PENDAHULUAN
bahan dan penggunaannya, maka dalam proses produksinya banyak hal atau criteria yang
harus dipenuhi agar material tersebut dapat digunakan dalam dunia industri.
Untuk penggunaan sebagai bahan, sifat-sifat khas dari material logam harus diketahui sebab
logam tersebut akan digunakan untuk berbagai macam keperluan dan keadaan. Sifat logam
tersebut meliputi sifat mekanik, sifat thermal, sifat kimia, kemampukerasan, kemampuan
dimensi, dan lain sebagainya. Adapun dalam percobaan ini yang akan diuji adalah sifat
tiba-tiba sehingga dapat mematahkan suatu material.Untuk itulah dilakukan pengujian impact
pada material yang nantinya akan digunakan dalam konstruksi mesin. Pengujian ini amat
penting dalam menentukan ketahanan suatu material terhadap perpatahan, berdasarkan energi
material yang telah tersedia. Umumnya mereka menggunakan material yang kuat dang etas
sehingga mereka berpikiran bahwa material yang paling baik digunakan untuk pembuatan
rangka jembatan (yang mampu menahan beban kejut dengan baik) adalah material yang kuat
dang etas. Akan tetapi masih sering terjadi hal-al yang buruk seperti jembatan yang roboh
atau jembatan yang secara tiba-tiba bias patah. Oleh karena itu untuk mengurangi dan
yang akan digunakan dalam menahan beban kejut sehingga diadakan pengujian impact test.
A. Tujuan Pengujian
3. Membuat grafik hubungan antara energi impact dengan temperature pada beberapa jenis
takikan.
(ditentukan asisten).
B. Manfaat pengujian
Bagi praktikan
Bagi industri
1. Suatu industri dapat membuat produk yang berkualitas dengan mengetahui sifat-sifat bahan
impact.
BAB II
LANDASAN TEORI
Gambar Impact
Sumber:(http://www.batan.go.id/ptrkn/file/roziq/Impact%20Testing.JPG)
Material mungkin mempunyai kekuatan tarik tinggi tetapi tidak tahan dengan beban
kejut. Untuk menentukannya perlu diadakan pengujian inpact. Ketahanan impact biasanya
diukur dengan metode Charpy atau Izood yang bertakik maupun tidak bertakik. Pada
pengujian ini, beban diayun dari ketinggian tertentu untuk memukul benda uji, yang
Impact test merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk menguji ketangguhan suatu
specimen bila diberikan beban secara tiba-tiba melalui tumbukan. Ketangguhan adalah
ukuran suatu energy yang diperlukan untuk mematahkan atau merusak suatu bahan yang
diukur dari luas daerah dibawah kurva tegangan regangan. Suatu bahan mungkin memiliki
kekuatan tarik yang tinggi tetapi tidak memenuhi syarat untuk kondisi pembebanan kejut.
Specimen yang digunakan untuk suatu takikan terdiri dari dua buah yang diuji pada
B. Metode-Metode Pengujian
Merupakan cara pengujian dimana specimen dipasang secara horizontal dengan kedua
ujungnya berada pada tumpuan, sedangkan takikan pada specimen diletakkan di tengah-
http://www.twiprofessional.com/twiimages/jk71f2.gif
Kelebihan :
Kekurangan :
Merupakan cara dimana specimen berada pada posisi vertical pada tumpuan dengan salah
satu ujungnya dicekam dengan arah takikan pada arah gaya tumbukan. Tumbukan pada
specimen dilakukan tidak tepat pada pusat takikan melainkan pada posisi agak diatas dari
Kerugian :
kurang baik.
c. Waktu yang digunakan cukup banyak karena prosedur pengujiannya yang banyak, mulai dari
(http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/203f21941a45967f2725262fb729753931ce61b8
.pdf)
Vakansi adalah kekosongan sisi kisi, yaitu sisi yang seharusnya ditempati atom, kehilangan
atomnya.Vakansi terbentuk selama proses pembekuan, dan juga karena getaran atom yang
Dislokasi adalah cacat linier atau satu dimensi dimana didekatnya beberapa atom tidak
Dislokasi sisi, dislokasi ulir dan dislokasi campuran.Dislokasi sisi/pnggir adalah terdapatnya
bidang atom ekstra atau setengah bidang,dimana sisinya terputus di dalam kristal.
Dislokasi ulir terbentuk karena gaya geser yang diberikan menghasilkan distorsi seperti
yang ditunjukkan Gambar 4.4a. Daerah depan bagian atas kristal tergeser sebesar satu atom
kekanan relatif terhadap bagian bawah. Dislokasi ini disimbolkan dengan. Jika pada
material dijumpai kedua jenis dislokasi diatas maka disebut material mempunyai
dislokasi campuran.
Gambar Cacat Linier
3. Cacat antar muka
Cacat antar muka adalah batas yang mempunyai dua dimensi yang biasanya
memisahkan daerah-daerah pada material yang mempunyai struktur kristal dan/atau orientasi
kristalografi yang berbeda. Cacat jenis ini antara lain permukaan luar, batas butir, batas
kristal berakhir. Atom-atom permukaan tidak terikat ke semua atom terdekat, dan karenanya
akan mempunyai tingkat energi yang lebih tinggi daripada atom-atom di bagian dalam.
Ikatan atom-atom permukaan ini yang tak terpenuhi memberikan kenaikan energi
permukaan, dinyatakan dalam satuan energi per satuan luas (J/m )2.Untuk menurunkan
energi ini, material jika memungkinkan cendrung meminimalkan luas permukaan total.
Gambar Cacat muka permukaan luar
b. Batas Butir
Batas butir memisahkan dua butir atau kristal kecil yang mempunyai orientasi
kristalografi yang berbeda pada material polikristal. Batas butir secara skematik
digambarkan pada gambar 4.7. Didalam batas butir terdapat atom yang tak bersesuaian pada
daerah transisi dari orientasi kristal butir satu ke butir lain didekatnya.
Gambar Cacat muka Batas butir
c. Batas Kembar
Batas kembar adalah batas butir tipe khusus dimana terdapat simetri kisi cermin, yaitu
atom-atom pada sebuah sisi batas berada pada posisi cermin dari atom-atom pada sisi lainnya
sudah dibicarakan adalah pori, retak, inklusi benda asing dan fasa-fasa lainnya. Cacat-cacat
(http://www.instron.us/wa/applications/test_types/impact/default.aspx?
ref=http://www.google.co.id/search)
1. Bentuk takikan
Bentuk takikan amat berpengaruh pada ketangguahan suatu material, karena adanya
perbedaan distribusi dan konsentrasi tegangan pada masing-masing takikan tersebut yang
mengakibatkan energi impact yang dimilikinya berbeda-beda pula. Berikut ini adalah urutan
energi impact yang dimiliki oleh suatu bahan berdasarkan bentuk takikannya.
a) Takikan segitiga
Memiliki energi impact yang paling kecil, sehingga paling mudah patah. Hal ini disebabkan
karena distribusi tegangan hanya terkonsentrasi pada satu titik saja, yaitu pada ujung takikan.
Memiliki energi yang lebih besar pada takikan segi tifga karena tegangan terdistribusi pada 2
Memiliki nergy impact yang terbesar karena distribusi tegangan tersebar pada setiap sisinya,
2. Kadar Karbon
Material yang memiliki kadar karbon yang tinggi memiliki sifat yang kuat dan getas sehingga
membutuhkan energy yang tidak besar sedangkan material yang kadar karbonnya rendah
memiliki sifat yang ulet dan lunak sehingga membutuhkan energy yang besar dalam
perpatahannya.
3. Beban
Semakin besar beban yang diberikan , maka energi impact semakin kecil yang dibutuhkan
untuk mematahkan specimen, dan demikianpun sebaliknya. Hal ini diakibatkan karena suatu
material akan lebih mudah patah apabila dibebani oleh gaya yang sangat besar.
4. Temperatur
Semakin tinggi temperature dari specimen, maka ketangguhannya semakin tinggi dalam
menerima beban secara tiba-tiba, demikinanpun sebaliknya, dengan temperature yang lebih
rendah. Namun temperature memiliki batas tertentu dimana ketangguhan akan berkurang
dengan sendirinya.
Grafik dibawah ini akan menunjukkan hubungan antara temperature dengan energi impact,
laju patah getas Y (%), beban mulur (P), dan beban maks. (Kg).
hal ini dapat ditentukan dengan berbagai cara, misalnya kondisi struktur yang susah
ditentukan oleh system tegangan yang bekerja pada benda uji yang bervariasi, tergantung
pada cara pengusiaannya.sehingga harus digunakan system penekanan yang berbeda dalam
berbagai persamaan.
ukuran butir maka bahan tersebut akan semakin rapuh sedangkan bila ukurannya besar maka
perlakuan panas umumnya dilakukan untuk mengetahui atau mengamati besar-besar butir
benda uji dan untuk menghaluskan butir. Sedangkan untuk menambah keuletan suatu bahan
pengerasan kerja terjadi yang ditimbulkan oleh adanya deformasi plastis yang kecil pada
temperature ruang yang melampaui batas atau tidak luluh dan melepaskan sejumlah dislokasi
serta adanya pengukuran keuletan pada temperature rendah. Pengerasan kerja ini akan
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7374-2104100124-Judul.pdf
E. TEGANGAN BIDANG
Pengaruh ketebalan :
Ketangguhan patah tergantung pada ketebalan ini berhubung dengan pembatasan dan ukuran
http://www.google.co.id/search?hl=id&q=tegangan+tbidang&aq=f&aqi=&aql=&oq
Kondisi local dari tegangan dan regangan pada ujung retak yang menyebabkan perpatahan
Pada gambar terlihat bahwa penambahan pelat yang tebal akan menimbulkan tegangan yang
tinggi. Bila tebal B bertambah maka tegangan yang diperoleh material dalam arah sumbu X
dan sumbu Y yaitu x dan y akan mengecil. Karena adanya pengaruh momen inersia I =
bh2
Pada gambar diatas terlihat bahwa penumbukan plat yang tebal akan menimbulkan tegangan
yang tinggi, dimana tegangan masing-masing dalam arah sumbu x dan y yaitu y penekanan
yang dilakukan dalam arah sumbu x dan y. untuk ketebalan specimen yang lebih besar,
tegangan yang diperoleh dalam arah x dan y berkurang karena adanya distribusi tegangan ke
tiga arah ( trioksal ) pada sumbu koordinat seperti yang ditunjukkan pada gambar tersebut.
http://www.google.co.id/search?hl=id&q=tegangan+tiga+sumbu&aq=f&aqi=&aql=&oq=
G. Tipe-tipe perpatahan
a) Perpatahan transgranular atau juga disebut patah gelah yang umumnya terjadi pada struktur
body center cubic yang dibuat pada temperature rendah. Perpatahan Transgranular
merupakan perpatahan yang terjadi akibat retakan yang merambat didalam butiran material.
b) Perpatahan intergranular yaitu perpatahan yang terjadi akibat retakan yang merambat
diantara butiran material yang kerap dikatakan sebagai perpatahan khusus. Pada berbagai
paduan didapatkan berbagai keseimbangan yang sangat peka antara tegangan yang diperlukan
untuk perambatan retak dengan pembelahan dan tegangan yang diperlukan untuk perpatahan
(http://www.google.co.id/search?hl=id&q=tipetipe+perpatahan&aq=f&aqi=g10&aql=&oq=)
H. Jenis-jenis perpatahan
Patah ulet adalah patahan disertai perubahan bentuk plastis (plastis deformation).
b. Bidang geser (shear lip) biasanya tampak atau diketemukan pada akhir patahan
c. Permukaan patahan berserat (fibrous) atau silky texture, tergantung pada jenis material
(necking)
e. Pertumbuhan retak berjalan lambat
Patah rapuh terjadi apabila material logam pada saat patah tidak mengalami perubahan
bentuk plastis atau pengecilan penampang. Secara makroskopis, ciri-ciri patah rapuh antara
lain :
b. Permukaan patahan umumnya datar dan tegak lurus terhadap permukaan komponen
le.co.id/search?hl=id&q=perpatahan&aq=f&aqi=g10&aql=&oq=)
I. Mode-mode perpatahan
Selain berdasarkan jenis dan typenya, perpatahan dapat pula diklasifikasikan berdasarkan
arah beban yang diberikan terhadap material. Kita dapat menggambarkan arah tersebut sbb :
Merupakan perpatahan akibat pemberian beban yang mengakibatkan tegangan yang arahnya
tegak lurus dengan bidang perpatahan dan tegangan tersebut berada pada posisi yang sejajar
perpatahan. Hal ini terjadi karena beban diberikan tidak sejajar dan berlawanan arah pada
Pada mode ini, tegangan terjadi pada sb. x dari bahan (vertical), dimana tegangan tsb berada
pada arah yang tidak sejaajr dan berlawanan arah pada sb. x.
m/topic/jenis+jenis+perpatahan.html)
Fatik adalah prilaku logam yang bila mana dibebani tegangan variabel siklus yang cukup
besar ( sering kali dibawah tegangan luluh ) akan mengalami perubahan yang terdeteksi pada
sifat mekaniknya. Dalam praktek sebagian besar kesalahan disebabkan oleh fatik. Sehingga
perhatian ahli teknik tertuju pada kegagalan fatik yang terjadi pada benda yang patah menjadi
dua bagian. Seringkali kegagalan tersebut disebabkan kesalahan desain suatu komponen dan
dalam hal seperti ini banyak yang dapat dilakukan oleh seorang ahli metalurgi. Oleh karena
a. Masalah rekayasa
a. penyelesaian permukaan
karena retak fatik seringkali berada pada dekat komponen, kondisi permukaan
merupakan hal yang perlu diperhatikan pada fatik. Bekas permesinan dan ketidak rataan lain
harus dihilangkan dan usaha ini berpengaruh sekali terhadap sifat fatik. Lapisan permukaan
yang diberi tekanan dengan tumbukan partikel akan meningkatkan umur fati
b. pengaruh temperature
kekuatan tarik maksimum. Kekuatan fatik paling tinggi pada temperature rendah, dan
pengaruh frekuensi siklus tegangan terhadap umur fatik untuk berbagai jenis logam
umumnya tidak ada, meskipun penurunan frekuensi biasanya menurunkan umur fatik. Efek
ini bertambah bila temperature uji fatik kita naikkan bila umur fatik cenderung bergantung
Nf = [(max + min)/2]
Nf = konstan
Yang disebut juga hokum basquin, dimana hokum tersebut tidak berlaku bagi untuk fatik
siklus rendah dengan lebih besar dari y , akan tetapi disini berlaku hubungan pNf = Db
= konstan
e. lingkungan
fatik yang terjadi dalam lingkungan korosif biasanya disebut fatik korosi. Telah
diketahui bahwa kikisan korosi oleh media cair dapat menimbulkan lubang lubang etsa
yang bersifat sebaga tekuk. Akan tetapi bila mana serangan korosi terjadi secara serentak
bersamaan dengan pembebanan fatik efek perusakan jauh lebih besar dibandingkan dari efek
tekuk semata.
(202.91.15.14/upload/files/8502_Bab_08_FATIK.ppt)
Dislokasi merupakan pergeseran dari struktur butir karena adanya bagian yang
kosong, sementara pada satu tempat terjadi penumpukan butir, maka pada saat itu diberi
perlakuan butir yang akan mengisi ruang kosong di dekatnya. Adapun beberapa jenis
a) Dislokasi titik, diman kekosongan terjadipada titik tertentu, hal ini terjadi karena :
Akibat energi termal yang meningkat, sehingga atom melompat meninggalkan tempatnya.
b) Dislokasi garis, merupakan sisipan satu baris atom tambahan dalam struktur kristal.
Disekitar suatu dislokasi garis terdapat daerah yang mengalami tekanan dan tegangan,
c) Dislokasi ulir, menyerupai spiral dengan garis cacat sepanjang sumbu ulir. Atom-atom
d) Dislokasi butir, terjadi karena adanya gaya tekan dan tegangan yang akhirnya gaya-gaya ini
dapat diuraikan menjadi tegangan geser. Hal ini disebabkan bidang atom bergeser terhadap
getas
kekuatan impact bahan dengan struktur BCC pada temperature rendah. Sebagai contoh
gambar diatas adalah baja karbon yang memiliki temperature transisi lentur rapuh yang
relative tinggi sehingga hanya dapat digunakan dengan aman pada temperature dibawah nol
kombinasi tegangan kritis dan panjang retak. Kc didefinisikan karena banyaknya paduan
yang mengandung retak retak kecil yang akan menjalar jika mengalami tegangan yang
Transisi ulet getas kemudian dapat dijelaskan berdasarkan kriteria bahwa material bersifat
ulet pada setiap temprature apabila tegangan luluh pada temprature tersebut lebih kecil
luluh lebih besar dari pada tegangan yang diperlukan untuk memperbesar mikroretak tersebut
http://1.bp.blogspot.com/_tpmZhRBnwjA/TNo8ZoLym7I/AAAAAAAAAG4/6ituc2XRpAg/
s1600/untitled2.bmp
b) Grafik S-N
Gaya yang dapat dibebankan pada bahan selama pembebanan siklus jauh lebih rendah
daripada beban static. Kekuatan tarik dapat dijadikan pedoman desain untuk konstruksi yang
mengalami beban static. Jumlah siklus N yang dapat dipikul oleh logam akan turun dengan
Penjelasan grafik :
titik I
pada titik ini menunjukan specimen diuji pada suhu -80 0 C dan tingkat kegetasan 100 %
titik II
pada titik ini menunjukan specimen diuji pada titik -60 0C dan tingkat kegetasan masih 100 %
titik III
pada titik ini menunjukan specimen diuji pada titik -40 0C dan tingkat kegetasan sudah mulai
titik IV
pada titik ini menunjukan specimen diuji pada titik -20 0C dan tingkat kegetasan sudah mulai
titik V
pada titik ini menunjukan specimen diuji pada titik 20 0C dan tingkat kegetasan 70 % dengan
titik VI
pada kondisi ini sudah mencapai titik maksimum dan energinya sudah mencapai 10 kgm
material. Dimulai dari rapuh, yakni pada suhu yang sangat rendah. Pada tahap ini, akibat suhu
yang sangat rendah mengakibatkan ukuran butir mengecil sehingga jarak antar butir semakin
jauh, ikatan melemah, dan rapuh. Dengan demikian material amat mudah patah, sehingga
energi yang dibutuhkan untuk mematahkannya sangat kecil pula. Selanjutnya dengan
bertambahnya temperature, maka ukuran butir makin membesar sehingga jaraknya semakin
dekat dan ikatannya menguat serta ketangguhannya meningkat, namun masih getas. Dengan
hingga material mencapai keuletan sampai pada temperature maksimalnya, energi yang
dibutuhkan untuk mematahkannya akan bertambah pula sampai nilai maksimum. Selanjutnya
jika lewat dari titik ini, maka energi akan menurun karena adanya deformasi.
Dari grafik nampak bahwa hubungan antar kedua variable berbanding terbalik. Semakin
rendah temperature, maka material akan semakin getas hingga mencapai nilai 100%. Seiring
Berdasarkan analisa grafik di atas, terlihat bahwa beban mulur dari posisi pertama ke posisi
keeempat semakin meningkat kemudian berikutnya beban mulur menjadi semakin menurun.
Kurva dari titik I ke titik IV dengan temperature dari sangat rendah menuju ke temperature
tinggi, material pada tahap ini bersifat getas. Pada tahap seperti ini material menjadi kaku,
sehingga diperlukan beban yang besar untuk membuatnya mulur karena kecil kemungkinan
terjadinya deformasi plastis yang lebih besar, sehingga beban mulurnya semakin menurun
pula.
Dibawah ini akan dijelaskan secara terperinci tentang sifat-sifat material tersebut
1. Sifat Mekanik
Sifat mekanik material, merupakan salah satu faktor terpenting yang mendasari pemilihan
bahan dalam suatu perancangan. Sifat mekanik dapat diartikan sebagai respon atau perilaku
material terhadap pembebanan yang diberikan, dapat berupa gaya, torsi atau gabungan
keduanya. Dalam prakteknya pembebanan pada material terbagi dua yaitu beban statik dan
beban dinamik. Perbedaan antara keduanya hanya pada fungsi waktu dimana beban statik
tidak dipengaruhi oleh fungsi waktu sedangkan beban dinamik dipengaruhi oleh fungsi
waktu.
Pengujian mekanik pada dasarnya bersifat merusak (destructive test), dari pengujian tersebut
akan dihasilkan kurva atau data yang mencirikan keadaan dari material tersebut.
Setiap material yang diuji dibuat dalam bentuk sampel kecil atau spesimen. Spesimen
pengujian dapat mewakili seluruh material apabila berasal dari jenis, komposisi dan
perlakuan yang sama. Pengujian yang tepat hanya didapatkan pada material uji yang
memenuhi aspek ketepatan pengukuran, kemampuan mesin, kualitas atau jumlah cacat pada
material dan ketelitian dalam membuat spesimen. Sifat mekanik tersebut meliputi antara lain:
1. Tegangan yaitu gaya diserap oleh material selama berdeformasi persatuan luas.
5. Kekuatan luluh yaitu besarnya tegangan yang dibutuhkan untuk mendeformasi plastis.
6. Kekuatan tarik adalah kekuatan maksimum yang berdasarkan pada ukuran mula.
9. Kekerasan yaitu kemampuan material menahan deformasi plastis lokal akibat penetrasi
pada permukaan.
2. Sifat Fisik
Sifat penting yang kedua dalam pemilihan material adalah sifat fisik. Sifat fisik adalah
kelakuan atau sifat-sifat material yang bukan disebabkan oleh pembebanan seperti pengaruh
pemanasan, pendinginan dan pengaruh arus listrik yang lebih mengarah pada struktur
material. Sifat fisik material antara lain : temperatur cair, konduktivitas panas dan panas
spesifik.
Struktur material sangat erat hubungannya dengan sifat mekanik. Sifat mekanik dapat diatur
dengan serangkaian proses perlakukan fisik. Dengan adanya perlakuan fisik akan membawa
Selanjutnya sifat yang sangat berperan dalam pemilihan material adalah sifat teknologi yaitu
kemampuan material untuk dibentuk atau diproses. Produk dengan kekuatan tinggi dapat
dibuat dibuat dengan proses pembentukan, misalnya dengan pengerolan atau penempaan.
Produk dengan bentuk yang rumit dapat dibuat dengan proses pengecoran. Sifat-sifat
teknologi diantaranya sifat mampu las, sifat mampu cor, sifat mampu mesin dan sifat mampu
bentuk. Sifat material terdiri dari sifat mekanik yang merupakan sifat material terhadap
pengaruh yang berasal dari luar serta sifat-sifat fisik yang ditentukan oleh komposisi yang
(http://yefrichan.wordpress.com/category/bahan-kuliah/page/15/)