Kebijakan penggajian yang tidak jelas. Di sini, Surya sebagai Wakil Direktur
perusahaan mendapatkan gaji yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan
Kepala Departemen bawahannya dan juga lebih rendah dari Wakil Direktur
Slamet yang posisinya sejajar dengan Surya, bahkan departemen yang dipimpin
Surya menghasilkan lebih banyak uang daripada departemen yang dipimpin
Slamet. Terdapat indikasi bahwa gaji yang dibayarkan kepada personel
didasarkan pada senioritas ?
Dalam rangka memotivasi personel agar bekerja secara professional,
Direktur Utama sebagai pemegang kendali perusahaan sebaiknya
mengkaji ulang aturan penggajian, dasar yang objektif adalah
berdasarkan kebijakan gaji pokok dari masing-masing fungsi (jabatan)
kemudian memberikan gaji tunjangan kepada senior dan insentif lain
kepada personel yang berprestasi. Karena jika gaji yang diberikan
menurut senioritas sangat tidak fair, karena Wakil Direktur Surya sebagai
junior mengemban tanggung jawab yang lebih besar daripada Kepala
Departemen yang ada dibawahinya. Struktur Organisasi berjenjang
seharusnya juga menerapkan aturan penggajian (pokok) yang berjenjang
pula, dengan tambahan (insentif) menurut prestasi divisi untuk memacu
peningkatan kinerja. Ditambah lagi adanya fakta bahwa dua departemen
yang dipimpin Surya menghasilkan uang lebih banyak, seharusnya Surya
mendapatkan remunerasi yang setimpal dengan prestasi
departemennya. Namun yang menjadi permasalahan juga, kesuksesan
departemen yang dipimpin Surya memang tercapai karena peran serta
Surya atau memang prestasi Kepala Departemen? Kalau memang Kepala
Departemen lebih cakap dari Surya, mengapa tidak diberikan promosi
jabatan? Nah, ini juga ketidakjelasan. Sehingga, Direktur Utama harus
memberikan ketentuan promosi jaatan berikut aturan penggajian secara
lebih jelas, ojektif, dan professional.