ANALISA
SENSITIVITAS
Statistik dan Analisa Kehandalan
Dari gambar dan grafik diatas dapat kita ketahui bahwa vertical compressive strain berkerja pada atas
intermediate layer dan subgrade. Untuk horizontal tensile strain bekerja pada bagian bawah HMA
layer.
h1 terhadap t dan z
h1
Parameter (cm) t z
Rata2-1std dvs 14,3 0,000134418 -0,000236282
rata2 15 0,000129352 -0,000231
rata2 + 1 std dvs 15,7 0,000124518 -0,000226288
0 t
t dan z 14.3 15 15.7
z
0
Gambar1. Grafik Hubungan antara Ketebalan Lapis Permukaan (h1) dengan Horizontal Tensile Strain (t) dan
Vertical Compressive Strain (z)
Gambar 1 memperlihatkan hubungan antara horizontal tensile strain dan vertical compressive strain
terhadap tebal lapisan permukaan perkerasan lentur (h1). Dari gambar 1 dapat dilihat variasi ketebalan
lapisan permukaan mulai dari 14,3 cm hingga 15,7 cm tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap horizontal tensile strain dan vertical compressive strain. Dapat dilihat bahwa semakin besar
tebal suatu lapis permukaan maka nilai dari horizontal tensile strain semakin rendah. Namun
demikian nilai dari kedua parameter tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Natasha(2012). Berbeda dengan nilai dari vertical compressive yang semakin tinggi seiring dengan
kenaikan ketebalan dari suatu lapis permukaan. Perubahan tebal permukaan perkerasan lentur sebesar
0,7 cm memberikan pengaruh sebesar 3,7 % untuk Horizontal Tensile Strain (t) dan 2,2 % untuk Vertical
Compressive Strain (z).
h2 terhadap t
Parameter h2 t z
Rata2-1std dvs 36,000 0,000130 -0,000243
rata2 38 0,000129352 -0,000231
rata2 + 1 std dvs 40 0,000128998 -0,000220
0.000100
0.000000 t
t dan z 36 38 40
z
-0.000100
-0.000200
-0.000300
h2 (lapisan granular) cm
Gambar2. Grafik Hubungan antara Ketebalan Lapis Granular (h2) dengan Horizontal Tensile Strain (t) dan
Vertical Compressive Strain (z)
Berdasarkan variasi ketebalan lapisan granular terhadap Horizontal Tensile Strain (t) dan
Vertical Compressive Strain (z) seperti yang tertera pada gambar 2, dapat terlihat bahwa
variasi ketebalan lapisan granular tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap nilai
Horizontal Tensile Strain (t) dan Vertical Compressive Strain (z). Dapat dilihat bahwa
semakin besar tebal suatu lapis granular maka nilai dari horizontal tensile strain semakin rendah.
Berbeda dengan nilai dari vertical compressive yang semakin tinggi seiring dengan kenaikan
ketebalan dari suatu lapis permukaan. Hasil pengamatan tersebuat sesuai dengan penelitian
Natasha(2012). Perubahan tebal permukaan perkerasan lentur sebesar 2 cm memberikan pengaruh
sebesar 0,7 % untuk Horizontal Tensile Strain (t) dan 4,9 % untuk Vertical Compressive Strain (z).
E1 terhadap t dan z
Parameter E1 t z
Rata2-1std dvs 1600 0,000147 -0,00024
rata2 2000 0,000129 -0,00023
rata2 + 1 std dvs 2400 0,000115 -0,00023
0
t
t dan z 0 z
1600 2000 2400
0
Gambar3. Grafik Hubungan antara Modulus Elastisitas Material Lapis Permukaan dengan
Horizontal Tensile Strain dan Vertical Compressive Strain
Hubungan antara vertical compressive strain (t), horizontal tensile strain tehadap modulus
elastistas tanah dasar (E1) dapat dilihat pada Gambar 3. Dari gambar 3 dapat dilihat variasi modulus
elastisitas material lapis permukaan dari 1600 MPa hingga 2400 MPa memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap horizontal tensile strain . Berbeda dengan vertical compressive strain, perubahan
elastisitas material lapis permukaan tidak memberikan pengaruh yang signifikan . Dapat dilihat
bahwa semakin besar modulus elastisitas material lapis permukaan maka nilai dari horizontal
tensile strain semakin rendah. Berbeda dengan nilai dari vertical compressive yang semakin tinggi
seiring dengan kenaikan modulus elastisitas material lapis permukaan. Perubahan besar modulus
elastisitas material lapis permukaan 400 MPa memberikan pengaruh sebesar 12,2 % untuk
Horizontal Tensile Strain (t) dan 4,16 % untuk Vertical Compressive Strain (z). Modulus elastisitas lapisan
permukaan memberikan pengaruh yang besar terhadap Horizontal Tensile Strain (t). Hal tersebut sesuai dengan
penelitian yang dibuat oleh Samad (2011).
E2 terhadap t
Parameter E2 t z
-
Rata2-1std dvs 350 0,000146 0,00025
-
rata2 450 0,000129 0,00023
rata2 + 1 std -
dvs 550 0,000116 0,00022
Hubungan E2
terhadap t dan z
0
0
t
0 z
t dan z 350 450 550
0
Gambar 4. Hubungan antara Horizontal Tensile Strain dan Vertical Compressive Strain dengan Modulus
Elastisitas Lapis Granular (E2) pada Struktur Perkerasan Lentur
Gambar 4 memperlihatkan hubungan antara horizontal tensile strain dan vertical compressive strain
terhadap Modulus Elastisitas Lapis Granular (E2). Dari gambar 4 dapat dilihat variasi Modulus
Elastisitas Lapis Granular mulai dari 350 MPa hingga 550 MPa memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap horizontal tensile strain . Berbeda dengan vertical compressive strain, perubahan
elastisitas material lapis permukaan tidak memberikan pengaruh yang signifikan . Dapat dilihat
bahwa semakin besar modulus elastisitas material lapis permukaan maka nilai dari horizontal
tensile strain semakin rendah. Berbeda dengan nilai dari vertical compressive yang semakin tinggi
seiring dengan kenaikan modulus elastisitas material lapis permukaan. Perubahan besar modulus
elastisitas material lapis permukaan 400 MPa memberikan pengaruh sebesar 11,6 % untuk
Horizontal Tensile Strain (t) dan 4,16 % untuk Vertical Compressive Strain (z).
E3 terhadap t
Parameter E3 t z
Rata2-1std dvs 60 0,000129 -0,00026
rata2 80 0,000129 -0,00023
rata2 + 1 std
dvs 100 0,000129 -0,00021
Hubungan E3
terhadap t dan z
0
0
t
0 z
t dan z 60 80 100
0
Gambar 5. Hubungan antara Horizontal Tensile Strain dan Vertical Compressive Strain dengan Modulus
Elastisitas Tanah Dasar (E3) pada Struktur Perkerasan Lentur
Hubungan antara vertical compressive strain (t), horizontal tensile strain tehadap modulus elastistas
tanah dasar (E1) dapat dilihat pada Gambar 5. Dari gambar 5 dapat dilihat variasi dengan Modulus
Elastisitas Tanah Dasar (E3) dari 60 MPa hingga 100 MPa tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap horizontal tensile strain . Berbeda dengan vertical compressive strain, perubahan dengan
Modulus Elastisitas Tanah Dasar memberikan pengaruh yang signifikan. Dapat dilihat bahwa variasi
modulus elastisitas material lapis permukaan tidak mempengaruhi nilai dari horizontal tensile
strain. Berbeda dengan nilai dari vertical compressive yang semakin tinggi seiring dengan kenaikan
dengan Modulus Elastisitas Tanah Dasar. Namun demikian nilai dari kedua parameter tersebut sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Natasha(2012) Perubahan Modulus Elastisitas Tanah Dasar (E3)
sebesar 20 MPa memberikan pengaruh sebesar 0 % untuk Horizontal Tensile Strain (t) dan 10,6 % untuk
Vertical Compressive Strain (z).
h1 terhadap t dan z
Parameter h1 FR
Rata2-1std dvs 14,3 1,747785
rata2 15 2,004311
rata2 + 1 std dvs 15,7 2,295845
2.500000
2.000000
1.500000
SAFETY FACTOR
1.000000
0.500000
0.000000
14.3 15 15.7
Gambar 6. Grafik Hubungan antara Ketebalan Lapisan Permukaann dengan Safety Factor
Gambar 6 menunjukan grafik hubungan antara tebal permukaan perkerasan (h1) terhadap faktor
keamanan (SF). Dari gambar 6 dapat terlihat bahwa nilai dari tebal permukaan perkerasan (h1)
berbanding lurus terhadap nilai safety factor. Jika tebal permukaan perkerasan ditingkatkan dari 14,3
cm menjadi 15,7 cm, maka nilai faktor keamanan meningkat sebesar 12,7 %. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil analisis sensitifitas parameter tebal permukaan terhadap parameter faktor
keamanan memberikan pengaruh yang kurang signifikan.
h2 terhadap
Parameter h2 FR
Rata2-1std dvs 36,000000 1,983800
rata2 38,000000 2,004311
rata2 + 1 std dvs 40,000000 2,024022
2.030000
2.020000
2.010000
2.000000
1.980000
1.970000
1.960000
36 38 40
Gambar 7. Grafik Hubungan antara Ketebalan Lapisan Granular dengan Safety Factor
Hubungan antara tebalan lapisan granular (h2) terhadap faktor keamanan (SF) dapat dilihat pada
Gambar7. Dari gambar tersebut terlihat perubahan tebal lapis granular dari 36 cm hingga 40
cm, tidak menimbulkan perubahaan yang signifikan terhadap safety factor. Dari gambar
tersebut pula menunjukkan bahwa semakin tebal lapis granular, maka besar safety factor akan
semakin besar. Besarnya pengaruh (sensitivitas) akibat berkurang atau bertambahnya tebal
lapis granular sebesar 2 cm terhadap safety factor adalah 0,97%. Dapat disimpulkan, hasil
analisis sensitivitas parameter tebal lapis granular terhadap safety factor sangat kecil
pengaruhnya.
E1 terhadap
Parameter E1 FR
Rata2-1std dvs 1600,000000 1,264317
rata2 2000,000000 2,004311
rata2 + 1 std dvs 2400,000000 3,070074
3.5
2.5
0.5
0
1600 2000 2400
Gambar 8. Grafik Hubungan antara Modulus Elastisitas Lapis Permukaan dengan Safety Factor
Gambar 8 menunjukan grafik hubungan antara Modulus Elastisitas Lapis Permukaan terhadap faktor
keamanan (SF). Dari gambar 8 dapat terlihat bahwa nilai dari Modulus Elastisitas Lapis Permukaan
berbanding lurus terhadap nilai safety factor. Jika tebal permukaan perkerasan ditingkatkan dari 1600
MPa menjadi 2400 MPa, maka nilai faktor keamanan meningkat sebesar 34,7 %. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil analisis sensitifitas parameter tebal permukaan terhadap parameter faktor
keamanan memberikan pengaruh yang tidak terlalu signifikan.
E2 terhadap FR
Parameter E2 FR
Rata2-1std dvs 350 1,304073
rata2 450 2,004311
rata2 + 1 std
dvs 550 2,944911
3.5
2.5
0.5
0
350 450 550
Gambar 9. Grafik Hubungan Antara Modulus Elastisitas Granular (E2) terhadap Faktor Keamanan
(SF)
2.01
2.01
SAFETY FACTOR 2
2
60 80 100
Gambar 10. Grafik Hubungan antara Modulus Elastisitas Tanah Dasar dengan Safety Factor
Untuk Safety factor parameter dan Horizontal Tensile Strain yang paling mempengaruhi adalah
modulus elastisitas permukaan (E1). Sedangkan untuk vertical compressive
strain (z)parameter yang paling berpengaruh adalah Modulus Elastisitas Tanah Dasar.
Sumber: