OLEH :
KELOMPOK V
NURUL IMAMA SHABRANI (H311 14 020)
NOVITASARI S (H311 14 313)
WIDYA AULIA (H311 14 316)
SITI KHAIRUNNUR (H311 14 512)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Aspek Kerusakan Vitamin pada Bahan
peranannya, serta kerusakan yang dapat terjadi pada vitamin dalam bahan
Kita menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan
adalah nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan, energi, dan fungsi saraf.
Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa di antaranya
masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil
sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karenanya
bahan mentahnya, tetapi sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis
pangan lainnya. Selain untuk menambah ragam pangan, pengolahan pangan juga
pengolahan tentunya ada beberapa kandungan gizi dari makanan akan hilang baik
itu yang ikut terlarut ataupun mengalami penguapan selama proses berlangsung
terutama kandungan yang mudah terlarut dalam air atau senyawa yang rentan
kerusakan bahan makanan pada vitamin larut dalam air khususnya tiamin,
berikut:
1. Sebagai salah satu tugas pokok untuk mata kuliah Kimia Bahan Makanan.
2. Sebagai salah satu media untuk menyampaikan informasi mengenai aspek
penanggulangannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kerusakan Mekanis
terkena cangkul atau terpotong oleh alat pemanen, penumpukan bahan selama
pengangkutan dan penyimpanan yang tidak memadai akan merusak bahan yang
2. Kerusakan Fisik
yang tidak tepat. Contohnya: Kerusakan warna dan tekstur pada daging yang
yang lembab.
pada daging dan ikan setelah disembelih, pematangan buah dilanjutkan dengan
4. Kerusakan Kimiawi
Misalnya : Reaksi pencokelatan pada beberapa jenis buah dan sayur, seperti
pisang, kentang, terong, dan apel, reaksi ketengikan minyak, dan sebagainya.
5. Kerusakan Mikrobiologis
Kerusakan jenis ini juga harus diwaspadai, karena ada kemungkinan bersama-
5. Kadar air
7. Sinar
8. Perlakuan fisik
dikelompokkan sebagai :
1. Faktor internal adalah sifat-sifat yang terdapat pada pangan yang bersangkutan
seperti kadar air, kadar gula, kadar garam, keasaman (pH) dan komposisi kimia.
2.2 Vitamin
Istilah vitamin pertama kali diguanakan pada tahun 1912 oleh Cashimir
sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi
vital dalam metabolisme setiap organisme. Nama ini berasal dari gabungan kata
dari bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu
pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya
vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama
sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang
enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim.
jumlah yang sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh.
vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan
pengolahan.
bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A,
C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6,
vitamin B12, dan folat). Meskipun memiliki peranan yang sangat penting, tubuh
yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal
dari makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki
kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh.
Vitamin dapat dibagi dalam dua golongan yaitu golongan pertama yang
disebut dengan prakoenzim dan bersifat larut dalam air, tidak disimpan oleh
tubuh, tidak beracun dan diekskresi dalam urin. Yang termasuk dalam golongan
ini adalah tiamin, riboflavin, asam nikotinat, piridoksin, asam kolat, biotin, asam
Golongan kedua yang larut dalam lemak disebut alosterin dan dapat
disimpan dalam tubuh. Apabila vitamin ini terlalu banyak dimakan, akan
tersimpan dalam tubuh dan memberikan gejala penyakit tertentu yang disebut
hipervitaminosis
Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam
air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang
bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin
yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian
tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama
urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara
terus-menerus.
2.2.1 Tiamin (B1)
jembatan metilen dengan tiazol tersubsitusi. Bentuk aktif dari tiamin adalah
tiamin difosfat, di mana reaksi konversi tiamin menjadi tiamin difosfat tergantung
oleh enzim tiamin difosfotransferase dan ATP yang terdapat di dalam otak dan
dengan mengalihkan unit aldehid yang telah diaktifkan yaitu pada reaksi :
mempunyai bau yang khas seperti bau ragi. Vitamin B1 melebur pada suhu 248 oC,
stabil dalam keadaan kering, serta larut dalam air dan gliserin, tetapi tidak larut
dalam etanol dan dietileter. Vitamin B1 (tiamin) stabil dalam suasana asam dan
belum mengalami perubahan pada pH=4 atau kurang, jika dipanaskan pada suhu
120oC selama 20 menit. Sebaliknya, dalam suasana basa maka akan mempercepat
Fungsi Tiamin:
Tiamin adalah bagian yang aktif koenzim yang diperlukan bagi oksidasi lebih
lanjut asam piruvat, salah satu peralihan oksidasi karbohidrat. Oleh karena itu,
satu yang terganggu apabila kekurangan vitamin B1. Adapun manfaat lain dari
tiamin yaitu dapat mengurangi resiko gigitan serangga dan mencegah penyakit
beri-beri.
Sumber-sumber tiamin
Sumber Vitamin B1 Sumber makanan yang kaya akan vitamin B1 antara lain:
a. Produk gandum yang diperkaya seperti roti, sereal, pasta, dan tepung
b. Hati sapi
c. Susu
d. Telur
e. Sayuran: brokoli, bawang, kacang panjang, Kacang polong, wortel,
monoklinik dalam tandan yang menyerupai roset. Thiamin mempunyai bau dan
rasa khusus. Terurai pada 248oC. Sangat larut dalam air, agak larut dalam gliserol,
propilen glikol dan 95% ethanol. Tidak larut dalam lemak atau larutan-larutan
lemak. Pada suhu biasa, thiamin hidrokhlorid mengambil air dan membentuk
suatu hidrat. Oleh karena itu zat yang murni harus disimpan dan tertutup rapat,
Vitamin B1 akan larut dalam air pada saat perebusan, jadi sebaiknya
dimasak dengan air yang cukup, lebih baik lagi jika air rebusan tidak dibuang.
Vitamin B1 tidak rusak dengan adanya pemanasan, namun tidak tahan pada
suasana alkali. Proses penggilingan juga dapat merusak adanya vitamin B1.
2.3.2 Riboflavin
dibutuhkan oleh tubuh untuk metabolisme energi yang tepat dan melakukan
berbagai fungsi selular. Vitamin yang larut air ini ditemukan di organ tubuh kita
yang besar, yaitu ginjal, hati dan jantung. Riboflavin merupakan komponen kunci
dari dua enzim dalam tubuh kita yang disebut flavinadenindinukleotida (FAD) dan
flavinmononukleotida (FMN). Kedua enzim ini digunakan oleh sel untuk produksi
energi. Enzim FAD digunakan oleh enzim lain untuk melindungi tubuh Anda
terhadap kerusakan oleh radikal bebas. Vitamin ini juga membantu untuk menjaga
kesehatan kulit, rambut dan kesehatan. Ini menurunkan risiko penyakit jantung,
stroke, kanker, Parkinson, Alzheimer dan penyakit degeneratif lainnya dengan
Fungsi Riboflavin
enzim. Enzim tersebut adalah flavoprotein dan biasanya disebut pula sebagai
enzim kuning, karena warna kuningnya yang disebabkan oleh gugusan flavin.
Satu atau lebih enzim kuning dibutuhkan bersama-sama dengan koenzim I atau
Sumber Riboflavin
1. Kacang-kacangan
terbaik menyediakan 1,10 mg atau 60% dari nilai harian dalam porsi 100 gram.
Kacang lain yang berisi riboflavin dalam jumlah yang lebih kecil diantaranya
kompleks lainnya. Satu steak yang ramping berisi 1,51 mg atau 89% nilai harian
vitamin B2. Domba juga merupakan sumber yang baik dari riboflavin dengan 85
gram porsi kaki domba dimasak menyediakan 21% nilai harian vitamin B2.
Sementara daging sapi muda yang memberikan 20% nilai harian vitamin B2. Hati
sapi juga merupakan pilihan yang baik untuk meningkatkan asupan vitamin B2
3. Jamur
vitamin B2. Satu porsi 100 gram jamur crimini mengandung 0,49 mg atau 29%
Ikan yang berminyak merupakan sumber yang kaya vitamin serta asam
lemak omega-3. Makerel adalah sumber terbaik menyediakan 0,58 mg atau 34%
nilai harian vitamin B2 dalam porsi 100 gram. Ikan berminyak lainnya juga
mengandung vitamin B2 cukup tinggi diantaranya salmon asap (27% nilai harian),
salmon liar (24% nilai harian), tuna dan herring (15% nilai harian) dan salmon
5. Telur
memberikan 0,26 mg atau 15% nilai harian riboflavin. Demikian pula, telur
6. Biji-bijian
Biji-bijian merupakan sumber penting vitamin dan mineral. Biji wijen
adalah sumber terkaya vitamin B2, menyediakan 0,47 mg atau 27% nilai harian
dalam porsi 100 gram. Benih lain yang mengandung vitamin B2 termasuk biji
bunga matahari (6% nilai harian), biji labu (3% nilai harian).
7. Sayuran Hijau
Bayam juga merupakan sumber cukup vitamin B2 dengan porsi 100 gram
menyediakan 0,24 mg atau 14% nilai harian riboflavin. Sayuran hijau lainnya
yang tinggi riboflavin termasuk sayuran bit (24% nilai harian), asparagus (14%
nilai harian), daun kelor (13% nilai harian), collardgreen (12% nilai harian) dan
8. Keju
Keju juga merupakan sumber vitamin B2 yang baik. Ada beberapa jenis
keju dan Keju coklat (Gjetost) adalah yang terbaik dengan porsi 100 gram
riboflavin alkali kristal kuning. Riboflavin larut air, tahan panas, oksidasi dan
asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet. Dalam proses
pemasakan tidak banyak yang rusak.susu cair sebaiknya dikemas dalam karton
larut di dalam air. Asam pantotenat ditemukan pada tahun 1931 oleh kimiawan
Roger J. Williams (1893-1988) selama studinya pada vitamin B kompleks.
Asam pantotenat berasal dari kata pantos (bahasa Yunani) yang berarti
dalam air, alkohol dan dioksan. Sedikit larut di dalam dietil eter dan aseton dan
tidak larut dalam benzena dan kloroform. Asam pantotenat bersifat higroskopik
dan tidak stabil. Asam pantotenat lebih stabil dalam garam natrium dan garam
kalsium yang disintesis secara kimiawi dan farmasi terutama dalam preparasi
multivitamin padat dan sebagai zat tambahan dalam bebrapa makanan dan pakan
hewan.
pembentukan hormon.
Pengendali stres akibat migrain, sindrom lesu kronis dan gangguan emosi
umumnya lebih kurang stabil dibanding vitamin yang larut dalam lemak (Ghosh,
2013). Asam pantotenat stabil dalam kondisi netral tetapi langsung rusak dengan
pemanasan dalam larutan asam atau basa. Asam pantotenatsecara hidrolitik pecah
menghasilkan asam pantoat dan garamnya dan -alanin. Dalam larutan yang
asam, asam pantoat spontan secara terus menerus menghasilkan satu molekul air
pantoil lakton atau pantolakton (Shibata dan Fukuwatari, 2013). Asam pantotenat
dalam makanan terdegradasi dari waktu ke waktu. Contohnya pada suatu studi,
jus buah yang ditempatkan pada suhu ruangan selama seminggu kehilangan
sekitar 20% dari kandungan asam pantotenat aslinya. Tentara Belanda melaporkan
Asam pantotenat sangat mudah rusak oleh asam, alkali dan perubahan
temperatur. Tingkat kerusakan asam pantotenat yang terjadi pada saat pengolahan
dengan cara memasak makanan dengan waktu yang tidak terlalu lama,
2.3.4 Niasin
penyelidik penyakit ini, dia mengatakan bahwa penyakit ini ada karena adanya
defisiensi protein atau asam amino. Oleh karena itu dia menyimpulkan bahwa
tinggi.
sesudah diberi beberapa dosis triptofan. Triptofan ternyata adalah prekursor dari
niasin.
Triptofan merupakan asam amino pembatas dari jagung. Bila penduduk makan
jagung tanpa tambahan sumber protein bermutu tinggi akan mengalami tanda-
tanda pellagra.
istilah generik untuk asam nikotinat dan turunan alaminya nikotinamida (niasin
amida). Niasin atau asam nikotinat merupakan kristal putih, yang lebih stabil dari
tiamin dan riboflavin. Kristal-kristal ini melebur pada suhu 235-237 oC.
Niasin tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali, dan oksidasi.
Niasin tidak rusak oleh pengolahan dan pemasakan normal, kecuali kehilangan
melalui air masakan yang dibuang. Niasin mudah diubah menjadi bentuk aktif
nikotinamida.
Fungsi Niasin
lainnya
mg BAHAN MAKANAN
13,0 Jagung
9,7 Beras
7,6 Terigu
6,5 Tepung terigu
5,8 Kacang-kacangan
2,4 Kacang tanah
2,2 Biji-bijian
8,0 Sayur daun-daunan
Niasin tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali dan oksidasi. Oleh karena
itu, niasin termasuk salah satu vitamin yang aman terhadap proses penyimpanan
dan pengolahan makanan. Niasin tidak akan hilang dalam proses pemasakan dan
tersebut yang besarnya bervariasi. Selain jenis bahan, kadar vitamin juga
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
keadaan lingkungan seperti keadaan yang terlalu asam dan basa, proses
baik.
2.2 Saran
Dari tugas makalah ini, alangkah lebih baik jika makalah ini dapat dijadikan
referensi dari materi-materi yang berhubungan dengan pangan dan mata kuliah
DAFTAR PUSTAKA
Triana V., 2006, Macam-Macam Vitamin dan Fungsinya dalam Tubuh Manusia,