Anda di halaman 1dari 29

PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE

SATU
TRAYEKTORI
PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE N
DENGAN OPERATOR D
TRANSFORMASI LAPLACE

Adapted dari Kalkulus Diferensial. pdf


Kalkulus Diferensial
Topik utama dalam pembelajaran kalkulus diferensial adalah turunan.
Turunan dari suatu fungsi pada titik tertentu menjelaskan sifat-sifat
fungsi yang mendekati nilai input.
Untuk fungsi yang bernilai real dengan variabel real tunggal, turunan
pada sebuah titik sama dengan kemiringan dari garis singgung grafik
fungsi pada titik tersebut.

Secara umum, turunan suatu fungsi pada sebuah titik menentukan


pendekatan linear terbaik fungsi pada titik tersebut.
Proses pencarian turunan disebut pendiferensialan (differentiation).

Teorema dasar kalkulus menyatakan bahwa


pendiferensialan adalah proses keterbalikan dari pengintegralan.
Persamaan diferential
Persamaan diferensial adalah hubungan antara sekelompok fungsi
dengan turunan-turunannya.
Persamaan diferensial biasa adalah sebuah persamaan diferensial
yang menghubungkan fungsi dengan sebuah variabel ke turunannya
terhadap variabel itu sendiri.

Persamaan diferensial parsial adalah persamaan diferensial yang


menghubungkan fungsi yang memiliki lebih dari satu variable ke
turunan parsialnya. Persamaan diferensial muncul secara alami dalam
sains fisik, model matematika, dan dalam matematika itu sendiri.
Persamaan diferential
Persamaan diferensial adalah hubungan antara sekelompok fungsi
dengan turunan-turunannya.
Persamaan diferensial biasa adalah sebuah persamaan diferensial yang
menghubungkan fungsi dengan sebuah variabel ke turunannya terhadap variabel
itu sendiri
Persamaan diferensial parsial adalah persamaan diferensial yang
menghubungkan fungsi yang memiliki lebih dari satu variable ke turunan
parsialnya. Persamaan diferensial muncul secara alami dalam sains fisik, model
matematika, dan dalam matematika itu sendiri.
Persamaan diferensial parsial

Sebagai contoh, Hukum kedua Newton yang menggambarkan hubungan antara


percepatan dengan posisi dapat dimulai dengan persamaan diferensial biasa:

Teorema nilai purata


Teorema nilai purata memberikan hubungan antara nilai dari turunan dengan nilai
dari fungsi asal. Jika f(x) adalah fungsi yang bernilai real dan a dan b adalah
bilangan dengan a < b, maka teorema nilai purata mengatakan bahwa kemiringan
antara dua titik (a, f(a)) dan (b, f(b)) adalah sama dengan kemiringan garis singgung
f di titik c di antara a and b. Dengan kata lain:
Teorema nilai purata

Dalam prakteknya, teorema nilai purata ini mengontrol sebuah fungsi terhadap
turunannya. Sebagai contoh, misalkan f memiliki turunan yang sama dengan nol di
setiap titik, maka fungsi tersebut haruslah horizontal.
Teorema nilai purata membuktikan bahwa hal ini haruslah benar, bahwa
kemiringan antara dua titik di grafik f haruslah sama dengan kemiringan salah satu
garis singgung di f. Semua kemiringan tersebut adalah nol, jadi garis sembarang
antara titik yang satu dengan titik yang lainnya di fungsi tersebut memiliki
kemiringan yang bernilai nol.
Namun hal ini juga mengatakan bahwa fungsi tersebut tidak naik maupun turun.
CONTOH-CONTOH PERSAMAAN
DIFERENSIAL BIASA BERORDE 1, 2, 3

+2 sin = 0
2
+ 3 2 = 0
2
3
+ =0
3
1. Persamaan Linear Orde Pertama
Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak
diketahui kita sebut persamaan diferensial.
Khususnya, suatu persamaan berbentuk: (Varberg,
Purcell)
, , 1 2 , . . , = 0
Dengan menyatakan turunan terhadap
yang ke- , disebut persamaan diferensial biasa
berorde n.
Persamaan Linear Orde Pertama yang
Umum
Persamaan-persamaan yang sering kita pandang
dapat dibuat dalam bentuk

+ = ()

Pada prinsipnya, suatu persamaan jenis ini selalu dapat
diselesaikan. Pertama-tama kita mengalikan kedua
ruas dengan faktor integral

Yang menghasilkan

+ = ()

Persamaan Linear Orde Pertama yang
Umum
Persamaan yang digunakan adalah

+ = ()

Pada prinsipnya, suatu persamaan jenis ini selalu
dapat diselesaikan. Pertama-tama kita mengalikan
kedua ruas dengan faktor integral

Yang menghasilkan

+ = ()

Pengerjaan Pers. Diferensial
Cara Pengerjaan.
Tentukan faktor Integral nya terlebih dahulu dari
persamaan diferensial tsb.
Kemudian kedua ruas persamaan dikalikan dengan
faktor integral tsb.

Ruas kiri yaitu +


dikenal sebagai turunan dari = ,
sehingga persamaan mengambil bentuk
Lanjutan cara pengerjaan

= Q(x)

Pengintegralan kedua ruas menghasilkan

= Q(x)
sehingga
=
Q(x)
Telaah Ulang Konsep
1. Persamaan diferensial linier orde pertama yang
umum mempunyai bentuk + = .
Faktor integral untuk persamaan ini adalah
______
2. Dengan mengalikan kedua ruas persamaan
diferensial orde pertama dalam Pertanyaan 1
dengan faktor integral membuat ruas kiri

Telaah Ulang Konsep (2)


Faktor Integral untuk (1 ) = adalah
1
1
= = ; =1

Untuk mendapatkan faktor integral

Gunakan tabel formula atau rumus integral


diadaptasi di buku Kalkulus Edisi ke 2 Purcell.
Dapat dipelajari juga pada bab Integral Tak Wajar
pada materi matematika 2. Rumusan Integral yang
digunakan dalam pengerjaan tugas yaitu rumus no
63.
Tambahan Penjelasan Integral Lipat
Dalam pengerjaan atau perhitungan Luas daerah
ataupun luas permukaan, volume, diperlukan sketsa
grafik persamaan.
Penjelasan selengkapnya tentang menggambarkan
grafik suatu persamaan dibahas di Matematika 1.
Pada slide berikut terdapat sedikit redaksional
penjelasannya.
Prosedur tiga langkah (penggambaran
grafik)
Langkah 1 : Dapatkan koordinat-koordinat beberapa titik
yang memenuhi persamaan
Langkah 2 : Plotlah titik-titik tersebut pada bidang
Langkah 3 : Hubungkan titik-titik tersebut dengan sebuah
kurva mulus.
Contoh 1. pp 25. Gambarkan grafik persamaan
= 2 3
Penyelesaian :
1. Buatlah tabel nilai
2. Plot titik titik tersebut
3. Hubungkan titik-titik ini dengan kurva mulus
PERSAMAAN HOMOGEN
ORDE KEDUA
Matematika 3
Universitas Balikpapan
Definisi
18

Suatu persamaan diferensial linear orde kedua mempunyai


bentuk + 1 + 2 = ()
Dalam sub bab ini, kita membuat dua anggapan
1. 1 dan 2 adalah konstanta
2. () secara identik adalah nol (kasus homogen)
Jadi tugas kita menyelesaikan
" + 1 + 2 = 0
Dalam kenyataannya, suatu persamaan linier homogen orde
kedua selalu mempunyai dua penyelesaian mendasar 1 ()
dan 2 () yang saling bebas satu sama lain (yakni fungsi
yang satu bukan kelipatan fungsi yang lain)

By Martheana Kencanawati, M.T 11/12/2015


Persamaan Bantu
19

Dari kelinieran operator


2 1 + 2
1 1 + 2 2

Persamaan Bantu ( ) =
1. 2 + 1 + 2 = 0
2 + 1 + 2 = 2 ( ) + 1 D( ) + 2
= 2 + 1 + 2
= ( 2 + 1 + 2 )
Ekspresi yang terakhir adalah nol, asalkan
2. 2 + 1 + 2 = 0, persamaan 2 adalah persamaan bantu (persamaan
kuadrat biasa yang bisa diselesaikan dengan pemfaktoran atau jika perlu
dengan rumus kuadrat)

By Martheana Kencanawati, M.T 11/12/2015


Diadaptasi dari Kalkulus Jilid 2 pp 612, Penyelesaian dari
persamaan diferensial dengan menggunakan persamaan
bantu.
20

By Martheana Kencanawati, M.T 11/12/2015


Penyelesaian dari persamaan diferensial dengan menggunakan
persamaan bantu diselesaikan dengan Rumus Kuadrat
21

By Martheana Kencanawati, M.T 11/12/2015


Tugas tambahan
22

By Martheana Kencanawati, M.T 11/12/2015


23

By Martheana Kencanawati, M.T 11/12/2015


Pengerjaan lanjutan di no. 4
24

By Martheana Kencanawati, M.T 11/12/2015


25

By Martheana Kencanawati, M.T 11/12/2015


Contoh soal pengerjaan jika persamaan bantu menpunyai akar-akar kompleks
Pp 614 Kalkulus. Jilid 2
26

By Martheana Kencanawati, M.T 11/12/2015


Persamaan Orde Lebih Tinggi
27

Melihat contoh 5
4 3 2
Selesaikan 3 20 2
4

By Martheana Kencanawati, M.T 11/12/2015


Persamaan Linier Tak Homogen Umum Dengan
Koefisien Konstan
28

Persamaan dasarnya :
+ 1 1 + . +1 + =
Persamaan ini dapat direduksi menjadi 3 langkah
1. Tentukan penyelesaian umum
= 1 1 + 2 2 ++
2. Tentukan suatu penyelesaian khusus terhadap
persamaan tak homogen tersebut
3. Tambahkan penyelesaian 2 dari langkah 1 dan 2

By Martheana Kencanawati, M.T 11/12/2015

Anda mungkin juga menyukai