Anda di halaman 1dari 7

SURAT PERJANJIAN PE NYEWAAN ALAT (SPP A )

Nomor: 001/SPPA/WK/DI/BSTR/2016
Tanggal: 02 September 2016

Antara

PT. WASKITA KARYA


PROYEK JALAN TOL BATANG SEMARANG SEKSI 4 &
5

da n

BONG VINATA MELYANTI

Untuk

PENYEWAAN KENDARAAN OPERASIONAL PICK UP

PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL BATANG


SEMARANG SEKSI 4 & 5
PT. WASKITA WASKITA KARYA DIVISI 1

Surat Perjanjian Penyewaan Alat halaman 1 dari 7

Pihak I Pihak II
SURAT PERJANJIAN PENYEWAAN ALAT
Pada hari ini Jumat tanggal Dua bulan September tahun Dua Ribu Enam Belas (02-
09-2016), yang bertandatangan di bawah ini:

1. Fatkhur Rozaq : Dalam kapasitasnya


sebagai Kepala Proyek Pembangunan Jalan Tol
Cimanggis Cibitung Seksi A1, dan karenanya
berwenang bertindak untuk dan atas nama PT
Waskita Karya Divisi 1, berkedudukan di Jl. M.T.
Haryono Kav. No. 10 Cawang, Jakarta Timur, (untuk
selanjutnya disebut Pihak Pertama).
2.
2. Bong Vinata Melyanti : Dalam kapasitasnya sebagai Pemilik kendaraan,
yang bertindak untuk dan atas namanya sendiri.
(untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA).

Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Surat Perjanjian yang mengikat untuk
penyewaan Kendaraan Barang (Pick Up) 1 (satu) unit, untuk keperluan PIHAK
PERTAMA, yang akan dipergunakan pada Proyek Jalan Tol Batang Semarang Seksi 4
dan 5 PT. Waskita Karya Divisi 1 dan menyetujui untuk menandatangani bersama :
dengan menetapkan syarat-syarat dan ketentuan yang diatur dalam pasal-pasal sebagai
berikut:

PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN

PIHAK KEDUA bersedia menyewakan alat, sesuai penawaran yang telah disetujui PIHAK
PERTAMA dan akan dipergunakan untuk Proyek Jalan Tol Batang Semarang Seksi 4
dan 5,dengan perincian teknisdan harga sewa satuan yang tercantum dalam Pasal 2
Surat Perjanjian ini :

PA S A L 2
SPESIFIKASI TEKNIS, KAPASITAS DAN HARGA SATUAN

1. Spesifikasi teknisdan harga satuan alat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Surat
Perjanjian ini adalah sebagai berikut :

Harga
Satuan
Bulan/Uni
No Jenis Alat/Kendaraan Volume Waktu t Jumlah Harga
Rp.
3,50
1 Mobil Barang 1 Unit 1 Bulan 3,500,000 0,000
Merk : Mitsubishi
Type : T 120 SS

3.50
Jumlah 0.000

Surat Perjanjian Penyewaan Alat halaman 2 dari 7

Pihak I Pihak II
2.Harga satuan diatas termasuk :

- Harga sudah termasuk mobilisasi dan demobilisasi alat keselamatan alat selama
dalam perjalanan maupun saat alat berada di lokasi proyek.
- Harga sudah termasuk maintenance alat.
- Harga sudah termasuk tenaga mekanik untuk maintenance alat.
- Harga sudah termasuk asuransi alat.

PA S A L 3
SPESIFIKASI / KUALITAS
1. Spesifikasi kendaraan sesuai dengan permintaan PIHAK PERTAMA.
2. Kendaraan yang tersebut dalam Pasal 1 Surat Perjanjian ini harus dalam keadaan BAIK
dan memenuhi standar mutu serta syarat kualitas yang dapat diterima PIHAK PERTAMA.
3. Kendaraan yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan toleransi yang disyaratkan akan
diafkir/ditolak.

PA S A L 4
NILAI SEWA

1. Sebagai dasar Nilai sewa ALAT yang tersebut pada Pasal 2 Surat Perjanjian ini, dihitung
per bulan dan harga satuan pada pasal dua, dengan akumulasi :

Rp.3.500.000 x 2 bln =Rp. 3.500.000,-

Total =Rp. 3.500.000,-

Terbilang :Tiga juta lima ratus ribu rupiah


2. Harga tersebut dalam ayat 1 Pasal ini bersifat fixed unit pricesudah termasuk mobilisasi
dan demobilisasi PIHAK PERTAMA.
3. Nilai sewa tersebut bersifat tetap. Sesuai dengan permintaan oleh PIHAK PERTAMA
dengan jumlah, spesifikasi dan harga satuan yang tersebut dalam Pasal 2 Surat
Perjanjian ini.
4. PIHAK KEDUAbertanggung jawab atas pengangkutan ALAT sampai di lokasi Proyek
dimana kehilangan/kecurian ALAT selama dalam perjalanan menjadi beban dan
tanggungjawab PIHAK KEDUA.

PA S A L 5
JANGKA WAKTU SEWA

1. Jangka waktu sewa selama 3 (tiga) bulan yaitu terhitung sejak tanggal 02 September
2016 s/d 30 September 2016 sejak mobil truck mixer diterima dan akan diperpanjang
apabila Proyek Jalan Tol Batang Semarang Seksi 4 dan 5 masih menggunakan.

2. Pengiriman ALAT dua hari setelah SPSA ditandatangani. Alat harus sudah diterima
dengan baik oleh PIHAK PERTAMA dan dilampiri bukti BAST (Berita Acara Serah Terima)
ALAT dan Berita Acara Siap Operasi (BASO) yang ditanda tangani kedua belah pihak.

3. PIHAK KEDUA harus menjaga kelancaran dan menjamin kelangsungan pengadaan ALAT
Surat Perjanjian Penyewaan Alat halaman 3 dari 7

Pihak I Pihak II
sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati.

PASAL 6
CARA PEMBAYARAN

1. Pembayaran dilakukan tiap bulan, setelah alat beroperasi satu bulan yang dilampiri
berita acara operasi alat yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak.

2. Pembayaran dengan rupiah, PIHAK KEDUA akan menyerahkan dokumen tagihan sebagai
berikut :
a. Kwitansi Pembayaran .
b. Berita Acara Pembayaran.
c. Copy Surat Perjanjian Penyewaan Alat.

PA S A L 7
JAMINAN PENGADAAN
1. PIHAK PERTAMA berhak untuk membatalkan SPPA tersebut dalam hal terjadi peristiwa-
peristiwa sebagai berikut :
1.1. PIHAK KEDUA menarik/mengundurkan diri atau tidak sanggup dan menyerahkan
sebagian atau seluruh ALAT kepada pihak lain, atau :
1.2. PIHAK KEDUA berdasarkan penilaian PIHAK PERTAMA nyata-nyata tidak mampu
menyelesaikan pengadaan ALAT, atau :
1.3. PIHAK KEDUA dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender berturut-turut
sejaktanggal berakhirnya pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 5 ayat 1
Surat Perjanjian ini tetap tidak melaksanakan pengadaan ALAT, atau :
1.4. 1.4. PIHAK KEDUA telah dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
Surat Perjanjian ini, atau :
1.5. Terjadi pemutusan Surat Perjanjian antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
sebagaimana dimaksud dalamPasal 15 Surat Perjanjian ini.

PA S A L 8
KLAIM KENAIKAN HARGA

Pada dasarnya PIHAK KEDUA tidak dibenarkan menuntut biaya tambahan kenaikan harga
(Klaim), sampai dengan kebutuhan dilapangan sesuai Surat Perjanjian ini terpenuhi. Harga
satuan tersebut dalam Pasal 2 diatas bersifat tetap (fixed price), berlaku sampai kebutuhan
ALAT yang dimaksud terpenuhi seluruhnya, kecuali adanya perubahan dibidang moneter
(devaluasi) yang diumumkan secara resmi oleh Pemerintah dan apabila PIHAK PERTAMA
mendapat persetujuan memperoleh kenaikan harga dari Pemberi Kerja.

PA S A L 9
KESELAMATAN& KESEHATAN KERJA, LINGKUNGAN DAN MUTU (K3LM)
1. Dalam melaksanakan pekerjaan pengangkutan ini PIHAK KEDUA harus menjalankan
prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lingkungan dan Mutu (K3LM) sesuai Standart
OHSAS 18001 dan ISO 14001.
1. PIHAK KEDUA wajib dan bertanggungjawab untuk mengadakan dan menyelenggarakan
program Keselamatan, Kesehatan Kerja, Lingkungan dan Mutu (K3LM) sesuai dengan UU
No.1 Tahun 1970 dan SKB Menteri Tenaga Kerja No. KEP.174/MEN/86 Menteri Pekerjaan
Umum No. 104/KPTS/1986 dengan segala perlengkapan dan peralatannya.

PASAL 10
Surat Perjanjian Penyewaan Alat halaman 4 dari 7

Pihak I Pihak II
SANKSI DAN DENDA
1. Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pengadaan ALAT tersebut sebagian atau
keseluruhan sebagaimana syarat-syarat dalam Surat Perjanjian ini maupun jadwal yang
telah ditentukan dan bilamana PIHAK PERTAMA dengan terpaksa mengambil tindakan
atau langkah-langkah untuk mengatasinya termasuk kemungkinan memberikan
pengadaan ALAT tersebut kepada pihak lain, maka segala kerugian/biaya yang mungkin
timbul menjadi beban PIHAK KEDUA, untuk dapat melaksanakan hal tersebut PIHAK
PERTAMA harus memberitahukan terlebih dahulu kepada PIHAK KEDUA.

2. Apabila penyerahan alat terlambat dikenakan denda 0,1 % perhari maksimum 5% dari
kontrak.

3. Apabila PIHAK PERTAMA pada suatu waktu berkeyakinan berdasarkan bukti-bukti,


estimasi dan kondisi yang ada pada saat tersebut, bahwa PIHAK KEDUA karena
kelalaiannya tidak dapat memenuhi kepentingan PIHAK PERTAMA karena kurang/tidak
mampu bekerja atau gagal melaksanakan tugasnya atau berbuat/melakukan tindakan-
tindakan lain yang merugikan kepentingan PIHAK PERTAMA atau dalam waktu 7 (tujuh)
hari kalender setelah Surat Perjanjian ini ditanda-tangani kedua belah pihak, PIHAK
KEDUA belum juga memulai kegiatannya, didahului peringatan tertulis 3 x berturut-
turut dengan tenggang waktu 3 x 24 jam, maka PIHAK PERTAMA secara sepihak berhak
mencabut dan memutuskan/membatalkan Surat Perjanjian ini tanpa memberikan ganti
rugi apapun.

PA S A L 1 1
KEADAAN MEMAKSA / FORCE MAJEURE
1. Yang dimaksud Keadaan Memaksa atau Force Majeure adalah hal-hal yang terjadi diluar
kemampuan PIHAK KEDUA maupun PIHAK PERTAMA, adalah sebagai berikut namun
tidak terbatas pada : bencana alam, epidemi, kebakaran, banjir, peperangan, huru-
hara umum, pemogokan dan lain-lain yang bersifatnya memaksa dan mempunyai
akibat langsung terhadap pelaksanaan pengadaan ALAT dalam Jangka Waktu
Pengadaan, dan dapat disetujui secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA.
1. Apabila terjadi Keadaan Memaksa atau Force Majeure, PIHAK KEDUA harus
memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 7 x 24
jam sejak terjadinya Keadaan Memaksa atau Force Majeure tersebut dengan bukti yang
sah.
2. Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan menyetujui atau menolak
secara tertulis Keadaan Memaksa atau Force Majeure tersebut dalam jangka waktu 7 x
24 jam sejak pemberitahuan tersebut diterima oleh PIHAK PERTAMA, atau menyesuaikan
dengan ketentuan yang ditetapkan melalui Keputusan Pemerintah.
3. Pada dasarnya PIHAK PERTAMA hanya mempertimbangkan pemberian/penambahan
Jangka Waktu Penyediaan ALAT atas terjadinya Keadaan Memaksaatau Force Majeure.

PA S A L 1 2
RESIKO
1. Apabila selama waktu pelaksanaan pengadaan ALAT terjadi hambatan-hambatan yang
diakibatkan tidak masuknya atau tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat karena
semata-mata kesalahan PIHAK KEDUA, maka segala resiko akibat kemacetan
pengadaan alat ini menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
2. Apabila selama waktu pelaksanaan pengadaan ALAT terjadi hambatan-hambatan yang
diakibatkan tidak masuknya atau tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat karena
semata-mata kesalahan PIHAK PERTAMA, maka segala resiko akibat kemacetan
pengadaan alat ini menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA.
Surat Perjanjian Penyewaan Alat halaman 5 dari 7

Pihak I Pihak II
3. Apabila selama PIHAK KEDUA melaksanakan pengadaan atau ALAT ini menimbulkan
kerugian terhadap pihak ketiga (orang-orang yang tidak ada sangkut pautnya dalam
pelaksanaan), maka segala kerugian yang timbul menjadi beban dan tanggung jawab
PIHAK KEDUA.

4. Apabila PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pengadaan ALAT ini tidak memenuhi
spesifikasi yang disyaratkan, maka selambat-lambatnya 2 x 24 jam, PIHAK KEDUA
harus segera mengganti kembali sejumlah yang ditolak serta segala biaya yang
ditimbulkan menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA.

PA S A L 1 3
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila timbul perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA yang
berkaitan dengan atau timbul karena Surat Perjanjian ini, baik selama pelaksanaan
atau setelah selesai pengadaan, maka perselisihan tersebut akan diselesaikan secara
musyawarah untuk mufakat oleh kedua belah pihak.
1. Apabila timbul perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUAmengenai
ketentuan-ketentuan Surat Perjanjian ini, dan apabila tidak dapat diselesaikan dengan
cara musyawarah untuk mufakat, maka perselisihan itu akan diserahkan kepada
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Keputusan BANI bersifat final dan mengikat
untuk kedua belah pihak.
2. Seluruh biaya yang timbul sehubungan dengan penyelesaian perselisihan melalui BANI
sebagaimana dimaksud Ayat 2 diatas, akan ditanggung secara pari passu oleh kedua
belah pihak

PA S A L 1 4
PEMUTUSAN SURAT PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA berhak memutuskan Surat Perjanjian pengadaan ALAT ini secara
sepihak setelah melakukan teguran secara tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut dengan
tenggang waktu 3 x 24 jam, apabila :
a. PIHAK KEDUA telah memindah tangankan pengadaan ALAT kepada Pihak Ketiga,
b. Terhitung dalam waktu 3 (tiga) hari kalender sejak permintaan lisan atau tertulis dari
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA tidak dapat
memenuhinya dan atau PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pengadaan ALAT
sebagaimana yang diatur Pasal 5.

c. PIHAK KEDUA berdasarkan penilaian PIHAK PERTAMA berdasarkan bukti-bukti, estimasi


dan kondisi yang ada pada saat tersebutnyata-nyata tidak dapat melaksanakan
pengadaan ALAT.

d. Dalam hal PIHAK KEDUA dinyatakan bangkrut/pailit oleh Pengadilan Negeri atau Surat
Ijin Usahanya dicabut atau tidak berlaku lagi, maka PIHAK PERTAMA secara sepihak
dapat membatalkan sebagian atau seluruh pengadaan ALAT menurut Surat
Perjanjian ini dan PIHAK PERTAMA berhak mendapatkan ganti kerugian dari PIHAK
KEDUA sebagai akibat peristiwa tersebut.

2. Jika terjadi pemutusan Surat Perjanjian secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini, PIHAK PERTAMA dapat menunjuk
pemasok lain atas kehendak dan berdasarkan pilihannya sendiri untuk menyelesaikan
Surat Perjanjian Penyewaan Alat halaman 6 dari 7

Pihak I Pihak II
pengadaan/pengiriman ALAT tersebut.

2. Dalam hal Pemutusan Surat Perjanjian secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini, PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut
ganti rugi, tetapi masih berhak atas nilai-nilai ALAT yang telah diterima oleh PIHAK
PERTAMA. Penilaian tersebut dilakukan dengan Berita Acara yang dibuat oleh Kepala
Plant serta disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

PA S A L 1 7
LAIN - LAIN

1. Dalam hal pengadaan ALAT ini, PIHAK KEDUA bertanggungjawab atas pengurusan dan
biaya :
1.1. Semua ijin-ijin yang diperlukan.
1.2. Semua pajak-pajak dan restribusi yang diperlukan.

2. Hal-hal lain atau perubahan-perubahan yang dianggap perlu atas Surat


Perjanjian ini akan diatur dalam Amandemen/Addendum yang seluruhnya
merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.

PA S A L 1 6
PENUTUP

Surat Perjanjian ini dibuat dalam 2(dua) rangkap, keduanya bermaterai secukupnya yang
mempunyai kekuatan hukum yang sama,untuk dapat dipakai sebagaimana mestinya.

PIHAK PERTAMA: PIHAK KEDUA:


PT. WASKITA KARYA

Fatkhur Rozak Bong Vinata


Melyanti
Kepala Proyek

Surat Perjanjian Penyewaan Alat halaman 7 dari 7

Pihak I Pihak II

Anda mungkin juga menyukai