Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN

DAN KESEHATAN KERJA DI PT KERISMAS WITIKCO MAKMUR


BITUNG

JURNAL

OLEH :
ALFRED BILLY WUON
080112081

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2013
Wuon, Alfred. Analisis Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di
PT Kerismas Witikco Makmur Bitung. Skripsi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi. Pembimbing : (I) Prof. dr. Jootje
M. L. Umboh, MS (II) dr. Paul A. T. Kawatu, MSc (III) dr. Woodford B.
S. Joseph, MSc

ABSTRAK

Dalam UU No. 13 Tahun 2003 Pasal 87 Ayat 1 Tentang Ketenagakerjaan


dinyatakan bahwa Setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam upaya
meminimalkan kecelakaan kerja di PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung (PT.
KWMB).
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pengumpulan data secara in-depth interview. Informan terdiri dari manajemen
perusahaan, Pemerintah setempat, dan Serikat Pekerja. Variabel penelitian yaitu
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja meliputi Komitmen dan
Kebijakan, Perencanaan, Penerapan, Pengukuran dan Evaluasi, dan Tinjauan
Ulang. Untuk menetapkan keabsahan data dilakukan teknik triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan Komitmen dan kebijakan di PT KWM
Bitung belum berdasarkan Permenaker No. 05/Men/1996 Lamp. 1 Poin 1 dimana
perusahaan belum menempatkan organisasi ataupun seorang ahli keselamatan
dan kesehatan kerja (K3), perencanaan K3 di PT KWMB juga belum sesuai
dengan Permenaker No. 05/Men/1996 Lamp. 1 Poin 2 dimana perusahaan belum
menetapkan tujuan dan sasaran program K3 yang terdokumentasikan, penerapan
SMK3 diperusahaan yang sudah dilakukan dalam perlindungan keselamatan para
pekerja yaitu berupa pengadaan sejumlah alat pelindung diri sebagai upaya teknis
pencegahan kecelakaan kerja, sedangkan tinjauan ulang SMK3 di PT KWMB
juga belum berdasarkan Permenaker No. 05/Men/1996, dimana perusahaan belum
melakukan Audit SMK3.
Perusahaan disarankan agar membentuk organisasi K3 dalam struktur
organisasi di perusahaan atau menempatkan karyawan yang kompeten dibidang
K3 berdasarkan Permenaker No. 05/Men/1996 Lamp. 1 Poin 1, dan bagi Para
karyawan disarankan untuk lebih meningkatkan kesadaran akan pentingnya K3
dan mematuhi segala peraturannya.

Kata kunci : Sistem Manajemen Kselamatan dan Kesehatan Kerja.

i
Wuon, Alfred. Analysis of the Safety Management and health work System
In PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung. Essay. Public Health Faculty.
Sam Ratulangi University. Supervisor: (I) Prof. dr. Jootje M. L. Umboh,
MS (II) dr. Paul A. T. Kawatu, MSc (III) dr. Woodford B. S. Joseph, MSc

ABSTRACT

UU No. 13 tahun 2003 Pasal 86 Ayat 1 and 2 which states "Every worker/laborer
have the right to protection of: occupational safety and health; morals and
decency, and treatment in accordance with human dignity and religious values.
The purpose of this research is to describe the implementation of the Occupational
Safety and Health Management System an effort to minimize accidents in PT.
Kerismas Witikco Makmur Bitung (PT KWMB).
This study uses qualitative research methods where to collect the data by
in-depth interviews. Based tripartite, informants in this study consisted of three
parties, namely the firm, local governments, and unions. Research variables in this
study are safety and health management system of work that includes
commitment and Policy, Planning, Implementation, Measurement and Evaluation,
and Revisited. To establish the validity of the data, conducted the examination
techniques through several activities, namely the technique of triangulation.
The results showed that commitment and policy on PT KWM Bitung not
based on Permenaker No. 05/Men/1996 Lamp. 1 Poin 1, where in this case the
company has not put the organization of the Safety Management and health
work in their company, planning K3 in Kerismas Witikco Makmur PT Bitung is
also not in accordance with Permenaker No. 05/Men/1996 Lamp. 1 Poin 2 where
in this case the company has yet to establish goals and objectives are documented
K3 program, implementation the company already has commitments and policies
that have made the company K3 safety protection of workers in the form of
provision of self safety tools as a technical effort in the company's accident
prevention, measurement and evaluation in the company SMK3 not based
Permenaker No. 05/Men/1996 or in this case has not appeared in the form of a
statement or commitment letters and documents concerning the measurement and
evaluation of SMK3 in the company, while the review of SMK3 in PT Kerismas
Witikco Makmur Bitung is still not based on Permenaker No. 05/Men/1996,
where the company havent do the audits of SMK3.
Recommended that companies establish K3 organization in the
organizational structure in the company in the form of placing competent
employees in the field K3 based exist from perudang-undangan, employees are
advised that in addition to further raise awareness of the importance of K3 and
obey all the rules.

Keywords: The Safety Management And Health Work System

i
BAB I. PENDAHULUAN Dalam UU No. 13 Tahun
2003 Pasal 87 Ayat 1 Tentang
1.1 Latar Belakang Ketenagakerjaan dinyatakan bahwa
Berdasarkan data kecelakaan kerja Setiap perusahaan wajib
PT. Jamsostek cabang bitung yang menerapkan Sistem Manajemen
bertempat di kantor dinas tenaga Keselamatan dan Kesehatan Kerja
kerja kota bitung, dari 98.711 kasus (SMK3) yang terintegrasi dengan
kecelakaan kerja dari tahun 2007 sistem manajemen perusahaan.
sampai tanggal 24 april 2013 Selanjutnya ketentuan mengenai
terdapat sebanyak 1112 kasus penerapan Sistem Manajemen
kecelakaan kerja yang terjadi di Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sulawesi Utara, berdasarkan data (SMK3) diatur dalam Permenaker
Jamsostek di tahun 2010 sebanyak RI. No. Per. 05/MEN/1996 pasal 3
6.647 tenaga kerja (6,73%) ayat 1 dan 2 tentang Sistem
diantaranya mengalami cacat. Ini Manajemen Keselamatan dan
terbagi atas 61,1 % cacat fungsi, Kesehatan Kerja (SMK3) yang
38,36 % cacat sebagian, dan 0,54 % menyatakan bahwa Setiap
cacat total. Hampir setiap hari kerja, perusahaan yang mempekerjakan
lebih dari 27 tenaga kerja mengalami tenaga kerja sebanyak 100 orang atau
cacat. Dan untuk riwayat kecelakaan lebih dan atau mengandung potensi
kerja di PT. Kerismas Witikco bahaya yang ditimbulkan oleh
Makmr Bitung menurut PT. karakteristik proses atau bahan
Jamsostek cabang Kota Bitung produksi yang dapat mengakibatkan
terdapat 40 kasus kecelakaan kerja di kecelakaan kerja seperti peledakan,
perusahaan tersebut dari tahun 2007 kebakaran, pencemaran lingkungan
sampai pada tangal 24 april 2013, dan penyakit akibat kerja wajib
adapun berdasarkan data jaminan menerapkan Sistem Manajemen
kecelakaan kerja (JKK) PT. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Jamsostek cabang Bitung ditinjau (SMK3) (Syartini, 2010).
dari biaya penyembuhan karyawan Pentingnya keselamatan dan
yang pernah cidera di PT. Kerismas kesehatan kerja di PT. Kerismas
Witikco Makmur Bitung rata-rata Witikco Makmur Bitung adalah
biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk meminimalisir terjadinya
dalam upaya pengobatan karyawan kecelakaan kerja serta meningkatkan
masih dibawah ukuran pembiayaan produktivitas kerja perusahaan.
cidera serius (Jamsostek, 2013).
Berdasarkan undang-undang 1.2 Rumusan Masalah
No.13 Tahun 2003 Pasal 86 Ayat 1 Bagaimana penerapan sistem
dan 2, maka perusahaan harus manajemen keselamatan dan
mempersiapkan sarana dan prasarana kesehatatn kerja (SMK3) yang telah
sebagai upaya pencegahan dilakukan di PT. Kerismas Witikco
kecelakaan kerja dan program- Makmur Cabang Bitung ?
program yang dapat mengurangi
angka kecelakaan kerja di 1.3 Tujuan Penelitian
perusahaan. Salah satu programnya 1.3.1 Tujuan Umum
adalah program keselamatan dan Untuk menganalisis pelaksanaan
kesehatan kerja para tenaga kerja. SMK3 dalam upaya meminimalkan

1
kecelakaan kerja di PT. Kerismas 1. Menurut Mangkunegara,
Witikco Makmur Cabang Bitung. Keselamatan dan Keselamatan
1.3.2 Tujuan Khusus Kerja adalah sesuatu pemikiran
1. Untuk mengetahui komitmen dan dan upaya untuk menjamin
kebijakan pihak manajemen keutuhan dan kesempurnaan baik
terhadap SMK3 di PT. Kerismas jasmaniah maupun rohaniah
Witikco Makmur Bitung. tenaga kerja pada khususnya, dan
2. Untuk mengetahui perencanaan manusia pada umumnya, hasil
SMK3 di PT. Kerismas Witikco karya dan budaya untuk menuju
Makmur Bitung. masyarakat adil dan makmur.
3. Untuk mengetahui penerapan 2. Jackson, menjelaskan bahwa
program SMK3 di PT. Kerismas Kesehatan dan Keselamatan
Witikco Makmur Bitung. Kerja menunjukan kepada
4. Untuk mengetahui pelaksanaan kondisi-kondisi fisiologis-fisikal
pengukuran dan evaluasi dan psikologis tenaga kerja yang
program SMK3 di PT. Kerismas disediakan oleh perusahaan.
Witikco Makmur Bitung. 3. Menurut Sumamur,
5. Untuk mengetahui tinjauan ulang Keselamatan dan Kesehatan
terhadap program SMK3 yang Kerja merupakan rangkaian
telah dilakukan di PT. Kerismas usaha untuk menciptakan suasana
Witikco Makmur Bitung. kerja yang aman dan tentram
bagi para karyawan yang bekerja
1.4 Manfaat Penelitian di perusahaan yang bersangkutan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Dengan demikian kesehatan
memberi manfaat sebagai berikut : kerja merupakan spesialisasi dalam
1. Hasil penelitian ini dapat menjadi ilmu kesehatan/kedoteran beserta
masukan kepada pihak prakteknya yang bertujuan agar
pengambil keputusan perusahaan pekerja/masyarakat pekerja
dalam meningkatkan derajat K3 memperoleh derajat kesehatan
di perusahaan. sebaik-baiknya (dalam hal
2. Menjadi bahan bacaan bagi dimungkinkan; bila tidak, cukup
peniliti selanjutnya di bidang derajat kesehatan yang optimal),
kesehatan. fisik, mental, emosional, maupun
3. Menambah ilmu pengetahuan sosial dengan opaya promotif,
mahasiswa Fakultas Kesehatan preventif, kuratif, dan rehabilitatif
Masyarakat Universitas Sam terhadap penyakit/gamgguan
Ratulangi Manado. kesehatan yang di akibatkan oleh
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA pekerjaan ada/atau lingkungan kerja,
serta terhadap penyakit pada
umumnya. Jelas sifat-sifat kesehatan
2.1 Pengetian dan Tujuan kerja yaitu (Sumamur, 2009):
Keselamatan dan Kesehatan 1. Sasaran adalah manusia
Kesehatan kerja 2. Bersifat medis/ kesehatan
2.2.1 Pengertian Keselamatan dan 2.2.2 Tujuan Keselamatan dan
Kesehatan kerja Kesehatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja Hakekat dan tujuan dari keselamatan
dalam beberapa definisi diantaranya dan kesehatan kerja (K3) yaitu
adalah (Kawatu 2012): (Sumamur, 2009) :

2
1. Sebagai alat untuk mencapai menyebutkan bahwa SMK3 adalah
derajat kesehatan tenaga kerja bagian dari sistem manajemen secara
seoptimal mungkin (dalam hal keseluruhan meliputi struktur
tertentu mungkin setinggi- organisasi, perencanaan, tanggung
tingginya, seandainya kondisi jawab, pelaksanaan, prosedur,
yang diperlukan cukup proses, dan sumber daya yang
memadai), pada pekerja/buruh, dibutuhkan bagi pengembangan,
petani, nelayan, pegawai negeri, penerapan, pencapaian, pengkajian
pengusaha dan non-ekonomi dan pemeliharaan kebijakan K3
formal, informal serta non dalam rangka pengendalian resiko
formal; dengan demikian yang berkaitan dengan kegiatan kerja
dimasudkan untuk tujuan guna terciptanya tempat kerja yang
menyejahterakan tenaga kerja; aman, efisien dan produktif.
2. Sebagai alat untuk meningkatkan Setiap perusahaan yang
produksi dan produktivitas, yang mempekerjakan tenaga kerja
berlandaskan kepada perbaikan sebanyak 100 orang atau lebih dan
daya kerja dan produktivitas atau mengandung potensi bahaya
faktor manusia dalam produksi. yang ditimbulkan oleh karakteristik
Oleh karena hakekat tersebut proses atau bahan produksi yang
selalu sesuai dengan maksud dan dapat mengakibatkan kecelakaan
tujuan pembangunan di dalam suatu kerja seperti peladakan, kebakaran,
negara atau masyarakat atau pencemaran dan penyakit akibat
perusahaan, maka K3 senantiasa kerja wajib menerapkan SMK3.
harus dimanfaatkan dalam setiap (Permenaker No. ]5/ MEN/ 1996
prosespem bangunan dan pasal 3)
pengembangan masyarakat Dalam penerapan SMK3
(Sumamur, 2009). perusahaan wajib melaksanakan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut
2.2 Sistem Manajemen (pasal 4 ayat 1) :
Keselamatan Dan Kesehatan 1. Menetapkan kebijakan K3 dan
Kerja (SMK3) menjamin komitmen terhadap
Sistem Manajemen Keselamatan dan penerapan SMK3.
Kesehatan Kerja (SMK3) meliputi 2. Merencanakan pemenuhan
struktur organisasi, perencanaan, kebijakan, tujuan dan sasaran
tanggung jawab, pelaksanaan, penerapan SMK3.
prosedur, proses dan sumberdaya 3. Menerapkan kebijakan secara
yang dibutuhkan bagi efektif dengan mengembangkan
pengembangan, penerapan, kemampuan dan mekanisme
pencapaian, pengkajian dan pendukung yang diperlukan
pemeliharaan kebijakan keselamatan untuk mencapai kebijakan, tujuan
dan kesehatan kerja dalam rangka dan sasaran K3.
pengendalian resiko yang berkaitan 4. Mengukur, memantau dan
dengan kegiatan kerja guna mengevaluasi kinerja K3 serta
terciptanya tempat kerja yang aman, melakukan tindakan perbaikan
efisien dan produktif (Anonimous, dan pencegahan.
2013). 5. Meninjau secara teratur dan
Peraturan Menteri Tenaga meningkatkan pelaksanaan
Kerja Nomor 05/ MEN/ 1996 pasal 1 SMK3 secara

3
berkesinanmbungan dengan Perusahaan harus memebuat
tujuan meningkatkan kinerja K3. perencanaan yang efektif guna
Langkah-langkah dalam mencapai keberhasilan penerapan
mengembangkan sistem manajemen dan kegiatan Sistem Manajemen K3
Keselamatan dan Kesehatn Kerja dengan sasaran yang jelas dan dapat
dapat diuraikan sebagai berikut diukur.
(Azmi, 2008) : 5. Penerapan SMK3.
1. Peraturan PerUndang-Undangan Perusahaan harus menyediakan
dan Standar. personil yang memiliki kualifikasi,
Sebelum implementasi harus sarana yang memadai sesuai sistem
diidentifikasi semua peraturan Manajemen K3 yang diterapkan
perUndang-Undangan dan standar dengan membuat prosedur yang
K3 yang berlaku dalam perusahaan dapat memantau manfaat yang akan
yang bersangkutan. Sebaiknya didapat maupun biaya yang harus
dibentuk tim untuk dikeluarkan.
mendokumentasikan peraturan 6. Mengukur dan memantau hasil
perUndang-Undangan dan standar pelaksanaan, dengan
K3. Dari hasil identifikasi ini menggunakan standar yang telah
kemudian disusun Peraturab K3 ditetapkan terlebih dahulu.
perusahaan dan Pedoman Ada dua macam ukuran yang dapat
pelaksanaan K3. Praktek pada digunakan yaitu ukuran bersifat
banyak perusahaan, peraturan reaktif yang didasarkan pada
keselamatan dan kesehatan kerja kejadian kecelakaan dan ukuran yang
dicetak dalam bentuk buku saku bersifat proaktif, karena didasarkan
yang selalu dibawa oleh tenaga kerja, kepada upaya dari keseluruhan
agar setiap pekerja memahami sistem.
peraturan dan persyataratan lainnya. 7. Melakukan audit dan meninjau
2. Menetapkan Kebijakan K3 ulang secara menyeluruh (Azmi,
Perusahaan. 2008).
Yaitu pernyataan mengenai
komitmen dari organisasi untuk 2.3 Manfaat Penerapan SMK3
melaksanakan semua ketentuan K3 Pengaruh positif terbesar yang diraih
yang berlaku sesuai dengan operasi akibat penerapan manajemen K3
perusahaan, melindungi keselamatan pada sistem manajemen perusahaan
dan kesehatan semua pekerja adalah adanya pengurangan angka
termasuk kontraktor dan stacholder kecelakaan kerja dan penyakit akibat
lainnya seperti pelanggan dan kerja. Selain itu, beberapa manfaan
pemasok. lain dari penerapan manajemen K3
3. Mengorganisasikan. adalah (Kawatu, 2012) :
Untuk melaksanakan kebijakan K3 1. Memberikan kepuasan dan
secara efektif dengan peran serta meningkatkan loyalitas pekerja
semua tingkatan manajemen dan terhadap perusahaan, karena
pekerja. Bagaimana Top Manajemen adanya jaminan keselamatan dan
menempatkan organisasi K3 di kesehatandalam kerja;
perusahaan serta dukungan yang 2. Menunjukan bahba sebuah
diberikan merupakan pencerminan perusahaan telah beritikad baik
dari komitmen terhadap K3. dalam mematuhi peraturan
4. Menerapkan SMK3. perudangan, sehingga dapat

4
beroperasi secara normal tanpa 3. Belum pernah dilakukan
menghadapi kendala dari segi penelitian tentang SMK3 di PT.
ketenagakerjaan; Kerismas Witikco Makmur
3. Mencegah terjadinya kecelakaan, Bitung.
kerusakan, atau sakit akibat kerja, 3.2.2 Waktu penelitian
sehingga perusahaan tidak perlu Penelitian ini dilakukan pada bulan
mengeluarkan biaya yang Oktober 2012 sampai bulan Maret
ditimbulkan oleh kejadian 2013.
tersebut;
4. Menciptakan adanya aktivitas 3.3 Informan
dan kegiatan yang terorganisir, Informan diperlukan untuk
terarah, dan berada dalam koridor memperoleh berbagai informasi yang
yang teratur, sehingga organisasi diperlukan oleh peneliti.
dapat berkonsentrasi melakukan
peningkatan sistemm 3.4 Variabel Penelitian
anajemennyadibandingkan Variabel penelitian dalam penelitian
melakukan perbaikan terhadap ini yaitu sistem manajemen
permasalahan-permasalahan yang keselamatan dan kesehatan kerja
terjadi; serta yang meliputi Komitmen dan
5. Meningkatkan kepercayaan dan Kebijakan, Perencanaan, Penerapan,
kepuasan pelanggan, karena Pengukuran dan Evaluasi, dan
tenaga kerja dapat bekerja Tinjauan Ulang.
optimal, kemudian meningkatkan
kualitas produk dan jasa yang 3.5 Definisi Operasional
dihasilkan. 1. SMK3 adalah suatu sistem K3 di
perusahaan yang melibatkan
unsur manajemen, tenaga kerja
BAB III. METODE PENELITIAN dan lingkungan kerja untuk
mengurangi kecelakaan kerja
3.1 Jenis Penelitian atau penyakit akibat kerja di PT.
Penelitian ini menggunakan metode Kerismas Witikco Makmur
penelitian kualitatif dengan Bitung.
pengumpulan data secara In-depth 2. Komitmen / kebijakan K3 adalah
Interview (wawancara mendalam) tekad, keinginan dan pernyataan
(Rahmat, 2009). tertulis pengusaha atau pengurus
dalam pelaksanaan K3 di PT.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Kerismas Witikco Makmur
3.2.1 Lokasi penelitian Bitung.
Penelitian ini dilakukan di PT. 3. Perencanaan K3 adalah suatu
Kerismas Witikco Makmur Bitung perencanaan guna mencapai
dengan pertimbangan : keberhasilan penerapan SMK3
1. PT. Kerismas Witikco Makmur dengan sasaran yang jelas dan
Bitung telah menerapkan upaya- dapat diukur di PT. Kerismas
upaya meminimalisir kecelakaan Witikco Makmur Bitung.
kerja. 4. Penerapan K3 adalah
2. Adanya dukungan dari pelaksanaan K3 di perusahaan
perusahaan untuk melakukan yang meliputi jaminan
penelitian ini. kemampuan, kagiatan

5
pendukung, identifikasi sumber yang relah ada. Bila peneliti
bahaya, penilaian dan melakukan pengumpulan data
pengendalian resiko di PT. dengan triagulasi, maka sebenarnya
Kerismas Witikco Makmur peneliti mengumpulkan data
Bitung. sekaligus menguji kredibilitas data,
5. Pengukuran dan evaluasi K3 yaitu mengecek kredibilitas data
adalah sistem pengukuran, dengan berbagai teknik pengumpulan
pemantauan dan evaluasi data dan berbagai sumber data
terhadap pelaksanaan SMK3 di (Sugiono, 2009). Adapun triangulasi
PT. Kerismas Witikco Makmur yang dilakukan ialah :
Bitung. 1. Wawancara mendalam (In-depth
6. Tinjauan ulang K3 adalah suatu Interview) yaitu percakapan atau
tinjauan kembali dari tanya jawab untuk menggali
pelaksanaan K3 untuk menjamin suatu informasi tertentu.
kesesuaian dan keefektifan di PT. 2. Observasi yaitu mengamati
Kerismas Witikco Makmur secara langsung kegiatan yang
Bitung. dilakukan oleh PT. Kerismas
Witikco Makmur Bitung.
3.6 Metode pengumpulan data 3. Studi Dokumentasi yaitu dengan
3.6.1 Data Primer mengamati setiap dokumen-
Data primer ini berupa data dokumen mengenai sistem
pernyataan informan tentang manajemen keselamatan dan
penerapan sistem manajemen K3 di kesehatan kerja yang dimiliki
perusahaan, yang diperoleh dari hasil oleh PT. Kerismas Witikco
wawancara dan pendataan langsung Makmur.
di PT. Kerismas Witikco Makmur
Bitung.
3.6.2 Data Sekunder BAB IV. HASIL PENELITIAN
Data sekunder ini berupa profil
perusahaan, struktur organisasi, data 4.1.1 Komitmen dan Kebijakan
karyawan, beserta dokumen K3 yang 4.1.1.1 Kepeminpinan dan
ada di PT. Kerismas Witikco Komitmen
Makmur Bitung. Hasil wawancara menunjukan SMK3
di PT. KWMB sepenuhnya diatur
3.7 Instrumen Penelitian dan dikoordinir oleh Manajer Umum
Instrumen dalam penelitian ini perusahaan. Sekalipun tidak
adalah peneliti sendiri. memiliki organisasi K3 yang
terstruktur, Manajer Umum selaku
3.8 Analisis Data pengelola SMK3 di perusahaan
Untuk menetapkan keabsahan data, melakukan kerjasama dengan pihak
dilakukan teknik pemeriksaan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota
melalui beberapa kegiatan yaitu Bitung dalam upaya meminimalisir
dengan triangulasi. Dimana dalam kecelakaan kerja. Di bawah ini
teknik pengumpulan data, triagulasi merupakan hasil wawancara dari
diartikan sebagai teknik informan manajer umum atau HRD
pengumpulan data yang bersifat perusahaan dan hasil wawancara dari
menggabungkan dari berbagai teknik informan HRD Cabang Manado
pengumpulan data dan sumber data mengenai SMK3 di PT. KWMB.

6
APD yang sudah tersedia
kami sudah menjalankan (Informan H2)
program K3 sejak tahun
1986. Adapun sistem Berdasarkan hasil wawancara
manajemen K3 di perusahaan dengan HRD dan HRD cabang
ini sepenuhnya dikoordinir Manado perusahaan. Sekalipun tidak
langsung oleh saya selaku memiliki organisasi internal
HRD perusahaan. Secara mengenai K3, berdasarkan penilaian
internal perusahaan ini tidak resiko kemungkinan-kemungkinan
memiliki divisi khusus di terjadinya kecelakaan akibat kerja.
dalam struktur organisasi Pihak perusahaan memiliki upaya
perusahaan yang mengatur meminimalisir kecelakaan akibat
tentang K3, namun, kami kerja dengan melakukan kerjasama
melakukan kerja sama dengan pihak Dinas Tenaga Kerja
dengan pihak Disnaker Kota Kota Bitung mengenai pelaksanaan
Bitung dalam melaksanakan SMK3. Seperti pada hasil
program K3, yang dimana dokumentasi pada gambar. 2 di atas
bagi petugas yang bekerja perusahaan sudah memiliki fasilitas
pada mesin produksi galvanis berupa spanduk K3 di perusahaan.
tetap diwajibkan untuk
menggunakan alat-alat
pelindung diri, dan juga pada
beberapa titik berbahaya
kami telah meletakan tanda-
tanda bahaya bagi karyawan.
Yang kesemuanya itu adalah
standar dari yang telah
ditetapkan oleh pihak Dinas
Tenaga Kerja Kota Bitung
ketika selesai melakukan
pengamatan disini (Informan
H1) Gambar 3. Bonus Cuti Karyawan

perusahaan ini tentunya Berdasarkan gambar di atas


memiliki tinjauan awal dalam sesuai dengan peraturan pemerintah
K3. Yaitu dalam memamntau yang berlaku perusahaan juga
keperluan-keperluan apa saja memberikan hak dalam peberian
yang di perlukan dalam bonus cuti terhadap karyawan di PT.
memenuhi persyaratan- KWMB.
persyaratan K3. Dengan
dilakukannya peninjauan
awal bersama pihak Dinas
Tenaga Kerja, kami sudah
memfasilitasi karyawan
dengan fasilitas-fasilitaS K3
seperti yang saudara sudah
lihat saat ini, dimulai dari
pengadaan spanduk serta

7
penyediaan anggaran
mengenai K3 di perusaaan
tetap ada dalam rencana
anggaran belanja kami.
Anggaran-anggaran tersebut
merupakan kebijakan sendiri
dari pihak perusahaan dalam
pengadaan APD dan fasilitas-
fasilitas lainnya mengenai
K3, kebijakan-kebijakan
Gambar 4. Pengadaan APD tersebut juga berdasarkan
(Sarung Tangan) hasil kerjasama kami dengan
pihak Disnaker (Informan
Selain itu dengan adanya H2)
kerjasama antara perusahaan dengan
Dinas Tenaga Kerja Kota Bitung
tersebut, di dalam Rencana Kerja
Anggaran Belanja (RKAB)
perusahaan, selain dalam
pembelanjaan bahan baku dan
kepentingan-kepentingan
Gambar 5. Penyediaan APD
perusahaan, perusahaan juga
Perusahaan
memasukan rencana anggaran untuk
sarana-sarana lain yang diperlukan
Berdasarkan hasil observasi
termasuk pengadaan APD,
dan dokumentasi, pihak perusahaan
pemberian hak cuti bagi karyawan
sudah memfasilitasi setiap karyawan
seperti pada gambar. 3 di atas dan
melalui pengadaan APD beserta
sarana-sarana lain dalam K3. Di
spanduk dan peringatan-peringatan
bawah ini merupakan hasil
mengenai K3 pada gambar 2, 3, 4, 5
wawancara dengan HRD perusahaan
dan 6. Hal ini menunjukan adanya
dan HRD cabang Manado mengenai
upaya perusahaan dalam
penyediaan anggaran tenaga kerja
meminimalisir kecelakaan kerja di
dan sarana-sarana lain dalam K3.
perusahaan.
untuk penyediaan anggaran
disini kami mengadakan
pengadaan anggaran
mengenai APD sebanyak dua
kali dalam setahun yaitu di
bulan juni dan desember,
adapun APD yang termasuk Gambar 6. Penyediaan Sarana
dalam anggaran kami terdiri K3
dari safety shoes, helm,
sarung tangan, dan fasiltas- Penempatan personel sudah
fasilitas lain tentang K3 sesuai dengan kompetensi mereka di
(H1) bidang masing-masing. Salahsatu
informan yang ditempatkan dibagian

8
produksi, awalnya sekalipun belatar mesin, yang sama-sama
belakang pendidikan dibagian mesin, ditempatkan di mesin
mengaku belum paham dalam pembentuk seng galvanis
menjalankan tugasnya di perusahaan perusahaan ini. Dan
khususnya dalam pengguaan mesin semuanya memulainya
galvanis. Berdasarkan pengakuan sambil belajar disini, dan
Manajer beserta sejumlah karyawan kami bisa.(Informan K1)
melalui wawancara di lapangan, di
indonesia belum tersersedia saya yang memiliki latar
pendidikan khusus dibidang belakang sebagai skretaris
penggunaan mesin galvanis sehingga ditempatkan sebagai
pihak perusahaan memberikan masa sekretaris manajer, dan saya
penyesuaian terlebih dahulu terhadap rasa perusahaan sudah tepat
personel baru dalam penggunaan dalam menenempatkan setiap
mesin. Sedangkan untuk bagian personel di perusahaan
administrasi salahsatu informan ini(Informan K2)
mengaku ditempatkan sesuai dengan
kompetensi yang ia milik.
Setiap informan yang telah di
..karyawan-karyawan disini wawancarai mengaku mamahami
ditempatkan pada posisi dan mematuhi peraturan dan
berdasarkan pendidikan kebijakan K3 yang telah di tetapkan
terakhir mereka masing- oleh perusahaan. Pada kenyataanya
masing. Yang dengan berdasarkan hasil observasi berserta
demikian kami dapat dokumentasi langsung di lapangan
menempatkan mereka ditemukan bahwa semua karyawan
berdasarkan kompetensi tidak mengenakan helm pada saat
mereka. Tetapi secara khusus bertugas. Di pihak lain manajer
dalam bidang produksi, umum bahkan direktur perusahaan
saudara tahu sendiri bahwa sendiri tidak mengambil tindakan
tidak ada pendidikan khusus dalam menanggapi hal tersebut.
terhadap spesialisasi
penguasaan mesin galvanis, semua aturan mengenai K3
setiap karyawan baru perlu menyangkut keselamatan
melakukan penyesuaian karyawan perusahaan yang
dalam bidang itu (Informan tentunya juga berdampak
H1) positif bagi kami pihak
manajer perusahaan. Kami
penempatan saya di mesin selalu berusaha melakukan
galvanis ini awalnya belum yang terbaik bagi perusahaan
sesuai kemampuan saya dan selalu kami buktikan
namun saya berhasil dengan tidak hanya
menyesuaikan diri dua bulan memahaminya juga harus
lebih dalam penguasaan mematuhinya.(Informan K1)
mesin disini, saya bersama
beberapa teman lainya adalah seluruh karyawan di
lulusan STM dan beberapa perusahaan memahami juga
lainnya Diploma bagian

9
mematuhi peraturan K3 yang yang berada di bawah mesin hanggar
ada.( Informan K2) pengangkut seng beserta pengendali
hanggar ditemukan tidak
sebagai petugas di bagian mengenakan helm pada saat
mesin galvanis, saya tentunya menjalankan tugasnya, begitupun
benar-benar mematuhi penutup telinga pada gambar 7.
praturan dan kebijakan
perusahaan tentang K3 ini,
karena jika tidak dipatuhi
sama saja dengan merugikan
diri saya. (Informan K1)

ini adalah sarana penting


dalam perusahaan, sekalipun
saya ditugaskan sebagai
sekretaris, saya menilai setiap
karyawan produksi sudah Gambar 6. Proses Pengangkutan
memahami dan sudah Seng
mematuhi peraturan dan
kebijakan K3.(Informan K2) Gambar di atas menunjukan
berlangsungnya proses proses
Setelah melakukan wawacara produksi atap baja galvanis dari
peneliti juga melakukan observasi bahan dasar baja galvanis yang di
dilapangan terlebih khusus cetak menjadi lembaran seng
melakukan pengamatan terhadap kemudian seng yang sudah jadi di
karyawan yang ditempatkan pada angkut dengan mesin Crain sebagai
mesin produksi atap baja galvanis, pengankut, diangkut ke gudang hasil
dimana setiap karyawan tersebut produksi. Dalam sehari perusahaan
mengenakan alat pelindung diri dapat menghasilkan kurang lebih 24.
berupa safety shoes, kaus tangan, dan 000 lembar seng.
masker sesuai dengan prosedur K3 di
perusahaan, namun mengenai
penggunaan helm pada gambar 6,
dan penggunaan penutup telinga
khususnya bagi karyawan yang
terpapar dengan bising yaitu yang
bertugas di dalam ruang produksi
terlebih yang berada pada posisi
paling dekat dengan mesin
ditemukan tidak mengenakannya.
Semua karyawan yang telah
diwawancarai mengaku tidak
nyaman mengenakanya, dalam hal Gambar 7. Karyawan Kru
ini penggunaan helm dan penutup Galvanis
telinga.
Gambar 7. di atas di ambil
Pada gambar 4 di bawah pada saat berlangsungnya proses
menggambarkan sejumlah karyawan produksi atap baja galvanis. Diman
pada gambar tersebut terdapat dua

10
oarang karyawan kru mesin bersama pengadaan APD dan spanduk
satu orang sebagai Cuality Control. K3.(Informan H1)
Sekalipun perusahaan tidak
memiliki organisasi K3 di perusahaan ini tentunya
perusahaan, dengan adanya memiliki tinjauan awal dala
koordinasi dengan pihak Dinas K3. yaitu menilai resiko-
Tenega Kerja Kota Bitung maka resiko bahaya yang bisa
perusahaan telah berupaya terjadi di perusahaan. Dengan
meminimalisir masalah K3 dalam dilakukannya peninjauan
pengadaan fasilitas-fasilat K3 di awal bersama pihak Dinas
perusahaan, sekalipun sebagian Tenega Kerja Kota kami
ketentuan K3 dilanggar oleh faktor sudah memfasilitasi
perilaku karyawan itu sendiri, serta karyawan dengan fasilitas-
minimnya dukungan dari pihak fasilita K3 seperti yang
manajer perusahaan dalam hal saudara sudah lihat saat ini.
pengawasan di lapangan. (Informan H2)
Berdasarkan hasil wawancara
diperoleh bahwa perusahaan Studi dokumentasi tidak
mengaku sudah melakukan menemukan adanya tindakan
peninjauan awal yang dilakukan perusahaan dalam melakukan
dibawah binaan pihak Dinas Tenaga peninjauan terhadap kebijakan K3
Kerja Kota Bitung yang dimana dari dengan membandingkan kabijakan
hasil kerjasama tersebut K3 dengan pedoman lain. Referensi
menghasilkan pedoman dalam keselamatan yang dijalankan di PT
pemenuhan fasilitas-fasilitas K3 KWMB yang diperoleh hanya
yang sudah di implementasikan di melalui ketentuan-ketentuan dari
perusahaan. Untuk lebih mengetahui hasil tinjauan Dinas Tenega Kerja
adanya peninjauan awal yang Kota Bitung.
dilakukan perusahaan, peneliti tidak
memperoleh hasil dokumentasi dalam hal ini perusahaan
mengenai adanya peninjauan awal tidak membandingkan SMK3
tersebut, dalam hal ini berupa perusahaan dengan
dokumen-dokumen perusahaan. perusahaan lain, karna kami
Maka disimpulkan bahwa pikir resiko-resiko bahaya
perusahaan belum melakukan yang ada di perusahaan lain
peninjauan awal secara signifikan punya permasalahan-
mengenai faktor-faktor resiko permasalahan K3 yang
kecelakaan kerja di perusahaan. berbeda (Informan H1)
Adapun hasil wawancara mengenai
peninjauan awal perusahaan sebagai dengan adanya koordinasi
berikut. dengan pihak Dinas Tenaga
Kerja Kota Bitung,
setelah melakukan perusahaan memiliki
koordinasi dengan pihak perencanaan K3 dalam
Dinas Tenaga Kerja Kota pengadaan APD dan sarana-
Bitung maka kami sarana K3 lainnya
mengadakan tinjauan awal di (Informan H2)
perusahaan mengenai

11
4.1.1.2 Kebijakan K3 konsultasikan kepada pihak
Berdasarkan hasil wawancara, PT. DISNAKER. Adapun
KWM sudah mulai menjalankan rencana mengenai K3 kami
upaya meminimalisir kecelakaan dan sudah rangkum dalam
penyakit akibat kerja sejak tahun rencana anggaran yang sudah
1986 yaitu dengan melakukan dilaksanakan dalam rencana
koordinasi dengan Dinas Tenaga anggaran kami seperti
Kerja setempat mengenai upaya K3 rencana anggaran pengadaan
di perusahaan. Komitmen dan APD yang dilakukan di bulan
Kebijakan dalam penerapan juni dan desember setiap
manajemen K3 di PT. KWMB secara tahunnya (Informan H1)
umum belum memadai karena secara
internal tidak memiliki organisasi K3 perencanaan-perencanaan
ataupun menempatkan seorang ahli tersebut sudah termasuk
K3 dalam strukur organisasi. dalam rencara anggaran
Berdasarkan hasil wawancara, perusahaan(Informan H2)
diketahui perusahaan belum
menyusun kebijakan K3 dan
kebijakan lingkunganya secara 4.2.2.1 Perencanaan Identifikasi
tertulis atau signifikan. Bahaya, Penilaian, dan
Pengendalian Resiko
setiap permasalahan K3 Berdasarkan hasil wawancara
perusahaan ini langsung diketahui bahwa secara sigifikan
dikonsultasikan kepada pihak perusahaan juga belum mempunyai
DISNAKER Kota Bitung, prosedur terdokumentasi yang
sekalipun kami tidak mempertimbangkan identifikasi
memiliki kebijakan khusus bahaya dan penilaian resiko, dan
dari perusahaan.(Informan pengendalian resiko. Resiko-resiko
H1) keselamatan tidak diidentifikasi dan
ditinjau sebelumnya terhadap
kami belum memilikinya. pekerjaan-pekerjaan yang akan
Namun kami selalu berada dilakukan.
dibawah pengawasan dan
pembinaan DISNAKER Kota perusahaan belum
Bitung dalam upanya K3 memimiliki perencanaan-
.(Informan H2) perancanaan lebih dalam
mengenai K3 (Informan H1)
4.1.2 Perencanaan
Berdasarkan hasil wawancara 4.2.2.2 Tujuan dan Sasaran
diketahui bahwa perusahaan belum Dari hasil wawancara diperoleh
memiliki perencanaan secara tertulis keterangan bahwa perusahaan juga
atau signifikan mengenai K3 yang belum menetapkan tujuan dan
menjelaskan secara detil bagaimana sasaran proyek K3 yang
bentuk perencanaan tersebut. terdokumentasi.
4.2.2.3 Indikator Kinerja
seperti saya katakan tadi, Berdasarkan hasil wawancara
segala hal mengenai K3 di perusahaan belum memiliki metode
perusahaan ini langsung di indikator kinerja.

12
4.2.2.4 Perencanaan Awal dan Berdasarkan hasil wawancara
Perencanaan Kegiatan yang diketahui perusahaan belum
sedang berlangsung. memiliki prosedur pelaporan.
Berdasarkan hasil wawancara Adapun mekanisme pelaporan yang
perusahaan belum memiliki disusun di perusahaan dilakukan
perencanaan awal dan perencanaan secara langsung dengan penyusunan
kegiatan yang sedang berlangsung. berita acara untuk dimasukan kepada
4.2.3 Penerapan pihak DISNAKER Kota Bitung
4.2.3.1 Jaminan Kemampuan disaat terjadi sebuah insiden.
Dalam rangka meningkatkan jaminan
kemampuan karyawan berdasarkan sistem pelaporan disini
hasil wawancara dan hasil observasi, dilakukan dengan cara
PT. KWMB belum melakukan penanganan langsung,
pelatihan untuk meningkatkan skil dimana ketika adanya insiden
dan kemampuan pekerja melihat dari mengenai K3 kami pihak
tanggung jawabnya, dimana dalam perusahaan memastikan
hal ini perusahaan melakukan seleksi tingkat keseriusan kecelakaan
berdasarkan kriteria-kriteria dulu, kemudian langsung
perusahaan, serta sosialisasi dan melakukan tindakan. Semua
pengenalan dan prosedur-prosedur insiden disini langsung
kerja bagi setiap karyawan khusus dimasukan kedalam berita
untuk bidang produksi. Bagi setiap acara peruahaan yang
karyawan produksi yang masih baru nantinya dimasukan ke
diberikan kesempatan untuk DISNAKER dan pihak rumah
melakukan penyesuaian ataupun sakit (Informan H1)
masa percobaan yang nanti akan
berkembang selama dia bekerja. Hasil observasi serta
dokumentasi menunjukan bahwa
mengenai hal itu kami sistem pelaporan di PT. KWMB
belum melakukan upaya belum nampak bila ditinjau dari
peningkatan-peningakatan adanya dokumen-dokumen
skil, karena setelah menilai mengenai pelaksanaan SMK3 di
kapasitas keryawan perusahaan.
berdasarkan riwayat B. Pendokumentasian
pendidikannya, memberikan
seleksi berdasarkan kriteria-
kriteria perusahaan, serta
mengsosialisasikan dan
menjelaskan prosedur
penggunaan mesin, setiap
karyawan akan langsung
menguasainya sekalipun
memang memerlukan
penyesuan terlebih dahulu
beberapa saat(Informan H1)

4.2.3.2 Kegiatan Pendukung


A. Pelaporan

13
Gambar 8. Laporan Hasil Tenaga Kerja Kota Bitung mengenai
Pelaksanaan UKL/UPL adanya kerjasama antara perusahaan
dengan pihak dinas kerja setempat.
Berdasarkan hasil wawancara
perusahaan belum memiliki sistem PT. KWMB belum dalam
pendokumentasian K3. Semua berita pengawasan kami, karena
acara mengenai insiden K3 perusahaan tersebut belum
diperusahaan langsung dimasukan ke pernah mengadakan
DISNAKER. Adapun hasil pengesahan pemakaian alat,
dokumentasi yang ada mengenai mesin dan instalasi
SMK3 di PT. KWMB hanya berupa berdasarkan ketentuan
Laporan Hasil Pelaksanaan pemerintah. Sementara yang
UKL/UPL yang pernah kami ketahui resiko
diselengggarakan di perusahaan kecelakaan di perusahaan
tersebut pada tahun 2009 pada tersebut cukup tinggi dengan
gambar di atas. peggunaan alat, mesin dan
4.2.4 Pengukuran dan Evaluasi instalasi yang berteknologi
4.2.4.1 Inspeksi dan Pengujian tinggi yang belum melalui
Perusahaan belum melakukan pemeriksaan kami (Informan
evaluasi terhadap SMK3 bahkan D1)
melalui Dinas Tenaga Kerja Kota
Bitung. Hasil wawancara
menjelaskan perusahaan melakukan
evaluasi terhadap SMK3 setiap
setahun sekali, adapun hasil evaluasi
tersebut tidak didukung dengan
adanya dokumen ataupun
dokumentasi dari pihak perusahaan
mengenai tindakan evaluasi tersebut.

untuk evaluasi sendiri kami


lakukan pertahun, adapun
kegiatan tersebut kami Gambar. 9 Perlayanan Pemberian
masukan dalam agenda rapat Pengesahan Pemakaian Alat,
akhir tahun kami yang Mesin Dan Instalasi Di Tempat
didiskusikan dalam rangka Kerja
menilai efisiensi upaya-upaya
K3 di perusahaan(Informan Gambar di atas menunjukan
H1) persyaratan standar k3 yang
diwajibkan oleh Dinas Tenaga Kerja
Hasil wawancara Dengan Kota Bitung dalam memenuhi
Pihak Dinas Tenega Kerja Kota standar K3 di suatu perusahaan
Bitung menunjukan adanya manufaktur yang disebut sebagai
kekeliruan pihak perusahaan atas Perlayanan Pemberian Pengesahan
pengakuan perusahaan dalam Pemakaian Alat, Mesin Dan
hubungan kerja sama dengan pihak Instalasi Di Tempat Kerja
DISNAKER. Berikut ini hasil Hasil wawancara dan
wawancara dengan pihak Dinas dokumentasi menunjukan adanya

14
pelayanan pemberian pengesahan pelanggaran yang dilanggar oleh
pemakaian alat, mesin dan instalasi perusahaan tersebut.
di tempat kerja yang diajukan pihak
Dinas Tenaga Kerja Kota Bitung kami sudah berkali-kali
terhadap perusaan-perusahaan mengajukan surat peringatan
setempat. Dalam hal ini PT. KWMB terhadap PT. KWMB
belum manjalankan proses pengujian mengenai proses pemeriksaan
tersebut yang cenderung menunjukan pemakaian alat, mesin dan
bagaimana fungsi koordinasi dari instalasi di tempat kerja
perusahaan dengan Dinas Tenaga dalam menguji kelayakan,
Kerja setempat belum benar-benar dan resiko-resiko yang dapat
terkoordinasi dengan baik. ditimbulkan dalam proses
Berdasarkan hasil wawancara produksi tersebut. Tetapi
dengan pihak Dinas Tenaga Kerja sampai sekarang kami belum
Kota Bitung, mekanisme pelaporan menerima surat permohonan
yang dilakukan oleh PT KWM dari perusahaan tersebut
belum sesuai prosedur yang telah dalam rangka pemeriksaan
ditetapkan dimana perusahaan belum pemakaian alat, mesin dan
memenuhi peraturan utama dalam instalasi dari perusahaan
rangka pengesahan pemakaian alat, tersebut (informan P)
mesin dan instalasi di tempat kerja
termasuk ketersediaan ahli K3 di 4.2.4.2 Audit SMK3
dalam sruktur organisasi perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Bilamamana terjadi insiden di PT. pihak perusahaan dan pihak Dinas
KWMB, perusahaan hanya Tenaga Kerja Kota Bitung diketahui
memasukan berita acara mengenai bahwa PT. KWMB belum
insiden tersebut terhadap Dinas melakukan audit.
Tenaga Kerja Kota Bitung.
kami belum pernah
mekanisme pelaporan dari melakukan audit(Informan
pihak perusahaan belum H1)
terkoordinir dengan baik,
sekalipun semua berita acara perusahaan-perusahaan
mengenai insiden di PT. lainya sudah melakukan
KWMB tetap dimasukan ke audit, diataranya PT.
pihak kami. Padahal kami Indofood yang letaknya
memiliki mekanisme berdekatan dengan PT.
pelaporan yang terstruktur KWMB dan itu dilakukan
dengan perusahan-perusahaan pertahunya. Kecuali PT.
lain (Informan D1) KWMB, karena belum
sepenuhnya bekerjasama
Berdasarkian hasil dengan kami. Maka mereka
wawancara, pihak dinas tenaga kerja belum pernah melakukan
kota bitung sudah beberapa kali audit (Informan D1)
memberikan surat peringatan
mengenai adanya pelanggaran dalam 4.2.5 Tinjauan Ulang
menjalankan SMK3 di PT. KWMB
dalam menindak lanjuti pelanggaran-

15
Berdasarkan hasil wawancara
diketahui bahwa PT. KWMB belum
melakukan tinjauan ulang.

kami juga belum


menjalankan tinjauan
ulang(Informan H1)

16
BAB V. PEMBAHASAN perusahaan tersebut sejak tahun
2011.
5.1 Karakteristik Informan 5. Informan K2
Wawancara penelitian dilakukan Seorang lulusan sarjana teknik
kepada beberapa informan dari pihak mesin yang telah menyelesaikan
perusahaan yang terdiri dari 1 orang pendidikannya di Institut Teknik
sebagai HRD/Personalia PT. Minahasa (ITM) Tomohon yang
KWMB, 1 orang HRD/Personalia ditugaskan sebagai karyawan kru
PT. KWM cabang Manado, 1 orang mesin galvanis di PT. KWMB
karyawan bagian produksi, 1 yang sudah menjadi pegawai
karyawan sekretaris Factory tetap di perusahaan tersebut dari
Manager di PT KWMB, serta 1 tahun 2009 Sampai sekarang.
orang dari pihak Dinas Tenaga Kerja
Kota Bitung. Wawancara dilakukan 5.2 Penerapan SMK3 di PT.
secara langsung (tatap muka). KWMB
Adapun profile informan penelitian Sesuai dengan PERMENAKER No.
akan diuraikan, sebagai berikut: 05/MEN/1996 pasal 3 ayat 1
1. Informan H1 menyebutkan tentang perusahaan
Seorang lulusan Fakultas Hukum yang mempekerjakan tenaga kerja
di Universitas Samratulangi pada sebanyak seratus orang atau lebih
tahun 2004 yang dimana dan atau mengandung potensi bahaya
sekarang bekerja di PT. KWMB yang ditimbulkan oleh karakteristik
sebagai HRD/Personalia dan proses bahan produksi yang dapat
sudah menjadi pegawai tetap di mengakibatkan kecelakaan kerja
perusahaan tersebut dari tahun seperti peledakan, kebakaran,
2005 sampai sekarang. pencemaran dan penyakit akibat
2. Informan H2 kerja wajib menerapkan Sistem
Seorang yang bertugas sebagai Manajemen Keselamatan dan
HRD/Personalia di PT. KWM Kesehatan Kerja. PT. KWMB
Cabang Manado yang sudah mempekerjakan tenaga kerja
menjadi pegawai tetap di sebanyak 147 karyawan dan
perusahaan tersebut dari tahun mengandung potensi bahaya yang
2006 sampai sekarang. ditimbulkan oleh karakteristik proses
3. Informan D1 produksi yang dapat mengakibatkan
Seorang pegawai negeri sipil kecelakaan kerja serta penyakit
yang ditugaskan di Dinas Tenaga akibat kerja.
Kerja Kota Bitung yang menjabat Hasil penelitian mrnunjukan
sebagai pengawas SMK3 penerapan SMK3 di PT. KWMB
perusahaan-perusahaan yang ada belum sesuai dengan pedoman
di wilayah kota Bitung. SMK3 yang terdapat dalam lampiran
4. Informan K1 1 PERMENAKER No.
Seorang lulusan sarjana muda 05/Men/1996, dimana perusahaan
jurusan sekretaris yang belum memiliki organisasi K3 di
ditempatkan di PT. KWMB perusahaan.
sebagai Sekretaris Factory
Manager di PT. KWMB yang
sudah menjadi pegawai tetap di

17
5.3 Komitmen dan Kebijakan JAMSOSTEK menjadi mitra
5.3.1 Kepemimpinan dan perusahaan tentang jaminan
Komitmen kesehatan karyawan.
Proses produksi yang ada di Hasil observasi di PT KWMB
perusahaan ini identik dengan menunjukan perusahaan sudah
pekerjaan yang mengoperasikan alat menunjukan upaya-upaya mengenai
berat dengan bekerja di dalam K3 di perusahaan diantaranya adalah
ruangan yang bising, berdebu, cidera pengadaan APD (alat pelindung diri)
akibat sayatan seng, dan cidera serta pengadaan spanduk K3, namun
akibat tertimpa hanggar sehingga upaya tersebut tidak didukung oleh
menimbulkan berbagai perhatian adanya pendokumentasian tentang
yang harus diimplementasikan baik program-program K3 yang sudah
demi keselamatan dan kesehatan dijalankan di perusahaan.
pekerjanya, maupun ergonominya 5.2.2 Tinjauan Awal K3
serta lingkungannya. Permenaker No. 05/Men/1996
Perlindungan keselamatan lampiran 1 poin 1.2 bahwa
pekerja melalui upaya teknis, perusahaan harus melakukan
pengamanan tempat, mesin, peninjauan awal K3 dengan
peralatan dan lingkungan kerja wajib mengidentifikasi kondisi yang ada
diutamakan. Namun kadang-kadang dibandingkan dengan ketentuan
risiko terjadinya kecelakaan masih pedoman pemerintah. Dengan belum
belum sepenuhnya dapat menempatkan organisasi K3 di
dikendalikan, sehingga digunakan dalam perusahaan dan didukung oleh
alat pelindung diri. Ketentuan hasil wawancara terhadap HRD
mengenai alat pelindung diri diatur perusahaan, maka diketahui bahwa
oleh peraturan pelaksanaan Undang- PT. KWMB belum menjalankan
undang No. 1 tahun 1970 yaitu tinjauan awal K3 sesuai dengan
instruksi Menteri tenaga kerja No. Peraturan pemerintah yang berlaku di
Ins. 2/M/BW/BK/1984 tentang Republik Indonesia, termasuk
pengesahan alat pelindung diri Keputusan Presiden Menteri,
(Sumamur, 2009). Peraturan Daerah, serta Peraturan
Berdasarkan hasil wawancara Perundangan lainnya mengenai K3 di
PT. KWMB belum menempatkan perusahaan. Hasil wawancara dengan
seorang ahli K3 di perusahaan sesuai pihak pengawas dalam hal ini Dinas
dengan Permenaker No. Tenaga Kerja Kota Bitung juga
05/Men/1996 lampiran 1 poin 1.1 mendukung mengenai hal ini,
menerangkan bahwa pengurus harus dimana PT. KWMB belum
menunjukkan kepemimpinan dan menjalankan pengesahan pemakaian
komitmen terhadap K3, perusahaan alat, mesin dan instalasi ditempat
menunjukkan komitmennya dengan kerja. Menunjukan bahwa perlunya
menempatkan organisasi K3 pada peningkatan SMK3 di perusahaan
posisi yang dapat menentukan tersebut.
keputusan perusahaan. Adapun
upaya meminimalisir kecelakaan 5.4 Perencanaan
kerja di PT. KWMB dilakukan dalam Pada Permenaker No. 05/Men/1996
bentuk kerjasama yang di koordinir lampiran 1 poin 2 diterangkan bahwa
langsung oleh HRD perusahaan perusahaan harus membuat
dimana dalam hal ini PT perencanaan yang efektif yang

18
memuat tujuan, sasaran dan indikator kualifikasi. Disamping operator
kinerja. PT. KWMB belum mesin yang sudah cukup kompeten,
menetapkan tujuan dan sasaran K3 pengendara kendaraan yang
secara signifikan. Perusahaan juga mempunyai SIM Perusahaan, dan
belum menjabarkan rentang waktu tenaga kerja dibagian administrasi
serta tanggung jawab untuk yang umumnya bersertifikasi, PT.
mencapai tujuan dan sasaran KWMB belum menempatkan
program K3 serta personel yang mempunyai kualifikasi
mendokumentasikannya. yang dibutuhkan seperti Ahli K3,
Berdasarkan hasil wawancara serta perusahaan juga belum
diketahui bahwa dalam penetapan mempunyai prosedur
tujuan dan sasaran K3 perusahaan pendokumentasian dan pengendalian
belum melibatkan perwakilan dari dokumen.
tenaga kerja, ahli K3, dan organisasi Pada Permenaker No.
K3. Hal ini belum sesuai dengan 05/Men/1996 lampiran 1 poin 3.1.3
Permenaker No. 05/Men/1996 disebutkan bahwa semua pihak harus
lampiran 1 poin 2.3. berperan serta dalam penerapan dan
5.4.1 Perencanaan Identifikasi pengembangan SMK3. PT KWMB
Bahaya, Penilaian, dan belum memastikan bahwa setiap
Pengendaliannya dokumen tanggung jawab dan
Berdasarkan hasil wawancara tanggung gugat serta wewenang telah
peneliti mendapat keterangan bahwa dikomunikasikan dengan baik
perusahaan tidak mempunyai kepada setiap tingkatan manajemen.
prosedur dalam mengidentifikasi Perusahaan juga belum rutin
bahaya, penilaian dan melakukan meeting baik yang
pengendaliannya. Hal ini didukung harian, mingguan sebagai sarana
juga dengan belum ditemukanya konsultasi dan komunikasi masalah
dokumen-dokumen prosedur tersebut K3. Hal ini belum sesuai dengan
di perusahaan. Permenaker No. 05/Men/1996
Permenaker No. lampiran 1 poin 2.3.
05/Men/1996 lampiran 1 poin 2
menerangkan bahwa perusahaan 5.5.2 Kegiatan Pendukung
harus menetapkan dan memelihara Berdasarkan Permenaker No.
prosedur identifikasi, penilaian dan 05/Men/1996 lampiran 1 bahwa
pengendalian resiko. Usaha untuk pelaporan dilakukan tepat waktu.
mencegah terjadinya kecelakaan Hal ini cenderung belum sesuai
kerja akan lebih berhasil apabila dengan prosedur pelaporan yang ada
pihak manajemen menyingkirkan di PT. KWMB karena perusahaan
masalah-masalah yang ada pada belum menjalankan sistem
perusahaan sedini mungkin. pelaporan tersebut.
Permenaker No.
5.5 Penerapan 05/Men/1996 lampiran 1 poin 3.2.3
5.5.1 Jaminan Kemampuan dan 3.2.4 menjelaskan bahwa
Permenaker No. 05/Men/1996 perusahaan harus mengatur dan
lampiran 1 disebutkan bahwa dalam memelihara kumpulan ringkasan
mencapai penerapan SMK3 yang pendokumentasian. PT. KWMB
baik perusahaan harus menunjuk belum mempunyai Rencana
personel yang mempunyai Keselamatan Proyek yang

19
merupakan dokumen penghubung bagi sektor usaha atau pekerjaan
antara perusahaan, peraturan dan tertentu. Keputusan Menteri telah
kebutuhan proyek secara spesifik. menetapkan 8 jam kerja untuk 5 hari
PT KWMB juga belum mempunyai kerja dalam seminggu, untuk waktu
prosedur untuk jaminan kualitas kerja PT. KWMB adalah 8 jam
untuk mengidentifikasi sistem kerja. Berdasarkan hasil wawancara
dokumentasi. pada para pekerja diperoleh
5.5.3 Identifikasi Sumber keterangan bahwa mereka tidak
Bahaya, Penilaian, dan keberatan dengan pembagian shift
Pengendaliannya kerja .
Hasil wawancara menunjukan, Permenaker No.
dalam penerapannya, para pekerja 05/Men/1996 lampiran 1 point 3.3.8
PT. KWMB belum dilatih untuk menjelaskan bahwa perusahaan
mengidentifikasi, menilai, dan hasrus memiliki prosedur untuk
mengendalikannya. Usaha untuk menghadapi keadaan darurat atau
mencegah terjadinya kecelakaan bencana, yang diuji secara berkala
kerja akan lebih berhasil apabila untuk mengetahui keadaan pada saat
pihak manajemen menyingkirkan kejadian yang sebenarnya.
masalah-masalah yang ada pada Berdasarkan hasil wawancara,
perusahaan sedini mungkin. diperoleh informasi bahwa PT.
Pengendalian administratif KWMB belum mempunyai prosedur
yang berhubungan dengan waktu dalam menghadapi keadaan darurat.
kerja telah ditentukan pada Undang- Perusahaan juga belum
undang No. 13 tahun 2003 tentang melaksanakan pelatihan-pelatihan
Ketenagakerjaan pasal 77 ayat 2 untuk menghadapi kondisi darurat.
menyebutkan ketentuan 8 (delapan) Rencana tindak darurat
jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu mencakup petunjuk untuk
untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. memperkecil kemungkinan
Pengaturan jam kerja di PT. KWMB timbulnya hal-hal yang tidak
termasuk dalam 5 hari kerja dalam 1 diinginkan melalui deteksi dini,
minggu dan khususnya bagi peringatan, tindakan
karyawan produksi, terbagi atas 4 penanggulangan, prosedur evakuasi,
kelompok yang bertugas sebanyak 2 serta komunikasi darurat (Litbang
kali setiap minggunya, dimana PU, 2005).
masing-masing kelompok bekerja
dimulai pukul 09.00-17.00, 8 jam 5.6 Pengukuran dan Evaluasi
kerja kerja termasuk 1 jam istirahat 5.6.1 Inspeksi dan Pengujian
makan dan coffee break. Sedangkan Hasil penelitian menunjukkan
untuk bagian administrasi dan pelaksanaan pengukuran dan
security bekerja dimulai pukul evaluasi PT. KWMB belum sesuai
09.00-17.00, 8 jam kerja kerja dengan ketentuan yang berlaku.
termasuk 1 jam istirahat makan dan Dimana di perusahaan belum ada
coffee break dalam 5 hari kerja pelaksanaan inspeksi K3. Perusahaan
setiap minggunya. juga belum mempunyai prosedur
Undang-undang No. 13 inspeksi yang terencana. Yang
tahun 2003 pada Pasal 77 ayat (3) kesemuanya itu dilatarbelakangi
juga disebutkan ketentuan waktu belum menempatkan personel yang
kerja pada ayat (2) tidak berlaku mempunyai kualifikasi yang

20
dibutuhkan seperti Ahli K3 di BAB VI. PENUTUP
perusahaan.
5.5.2 Audit SMK3 6.1 Kesimpulan
Berdasarkan Permenaker NO. Berdasarkan hasil penelitian, maka
05/Men/1996 Pasal 12 Bab IV, dapat disimpulkan bahwa:
dalam rangka menilai semua potensi 1. Komitmen dan kebijakan di PT
bahaya potensial dalam sistem KWM Bitung belum berdasarkan
kegiatan operasi perusahaan, Permenaker No. 05/Men/1996
perusahaan perlu melakukan audit Lampiran 1 Poin 1 dimana dalam
SMK3 yaitu pemeriksaan secara hal ini perusahaan belum
sistematik dan independen, untuk menempatkan organisasi K3.
menentukan suatu kegiatan dan hasil- Adapun bentuk komitmen dan
hasil yang berkaitan dengan kebijakan K3 yang sudah
pengaturan yang direncanakan, dan dilakukan perusahaan dalam
dilaksanakan secara efektif dan perlindungan keselamatan para
cocok untuk mencapai kebijakan dan pekerja berupa pengadaan APD
tujuan perusahaan. sebagai upaya teknis pencegahan
Hasil penelitian menunjukan kecelakaan kerja di perusahaan.
bahwa belum pernah dijalankannya 2. Perencanaan K3 di PT Kerismas
Audit SMK3 di PT. KWMB baik Witikco Makmur Bitung belum
secara internal yaitu dilakukan oleh sesuai dengan Permenaker No.
pihak perusahaan itu sendiri dalam 05/Men/1996 Lampiran 1 Poin 2
menilai efektifitas penerapan SMK3 dimana dalam hal ini perusahaan
maupun secara eksternal yaitu belum menetapkan tujuan dan
Dilaksanakan oleh personil yang sasaran program K3 yang
independen terhadap bagian yang di terdokumentasikan.
audit, sehingga didapat hasil yang 3. Penerapan SMK3 diperusahaan
obyektip. belum berdasarkan Permenaker
No. 05/Men/1996. Dimana
5.6 Tinjauan Ulang perusahaan belum menempatkan
Berdasarkan hasil penelitian kualifikasi tenaga K3 di
diketahui bahwa pelaksanaan perusahaan, perusahaan juga
tinjauan ulang di PT. KWMB belum belum memiliki prosedur
berdasarkan Permenaker NO. terdokumentasi dalam hal
05/Men/1996 dimana perusahaan pelatihan peningkatan skil
belum menjalankan proses karyawan, serta mekanisme
peninjauan ulang terhadap program pelaporan insiden K3 yang juga
K3 yang sudah dijalankan seperti belum memiliki prosedur yang
pengadaan APD, dari hasil observasi terdokumentasikan.
serta dokumentasi tidak di temukan 4. Pengukuran dan evaluasi SMK3
adanya dokumen mengenai kegiatan di perusahaan belum berdasarkan
tinjauan ulang yang pernah dilakukan Permenaker NO. 05/Men/1996
oleh perusahaan terhadap program atau dalam hal ini belum nampak
pengadaan APD tersebut. dalam bentuk suatu pernyataan
atau surat komitmen dan
dokumen tentang pengukuran
dan evaluasi mengenai SMK3 di
perusahaan.

21
5. Tinjauan ulang SMK3 di PT Sistem Manajemen
Kerismas Witikco Makmur Keselamatan dan Kesehatan
Bitung belum berdasarkan Kerja.
Permenaker NO. 05/Men/1996,
dimana perusahaan belum pernah PT. Jamsostek. 2013. Data kasus
melakukan Audit SMK3. kecelakaan kerja di sulut dan
di pt dari tahun 2007 sampai
6.2 Saran tanggal 24 april 201. PT.
Berdasarkan hasil pembahasan dan Jamsostek Cabang Bitung
kesimpulan yang diperoleh, maka
diajukan beberapa saran kepada Rahmat, P, S. 2009. Penelitian
perusahaan, yaitu : kualitatif. Jurnal. Equilibrum,
1. Perusahaan disarankan agar vol-5, no 9, Januari-Juni 2009;
menempatkan karyawan yang 1-8.
kompeten dibidang K3
berdasarkan Permenaker No. Sugiyono. 2009. Memahami
05/Men/1996 Lampiran 1 Poin 1. penelitian kualitatif. Alfabeta.
2. Para pekerja tetap maupun Bandung
karyawan disarankan untuk lebih
meningkatkan kesadaran akan Sumamur. 2009. Higiene
pentingnya K3 dan mematuhi Perusahaan dan Kesehatan
segala peraturannya. Kerja. Sagung Seto. Jakarta

DAFTAR PUSTAKA Sungkono D. (2012). Data PT


Jamsostek Tentang K3.
Azmi R. 2008. Penerapan Sistem http://www.data pt
Manajemen Keselamatan dan jamsostek.com (online).
Kesehatan Kerja oleh P2K3 diakses tanggal 15 agustus
untuk Meminimalkan 2012.
Kecelakaan kerja di PT Wijaya
Karya Beton Medan. Skripsi. Tarigan, Z. 2008. Analisis Sistem
Universitas Sumatera Utara. Manajemen Keselamatan
Medan Dan Kesehatan Kerja
Di Pabrik Kelapa Sawit
Budiono, A, M, Sugeng. 2008. (PKS) Tanjung Medan PTPN
Hiperkes & KK. Badan V Provinsi Riau. Tesis.
Penerbit Universitas Sekolah Pasca Sarjana
Diponegoro. Semarang. Universitas Sumatera Utara.
Medan
Kawatu, P, A, T. 2012. Bahan
Kuliah Kesehatan Undang-undang Republik Indonesia
Keselamatan Kerja. Nomor 13/Presiden Republik
Fakultas Kesehatan Indonesia/ 2003
Masyarakat. Universitas Sam Tentang Ketenagakerjaan.
Ratulangi. Manado.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja


Nomor 05/Men/1996 Tentang

22

Anda mungkin juga menyukai