik ventilasi umum di RSIA Samudra Husada yaitu sistem ventilasi
umum yang diterapkan seperti ukuran atau luasan ventilasi, posisi ventilasi sudah
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku yaitu diatur pada Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1204 / MenKes / SK / X / 2004
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
2. Rekayasa Sosial
Upaya penyehatan udara yang telah dilakukan yang berkaitan dengan
rekayasa sosial ventilasi umum di RSIA Samudra Husada yaitu adanya tenaga
sanitasi yang dapat memberikan solusi terhadap masalah-masalah sanitasi
khususnya dalam hal ini yaitu masalah ventilasi umum sehingga melalui ilmu dan
keahlian yang dimiliki tenaga sanitasi memungkinkan untuk mengurangi atau
menghindari masalah-masalah sanitasi di RSIA Samudra Husada. Selain itu
adanya pemasangan pamflet atau poster tentang kesehatan.

E. ANALISIS DAN INTERPRETASI

DATA VENTILASI UMUM


1. Ruang Mawar 1

5
Data ventilasi umum yang diperoleh yaitu sebagai berikut :

No. Data Keterangan


1. Luas Lantai Ukuran 8,96 m2
2. Luas Jendela / Ventilasi
a. Tetap Ukuran 0,15 m2
Ukuran 0,6 m2 , saat dilakukan kajian dalam
b. Buka Tutup
keadaan tertutup
Ukuran 2,1 m2 , saat dilakukan kajian dalam
c. Pintu
keadaan terbuka
2 jendela tetap dan 1 jendela buka tutup,
3. Jumlah Jendela dengan posisi jendela tetap diatas jendela buka
tutup dan pintu
a. Berjarak 120 cm dari atap
4. Posisi Jendela
b. Berjarak 120 cm dari lantai
5. Letak Jendela/ Ventilasi Satu sisi
1 buah, saat dilakukan kajian dalam keadaan
6. Jumlah Kipas Angin
mati / tidak dinyalakan
7. Posisi Kipas Angin Ditempel di dinding
8. Suhu dan Kelembaban Normal , namun agak sedikit panas
9. Aliran Udara Tidak Langsung
a. Asap kendaraan bermotor yang berlalu-
lalang di jalan raya depan RSIA Samudra
Husada dan asap kendaraan bermotor
pengunjung RSIA Samudra Husada.
10. Sumber Pencemaran
b. Asap rokok pengunjung dari keluarga
pasien.
c. Asap yang berasal dari pembakaran
sampah rumah tangga.

2. Ruang Cempaka

Data ventilasi umum yang diperoleh yaitu sebagai berikut :

No. Data Keterangan


1. Luas Lantai Ukuran 32 m2
2. Luas Jendela / Ventilasi
a. Tetap Ukuran 1,2 m2

6
Ukuran 10,5 m2 , saat dilakukan kajian dalam
b. Buka Tutup keadaan sebagian tertutup dan sebagian
terbuka
c. Pintu Ukuran 3 m2
7 pasang jendela tetap dan 7 pasang jendela
3. Jumlah Jendela buka tutup, dengan posisi jendela tetap diatas
jendela buka tutup
a. Berjarak 120 cm dari atap
4. Posisi Jendela
b. Berjarak 120 cm dari lantai
5. Letak Jendela / Ventilasi Dua sisi
2 buah, saat dilakukan kajian 1 dalam keadaan
6. Jumlah Kipas Angin mati / tidak dinyalakan dan 1 dalam keadaan
menyala
7. Posisi Kipas Angin Di gantung
8. Suhu dan Kelembaban Normal , sejuk
9. Aliran Udara Tidak Langsung
a. Asap kendaraan bermotor yang berlalu-
lalang di jalan raya depan RSIA Samudra
Husada dan asap kendaraan bermotor
pengunjung RSIA Samudra Husada.
10. Sumber Pencemaran
b. Asap rokok pengunjung dari keluarga
pasien.
c. Asap yang berasal dari pembakaran
sampah rumah tangga.

Dari data ventilasi umum di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Samudra
Husada yang telah dikumpulkan maka kita dapat menganalisis satu-persatu dari 2
ruangan di RSIA Samudra Husada yang dijadikan bahan kajian.
Ruangan pertama yaitu ruang mawar 1, memiliki luas lantai 8,96 m2
sehingga membutuhkan ventilasi alami minimal 1,344 m2 . Setelah dilakukan
pengukuran, didapatkan hasil 2,85 m2 meliputi luas jendela tetap, jendela buka
tutup, dan pintu. Selain itu juga terdapat 1 kipas angin tempel. Letak ventilasi
termasuk dalam satu sisi. Saat dilakukan kajian jendela buka tutup dalam keadaan
tertutup dan kipas angin dalam keadaan mati sehingga dalam ruang tersebut

7
udaranya sedikit agak panas. Aliran udara yang masuk kedalam ruang melalui
pintu dan ventilasi tetap, udara berputar-putar dalam ruang sehingga pergantian
udara kurang lancar. Hal ini sebabkan karena udara masuk pada ventilasi yang
hanya ada satu sisi sehingga udara tidak dapat dibelokkan (aliran tidak langsung)
maupun diteruskan (aliran langsung).
Ruangan kedua yaitu ruang cempaka, memiliki luas lantai 32 m2 sehingga
membutuhkan ventilasi alami minimal 4,8 m2 . Setelah dilakukan pengukuran,
didapatkan hasil 14,7 m2 meliputi luas jendela tetap, jendela buka tutup, dan
pintu. Selain itu juga terdapat 2 kipas angin gantung. Letak ventilasi termasuk
dalam dua sisi. Saat dilakukan kajian jendela buka tutup sebagian dalam keadaan
terbuka, 1 kipas angin dalam keadaaan menyala, dan pintu dalam keadaan terbuka
sehingga ruangan tersebut berhawa sejuk karena sirkulasi udara yang baik
sehingga meningkatkan kenyamaman. Aliran udara yang masuk kedalam ruang
melalui pintu, ventilasi buka tutup, maupun ventilasi tetap. Aliran udara
berlangsung lancar karena udara yang masuk dapat berbelok (aliran tidak
langsung) ke setiap titik dalam ruang karena terdapat ventilasi dua sisi dalam
jumlah yang banyak sehingga udara dapat keluar masuk (pergantian udara)
dengan lancar.
Mengenai posisi ventilasi, baik ventilasi tetap maupun ventilasi buka tutup
posisi atau jarak dari atap (langit-langit) sekitar 120 cm dan posisi atau jarak dari
lantai 120 cm. Rata-rata penempatan posis ventilasi pada ruangan di RSIA
Samudra Husada sama.
Kemudian berkenaan dengan sumber pencemaran yang berada di sekitar
RSIA Samudra Husada seperti, asap kendaraan bermotor, asap rokok pengunjung,
dan asap pembakaran sampah rumah tangga tidak sampai menggangu kesehatan
maupun kenyamanan karena sumber pencemar dalam kadar yang kecil dan tidak
berlangsung terus-menerus sehingga terjadi pengenceran secara alami oleh alam
sehingga tidak menimbukan gangguan yang berarti.
Berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
: 1204 / MenKes / SK / X / 2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan

8
Rumah Sakit, mengenai persyaratan konstruksi bangunan rumah sakit khusunya
ventilasi yaitu :
1. Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang
dengan baik.
2. Luas ventilasi alamiah minimum 15 % dari luas lantai
3. Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin adanya pergantian udara
dengan baik, kamar atau ruang harus dilengkapi dengan penghawaan
buatan/mekanis.
4. Penggunaan ventilasi buatan/mekanis harus disesuaikan dengan
peruntukkan ruangan.
Ventilasi harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang dengan
baik, bila ventilasi alamiah tidak menjamin adanya pergantian udara dengan baik,
harus dilengkapi dengan penghawaan mekanis (exhauster).
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela
sebagai berikut :
1. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas
lantai, dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit.
2. Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai
dan jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm.
3. Udara yang masuk harus udara yang bersih, tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah, knaolpot kendaraan, debu dan lain-lain.

4. Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang


hawa berhadapan antara dua dinding ruangan.Aliran udara ini diusahakan
tidak terhalang oleh barang-barang seperti almari, dinding, sekat-sekat,
dan lain-lain.

5. Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d 70%.

F. DASAR PERATURAN PERUNDANGAN YANG DIGUNAKAN

9
Persyaratan sistem vntilasi umum pada rumah sakit diatur dalam suatu
peraturan perundangan yaitu sebagai berikut :
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1204 /
MenKes / SK / X / 2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405 /
MenKes / SK / XI / 2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran Dan Industri.
3. SNI 03-6572-2001 Tentang tata cara perancangan sistem ventilasi dan
pengondisian udara pada bangunan gedung, Badan Standarisasi
Nasional, Jakarata, Indonesia.

G. KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN
a. Pada Ruang Mawar 1, dilihat dari luasan lantai, luasan ventilasi, dan
posisi ventilasi sudah memenuhi syarat. Namun, dilihat dari aliran
udara yang masuk kurang baik, karena udara yang masuk melalui
ventilasi yang letaknya satu sisi pada ruangan hanya berputar-putar
dalam ruangan. Ditambah lagi ventilasi buka tutup yang tidak dibuka
dan hanya dibantu dengan kipas angin. Sehingga dapat dikatakan proses
keluar masuk (pergantian) udara dalam ruangan kurang baik.
b. Pada Ruang Cempaka, dilihat dari luasan lantai, luasan ventilasi, dan
posisi ventilasi sudah memenuhi syarat. Aliran udara yang masuk
berlangsung baik, karena udara masuk melalui ventilasi yang letaknya
dua sisi pada ruangan sehingga terjadi belokan udara atau aliran tidak

10
langsung yang menyebabkan udara keluar masuk (pergantian) dalam
ruang dengan baik.

2. SARAN
a. Untuk ruangan yang mempunyai ventilasi buka tutup, sebaiknya untuk
waktu tertentu dibuka agar udara dapat keluar masuk dengan baik dan
lancar.
b. Untuk mencegah udara yang berputar-putar pada ruang yang
mempunyai ventilasi yang letaknya satu sisi dan hanya dibantu dengan
kipas angin, maka perlu dipasang ventilasi exhaust agar udara yang
berputar dapat diserap dan dikeluarkan, kemudian masuk udara baru
sehingga aliran udara berlangsung baik dan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1204 / MenKes / SK /


X / 2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405 / MenKes / SK /


XI / 2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
Dan Industri

SNI 03-6572-2001 Tentang tata cara perancangan sistem ventilasi dan


pengondisian udara pada bangunan gedung, Badan Standarisasi Nasional,
Jakarata, Indonesia. https://wiki.uii.ac.id/images/9/95/SNI_03-6572-
2001,_Tata_Cara_Perencanaan_Sistem_Ventilasi_dan_Pengkondisian_U
dara_Pada_Bangunan_Gedung.pdf . Di akses pada 12 November 2016.

Pedoman teknis penilaian rumah sehat http://onesearch.kink.kemkes.


go.id/Record/IOS2902-YOGYA000000000005806 . Di akses pada 12
November 2016.

11
http://www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28056/5/Chapter%20I.pdf .
Di akses pada 12 November 2016.

http://www.inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/12/prinsip-kerja-ventilasi.html .
Di akses pada 12 November 2016.

http://www.robby1992.blogspot.co.id/2012/02/penyehatan-udara.html . Di akses
pada 12 November 2016.

https://www.scribd.com/doc/192709416/ . Di akses pada 13 November 2016.

http://nuzuliana.blogspot.co.id/2012/06/ . Di akses pada 13 November 2016.

LAMPIRAN

12
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA Samudra Husada)

Ruang Mawar 1 dan Ventilasi Umum (Ventilasi tetap dan Kipas Angin)

13
Ruang Sal Cempaka

14
Ventilasi Tetap dan Ventilasi Buka Tutup di Ruang Sal Cempaka

Ventilasi Umum (Kipas Angin) di Ruang Sal Cempaka

15

Anda mungkin juga menyukai