Akm - Print12 PDF
Akm - Print12 PDF
KEWAJIBAN LANCAR
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I
Dosen Pengampu :
Rr. Indah Mustikawati, M.Si.,Ak.
Adeng Pustikaningsih, M.Si.
Disusun oleh :
1. Nur Rohmah Fithriyaningsih 09403241010
2. Retno Ekosari S. 09403241020
3. Erna Sulistyaningsih 09403241041
4. Iqbal Wahyu Perdana 09403241052
PENDIDIKAN AKUNTANSI REGULER (A)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kewajiban Lancar. Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah.
Makalah ini kami buat dengan tujuan agar dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi kami maupun mahasiswa yang lain yang akan membaca atau mempelajari
makalah ini. Serta memberi penjelasan yang lebih mendalam mengenai kewajiban lancar.
Tidak lupa pula, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul..i
Kata Pengantar......ii
Daftar Isi...iii
Bab I Pendahuluan
B. Rumusan Masalah...2
C. Tujuan......2
Bab II Pembahasan
A. Latar Belakang
Pemeriksaan pada sisi kewajiban neraca sebuah perusahaan Jerman Beru AG
Corporation, tanggal 31 Maret 2003, memperlihatkan bahwa standar internasional telah
mangubah pelaporan informasi keuangan.
Antisipasi kerugian berarti bahwa kerugian itu belum terjadi, transaksi yang
ditangguhkan berarti bahwa kondisi yang mungkin akan menyebabkan kerugian itu juga
belum terjadi.
GAAP di Amerika Serikat memberikan panduan mengenai subjek ini. Sebuah
perusahaan dapat mengakrualkan sebuah kewajiban untuk sebuah kontijensi hanya jika
terjadi kewajiban yang timbul dari kejadian dimasa lalu, jika dimungkinkan terjadi
pembayaran, dan jika perusahaan dapat dengan layak mengestimasi kewajiban itu.
Singkatnya, di bawah GAAP AS, perusahaan tidak dapat mengakrualkan antisipasi kerugian
dimasa depan pada saat ini.
Karena IFRS mirip dengan GAAP AS, kewajiban seperti Antisipasi kerugian dari
transaksi yang ditangguhkan tidak ada lagi. Jadi ketika kita memeriksa laporan keuangan
Beru tahun 2005, kita akan menemukan catatan bahwa perusahaan hanya melaporkan
kewajiban yang timbul dari transaksi masa lalu yang dapat diperkirakan dengan layak.
Karena itu dalam makalah ini penyusun akan membahas mengenai masalahmasalah
yang terjadi dalam pelaporan keuangan serta cara-cara menghadapi permasalahan itu , dan
juga tidak lupa penyusun membahas mengenai prinsip-prinsip prinsip-prinsip dasar tentang
akuntansi dan pelaporan kewajiban lancar.
Yang diharapkan dari pembahasan ini semua akan terciptanya sebuah pelaporan yang
baik sesuai dengan prinsip-prinsip pelaporan kewajiban lancar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan klasifikasi utang usaha dan non usaha?
2. Apa deskripsi utang usaha non wesel dan utang usaha dengan wesel?
3. Apa deskripsi bagian lancar utang jangka panjang?
4. Apa saja masalah klasifikasi hutang jangka pendek yang diharapkan akan didanai kembali?
4. Apa definisi utang deviden?
5. Apa deskripsi uang muka dari jaminan dari pelanggan?
6. Apa deskripsi pendapatan belum terhimpun?
7. Apa deskripsi utang PPN?
8. Apa deskripsi dari PPh?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dan klasifikasi utang usaha dan non usaha.
2. Untuk mengetahui utang usaha non wesel dan utang usaha dengan wesel.
3. Untuk mengetahui bagian lancer utang jangka pendek.
4. Untuk mengkaji masalah klasifikasi hutang jangka pendek yang diharapkan akan didanai
kembali.
5. Untuk mengetahui definisi utang deviden.
6. Untuk menganalisis pendapatan belum terhimpun.
7. Untuk menganalisis utang PPN.
8. Untuk mengetahui deskripsi dari PPh.
BAB II
PEMBAHASAN
Utang Usaha
Utang usaha (accounts payable), atau hutang dagang (trade accounts payable),
merupakan saldo yang terhutang kepada pihak lain atas barang, perlengkapan, atau jasa yang
dibeli dengan akun terbuka atau secara kredit. Hutang usaha muncul karena adanya
kesenjangan waktu antara penerimaan jasa atau akuisisi hak aktiva dan pembayaran atasnya.
Periode perluasan kredit ini biasanya ditemukan dalam persyaratan penjualan (misalnya,
2/10, n /30 atau 1 /10, E.O.M) dan biasanya adalah 30 hingga 60 hari.
Utang Non Usaha
Utang non usaha adalah utang yang timbul bukan untuk kepentingan operasional
perusahaan.
Kewajiban Lancar
`Kewajiban lancar (current liabilities) adalah kewajiban yang likuidasinya diperkirakan
secara layak memerlukan penggunaan sumber daya yang ada yang diklasifikasikan sebagai
aktiva lancar, atau penciptaan kewajiban lancar lain.
B. Macam-Macam Hutang Jangka Pendek
1. Hutang Usaha atau Hutang Dagang
Hutang usaha (accounts payable) atau hutang dagang (trade accounts payable),
merupakan saldo yang terhutang kepada pihak lain atas barang, perlengkapan atau jasa
yang dibeli secara akun terbuka atau secara kredit. Hutang usaha muncul karena adanya
kesenjangan waktu antara penerima jasa atau akuisi hak aktiva dan pembayaran atasnya.
Periode pelunasan kredit dapat ditemukan dalam persyaratan penjualan.
Contoh soal:
Pada tanggal 10 Januari 2007, PT Sejahtera membeli barang dagang secara kredit sebesar
$500 dengan syarat 2/10, n/30.
Pada tanggal 15 Januari 2007, PT Sejahtera membayar utang sebesar $300.
Pada tanggal 9 Februari 2007, PT Sejahtera membayar sisa utangnya.
Jurnal:
10/1/2007 Pembelian 500
Utang Dagang 500
15/1/2007 Utang Dagang 300
Kas 294
Potongan Pembelian 6
9/2/2007 Utang Dagang 200
Kas 200
Pelaporan dalam laporan laba/rugi:
Pembelian 500
Potongan Pembelian 6
Pembelian Netto 494
2. Utang usaha dengan wesel
Wesel bayar (notes payable) adalah janji tertulis utuk membayar sejumlah uang
tertentu pada suatu tanggal tertentu di masa depan dan dapat berasal dari pembelian,
pembiayaan, atau transaksi lainnya. Dibeberapa industri, wesel diperlukan sebagai bagian
dari tranaksi pembelian/penjualan sebagai pengganti perluasan kredit yang normal atau
kredit lisan. Wesel dapat diklasifikasikan menjadi wesel jangka pendek atau jangka
panjang. Wesel juga dapat diklasifikasikan menjadi wesel dengan bunga atau wesel tanpa
bunga. Wesel bayar yang berbunga secara eksplisit menyatakan suatu suku bunga yang
disebut suku bunga ditetapkan. Wesel tanpa bunga tidak menyatakan suatu suku bunga
eksplisit, tetapi secara implisit mencerminkan suku bunga yang disebut suku bunga efektf
atau hasil. Suku bunga efektif adalah suku bunga pasar yang didasarkan atas kas akrual
atau ekuivalen kas yang sebenarnya terhutang. Suku bunga efektif digunakan untuk
mendiskontokan pembayaran kas masa depan atas suatu hutang menjadi ekuivalen kas
yang dipinjam.
a. Wesel dengan Bunga
Wesel berbunga menetapkan suatu suku bunga. Debitor akan menerima kas, aktiva
lain, atau jasa dan membayar kembali jumlah nomial dari wesel tersebut ditambah
bunga pada suku bunga ditetapkan atas satu atau lebih tanggal bunga.
Contoh:
Castle National Bank setuju untuk meminjamkan uang $100.000 kepada Lanscape
Co. pada tanggal 1 Maret 2007, jika Lanscape Co. menandatangani sebuah wesel 4
bulan senilai $100.000 dengan bunga 6%. Jurnal penerimaan kas pada tanggal 1 Maret
adalah:
I Maret
Kas 100.000
Wesel Bayar 100.000
(untuk mencatat penerbitan wesel 4 bulan dengan bunga 6% kepada Castle
National Bank)
Jika laporan keuangan disusun setengah tahunan, maka jurnal penyesuaian akan
diperlukan untuk mengakui beban bunga dan hutang bunga sebesar $2000
($100.000x6%x4/12) pada tanggal 30 Juni. Jurnal penyesuaiannya:
30 Juni
Beban bunga 2000
Hutang Bunga 2.000
(Untuk mengakrualkan bunga selama 4 bulan weel Castle National Bank)
Jika Landscape menyusun laporan keuangannya secara bulanan,maka ayat jurnal
penyesuaian pada akhir setiap bulan akan menjadi $500($100.000x6%x1/12).
Pada tanggal jatuh tempo (1Jjuli),Lanscape Co.harus membayar nominal wesel
($100.000) ditambah nilai bunga sebesar $2000 ($100.000x6%x4/12).
Ayat jurnal untuk mencatat pembayaran wesel dan bunga akrual adalah sebagai
berikut:
3. 1 Juli
Wesel bayar 100.000
Hutang bunga 2.000
Kas 102.000
(untuk mencatat pembayaran wesel berbunga Castle national Bank dan bunga
akrual pada saat jatuh tempo)
5. Utang Deviden
Utang dividen yang termasuk dalam utang jangka pendek adalah:
a. Dividen yang dibagikan dalam bentuk kas atau aktiva (jika belum dibayar) yang segera
akan dilunasi
b. Utang dividen skrip yang segera akan dilunasi
Contoh soal:
Pada tanggal 31 Desember 2010 PT SGM mengumunkan pembagian deviden tunai
sebesar Rp 10,00 untuk per lembar saham. Deviden akan dibayar tanggal 15 Januari 2011.
Dengan anggapan bahwa jumlah saham yang beredar adalah 150.000 lembar, maka
deviden terutang adalah Rp 1.500.000,00.
Jurnal:
31 Desember 2010
Laba ditahan Rp 1.500.000,00
Utang deviden Rp 1.500.000,00
(mencatat pengumunan deviden tunai)
15 Januari 2011
Utang deviden Rp 1.500.000,00
Kas Rp 1.500.000,00
(mencatat pembayaran deviden tunai)
Dividen untuk saham prioritas, walaupun jumlahnya sudah pasti, tetapi sebelum
tanggal pengumuman belum merupakan kewajiban karena deviden saham preveren yang
tertunggak (prefered dividens in arrears) bukan merupakan kewajiban hingga tindakan
normal diambil dewan direksi yang mengotorisasi pembagian laba. Namun, jumlah
deviden kumulatif yang belum dibayarkan harus diungkapkan dalam suatu catatan atau
diugkapkan dalam tanda kurung pada kelompok modal saham.
Dividen yang dibagi dalam bentuk saham merupakan elemen modal.
1. Ketika uang muka diterima, Kas didebet dan akun Kewajiban Lancar yang
mengidentifikasi sumber pendapatan diterima di muka dikredit
2. Ketika pendapatan diterima, akun Pendapatan Diterima di Muka didebet dan akun
Pendapatan yang Diterima dikredit
Kas 500.000
8. Utang PPN
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas :
a) Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha;
b) Impor Barang Kena Pajak;
c) Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha;
d) Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean;
e) Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; atau
f) Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.
g) Ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
h) Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.
Siapapun yang membeli barang kena pajak harus membayar PPN yang disebut PPN
masukan (persekot pajak/pajak dibayar dimuka) dan pengusaha kena pajak adalah pihak
yang wajib memungut PPN. Dari sudut Pengusaha kena pajak, jumlah yang dipungutnya
dinamai PPN keluaran yang merupakan titipan pihak ketiga yang harus dibayar ke negara.
Jumlah yang harus disetor ke negara adalah selisih PPN Keluaran dan PPN masukan.
Dan saat belum dibayarkan, maka jumlah tersebut merupakan utang.
Contoh :
Pada tanggal 10 November 2010, PT Melati membeli tunai barang kena pajak dengan
harga beli $90.000 belum termasuk PPN masukan. Tarif PPN adalah 10% dari harga beli.
Jadi, jumlah yang harus dibayar PT. Melati adalah sebagai berikut:
Harga ................... .......... $90.000
PPN 10% x $90.000 ............ ..... $9.000
Jumlah yang harus dibayar $99.000
Jurnal:
10/11/2010 Pembelian 90.000
PPN Masukan 9.000
Kas 99.000
Pada tanggal 20 November 2010 PT Melati menjual barang tersebut dengan harga jual
belum termasuk PPN $135.000. Tarif PPN 10 % dari harga jual sebelum diperhitunghkan
dengan PPN. Jadi harga termasuk PPN adalah $135.000 + (10% x $135.000)= $148.500.
Jurnal:
20/11/2010 Kas 148.500
PPN Keluaran 13.500
Penjualan 135.000
Jumlah yang harus disetor ke Negara :
PPN Keluaran 13.500
PPN Masukan 9.000
Jumlah disetor 4.500
Pada akhr bulan, PT Melati akan mengkui utang kepada negara dengan menjurnal:
30/11/2010 PPN Keluaran 13.500
PPN Masukan 9.000
Utang PPN 4.500
Pada tanggal 10 Desember, PPN disetor ke kas negara.
Jurnal:
10/12/2010 Utang PPN 4.500
Kas 4.500
9. Utang PPh
a. Utang PPH Badan
Kewajiban jangka pendek dikeluarkan dari kewajiban lancar jika kedua kondisi
berikut dipenuhi: (1) perusahaan harus bermaksud untuk mendanai kembali kewajiban
atas dasar jangka panjang, dan (2) perusahaan harus menunjukkan kemampuan untuk
melaksanakan pendanaan kembali itu.
Kewajiban yang berhubungan dengan karyawan adalah: (1) pemotongan gaji; (2)
absensi yang dikompensasi; dan (3) perjanjian bonus.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediete Accounting.BPFE. Yogyakarta
Kieso, Donald E., dkk.2007. Akuntansi Intermediate jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Sugiri, Slamet. 2009. Akuntansi Pengantar II. Unit Penerbitan dan Percetakan Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN.Yogyakarta