Anda di halaman 1dari 2

TUGAS KASUS 1 PELANGGARAN KONSEP STRUKTUR ORGANISASI

Permasalahan yang terjadi pada Perusahaan Suyanto adalah pelanggaran mengenai


konsep organisasi, dengan penjabaran sekaligus solusi sbb:

Struktur organisasi berjenjang, namun proses komunikasi antara bawahan


dengan atasan menyalahi prosedur. Dalam kasus ini, Citra sebagai Kepala
Departemen selalu melapor kepada Direktur Utama ketika akan meminta hal-
hal penting tertentu, padahal seharusnya Citra bertanggung jawab langsung
kepada Wakil Direktur Surya sebagai atasannya.

Mengapa bisa terjadi seperti itu?


Kemungkinannya, birokrasi (prosedur) struktur organisasi yang tidak jelas,
lemahtidak mengikat personel untuk wajib melaksanakan sesuai aturan, pola
sikap senior yang tidak menghargai junior meskipun junior merupakan
atasannya, atau style managemen yang tidak tegas dan bijak. Jika demikian,
perubahan atau solusi yang dapat dilakukan adalah:
Wakil Direktur Surya melakukan komunikasi dengan Direktur Utama
Irawan, untuk membicarakan segala permasalahan yang terjadi, untuk
memperjelas pelaksanaan peran dan tanggung jawab personel sesuai
dengan prosedur struktur organisasi.
Letak kunci pemegang kendali kesuksesan organisasi adalah pada
Direktur Utama, namun Direktur Utama dalam hal ini memiliki style
kepemimpinan yang kurang baik. Karena, Direktur Utama tidak dapat
memberikan arahan yang baik kepada Citra agar segala permasalahan
yang terjadi pada departemennya dikomunikasikan dengan Wakil
Direktur Surya agar menjadi tanggung jawab Surya untuk menyelesaikan
permasalahan sebelum meminta bantuan kepada Direktur Utama. Jika
berkali-kali Citra langsung berkomunikasi dengan Direktur Utama, artinya
Direktur Utama menanggapinya? Bukankah seharusnya Direktur Utama
tidak berwenang untuk memegang kendali departemen? Dengan
demikian, Direktur Irawan harus lebih tegas dan menyampaikan
kebijakan struktur organisasional dengan jelas dan tegas, jika memang
tetap menggunakan struktur organisasi berjenjang.

Jika Kepala Departemen langsung berhubungan dengan Direktur Utama,


lalu bagaimana dengan fungsi Wakil Direktur? Ini adalah bentuk
pelaksanaan komunikasi bisnis yang tidak efisien, dengan mengalihkan
peran dan tanggung jawab Wakil Direktur kepada Direktur Utama.

Memperbaiki filosofi (nilai-nilai) yang dijunjung oleh segenap personel


perusahaan, untuk memiliki pola pikir dan perilaku yang saling
menghargai antar personel organisasi tanpa memiliki rasa ego senioritas.
Karena ego senioritas akan menjadikan personel lebih mementingkan
kepentingan pribadinya, dengan keberlangsungan proses komunikasi
organisasi yang terabaikan. Karena komunikasi bisnis dalam organisasi
memegang peranan yang vital dalam pencapaian kesuksesan organisasi
secara menyeluruh.

Kebijakan penggajian yang tidak jelas. Di sini, Surya sebagai Wakil Direktur
perusahaan mendapatkan gaji yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan
Kepala Departemen bawahannya dan juga lebih rendah dari Wakil Direktur
Slamet yang posisinya sejajar dengan Surya, bahkan departemen yang dipimpin
Surya menghasilkan lebih banyak uang daripada departemen yang dipimpin
Slamet. Terdapat indikasi bahwa gaji yang dibayarkan kepada personel
didasarkan pada senioritas ?
Dalam rangka memotivasi personel agar bekerja secara professional,
Direktur Utama sebagai pemegang kendali perusahaan sebaiknya
mengkaji ulang aturan penggajian, dasar yang objektif adalah
berdasarkan kebijakan gaji pokok dari masing-masing fungsi (jabatan)
kemudian memberikan gaji tunjangan kepada senior dan insentif lain
kepada personel yang berprestasi. Karena jika gaji yang diberikan
menurut senioritas sangat tidak fair, karena Wakil Direktur Surya sebagai
junior mengemban tanggung jawab yang lebih besar daripada Kepala
Departemen yang ada dibawahinya. Struktur Organisasi berjenjang
seharusnya juga menerapkan aturan penggajian (pokok) yang berjenjang
pula, dengan tambahan (insentif) menurut prestasi divisi untuk memacu
peningkatan kinerja. Ditambah lagi adanya fakta bahwa dua departemen
yang dipimpin Surya menghasilkan uang lebih banyak, seharusnya Surya
mendapatkan remunerasi yang setimpal dengan prestasi
departemennya. Namun yang menjadi permasalahan juga, kesuksesan
departemen yang dipimpin Surya memang tercapai karena peran serta
Surya atau memang prestasi Kepala Departemen? Kalau memang Kepala
Departemen lebih cakap dari Surya, mengapa tidak diberikan promosi
jabatan? Nah, ini juga ketidakjelasan. Sehingga, Direktur Utama harus
memberikan ketentuan promosi jaatan berikut aturan penggajian secara
lebih jelas, ojektif, dan professional.

Pemberian gaji dengan demikian sebaiknya ditentukan berdasarkan


fungsi dan tanggung jawab, serta loyalitas dan prestasi yang diberikan
personel kepada perusahaan. Dengan prosedur bekerja yang sejalan
dengan aturan. Sehingga tidak ada departemen yang mengklaim dirinya
berprestasi tanpa dukungan dan peran serta Wakil Direktur yang
membawahinya. Karena proses bisnis yang baik dalam struktur
organisasi ini didukung oleh kerjasama dan komunikasi yang efektif
antara atasan dan bawahan dari setiap lini.

Ketidakjelasan fungsi dan tanggung jawab divisional. Apakah masing-masing


departemen mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai pusat
pertanggungjawaban yang berbeda?
Dengan mengetahui fungsi dari setiap departemen sebagai pusat
pertanggungjawabanapakah pusat pendapatan, biaya, investasi, atau
laba, akan memberikan kejelasan mengenai ukuran kinerja setiap
departemen. Sehingga pencapaian kinerja menurut indikator masing-
masing memberikan dasar yang objektif dalam menentukan gaji insentif
(atau bonus) kepada masing-masing divisi.
Karena pembagian tugas dan fungsi departemen dalam struktur
organisasi perusahaan Suyanto tidak terlalu banyak dan kompleks,
sehingga penerapan struktur organisasi berjenjang masih layak, dan
tidak bermasalah jika tidak menerapkan struktur organisasi flatter
(komunikasi lintas divisi).

Anda mungkin juga menyukai