Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Agrina Vol. 01/No.

01 [Januari-Juni 2014] 14-22


Pengaruh Konsentrasi Starter [Zainuddin]

PENGARUH KONSENTRASI STARTER DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP


MUTU YOGHURT SARI KEDELAI

Effect of Concentration Starter and Time Making Quality of Soya Yoghurt

Zainuddin

Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Islam
Majapahit
Jl. Raya Jabon KM 07 - Mojokerto 61361
Email :

ABSTRAK

Yoghurt merupakan minuman fermentasi dari susu sapi murni.Produk yoghurt pada
umumnya diproduksi dari susu sapi, susu kedelai sebagai sumber protein nabati dapat
menjadi alternatif untuk pembuatan yoghurt. Susu kedelai mempunyai nilai gizi yang mirip
dengan susu sapi dan sangat baik digunakan sebagai pengganti susu sapi bagi anak-anak yang
menderita intoleransi laktosa. Soygurt merupakan produk fermentasi susu kedelai dengan
menggunakan bakteri Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus yang
telahumum dipakai dalam proses pembuatan yogurt.Penelitian dilakukan di Laboratorium
FTP UNIM dan Pabrik Gula Gempolkerep dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) yang disusun secara faktorial dengan dua faktor yakni lama waktu fermentasi dan
konsentrasi jumlah bibit yoghurt (lactobacillus plantarum). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perbedaan antara jumlah kosentrasi starter dan lama waktu pembuatan memiliki
pengaruh terhadap mutu dan kualitas yoghurt dari susu/sari kedelai.Perbedaan antara lama
waktu pembuatan dan perbedaan jumlah konsentrasi starter sari kedelai yang diberikan
memiliki pengaruh yang nyata terhadap hasil uji organoleptik.

Kata kunci: yoghurt, sari kedelai, starter

ABSTRACT

Yoghurt is a fermented beverage from whole milk. Yoghurt products generally


produced from cow's milk, soy milk as a source of vegetable protein can be an alternative for
the manufacture of yoghurt. Soy milk has nutritional value similar to cow's milk and is best
used as a substitute for cow's milk for children who suffer from lactose intolerance. Soy
yoghurt is a product of fermentation of soy milk using the bacteria Lactobacillus bulgaricus
and Streptococcus thermophillus that telahumum used in the process of making yoghurt. The
study was conducted at the Laboratory FTP UNIM and Sugar Factories Gempolkerep using
randomized block design (RAK) are arranged in a factorial with two factors of long
fermentation time and concentration of the number of seeds yoghurt (Lactobacillus
plantarum). The results showed that the difference between the amount of starter
concentration and long time of having an influence on the quality and quality of yoghurt from
milk /soymilk. The difference between the length of time of manufacture and the difference
in concentration of a given starter soymilk has a significant effect on the results of
organoleptic test.

Keywords: yoghurt, soy milk, starter

14
Jurnal Agrina Vol. 01/No. 01 [Januari-Juni 2014] 14-22
Pengaruh Konsentrasi Starter [Zainuddin]

PENDAHULUAN tanggal 1September sampai dengan 30


September 2013.
Yoghurt atau yogurt, adalah susu Peralatanyangdigunakandalampenelit
yang dibuat melalui ianinimeliputipanci (panci besar, panci
fermentasibakteri.Produk yoghurt pada sedang dan kecil), kompor gas, sendok,
umumnya diproduksi dari susu sapi, susu pengaduk, pisau, sarung tangan, panci,
kedelai sebagai sumber protein nabati dapat wadah plastik, stoples, bak rendaman,
menjadi alternatif untuk pembuatan termometer, lemari es, pipet ukur, pipet
yoghurt. Susu kedelai mempunyai nilai gizi tetes, timbangan analitik, gelas ukur,
yang mirip dengan susu sapi. Susu kedelai blender, karet gelang, inkubator.
baik dikonsumsi oleh orang - orang yang Bahan-bahan yang digunakan dalam
alergi susu sapi, yaitu orang - orang yang penelitian ini antara lain 1,5 L sari kedelai,
tidak punya atau kekurangan enzim laktase 30 ml isolat Lactobacillus plantarum. Susu
(galaktosidase) dalam saluran kedelai dibuat sendiri dengan membeli
pencernaannya, sehingga tidak mampu kedelai di pasar tanjung kota Mojokerto.
mencerna laktosa yang terkandung dalam
susu sapi (Sutrisno Koswara, 1997:5). Oleh Metode Penelitian
karena itu susu kedelai sangat baik Penelitian dilakukan di
digunakan sebagai alternatif pengganti susu Laboratorium dengan menggunakan
sapi. Pemanfaatan susu kedelai masih Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang
terbatas karena citarasa yang kurang disusun secara faktorial dengan dua faktor
disenangi (langu). Keterbatasan susu dan diulang dua kali.
kedelai tersebut dapat dikurangi melalui
proses fermentasi susu kedelai menjadi Faktor pertama adalah lama waktu
yogurt yang lebih dikenal dengan istilah fermentasi, yaitu:
soygurt. Soygurt merupakan produk 1. Lama fermentasi selama 12 jam
fermentasi susu kedelai dengan (L1)
menggunakan bakteri Streptococcus 2. Lama fermentasi selama 15 jam(L2)
thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus
Faktor kedua adalah konsentrasi jumlah
yang telahumum dipakai dalam proses
bibit yogurt (lactobacillus plantarum),
pembuatan yogurt (Koswara 1995).
yaitu:
Tujuan penelitian ini adalah untuk
1. Bibit yogurt sebanyak 5 cc/200 ml
mengetahui pengaruh konsentrasi starter
sari kedelai (K1)
dan lama waktu yang dibutuhkan dalam
2. Bibit yogurt sebanyak 10 cc/200 ml
pembuatan yogurt dari sari kedelai.
sari kedelai (K2)
3. Bibit yogurt sebanyak 15 cc/200 ml
BAHAN DAN METODE sari kedelai (K3)
Penelitian ini dilaksanakan di Dari dua perlakuan tersebut
Laboratorium Teknologi H a s i l Pertanian diperoleh 6 kombinasi perlakuan, disajikan
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas pada Tabel 5 di bawah ini.
Islam Majapahit dan Laboratorium Pabrik
Gula Gempolkerep selama 1 bulan dari

15
Jurnal Agrina Vol. 01/No. 01 [Januari-Juni 2014] 14-22
Pengaruh Konsentrasi Starter [Zainuddin]

Tabel 1. Kombinasi Perlakuan Penelitian

Lama konsentrasi jumlah


Waktu bibit yogurt (K)
Fermentasi K1 K2 K3
(L)
L1 L1K1 L1K2 L1K3
L2 L2K1 L2K2 L2K3

Keterangan : Masing-masing perlakuan diulang dua kali.


Aquadest

Panaskan Mendidih

Pipet Tabung
reaksi @5
Sanitasi ml

Dingin

Ditambah 3 ose @
tabung
Inkubasi 27oC reaksi

Gambar 2. Pengenceran Starter

Variabel Penelitian Pemecahan glukosa dalam sel bakteri asam


Variabel penelitian yang digunakan, laktat menghasilkan energi untuk aktivitas
yaitu: bakteri asam laktat yang akan
1) Total Asam Laktat menghasilkan senyawa lain termasuk asam
2) pH laktat. Asam laktat yang dihasilkan oleh
3) Viskositas bakteri asam laktat akan tersekskresikan
4) Sineresis secara visual keluar sel dan akan terakumulasi dalam
5) Uji Organoleptik cairan fermentasi.
Dari hasil penelitian menunjukkan
Analisis Data bahwa total asam laktat terbesar adalah
Data yang diperoleh dianalisa pada isolat Lactobacillus plantarum dengan
dengan menggunakan analisa ragam dan proporsi bibit sebanyak 10cc/200ml sari
bila tidak terdapat perbedaan dilanjutkan kedelai. Hal ini dikarenakan Lactobacillus
dengan Uji Duncan (DMRT) plantarumyang cukup mempunyai aktivitas
(Yitnosumarto, 1993). laktase sangat tinggi, dan dapat
menghasilkan dan melepaskan laktase
HASIL DAN PEMBAHASAN melalui perut dan usus kecil, memfasilitasi
pencernaan laktosa (Anonymous, 2005).
Total Asam Laktat Berdasarkan hasil penelitian yang
Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa dilakukan oleh Sulandari, Kumalaningsih
penambahan Bibit yogurt sebanyak 10 dan Susanto (2001), dengan adanya
cc/200 ml pada sari kedelai dan lama waktu aktivitas fermentasi bakteri asam laktat
fermentasi 15 jam dapat meningkatkan pada substrat sari kacang-kacangan dapat
asam laktat sekitar 0,35 - 0,45 ml. meningkatkan kadar asam laktat, kadar

16
Jurnal Agrina Vol. 01/No. 01 [Januari-Juni 2014] 14-22
Pengaruh Konsentrasi Starter [Zainuddin]

protein terlarut dalam substrat. Asam laktat terlarut akan meningkatkan nilai gizi susu
yang ada dalam substrat akan memberikan kacang-kacangan.
flavor pada sari/susu kacang-kacangan,
sedangkan peningkatan kadar protein

Tabel 6. Hasil Rerata Total Asam Laktat dari konsentrasibibit Lactobacillusdan lama fermentasi sari kedelai.

Lama Konsentrasibibit Sari Kedelai Rerata Total Asam


fermentasi (K) Laktat (ml)
(L)
L1 K1 0,35
L1 K2 0,35
L1 K3 0,35
L2 K1 0,25
L2 K2 0,35
L2 S3 0,45

Lama fermentasi Konsentrasibibit Sari Rerata Total Asam


(L) Kedelai (K) Laktat (ml)

L2 K1 0,3
L2 K3 0,5
L1 K1 0,3
L2 K1 0,2
L1 K2 0,4
L2 K2* 0,3
L2 K2 0,4
L1 K1 0,4
L1 K3 0,4
L1 K3 0,3
L2 K3 0,4
L2 K2 0,3

Uji pH. dari kultur murni sesuai dengan pH yoghurt


Selama proses fermentasi menjadi sari kedelai yaitu 4,4 - 4,8.
yoghurt terjadi perubahan pH. Sari kedelai Dari seluruh karbohidrat dalam
yang awalnya mempunyai pH 6,66 setelah sari/susu kedelai, sebesar 12-14% yang
difermentasi selama 15 jam dengan dapat digunakan tubuh secara biologis.
menggunakan bakteri Lactobacillus Karbohidratnya terdiri atas golongan
plantarum mengalami penurunan pH yakni oligosakarida dan golongan polisakarida.
berkisar antara 5,5 - 5,665 seperti terlihat Golongan oligosakarida terdiri dari
pada Tabel 6. Thompson dan Brittin, 1990; sukrosa, stakiosa, dan raffinosa yang larut
Yazici, Alvares dan Hansen, 1997; Granata dalam air. Sedangkan golongan
dan Morr, 1996 dalam Widowati dan polisakarida terdiri dari erabinogalaktan
Misgiyarta, 2003 menjelaskan bahwa pH dan bahan-bahan selulosa yang tidak larut
yoghurt 3,81 yang dihasilkan oleh starter dalam air dan alkohol, serta tidak dapat
yoghurt komersial hampir sama dengan pH dicerna (Yusmarini dan Efendi, 2004).
yoghurt susu penuh yaitu 3,97 dan pH Sukrosa yang merupakan disakarida
yoghurt 4,32 yang dihasilkan oleh starter akan diurai terlebih dahulu menjadi

17
Jurnal Agrina Vol. 01/No. 01 [Januari-Juni 2014] 14-22
Pengaruh Konsentrasi Starter [Zainuddin]

monosakarida-monosakarida penyusunnya lebih lanjut menjadi asam-asam organik


yaitu fruktosa dan glukosa, selanjutnya terutama asam laktat. Asam-asam organik
glukosa akan dimanfaatkan oleh akan menurunkan pH yoghurt dari sari/susu
Lactobacillus plantarum sebagai sumber kedelai (Yusmarini dan Efendi, 2004).
energi dan sebagian lagi akan dimetabolisir

Tabel 7. Hasil Rerata pH dari konsentrasibibit Lactobacillus dan lama fermentasi sari kedelai.

Lama fermentasi Konsentrasibibit yogurt


Rerata pH
(L) Kedelai (K)
L1 K1 6,48
L1 K2 6,15
L1 K3 5,5
L2 K1 6,24
L2 K2 6,04
L2 K3 5,665

Uji Viskositas
Viskositas yang dihasilkan pada 15 jam sedangkan viskositas terendah pada
praktikum ini berkisar antara 0,44 sampai starter Lactobacillus plantarum dengan
2,9 cp. Viskositas terbesar diperoleh dari proporsi bibit sebanyak 5cc/200ml sari
straterLactobacillus plantarum dengan kedelai dan lama waktu fermentasi selama
proporsi bibit sebanyak 10cc/200ml sari 12 jam tercantum pada Tabel 8.
kedelai dan lama waktu fermentasi selama
Tabel 8. Hasil Rerata Viskositas dari konsentrasibibit Lactobacillus dan lama fermentasi sari kedelai.

Lama fermentasi Konsentrasibibit yogurt


Rerata Viskositas
(L) (K)
L1 K1 0,44
L1 K2 1,55
L1 K3 1,65
L2 K1 0,51
L2 K2 2,9
L2 K3 1,5

Sineresis secara Visual


Tabel 9. Hasil Rerata Sineresis dari konsentrasibibit Lactobacillus dan lama fermentasi sari kedelai.

Lama fermentasi Konsentrasibibit yogurt Rerata Sineresis


(L) (K) (mm)
L1 K1 0
L1 K2 2
L1 K3 3
L2 K1 2
L2 K2 1
L2 K3 4

18
Jurnal Agrina Vol. 01/No. 01 [Januari-Juni 2014] 14-22
Pengaruh Konsentrasi Starter [Zainuddin]

Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan oleh 15 berpengaruh sangat berpengaruh sangat
panelis. Ujiorganoleptik nyata terhadap kualitas yoghurt.
terhadapyoghurt sari kedelai secara Konsentrasi dan lama pembuatan
keseluruhan parameter yang diamati memberikan pengaruh yang nyata pada
adalah tekstur, warna, dan rasa. Sebagai warna, rasa, aroma dan tekstur yoghurt itu
pembanding digunakan yoghurt komersial. sendiri.
Dari uji analisa menunjukkan bahwa Signifikasi hasil penelitian diatas
jumlah konsentrasi starter dan lama dapat didlihat pada tabel 10.
pembuatan (inkubasi) yang berbeda
Tabel 10. Signifikasi hasil penelitian

Parameter Konsentrasi Lama interaksi Tertinggi Perlaku


bibit yogurt pembuatan / an
(inkubasi) terendah
1. Organoleptik
- Warna Ns Ns * Tertinggi L2K3
- Rasa Ns Ns * Tertinggi L2K2
- Tekstur Ns Ns * Tertinggi L2K3

Keterangan Ns : non signifikan


S : signifikan
Hs : highly signifikan
* : suka
* : agak suka

Warna suatu bahan pangan dapat 45 = tidak suka ; 45 = agak tidak suka; 50
memberikan penentuan tentang mutu suatu = netral; 60= agak suka; 70 = suka; 80 =
bahan pangan serta tingkat kesegaran bahan sangat suka.
pangan, Winarno (1992). Tingkat kesukaan terhadap warna
Skala yang digunakan dalam uji pada yoghurt dari biji kedelai dapat dilihat
hedonik adalah : 40 = sangat tidak suka; pada gambar 3.

80
60-80
60
40 40-60
20 20-40
0 1
0-20
L1K1
L1K2
L1K3
L2K1
L2K2
L2K3
FTP

Gambar 3. Histogram uji organoleptik yoghurt dari biji kedelai terhadap warna

Gambar diatas menggambarkan dengan nilai rata-rata tertinggi 80.


bahwa perlakuan L2K3 menghasilkan Sedangkan penilaian terendah diperoleh
warna yoghurt biji kedelai yang paling baik dari perlakuan L1K1 dengan nilai rata-rata

19
Jurnal Agrina Vol. 01/No. 01 [Januari-Juni 2014] 14-22
Pengaruh Konsentrasi Starter [Zainuddin]

60. Hal ini dikarenakan perbedaan yang menentukan tingkat penerimaan konsumen
terjadi antara jumlah konsentrasi starter terhadap produk. Penilaian panelis terhadap
terhadap lama inkubasi dapat rasa cenderung bersifat subyektif dan
mempengaruhi warna yang dihasilkan oleh dipengaruhi oleh kepekaan serta kesukaan
yoghurt pada saat inkubasi. Semakin individual terhadap produk. Oleh karena itu
banyak starter yoghurt yang diberikan dan pengujian organoleptik pada umumnya
lama inkubasi maka kualitas warna yoghurt dilakukan pada sekelompok orang sehingga
akan semakin baik. Karena dari sari kedelai bias akibat perbedaan individual dapat
jika setelah dikupas tidak segera dikurangi ( poter,1986). Skala yang
dikonsumsi atau diolah akan berubah warna digunakan dalam uji hedonik adalah; 40=
meskipun tidak signifikan. Hal ini sesuai sangat tidak suka; 45 = tidak suka ; 45 =
dengan Desroiser (1977) bahwa setelah agak tidak suka; 50 = netral; 60= agak
dikupas dan masih menunggu proses suka; 70 = suka; 80 = sangat suka.
berikutnya sebaiknya bahan terendam. Histogram uji organoleptik yoghurt
Rasa merupakan salah satu faktor biji kedelai terhadap rasa dapat dilihat pada
mutu yang paling penting karena sangat gambar 4.

80
60 60-80
40 40-60
20 20-40
0 0-20
1

Gambar 4. Histogaram tingkat kesukaan yoghurt biji kedelai terhadap rasa

Pada gambar 4 diatas menunjukkan konsentarsi suatu bahan akan


bahwa perlakuan L2K3 memberikan nilai mempengaruhi cita rasa yang ditimbulkan.
yang terbaik yaitu dengan nilai 80, Tekstur merupakan salah satu
sedangkan penilaian terndah diperoleh dari parameter kualitas yoghurt biji kedelai.
perlakuan L1K1. Penilaian panelis terhadap Tekstur yang dikehendaki konsumen ialah
rasa yoghurt dari biji kedelaisanagat yoghurt yang tidak terlalu kental dan tidak
dipengaruhi oleh konsentrasi starter yang terlalu encer. Faktor faktor yang
diberikan dan lama waktu inkubasi. mempengaruhi tekstur bahan antara lain
Konsentrasi starter yang sdikit dan lama rasio kandungan protein, suhu, kadar air (
waktu inkubasi yang singkat menyebabkan agrahini dan hadiwiyoto, 1998 ).
rasa yang tidak enak terhadap hasil yoghurt Skala yang digunakan dalam uji
tersebut. Begitu pula jika terlalu banyak hedonik adalah ; ; 40= sangat tidak suka; 45
konsentrasi starter yang derikan dan = tidak suka ; 45 = agak tidak suka; 50 =
terlalau lama waktu inkubasi menyebabkan netral; 60= agak suka; 70 = suka; 80 =
rasa yang sangat asam terhadap hasil sangat suka.
yoghurt tersebut. Hal ini sesuai denagan Tingkat kesukaan yoghurt dari biji
pendapat Winarno (1992), yang kedelai terhadap tekstur dapat dilihat pada
menyatakan bahawa gambar 5.

20
Jurnal Agrina Vol. 01/No. 01 [Januari-Juni 2014] 14-22
Pengaruh Konsentrasi Starter [Zainuddin]

100

0
L1K1
L1K2
L1K3L2K1L2K2
L2K3

Gambar 5. Histogram uji kesukaan yoghurt biji kedelai terhadap tekstur

Histogram diatas mengambarkan KESIMPULAN


bahwa perlakuan L2K3 adalah yang paling
baik menuruk korespondensi atau panelis Hasil penelitian menunjukkan
dengan nilai tertinggi sebesar 80. Dan nilai bahwa perbedaan antara jumlah kosentrasi
terendah didapati oleh perlakuan L1K1 starter dan lama waktu pembuatan memiliki
dimana mendapat nilai terendah sebesar 60. pengaruh terhadap mutu dan kualitas
Hal ini disebabkan konsentrasi yang terjadi yoghurt dari susu/sari kedelai. Perbedaan
pada yoghurt terlalu lembek atau terlalu antara lama waktu pembuatan dan
encer. Berbeda dengan perlakuan L2K3 perbedaan jumlah konsentrasi starter sari
dimana yoghurt yang dihasilkan memiliki kedelai yang diberikan memiliki pengaruh
teksture yang kental tapi tidak terlalu padat yang nyata terhadap hasil uji organoleptik.
atau keras.
Tekstur adalah gambaran tingkat DAFTAR PUSTAKA
sifat fisis dalam produk makanan
(kartika,1987), tekstur mempunyai peranan Anonymous. 2007. Apriantono, A., D.
penting dalam menentukan kualitas suatu Fardiaz., N. L. Puspitasari dan S.
produk. Tekstur dipengaruhi oleh Budiyanto. 1989. Petunjuk
konsentrasi garam,kadar air, gel dan Laboratorium Analisis Pangan,
perlakuan panas(averet,couso dan tedjada, Pusat Antar Universitas Pangan Dan
1999 dalam Mastuti 2001) . kandungan air Gizi Institut Pertanian Bogor.
pada bahan yoghurt sangat mempengaruhi Bogor.
tekstur, hal ini sesuai dengan pendapat Anonymous 10. 2007. Yoghurt.
Fellows (1992), yang menyatakan bahwa http://id.wikipedia.org/wiki/Yogurt.
kekekerasan bahan pangan ditentukan oleh Download: 18 September 2013
kadar air,bahan, protein jenis dan jumlah Aman dan Harjo. (1973). Perbaikan Mutu
karbohidrat penyusun bahan, pendapat Susu Kedelai di dalam Botol.
tersebut didukung oleh Purnomo (1995). Bandung : Departemen
Yang menyatakan bahwa sifat-sifat tekstur Perindustrian Bogor
bahan pangan yang mengandung Artha Nugraheni dan Dhira Satwika.
karbohidrat lebih banyak terpengaruh oleh (2003). Pengaruh Penambahan
kadar air. Muktadi dkk Natrium Bikarbonat dan Perlakuan
(1993)mengungkapkan bahwa kadar air Inokulasi dalam Pembuatan
yang lebih tinggi akan menyebakan tekstur Yoghurt Susu Kacang Tanah.
kurang kering atau padat. Buletin
Balai Penelitian Bioteknologi dan
Sumberdaya Genetik
Pertanian.http://72.14.235.104/searc
h?q=cache:h4EXrUz7o-

21
Jurnal Agrina Vol. 01/No. 01 [Januari-Juni 2014] 14-22
Pengaruh Konsentrasi Starter [Zainuddin]

0J:www.indobiogen.or.id/ Smith, A. K., dan Circle, S. J. (1972).


terbitan/prosiding/fulltext_pdf/prosi Soybean Chemistry and Technology.
ding2003_360-373_sriwidowati Connecticut : The AVI Publishing
efektivitas Co.
.pdf+uji+probiotik%3Byoghurt%3B Sugiono dan A. Mahenda. 2004. Produk-
casei&hl=id&ct=clnk&cd=2&gl=i Produk Teknologi Fermentasi.
d. Diakses tanggal 07 September Universitas Brawijaya. Malang
2013. Surajudin, dkk. 2005. Yoghurt, Susu
Buckle. (1987). Ilmu Pangan. (terjemahan Fermentasi Yang Menyehatkan.
oleh Hari Purnomo dan Adiono) AgroMedia Pustaka. Jakarta
Jakarta : Universitas Indonesia Seminar Nasional dan Pertemuan Tahunan
Press. (Buku asli terbit tahun 1979). Perhimpunan Ahli Teknologi
Chandan, R.C. & Shahani, K.M. 1993. Pangan Indonesia. Bogor. TP-86 :
Yoghurt. Di dalam Hui (ed.). Dairy 1173 1183.
Science and Technology Handbook- Widowati, S dan Misgiyarta. 2003.
Product Manufacturing. New York. Efektifitas Bakteri Asam Laktat
Herastuti, S.R., Sujiman, R.S. & Ningsih, (BAL) dalam Pembuatan Produk
N. 1994. Pembuatan pati gude Fermentasi Berbasis Protein/Susu
(Cajanus cajan L.) dan pemanfaatan Nabati.
hasil sampingnya dalam pembuatan Yusmarini dan Efendi. 2004. Evaluasi
yoghurt dan tahu. Mutu Soygurt yang Dibuat dengan
Hadiwiyoto, S. 1994. Teori dan Prosedur Penambahan beberapa Jenis Gula.
Pengujian Mutu Susu dan Hasil Jurnal Natur Indonesia 6(2): 104-
Olahannya, Penerbit Liberty. 110 (2004). http: //www.unri.ac.id/
Yogyakarta jurnal/ jurnal_natur/ vol6(2)/
Idris, S. 1984. Metode Pengujian Bahan Yusmarini.pdf.Diakses tanggal : 7
Pangan Secara Sensoris. Fakultas September 2013
Peternakan Universitas Brawijaya. Yusmarini, Adnan M. & Hadiwiyoto S..
Malang 1998. Perubahan Oligosakarida
Koswara, S. 1995. Teknologi Pengolahan pada Susu Kedelai dalam Proses
Kedelai. Jakarta: Pustaka Sinar Pembuatan Yogurt. Berkala
Harapan. Penelitian Pasca Sarjana (BPPS).
Mochammad Adnan. (1984). Kimia dan Yogyakarta: Universitas Gadjah
Teknologi Pengolahan Air Susu. Mada.
Yogyakarta : Andi Offset.
Rahmat Rukmana. (1997). Kacang Hijau
dan Budi Daya Pasca Panen.
Yogyakarta : Kanisius.
Santoso Budi Hieronymus. (1994). Susu
dan Yogurt Kedelai. Yogyakarta :
Kanisius

22

Anda mungkin juga menyukai