Makalah Evaluasi Kel. 8
Makalah Evaluasi Kel. 8
HASIL BELAJAR
(Teknik Penganalisisan Item Tes Hasil Belajar)
DISUSUN OLEH
1. Ayu Fadhilah (060911814190
2. Era Ningsih (06091181419074)
3. Zakiyah (060911814190)
DOSEN PEMBIMBING
Dra. Djunaidah Zen, M.Pd
Dimana:
P : Angka indeks kesukaran item soal
Np : Banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir
item yang bersangkutan
N : Jumlah testee yang mengikuti tes
Rumus lainnya:
B
P=
JS
Di mana :
P : Proportion = proporsi = proporsa = difficulty index = angka indek
kesukaran item.
B : Banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir
item yang bersangkutan
JS : Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar.
Contoh soal
Sebanyak 10 orang teste mengikuti tes hasil belajar tahap akhir dalam mata
pelajaran anatomi tumbuhan yang dituangkan dalam bentuk tes obyektif dengan
menyajikan 10 butir item, dimana untuk setiap butir item yang dapat dijawab
dengan betul diberikan bobot 1 dan untuk setiap jawaban salah diberikan bobot 0.
Setelah tes hasil belajar tersebut berakhir, dilakukan koreksi dan diberikan skor,
pada akhirnya tes hasil belajar tersebut menghasilkan pola penyebaran jawaban
item sebagai berikut.
Tabel 1. Penyebaran skor jawaban 10 orang testee terhadap 10 butir item yang
diajukan dalam tes hasil belajar tahap akhir dalam mata pelajaran
anatomi tumbuhan
Skor Yang Dicapai Oleh Testee Untuk Butir Item Nomor.
Testee
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0
B 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1
C 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0
D 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1
E 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
F 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1
G 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
H 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1
I 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1
J 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
6= 2= 8= 5= 6= 2= 8= 3= 8= 7=
10=
NP NP NP NP NP NP NP NP NP NP
N=JS
=B =B =B =B =B =B =B =B =B =B
Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap 10 butir item tes hasil belajar
tersebut pada akhirnya dapat diketahui bahwa sebanyak lima butir item termasuk
dalam kategori item yang kualitasnya baik, dalam arti derajat kesukaran itemnya
cukup/sedang yaitu butir item nomor 1,4,5,8 dan 10. Butir-butir item yang
termasuk kategori terlalu sukar adalah butir item nomor 2 dan 6. Adapun butir
item yang termasuk kategori terlalu mudah yakni butir item nomor 3,7, dan 9.
Berati 50% dari keseluruhan butir item yang diajukan dalam tes hasil belajar
tersebut termasuk baik, sedangkan 50% selebihnya adalah termasuk kategori item
yang jelek, karena terlalu sukar maupun karena terlalu mudah.
Dalam kaitan dengan hasil analisis item dari segi derajat kesukaran, maka
tindak lanjut yang perlu dilakukan oleh tester adalah sbegai berikut:
1. Untuk butir-butir item yang berdasarkan hasil analisis dalam kategori baik,
seyogyanya butir item tersebut segera dicatat dalam buku bank soal.
2. Untuk butir-butir item yang masuk dalam kategori terlalu sukar ada tiga
kemungkinan yaitu:
1. Butir item tersebut dibuang atau tidak dikeluarkan lagi dalam tes
hasil belajar yang akan datang;
2. Diteliti ulang, dilacak dan ditelusuri untuk mengetahui faktor
kesulitan dari butir item tersebut setelah ada perbaikan maka buitr
item terdebut dapat dikeluarkan lagi dalam tes hasil belajar yang
akan datang;
3. Butir item yang terlalu sukar tidak digunakan dalam tes hasil
belajar tetapi dimanfaatkan untuk tes-tes yang lain seperti tes
seleksi yang sifatnya ketat, dengan tujuan testee yang
berkemampuan rendah akan mudah tersisihkan dari seleksi.
3. Untuk butir item yang masuk dalam kategori mudah juga terdapat tiga
kemungkinan yaitu:
1. Butir item tersebut tidak dipakai dalam tes hasil belajar
selanjutnya;
2. Diteliti ulang, dilacak dan di telusuri faktornya, setelah ada
perbaikan dapat dikeluarkan lagi pada tes hasil belajar berikutnya
untuk mengetahui derajat kesukarannya lebih baik ataukah tidak;
3. Sama seperti halnya butir item yang sukar, butir item ini dapat
digunakan dalam tes seleksi yang sifatnya longgar atau tes
formalitas saja, tetapi tidak digunakan dalam tes hasil belajar.
Cara kedua yang dapat ditempuh dalam mencari atau menghitung angka
indeks kesukaran item adalah dengan menggunakan skala kesukaran linear. Skala
kesukaran linear ini disusun dengan cara mentransformasikan nilai P menjadi nilai
z, dimana perubahan dari P ke z itu dilakukan dengan berkonsultasi pada tabel
nilai z yang pada umumnya dilampirkan pada buku-buku statistik.
Langkah pertama: Mengoreksi nilai P Kotor (Pk) menjadi nilai P bersih
(Pb) dengan menggunakan rumus :
a Pk 1
P b=
a1
Di mana :
Pb : P bersih.
Pk : P kotor.
a : Alternatif atau option yang disediakan atau dipasangkan pada butir
item yang bersangkutan.
1 : Bilangan konstan.
Dimana:
Pb = angka indek kesukaran item (setelah dikoreksi)
B = jumlah testee yang jawabannya betul
S = jumlah testee yang jawabannya salah
A = alternatif jawaban yang dipasang pada item yang bersangkutan
Tabel 3. Hasil transformasi P kotor yang diperoleh pada tabel 2 menjadi P bersih
dengan catatan bahwa dalam contoh ini jumlah option yang dipasang
pada setiap item adalah 5 buah.
Butir
a Pk 1
item P b=
a1
P kotor
nomo
r
5 x 0,601 2
= =0,50
1 0,60 51 4
5 x 0,201 0
= =0,00
2 0,20 51 4
5 x 0,801 3
= =0,75
3 0,80 51 4
5 x 0,501 1,5
= =0,375
4 0,50 51 4
5 x 0,601 2
= =0,50
5 0,60 51 4
5 x 0,201 0
= =0,00
6 0,20 51 4
5 x 0,801 3
= =0,75
7 0,80 51 4
5 x 0,301 0,5
= =0,125
8 0,30 51 4
5 x 0,801 3
= =0,75
9 0,80 51 4
5 x 0,701 2,5
= =0,625
10 0,70 51 4
Dimana:
D : Discriminatory power
PA atau PH :Proporsi testee kelompok atas yang dapat menjawab betul butir
item yang bersangkutan. PA atau PH ini dapat diperoleh dengan rumus :
BA
P A =P H =
JA
Dimana:
BA :Banyaknya testee kelompok atas yang dapat menjawab
dengan betul butir item yang bersangkutan.
JA :Jumlah testee yang termasuk dalam kelompok atas.
PB atau PL :Proporsi tes kelompok bawah yang dapat menjawab dengan betul butir
item yang bersangkutan. PB atau PL diperoleh dengan cara:
BB
PB =PL =
JB
Dimana:
BB : banyaknya testee kelompok bawah yang dapat menjawab
dengan betul butir item yang bersangkutan.
JB : jumlah testee yang termasuk dalam kelompok bawah.
Contoh:
10 orang testee mengikuti tes hasil belajar dalam mata pelajaran anatomi
tumbuhan yang tertuang dalam bentuk multiple choice item. Dimana setiap butir
item yang dijawab betul diberi bobot 1 sedangkan yang salah diberi bobot 0.
Setelah tes hasil belajar berakhir akan dilakukan pengoreksian serta diberikan
skor.
Tabel 4 . distribusi skor-skor hasil tes belajar mata pelajaran anatomi tumbuhan
yang diikuti oleh 10 orang testee.
Skor untuk butir item nomor: Total
Testee
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5
B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
C 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7
D 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3
E 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7
F 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 4
G 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7
H 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
I 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 4
J 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 5
10=
5 9 2 8 6 8 5 6 6 6 61
N
Nomor BA BB
PA= PB =
JA JB D=P A PB
butir BA BB JA JB
item
1 3 2 5 5 0,60 0,40 0,20
2 5 4 5 5 1,00 0,80 0,20
3 2 0 5 5 0,40 0,00 0,40
4 4 4 5 5 0,80 0,80 0,00
5 3 3 5 5 0,60 0,60 0,00
6 5 3 5 5 1,00 0,60 0,40
7 4 1 5 5 0,80 0,20 0,60
8 5 1 5 5 1,00 0,20 0,80
9 5 1 5 5 1,00 0,20 0,80
10 4 2 5 5 0,80 0,40 0,40
4. Memberikan penafsiran (interpretasi) mengenai kualitas daya pembeda
item yang dimiliki oleh 10 butir item tes hasil belajar.
Rumus kedua
Untuk mengetahui angka indeks daya pembeda adalah dengan
menggunakan teknik korelasi Phi ().
P H P L
=
2 ( p ) ( q)
Dimana:
: Angka indeks korelasi Phi;
p : Proporsi seluruh testee yang jawabannya betul;
PH : Proportion of the higher group;
PL : Proportion of the lower group;
2 : Bilangan konstan;
q : Proporsi seluruh testee yang jawabannya salah, dimana q = (1- p).
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan makalah yang telah diuraikan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Analisis butir tes hasil belajar merupakan power test. yakni kegiatan yang
dilakukan secara sistematis terhadap butir tes yang diujikan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan.
2. Manfaat analisis butir tes hasil belajar yaitu menentukan soal-soal yang
cacat atau tidak berfungsi dengan baik dan merevisi soal yang tidak
relevan degan materi yang diajarkan yang ditandai dengan banyaknya anak
yang tidak dapat menjawab butir soal tertentu.
3. Penganalisisan terhadap butir-butir soal dapat dilakukan dari tiga segi
yaitu teknik analisis kesukaran item soal, teknik anallisis daya pembeda
dan teknik analisis fungsi distraktor.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan Ed. Revisi, Cet.
II .Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudjiono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3